• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model-model Pembelajaran IPA dan Implementasinya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Model-model Pembelajaran IPA dan Implementasinya"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

D

Model-model Pembelajaran IPA dan

Implementasinya

(2)

PEDAGOGIK:

(3)

Brainstorming

• Model Pembelajaran ?

• Beda antara :

o model pembelajaran o Metode

o Pendekatan

(4)

PEMBELAJARAN

(5)

Tujuan

(6)

Indikator Pencapaian kompetensi

1. Menjelaskan konsep model-model pembelajaran pada pembelajaran IPA

2. Mendeskripsikan sintaks model-model pembelajaran pada pembelajaran IPA

3. Mengidentifkasi sintaks model-model pembelajaran pada pembelajaran IPA

(7)

Materi

1. Model Pembelajaran Penemuan (

Discovery

Learning

)

2. Model

Pembelajaran

Berbasis

Masalah

(

Problem Based Learning

)

3. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (

Project

Based Learning

)

(8)
(9)

Defnisi

(10)

LANGKAH-LANGKAH

OPERASIONAL

Perencanaan

 Menentukan tujuan pembelajaranMelakukan identifkasi karakteristik peserta didik

Memilih materi pelajaran.

Menentukan topik-topik yang harus dipelajari

Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas

Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik

Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik

(11)

Pelaksanaa

n

2

a. Stimulation

(stimulasi/pemberian

rangsangan)

b. Problem statement

(pernyataan/ identifkasi

masalah)

c. Data collection

(pengumpulan

data)

d. Data processing (pengolahan

data)

e. Verifcation

(pembuktian)

f. Generalization

(menarik

(12)

Stimulation

(stimulasi/pemb

erian

rangsangan)

Guru dapat memulai kegiatan

pembelajaran

dengan

mengajukan

pertanyaan,

anjuran membaca buku, dan

aktivitas belajar lainnya yang

mengarah

pada

persiapan

pemecahan masalah.

Stimulasi

pada

tahap

ini

berfungsi untuk menyediakan

kondisi interaksi belajar yang

dapat

mengembangkan

dan

membantu peserta didik dalam

mengeksplorasi bahan.

(13)

Problem

statement

(pernyataan/

identifkasi

masalah)

Peserta

didik

diberi

kesempatan

untuk

mengidentifkasi sebanyak

mungkin masalah yang

relevan

dengan

bahan

pelajaran kemudian salah

satunya

dipilih

dan

dirumuskan dalam bentuk

hipotesis

(jawaban

sementara

atas

pertanyaan masalah)

(14)

Data

collection

(pengumpulan

data)

Peserta

didik

melakukan

eksperimen atau eksplorasi

untuk

mengumpulkan

informasi

sebanyak-banyaknya

yang

relevan

untuk membuktikan benar

atau tidaknya hipotesis. Data

dapat

diperoleh

melalui

membaca

literatur,

mengamati objek, wawancara

dengan

nara

sumber,

melakukan uji coba sendiri

dan sebagainya

(15)

Data

processing

(pengolahan

data)

Pengolahan

data

merupakan

kegiatan

mengolah

data

dan

informasi

yang

telah

diperoleh para siswa baik

melalui

wawancara,

observasi,

dan

sebagainya,

lalu

ditafsirkan.

(16)

Verifcatio

n

(pembuktian)

Pada tahap ini peserta didik

melakukan pemeriksaan secara

cermat

untuk

membuktikan

benar atau tidaknya hipotesis

yang

telah

ditetapkan,

dihubungkan dengan hasil data

processing. Berdasarkan hasil

pengolahan dan tafsiran, atau

informasi yang ada, pernyataan

atau

hipotesis

yang

telah

dirumuskan

terdahulu

itu

kemudian

dicek,

apakah

terjawab atau tidak, apakah

terbukti atau tidak.

(17)

Generalizatio

n

(menarik

kesimpulan/gener

alisasi)

Tahap

generalisasi/

menarik kesimpulan adalah

proses

menarik

sebuah

kesimpulan

yang

dapat

dijadikan prinsip umum dan

berlaku

untuk

semua

kejadian atau masalah yang

sama,

dengan

memperhatikan

hasil

verifkasi. Berdasarkan hasil

verifkasi maka dirumuskan

prinsip-prinsip

yang

mendasari generalisasi.

(18)
(19)

Defnisi

Problem Based Learning adalah pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Model ini menuntut peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world).

(20)

Tujuan PBL

kemampuan berpikir kritis

dan kemampuan

pemecahan masalah

kemampuan peserta didik

untuk secara aktif

(21)

Perbandingan PjBL & PBL

Persamaan

1.

Fokus pada

open-ended problem

(ill-structured Problem)

2.

Memerlukan penerapan pengetahuan dan

keterampilan secara nyata

(authentic

)

3.

Menekankan proses penemuan

(inquiry)

4.

Memerlukan waktu untuk menyelesaikan

tugas/masalah

(22)

Perbandingan PjBL & PBL

Project Based Learning Problem Based Learning Memungkinkan keterkaitan

antar mata pelajaran Fokus pada satu topik permasalahan tertentu saja Memerlukan waktu yang lebih

panjang (seminggu, sebulan) Memerlukan waktu yang lebih singkat

Tahapan penyelesaiannya

dapat bervariasi Tahap penyelesaianya mengikuti prosedur khusus Ada produk yang dicipta atau

dihasilkan Produk yang dihasilkan berupa laporan tertulis atau presentasi pemecahan

(23)

GURU SEBAGAI

PELATIH SEBAGAI PEMECAH PESERTA DIDIK MASALAH

MASALAH SEBAGAI AWAL TANTANGAN

DAN MOTIVASI

Asking about thinking (bertanya tentang pemikiran)

memonitor pembelajaran

probbing ( menantang peserta didik untuk berfkir )

menjaga agar peserta didik terlibat

mengatur dinamika kelompok

• menjaga

berlangsungnya proses

peserta yang aktif

terlibat langsung dalam Pembelajaran

membangun pembelajaran

menarik untuk dipecahkan

menyediakan

kebutuhan yang ada hubungannya

dengan pelajaran yang dipelajari

(24)

Tahapan PBL

Mengorientasikan

peserta didik

terhadap masalah

Aktivitas Guru dan Peserta Didik

Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran dan sarana atau logistik yang dibutuhkan.

Guru memotivasi peserta didik

untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah nyata yang dipilih atau ditentukan

Mengorganisasi peserta didik untuk belajar

Guru membantu peserta didik mendefnisikan dan

mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah

yang sudah diorientasikan pada tahap sebelumnya

1

(25)

25

Mengembangkan

dan menyajikan

hasil karya

Aktivitas Guru dan Peserta Didik

Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan kejelasan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah

Guru membantu peserta didik untuk berbagi tugas dan

merencanakan atau menyiapkan karya yang sesuai sebagai hasil pemecahan masalah dalam

(26)

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah

5

Aktivitas Guru dan

Peserta Didik

Guru membantu

peserta didik

untuk melakukan

refeksi atau

evaluasi terhadap

proses pemecahan

masalah yang

(27)

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS

PROYEK

PROYEK

(

(28)

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based

Learning=PjBL) adalah metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi

untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

PjBL merupakan metode belajar yang

menggunakan masalah sebagai langkah awal

dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.

(29)

PjBL dirancang untuk digunakan pada

permasalahan komplek yang diperlukan

peserta

didik

dalam

melakukan

insvestigasi dan memahaminya. Melalui

PjBL,

proses

inquiry

dimulai dengan

memunculkan

pertanyaan penuntun

(

a

guiding question

) dan membimbing

peserta didik dalam sebuah proyek

kolaboratif

yang

mengintegrasikan

berbagai

subjek

(materi)

dalam

kurikulum.

(30)

lanjutan

Pada saat pertanyaan terjawab, secara

langsung peserta didik dapat melihat

berbagai elemen utama sekaligus

berbagai prinsip dalam sebuah disiplin

yang sedang dikajinya.

PjBL

merupakan

investigasi mendalam tentang sebuah

topik dunia nyata, hal ini akan berharga

bagi atensi dan usaha peserta didik.

(31)

Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.

Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.

Meningkatkan kolaborasi.

Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.

Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.

(32)

Memberikan pengalaman kepada peserta didik

pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

Menyediakan pengalaman belajar yang

melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.

Melibatkan para peserta didik untuk belajar

mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.

Membuat suasana belajar menjadi

menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.

(33)

Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.

Membutuhkan biaya yang cukup banyak

Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di kelas.

Banyaknya peralatan yang harus disediakan.

Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.

Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.

Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan

Kelemahan

Pembelajaran Berbasis

(34)

Langkah-Langkah Operasional

(35)

FASE 1: PENENTUAN

PERTANYAAN MENDASAR

Guru memulai pembelajaran dengan memberikan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas.

Guru mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.

(36)

FASE 2: MENDESAIN

PERENCANAAN PROYEK

Perencanaan proyek dilakukan secara kolaboratif

atau kerja sama antara guru dan peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” proyek tersebut.

Perencanaan proyek berisi: aturan main,

(37)

FASE 3: MENYUSUN JADWAL

Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun

jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek.

Aktivitas pada tahap penyusunan jadwal :

(1)membuat jadwal untuk menyelesaikan proyek; (2)membuat batas waktu penyelesaian proyek;

(3)membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru;

(4)membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan

(38)

FASE 4: MEMONITOR PESERTA

DIDIK DAN KEMAJUAN

PROYEK

Guru bertanggungjawab untuk melakukan pengamatan

terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek.

Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap roses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik.

(39)

FASE 5: MENGUJI

HASIL/PENILAIAN

Penilaian dilakukan untuk membantu guru

dalam:

a.mengukur ketercapaian standar,

b.berperan dalam mengevaluasi kemajuan

masing- masing peserta didik,

(40)

FASE 6: REFLEKSI DAN

TEMUAN

BARU

Pada akhir proses pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refeksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan.

Proses refeksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok.

Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.

(41)

MODEL

MODEL

LATIHAN INKUIRI

(42)

Defnisi

(43)

Tujuan Pembelajaran Model

Latihan Inkuiri

Mampu

mengajukan

pertanyaan

atau

permasalahan berdasarkan pengamatan

Mampu merumuskan hipotesis

Mampu mengumpulkan data hasil eksperimen

Mampu menganalisis data hasil eksperimen

(44)

Sintaks/ Fase Model Latihan InkuirI

Fase Kegiatan pembelajaran

Fase Satu: Menghadapkan dengan Masalah

 Menyajikan kejadian yang tidak biasa

 / wajar Fase Dua: Pengumpulan data

verifikasi /pembuktian

 Memberi waktu kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan yang disajikan oleh guru dan guru hanya menjawab ya dan tidak (ya jika pertanyaan ada alasan yang tepat,bila sebaliknya dijawab tidak)

Fase Tiga: Pengumpulan data - Eksperimentasi

 Mengisolasi variabel yang relevan

 Membuat hipotesis (dan menguji) hubungan sebab akibat

Fase Empat: Mengorganisir, Merumuskan penjelasan

 Merumuskan aturan-aturan atau penjelasan

Fase Lima: Analisis Proses Inkuiri

(45)
(46)

Aktivitas Model-model Pembelajaran IPA

dan Implementasinya

1. Diskusi Materi

LK. D.01 Mengkaji Materi Model-model Pembelajaran IPA dan Implementasinya

2. Aktivitas Praktek

LK.D.02 Analisis Model Pembelajaran

(47)
(48)

Latihan

1. Pada model discovery learning, siswa memeriksa secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data yang telah diolah. Kegiatan ini dilakukan pada tahapan ….

A. memberikan rangsangan

B. membimbing penyelidikan secara mandiri maupun kelompok C. pengolahan data

(49)

Latihan

2. Dalam proses pembelajaran yang menggunakan Model Latihan Inkuiri, siswa ditempatkan sebagai ....

(50)

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, menyelamatkan daerah dari sampah dengan melalui komunikasi kepada masyarakat dalam bentuk sosialisasi demi menyampaikan pesan tentang “LISA”

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berupa

Konsentrasi nitrat di

- Cara yang digunakan oleh bayi atau anak ketika masih di dalam kandungan dan balita untuk belajar adalah dengan mendengar bunyi atau suara secara berulang- ulang, baik

Tentang : PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS-DINAS DAERAH KOTA JAMBI WALIKOTA JAMBI ttd ARIFIEN MANAP KEPALA BIDANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN SEKRETARIAT SUBBAGIAN

[r]

Bagi Perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu manajemen perusahan di PT Keong Nusantara Abadi sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk

Melaporkan tentang tindakan dan atau kondisi tidak aman yang ditemukan dalam suatu bentuk pelaporan inspeksi K3.  Obyek