• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I I I K ET ERPADU AN ST RAT EGI DAN REN CAN A PEM BAN GU N AN K OT A BI M A 3.1. Umum Bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastr

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I I I K ET ERPADU AN ST RAT EGI DAN REN CAN A PEM BAN GU N AN K OT A BI M A 3.1. Umum Bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastr"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I I I

K ET ERPADU AN ST RAT EGI DAN REN CAN A

PEM BAN GU N AN K OT A BI M A

3.1. Umum

Bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP), dan Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta penjelasan mengenai keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan Kota maupun Kawasan. Sedangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah (RPJMD) Kota Bima Tahun 2014-2018, Kebijakan dan Strategi Perkotaan daerah (KSPD), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem PAM (RISPAM), dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) masih dalam proses penyusunan sehingga akan dibahas pada review tahun 2014 mendatang.

3.2. Strategi/Skenario Pengembangan Wilayah Kota Berdasarkan Rencana Penataan Ruang (RTRW).

3.2.1. Pusat Pelayanan Wilayah Kota

Berdasarkan RTRW Propinsi NTB Tahun 2009-2029, Kota Bima (Raba Bima) sebagai simpul transportasi regional dan nasional di Pulau Sumbawa bagian timur ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dengan fungsi pelayanan utama yaitu:

1. Pusat pengembangan perdagangan dan jasa skala regional. 2. Simpul transportasi laut Pulau Sumbawa bagian timur. 3. Daerah tujuan wisata budaya dan bahari.

4. Pusat pengembangan industri perikanan.

(2)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima III - 2 Selain itu berdasarkan RTRW Kota Bima tahun 2011-2031, rencana pusat pelayanan yang terdapat di Kota Bima dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1.

Rencana Pusat Pelayanan dan Sistem Perkotaan Kota Bima Hirarki dan Sistem Kota-kota

Pusat Kegiatan Wilayah

Pusat Pelayanan Kota Sub Pusat Pelayanan Kota Pusat Pelayanan Lingkungan

Raba - Bima

•Kec. Rasanae Barat •Sebagian Kec. Asakota •Sebagian Kec. Mpunda

-Di Kecamatan Mpunda •Kel. Penatoi •Kel. Sadia •Kel Sambinae -Di Kecamatan Raba

•Kel. Rabangodu Utara •Kel. Rangodu Timur •Kel. Rabadompu Barat -Di Kel. Oi Fo’o, dan Kel. Nitu

Sumber: RTRW Kota Bima tahun 2011-2031

Selanjutnya dalam tabel berikut juga ditetapkan fungsi dan kegiatan utama pada masing-masing pusat pelayanan kota, sub pusat pelayan kota, dan pusat pelayanan lingkungan.

Tabel 3.2.

Fungsi dan Kegiatan Utama Pelayanan di Kota Bima Fungsi Kawasan Lokasi Kegiatan Utama Peran dan fungsi Pusat Pelayanan Kota • Kecamatan

Rasanae Barat

Perdagangan dan jasa Pariwisata

• Pusat pengembangan perdagangan dan jasa skala nasional dan regional

• Simpul transportasi darat dan laut skala nasional dan regional

• Daerah tujuan wisata budaya dan bahari

Sub Pusat Pelayanan Kota Mpunda dan sekitarnya : -Kelurahan Penatoi -Kelurahan Sadia -Kelurahan

Sambinane

Pendidikan, pemerintahan administrasi umum,

• Pusat pendidikan skala Regional

• Pusat pelayanan pemerintahan dan administrasi umum skala nasional dan regional

• Pusat pelayanan kesehatan Raba dan sekitarnya

(Kelurahan

• Pusat pengembangan industri kerajinan dan industri kecil

• Pusat pelayanan kesehatan skala regional

Kelurahan Oi Fo’o dan Kelurahan Nitu)

Industri kecil menengah

• Pusat pengembangan Industri marmer

Pusat Pelayanan Lingkungan

Kelurahan Jatiwangi • Pusat perdagangan dan jasa lokal

(3)

Fungsi Kawasan Lokasi Kegiatan Utama Peran dan fungsi skala lokal

Mande • Pusat pendidikan

• Pusat perdagangan dan jasa skala regional. Kelurahan

Manggemaci

• Pusat perdagangan dan jasa skala lokal

• Pusat Pelayanan umum Kelurahan Santi • Pusat perdagangan dan jasa

skala lokal.

Kelurahan Kodo • Pusat pengembangan

pertanian tanaman pangan dan hortikultura

• Pusat perdagangan dan jasa skala lokal.

• Pusat pelayanan kesehatan skala lokal

• Simpul transportasi darat skala lokal Kelurahan Kolo Pusat Pariwisata bahari

Pusat perdagangan dan jasa skala lokal,dan pusat pelayanan kesehatan skala lokal. Sumber: RTRW Kota Bima Tahun 2011-2031.

3.2.2. Strategi pengembangan struktur ruang

Adapun strategi pengembangan struktur ruang berdasarkan RTRW kota Bima meliputi: 1. Strategi penetapan dan pengembangan pusat-pusat pelayanan kota secara merata

sesuai dengan hirarki pelayanannya meliputi:

a. mengembangkan pusat pelayanan yang sudah ada dan membentuk pusat pelayanan baru dalam rangka pemerataan pelayanan dan peningkatan pemanfaatan potensi wilayah kota;

b. mengembangkan fasilitas-fasilitas perkotaan secara merata sesuai dengan fungsi pelayanan, daya dukung, dan daya tampung kawasan;

c. mengembangkan sistem transportasi secara berjenjang yang menghubungkan pusat-pusat pelayanan kota serta sistem jaringan prasarana kota lainnya; dan d. mengembangkan sub pusat pelayanan kota yang dilengkapi dengan prasarana

dan sarana pendukung.

2. Strategi pengembangan sistem jaringan dan infrastruktur lintas wilayah dalam sistem perkotaan wilayah kota, wilayah provinsi, dan nasional meliputi: a. meningkatkan keterpaduan sistem jaringan jalan nasional, sistem jaringan

(4)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima III - 4 membangun jalan lingkar luar Selatan dan lingkar luar Utara(outer ring road) untuk mendistribusikan pergerakan eksternal;

b. mengembangkan integrasi sistem prasarana terpadu antar wilayah dan perkotaan terdiri atas sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, sistem prasarana penyediaan air minum kota, sistem pengelolaan air limbah kota, sistem persampahan kota, sistem drainase kota, penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki, serta jalur evakuasi bencana secara terpadu dengan berbasis kerjasama dan kemitraan antara pemerintah, swasta, dan masyarakat;

c. meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan transportasi perkotaan yang terpadu antara jaringan jalan, jalur pedestrian, jalur evakuasi bencana dan transportasi massal yang berbasis moda jalan; dan

d. memelihara, merehabilitasi serta membangun sistem jaringan transportasi dan infrastruktur wilayah untuk mendukung fungsi kawasan dan fungsi pelayanan kota.

3. Strategi peningkatan kualitas pelayanan sistem jaringan transportasi untuk meningkatkan aksesibilitas wilayah serta fungsi dan keterkaitan antarpusat pelayanan secara optimal meliputi:

a. mengembangkan sistem jaringan jalan terpadu di dalam kota yang terintegrasi dengan jaringan jalan antar wilayah dan antar sistem pusat pelayanan; b. mengembangkan sistem pelayanan angkutan umum massal terpadu; c. membuka jaringan-jaringan jalan baru sesuai dengan fungsinya untuk

meningkatkan aksesibilitas dan keterkaitan antara pusat pelayanan kota dengan sub pusat pelayanan kota dan pusat lingkungan serta antar kawasan di dalam wilayah kota dan antar wilayah;

d. meningkatkan pengawasan dan pengelolaan kawasan pesisir serta pembangunan kota tepian air(water front city);

(5)

f. mengembangkan manajemen dan rekayasa lalu lintas pada ruas jalan dan/atau persimpangan;

g. meningkatkan kualitas perlengkapan jalan untuk mendukung kelancaran pergerakan; dan

h. mengembangkan dan memantapkan tatanan kepelabuhan dan alur pelayaran pada Pelabuhan Bima sebagai pelabuhan rakyat maupun pelabuhan bongkar muat dan meningkatkan kelengkapan sarana dan prasarananya.

4. Strategi pengembangan kualitas dan jangkuan pelayanan sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, sistem prasarana penyediaan air minum kota, sistem pengelolaan air limbah kota, sistem persampahan kota, sistem drainase kota, penyediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana jaringan jalan pejalan kaki, dan jalur evakuasi bencana meliputi meningkatkan kualitas dan jangkauan sarana dan prasarana kota. Rencana struktur ruang wilayah Kota Bima dapat dilihat pada peta gambar 3.1.

3.2.3. Strategi pengembangan pola ruang

Strategi pengembangan pola ruang terdiri dari strategi pengembangan kawasan lindung dan kawasan budidaya.

A. Strategi Pengembangan dalam rangka pengelolaan kawasan lindung

1. Strategi pelestarian fungsi lingkungan hidup secara berkesinambungan, dilakukan dengan cara:

a. menetapkan komponen-komponen kawasan lindung kota;

b. memadukan arahan kawasan lindung provinsi dalam kawasan lindung kota; c. memanfaatkan kawasan budidaya yang dapat berfungsi lindung sebagai bagian

dari RTH;

(6)
(7)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

2. Strategi pencegahan dampak negatif yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup akibat dari pemanfaatan ruang, terdiri dari :

a. mengendalikan pemanfaatan alam dan buatan pada kawasan lindung; b. mengendalikan kegiatan budidaya yang terdapat di dalam kawasan lindung

melalui konversi atau rehabilitasi tanah, pembatasan kegiatan, serta pemindahan kegiatan permukiman penduduk secara bertahap ke luar kawasan lindung; dan

c. menyediakan informasi kepada masyarakat mengenai batas-batas kawasan lindung, kawasan budidaya serta syarat-syarat pelaksanaan kegiatan budidaya dalam kawasan lindung.

3. Strategi penetapan kawasan ruang terbuka hijau minimal 30 % (tiga puluh persen) dari luas wilayah kota terdiri dari:

a. menerapkan ketentuan luas ruang terbuka hijau publik minimal 20% (dua puluh persen) dan ruang terbuka hijau privat minimal 10% (sepuluh persen); b. mengembangkan ruang terbuka hijau berupa lahan konservasi dan resapan air,

hutan kota, taman kota, tempat pemakaman umum, serta lapangan olahraga; c. merevitalisasi dan memantapkan kualitas ruang terbuka hijau yang ada; d. mengembangkan ruang terbuka hijau secara berjenjang mulai dari skala

lingkungan hingga skala kota sesuai dengan standar kebutuhan ruang terbuka hijau;

e. mempertahankan jalur-jalur hijau yang berada di sepanjang jaringan jalan; f. meminimalisir alih fungsi ruang terbuka hijau yang ada;

g. menetapkan secara tegas batas-batas kawasan ruang terbuka hijau;

h. meningkatkan aksesibilitas antarkawasan ruang terbuka hijau dengan kawasan permukiman, kawasan perdagangan dan jasa, pendidikan, serta kawasan dengan fasilitas umum lainnya; dan

(8)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima III - 8 4. Strategi perlindungan kawasan cagar budaya dan aktifitas yang memiliki nilai

histroris dan spiritual terdiri dari:

a. melestarikan dan melindungi kawasan cagar budaya, bangunan bersejarah, serta potensi sosial budaya masyarakat yang memiliki nilai sejarah;

b. revitalisasi kawasan-kawasan yang mendukung pencitraan kota berwawasan budaya lokal;

c. merehabilitasi kawasan cagar budaya yang telah mengalami kerusakan; d. melarang kegiatan-kegiatan budidaya yang mengganggu fungsi kawasan cagar

budaya; dan

e. mempertahankan dan mengembangkan kawasan cagar budaya untuk kepentingan sejarah, ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan kepariwisataan. 5. Strategi pengembangan mitigasi dan adaptasi kawasan rawan bencana terdiri dari:

a. menetapkan ruang yang memiliki potensi rawan bencana;

b. mengendalikan kegiatan budidaya terbangun di kawasan rawan bencana; c. menyiapkan jalur-jalur dan ruang evakuasi bencana;

d. menata ulang kawasan dan menerapkan teknologi tanggap dini kejadian bencana;

e. mengembangkan sistem penanggulangan bencana wilayah kota secara terpadu; f. meningkatkan upaya sosialisasi dan kesadaran pemerintah, swasta dan masyarakat tentang bahaya bencana serta upaya antisipasi terjadinya bencana; g. memprioritaskan upaya mitigasi dan adaptasi bencana pada kawasan

permukiman dan pusat-pusat kegiatan ekonomi perkotaan; dan h. mengembangkan ruang terbuka hijau pada kawasan rawan bencana alam.

B. Strategi Pengembangan dalam rangka pengembangan Kawasan Budidaya

1. Strategi pengembangan kawasan peruntukan permukiman terdiri atas:

a. meningkatkan kualitas kawasan perumahan perkotaan; b. menata kawasan padat dan/atau kumuh di wilayah perkotaan; c. mengembangkan sarana dan prasarana perumahan;

(9)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

e. menghindari pengembangan perumahan pada ruang terbuka hijau yang berada di kawasan perbatasan maupun luar pusat kota;

f. menyediakan ruang terbuka hijau yang sesuai dengan kaidah-kaidah penataan ruang pada kawasan perumahan dan mengoptimalkan fungsinya;

g. merelokasi kampung nelayan yang berada pada kawasan rawan bencana gelombang pasang/tsunami dan abrasi pantai;

h. menerapkan ketentuan-ketentuan teknis pembangunan perumahan terutama menyangkut intensitas serta sempadan bangunan, sempadan sungai, dan sempadan pantai; dan

i. mengatur dan menata kembali perumahan di sepanjang sempadan sungai.

2. Strategi pengembangan perdagangan dan jasa terdiri atas:

a. menata dan merevitalisasi kawasan perdagangan dan jasa;

b. mengembangkan super blok sebagai pusat perdagangan dan jasa skala internasional, nasional, regional, dan lokal;

c. meningkatkan aksesibilitas dari dan ke kawasan perdagangan dan jasa; d. mengembangkan aktifitas perdagangan dan jasa baru di pusat-pusat

pertumbuhan;

e. memberikan ruang yang memadai untuk menampung aktifitas pedagang kaki lima di pusat-pusat keramaian maupun kawasan perdagangan skala besar; f. menyediakan ruang parkir yang memadai di setiap kawasan perdagangan; g. mengatur kegiatan perdagangan pada kawasan permukiman;

h. menyediakan prasarana energi/kelistrikan, telekomunikasi, penyediaan air minum, drainase, persampahan, dan pengelolaan air limbah yang memadai pada kawasan pusat-pusat perdagangan;

i. menyediakan prasarana dan sarana memadai bagi para pejalan kaki dan kendaraan tidak bermotor di kawasan-kawasan perdagangan dan jasa; dan j. mengoptimalkan fungsi-fungsi ruang terbuka hijau pada kawasan perdagangan.

3. Strategi pengembangan kawasan perkantoran terdiri atas:

(10)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima III - 10 b. menyediakan prasarana listrik, air minum, telekomunikasi, drainase,

persampahan, dan pengelolaan air limbah yang memadai;

c. menyediakan ruang parkir kendaraan yang memadai di setiap kawasan perkantoran;

d. menciptakan situasi lingkungan yang bersih dan nyaman di setiap kawasan perkantoran;

e. membatasi pembangunan perkantoran pada kawasan ruang terbuka hijau; dan f. menghindari penetrasi kegiatan perkantoran pada kawasan permukiman.

4. Strategi pengembangan kawasan industri terdiri atas:

a. mengembangkan industri pengolahan berbasis pertanian; b. mengembangkan industri kerajinan penunjang kegiatan pariwisata; c. mengembangkan teknologi industri pengolahan yang berwawasan lingkungan; d. membangun kawasan pusat industri pengolahan maupun pusat-pusat industri

kerajinan;

e. menyediakan prasarana dan sarana pendukung kegiatan industri; f. menyediakan sistem pengelolaan air limbah yang memadai; dan

g. mengembangkan zona penyangga antara kawasan industri dengan kawasan permukiman maupun aktifitas perkotaan lainnya.

5. Strategi pengembangan kawasan pariwisata terdiri atas:

a. melakukan penataan ruang kawasan pariwisata;

b. menyediakan ruang publik yang memadai di setiap destinasi pariwisata; c. mengembangkan inovasi dalam promosi pariwisata;

d. mengembangkan paket-paket pariwisata terpadu serta sarana dan prasarana tur pariwisata kota;

e. membangun kawasan pariwisata yang menarik dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai;

f. mengembangkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pariwisata; g. menerapkan Sapta Pesona (Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah Tamah

(11)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima h. memberdayakan masyarakat di sekitar kawasan pariwisata;

i. mengembangkan seni, budaya, dan kepurbakalaan daerah sebagai aset pariwisata; dan

j. mengembangkan kegiatan perdagangan, jasa, dan industri kerajinan untuk mendukung kegiatan pariwisata.

6. Strategi pengembangan kawasan Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) terdiri atas:

a. menyediakan RTNH pada kawasan permukiman dan non permukiman; b. menyediakan RTNH pada sarana dan prasarana transportasi terbuka; c. mengembangkan kawasan peruntukan RTNH secara berjenjang di setiap

kawasan;

d. mengembangkan pemanfaatan bahan material atau desain RTNH yang memperhatikan daya serap air permukaan;

e. menyediakan elemen pelengkap di kawasan peruntukan RTNH;

f. melarang kegiatan atau bangunan yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan; dan

g. menyediakan RTNH berupa fasilitas parkir kendaraan yang memadai pada kawasan-kawasan RTH taman kota.

7. Strategi pengembangan kawasan ruang evakuasi bencana terdiri atas:

a. memanfaatkan bangunan dan/atau kawasan publik sebagai ruang evakuasi bencana;

b. mengembangkan bangunan khusus yang diperuntukan sebagai ruang evakuasi bencana; dan

c. menyediakan ruang evakuasi bencana pada jalur-jalur evakuasi bencana yang dekat dengan fasilitas umum.

8. Strategi pengembangan kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal terdiri atas:

a. menetapkan kawasan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan untuk berjualan;

(12)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima III - 12 c. menyediakan ruang parkir yang mencukupi sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

9. Strategi pengembangan kawasan pendidikan terdiri atas:

a. pengembangan Pendidikan Tinggi Negeri dan Swasta di wilayah kota; b. meningkatkan kualitas bangunan dan lingkungan pendidikan yang sudah ada; c. menyediakan ruang parkir kendaraan yang memadai di setiap kawasan

pendidikan;

d. memantapkan konsentrasi kegiatan pendidikan tinggi dibagian selatan wilayah kota; dan

e. menciptakan situasi lingkungan yang bersih dan nyaman di setiap kawasan pendidikan.

10. Strategi pengembangan kawasan kesehatan terdiri atas:

a. meningkatkan kualitas bangunan dan lingkungan kesehatan yang sudah ada; b. menyediakan ruang parkir kendaraan yang memadai di setiap kawasan

kesehatan; dan

c. menciptakan situasi lingkungan yang bersih dan nyaman di setiap kawasan kesehatan.

11. Strategi pengembangan kawasan peribadatan terdiri atas:

a. meningkatkan kualitas bangunan dan lingkungan peribadatan yang sudah ada; dan

b. menyediakan ruang parkir kendaraan yang memadai serta mengoptimalkan RTH di setiap kawasan peribadatan.

12. Strategi pengembangan kawasan pertahanan dan keamanan terdiri atas:

a. mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan;

b. mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;

(13)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

e. mengembangkan zona penyangga antara kawasan pertahanan dan keamanan dengan kawasan lainnya.

13. Strategi pengembangan kawasan pertanian terdiri atas:

a. meminimalisir konversi lahan pertanian irigasi teknis menjadi lahan terbangun dan/atau aktifitas budidaya non pertanian;

b. mengembangkan lahan pertanian menjadi lahan pertanian hortikultura, taman kota dan/atau hutan kota pada kawasan pertanian yang tidak memiliki dukungan prasarana irigasi memadai untuk mempertahankan fungsi kawasan sebagai RTH;

c. mengembangkan sarana prasarana irigasi pertanian; dan

d. mengembangkan produk pertanian unggulan yang berorientasi agro industri.

14. Strategi pengembangan kawasan perikanan terdiri atas:

a. mengembangkan budidaya perikanan air tawar, air payau, dan air garam; b. meminimalisir konversi lahan tambak menjadi lahan terbangun dan/atau

aktifitas budidaya non perikanan; dan c. mengembangkan sarana prasarana perikanan.

15. Strategi pengembangan kawasan pertambangan terdiri atas:

a. melakukan penataan ruang kawasan pertambangan melalui penyusunan rencana induk kawasan pertambangan dan rencana detail tata ruangnya; b. membangun kawasan penyangga yang membatasi areal pertambangan dengan

kawasan peruntukan kegiatan budidaya lainnya maupun kawasan lindung; c. menyediakan areal ruang terbuka hijau minimal 30% (tigapuluh persen) di

wilayah pertambangan;

d. membangun instalasi pengolahan limbah untuk menjaga kerusakan lingkungan akibat aktifitas pertambangan.

(14)
(15)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima 3.2.4. Strategi pengembangan kawasan strategis

(1) Strategi pengembangan keterpaduan pengelolaan kawasan strategis nasional dan kawasan strategis provinsi di wilayah kota, terdiri atas:

a. memadukan pengembangan rencana struktur ruang dan rencana pola ruang kawasan strategis nasional dan kawasan strategis provinsi di wilayah kota; dan b. menyelaraskan program-program pemanfaatan ruang baik yang berskala

internasional, nasional, regional, dan lokal.

(2) Strategi pengembangan kawasan dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, meliputi:

a. mengembangkan kawasan-kawasan pembangkit perekonomian kota berskala nasional, regional, dan lokal dengan kegiatan unggulan perdagangan dan jasa, industri, serta pariwisata sebagai penggerak utama pertumbuhan wilayah kota; b. meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekonomi; c. mengembangkan sentra-sentra bisnis berwawasan budaya;

d. menciptakan iklim investasi yang kondusif dan selektif serta mengintensifkan promosi peluang investasi;

e. menyediakan kawasan-kawasan sektor informal yang prospektif dan berdaya tarik tinggi untuk mendukung terwujudnya kota yang maju dan mandiri; dan f. mengembangkan kawasan pariwisata yang berbasis lingkungan, kawasan

pariwisata alam, religi, budaya, kuliner, dan belanja.

(3) Strategi pengembangan kawasan dari sudut kepentingan sosial budaya meliputi:

a. menetapkan kawasan-kawasan yang memiliki nilai sosial, budaya, dan sejarah sebagai kawasan pelestarian dan menjadi pusat budaya kota;

b. meningkatkan upaya konservasi pada kawasan-kawasan yang memiliki nilai sosial, budaya, dan sejarah sebagai upaya pelestarian kawasan serta situs yang ada di dalamnya; dan

c. menata dan mengelola kawasan-kawasan yang memiliki nilai sosial, budaya, dan sejarah secara terpadu.

(16)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima III - 16 a. Strategi pengembangan pesisir pantai adalah:

1. mendukung pelaksanaan program mitigasi bencana pantai; dan

2. mendukung kegiatan penataan kembali pesisir Pantai Teluk Bima melalui kegiatan reklamasi dan memanfaatkannya menjadi Kawasan Kota Tepian Air (water front city).

b. Strategi pengembangan sempadan sungai adalah:

1. mendorong program peremajaan lingkungan hilir sungai tersebut menjadi kawasan konservasi dengan peremajaan terbatas terhadap beberapa kegiatan pembangunan yang ada disekitarnya; dan

2. menyediakan jalan disepanjang sempadan sungai sebagai jalan pengawas. c. Strategi pengembangan kawasan lindung dan hutan kota dengan menjamin

konsistensi kawasan melalui pengendalian kegiatan budidaya secara ketat di dalamnya.

(17)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

(18)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima III - 18 3.3. Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) 3.3.1. Rumusan Visi Misi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan Kota

Bima

Berdasarkan pada dokumen SPPIP Kota Bima yang telah disusun pada tahun 2012 rumusan visi dan misi pembangunan perumahan dan permukiman Kota Bima, maka kesepakatan yang diambil adalah :

Visi:“ MEWUJUDKAN KOTA BIMA YANG SEJAHTERA MAJU DAN MANDIRI “

Misi :

1.Mewujudkan Masyarakat Bima Yang Sejahtera Dan Mandiri 2.Mewujudkan Masyarakat Yang Maju Dan Berdaya Saing 3.Mewujudkan Kota Bima Sebagai Kota Pendidikan Yang

4.Mewujudkan Masyarakat Religius, Berakhlak Mulia Dan Berbudaya 5.Mewujudkan Kota Bima Asri Dan Lestari

6.Mewujudkan Pemerataan Pembangunan Dan Berkeadilan

3.3.2. Tujuan, Kebijakan, dan Rencana Strategis Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kota Bima

Berdasarkan visi misi yang telah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan, kebijakan dan rencana strategis pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan Kota Bima.

A. Tujuan

Tujuan merupakan penjabaran dari pernyataan misi. Dengan penetapan tujuan maka misi akan lebih jelas dan terarah. Tujuan merupakan hasil pengkajian pernyataan misi yang berisikan suatu kebijakan jangka panjang tertentu (misalnya 5 tahun) dan jangka pendek tahunan yang akan dilakukan dalam rangka mencapai hasil yang telah ditetapkan.

(19)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Lingkungan guna mendukung wilayah Kota Bima sebagai kawasan perdagangan dan jasa, serta pendidikan

B. Kebijakan

Kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan Kota Bima ditetapkan sebagai berikut :

1) Infrastruktur Permukiman Perkotaan yang berKualitas dan berwawaskan Kota Hijau

2) Penataan dan Pemeliharaan Lingkungan Pemukiman Kumuh yang layak 3) Memperhatikan Daya Dukung Perkotaan yang berwawaskan Lingkungan 4) Pemenuhan aspek Kelembagaan

5) Pengembangan kawasan agro industri 6) Pengembangan kawasan pertambangan

C. Rencana Strategis

1) Peningkatan Kualitas Kawasan Perkotaan

2) Peningkatan Kualitas Permukiman pada Kawasan Kumuh 3) Peningkatan Layanan Sanitasi dan Persampahan 4) Peningkatan Layanan Air Bersih

5) Penyediaan Perumahan yang Layak dengan memanfaatkan Lahan secara Proposional

6) Pemenuhan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau 7) Pemenuhan dan Peningkatan Aspek Kelembagaan 8) Pemenuhan dan Peningkatan kawasan agro industri 9) Pemenuhan dan Peningkatan kawasan pertambangan

Tabel 3.3 Matriks Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan Kota Bima

TUJUAN KEBIJAKAN RENCANA STRATEGIS

Mewujudkan Infrastruktur Permukiman Perkotaan yang berkualitas serta Kawasan Permukiman yang Layak , Bebas Kumuh dan berwawaskan Lingkungan

1) Infrastruktur Permukiman Perkotaan yang berKualitas dan berwawaskan Kota Hijau 2) Penataan dan Pemeliharaan

Lingkungan Pemukiman Kumuh yang layak

3) Memperhatikan Daya Dukung Perkotaan yang berwawaskan

1) Peningkatan Kualitas Kawasan Perkotaan

2) Peningkatan Kualitas Permukiman pada Kawasan Kumuh

(20)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima III - 20

TUJUAN KEBIJAKAN RENCANA STRATEGIS

guna mendukung wilayah Kota Bima sebagai kawasan perdagangan dan jasa, serta pendidikan

Lingkungan

4) Pemenuhan aspek Kelembagaan 5) Pengembangan kawasan agro

industri

6) Pengembangan kawasan pertambangan

5) Penyediaan Perumahan yang Layak dengan memanfaatkan Lahan secara Proposional 6) Pemenuhan kebutuhan Ruang

Terbuka Hijau

7) Pemenuhan dan Peningkatan Aspek Kelembagaan 8) Pemenuhan dan Peningkatan

kawasan agro industri 9) Pemenuhan dan Peningkatan

kawasan pertambangan

3.3.2. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan Kota Bima A. Strategi Skala Kota

Berdasarkan visi misi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, maka dirumuskanlah Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dalam skala kota, untuk Kota Bima, adalah sebagai berikut

Tabel 3.4 Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Skala Kota

NO STRATEGI PENGEMBANGAN KONSEP

PENANGANAN

STRATEGI PENANGANAN

STRATEGI PENGEMBANGAN SKALA KOTA

1 Peningkatan Kualitas Kawasan Perkotaan

Memperjelas keberadaan Status dan Penataan Kawasan Perkotaan

1) Mengembangkan Basis Data Permukiman

2) Memperjelas Status Lahan Permukiman

3) Penataan Jalan Koridor Kota (Pintu Masuk Kota Bima -Pantai Amahami - -Pantai Kolo) - (coastal road) 2 Pemenuhan kebutuhan Ruang

Terbuka Hijau / Taman Kota

Memberikan Fungsi Lindung terhadap Kawasan Perkotaan, Kawasan Sempadan Sungai dan Pantai

1) Penataan RTH pada Jalan Koridor Kota Bima 2) Penataan RTH pada

Kawasan Perkotaan 3) Penataan RTH pada Wilayah

Sempadan Sungai 4) Penataan RTH pada Wilayah

Sempadan Pantai 5) Penataan Hutan Kota 3 Peningkatan Layanan Sanitasi dan

Persampahan

Peningkatan Sistem Drainase Primer Perkotaan, Sistem Air Limbah dan Persampahan TPA

(21)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

NO STRATEGI PENGEMBANGAN KONSEP

PENANGANAN

STRATEGI PENANGANAN

STRATEGI PENGEMBANGAN SKALA KOTA

2) Mengembangkan Basis Sistem Air Limbah Perkotaan 3) Peningkatan Pengolahan

Sampah Terpadu (3R) 4 Peningkatan Layanan Air Bersih Pemenuhan SPAM 1) Pemenuhan SPAM di Kawasan Perkotaan 2) Pemenuhan SPAM di

Kawasan Pesisir 5 Pemenuhan dan Peningkatan

kawasan agro industri

Penataan Kawasan Agro Industri 1) RTBL Kawasan Agro Industri 6 Pemenuhan dan Peningkatan

kawasan pertambangan

Penataan Kawasan Pertambangan 1) RTBL Kawasan Pertambangan 7 Pemenuhan dan Peningkatan

Aspek Kelembagaan

Pemenuhan dan Peningkatan Aspek Kelembagaan

1) Pemenuhan dan Peningkatan Aspek Kelembagaan di Tingkat Kota Bima Sumber : Dokumen SPPIP Kota Bima Tahun 2012

B. Strategi Skala Kawasan

Berdasarkan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala kota yang telah disusun di atas, maka dirumuskanlah strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala kawasan sebagai berikut.

Tabel 3.5 Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Skala Kawasan

NO STRATEGI PENGEMBANGAN KONSEP

PENANGANAN

STRATEGI PENANGANAN

STRATEGI PENGEMBANGAN SKALA KAWASAN

1 Peningkatan Kualitas Permukiman pada Kawasan Kumuh

Penataan dan Peningkatan Kawasan Kumuh, Relokasi Kawasan Kumuh.

1) Memberikan Fasilitas Sarana dan Prasarana untuk mendapatkan Tempat Tinggal yang Layak Huni bagi Masyarakat Perkotaan 2) Penataan Kawasan Kumuh 3) Pembangunan Rusunawa 2 Penyediaan Perumahan yang

Layak dengan memanfaatkan Lahan secara Proposional

Pembangunan Perumahan yang Layak dan/atau Pembangunan Rusunawa

1) Pembangunan Lingkungan Hunian/Perumahan 2) Pembangunan Perumahan

Baru yang Sehat, Sederhana dan Layak Huni 3) Pembangunan Rusunawa 3 Pemenuhan kebutuhan Ruang

Terbuka Hijau

Memberikan Fungsi Lindung terhadap Kawasan, Kawasan Sempadan Sungai dan Pantai

(22)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima III - 22

NO STRATEGI PENGEMBANGAN KONSEP

PENANGANAN

STRATEGI PENANGANAN

STRATEGI PENGEMBANGAN SKALA KAWASAN

2) Penataan RTH pada Kawasan Permukiman 3) Penataan RTH pada Wilayah

Sempadan Sungai 4) Penataan RTH pada Wilayah

Sempadan Pantai 4 Peningkatan Layanan Sanitasi dan

Persampahan

Peningkatan Sistem Drainase Primer Sekunder, Sistem Air Limbah dan Persampahan TPS

1) Pembangunan/ Rehabilitasi Sistem Drainase dan Kolam Pengendali banjir 2) Pembangunan Sistem

Pengendali ROB 3) Pembangunan SPAL dan

MCK

4) Penyediaan Pra Sarana dan Sarana Air Limbah 5) Pembangunan TPS dan 3R 5 Peningkatan Layanan Air Bersih Pengembangan PS Air Minum MBR 1) Pemenuhan SPAM di

Kawasan Perkotaan 2) Pemenuhan SPAM di

Kawasan Nelayan 6 Pemenuhan dan Peningkatan

Aspek Kelembagaan

Pemenuhan dan Peningkatan Aspek Kelembagaan

(23)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima 3.4. Strategi Sanitasi Kota (SSK)

3.3.1. Visi Misi Sanitasi Kota

Visi misi yang telah ditetapkan dalam dokumen SSK merupakan acuan untuk pembangunan sanitasi jangka menengah Kota Bima. Dari hasil pertemuan Pokja AMPL – BM Kota Bima dicapai suatu kesepakatan mengenai visi dan misi sanitasi Kota Bima yang merupakan penjabaran dari Visi dan Misi Kota Bima yang tertuang dalam Dokumen Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Bima. Tabel berikut dapat menjelaskan Visi dan misi sanitasi Kota Bima:

Tabel 3.6 Visi dan Misi Sanitasi Kota Bima

Visi Kota Bima Misi Kota Bima Visi Sanitasi Kota

Bima Misi Sanitasi Kota Bima

Terwujudnya Kota Bima sebagai Kota Pendidikan Menuju Masyarakat yang Maju dan Mandiri

1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat Kota Bima yang didukung oleh pelayanan public yang prima dan pembangunan keagamaan di tingkat local dan kelurahan 3. Penyediaan

infrastruktur perkotaan dan pengendalian ruang yang mendukung proses pembangunan yang berkelanjutan dan penataan kota

Terwujudnya sistem sanitasi yang tertata dan berkelanjutan menuju masyarakat yang sehat dan maju pada tahun 2017

Misi Air Limbah 1. Meningkatkan akses dan

pemanfaatan layanan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah Kota Bima melalui peningkatan partisipasi aktif masyarakat dan swasta serta koordinasi lintas SKPD terkait baik secara horisontal maupun vertikal.

2. Penguatan aspek kerangka hukum dan teknis sektor air limbah Kota Bima. Misi Persampahan 1. Meningkatkan kualitas dan

kuantitas sarana dan prasarana pengelolaan persampahan 2. Meningkatkan pelayanan

persampahan ke seluruh wilayah Kota Bima 3. mengurangi timbulan

sampah yang berkelanjutan dengan memberdayakan program 3R ditingkat masyrakat 4. meningkatkan peran aktif

masyrakat dan swsta dalam pengelolaan persampahan 5. menyusun dan

(24)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima III - 24

Visi Kota Bima Misi Kota Bima Visi Sanitasi Kota

Bima Misi Sanitasi Kota Bima

pengelolaan ke tahap pengolahan

Misi Drainase 1. Meningkatkan

infrastruktur pelayanan drainase yang berkualitas 2. Meningkatkan kapasitas

kelembagaan pengelola dan penyedia layanan drainase

3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan Drainase 4. Meningkatkan

kemampuan pembiayaan bagi pembangunan drainase Misi Perilaku Hidup Bersih

Sehat

1. Melakukan pendekatan pada masyarakat dan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan STBM 2. Edukasi PHBS usia dini

melalui sekolah 3. Meningkatkan kualitas

lingkungan dan pemberdayaan masyarakat untuk PHBS Sumber: Dokumen SSK Kota Bima Tahun 2012

3.3.2. Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

(25)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Strategi adalah cara untuk mencapai visi dan misi yang dirumuskan berdasarkan kondisi saat ini.

A. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah

Berdasarkan hasil analisa EFAS dan IFAS dengan modifikasi metode analisa SWOT dalam pengelolaan air limbah di Kota Bima maka dapat ditentukan bahwa posisi pengelolaan air limbah berada pada kuadran II. Untuk itu, perumusan strategi dasar peningkatan pengelolaan air limbah di Kota Bima adalah melaksanakan pengembangan aktif dan agresif disamping juga melakukan pemeliharaan terhadap hal-hal yang dianggap penting, dimana strategi utama pengembangan air limbah domestik Kota Bima dihasilkan dari Strategi W-O (memanfaatkan peluang yang ada untuk meminmalisir kelemahan yang dimiliki) disamping strategi pendukung lainnya.

Tujuan, sasaran dan strategi untuk mencapai visi dan misi sanitasi telah dirumuskan sebagaimana terlihat pada tabel di bawah.

Tabel 3.7 Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik

Tujuan

Sasaran

Strategi Pernyataan

sasaran Indikator sasaran Meningkatkan akses dan

pemanfaatan layanan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah Kota Bima melalui peningkatan partisipasi aktif masyarakat dan swasta serta koordinasi lintas SKPD terkait baik secara horisontal maupun vertikal.

Pembangunan sarana dan prasarana air limbah (IPAL/IPLT) komunal skala pelayanan lingkungan dengan berbasis pada partisipasi masyarakat Penyadaran dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyediaan lahan untuk fasilitas instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal di lokasi pemukiman padat penduduk.

Mengoptimalkan sumber pembiayaan lainnya untuk investasi dalam pengelolaan air limbah Mengoptimalkan peran koordinasi antar SKPD terkait pengelolaan air limbah

Berkurangnya praktek Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dari rata-rata sebanyak

Tidak ada penduduk yang melakukan praktek BABS di tahun 2017

Meningkatkan peran serta media dan kader kesehatan lingkungan dalam promosi dan penyuluhan tentang pengelolaan air limbah domestik di tingkat masyarakat.

(26)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima III - 26 Tujuan

Sasaran

Strategi Pernyataan

sasaran Indikator sasaran 80% dari jumlah

penduduk menjadi 0% tahun 2017

komunikasi dan kepada pihak masyarakat, industry dan pengelola rumah sakit/puskesmas tentang pengelolaan air limbah rumah tangga, industry dan medis dengan memanfaatkan media yang ada serta peran kader posyandu;

Penguatan aspek kerangka hukum dan teknis sektor air limbah Kota Bima.

Tersedianya kerangka hukum pengelolaan air limbah domestic kota

Tersedia peraturan daerah mengenai penanganan air limbah

Menyusun peraturan daerah mengenai pengelolaan air limbah yang disesuaikan dengan peraturan di tingkat atas;

Menyusun PERDA tentang jasa pengelolaan air limbah untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembiayaan investasi pengelolaan air limbah. Tersedianya

kerangka teknis pengelolaan air limbah

Tersusunnya dokumen teknis pengelolaan air limbah

Penyusunan master plan pengelolaan air limbah dan pemanfaatan air baku. Adanya persyaratan upaya kelola dan pantau lingkungan dalam pemberian ijin terhadap kegiatan industri rumah tangga, industry kecil dan besar. Menyusun standar operasional prosedur teknis pengelolaan air limbah

Meningkatkan dan mengoptimalkan kompetensi pengelola air limbah (peningkatan jumlah tenaga kerja/staf dalam merencanakan, mengawasi, mememelihara sarana dan prasarana air limbah). Sumber: Dokumen SSK Kota Bima Tahun 2012

B. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Persampahan

(27)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Hasil analisa SWOT tersebut merupakan rujukan bagi Pokja AMPL Kota Bima untuk merumuskan tujuan, sasaran dan strategi yang tepat untuk mengatsi permasalahan persampahan di Kota Bima

Tabel 3.8 Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan

Tujuan Sasaran Strategi

Pernyataan sasaran Indikator sasaran Pelayanan persampahan di

seluruh wilayah administrasi dan terciptanya Kota Bima yang bersih dan nyaman pada Th.2017

Semua kelurahan terlayani oleh kendaraan pengangkut sampah pada Th.2017

Peningkatan pelayanan persampahan dari 65 % menjadi 100 % di th. 2017

Advokasi ke Kepala Daerah dan DPRD

Meningktkan jumlah anggaran untuk penyediaan sarana dan prasara persampahan Penutupan lokasi TPS

liar pada Th. 2013

Tidak ada lagi lokasi TPS liar pada Th. 2013

Penertiban TPS liar dengan bekerja sama dengan pihak kelurahan dan SKPD terkait

Penertiban Benhur Semua Benhur dilengkapi dengan tempat penampung kotoran kuda Th. 2013

Sosialisasi kepada pemilik benhur

Koordinasi dengan dinas perhubungan Penambahan jumlah sarana

dan prasarana persampahan

Peningkatan jumlah sarana dan prasarana persampahan(13 Kendaraan Roda 3, 10 Container, 5 Truck sampah) pada Th. 2017

Bertambahnya jumlah Kendaraan Roda 3, Container, truck sampah

Memprioritaskan pengadaan Truck sampah, Kendaraan roda tiga, Container,tempat pembuangan sampah Memaksimalkan pendanaan dari masyarakat dan swasta untuk pengadaan sarana persampahan Peningkatan peran

masyarakat dan swasta dalam pengelolaan persampahan

Meningkatnya kepedulian masyarakat dan swasta dalam pengelolaan persampahan pada Th. 2015

Tersedianya tempat pembuangan sampah di setiap lokasi usaha Th. 2015

Penyusunan regulasi persampahan yang memuat aturan dan sanksi

Hilangnya kebiasaan masyrakat membuang sampah sembarangan Th. 2015

Meningkatkan kegiatan penyuluhan dan sosialisasi ditingkat masyarakat, sekolah dan lokasi – lokasi yang sering dimanfaatkan oleh masyrakat sebagai tempat pembuangan sampah Daerah aliran sungai bebas dari sampah Th. 2015

Menyiapkan tong sampah bagi petugas penyapu jalan

Munculnya gerakan 3R ditingkat masyarakat dan lingkungan sekolah pada Th. 2015

Munculnya kelompok masyrakat dan lingkungan sekolah yang melaksankan program 3R

Memberikan pelatihan 3R kepada masyrakat dan lingkungan sekolah Menjalin kemitraan dengan kelompok penggiat 3R

(28)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima III - 28

Tujuan Sasaran Strategi

Pernyataan sasaran Indikator sasaran pengelolaan ke sistem

pengolahan persampahan pada Th. 2017

penetapan masterplan, SOP dan regulasi tentang persampahan SOP dan regulasi persampahan pada Th. 2014

dan DPRD untuk membuat Perwali atau Perda tentang regulasi persampahan

Penyusunan masterplan dan SOP oleh SKPD terkait Terbangunya sistem

pengolahan persampahan pada Th. 2017

Membangun sistem pengolahan sampah organik dan sampah non organik

Peningkatan SDM aparatur pengelola persampahan

Meningkatnya SDM aparatur pengelola persampahan

Memberikan pelatihan kepada aparatur tentang sistem pengelolaan persamphan Terjalinya koordinasi

antar SKPD yang berkaitan dengan pengelolaan persampahan

Adanya kerjasama antar SKPD dalam pengelolaan persampahan

Meningkatkan koordinasi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan

Peningkatan sistem dari pengelolaan ke pengolahan pada Th. 2017

Terbangunya sistem pengolahan persampahan pada Th. 2017

Membangun sistem pengolahan sampah organik dan sampah non organik

Sumber: Dokumen SSK Kota Bima Tahun 2012

C. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase

Dari hasil analisa SWOT yang dilakukan oleh Pokja, pengelolaan subsektor drainase berada pada kuadran II. Hal ini menggambarkan bahwa pengelolaan persampahan di Kota Bima sudah berjalan, ini dapat dilihat dari menajemen pengelolaan yang sudah mulai dari tingkat masyarakat.

berdasarkan hasil analisa SWOT tersebut telah dirumuskan tujuan, sasaran dan strategi yang tepat untuk mengatasi permasalahan drainase di Kota Bima sebagaimana terlihatpada tabel berikut.

Tabel 3.9 Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Drainase

Tujuan Sasaran Strategi

Pernyataan sasaran Indikator sasaran -Menyediakan sarana

dan prasarana pelayanan drainase yang berkualitas

Sarana dan prasarana pelayanan drainase yang berkualitas sudah mampu melayani 80% kawasan perkotaan dengan baik dan efektif.

80% kawasan permukiman di Kota Bima bebas genangan setinggi 30 cm atau lebih pada tahun 2017.

•Peningkatan sarana dan prasarana drainase lingkungan dan pengendalian banjir di kawasan perkotaan •Penataan sistem aliran

sungai besar sebagai saluran primer •Normalisasi sungai dan

(29)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tujuan Sasaran Strategi

resapan

•Mengembangkan konsep eco drainage

-Meningkatkan kualitas pengelolaan sistem drainase

Lembaga pengelola layanan drainase didukung oleh regulasi yang tepat dan perencanaan yang komprehensif

•Peraturan Daerah tentang Pengelolaan drainase Kota Bima telah ditetapkan pada tahun 2014 •SKPD pengelola

layanan drainase didukung oleh uraian tupoksi yang mendetail dan aparatur dan handal •Master plan dan

DED drainase kawasan perkotaan telah tersedia pada tahun 2013

Capacity building kelembagaan pengelola drainase

•Penyediaan dokumen rencana sistem drainase secara bertahap dan mendetail

•Penyediaan regulasi yang spesifik lokal dalam hal pengelolaan dan pengembangan sisitem drainase

-Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan drainase yang baik dan berpartisipasi aktif dalam pengelolaan drainase lingkungan

•Masyarakat tidak membuang sampah pada saluran drainase •Saluran drainase

lingkungan dalam

•Meningkatkan kerjasama dari parastakeholder pembangunan drainase (pemerintah, masyarakat, NGO, swasta/dunia usaha). •Pemberdayaan masyarakat

dalam hal pengelolaan drainase

•Peningkatan kualitas dan kuantitas publikasi dan sosialisasi pengelolaan drainase lingkungan -Meningkatkan peran

serta dunia usaha dan swasta serta masyarakat dalam membiayayai pembangunan drainase

Terdapat sarana dan prasarana saluran drainase yang dibiayai oleh dunia usaha/swasta serta masyarakat

Saluran drainase pada kawasan perumahan (real estate, BTN, dll) sediakan oleh pengembang perumahan

•Meningkatkan kerjasama dari para pemangku kepentingan dalam pembangunan Drainase (pemerintah, masyarakat, NGO, Swasta).

Sumber: Dokumen SSK Kota Bima Tahun 2012

D. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene

(30)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima III - 30 itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota mayarakat baik rumah tangga maupun dilingkungan sekolah.

PHBS bertujuan meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah tangga maupun sekolah untuk melaksanakan PHBS dan dapat berperan aktif dalam gerakan PHBS dimasyarakat. Selain itu banyak penyakit dapat di hindari dengan PHBS seperti penyakit: Diare, Malaria, DBD, Flu burung, dan lain-lain.

Secara umum cakupan PHBS (Prilaku Hidup Bersih dan Sehat) di Kota Bima masih rendah( 65%), begitupun cakupan sarana sanitasi dasar yang ada ( 63,45%) masih di bawah target nasional. Hal ini dapat terlihat dari hasil Survey Rumah tangga yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Bima dan Cakupan Sarana Sanitasi Dasar yang ada serta hasil survey EHRA .

Berdasarkan kenyataan diatas maka Kota Bima Posisi Pengelolaan Sanitasi Subsektor PHBS dan Promosi Hygiene berada di kuadran satu (0,51-0,2) kondisi dimana internal yang kuat didukung oleh peluang dari lingkungan eksternal. Dari hasil analisa SWOT yang dilakukan oleh Pokja, pengelolaan subsektor PHBS dan promosi higiene berada pada kuadran II. Hal ini menggambarkan bahwa pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene di Kota Bima sudah berjalan, ini dapat dilihat dari menajemen pengelolaan yang sudah mulai dari tingkat masyarakat.

Tabel 3.10 Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene

Tujuan Sasaran Strategi

Pernyataan sasaran Indikator sasaran Mengoptimalkan kegiatan

Pemberdayaan Masyarakat dan sosialisasi PHBS dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

Meningkatnya presentase sarana sanitasi dan jumlah masyarakat yang berprilaku hidup bersih dan sehat

80% penduduk memilki sarana sanitasi yang layak dan berprilaku hidup bersih dan sehat pada tahun 2017

Meningkatkan kegiatan pemicuan pada masyarakat

Meningkatnya Presentase jenis media promosi dan kegiatan promosi PHBS tahun 2013

100% masyarakat Kota Bima mengetahui dan mengenal tentang PHBS (Prilaku Hidup bersih dan sehat) tahun 2013

(31)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tujuan Sasaran Strategi

Pernyataan sasaran Indikator sasaran Melakukan pendekatan pada

tokoh agama, tokoh masyarakat, agar dapat menyampaikan informasi tentang PHBS dan STBM di setiap kegiatan kemasyarakatan

Terlibatnya tokoh agama dan masyarakat dalam kegiatan penyuluhan dan promosi PHBS dan STBM di masyarakat.

Terintegrasinya kegiatan penyuluhan STBM dan PHBS dengan kegiatan kemasyarakatan.

Meningkatkan promosi PHBS dan STBM melalui Khotbah Jumat, dan kegiatan kemasyarakatan. Pembinaan Tokoh

Masyarakat, Tokoh Agama untuk menjadi Fasilitator kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Tingkat Kelurahan

100% Kelurahan di Kota Bima telah memiliki Tim Fasilitator dan Tim Pemicu STBM

100% Kelurahan dikota Bima terintervensi STBM di tahun 2013

Pelatihan Tenaga Fasilitator STBM di Tingkat Kecamatan dan Kelurahan

Pengadaan Regulasi yang terkait Masalah Higiene Sanitasi

Adanya Perda tentang Higiene Sanitasi tahun 2015

Semua Kecamatan dan Kelurahan di Kota Bima Memiliki Percam dan perdes tentang Sanitasi di Wilayahnya 2015

Melakukan Advokasi dan Sosialisasi pada Pemangku Kebijakan

Mengoptimalkan koordinasi antara lintas Program dan Dinas Terkait dalam Penyusunan rencana, pelaksanaan kegiatan serta monitoring PHBS dan Hygiene Sanitasi

Adanya rencana kegiatan, serta Format Monitoring Evaluasi yang terpadu di lintas Program dan lintas sektor terkait kegiatan PHBS dan STBM di Tahun 2013

Semua Kecamatan dan Kelurahan di Kota Bima memiliki kegiatan PHBS dan STBM di lintas program dan lintas sektor tahun 2013

Pertemuan Koordinasi Lintas Sektor dan Lintas Program Pengadaan Sarana dan

Prasarana Sanitasi Dasar di Sekolah

Meningkatnya presentase sekolah yang melaksanakan PHBS 2015

50% sekolah di kota Bima sudah menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah tahun 2015

Memasukkan materi tentang STBM dan PHBS dalam kurikulum sekolah

Gambar

Tabel 3.1.Rencana Pusat Pelayanan dan Sistem Perkotaan Kota Bima
Tabel 3.3 Matriks Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman
Tabel 3.4 Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Tabel 3.5 Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
+6

Referensi

Dokumen terkait

Selain dari pada itu semua tentunya kita juga harus memperhatikan strategi yang kita biasa lakukan untuk merancang sebuah perusahaan nyata di dunia ofline seperti

PENILAIAN PRAKTIK OECD CG PRINSIP 3 PENILAIAN PRAKTIK OECD CG PRINSIP 3P.

Untuk mengetahui pengaruh penurunan luas tutupan lahan bervegtasi dalam menyerap emisi karbon dioksida sepuluh tahun kebelakang di Kota Pontianak, perlu dilakukan

pendaki gunung dan para penelitian dibidang klimatologi, pada umumnya setiap parameter cuaca seperti suhu, kelembaban dan tekanan udara diukur menggunakan alat yang

Apalagi dengan berkembang pesatnya teknologi seperti internet tidak hanya digunakan sebagai sarana mengerjakan tugas, tetapi lebih sebagai sarana hiburan semata

karimah melalui metode service learning. 2) Meningkatkan motivasi belajar anak didik agar lebih percaya diri. 3) Mengenalkan lebih dekat pada anak didik tentang service learning.

Para ibu beketja yang termotivasi untuk menyusui bayinya diduga memiliki pengetahuan yang tinggi tentang ASI, sedangkan para ibu bekerja yang tidak tennotivasi

Tujuan penelitian dan pengembanga ini adalah untuk mengetahui kelayakan LKS bernuansa islami dengan pendektan kontekstual pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel