• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 1 Pendahuluan - DOCRPIJM 1502266453Bab 1 Pendahuluan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Bab 1 Pendahuluan - DOCRPIJM 1502266453Bab 1 Pendahuluan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 1

Pendahuluan

1.1LATAR BELAKANG

Untuk mewujudkan bangsa yang mandiri, adil, dan makmur seperti yang dicita-citakan

dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, salah satu caranya

adalah dengan mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan melalui perwujudan

permukiman tanpa kumuh. Untuk menunjang lingkungan permukiman di tanah air, perlu dibangun

prasarana dan sarana permukiman yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara

profesional, kredibel, mandiri, dan efisien. Di samping itu, RPJPN juga mengamanatkan bahwa

pembangunan bidang air minum dan sanitasi diarahkan pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar

masyarakat serta untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Hal ini ditekankan kembali dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 yang menyatakan bahwa

salah satu arahan kebijakan dalam bidang pengembangan perumahan permukiman adalah

meningkatkan aksesibiltas masyarakat terhadap layanan air minum dan sanitasi yang memadai.

Arahan dalam RPJPN dan RPJMN terkait pembangunan infrastruktur permukiman

merupakan amanat yang harus diemban bersama oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi,

Pemerintah Kabupaten/Kota, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang

Perumahan dan Kawasan Permukiman. Dijelaskan dalam PP 38 Tahun 2007 bahwa Pemerintah

Kabupaten/Kota berperan sebagai pelaksana pembangunan infrastruktur fisik bidang Cipta Karya,

sedangkan Pemerintah Pusat bertindak sebagai pengatur, pembina, dan pengawas pembangunan

infrastruktur permukiman di Indonesia. Hal ini sesuai kebijakan desentralisasi yang dilakukan di

Indonesia saat ini, dimana pemerintah daerah dituntut untuk lebih berperan aktif dalam melayani dan

mensejahterakan masyarakat. Agar dapat memberikan manfaat yang sebesar- besarnya bagi

masyarakat, pemerintah daerah perlu merencanakan pembangunan infrastruktur permukiman

secara terpadu dengan mendayagunakan sumber daya secara optimal, efisien, dan efektif sesuai

(2)

Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Bombana,Provinsi Sulawesi

Tenggara, dalam mengemban tugasnya dalam mendukung program pembangunan infrastruktur

permukiman secara terpadu menyiapkan perencanaan program khusus bidang Cipta Karya yang

diberi nama Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2-JM) bidang Cipta Karya. RPI2-JM

ini dikembangkan sebagai upaya Pemerintah Kabupaten Bombana dalam melaksanakan

pembangunan infrastruktur permukiman secara merata di seluruh wilayah Kabupaten Bombana

dengan cara yang lebih terpadu, efisien dan efektif sehingga dapat memberikan manfaat yang

sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud RPI2-JM yaitu untuk mewujudkan kemandirian penyelenggaraan pembangunan

infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, menciptakan kualitas kehidupan masyarakat yang

sejahtera selaras dengan tujuan pembangunan nasional.

Sedangkan tujuan RPI2-JM adalah sebagai dokumen yang dijadikan acuan dalam

perencanaan program dan anggaran serta pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang

berasal dari berbagai sumber pendanaan, baik APBN, APBD Propinsi, APBD Kabupaten/Kota,

maupun sumber pendanaan lainnya dalam jangka waktu lima tahun yang mencakup sector

Pengembangan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Sistem Penyediaan Air Minum,

dan Penyehatan Lingkungan Permukiman (air limbah permukiman, persampahan, dan drainase).

1.3PRINSIP PENYUSUNAN RPI2-JM

Perinsip penyusunan RPI2-JM adalah merupakan acuan perencanaan pembangunan

Infrastruktur 5 tahun kedepan maupaun sebagai acuan untuk :

a. Penyusunan Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 tahun b.

Penyusunan Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Renja SKPD

untuk periode satu tahun c. Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) setiap

tahun d.Penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten Bombana dan Keputusaan Kepala Daerah

(3)

1.4

MEKANISME PENYUSUNAN RPIJM

1.4.1 UNIT PELAKSANA DI PUSAT DAN DAERAH

Penyusunan RPI2-JMbidang Cipta Karya Kabupaten Bombana pada dasarnya melibatkan

pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah pusat, dalam

hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina. Sedangkan, pemerintah provinsi berperan

sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota merupakan penyusun dari dokumen RPIJM.

Di dalam mekanisme penyusunanan RPI2-JM Cipta Karya terdapat unit pelaksanaan di

Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas RPI2-JM /Randal yang terdiri dari pejabat

yang mewakili Direktorat Bina Program, Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Tata

Bangunan dan Lingkungan, Direktortat Pengembangan Air Minum, Direktorat Pengembangan PLP,

dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Dalam Direktorat Bina Program Cipta Karya juga terdapat

Koordinator Wilayah (Korwil).

Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPI2-JM yang berfungsi memfasilitasi antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPI2-JM. Satgas Provinsi

dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur Bappeda, Dinas

PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan

Satker-Satker Cipta Karya Provinsi.

Sementara di tingkat kabupaten, dibentuk satgas RPI2-JM Kabupaten yang bertugas

menyusun RPI2-JM Satgas dibentuk dengan SK Bupati dengan anggota terdiri dari unsur Bappeda,

Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan PDAM.

1.4.2 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB UNIT PELAKSANA

Setiap tingkatan Satgas RPI2-JM/Randal mempunyai tugas dan tanggung jawabnya

masing-masing yang diatur dalam SK Dirjen Cipta Karya No. 25/KPTS/DC/2012. Berdasarkan SK

tersebut, Satgas Randal Pusat bersama Korwil berperan sebagai Pembina dengan melakukan

(4)

1. Tim Pengarah

a. Menentukan arah kebijakan pelaksanaan pendampingan dan fasilitasi dalam perencanaan

program pengendalian pelaksanaan program di Bidang Cipta Karya; dan

b. Memberikan dukungan dalam perencanaan program Bidang Cipta Karya antara

Kabupaten/Kota, Provinsi, serta mitra kerjasama lainnya baik di dalam dan di luar

Kementerian PU.

2. Kepala Satuan Tugas

a. Melaksanakan rencana program pendampingan perencanaan dan pengendalian program

Bidang Cipta Karya;

b. Melaksanakan pembinaan kepada daerah terkait perencanaan program Bidang Cipta Karya;

c. Melaksanakan pembinaan kepada daerah terkait pengendalian dan pelaksanaan program

Bidang Cipta Karya;dan

d. Melakukan peningkatan kelembagaan dan kemampuan sumber daya manusia Randal

Provinsi untuk meningkatkan dan memperkuat tugas perencanaan dan pengendalian program

di Bidang Cipta Karya.

3. Koordinator Wilayah

a. Melaksanakan rencana aksi fasilitasi dan pendampingan bagi Kabupaten/Kota melalui

Pemerintah Provinsi untuk meningkatkan kualitas perencanaan Program Bidang Cipta Karya;

b. Memantau pelaksanaan perencanaan dan pengendalian program Bidang Cipta Karya di

daerah, khususnya sampai dengan tataran Provinsi, dan tidak tertutup kemungkinan bagi

Kabupaten/Kota;

c. Memantau kualitas/kelayakan dan sinkronisasi muatan substansi dokumen perencanaan

program Bidang Cipta Karya yaitu RPI2-JM, Memorandum Program, SPPIP, SSK, RISPAM,

dan RTBL;

d. Mendampingi penyusunan pemuktahiran Pedoman Penyusunan Rencana Program Investasi

Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten/Kota;

e. Bersama Pemerintah Provinsi menjaring dan mensinkronisasikan usulan program Bidang

Cipta Karya tahun 2013 yang terpadu dengan berbagai sumber pendanaan dan berbasiskan

pada RPI2-JMKabupaten/Kota;

f. Penajaman dan sosialisasi kualitas muatan substansi RPI2-JM Kabupaten/Kota kepada

(5)

g. Bersama dengan Pemerintah Provinsi mendampingi Kabupaten/Kota dalam menyiapkan

program Cipta Karya yang potensial dibiayai melalui alternatif sumber pembiayaan Cipta

Karya seperti CSR, PHLN, dll;

h. Memonitoring dan mengevaluasi terhadap penyempurnaan/pemuktahiran dokumen-dokumen

perencanaan program Bidang Cipta Karya yang telah disusun oleh Pemerintah

Kabupaten/Kota;

i. Membina dan mendampingi Provinsi dalam mengevaluasi tahunan dari pelaksanaan program

dan anggaran pembangunan bidang Cipta Karya; dan

j. Membina dan mendampingi Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program

Infrastruktur Permukiman di tingkat pusat.

4. Sekretariat

a. Melaksanakan tugas harian dan operasional dari Satuan Tugas Perencanaan dan

Pengendalian;

b. Mengumpulkan data dan informasi terkait dengan perencanaan dan pengendalian program

Bidang Cipta Karya;

c. Menyusun dan mengelola sistem knowledge management yang mampu memberi wadah

pembelajaran bagi seluruh stakeholder Randal;

d. Memfasilitasi koordinasi antara Randal Pusat dengan Randal Provinsi serta Pemerintah

Kabupaten/Kota;

e. Memfasilitasi dan membina Satuan Tugas Randal Provinsi untuk penyelesaian permasalahan

terkait proses pelaksanaan penyiapan perencanaan program dan pengendalian pelaksanaan

program Cipta Karya;

f. Memfasilitasi pelaksanaan pendampingan perencanaan dan pengendalian Bidang Cipta Karya

kepada Randal Provinsi dan termasuk kepada Pemerintah Kabupaten/Kota;

g. Memberi dukungan teknis, administrasi dan logistik pada Kepala Satuan Tugas dan

Koordinator Wilayah;

h. Menyiapkan sumber data (kearsipan) dari pelaksanaan kegiatan perencanaan dan

pengendalian pelaksanaan program dari tahun yang sedang berjalan atau yang sudah

terlaksana; dan

i. Memberi masukan dan evaluasi hasil dari pelaksanaan perencanaan dan pengendalian

(6)

Satgas RPI2-JM/Randal pada tingkat Provinsi memiliki peran dalam melakukan

pendampingan penyusunan RPI2-JM yang dilakukan pemerintah kabupaten/kota di wilayahnya.

Satgas ini terdiri dari 3 tim yaitu tim pengarah, tim pelaksana, dan tim sekretariat. Adapun tugas dari

masing-masing tim tersebut yaitu:

1. Tim Pengarah

a. Memberikan arahan kebijakan untuk kegiatan Pendampingan Penyusunan Rencana Program

Investasi Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang PU/Cipta Karya Daerah

Kota/Kabupaten/Propinsi;

b. Memberikan dukungan dalam kaitan dengan hubungan dengan pimpinan instansi mitra

kerjasama di dalam dan di Propinsi;

c. Memberikan dukungan dalam kaitan hubungan pada daerah Kota/Kabupaten,dan Propinsi;

dan

d. Menetapkan kebijakan program dan anggaran APBN yang layak mendukung RPI2-JMDaerah

Kota/Kabupaten dan Propinsi.

2. Tim Pelaksana

a. Melaksanakan tugas pendampingan RPI2-JMDaerah Kota/Kabupaten;

b. Melaksanakan tugas pembangunan kelembagaan dan sumber daya manusia di tingkat Kota

dan Kabupaten, dengan pemberdayaan Satgas RPI2-JMdi tingkat Kota dan Kabupaten;

c. Melaksanakan tugas evaluasi atas usulan RPI2-JM Daerah Kota/Kabupaten yang akan

dihasilkan dari proses pendampingan ini;

d. Melaksanakan evaluasi guna perbaikan dan penyempurnaan terus menerus pendampingan

RPI2-JMDaerah Kota/Kabupaten.

3. Tim Sekretariat

a. Melaksanakan tugas untuk memberi dukungan teknis, administrasi, dan logistik pada Tim

Pengarah dan Tim Pelaksana;

b. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen untuk pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan RPI2-JMKota/Kabupaten; dan

(7)

Peran Satgas RPI2-JM Kabupaten Bombana pada dasarnya adalah sebagai perumus

dokumen RPI2-JM. Pembentukan Satgas Penyusunan RPI2-JM Kabupaten Bombana ditetapkan

oleh Keputusan Bupati/Walikota. Sebagaimana halnya Satgas provinsi, Satgas tingkat Kabupaten

Bombana terdiri dari 3 tim yang memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, yaitu:

1. Pengarah

a. Memberikan arahan kebijakan kegiatan Pendampingan Penyusunan RPI2-JM Bidang

Pekerjaan Umum/Cipta Karya Daerah Kabupaten Bombana;

b. Memberikan dukungan dalam kaitan dengan hubungan dengan pimpinan instansi terkait mitra

kerjasama; dan

c. Memberikan dukungan dalam kaitan hubungan pada Daerah Kabupaten Bombana

2. Pelaksana

a. Melaksanakan tugas pendampingan RPI2-JMDaerah Kabupaten Bombana;

b. Melaksanakan tugas pembangunan kelembagaan dan sumber daya manusia tingkat

Kabupaten Bombana ;

c. Menyusun RPI2-JMBidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya Kabupaten Bombana;

d. Melaksanakan tugas evaluasi atas usulan RPI2-JM Daerah Kabupaten Bombana yang akan

dihasilkan dari proses pendampingan;

e. Melaksanakan evaluasi guna perbaikan dan penyempurnaan secara terus menerus Pendampingan RPI2-JMKabupaten Bombana.

3. Sekretariat

a. Memberi dukungan teknis administrasi, dan logistik pada Satgas Pengarah dan Pelaksana;

b. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen untuk pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan RPI2-JMDaerah Kabupaten Bombana ; dan

c. Melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh pengarah dan pelaksana.

Adapun SK Bupati Nomor 191 tahun 2015 yang menjadi dasar pembentukan Satgas

RPI2-JMKabupaten Bombana adalah seperti gambar 1.1. berikut ini :

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Karakteristik dan mutu hasil pengeringan lidah buaya (Aloe vera) dengan menggunakan oven gelombang mikro (microwave oven) yang dianalisis adalah perubahan kadar air bahan,

Persentase tertinggi intensitas nyeri haid setelah dilakukan stimulasi kutaneus ( slow stroke back massage) berada pada kategori nyeri ringan dengan jumlah 15 responden

Motor Induksi Tiga Fasa (Rotor Lilit)” yang disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik

Terima kasih pula atas bantuan dari teman-teman (Endra, Bejo, Koko, Dodi, Anita, Novi, Kholil, dan Kanita) yang telah meluangkan waktu, memberikan masukan dan membantu

Dari penjelasan di atas, jika digabungkan dengan topik penelitian ini mengenai “Gambaran Kognitif Sosial Remaja Perempuan dalam Mengunggah Foto Seksi di Facebook ”

Mentah Motivasi Bela·

Faktor lain penyebab lebih rendahnya keuntungan yang diperoleh pada pola usaha pembibitan secara ekstensif adalah rataan bobot badan sapi akhir penelitian rendah yang disebabkan

Onong Uchjana Effendy (1989:60) mengatakan dalam bukunya “Kamus Komunikasi” bahwa komunikasi (communication) adalah proses penyampaian pesan dalam bentuk lambang bermakna