• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Pengaruh antara Penerapan Pendekatan Saintifik Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Model Think Pair and Share terhadap Hasil Belajar Muatan IPA p

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Pengaruh antara Penerapan Pendekatan Saintifik Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Model Think Pair and Share terhadap Hasil Belajar Muatan IPA p"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

Pendidikan menjadi bagian penting dalam pembangunan bangsa. Tak heran jika bidang ini mendapatkan perhatian khusus dari negara. Pemerintah mengatur secara jelas jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Dari ketiga jenjang tersebut, pendidikan dasar merupakan langkah awal seseorang dalam menempuh pendidikan. Pendidikan dasar meliputi Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah. Pasal 17 Ayat 1 Undang - Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2001 mendefinisikan

“Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah”. Pendidikan dasar menjadi pijakan bagi seseorang untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pengelolaan dan pengembangan kualitas pendidikan di tingkat dasar mutlak dilakukan.

Perbaikan kualitas pendidikan dapat dimulai dari aspek guru. Hal itu dilakukan mengingat peranan guru yang sangat besar dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan. Menurut Djamarah (2010:34) “Guru adalah orang yang bertanggung

jawab mencerdaskan kehidupan anak didik.” Guru sering juga disebut sebagai

“pengajar”, “pendidik”, dan “pengasuh”. Guru dapat diartikan sebagai tenaga pengajar dalam institusi pendidikan yang tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Untuk menjalankan tugas –tugas tersebut, guru harus menguasai empat kompetensi dasar yang dijelaskan secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian.

Guru dalam mengelola sebuah pembelajaran harus berpedoman kepada kurikulum yang berlaku. Kurikulum merupakan garis besar atau acuan yang digunakan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Pasal 1 Ayat 19 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengartikan

(2)

bahan pengajaran serta cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu”. Oleh karena itu, kedudukan kurikulum sangat vital dalam pelaksanaan pendidikan. Tanpa adanya kurikulum, pendidikan tidak akan memiliki tujuan yang jelas dan terarah.

Kurikulum yang berlaku di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami perubahan yang signifikan. Bergantinya kurikulum dari masa ke masa dilakukan untuk menyesuaikan dengan dinamika perkembangan zaman. Perubahan kurikulum Indonesia dimulai dari Rentjana Pembelajaran 1947 hingga yang terbaru saat ini adalah kurikulum 2013. Pertimbangan perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 karena kurikulum KTSP dinilai terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif , beban siswa terlalu berat dan kurang bermuatan karakter.

Kurikulum 2013 sendiri baru berjalan selama dua tahun. Namun, dalam penerapannya menuai banyak permasalahan. Beberapa masalah yang dihadapi dalam implementasi kurikulum 2013 diantaranya masalah kesiapan buku, sistem penilaian, penataran guru, pendampingan guru, dan pelatihan kepala sekolah. Pengkajian ulang terhadap kurikulum 2013 pun dilakukan secara cepat untuk mengatasi permasalahan yang ada. Berdasarkan pengkajian ulang tersebut akhirnya Kemdikbud membuat keputusan final untuk untuk menghentikan sementara penerapan kurikulum 2013 di seluruh sekolah di Indonesia melalui SK Kemdikbud Nomor : 179342/MPK/KR/2014 5 Desember 2014. SK tersebut menjelaskan bahwa penghentian sementara kurikulum 2013 didasarkan pada alasan berikut

Berbagai masalah konseptual yang dihadapi antara lain mulai dari soal ketidakselarasan antara ide dengan desain kurikulum hingga soal ketidakselarasan gagasan dengan isi buku teks. Sedangkan masalah teknis penerapan seperti berbeda-bedanya kesiapan sekolah dan guru, belum meratanya dan tuntasnya pelatihan guru dan kepala sekolah, serta penyediaan buku pun belum tertangani dengan baik.

(3)

kurikulum 2013 dirancang pada pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Hal itu bertujuan untuk menimbulkan adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan

pengetahuan. Materi pelajaran dalam kurikulum 2013 dibuat terpadu yang diikat dalam sebuah tema. Sehingga diharapkan anak mendapatkan pemahaman yang holistik.

Pemilihan pendekatan saintifik sebagai esensi utama kurikulum 2013 tentunya memiliki alasan tertentu, salah satunya karena kelebihan yang dimilikinya. Pendekatan ini menekankan pada pentingnya penguasaan keterampilan proses. Keterampilan proses memiliki langkah-langkah yang terdiri dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Siswa memperoleh pengetahuan melalui suatu proses yang ilmiah bukan sebatas prasangka melalui kegiatan berpikir kritis dalam menanggapi sebuah persoalan. Jadi dalam sebuah pembelajaran, siswa aktif dalam membangun pengetahuannya sedangkan guru hanya bertindak sebagai fasilitator.

(4)

Keberhasilan implementasi pendekatan saintifik bergantung pada model pembelajaran yang digunakan guru. Guru harus memilih model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik pendekatan saintifik. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model Think Pair and Share. Langkah

– langkah model Think Pair and Share cukup sederhana meliputi kegiatan berpikir, berpasangan dan berbagi. Model ini merupakan model yang mengajak siswa berpikir kritis melalui kegiatan diskusi dengan berpasangan dalam menjawab pertanyaan serta saling berbagi pengetahuan dan informasi. Dengan langkah dan tahapan yang sederhana diduga penerapan model pembelajaran Think Pair and Share akan efektif untuk anak SD yang memiliki tingkat berpikir yang

masih rendah. Tetapi, model ini memiliki beberapa kelemahan diantaranya yaitu tidak efektif untuk kelas dengan jumlah siswa yang ganjil dan pengetahuan anak menjadi terbatas saat diskusi berpasangan tidak berlangsung kondusif. Selain itu, dalam diskusi berpasangan ada anak yang cenderung mendominasi dan anak yang cenderung pasif akibat dominasi anak yang lain.

Selain model Think Pair and Share, ada model pembelajaran lain yang dianggap sesuai dengan pendekatan saintifik yaitu model pembelajaran Problem Based Learning. Model pembelajaran tersebut merupakan sebuah model

pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual yang sesuai lingkungan hidup peserta didik. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran sehingga anak memiliki inisiatif sendiri untuk belajar. Problem Based Learning membuat pengetahuan siswa menjadi lebih bermakna karena relevan dengan lingkungan kehidupannya. Siswa tidak hanya tahu apa, tapi juga tahu mengapa dan bagaimana. Model Problem Based Learning memiliki beberapa langkah-langkah yaitu konsep dasar, pendefinisian masalah, pembelajaran mandiri, tahap investigasi, dan pertukaran pengetahuan.

(5)

teoritis menjadi sesuatu yang dapat dipahami oleh anak melalui penggunaan masalah-masalah kontekstual. Namun, penggunaan masalah kontekstual pun harus dipandu secara ketat oleh guru agar tidak menimbulkan salah konsepsi oleh siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal itu yang terkadang diabaikan oleh guru. Akibatnya, kegiatan pemecahan masalah tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Model Problem Based Learning bersifat terbuka terhadap perbedaan pendapat antar siswa dalam menyikapi sebuah persoalan. Setiap siswa diperkenankan mengemukakan pendapatnya terkait persoalan yang dibahas. Pembelajaran dengan Model Problem Based Learning juga mencakup kegiatan penyelidikan dan aktivitas diskusi dalam menentukan solusi yang paling tepat. Hal tersebut membutuhkan waktu yang lama mengingat tiap anak memiliki kecepatan belajar yang berbeda-beda. Persoalan lain muncul ketika siswa mulai merasa persoalan yang dihadapinya itu sulit, maka minat untuk mengkaji permasalahan tersebut akan berkurang. Hal itu sesuai dengan karakter anak SD yang sukar berkonsentrasi.

Indikator keberhasilan pembelajaran adalah hasil belajar. Hasil belajar merupakan perubahan yang diperoleh siswa melalui proses belajar. Hasil belajar siswa terdiri atas hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik. Penelitian ini dirancang untuk mengetahui seberapa besar perbedaan pengaruh signifikan antara penerapan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran Problem Based Learning dan model Think Pair and Share terhadap hasil belajar muatan IPA khususnya hasil belajar aspek kognitif.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut.

(6)

b. Dari sisi siswa muncul permasalahan diantaranya yaitu : 1) kemampuan penalaran diragukan dalam mengikuti pembelajaran saintifik, 2) kemampuan anak dalam aktivitas pemecahan masalah masih kurang, 3) Kecepatan belajar tiap anak berbeda, 4) Anak masih sukar berkonsentrasi 4) Kecenderungan anak dalam kelompok berbeda, ada yang mendominasi dan ada yang pasif.

1.3 Pembatasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dibatasi untuk meneliti perbedaan pengaruh signifikan antara penerapan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Problem Based Learning dengan model Think Pair and Share terhadap hasil

belajar muatan IPA subtema 2 tema 8 siswa kelas 4 SD Negeri 1 Bonyokan Klaten tahun pelajaran 2014/2015.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah diuraikan,maka dapat dirumuskan rumusan permasalahan penelitian berikut, “apakah ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara penerapan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Problem Based Learning dengan model Think Pair and Share terhadap hasil belajar muatan IPA

subtema 2 tema 8 pada siswa kelas 4 SD Negeri 01 Bonyokan Klaten tahun pelajaran 2014/2015?”

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi perbedaan pengaruh antara penerapan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Problem Based Learning dengan model Think Pair and Share terhadap hasil belajar muatan IPA subtema 2 tema 8 pada

siswa kelas 4 SD Negeri 1 Bonyokan Klaten tahun pelajaran 2014/2015. 1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoristis

(7)

mengokohkan teori yang sudah ada terkait dengan pembelajaran dengan pendekatan saintifik melalui model Problem Based Learning dan model Think Pair and Share.

1.6.2. Manfaat Praktis

Selain manfaat teoritis yang telah dijelaskan sebelumnya, penelitian ini juga memiliki beberapa manfaat praktis yaitu:

a) Dari sisi guru, penelitian ini dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya yaitu : 1) sebagai masukan bagi guru dalam mengelola dan meningkatkan strategi belajar mengajar, 2) sebagai bahan referensi bagi guru dalam mengembangkan pembelajaran dengan penerapan pendekatan saintifik melalui model Problem Based Learning dan model Think Pair and Share.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, menyelamatkan daerah dari sampah dengan melalui komunikasi kepada masyarakat dalam bentuk sosialisasi demi menyampaikan pesan tentang “LISA”

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berupa

Program untuk kemajuan tenaga kerja wanita/orang cacat.. Pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu di

Merupakan alat musik tradisional Jawa Tengah yang dimainkan untuk menghasilkan dengungan rendah atau gema, Slenthem juga menjadi salah satu instrumen gamelan yang terdiri

bahwa berdasarkan Pasal 5 Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Semarang dan sebagai pelaksanaan

2010 2015 Memberikan kesempatan kepada dosen dan mahasiswa Manajemen untuk melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, misalnya dalam bentuk

•  Bagi Tamu/Mitra universitas, peminjam cukup menunjukkan KTP/SIM yang akan didata dalam Sistem Informasi, setelah melakukan pendaftaran, Sepeda Kampus dapat

3 Keseriusan Hasan Hanafi dalam upaya pembaharuan pemikiran Islam, dituangkan dalam Mega-proyeknya “al-turats wa at-tajdid” (Tradisi dan pembaharuan). Proyek pemikiran