• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jamur tiram

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Jamur tiram"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

a.1 Latar Belakang

Praktek Kerja Lapangan adalah salah satu bentuk emplementasi secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung didunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.

Tradisi mengkonsumsi jamur lebih dari 1.000 tahun yang lalu. Hampir

seluruh penduduk diberbagai belahan bumi ini pernah merasakan nikmatnya

masakan yang berasal dari jamur. Masyarakat di negara maju sudah mewajibkan

untuk mencantumkan jamur di dalam belanja bulanan mereka. Dengan demikian

kondisi ini menciptakan pasar internasional yang cukup besar (Suryawiria, 2002).

Masyarakat China telah mengenal jamur tiram sebagai bahan pangan sekitar

300 tahun yang lalu, meluas ke beberapa negara lain di Benua Asia, Eropa dan

bahkan Amerika. Tradisi masyarakat Cina sejak ratusan tahun lalu mempercayai

bahwa ramuan jamur sebagai bahan obat dan bahan makanan yang dapat

menyehatkan. Dengan makan jamur, seseorang akan terhindar dari penyakit.

Bahkan mereka percaya bahwa makan jamur dapat memperpanjang umur

(Suryawiria, 2002).

Penduduk Indonesia yang saat ini berjumlah lebih dari 230 juta, merupakan

pasar yang sangat besar untuk pemasaran jamur konsumsi. Apalagi, jika budaya

mengkonsumsi jamur bisa dikembangkan seperti di negara-negara maju yang masyarakatnya sudah sangat menggemari masakan dari jamur.

Jamur merupakan organisme pembusuk yang penting untuk menghancurkan

(2)

organisme maupun parasit pada organisme yang masih hidup. Berdasarkan sifat

hidupnya tersebut, jamur ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan

bagi manusia. Salah satu jamur yang menguntungkan bagi manusia adalah

jamur tiram (Pleurotus ostreatus).

Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) adalah salah satu jenis jamur kayu

yang banyak di komsumsi oleh masyarakat dengan gizi yang baik, didalamnya

terkandung 9 asam amino esensial dengan kadar protein 19-35%. Jadi jamur ini

dapat dijadikan sumber protein nabati di samping kacang-kacangan. Jenis

vitamin di dalam jamur adalah Vitamin B1, B2, niasin, biotin, dan vitamin C.selain

itu di dalamnya terdapat mineral K, P, Ca, Na, Mg, dan Cu. Jamur tiram putih

sudah banyak dikenal oleh konsumen sehingga telah memiliki pasar yang baik,

jamur tiram puth memiliki harga yang lebih terjangkau oleh konsumen. Jamur

tiram putih ini memiliki sifat menetralkan racun dan sat radio aktif dalam tanah.

Khasiat kesehatannya adalah menghentikan pendarahan dan mempercepat pengeringan luka pada permukaan tubuh, mencegah penyakit diabetes militus,

menambah vitalitas dan memperlancar buang air besar. Oleh karena itu, banyak

masyarakat yang mengkomsumsi jamur tiram putih ini.

Potensi jamur tiram sangat bagus, sehingga banyak dari penduduk yang

kemudian mulai membudidayakan jamur tiram putih ini. Media tanam yang

digunakan pada umumnya adalah serbuk kayu ( Misalnya kayu sengon), beras

jagung, dedak dan kapur pertanian. Pertumbuhan dan perkembangan jamur

sangat tergantung pada banyaknya nutrisi yang ada atau tersedia dalam media

yang dapat diserap dan digunakan oleh jamur.

(3)

pengolahan hasil. Kegiatan magang di CV. King Djamur Farm ini diharapkan mampu menambah pengetahuan, menggali potensi yang dimiliki mahasiswa dan dapat menjadi bekal kerja yang berguna bagi waktu mendatang menghadapi dunia kerja.

a.2 Tujuan

1. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam budidaya jamur tiram putih.

2. Mampu membuat bussines plan.

3. Mampu menjalankan usaha agribisnis dalam bidang jamur.

a.3 Manfaat

1. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam budidaya

jamur tiram putih.

2. Mahasiswa dapat membuat bussines plan.

(4)

BAB II

buah jamur ini menyerupai cangkang kerang, tudungnya halus, panjangnya 5-15

cm, bila muda berbentuk seperti kancing kemudian berkembang menjadi pipih

dan tangkainya sangat pendek berwarna putih.

2.1.1 Persiapan Penanaman Budidaya Jamur Tiram

Pada budidaya jamur tiram, jamur memperoleh nutrisi dari serbuk gergaji, dimana serbuk gergaji ini berfungsi sebagai media tempat tumbuh. Bahan serbuk gergaji yang baik dapat diperoleh dari bahan kayu keras karena serbuk gergaji kayu jenis tersebut sangat berpotensi dalam meningkatkan hasil panen. Dalam kayu keras mengandung selulose dalam jumlah banyak dimana solusose ini sangat dibutuhkan oleh jamur tiram. Beberapa jenis kayu keras yang bisa dimanfaatkan sebagai media tanam antara lain dari kayu sengon, kayu kampung, atau kayu mahoni. Serbuk gergaji sebagai media tumbuh jamur tiram dapat diperoleh dari tempat penggergajian kayu. Sebelum digunakan sebagai media, perlu dilakukan pengomposan terlebih dahulu pada serbuk gergaji agar dapat terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga tersedia serta mudah dicerna oleh jamur tiram. Proses pengomposan serbuk gergaji kayu ini dapat dilakukan dengan cara menutup serbuk gergaji kayu menggunakan plastik atau terpal selama kurang lebih 1 sampai 2 hari. Jika terjadi kenaikan suhu sekitar 50°C berarti pengomposan telah berlangsung baik. Media tanam jamur tiram sebenarnya tidak hanya berasal dari serbuk gergaji kayu saja, melainkan ada berbagai alternatif pilihan bahan sebagai pengganti serbuk kayu, antara lainnya dapat berasal dari berbagai macam ampas, seperti misalnya ampas kopi, ampas kertas, ampas tebu, atau ampas teh. Meskipun demikian, media yang baik untuk budidaya jamur tiram adalah serbuk gergaji kayu.

(5)

berakibat tumbuhnya jenis jamur lain yang tidak dikehendaki (terkontaminasi). Substrat dedak/bekatul atau tepung jagung sebenarnya berfungsi sama sehingga jika bahan yang dibutuhkan sulit diperoleh dapat dipilih salah satunya saja. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan dedak maupun tepung jagung memberikan kualitas hasil jamur tiram yang sama karena kandungan nutrisi kedua bahan tersebut hampir sama. Akan tetapi penggunaan dedak dirasa lebih efisien. Penggunaan dedak (bekatul) dapat menekan biaya produksi, selain harganya lebih murah juga mudah didapat karena selama ini dedak masih banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

Pemberian kapur (CaCo3) pada media selain berfungsi untuk mengatur keasaman media tanam juga berfungsi sebagai sumber mineral. Keasaman yang sebabkan oleh miselium jamur ini dapat dinetralisir oleh kalsium dalam kapur, sehingga pemberian kapur pada media tanam sangat diperlukan untuk mengoptimalkan hasil panen. Adapun komposisi media semai jamur tiram terdiri dari serbuk gergaji 100 kg; tepung jagung 10 kg; dedak halus atau bekatul 10kg; kompos 0,5kg; kapur (CaCo3) 0,5kg; serta air 50-60%. Media tanam kemudian diletakkan dalam kantong plastik bening tanah panas (PE 0,002) berukuran 20cm x 30cm.

Setelah media tanam siap diisi media, langkah selanjutnya sebelum melakukan penanaman bibit jamur tiram, perlu dilakukan sterilisasi bahan maupun sterilisasi baglog. Mengingat budidaya jamur tiram sangat rentan akan serangan hama penyakit sehingga sterilisasi mutlak diperhatikan oleh pelaku usaha budidaya jamur. Hal terburuk, serangan hama penyakit yang tidak terkendali dapat menggagalkan panen.

2.1.2 Sterilisasi Bahan Dan Baglog Budidaya Jamur Tiram

a. Sterilisasi Baglog Menggunakan Autoclave atau Pemanas/Steamer

Sterilisasi baglog menggunakan autoclave atau pemanas/steamer membutuhkan waktu relatif sebentar, cukup selama 15 menit saja. Pemanasan cara ini dilakukan pada suhu 121°C. Caranya pun cukup mudah, baglog yang sudah siap serta sudah disteril bahan terlebih dahulu tentunya tinggal dimasukkan saja ke dalam autoclave. Keuntungan sterilisasi baglog menggunakan cara ini adalah dapat menghemat waktu, namun membutuhkan biaya tinggi untuk investasi alat. Meskipun demikian untuk budidaya jangka panjang serta berskinambungan justru akan lebih menguntungkan.

b. Sterilisasi Baglog Menggunakan Drum Minyak

(6)

cukup memanaskannya di atas kompor minyak atau api. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk proses pemanasan sekitar 8 jam.

2.1.3 Pendinginan

Setelah melakukan proses sterilisasi, baik sterilisasi bahan maupun sterilisasi baglog, langkah selanjutnya adalah proses pendinginan. Pada poses ini, baglog yang sudah disterilisasi tadi, yaitu selama 15 menit untuk sterilisasi menggunakan autoclave atau pemanas/steamer dan 8 jam untuk sterilisasi menggunakan drum, baglog harus didinginkan sebelum dilakukan penanaman. Pastikan baglog sudah menjadi dingin terlebih dahulu sebelum melakukan penanaman, baru setelah benar-benar dingin kemudian dilakukan penanaman bibit jamur tiram.

2.1.4 Persiapan Penanaman Jamur Tiram

Steril merupakan kunci utama keberhasilan budidaya, untuk itu kebersihan harus tetap terus dijaga serta lebih ditingkatkan. Persiapan sebelum melakukan penanaman jamur tiram terutama sekali adalah dalam hal kebersihan ini, baik kebersihan alat, tempat, maupun tenaga kerja. Tempat penanaman jamur tiram harus disterilisasi terlebih dahulu menggunakan disinfektan untuk mengurangi terjadinya kontaminasi yang tidak diinginkan sehingga budidaya jamur tiram semakin optimal. Alat yang akan digunakan untuk menanam juga harus disterilisasi menggunakan alkohol serta dipanaskan terlebih dahulu. Selain itu, tanaga kerja juga dianjurkan untuk memakai masker penutup terutama penutup hidung dan mulut sehingga kemungkinan terkontaminasi oleh bakteri (mikroorganisme pengganggu) melalui mulut maupun hidung tenaga kerja dapat diminimalisir.

2.1.5 Penanaman Jamur Tiram

Penanaman jamur tiram dilakukan setelah semuanya dipastikan steril. Selama proses ini perlu diperhatikan suhu serta kelembaban udaranya. Suhu udara kondusif sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan miselium jamur tiram, suhu yang dibutuhkan berkisar antara 23-28°C, dengan suhu udara optimun pada 25°C. Siram lantai menggunakan air atau semprot lokasi menggunakan tangki sprayer jika cuaca terlalu terik dan berangin. Hal ini dilakukan untuk menurunkan suhu udara pada kisaran suhu ideal. Atur juga sirkulasi udara pada tempat budidaya jamur agar jamur tiram tetap mendapatkan udara segar. Tutup sebagian lubang sirkulasi udara jika angin sedang bertiup kencang. Pastikan kondisi lingkungan tetap kondusif untuk menopang pertumbuhan jamur tiram.

2.1.6 Pemeliharaan Jamur Tiram

(7)

media maupun tempat sudah disterilisisai, namun hama penyakit pasti selalu datang di setiap fase. Untuk mengoptimalkan hasil produksi, meminimalisir resiko serta mengendalikan hama penyakit adalah langkah-langkah paling tepat.

2.1.7 Panen Jamur Tiram

Kegiatan ini merupakan hasil akhir dari proses budidaya yang sangat dinanti-nantikan oleh para petani. Mereka bisa tersenyum senang manakala hasil budidaya jamur tiram menuai keberhasilan, sebaliknya bahkan bisa menangis penuh kesedihan manakala hasil panen jamur tiram tak sesuai harapan. Pemanenan jamur tiram ini dilakukan secara bertahap. Pada prinsipnya, jamur tiram siap panen sudah berukuran cukup besar dengan tepi meruncing tetapi belum mekar penuh (belum pecah). Namun, dapat juga disesuaikan dengan permintaan pasar. Panen biasanya dilakukan saat berumur 40 hari setelah pembibitan. Pada kondisi ini, tubuh jamur tiram sudah berkembang maksimal, berkisar antara 3 mingguan dari saat buah jamur terbentuk.

2.2 Pengertian Agribisnis Pertanian

Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir sektor pangan (food supply chain). Dengan kata lain, Agribisnis adalah cara pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan. Agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran. Dalam konteks manajemen agribisnis, setiap elemen dalam produksi dan distribusi pertanian adalah sebagai aktivitas agribisnis. Istilah "agribisnis atau agribusiness (Inggris), yang merupakan gabungan dari agriculture (pertanian) dan business (bisnis). Dalam bahasa Indonesia dikenal pula Agrobisnis. Objek agribisnis dapat berupa tumbuhan, hewan, ataupun organisme lainnya.

Sistem agribisnis merupakan totalitas atau kesatuan kinerja agribisnis yang terdiri dari subsistem agribisnis hulu yang berupa kegiatan ekonomi input produksi, informasi, dan teknologi; subsistem usahatani, yaitu kegiatan produksi pertanian primer tanaman dan hewan; subsistem agribisnis pengolahan (manufaktur), subsistem pemasaran; dan subsistem penunjang, yaitu dukungan sarana dan prasarana serta lingkungan yanng kondusif bagi pengembangan agribisnis.

(8)

agrokimia (pupuk, pestisida, obat/ vaksin ternak) dan industri agro-otomotif (mesin dan peralatan pertanian) serta industri pendukungnya.

b. Sub-Sistem Usaha Tani (On-Farm Agribusiness) yakni kegiatan yang menggunakan barang barang modal dan sumberdaya alam untuk menghasilkan komoditas pertanian primer. Termasuk dalam hal ini adalah usaha tani tanaman pangan dan hortikultura, usaha tani tanaman obat obatan, usaha tani perkebunan, dan usaha tani peternakan, usaha perikanan dan usaha kehutanan.

c. Sub-Sistem Pengolahan (Down-Stream Agribusiness) yakni industri yang mengolah komoditas pertanian primer (agroindustri) menjadi produk olahan baik produk antara (intermediate product) maupun produk akhir (finish product). Termasuk di dalamnya industri makanan, industri minuman, industri barang barang serat alam (barang barang karet, plywood, pulp, kertas, bahan-bahan bangunan terbuat kayu, rayon, benang dari kapas/sutera, barang-barang kulit, tali dan karung goni), industri biofarmaka dan industri agro wisata dan estetika.

d. Sub-Sistem Pemasaran yakni kegiatan kegiatan untuk memperlancar pemasaran komoditas pertanian baik segar maupun olahan di dalam dan di luar negeri. Termasuk di dalamnya adalah kegiatan distribusi untuk memperlancar arus komoditi dari sentra produksi ke sentra konsumsi, promosi, informasi pasar, serta intelijen pasar(market intelligence).

(9)
(10)

BAB III

METODE PELAKSANAAN 3.1 Waktu dan Tempat

3.1.1. Waktu

Berdasarkan kalender akademik Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Malang, tahun ajaran 2016/1017 praktik kerja lapang I dimulai pada tanggal 1 maret 2017 – 31 maret 2017.

3.1.2. Tempat

Praktik kerja lapang akan dilaksanakan di Perusahaan CV. King Djamur Farm yang beralamatkan di Desa Turi, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo.

3.2 Jenis kegiatan

Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan pada Praktek Kerja Lapang (PKL) I meliputi :

3.2.1 Melakukan Identifikasi Lokasi PKL

Sebelum melakukan kegiatan PKL maka perlu adanya identifikasi lokasi apakah lokasi yang akan ditempati dalam melakukan kegiatan PKL itu telah sesuai atau belum. Serta perusahaan tersebut telah memiliki ijin SUIP atau belum.

3.2.2 Melakukan Pengumpulan Data Profil Usaha.

Pengumpulan data profil usaha bertujuan untuk mengetahui usaha yang mereka jalankan. Biasanya jika suatu usaha yang sudah bergerak sejak lama dan memiliki skala usaha yang sudah besar pasti akan memiliki Rencana Pengembangan Usaha, dari rencana tersebutlah kita bisa mendapatkan profil usaha.

3.2.3 Menyusun Proposal Kegiatan

Setelah semua data yang dibutuhkan sudah cukup, maka perlu dibuat suatu propsal kegiatan untuk mengetahui prosedur magang. Semua isi yang ada dalam proposal harus jelas agar pihak yang akan diajukan atau penerima bisa mengetahui jelas maksud dan tujuan kita. 3.2.4 Melakukan Magang pada Bidang/kegiatan Usaha Budidaya Jamur

Tiram.

Ketika telah diterima oleh pihak dari tempat magang maka akan dilakukan kegiatan PKL yang mana mengenai teknis kegiatan pekerjaan diatur oleh pihak yang ditempati magang. Akan tetapi perlu juga memerhatikan apa saja target yang akan dicapai, oleh karan itu perlunya penggalian data yang banyak serta memahami semua teknis cara budidaya jamur tiram yang baik.

(11)

Seiring dengan berjalannya waktu dilokasi tempat magang maka setidaknya sudah memiliki ide untuk menetapkan judul bissnisplan yang mana judul dari bissnisplan berkaitan dengan tempat magang, baik itu dari pembibitan, budidaya hingga pengolahan hasil jamur tiram.

3.2.6 Menyusun laporan PKL

Setelah melakukan PKL , mahasiswa diwajibkan membuat laporan PKL I dengan bimbingan dosen. Konsultasi mahasiswa kepada pembimbing internal dan eksternal dilakukan di lokasi PKL dan di kampus STPP Malang.

3.3 Bentuk kegiatan 3.3.1 Pengamatan

Observasi yang dilakukan berupa pengumpulan data yang diamati secara langsung saat mahasiswa berada di lokasi.

3.3.2 Wawancara

Wawancara dilakukan oleh mahasiswa bersama narasumber dilapangan seperti pembimbing ekstrernal, pemilik usaha, maupun karyawan yang terlibat dalam usaha tersebut. wawancara ditujukan untuk pembuatan Business Plan dan agar memperoleh informasi akurat. Untuk pertanyaan yang diajukan berupa deskripsi produk, analisis pasar, perencanaan keuangan, dan pengorganisasian.

3.3.3 Diskusi

Diskusi dilakukan mahasiswa pada saat melakukan PKL 1, diskusi dilakukan bersama dengan pembimbing internal maupun pembimbing eksternal yang bertujuan untuk membahas tentang kegiatan PKL 1 maupun permasalahan-permasalahan apa yang dihadapi pada saat melakukan PKL 1 dan agar permasalahan dapat segera diberikan solusi.

3.4 Jenis Data

3.4.1 Penggalian Data Primer dan Data Skunder

(12)

jamur tiram dan pengolahan hasil budidaya jamur tiram, yang mana akan menjadi penunjang dari data skunder nantinya.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 1970.

http://www.organisasi.org / 1970 / 01 /isi-kandungan-gizi-beras-jagung-komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html.

Tanggal akses 11 Januari 2017 2008 / 22:18 WIB.

__________.2001. Redaksi Trubus (2001 : 42). Tanggal akses 12 Februari 2017 2008/22:18 WIB.

__________.2007. htpp://www.sedap-sekejap.com. Tanggal akses 2 Februari 2017 2008 / 22:18 WIB.

__________.2007. htpp://library.gunadarma.ac.id. Tanggal akses 5 Februari 2017 2008 / 20:18 WIB.

__________.2009.

https://bisnisjamur.wordpress.com/ 2009 / 08 /22/bahan-bahan-baku-media-tanam-jamur-tiram/ Tanggal akses 10 Januari 2017 2008 / 22:18 WIB

__________.2009. www. disnak.jabarprov.go.id/ ... .../ METODE %20 PENYUL UHAN %20 PERTANIAN .doc. Tanggal akses 10 Februari 2017 / 18:05 WIB.

__________.2014. htpp://ejournal.unesa.ac.id/index.php/lenterabio.LenteraBio Vol. 3 No. 3 (2014 : 255-260) Tanggal akses 10 Februari 2017 2008/22:18 WIB.

Ahmad.M..S.2009.

http://nasrulloh-one.blogspot.com/2009/06/teknik-evaluasi-dan-pelaporan-kegiatan.html Tanggal akses 9 / 02

/ 17 19.45WIB

Daniel, M. dkk. 2005. PRA Participatory Rural Appraisal Pendekatan Efektif Mendukung Penerapan Penyuluhan Partisipatif Dalam

Upaya Percepatan Pembangunan Pertanian. Jakarta: Bumi

Aksara.

(14)

Kartono. 2008. httpronggolawe13.blogspot.com200801pengertian-penyuluhan-pertanian.html Tanggal akses 7 Juli 2009 / 18.00 WIB.

Suriawiria. 2002. Budi Daya Jamur Tiram. Yogyakarta: Kanisius

Suprapto, T. dan Fahrianoor. 2004. Komunikasi Penyuluhan Dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran.

UU RI No 16 tahun 2006. Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan

Kehutanan. Departemen Pertanian. Jakarta.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Guru meminta semua peserta didik yang ada dalam kelompok untuk memperhatikan tampilan keseharian yang berkaitan dengan antar ruang dan interaksi antar ruang melalui

Oleh karena itu penulis akan melihat perbandingan antara kedua media online tersebut terkait pemberitaan tentang kasus kekerasan seksual terhadap anak yang dilakukan Emon periode

NO NAMA NIP UNIT ORGANISASI UNIT KERJA KET..

Menggunakan, mengungkapkan, menyediakan data/informasi mengenai saya/kami yang diperoleh dan dikumpulkan oleh Manulife atau afiliasinya kepada pihak yang berkepentingan (termasuk

(2) Pemegang IUP Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, yang telah mendapat persetujuan penggunaan wilayah di luar WIUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 dan Pasal 53 wajib

Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah 15 L susu sapi segar yang dibeli pada beberapa peternak atau outlet di daerah Medan Sunggal.. Penelitian ini menggunakan metode

Untuk mencapai tujuan tersebut selanjutnya dilakukan pentahapan pekerjaan meliputi (1) pengumpulan data dan kompilasi data sekunder Bank Papua cabang Manokwari, (2)

Setelah dilakukan kajian secara mendalam, hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pendidik menurut al-Qur’an surat Ar-Rahman ayat 1-10 dalam tafsir al-Misbah dan