• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRINSIP DALAM EVALUASI PROGRAM DIKLAT.do

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PRINSIP DALAM EVALUASI PROGRAM DIKLAT.do"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PRINSIP DALAM EVALUASI PROGRAM DIKLAT Andi Pratama, Dini Aris Setyanti, Gian Perdana Saka I., Nur Karim

Program Studi S1 Teknologi Pendidikan Fakultas Pendidikan

gianperdana14@gmail.com

Ence Surahman, S.Pd., M.Pd dan Dr. Sulthoni, M.Pd

A. Pendahuluan

Evaluasi merupakan upaya untuk mengetahui tentang jalannya sebuah program, apakah berjalan sesuai standar dan mencapai tujuannya dengan baik atau justru berseberangan dengan rancangan dan tidak mencapai tujuan program tersebut (Nugraha, 2014). Kaitannya dengan pelatihan, evaluasi juga merupakan hal yang penting. Evaluasi memberikan kepastian tentang berhasil atau gagalnya kegiatan pelatihan yang dilaksanakan. Kajian evaluasi dalam pelatihan pada umumnya selalu berorientasi pada aspek keberhasilan pelatihan. Hasilnya jelas untuk menunjukkan prestasi dan prestise penyelenggaraan pelatihan.

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui prinsip dalam evaluasi program diklat yang dapat meningkatkan efektifitas dari pelaksanaan evaluasi. Manfaat dari penulisan makalah ini menunjukkan bahwa evaluasi dalam program diklat adalah untuk mencapai tujuan dari organisasi apakah berhasil atau tidak dalam penyelenggaraan program diklat. Metode penyusunan pada makalah ini menggunakan metode pustaka yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet

B. Pembahasan

Evaluasi merupakan upaya untuk mengetahui tentang jalannya sebuah program, apakah berjalan sesuai standar dan mencapai tujuannya dengan baik atau justru berseberangan dengan rancangan dan tidak mencapai tujuan program tersebut (Nugraha, 2014). Kaitannya dengan pelatihan, evaluasi juga merupakan hal yang penting. Evaluasi memberikan kepastian tentang berhasil atau gagalnya kegiatan pelatihan yang dilaksanakan. Kajian evaluasi dalam pelatihan pada umumnya selalu berorientasi pada aspek keberhasilan pelatihan. Hasilnya jelas untuk menunjukkan prestasi dan prestise penyelenggaraan pelatihan.

Stufflebeam (1985) merumuskan “evaluation is the systematic assesment of the worth or merit of some object”. Definisi evaluasi ini lebih menekankan pada pemahaman evaluasi sebagai penilaian atas manfaat atau guna. Worthen dan Sanders (1973) mengemukakan bahwa: “Evaluation is the determination of the worth of a thing. It includes obtaining information for use in judging the wort of a program, product, procedure, or objective, or the potential utility of alternative approaches designed to attain specified objectives”.

(2)

program, efisiensi waktu penyelenggaraan program, dan tentunya seberapa jauh efektifnya program yang telah diselenggarakan. Evaluasi pelatihan menurut Kirkpatrick (1994) adalah untuk menentukan efektifitas dari suatu program pelatihan. Bukan hanya melakukan perbandingan kemampuan perserta sebelum dan sesudah pelatihan (pre dan pos tes).

Walaupun Kirkpatrick menempatkan evaluasi program diklat pada bagian akhir dari 10 tahapan proses diklat, evaluasi keberhasilan program diklat dimulai dari tahapan yang paling awal sekali. Bahkan proses evaluasi diklat sangat ditentukan oleh keberhasilan dari keseluruhan 9 tahapan yang terdahulu. Prinsip dari evaluasi diklat adalah melakukan evaluasi terhadap keseluruhan proses kegiatan diklat dari awal sampai pada akhirnya.

Sebagai contoh pada tahapan 1 menentukan kebutuhan. Maka evaluasi diklat untuk melakukan evaluasi tahapan pertama ini adalah mengevaluasi kembali apakah kebutuhan dari peserta pelatihan sudah sesuai dengan program pelatihan yang diberikan? Apakah kebutuhan dari manager atau instansi yang mengirimkan peserta pelatihan sudah dapat dipenuhi dalam program pelatihan ini?

Apakah kompetensi yang diajarkan dalam pelatihan telah sesuai dengan kebutuhan kompetensi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari? Demikian juga pada tahapan kedua – menetapkan tujuan pelatihan, evaluasi diklat termasuk evaluasi purna diklat harus mampu untuk mengevaluasi apakah penetapan tujuan pelatihan telah sesuai? Apakah tujuan pelatihan telah memperhatikan kebutuhan pelatihan?

Apakah tujuan pelatihan telah memperhatikan aspek kompetensi yang ingin dicapai? Apakah penetapan tujuan pelatihan telah memperhatikan komposisi dari KSA? Demikian seterusnya sampai pada tahapan evaluasi itu sendiri. Misalnya adalah apakah proses evaluasi selama pelaksanaan diklat telah mengukur kompetensi yang hendak dicapai? Apakah materi pelatihan telah dievaluasi secara memadai?

Bagaimana mengenai evaluasi peserta pelatihan? Mulai dari penetapan peserta sampai pada pencapaian pelaksanaan pelatihan? Terdapat 2 macam evaluasi yang dikenal secara luas yaitu evaluasi sumatif dan evaluasi formatif.

Evaluasi formatif merupakan metode yang menilai keberhasilan program saat dalam proses sedangkan evaluasi sumatif yaitu metode yang menilai keberhasilan program pada akhir proses, jadi berfokus pada dampak atau pasca pelatihan (Instructional System Development, 2004). Mengetahui sejauhmana pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah dimiliki para peserta sebelum diklat dilaksanakan dibandingkan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang disusun dalam program merupakan evaluasi pra diklat. Dapat mengetahui pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sebelum diklat tidak dimiliki oleh peserta setelah proses diklat selesai dapat dimiliki dengan baik oleh peserta merupakan evaluasi pasca diklat.

Penelitian Rusgianto (2002) menyimpulkan bahwa bentuk pelatihan perlu dievaluasi yang menyangkut revisi program dan keberhasilan program. Kaitannya pengimbasan ide-ide baru di lapangan seperti yang akan dilakukan oleh guru peserta lokakarya/pelatihan, Roger Schumacher mengkategorikan respon masyarakat ke dalam tiga kelompok: yaitu kelompok yang menerima secara langsung dan lawannya adalah kelompok yang menolak penuh. Kelompok yang ketiga berada di antara kedua kelompok ekstrim tersebut. Demikian pula halnya dengan kegiatan kemitraan beserta pengimbasannya terhadap guru lain di sekolah yang bersangkutan.

(3)

merupakan suatu hal yang mutlak, karena keterlibatan peserta diklat dalam evaluasi bukan alternatif, tapi kebutuhan mutlak, (e) koherensi, (f) Evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang telah dipelajari dan sesuai dengan ranah kemampuan peserta didik yang hendak diukur, (g) akuntabel, (h) Hasil evaluasi haruslah menjadi alat akuntabilitas atau bahan pertanggungjawaban bagi pihak yang berkepentingan seperti peserta diklat, organisasi, dan lainnya.

Adapun prinsip-prinsip dalam evaluasi dalam pembelajaran selama diklat juga harus diperhatikan. Berikut beberapa prinsip dalam evaluasi pembelajaran selama diklat yaitu: (a) Kepastian dan kejelasan, (b) Teknik evaluasi, (c) Komprehensif, (d) Kesadaran adanya kesalahan pengukuran, (e) Evaluasi adalah alat, bukan tujuan. Untuk lebih jelasnya berikut adalah penjelasan dari beberapa prinsip evaluasi dalam pembelajaran program diklat.

Kepastian dan kejelasan. dalam proses evaluasi maka kepastian dan kejelasan yang akan dievaluasi menduduki urutan pertama. Evaluasi akan dapat dilaksanakan apabila tujuan evaluasi tidak dirumuskan dulu secara jelas dalam. definisi yang operational.

Teknik evaluasi. Teknik evaluasi yang dipilih sesuai dengan tujuan evaluasi. Hendaklah diingat bahwa tidak ada teknik evaluasi yang cocok untuk semua keperluan dalam pendidikan. Tiap-tiap tujuan yang ingin dicapai dikembangkan teknik evaluasi tersendiri yang cocok dengan tujuan tersebut. Kecocokan antara tujuan evaluasi dan teknik yang digunakan perlu dijadikan pertimbangan utama.

Komprehensif, evaluasi yang komprehensif memerlukan tehnik bervariasi. Tidak adalah teknik evaluasi tunggal yang mampu mengukur tingkat kemampuan peserta diklat dalam belajar, meskipun hanya dalam satu pertemuan jam mata diklat. Sebab dalam kenyataannya tiap-tiap teknik evaluasi mempunyai keterbatasan-keterbatasan tersendiri.

Kesadaran adanya kesalahan pengukuran. Evaluator harus menyadari keterbatasan dan kelemahan dalam teknik evaluasi yang digunakan. Atas dasar kesadaran ini, maka dituntut untuk lebih hati-hati dalam kebijakan-kebijakan yang diambil setelah melaksanakan evaluasi. Evaluator menyadari bahwa dalam pengukuran yang dilaksanakan, hanya mengukur sebaglan (sampel) saja dari suatu kompleksitas yang seharusnya diukur, lagi pula pengukuran dilakukan hanya pada saat tertentu saja.

Evaluasi adalah alat, bukan tujuan. Evaluator menyadari sepenuhnya bahwa tiap-tiap teknik evaluasi digunakan sesuai dengan tujuan evaluasi. Hasil evaluasi yang diperoleh tanpa tujuan tertentu akan membuang waktu dan uang, bahkan merugikan peserta diklat. Maka dari itu yang perlu dirumuskan lebih dahulu ialah tujuan evaluasi, baru dari tujuan ini dikembangkan teknik yang akan digunakan dan selanjutnya disusun test sebagai alat evaluasi.

(4)

Prinsip dalam evaluasi harus berdasarkan dari bagaimana teknik evaluasi yang digunakan. Evaluasi program diklat yang mengacu pada prinsip evaluasi dapat meningkatkan kinerja yang akan datang. Karena evaluasi dilakukan sebelum dan sesudah program diklat tersebut diselenggarakan.

Ketika proses evaluasi telah dilakukan dengan penerapan teknik evaluasi yang sudah sempurna. Namun apabila tidak dipadukan dengan prinsip-prinsip penunjangnya maka hasil evaluasi akan kurang dari yang diharapkan. Hasil dari evaluasi akan menjadi ujung dari sebuah penyelenggaraan program diklat.

C. Penutup

Kesimpulan dalam makalah ini adalah bahwa ketika proses evaluasi telah dilakukan dengan penerapan teknik evaluasi yang sudah sempurna. Namun apabila tidak dipadukan dengan prinsip-prinsip penunjangnya maka hasil evaluasi akan kurang dari yang diharapkan. Hasil dari evaluasi akan menjadi ujung dari sebuah penyelenggaraan program diklat.

Saran bagi pembaca, jika dalam menentukan teknik atau model evaluasi untuk program diklat agar melihat prinsip apa saja dalam evaluasi program diklat. Agar terlaksananya program diklat berjalan sesuai tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi maupun perusahaan.

Daftar pustaka:

Aminah, Hania. (2015). Model Evaluasi Kirikpatrick dan Aplikasinya Dalam Pelaksanaan Pelatihan (Level Reaksi Dan Pembelajaran) Di Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Perum Jakarta (Jurnal). Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta

Bagiyono. (2012). Evaluasi Pelatihan Teknik Mengajar Berdasarkan Model Empat Level Evaluasi Pelatihan Kirkpatrick (Seminar Nasional VIII, SDM Teknologi Nuklir). Yogyakarta : ISSN 1978-0176

Https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/33144325/evaluasi_2.pdf?

AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1517841340&Signatur

e=fXTIJ1kDBWOAcKJPVcYnVG%2FcGtY%3D&response-content-disposition=inline%3B%20filename%3DEvaluasi_2.pdf. Diambil pada tanggal 4 Februari 2018

https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/33144325/evaluasi_2.pdf?

AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1517841340&Signatur

e=fXTIJ1kDBWOAcKJPVcYnVG%2FcGtY%3D&response-content-disposition=inline%3B%20filename%3DEvaluasi_2.pdf. Diambil pada tanggal 4 Februari 2018

Kirkpatrick, D.L. & Kirkpatrick, J.D. (2008). Evaluating Training Programs (Third edition PDF e-book ISBN 978-1-57675-796-3). San Fransisco: Berrett-Koehler Publisher. Kurnia, Yeni. (2015). Analisis Efektivitas Model Evaluasi Program Pelatihan di Business

Administration Academy Telkom Corporate University (Skripsi). Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

spermatofor terbanyak ditemukan pada fase maturasi di mana induk yang diinjeksi sGnRH-a 0,2 mL/kg bobot udang lebih tinggi yaitu 58,3% sedangkan pada ablasi sebanyak 50%,

b Pasar tradisional memberikan harga yang dapat dibeli oleh konsumen dengan pendapatan rendah.. c Pasar tradisional memberikan harga yang

Keluarga Halauw warga jemaat sektor pelayanan 3 menghaturkan terima kasih kepada Pendeta, Majelis dan Jemaat atas doa, perhatian dukungan moril dan materiil yang telah diberikan

Dari transaksi transaksi tersebut kemudian dapat dihasilkan laporan-laporan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan produksi sesuai dengan kebutuhan

Melakukan proses overbooking bagi hasil deposito mudharabah dengan memasukkan bagi hasil yang akan dibagikan ke dalam rekening titipan, atau ditambahkan ke pokok deposito

Walaupun jumlah peribahasa berkaitan dengan perpaduan yang terkandung dalam buku teks Bahasa Malaysia tingkatan empat dan lima ini adalah terbatas, ia... adalah

Lebih parah lagi, kemalangan Rara tersebut digunakan sebagai pelajaran yang bisa dipetik bagi keluarga Aldo, bahwa mereka harus bersyukur atas semua yang mereka punya (harta

Setiap mahasiswa program kependidikan Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang telah menempuh sejumlah mata kuliah, pada akhirnya akan menjalani progam praktik