• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMETASI AUGEMENTED REALITY PADA KATALOG SEPATU BERBASIS ANDROID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMETASI AUGEMENTED REALITY PADA KATALOG SEPATU BERBASIS ANDROID"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMETASI AUGEMENTED REALITY

PADA KATALOG SEPATU

BERBASIS ANDROID

Dion Abraham

1

, Mufida Khairani, ST, M.Kom

2

, Yessy Fitri

Annisah, ST, M.Kom

3

Prodi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan

JL.HM Jhoni No.70 Medan, Indonesia

1

dionabraham@rocketmail.com

Abstrak

Augmented Reality (AR) merupakan penggabungan antara dunia maya (virtual) dan dunia nyata (real) yang dibuat dan ditampilkan melalui perangkat kamera secara langsung (real time). AR dapat diterapkan diberbagai bidang keilmuan, diantaranya bidang kedokteran, pembelajaran, periklanan, militer, serta dunia hiburan. Dalam dunia marketing AR dapat memberikan efek interaktif, sehingga lebih menarik perhatian dan meningkatkan rasa penasaran. Salah satu penerapan AR dalam dunia periklanan adalah melalui media Katalog Sepatu, sehingga dapat menjadi media promosi yang lebih interaktif untuk calon customer yang diterapkan pada smartphone berbasis Android. Aplikasi dirancang menggunakan metode Natural Features Tracking yang telah diterapkan oleh Vuforia QCAR, sehingga aplikasi dapat bersifat multimarker, multiobject serta changecolour dan mudah untuk terdeteksi oleh sistem. Augmented Reality pada media katalog sepatu ini dibuat dengan menggunakan dua aplikasi, yaitu Blender sebagai pemodelan tiga dimensi objek dan warna tekstur objek sepatu, dan Unity dengan bahasa pemrograman C# sebagai game engine pembuat aplikasi AR berbasis Android-nya.

Kata Kunci: Augmented Reality, Katalog, Unity, Natural Features Tracking, Vuforia SDK,

Multiobject, Multimarker, Changecolour

.

Abstract

Augmented Reality (AR) is a connection between virttual and real which is made through direct camera equipment (real time). AR can be applied for many kinds of science fields such as in Medical science, Teaching-learning process, Advertising, Military even in Entertainment. In marketing field, AR may create interactive effect, therefore, it will be more attractive and improve someone’s curiosity. One of the AR application in advertising field is through shoes catalogue media which can be more interactive media to promote for candidat customers which is applied in smartphone based Android. The application is designed by using Natural Features Tracking method which has been applied by Vuforia QCAR, that is why the apllication can be multimarker, multiobject, changecolour and easy to detect by system. Augmented Reality for the shoes catalogue media is creted in two application, Blender as modelling of three dimension and the texture of the object (shoes), and Unity with the C# coding as game engine to create the AR application based on its Android.

Key word: Augmented Reality, Katalog, Unity, Natural Features Tracking, Vuforia SDK, Multiobject, Multimarker, Changecolour.

1. Pendahuluan

Era teknologi saat ini, telah banyak cara untuk melakukan berbagai jenis periklanan dan promosi dagang seperti melalui cara media cetak, eletronik, bahkan tidak jarang menggunakan karya seni yang membuat seolah-olah iklan dan promosi berbentuk nyata. Perkembangan

ilmu pengetahuan teknologi yang

semakin meningkat diseluruh dunia yang

memiliki peranan penting dalam

berbagai bidang, salah satunya dalam

bidang perdagangan dan perekonomian.

Dengan adanya ilmu pengetahuan

teknologi dapat membantu manusia

untuk mempermudah pekerjaan,

terutama untuk para pengusaha. Dalam bidang perdagangan, manusia diberikan informasi untuk melancarkan suatu usaha dan memproduksi barang yang akan di jual kepada masyarakat, banyak kendala yang dialami oleh manusia dalam

memesan barang ataupun memilih

(2)

telah menampilkan beberapa hasil yang dapat menunjang kekreatifitasan dalam

mempromosikan produk seperti flash

animation, visual effect, 3d animation, virtual reality dan augmented reality.

Katalog merupakan alat publikasi yang digunakan oleh perusahaan sebagai cara untuk mempromosikan barang yang berisi informasi yang lengkap tentang barang yang diproduksi oleh perusahaan. Terdapat dua jenis katalog yang dikenal masyarakat era ini, katalog manual dan katalog digital. Banyaknya keluhan yang

dilontarkan oleh masyarakat jika

membeli barang melalui katalog manual, selain tidak bisa melihat secara langsung barang yang akan dibeli, calon pembeli tidak bisa secara bebas memilih warna yang diinginkan dan hanya diwakili oleh satu foto saja. Dari kelemahan katalog manual perusahaan beralih ke katalog digital. Katalog digital berisi informasi barang yang lebih akurat mulai dari merk, warna, bahan, ukuran, serta beberapa foto dari sudut pandang yang

berbeda. Akses yang mudah dan

publikasi produk secara global dapat menguntungkan perusahaan[4].

2 Metodologi Peneliatian

Beberapa metode yang diterapkan pada penelitan tugas akhir ini adalah sebagai berikut yaitu:

1. Studi Literatur

Tahap ini dilakukan dengan

mencari, menggali, dan

mempelajari informasi yang

berhubungan dengan skripsi ini. Informasi ini didapat melalui buku-buku referensi atau sumber-sumber yang berkaitan dengan skripsi ini, baik dari text book maupun dari internet.

2. Analisis Sistem

Pada tahap ini dilakukan analisi terhadap masalah, proses, cara kerja, dan solusi dalam Augmented Reality, Blender, Unity dan Vuforia SDK.

3. Perancangan Sistem

Dalam tahap ini dilakukan

perancangan untuk menyelesaikan masalah yang ditemukan pada tahap analisis, dan tahap ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

a. Desain Model 3D

Dalam tahap ini dilakukan pembuatan model tiga dimensi

beberapa contoh sepatu yang

menggunakan aplikasi

pembuatan 3D Blender.

b. Desain Augmented Reality

Dalam tahap ini dilakukan pengnaturan sistem augmented reality, meliputi sisi objek,

ukuran objek, posisi marker,

rotasi objek, menu navigasi, dan menu help

c. Desain Form Interface

Dalam tahap ini dilakukan proses untuk menentukan alur dari proses dan model tampilan awal serta halaman-halaman lainnya, yang bertujuan untuk memberikan tampilan aplikasi yang menarik dan user friendly,

dengan memanfaatkan tools

yang ada pada Unity. Pada tahap ini juga dibangun button

sebagai navigasi dan juga

pilihan untuk memudahkan

pengguna aplikasi serta menu

help untuk memberitahukan cara penggunaan aplikasi yang baik.

4. Implementasi Program (Coding)

Pada tahap ini Augmented Reality diimplementasikan sebagai aplikasi untuk memunculkan objek sepatu 3D dari marker yang berupa lembaran katalog.

5. Pengujian

Dilakukan pengujian terhadap

keberhasilan proses memunculkan objek 3 dimensi sepatu dari hasil pelacakan marker.

6. Pembuatan Laporan

Pembuatan laporan skripsi

bertujuan untuk dijadikan sebagai dokumentasi hasil penelitian dalam bentuk skripsi.

2.1 Augmented Reality

Augemented Reality adalah sebuah teknologi visual yang menggabungkan objek atau dunia virtual kedalam tampilan dunia nyata secara realtime. Teknologi ini melibatkan bagian dari komputer grafis dalam dunia nyata yang

bersifat interaktif dan merupakan

animasi 3D. Dalam penerapanya

Augmented Reality memiliki beberapa komponen yang harus ada dalam

mendukung kinenerja dari proses

(3)

2.2 Marker

Marker merupakan wadah untuk menampilkan objek 3D yang akan kita

munculkan.Adapun fungsi dari marker

sebagai tracking untuk menampilkan objek virtual dengan mengenalkan pola-pola dari marker seperti deteksi tepi,

titik-titik, dan fill pada suatu

marker.Secara umum, markerberupa sebuah kertas print-out dengan pola yang variatif agar dapat dikenali dengan sistem melalui deteksi tepi ataupun pengenalan pola suatu gambar. Ada

beberapa jenis marker yang sudah

berkembang hingga saat ini seperti Marker Based Tracking dan Markerless. 1. Marker Based Tracking

Marker Based Tracking merupakan ilustrasi hitam dan putih persegi dengan batas hitam tebal dan latar belakang putih.

2. Markerles

Markerless merupakan metode augmented reality terbaru dimana

pengguna sudah tidak perlu

menggunakan sebuah markeruntuk

menampilkan elemen-elemen

digital. Ada berbagai macam teknik Markerless Tracking, seperti Face Tracking, 3D Object Tracking, dan Motion Tracking [5].

2.3 Vuforia Qualcomm

Vuforia Qualcomm merupakan

library yang digunakan sebagai

pendukung adanya Augmented reality

pada android. Vuforia menganalisa gambar dengan menggunakan pendeteksi marker dan menghasilkan informasi 3D dari marker yang sudah dideteksi via

API. Vuforia menyediakan Application

Programming Interface (API) di C++, Java, Objective-C. SDK mendukung pembangunan untuk IOS dan Android

menggunakan Vuforia karena itu

kompatibel dengan berbagai perangkat mobile.

Vuforia SDK memerlukan beberapa komponen penting agar dapat bekerja dengan baik. Diantaranya, Kamera, Image Converter, Tracker, Video Background Renderer, Application Code, dan Target Resources. Target

dibuat menggunakan on-line Target

Management System. Assets yang diunduh berisi sebuah konfigurasi xml – config.xml dan beberapa fitur dalam

trackable dan binary file yang berisi database trackable[6].

Gambar 1 Arsitektur Library QCAR SDK[2]

2.4 Natural Features Tracking Natural Features Tracking

merupakan metode pendeteksian marker

dengan menmanfaatkan pengenalan pola gambar yang telah dikembangkan oleh Vuforia Qualcomm. Feature tracking adalah proses untuk menemukan posisi yang sesuai pada gambar berturut-turut ke titik-titik gambar pada gambar pertama.

Tujuan Natural Features

Trackingadalah untuk menghitung homograpi antara adegan planar dan gambar yang diproyeksikan. Untuk memastikan adanya pola, harus ada sejumlah besar titik fitur untuk pola planar dan juga jumlah titik fitur yang cukup harus disesuaikan dengan poin dalam gambar yang diproyeksikan[3]. 2.5 Android

Android adalah sebuah sistem operasi yang dikembangkan sejak tahun 2007 oleh Google inc, untuk perangkat mobile berbasis linux yang mencakup sistem operasi, middleware, dan aplikasi.

Android menyediakan platform terbuka

bagi para pengembang untuk

menciptakan aplikasi mereka. Sejak pertama kali muncul sampai sekarang,

Android telah memiliki sejumlah

pembaharuan. Pembaharuan yang biasa disebut dengan versi ini dilakukan untuk

memperbaiki bug dan menambah

fitur-fitur yang baru.

Versi-versi yang ada pada android yaitu :

1. Android versi 1.0

2. Android versi 1.1

3. Android versi Cupcake

4. Android versi Donut

5. Android versi Eclair

6. Android versi Yoghurt

7. Android versi Gingerbread

8. Android versi Honeycomb

(4)

10. Android versi Jelly Bean 11. Android versi Kitkat

12. Android versi Lolypop

13. Android versi Marshmallow

3. Analisis dan Perancangan Sistem Analisis sistem merupakan fase awal dalam sebuah penelitian, yang

bertujuan untuk memberikan

pemahaman terhadap kebutuhan sistem dan menggambarkan proses-proses yang

terdapat pada sistem yang akan

menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan user.

3.1 Analisis Sistem Augmented reality

Pada system katalog sepatu berbasis android, penulis menggunakan lembaran katalog sebagai marker yang digunakan

untuk menjalankan Augmented Reality.

Objek 3D sepatu dibuat dengan

menggunakan aplikasi Blender yang kemudian di simpan dalam format OBJ. OBJ merupakan suatu format objek 3 dimensi yang dapat dibaca oleh game engine Unity, untuk membangun aplikasi augmented reality nantinya. Pada tampilan splash screen dan main menu, penulis menggunakan gambar tersendiri, bukan dari hasil render dari aplikasi Blender. Unity merupakan game engine

yang nantinya akan menampilkan

interface antara user dan aplikasi seperti splash screen, main menu, aplikasi augmented reality, dan juga sebagai tahap akhir pembuatan aplikasi android yang berformat APK.

.

3.2 Analisis Persyaratan

Analisis ini bertujuan untuk

mengidentisifikasi dan menyatakan

persyaratan apa saja yang akan

dibutuhkan oleh sistem agar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Analisis Persyaratan ini meliputi analisis kebutuhan fungsional sistem dan analisis non-fungsional system.

3.2.1Persyaratan Fungsional

Persyaratan fungsional adalah

aktivitas layanan yang harus diberikan oleh sebuah sistem. Berikut adalah fungsi-fungsi yang dapat dikerjakan oleh sistem.

1. Marker yang digunakan adalah Markerless berupa lembaran katalog .

2. Sistem dapat mengidentifikasi

Marker yang digunakan dengan metode Natural Features Tracking.

3. Sistem dapat menampilkan objek

sepatu 3 dimensi ke layar mobile.

4. Setiap objek dapat dirotasi.

5. Setiap objek dapat diubah warna.

6. Dapat digunakan untuk bisnis pada Multi Level Marketing atau bisnis penjualan barang lainnya.

3.2.2 Persyaratan Non-Fungsional

Persyaratan non-fungsional

berkaitan dengan fitur, karakteristik, dan

batasan lainnya yang menentukan

apakah sistem memuaskan atau tidak. Untuk membantu kinerja sistem secara

lebih baik, terdapat kebutuhan

non-fungsional sistem yaitu:

1. Sistem yang akan dibangun harus

dapat menunjukkan hasil dari proses.

2. Efektifitas dan efisiensi dapat

terlihat dari waktu respon antara pengguna (user) dengan sistem.

3. Sistem yang akan dibangun harus

sederhana dan mudah dipelajari oleh pengguna (user).

3.3 Use Case Diagram

Use case adalah suatu diagram yang mendeskripsikan interaksi antara user (pengguna) dengan sebuah sistem yang dijalankan melalui sebuah alur yang menjelaskan bagaimana sistem itu dapat dipakai.

Gambar 2 Use Case Diagram Aplikasi

3.4 Flowchart Umum Sistem

Flowchart umum sistem yang telah dirancang dapat dilihat pada gambar 3.2

yang menjelaskan bagaimana flowchart

umum sistem yang telah dirancang pada aplikasi ini, mulai dari proses pembuatan

(5)

objek 3 dimensi sampai proses menampilkan objek 3 dimensi.

Gambar 3 Flowchart Umum Perancangan Sistem 3.5 Flowchart ProsesIdentifikasi

Identifikasi marker merupakan

proses untuk mengenalkan objek kepada sistem, sehingga akan ditampilkan objek virtual yang telah sesuai dengan marker yang telah dikenal oleh sistem.

Gambar 4 Flowchart Proses Identifikasi Marker

3.6 Flowchart Proses Pembuatan Objek 3D Sepatu

Pada tahap pembuatan objek 3D sepatu dibutuhkan juga sebuah flowchart

agar tahap pemodelan mempunyai

kemiripan yang memuaskan. Berikut

flowchart proses pembuatan objek 3D sepatu.

Gambar 5 Flowchart Pembuatan objek 3D sepatu

3.5 Activity Diagram Sistem

Activity diagram adalah diagram yang berfungsi untuk menggambarkan logika procedural, jalan kerja suatu sistem yang akan dirancang, decision yang mungkin terjadi, serta bagaimana sistem berakhir.

Gambar 6 Activity Diagram Penggunaan Aplikasi 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Marker Aplikasi

Marker yang digunakan untuk menampilkan Objek 3D pada gambar ini adalah gambar-gambar sepatu yang di lagi hits dikalangan masyarakat

(6)

Gambar 7 Marker 3D 4.2 Tampilan Splashcreen Aplikasi

Tampilan Splashscreen adalah

tampilan awal yang muncul pada saat aplikasi pertama kali dijalankan yang memilki waktu yang ditentukan untuk memunculkan tampilan selanjutnya.

Gambar 8 Tampilan Splascreen 4.3 Tampilan Main Menu I Aplikasi

Tampilan Main Menu pada aplikasi ini muncul setelah splashscreen selesai melakukan rendering.Tombol terdiri dari Play, Panduan, Aboutme (Pengembang), dan tombol Exit.

Gambar 9 Tampilan Main Menu Aplikasi

4.4 Tampilan Main Menu II Aplikasi

Tampilan main menu II pada

aplikasi ini muncul jika tombol play pada main menu pertama di klik. Pada background tampilan main menu II di

desain sama dengan background main

menu I, hal ini disengaja oleh penulis agar aplikasi tidak terlalu berat dan tidak

terlalu banyak memakan memori

smartphone.

Gambar 10 TampilanMain Menu II 4.5 Tampilan Slider Panduan

Pada tampilan slider panduan

dijelaskan tentang menggunakan aplikasi ini, slider berbentuk horizontal untuk melihat panduan menggunakan aplikasi yang berupa info dan gambar.

Gambar 11 Tampilan Slider Aplikasi 4.6 Tampilan Menu Aboutme

Tampilan ini dibuat untuk

informasi pengembang dan memberikan informasi tentang tujuan dari aplikasi yang dirancang, tampilan ini terdiri dari satu Button Back untuk kembali lagi ketampilan main menu I.

Gambar 12 Proses Identifikasi Marker

4.7 Pengujian Identifikasi Marker

Setelah Button Play dieksekusi

maka aplikasi akan menampilkan main

menu II yang berisi merk dari beberapa sepatu. Jika ingin memulai proses pengujian marker, maka klik salah satu tombol yang bertuliskan merk sepatu. Proses pengujian marker ini bersifat : 1. Multi Object

Multi Object yang dimaksud adalah aplikasi ini dapat menampilkan lebih dari satu objek dalam satu marker.

(7)

2. Multi Marker

Multi Marker adalah aplikasi memiliki lebih dari satu marker dan

setiap marker menampilkan objek

yang berbeda. 3. Change Color

Change Color adalah fitur aplikasi yang dapat merubah warna objek dari setiap marker. Di aplikasi ini setiap objek dari marker terdapat 4 pilihan warna.

Gambar 13 Proses Identifikasi Marker 4.8 Proses Button Rotation

Pada proses rotate terjadi

perputaran pada objek yang berfungsi untuk menampilkan sisi belakang, sisi depan, sisi kanan, dan sisi kiri dari objek 3D.

Gambar 14 Proses Button Rotate

4.9 Proses Button Navigasi

Pada proses pengujian ini terjadi pergeseran objek ke arah kiri, kanan, atas, dan kebawah.

Gambar 15 Proses Button Navigasi

5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan analisa dan perancangan pada aplikasi yang berbasis

android yang berteknologi Augmented

reality sebagai media pengenalan visualisasi untuk menampilkan contoh desain 3D sepatu melalui beberapa marker yang didaftarkan pada portal

developer vuforia, maka dapat

disimpulkan beberapa butir kesimpulan sebagai berikut:

1. Aplikasi berfungsi dengan tujuan

yang diharapkan dan aplikasi yang berjalan dengan baik harus diproses

oleh sistem android yang

memiliki resolusi 720 *

1028 pixel dan besar RAM

1GB-2GB yang memiliki memori bebas 500MB.

2. Aplikasi dapat diproses dengan

versi android Kitkat dan sampai dengan seterusnya.

3. Marker yang digunakan untuk

aplikasi menggunakan contoh

gambar dari merk sepatu yang

sama, karena gambar yang sesuai dengan objek 3D tidak ada yang sesuai dengan standart minimum vuforia.

4. Developer vuforia menyediakan

metode markerless dan natural

features tracking dimana metode ini dapat menggunakan pola yang berwarna dan stabil untuk marker. 5. Marker dengan jarak 1 meter dari

kamera smartphone masih dapat

didentifikasi oleh sistem.

6. Setiap button dapat bekerja dengan baik dan stabil pada sistem android yang mempunyai resolusi layar 720 * 1028 pixel.

7. Objek 3D terlihat secara cepat dan

jelas dengan kamera smartphone

5MB (minimum).

8. Semakin banyak objek 3D yang

dimasukkan kedalam aplikasi maka tampilan identifikasi marker pada layar smartphone semakin berat. 5.2 Saran

Adapun beberapa saran yang harus disampaikan penulis untuk peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Disarankan untuk peneliti

(8)

aplikasi dengan kapasitas yang ringan dan standard minimum spesifikasi yang lebih rendah, agar

dapat diakses oleh smartphone

dengan spesifikasi dibawah android kitkat.

2. Disarankan untuk peneliti

selanjutnya agar dapat merancang

aplikasi Augmented Reality yang

berbasis IOS, yang kemungkinan pada sistem IOS aplikasi berjalan

dengan baik dan mempunyai

kualitas sistem yang memadai.

3. Disarankan untuk peneliti

selanjutnya untuk membuat aplikasi Augmented Reality dengan objek 3D yang lebih unik.

4. Disarankan untuk peneliti

selanjutnya untuk memilih

perancangan aplikasi yang berguna untuk masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

[1]Alana B.Craig ,2013, Understanding

Augmented Reality.

[2]Marco Karim Solin, 2014,

Implementasi Augmented Reality Pada

Perancangan Sistem Katalog

Digiprocreative Berbasis Android.

[3]Mochamad Fathoni, Eko Budi

Cahyono S.Kom, Wahyu Andhyka

Kusuma S.Kom, 2012, Alat Musik

Perkusi Augmented Reality Berbasis Android.

[4]Muslim Setyo Rejeki, Ali Tarmuji,

2013, Membangun Aplikasi

Autogenerate Script ke Flowchart untuk Mendukung Business Process Reengineering.

[5]Senja Lazuardy, 2012, Augmented

Gambar

ilustrasi  hitam  dan  putih  persegi  dengan  batas  hitam  tebal  dan  latar  belakang putih
Gambar 2 Use Case Diagram  Aplikasi
Gambar 3 Flowchart Umum  Perancangan Sistem  3.5  Flowchart Proses Identifikasi
Gambar 8 Tampilan Splascreen  4.3   Tampilan Main Menu I Aplikasi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 4, terdapat bukti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara guru dengan keterampilan mengajar tinggi menggunakan

Para Pedagang Sapi Potong Antar Pulau yang telah mend.apat ijin dari Gubernur Kepala Daerah Ting-.. kat I Bali diwajibkan

[r]

Pada tahap pertama didapatkan kebutuhan sistem yaitu aplikasi mengolah data serta melakukan perhitungan strata secara otomatis yang kemudian hasil dari

Terhadap pandangan ulama yang tidak setuju apabila kesehatan dijadikan sebagai syarat perkawinan, maka akan berdampak terhadap putusnya generasi umat Islam apabila menikah

Perlakuan pemberian naungan ini terbukti dapat memberikan hasil produksi tertinggi terhadap berat umbi kentang persampel, dikarenakan pada areal yang dinaungi

1,7,12 Selain itu, penyakit- penyakit sistemik yang diderita pada usia lanjut dan obat-obatan yang digunakan untuk perawatan penyakit sistemik dapat memberikan pengaruh mulut

Sedangkan faktor penghambat ataupun kendala yang dihadapi guru dalam proses peningkatan kecerdasan emosional siswa di SMA Negeri 2 Simpang Kiri adalah pada