• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan. Pembahasan tersebut meliputi dua bagian yaitu analisis deskriptif serta uji

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan. Pembahasan tersebut meliputi dua bagian yaitu analisis deskriptif serta uji"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan tersebut meliputi dua bagian yaitu analisis deskriptif serta uji hipotesis penelitian yaitu analisis regresi variabel penelitian dan pengujian proporsi varian masing-masing variabel independen.

IV.1 Gambaran Subjek Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah 276 siswa-siswi kelas XI IPA SMA Negeri di kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. Pada penelitian ini, sampel merupakan siswa-siswi SMA Negeri yang tersebar di 11 sekolah di kabupaten Gunungkidul Yogyakarta.

Pada sub bab yang pertama dideskripsikan tentang subjek penelitian yang berjumlah 276 orang berdasarkan jenis kelamin. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah aspek tersebut dapat memberikan kontribusi terhadap dependent variable

yang ingin diteliti.

Tabel 4.1

Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa subjek penelitian perempuan jumlahnya lebih banyak daripada laki-laki yaitu 192 orang atau 69.56% sedangkan subjek penelitian laki-laki berjumlah 84 orang atau 30.43%.

Jenis kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 84 30.43%

(2)

Tabel 4.2

Gambaran prosentase perilaku seks siswa-siswi SMAN di Kabupaten Gunungkidul

Berdasarkan table 4.2 dari hasil penelitian dapat dilihat perilaku seks dari siswa-siswi di SMAN di Kabupaten Gunungkidul dapat gambaran prosentase tahapan tahapan perilaku seks pada siswa-siswi, pada tahapan Eye to eye sebanyak 276 orang

Jenis perilaku seks Jumlah Persentase

Eye to eye 276 100%

Hand to hand Hand to Body Arm to Shoulder Arm to Waist

Mencium dan dicium Mount to mount Berpelukan yang didahului dengan mencium Cumbuan ringan Cumbuan berat Hand to genital Genital to genital 276 276 218 241 276 247 87 66 79 65 112 100% 100% 78,98% 87,31% 100% 89,49% 31,53% 23,91% 28,62% 23,55% 40,57%

(3)

atau 100%, Hand to Body sebanyak 276 orang atau 100%, Arm to body sebanyak 218 orang atau78,98%,Mencium dan dicium sebanyak 276 orang atau 100%, Mount to mount sebanyak 247 atau 89,49%, Berpelukan yang didaluhui dengan mencium

sebanyak 87 orang atau 31,53%, Cumbuan ringan sebanyak 66 atau 23,91%,

Cumbuan berat sebanyak 79 orang atau 28,62%, Hand to genital sebanyak 65 orang atau 23,55% dan Genital dan genital sebanyak 112 orang atau 40,57% yang terdiri dari siswa dan siswi sehingga dapat dilihat tingat dan seberapa jauh tingkt perilaku seks pranikah pada siwa-siswi SMAN Negeri Di Kabupaten GunungKidul.

Tabel 4.3

Gambaran sampel berdasarkan asal sekolah

Sekolah Jumlah Persentase

SMAN 1 Wonosari 46 16,66% SMAN 2 Wonosari SMAN 1 Playen 31 20 11,23% 7,24% SMAN 2 Playen 28 10,14% SMAN 1 Karangmojo SMAN 1 Panggang SMAN 1 Tanjungsari SMAN 1 Rongkop SMAN 1 Semin SMAN 1 Patuk SMAN 1 Semanu 30 18 20 11 31 20 21 10,86% 6,52% 7,24% 3,98% 11,23% 7,24% 7,60% Jumlah 276 100%

(4)

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, responden dalam penelitian ini peneliti klasifikasikan menjadi sebelas sekolah , yaitu SMAN 1 Wonosari sebanyak 46 sampel (16,66%), SMAN 2 Wonosari sebanyak 31 sampel (11,23%), SMAN 1 Playen sebanyak 20 sampel (7,24%), SMAN 2 Playen sebanyak 28 sampel (10,14%), SMAN 1 Karangmojo sebanyak 30 sampel (10,86%), SMAN 1 Panggang sebanyak 18 sampel (6,52%), SMAN 1 Tanjungsari sebanyak 20 sampel (7,24%), SMAN 1 Rongkop sebanyak 11 sampel (3,98%), SMAN 1 Semin sebanyak 31 sampel (11,23%), SMAN 1 Patuk sebanyak 20 sampel (7,24%), dan SMAN 1 Semanu sebanyak 21 sampel (7,60%).

IV.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Sebelum diuraikan secara lebih detail tentang beberapa sub bab selanjutnya, perlu dijelaskan bahwa skor yang digunakan dalam analisis statistik adalah skor faktor yang dihitung untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan pengukuran. Jadi, penghitungan skor faktor pada tiap variabel tidak menjumlahkan item-item seperti pada umumnya, tetapi menghitung true score pada tiap item. Setelah didapatkan faktor skor, peneliti mentransformasikan faktor skor menjadi T skor. Penggunaan T skor ini bertujuan untuk menyamakan skala pengukuran yang berbeda-beda dan untuk menghindari nilai minus pada faktor skor agar pembaca mudah memahami interpretasi hasil penelitian. Adapun pada faktor skor agar pembaca mudah memahami interpretasi hasil penelitian. Adapun T skor tersebut telah ditetapkan dengan nilai mean = 50 dan standar deviasi = 10. Langkah selanjutnya adalah melakukan proses transformasi melalui formula T-Score =(10 * F- score) + 50.

(5)

Tabel 4.4

Deskripsi statistik variabel penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PERILAKU_SEX_PRANIKAH 276 20.00 70.54 50.0000 9.41801 NEORITICM 276 25.26 65.93 50.0000 7.85924 EXTRAVERSION 276 11.41 74.14 50.0000 7.58032 OPENNESS 276 24.33 73.75 50.0000 10.00000 AGREEABLEANESS 276 29.23 72.97 50.0000 6.87611 CONSCIENTIOUSNESS 276 36.34 74.45 50.0000 7.54985 JK 276 0 1 .30 .461 Valid N (listwise) 276

Dari tabel 4.4 dapat diketahui skor terendah dari Perilaku seks pranikah 20.00 dan skor tertinggi 70.53. Setelah itu.Skor terendah Neoriticm 25.26 dan skor tertinggi 65.93, skor terendah Extraversion 11.41 dan skor tertinggi 74.14. Skor terendah

Openness 24.33 dan skor tertinggi 73.75. Skor terendah Agreeableaness 29.23 dan skor tertinggi 72.97. Skor terendah Conscientionsness 36.34 dan skor tertinggi 74.45. Kemudian yang terakhir skor Jenis kelamin terendah 0 dan skor tertinggi 1.

Kemudian kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan individu dalam kelompok-kelompok yang terpisah. Pada penelitian ini, peneliti membagi klasifikasi

dependen variabel menjadi dua kategori yaitu, rendah dan tinggi. Kemudian untuk

variabel independen menjadi dua kategori juga, yaitu kategori rendah dan tinggi. Kategorisasi dependen variabel dan independen variabel didapat berdasarkan rumus pada tabel 4.5 dan 4.6

(6)

Tabel 4.5

Rumus Kategorisasi Perilaku seks pranikah

Kategorisasi Rumus

Rendah X < M

Tinggi X>M

Tabel 4.6

Rumus Kategorisasi Independen variable

Kategorisasi Rumus

Rendah X<M

Tinggi X>M

Uraian mengenai gambaran kategori skor variabel dependen berdasarkan tinggi, dan rendah disajikan pada tabel 4.7, gambaran kategori skor variabel Big Five personality disajikan pada tabel 4.8.

Tabel 4.7

Kategorisasi Skor Perilaku seks pranikah

Rendah Tinggi Total

Frequency 105 171 205

Presentase 38.04% 61.95% 100%

Berdasarkan data pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa dari 276 jumlah subjek penelitian, terlihat bahwa subjek penelitian dengan skor variabel perilaku seks pranikah rendah sebanyak 105 subjek penelitian (38.04%), sedangkan subjek penelitian dengan skor variabel perilaku seks pranikah tinggi sebanyak 171 subjek penelitian (61.95%).

(7)

Tabel 4.8

Kategorisasi Skor Big five personality Kategorisasi Skor Variabel

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Rendah Tinggi Rendah Tinggi

Neuroticsm 96 180 34,78% 65,21 %

Extraversion 183 93 66,30% 33,69%

Openness 172 104 62,31% 37,68%

Agreableaness 130 146 47,10% 52,89%

Openness 164 112 59,42% 40,57%

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa dari 276 jumlah subjek penelitian, terlihat bahwa subjek penelitian dengan skor pada variabel Neuroticm 96 orang ( 34.78%) berada pada kategori rendah dan 180 orang (62.21%) berada pada kategori tinggi. Dengan demikian, dari hasil sebaran variabel neuroticm berada pada kategori tinggi. variabel Extraversion sebanyak 183 orang (66.30%) berada pada kategori rendah dan 93 orang (33.69%) berada pada kategori tinggi. Dengan demikian, dari hasil sebaran variabel Extraversion berada pada kategori rendah. pada variabel

Opennes 172 orang (62.31%) berada pada kategori rendah dan 104 orang (37.68%) berada pada kategori tinggi. Dengan demikian, dari hasil sebaran variabel protective function Opennes berada pada kategori rendah.

Pada variabel Agrebleanees 130 orang (47.10%) berada pada kategori rendah dan 146 orang (52.89%) berada pada kategori tinggi. Dengan demikian, dari hasil sebaran variabel Agrebleanees berada pada kategori tinggi. Sedangkan pada variabel

Conscientiousness 164 orang (59.42%) berada pada kategori rendah dan 112 orang (40.57%) berada pada kategori tinggi. Dengan demikian, dari hasil sebaran variabel

(8)

IV.3 Hasil Uji Hipotesis

Inteprestasi output SPSS Pada tabel 4.9 correlation, di peroleh harga koefisian korelasi antara kepribadian terhadap perilaku seks, pada dimensi Extraversion

didapatkorelasi sebesar 0.077 dengan signifikansi 0,202 yang berarti hubungan antara perilaku seks pranikah terhadap Extraversion sangat rendah serta tidak signifikan. pada dimensi Agreableaness di dapat korelasi sebesar 0,176, dengan signifikansi sebesar 0,003 yang berarti hubungan antara perilaku seks pranikah terhadap

Agreableaness sangat rendah akan tetapi memiliki nilai yang signifikan, pada dimensi

Conscientiousness didapat korelasi sebesar 0.215 dengan signifikansi 0,000, yang berarti hubungan antara perilaku seks pranikah terhadap Conscientiousness rendah akan tetapi memiliki nilai yang signifikan. pada dimensi Neuroticsm didapat korelasi -0,050 dengan signifikansi sebesar 0.409 yang berarti hubungan antara perilaku seks pranikah terhadap Neuroticsm sangat rendah serta tidak signifikan dan pada dimensi

Openness di dapat korelasi sebesar 0,110 dengan nilai signifikansi 0,068 yang berarti hubungan antara perilaku seks pranikah terhadap Openness sangat rendah serta tidak signifikan.

(9)

Table 4.9 Correlations PERILAKU_SEX _PRANIKAH EXTRAVER SION AGREEABLE ANESS CONSCIENTI OUSNESS NEORITIC M OPENNESS PERILAKU_SEX_PRA NIKAH Pearson Correlation 1 .077 .176 ** .215** -.050 .110 Sig. (2-tailed) .202 .003 .000 .409 .068 N 276 276 276 276 276 276 EXTRAVERSION Pearson Correlation .077 1 .085 .108 -.098 -.053 Sig. (2-tailed) .202 .160 .074 .104 .382 N 276 276 276 276 276 276 AGREEABLEANESS Pearson Correlation .176 ** .085 1 .145* -.005 .015 Sig. (2-tailed) .003 .160 .016 .929 .800 N 276 276 276 276 276 276 CONSCIENTIOUSNESS Pearson Correlation .215 ** .108 .145* 1 -.039 .046 Sig. (2-tailed) .000 .074 .016 .514 .443 N 276 276 276 276 276 276 NEORITICM Pearson Correlation -.050 -.098 -.005 -.039 1 -.023 Sig. (2-tailed) .409 .104 .929 .514 .702 N 276 276 276 276 276 276 OPENNESS Pearson Correlation .110 -.053 .015 .046 -.023 1 Sig. (2-tailed) .068 .382 .800 .443 .702 N 276 276 276 276 276 276

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

(10)

Berdasarkan data tersebut di atas maka dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan membandingkan taraf signifikansi (p-value) dengan galatnya.

Jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima

Jika signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak

Pada kasus ini terlihat bahwa koefisian korelasi pada dimensi Agreableaness

di dapat korelasi sebesar 0,176, dengan signifikansi sebesar 0,003 yang berarti signifikan, pada dimensi Conscientiousness didapat korelasi sebesar 0.215 dengan signifikansi 0,000, yang berarti signifikan. Karena signifikansi < 0,05, maka Ho di tolak, berarti Ha di terima. Artinya ada hubungan yang signifikansi antara Kepribadian (Agreableaness dan Conscientiousness) terhadap perilaku seks pranikah pada siswa-siswi SMAN di Kabupaten Gunungkidul.

Uji Regresi

Pada tahapan uji hipotesis penelitian, peneliti menggunakan teknik analisis regresi dengan software SPSS 22 seperti yang sudah dijelaskan pada bab 3. Dalam regresi ada tiga hal yang dilihat, yaitu pertama melihat R square (R2) untuk mengetahui berapa persen (%) varians dependent variable yang dijelaskan oleh

independent variable, yang kedua apakah keseluruhan independent variable

berpengaruh secara signifikan terhadap dependent variable, kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing independent variable. Hal pertama yang dilihat dalam pengujian hipotesis yaitu peneliti melihat besaran R2 untuk mengetahui berapa persen varians dependent variable yang dapat

(11)

dijelaskan oleh independent variable. Tabel yang menunjukan R2 adalah tabel berikut ini.

Tabel 4.10 Tabel R Square

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .285a .082 .061 9.12616

a. Predictors:(Constant) Neuroticsm,Extraversion,Openness, Agreableaness ,Conscientiousness, Jenis kelamin ,Bigfive personality.

Berdasarkan tabel 4.11 dapat kita lihat bahwa perolehan R square sebesar 0.082 atau 8,2%. Artinya proporsi varians dari perilaku seks pranikah yang dijelaskan oleh ) Neuroticsm,Extraversion,Openness, Agreableaness ,Conscientiousness, Jenis kelamin ,dan Bigfive personality dalam penelitian adalah sebesar 8,2% sedangkan 91.8% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian.

Langkah berikutnya peneliti menganalisis dampak dari seluruh independent variable terhadap Kepribadian Big five. Adapun hasil uji T dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11

Anova

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 1988.057 6 331.341 3.978 .001b

Residual 22404.165 269 83.287

Total 24392.221 275

a. Dependent variable: Perilaku seks pranikah.

Predictors: (Constant), Neuroticsm, Extraversion,Openness, Agreableaness ,Conscientiousness,

Jenis kelamin ,Bigfive personality.

Jika dilihat dari kolom paling kanan (.Sig) pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi lebih kecil (p < 0.05). Maka hipotesis nihil yang menyatakan

(12)

bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan seluruh independent variable terhadap

dependen variable, yaitu Perilaku seks pranikah ditolak. Artinya, ada pengaruh yang signifikan ) Neuroticsm,Extraversion,Openness, Agreableaness ,Conscientiousness, Jenis kelamin , Bigfive personality terhadap perilaku seks pranikah. Adapun besarnya koefisien regresi dari masing-masing independen variabel terhadap Kepribadian

BigFive dapat dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.12 Koefisien Unstandardized Coefficients Standardized Coefficient Sig. B Beta (Constant) 23.104 .003 Neuroticsm -.142 -.035 .553 Extraversion .059 .048 .423 Opennness .094 .100 .090 Agreableaness .194 .142 .017 Conscientiousness .230 .184 .002 Jenis kelamin .442 -.022 .713

a. Dependen Variabel : Perilaku seks pranikah

Berdasarkan pada tabel 4.12, dihasilkan persamaan regresi sebagai berikut:

Perilaku seks pranikah = 23.104 - 0.042 Neuroticm + 0.059 Extraversion + 0.094 Openness + 0.194 Agreableaness* + 0.230 Conscientiousness* + 0.442 Jenis kelamin.

Keterangan :

(13)

Dari persamaan regresi di atas, dapat dijelaskan dari 6 independent variable

hanya Agreableaness dan Conscientiosness yang signifikan pengaruhnya terhadap perilaku seks pranikah. Adapun penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh dari masing-masing independent variable adalah sebagai berikut:

1. Variabel Neuroticm memiliki nilai signifikansi sebesar 0.553. Karena nilai sig.>0.05, maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan Neuroticm terhadap perilaku seks pranikah diterima. Hal ini berarti

Neuroticm tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku seks pranikah

2. Variabel Extraversion memiliki nilai signifikansi sebesar 0.0. Karena nilai sig.>0.05, maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan Extraversion terhadap Perilaku seksual pranikah diterima. Hal ini berarti Extraversion tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku seksual pranikah . 3. Variabel Opennes memiliki nilai signifikansi sebesar 0.090. Karena nilai

sig.>0.05, maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan Opennes terhadap perilaku seks pranikah diterima. Hal ini berarti

Opennes tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku pranikah.

4. Variabel Agreableness memiliki nilai signifikansi sebesar 0.017. Karena nilai sig.<0.05, maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan variabel Agreableness terhadap perilaku seks pranikahditolak. Hal ini berarti Agreableness memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku seksual pranikah. Selain itu, tanda positif dalam koefisien regresi ini menyatakan jika Agreableness tinggi, semakin tinggi pula perilaku seks pranikah

(14)

5. Variabel Conscientiosness memiliki nilai signifikansi sebesar 0.002. Karena nilai sig.<0.05, maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan variabel Conscientiosness terhadap perilaku seks pranikahditolak. Hal ini berarti Conscientiosness memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku seksual pranikah. Selain itu, tanda positif dalam koefisien regresi ini menyatakan jika Conscientiosness tinggi, semakin tinggi pula perilaku seks pranikah

6. Variabel Jenis kelamin memiliki nilai signifikansi sebesar 0.713. Karena nilai sig.>0.05, maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan JK terhadap perilaku seks remaja. Hal ini berarti tidak ada perbedaan antara perilaku seks remaja perempuan dengan remaja laki-laki.

IV.4 Analisis Proporsi Varians pada Masing-masing Independen Variabel

Peneliti ingin mengetahui bagaimana sumbangan proporsi varians dari masing-masing independent variable terhadap perilaku seks pranikah. Untuk itu peneliti melakukan analisis regresi beranda secara stepwise yaitu dengan menambahkan satu variabel independen setiap melakukan analisis regresi. Dalam hal ini penulis dapat menghitung pertambahan dari R2 (disebut R2-changed). Adapun R2

(15)

Tabel 4.13

Proporsi Varian Sumbangan Masing-Masing Independent Variable Model Summary Mode l R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .006 .002 9.40720 .006 1.632 1 274 .202 2 .035 .028 9.28698 .029 8.140 1 273 .005 3 .070 .059 9.13477 .035 10.173 1 272 .002 4 .071 .057 9.14468 .001 .411 1 271 .522 5 .081 .064 9.11154 .010 2.975 1 270 .086 6 .082 .061 9.12616 .000 .136 1 269 .713

Predictors: (Constant), Neuroticsm, Extraversion,Openness, Agreableaness ,Conscientiousness, Jenis kelamin ,Bigfive personality.

Berdasarkan tabel 4.13 didapatkan informasi sebagai berikut:

1. Variabel Extraversion memberikan sumbangan sebesar 0.6% terhadap varians perilaku seks pranikah.

2. Variabel Agreableness memberikan sumbangan sebesar 2.9% terhadap varians perilaku seks pranikah.

3. Variabel Conscientiousness memberikan sumbangan sebesar 3,5% terhadap varians perilaku seks pranikah.

4. Variabel Neuroticm memberikan sumbangan sebesar 0.1% terhadap varians perilaku seks pranikah.

5. Variabel Opennes memberikan sumbangan sebesar 1.0% terhadap varians Perilaku seks pranikah.

(16)

6. Variabel Jenis kelamin memberikan sumbangan sebesar 0% terhadap varians perilaku seks pranikah.

7. Variabel Jenis kelamin memiliki nilai signifikansi sebesar 0.713. Karena nilai sig.>0.05, maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan JK terhadap perilaku seks remaja. Hal ini berarti tidak ada perbedaan antara perilaku seks remaja perempuan dengan remaja laki-laki.

Dengan demikian, sumbangan atau pengaruh varians yang signifikan terhadap perilaku seks pranikah pada siswa-siswi SMA Negeri kelas XI IPA di Kabupaten Gunungkidul adalah variabel Agreableaness dan Conscientiousness.yang di hitung mengunakan regresi dengan melihat pengaruh, sebagai perbandigan dilakukan juga penghitungan dengan korelasi antar IV dengan DV yang menghasilkan nilai yang sama. Sedangkan IV lainnya Extraversion,Neuroticsm,Openness, dan jenis kelamin

Gambar

Table 4.9   Correlations  PERILAKU_SEX _PRANIKAH  EXTRAVERSION  AGREEABLEANESS  CONSCIENTIOUSNESS  NEORITICM  OPENNESS  PERILAKU_SEX_PRA NIKAH  Pearson  Correlation  1  .077  .176 ** .215 ** -.050  .110  Sig
Tabel 4.12  Koefisien  Unstandardized  Coefficients  Standardized Coefficient  Sig.  B  Beta  (Constant)  23.104  .003  Neuroticsm  -.142  -.035  .553  Extraversion  .059  .048  .423  Opennness   .094  .100  .090  Agreableaness  .194  .142  .017  Conscientiousness  .230  .184  .002  Jenis kelamin  .442  -.022  .713

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data bobot segar bunga tanaman brokoli (Tabel 1) diketahui bahwa perlakuan penanaman benih jagung 14 hari setelah penanaman bibit brokoli (P5)

KAT TA A

Meskipun memiliki perbedaan, kelima penelitian yang relevan yang telah dipaparkan diatas menjadi bahan pertimbangan yang bermanfaat bagi penulisan penelitian

d. Untuk perhitungan alokasi biaya bahan medis habis pakai, digunakan metode simple distribution yaitu unit produksi dianggap sebagai pusat biaya. Hal ini dilakukan

Pada Gambar 7 menunjukkan persentase ketentuan standar warning line yang telah terpenuhi untuk sisi dan lubang yang terbuka. Penjelasan mengenai ketentuan standar warning line

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja tiap individu agar dapat membantu perusahaan industri kecil dan menengah untuk

Kesimpulan: Lebih dari seperempat pelajar di tiga SMP di kota Padang pernah merokok dan semuanya laki- laki, dan mencoba merokok pada usia kurang dari 10 tahun..

-klasifikasi ruang rawat -jenis penyakit Golongan AINS -para aminofenol -salisilat -pirazolon -asam fenil propionat -indol -asam antralinat -oksikam Pemakaian AINS dipengaruhi