• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Think Pair Share (TPS) Dipadukan dengan Eksperimen pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Think Pair Share (TPS) Dipadukan dengan Eksperimen pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

39

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Penelitian ini terbagi dalam tiga tahap yaitu kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Hasil dari penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut.

4.1.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal)

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan di SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan pada semester I tahun pelajaran 2017/2018 dimana subyek dari penelitian ini adalah peserta didik kelas 5 yang terdiri dari 18 laki-laki dan 18 perempuan.

SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan beralamat di Dusun Kali Kembang, Desa Tolokan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan hanya dapat ditempuh dengan menggunakan kendaran pribadi karena belum adanya angkutan umum yang melewati SD Negeri Tolokan. Sarana dan prasarana dalam menunjang proses pembelajaran di SD Negeri Tolokan cukup memadai. Terdapat 2 kantor guru, 12 ruang kelas, 4 WC guru, 2 WC siswa laki-laki, 2 WC siswa perempuan, perpustakaan, buku-buku, media pembelajaran dan alat peraga.

Pengajar di SD Negeri Tolokan berjumlah 20 pengajar, yaitu 1 kepala sekolah, 12 guru kelas 1-6, 2 guru olahraga, 2 guru agama islam, 2 guru bahasa inggris, dan 1 penjaga perpustakaan. Proses kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Tolokan dimulai pada pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 12.30 WIB pada hari senin-kamis, pada hari jumat-sabtu prose belajar mengajar dimulai pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 10.45 WIB.

(2)

proses belajar mengajar di kelas, peserta didik terbiasa menerima proses belajar mengajar dengan mendapatkan penjelasan dari guru dan membaca buku paket atau LKS yang mereka terima. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang belum optimal dimana masih ada lebih dari 30% peserta didik yang belum mencapai KKM. Dari hasil ulangan tengah semester I dapat dilihat bahwa nilai rata-rata mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan adalah 71 dengan nilai KKM mata pelajaran IPA di SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan adalah 70. Hasil belajar peserta didik kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan pada kondisi awal sebelum diterapkannya model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1

Hasil Belajar IPA Kondisi Awal

No Rentang Nilai Jumlah Siswa Presentase Keterangan

2 50 – 59 3 8 % Belum Tuntas

3 60 – 69 9 25 % Belum Tuntas

4 70 – 79 20 56 % Tuntas

5 80 – 89 4 11 % Tuntas

Jumlah 36 100%

Nilai Rata-rata 71

Nilai Tertinggi 88

Nilai Terendah 50

Sumber: Nilai UTS siswa Kelas 5 SD Negeri Tolokan

Dari data 4.1 hasil belajar IPA pada kondisi awal dapat diketahui bahwa masih ada lebih dari 30% siswa yang belum tuntas hasil belajarnya. Terdapat 12 peserta didik (33%) yang nilaiya masih dibawah KKM dan 24 peserta didik (67%) yang nilainya sudah tuntas KKM. Nilai rata-rata yang diperoleh pada hasil belajar kondisi awal adalah 71, dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50.

4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 4.1.2.1 Tahap Perencanaan Tindakan Siklus I

(3)

a. Peneliti memberikan RPP kepada guru untuk diteliti bersaama agar pelaksanaan proses embelajaraan dapat berjalan dengan baik.

b. Peneliti menyiapkan alat peraga, LKS, evaluasi-evaluasi, dn sarana yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran di dalam kelas.

4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan siklus I dilakukan dengan tiga kali pertemuan sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Proses pembelajaran IPA dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu pertemuan pertama pada hari senin 2 Oktober 2017, pertemuan kedua hari selasa 3 Oktober 2017, pertemuan ketiga hari rabu 4 Oktober 2017. Guru (peneliti) mengajar mata pelajaran IPA tentang tumbuhan hijau dengan standar kompetensi yaitu memahami cara tumbuhan hijau membuat makanan dan kompetenai dasar yaitu mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan.

1) Pertemuan 1

Proses pembelajaran pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin 2 Oktober 2017. Sesuai dengan SK dan KD, proses pembelajaran pada pertemuan pertama ini memiliki indikator yaitu menjelaskan proses tumbuhan hijau membuat makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari.

Kegiatan Awal

Kegiatan awal yaitu peserta didik disiapkan untuk mengikuti proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, diawali dengan guru yang membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, salah satu peserta didik memimpin doa, dan guru mengecek kehadiran peserta didik. Apersepsi dilakukan oleh guru dengan bertanya “apakah tadi pagi peserta didik sudah sarapan?” Ada yang menjawab sudah dan ada juga yang menjawab belum, kemudian guru bertanya “apa makanan sarapan kalian?” jawaban dari peserta didik bermacam-macam ada yang dengan telur goreng, ada yang dengan sayur, ada yang dengan mie instan, dari jawaban yang diberikan peserta didik guru

bertanya “bagaimana cara membuat sarapan kalian?” banyak peserta didik

(4)

peserta didik “Tahukah kalian bagaimana tumbuhan hijau membuat makanannya?” Peserta menjawab dengan fotosintesis. Selanjutnya peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada proses pembelajaran tersebut.

Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, peserta didik diarahkan ke dalam pokok pembahasan oleh guru dalam proses pembelajaran. Guru menggali informasi dengan bertanya kepada peserta didik tentang “apa yang diketahui oleh peserta didik mengenai cara tumbuhan hijau membuat makanannya sendiri?” peserta didik menjawab dengan proses fotosintesis pada tumbuhan hijau. Dari jawaban peserta didik guru bertanya lagi mengenai bahan-bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis? Peserta didik menjawab dengan menggunakan air, karbon dioksida, cahaya dan klorofil. Kemudian guru menjelaskan peranan cahaya dalam proses fotosintesis dan menjelaskan kepada peserta didik bahwa akan melakukan percobaan untuk menguji peranan cahaya dalam proses fotosintesis. Peserta didik diminta membuat hipotesa awal atau dugaan awal sebelum melakukan percobaan. Hipotesa awal yang dibuat peserta didik kebanyakan mengatakan bahwa tumbuhan hijau tidak dapat melakukan proses fotosintesis tanpa adanya cahaya matahari, ada juga yang mengatakan tetap bisa melakukan fotosintesis karena melihat tumbuhan yang terhalangi terkena langsung sinar matahari masih tetap bisa tumbuh.

(5)

peserta didik terlihat dari setiap pertanyaan yang mereka tanyakan dan keinginan mereka untuk melakukan percobaan dengan baik.

Setelah percobaan selesai peserta didik diminta berdiskusi dengan kelompoknya mengenai hasil percobaan yang telah mereka lakukan. Peserta didik saling berbagi informasi dari hasil percobaan yang mereka tuliskan kepada pasangannya. Apabila hasil percobaan yang mereka lakukan mempunyai hasil yang sama maka mereka tinggal menuliskan kesimpulan dari hasil percobaan tersebut, namun apabila hasil percobaan yang mereka tuliskan berbeda mereka diminta untuk berdiskusi dan menjelaskan kepada pasangannya tentang hasil jawaban masing-masing kemudian menyepakati hasil yang mereka diskusikan untuk menjadi kesimpulan kelompok mereka. Proses diskusi berjalan dengan baik karena banyak kelompok yang mempunyai hasil percobaan yang sama, namun ada beberapa kelompok yang mempunyai yang mempunyai hasil percobaan yang berbeda sehingga banyak bertanya kepada guru mengenai kesimpulan yang benar, guru membimbing kelompok yang mengalami permasalahan dalam membuat kesimpulan dengan memberikan arahan kepada peserta didik untuk saling menjelaskan hasil percobaan mereka kepada pasangannya dan meminta untuk menyepakati penjelasan dari anggota yang paling baik untuk dijadikan kesimpulan. Kesimpulan yang sudah mereka buat diminta untuk dipresentasikan di depan kelas. Hasil presentasi mereka akan didiskusikan dengan kelompok lainnya apakah ada perbedaan yang ada dari kesimpulan yang dibuat kelompok presentasi dengan kelompok lainnya. Dalam diskusi ini guru berperan sebagai mediator yang membimbing peserta didik dalam jalannya diskusi. Proses presentasi dan diskusi berjalan dengan baik hanya kurangnya dari peserta lain karena hampir semua kelompok mempunyai kesimpulan yang sama.

Kegiatan Akhir

(6)

2) Pertemuan 2

Pada pertemuan kedua, proses pembelajaran dilaksanakan pada hari selasa 3 Oktober 2017 dengan kompetensi dasar yang sama yaitu mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan. Dengan indikator yaitu menyebutkan bagian-bagian tumbuhan yang berperan dalam proses fotosintesis,dan menunjukkan tempat tumbuhan hijau menyimpan cadangan makanannya.

Kegiatan Awal

Guru membuka pembelajaran dengan salam, kemudian guru melakukan absensi untuk mengecek kehadiran peserta didik. Guru menggali pengetahuan peserta didik dengan melakukan tanya jawab tentang materi sebelumnya. Peserta didik mendengarkan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada proses pembelajaran yang akan berlangsung.

Kegiatan Inti

Kegiatan inti diawali dengan guru bertanya jawab dengan peserta didik mengenai bagian tumbuhan yang berperan dalam proses fotosintesis dan tempat tumbuhan menyimpan hasil fotosintesis atau makanannya. Guru menjelaskan kepada peserta didik bahwa tumbuhan mempunyai tempat untuk menyimpan cadangan makanan guna pertumbuhan tumbuhan tersebut.

(7)

kelompok lainnya apakah ada perbedaan yang ada dari kesimpulan yang dibuat kelompok presentasi dengan kelompok lainnya. Dalam diskusi ini guru berperan sebagai mediator yang membimbing peserta didik dalam jalannya diskusi. Proses diskusi antara kelompok presentasi dan kelompok penanya berjalan dengan menarik karena banyak kelompok yang bertanya mengenai tumbuhan lain yang belum disebutkan tempat penyimpanan cadangan makanannya oleh kelompok presentasi, sehingga banyak pertanyaan yang ditanyakan, namun masalah terjadi karena kelas menjadi ramai dan sulit dikendalikan oleh guru.

Kegiatan Akhir

Dalam kegiatan akhir guru melakukan refleksi dengan meluruskan kesalahpahaman dan memberikan penguatan kepada siswa. Serta guru memberikan tindak lanut dengan meminta peserta didik mempelajari kembali apa yang sudah diajarkan. Guru menutup pembelajaraan dengan salam.

3) Pertemuan 3

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari rabu 4 Oktober 2017 dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang sama dengan dua pertemuan sebelumnya.

Kegiatan Awal

Peserta didik dipersiapkan oleh guru untuk duduk ditempat masing-masing secara rapi dan berdoa sesuai kepercayaan masing-masing-masing-masing. Guru melakukan absensi untuk memastikan peserta didik berangkat semua atau tidak. Kemudian, guru menggali pengetahuan peserta didik tentang materi sebelumnya yang diajarkan oleh guru untuk memastikan peserta didik masing ingat atau tidak tentang materi sebelumnya. Guru menyampaikan pembelajaran hari ini adalah mengerjakan tes formatif (siklus 1). Guru menyampaikan cara mengerjakan tes.

Kegiatan Inti

(8)

evaluasi peserta didik terlihat tenang dan tidak saling mencontek. Guru bersama peserta didik mencocokkan tes formatif yang mereka kerjakan untuk mengetahui nilai masing-masing peserta didik secara langsung.

Kegiatan Akhir

Guru memberikan penghargaan kepada semua peserta didik atas partisipasi aktifnya di kelas. Guru memotivasi peserta didik untuk selalu semangat dalam mengikuti pembelajaran. Guru memberitahu bahwa nilai hari itu sudah cukup memuaskan tetapi peserta didik dapat lebih meningkatkan lagi kemampuan mereka dengan lebih maksimal. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

4.1.2.3 Hasil Tindakan a) Hasil Belajar IPA

1) Hasil Belajar Kognitif Siklus I

Hasil belajar kognitif peserta didik diambil dari hasil tes evaluasi yang mereka kerjakan pada pertemuan ketiga siklus I. Peningkatan upaya hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen dapat dikatakan berhasil apabila dilihat dari hasil belajar peserta didik yang lebih meningkat dibandingkan dengan kondisi awal. Hasil belajar kognitif siklus I adalah sebaga berikut:

Tabel 4.2

Hasil Belajar Kognitif IPA Siklus I

No Rentang Nilai Jumlah Siswa Presentase Keterangan

1 60-64 3 8% Belum Tuntas

2 65-69 4 12% Belum Tuntas

3 70-74 2 6% Tuntas

4 75-79 6 16% Tuntas

5 80-84 9 25% Tuntas

6 85-89 9 25% Tuntas

7 90-94 3 8% Tuntas

8 ≥95 0 0% Tuntas

Jumlah 36 100%

Siswa Yang Belum Tuntas

7 20%

Siswa yang Tuntas 29 80%

Nilai Rata-rata 77

Nilai Tertinggi 90

(9)

Dari tabel 4.2 tentang hasil belajar IPA siklus I dengan menggunakan model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen menunjukkan bahwa jumlah peserta didik yang tuntas lebih banyak daripada jumlah peserta dididk yang belum tuntas. Jumlah peserta didik yang tuntas berjumlah 29 dengan presentase 80% sedangkan jumlah peserta didik yang belum tuntas berjumlah 7 dengan presentase 20%. Hasil belajar pada siklus I mengalami peningkatan dibandingkan kondisi awal sebelum diterapkan model Think Pair Share (TPS) diapdukan dengan eksperimen. Pada siklus I nilai rata-rat mencapai 77, dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60.

2) Hasil Belajar Afektif Siklus I

(10)

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil belajar afektif peserta didik kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan menunjukkan bahwa penilaian untuk sikap menghormati cenderung bernilai baik dan baik sekali. Penilaian untuk sikap partisipasi cenderung bernilai baik. Penilaian untuk sikap bekerja sama cenderung bernilai baik. Penilaian untuk sikap tanggung jawab cenderung bernilai baik.

3) Hasil Belajar Psikomotorik Siklus II

Penilaian hasil belajar psikomotorik dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung. Guru mengamati ketrampilan peserta didik saat proses pembelajaran. Penilaian hasil belajar psikomotorik menggunakan empat kriteria diman setiap kriteria menggunakan skor 1-4. Penilaian hasil belajar psikomotorik siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

(11)

menuliskan jawaban dari hasil percobaan cenderung bernilai baik. Penilaian terhadap aspek mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas cenderung bernilai baik.

4.1.2.4 Refleksi Siklus I

Refleksi pada siklus I dilakukan untuk mengetahui secara keseluruhan proses pembelajaran menggunakan model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen. Proses dan hasil yang dicapai dapat diketahui melalui refleksi yang dilakukan. Kegiatan refleksi dilakukan oleh observer dan beberapa perwakilan siswa.

Hasil refleksi siklus I diperoleh bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share (TPS) dipadukan eksperimen mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut:

a) Eksperimen yang dilakukan memberikan pengalamn nyata kepada peserta didik dalam mengetahi peran cahaya dalam proses fotosintesis.

b) Penulisan hasil percobaan dan diskusi yang peseeta didik lakukan dengan kelompoknya melatih peserta didik untuk mandiri dan berani mengemukakan pendapat mereka, juga melatih kerjasama peserta didik dengan peserta didik lain dalam membuat kesimpulan.

c) Para peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Meskipun dalam pelaksanaannya upaya peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model Think Pair Share (TPS) dipadukan eksperimen sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, namun masih terdapat beberapa kekurangan dalam proses pembelajarannya, kekurangan tersebut antara lain sebagai berikut:

a) Proses pembelajaran masih sulit dikendalikan karena guru kurang mampu dalam mengusai kelas sehingga banyak peserta didik yang ramai sendiri. b) Beberapa pesera didik masih belum paham dengan langkah-langkah

pembelajaran yang akan berlangsung.

(12)

Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus 1, perlu dilakukan perbaikan untuk mengurangi dan menghilangkan kekurangan yang ada tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan untuk memperbaiki kekurangan yang ada antara lain sebagai berikut:

a) Guru lebih memperhatikan peserta didik agar mereka tidak ramai sendiri. b) Guru memberikan penjelasan kepada peserta didik dengan lebih jelas agar

mereka memahami langkah-langkah yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran.

c) Guru mengsrahkan peserta didik agar mereka memperhatikan dan memberikan tanggapan terhadap peserta didik yang mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas.

4.1.3 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Tahap-tahap pelaksanaan pada siklus II sama dengan tahap-tahap pelaksanaan pada siklus I yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan siklus II adalah tindak lanjut dari hasil refleksi pada siklus I. Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I coba diperbaik pada siklus II, dan kelebihan yang ada pada siklus I akan lebih dikembangkan lagi pada siklus II.

4.1.3.1 Tahap Perencanaan Tindakan Siklus II

Perencanaan pembelajaran pada siklus II berdasarkan pada refleksi yang dilakukan pada siklus I. Hasil pada refleksi siklus I dijadikan acuan untuk pembuatan RPP pada siklus II, peneliti menyusun dan memperbaiki RPP pada siklus II bersama dengan guru kelas (observer).

(13)

di dunia ini tidak ada tumbuhan hijau, menyebutkan cara melestarikan tumbuhan hijau.

4.1.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II 1) Pertemuan 1

Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari Jumat 6 Oktober 2017 dengan kompetensi dasar mendeskripsikan ketergantungan manusaa dan hewan pada tumbuhan hijau sebagai sumber makanan. pemebelajaran pada pertemuan pertama siklus II ini mempunyai dua indikator yaitu melalui eksperimen siswa mampu menunjukkan tempat tumbuhan menyimpan cadangan makanannya, dan mengidentifikasi bagian tumbuhan yang digunakan oleh manusia dan hewan untuk makanan.

Kegiatan Awal

Guru menyiapkan peserta didik untuk memulai proses pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian guru mengecek kehadiran peserta didik dengan mengabsen peserta didik. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada peserta didik “Dimana tempat ibu kalian menyimpan masakannya?” Peserta didik menjawab dengan jawaban yang bermacam-macam seperti di almari, di kulkas, dll. Selanjutnya guru

bertanya “Jika ibu kalian mempunyai tempat menyimpan makanan apakah

tumbuhan juga mempunya tempat untuk menyimpan cadangan

makanannya” peserta didik menjawab dengan punya tempat untuk menyimpan cadangan makanan, selanjutnya guru bertanya “Bagaimana cara mengetahui tempat tumbuhan menyimpan cadangan makanannya?”

Banyak peserta didik yang tidak menjawab karena tidak tahu. Selanjutnya untuk mengatasi ketidaktahuan peserta didik guru menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran pada proses pembelajaran yang akan berlangsung.

Kegiatan Inti

(14)

tanda-tanda tempat tumbuhan menyimpan cadangan makanannya, selanjutnya guru memberitahu peserta didik mengeani percobaan yang akan dilakukan yaitu membuktikan tempat penyimpanan cadangan makanan pada tumbuhan kentang dan ketela pohon, sebelum melakukan percobaan peserta didik diminta membuat hipotesa awal atau dugaan mengenai percobaan yang akan dilakukan dan membuat kelompok secara berpasangan.

(15)

presentasi dan penanya berjalan dengan baik, tidak banyak pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan karena hampir semuanya memebuat kesimpulan yang sama.

Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir diisi dengan melakukan refleksi dengan memberikan penguatan dan meluruskan kesalahpahaman kepada siswa. Pembelajaran ditutup dengan salam dari guru.

2) Pertemuan 2

Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari Senin 9 Oktober 2017 dengan kompetensi dasar yang sama dengan pertemuan 1. Pada pertemuan kedua ini mempunyai tiga indikator yaitu, menjelaskan pentingnya tumbuhan hijau bagi manusia dan hewan, memprediksi yang akan terjadi bila di dunia ini tidak ada tumbuhan hijau, menyebutkan cara melestarikan tumbuhan hijau.

Kegiatan Awal

Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, kemudian guru mengecek kehadiran peserta didik dengan absensi. Selanjutnya guru menggali pengetahuan peserta didik dengan bertanya jawab tentang materi terakhir yang diajarkan. Guru bertanya “tumbuhan bambu dapat digunakan oleh manusia sebagai apa? Peserta didik menjawab dengan bahan bangunan dan masakan. Guru menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pembelajaran yang akan berlangsung.

Kegiatan Inti

Kegiatan inti diawal dengan guru bertanya jawab dengan peserta didik mengenai pentingnya tumbuhan hijau bagi manusia dan hewan, guru

bertanya kepada peserta didik “Mengapa tumbuhan sangat penting abgi manusia dan hewan?” banyak peserta didik yang menjawab karena

tumbuhan dapat digunakan sebagai makanan, karena kalo tidak ada tumbuhan akan kekurangan oksigen. Selanjutnya guru bertanya “apa yang

terjadi jika di dunia ini tidak ada tumbuhan?” peserta didik banyak yang

(16)

sayur, kalau hujan deras bisa terjadi tanah longsor dll. Selanjutnya guru menjelaskan mengenai cara-cara melestarikan tumbuhan hijau agar tubmuhan hijau tetap dapat tumbuh dengan baik.

Kemudian guru memberi tugas kepada peserta didik untuk mencari informasi sendiri mengenai alasan pentingnya tumbuhan hijau bagi manusia dan hewan, memprediksi apa yang terjadi jika tumbuhan tidak ada, dan cara melestarikan tumbuhan hijau dari LKS dan buku paket yang mereka bawa. Setelah mereka menuliskan hasil tugas mereka, guru meminta peserta didik untuk membuat kelompok secara berpasangan dan mendiskusikan hasil tugas mereka, selanjutnya peseerta didik diminta untuk membuat kesimpulan secara kelompok mengenai tugas yang mereka kerjakan. Setelah setiap membuat kesimpulan guru meminta untuk mempresentasikannya didepan kelas. Kelompok yang lain menanggapi dengan memberikan pertanyaan atau tanggapa sesuai juga mendiskusikan apabila ada kesimpulan mereka yang berbeda, pada diskusi ini guru berperan sebagai pembimbing yang membimbing jalannya diskusi.

Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir diisi dengan melakukan refleksi pada pembelajaran yang telah berlangsung. Guru meluruskan kesalahpahaman dan memberikan penguatan kepada peserta didik. Sebagai tindak lanjut guru meminta peserta didik untuk mempalajari materi yang sudah diajarkan pada siklus II ini. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

3) Pertemuan 3

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari selasa 10 Oktober 2017 dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang sama dengan dua pertemuan sebelumnya.

Kegiatan Awal

(17)

sebelumnya yang diajarkan oleh guru untuk memastikan peserta didik masing ingat atau tidak tentang materi sebelumnya. Guru menyampaikan pembelajaran hari ini adalah mengerjakan tes formatif (siklus II). Guru menyampaikan cara mengerjakan tes.

Kegiatan Inti

Semua siswa dibagikan evaluasi tes formatif oleh guru untuk dikerjakan secara individu. Tes diberikan oleh guru untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Guru bersama siswa mencocokkan tes formatif yang mereka kerjakan untuk mengetahui nilai masing-masing siswa secara langsung.

Kegiatan Akhir

Guru memberikan penghargaan kepada semua siswa atas partisipasi aktifnya di kelas. Guru memotivasi siswa untuk selalu semangat dalam mengikuti pembelajaran. Guru memberitahu bahwa nilai hari itu sudah cukup memuaskan tetapi siswa dapat lebih meningkatkan lagi kemampuan mereka dengan lebih maksimal. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

4.1.3.3 Hasil Tindakan a) Hasil Belajar IPA

1) Hasil Belajar Kognitif Siklus II

(18)

Tabel 4.5

Hasil Belajar Kognitif IPA Siklus II

No Rentang Nilai Jumlah Siswa Presentase Keterangan

1 65-69 2 6% Belum Tuntas

2 70-74 - 0% Tuntas

3 75-79 3 8% Tuntas

4 80-84 6 17% Tuntas

5 85-89 10 28% Tuntas

6 90-94 7 19% Tuntas

7 ≥95 8 22% Tuntas

Jumlah 36 100%

Siswa Yang Belum Tuntas

2 6%

Siswa yang Tuntas 34 94%

Nilai Rata-rata 86

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 65

Dari tabel 4.5 tentang hasil belajar IPA siklus II dengan menggunakan model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen menunjukkan bahwa nilai yang yang diperoleh mengalami peningkatan dibandingkan siklus I dan presentase ketuntasan belajar peserta didik juga meningkat dibandingkan dengan siklus I. jumlah peserta didik yang tuntas lebih banyak daripada jumlah peserta dididk yang belum tuntas. Nilai rata-rata mengalami peningkatan dimana pada siklus I nilai rata-ratanya 77 sedangkan pada siklus II nilai rata-ratanya 86. Pada siklus II nilai tertinggi adalah 100 sedaangkan nilai terendah adalah 65. Jumlah peserta didik yang tuntas berjumlah 34 dengan presentase 94% sedangkan jumlah peserta didik yang belum tuntas berjumlah 2 dengan presentase 4%.

2) Hasil Belajar Afektif Siklus II

(19)

Tabel 4.6

Hasil Belajar Afektif Siklus II

No Sikap Kategori

Nilai

Jumlah Siswa

1 Menghormati Kurang -

Cukup -

Baik 4

Baik Sekali 32 2 Partisipasi Kurang -

Cukup -

Baik 15

Baik Sekali 21 3 Berkerjasama Kurang -

Cukup -

Baik 21

Baik Sekali 15 4 Tanggung

jawab

Kurang -

Cukup -

Baik 19

Baik Sekali 17

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa hasil belajar afektif peserta didik kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan menunjukkan bahwa penilaian untuk sikap menghormati cenderung bernilai baik sekali. Penilaian untuk sikap partisipasi cenderung bernilai baik. Penilaian untuk sikap bekerja sama cenderung bernilai baik. Penilaian untuk sikap tanggung jawab cenderung bernilai baik.

3) Hasil Belajar Psikomotorik

(20)

Tabel 4.7

Berdasarkan tabel 4.4 hasil belajar psikomotrik siklus I peserta didik kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan menunjukkan bahwa penilaian terhadap aspek terlibat secara aktif dalam melakukan percobaan cenderung bernilai baik sekali. Penilaian terhadap aspek mengoperasikan alat dan bahan dalam percobaan dengan benar cenderung bernilai baik sekali. Penilaiaan terhadap aspek ketelitian dalam menuliskan jawaban dari hasil percobaan cenderung bernilai baik sekali. Penilaian terhadap aspek mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas cenderung bernilai baik sekali.

4.1.3.4 Refleksi Siklus II

(21)

Pada siklus II didapat data bahwa siswa yang tuntas mencapai 94% sehingga tidak perlu diadakan siklus selanjutnya karena sudah memenuhi indikator kinerja ketenutasan mata pelajaran IPA sebesar 90%.

4.2 Hasil Analisis Data

Hasil analisis data penelitian menyajikan analisis data mengenai hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan dalam dalam upaya peningkatan hasil belajar IPA menggunakan model Think Phair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen pada semester 1 tahun ajaran 2017/2018.

4.2.1 Hasil Analisis Data Kognitif

Hasil analisis data kognitif akan membandingkan hasil belajar kognitif IPA dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Perbandingan hasil belajr kognitif antara kondisi awal, siklus I dan silus II dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 4.8

Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

No Ketuntasan Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Jumlah Siswa

% Jumlah

Siswa

% Jumlah

Siswa

%

1 Tuntas 24 67% 29 80% 34 94%

2 Belum Tuntas 12 33% 7 20% 2 6%

Jumlah 36 100% 36 100% 35 100%

Nilai Rata-rata 71 77 86

Nilai Tertinggi 84 90 100

Nilai Terendah 50 60 65

(22)

tuntas pada kondisi awal, berkurang menjadi 7 orang yang nilainya belum tuntas. Pada siklus II mengalami peningkatan lagi dibandingkan dengan siklus I, siswa yang nilainya tuntas meningkat menjadi 34, siswa yang nilainya tuntas pada kondisi awal dan siklus I tetap mendapat nilai tuntas pada siklus II, dan 7 siswa yang nilainya belum tuntas pada siklus I berkurang menjadi 2 orang pada siklus II.

4.2.2 Hasil Analisis Data Afektif

Hasil Belajar Afektif didapatkan dari hasil pengamatan guru kepada peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar afektif didasarkan pada aspek sikap peserta didik yang mereka tunjukkan dalam proses pembelajaran. Analisis data afektif akan membandingkan antara hasil belajar afektif siklus I dan siklus II. Perbandingan hasil belajar afektif antara siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 4.9

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Afektif Siklus I dan Siklus II

Siklus I Siklus II

(23)

Sikap menghormati pada siklus I cenderung bernilai baik meningkat pada siklus II dimana sikap menghormati cenderung bernilai baik sekali. Sikap partisipasi pada siklus I cenderung bernilai baik meningkat pada siklus II dimana sikap partisipasi cenderung bernilai baik sekali. Sikap bekerjasama pada siklus I cenderung bernilai baik meningkat pada siklus II dimana sikap berkerjasama cenderung bernilai baik sekali. Sikap tanggung jawab pada siklus I cenderung bernilai baik meningkat pada siklus II dimana sikap tanggung jawab cenderung bernilai baik sekali.

4.2.3 Hasil Analisis Data Psikomotor

Hasil Belajar psikomot didapatkan dari hasil pengamatan guru kepada peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar psikomotor didasarkan pada aspek ketrampilan peserta didik yang mereka tunjukkan dalam proses pembelajaran. Analisis data psikomotr akan membandingkan antara hasil belajar psikomotor siklus I dan siklus II. Perbandingan hasil belajar psikomotor antara siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 4.10

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Psikomotor Siklus I dan Siklus II

(24)

4 Mempresentasik an hasil diskusi di depan kelas dengan baik

Kurang - 4 Mempresentasik an hasil diskusi

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat ketuntasan hasil belajar psikomotor siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Dari hasil belajar psikomotor IPA yang mengalami peningkatan dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan dapat diupayakan menggunakan model Think Phair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen. Aspek keaktifan pada siklus I cenderung bernilai baik meningkat pada siklus II dimana cenderung bernilai baik sekali. Aspek mengoperasikan alat dan bahan pada siklus I cenderung bernilai baik meningkat pada siklus II dimana cenderung bernilai baik sekali. Aspek ketelitian pada siklus I cenderung bernilai baik meningkat pada siklus II dimana cenderung bernilai baik sekali. Aspek presentasi pada siklus I cenderung bernilai baik meningkat pada siklus II dimana cenderung bernilai baik sekali.

4.3 Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan dengan menggunakan model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen. Estiti (2007: 10) menyatakan bahwa Think Pair Share (TPS) memiliki prosedur secara tersirat dapat memberi peserta didik waktu yang lebih untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu antar sesama peserta didik. Melalui cara ini diharapkan siswa dapat bekerja sama, saling membutuhkan dan saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif.

(25)

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan meningkat seiring dengan percobaan dan diskusi yang harus mereka lakukan dalam proses pembelajaran. Penggunaan model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen akan menyebabkan kelas menjadi ramai, guru harus mampu mengelola keramian yang timbul ini menjadi keramaian yang positif yang mana keramaian tersebut terjadi karena proses percobaan dan diskusi yang dilakukan siswa. Jika guru tidak mampu mengelola keramaian yang timbul dengan baik maka hal ini akan memrikan yefek yang tidak baik pada proses pembelajaran yang berlangsung, karena akan anyak siswa yang ramai sendiri dengan kegiatan masing-masing sehingga langkah-langkah pembelajaran tidak berjalan dengan baik dan akan mengganggu kelas lain juga. Dalam proses pembelajaran ini guru bertindak sebagai pembimbing siswa dalam mencapai informasi yang ingin mereka ketahui. Siswa dituntut untuk lebih aktif dalam usaha mereka untuk mencari pengetahuan, sehingga proses pembelajaran yang berlangsung menjadi berpusat kepada siswa.

Hasil dari penelitian ini seperti yang sudah diuraikan dalam hasil analisis data menunjukkan bahwa penerapan model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen dalam upaya peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I dan siklus II nilai yang diperoleh siswa terus meningkat dan siswa yang tuntas hasil belajarnya juga terus meningkat. Metode eksperimen adalah metode yang memberikan kesempatan kepada peserta didik, baik secara individu ataupun berkelompok untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan (Asmani, 2011: 34). Trianto dalam Purbaningrum (2012: 9) beranggapan bahwa

Think Pair Share (TPS) merupakan suatu cara yang efektif untuk mengganti suasana diskusi kelas. Dengan anggapan bahwa diskusi perlu pengaturan untuk mengontrol suasana kelas agar tetap kondusif dan terkendali secara keseluruhan. Prosedur dalam Think Pair Share (TPS) dapat memberikan banyak waktu bagi siswa untuk berpikir, merespon dan bekerja sama dengan teman dan kelompoknya.

Peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model Think Pair Share

(26)

pengalaman secara langsung dari percobaan yang mereka lakukan juga pemahaman siswa terhadap apa yang dipelajarinya akan lebih mendalam dengan adanya pengalaman melakukan percobaan tersebut. Diskusi yang mereka lakukan dengan kelomponya untuk membuat kesimpulan juga melatih mereka untuk saling berkerjasama dan mengungkapkan pikirannya kepada orang lain. Presentasi yang dilakukan sebagai hasil diskusi kelompok melatih siswa untuk berani berbicara dihadapan orang banyak dalam mengungkap pikiran mereka.

Penelitian yang sama dengan penelitian ini dilakukan oleh Eka Marta (2014) dan Henokh Dwi (2014), menunjukkan adanya keberhasilan dalam proses pembelajaran menggunakan model Think Pair Share (TPS) sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian lain yang sama dengan penelitian ini dilakukan oleh Rina Puji (2013) dan Sumarni (2012), menunjukkan adanya keberhasilan dalam proses pembelajaran menggunakn metode Eksperimen sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini juga membuktikan bahwa penggunan model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan. Penggabungan model Think Pair Share (TPS) dan metode Eksperimen dilakukan untuk mengoptimalkan peningkatan hasil belajar siswa, selain itu juga untuk memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam proses pembelajaran melalui percobaan yang dilakukan dan meningkatkan keaktifan siswa melalui diskusi yang dilakukan.

Kelebihan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian yang lain adalah model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen ini mempunyai 3 ranah evaluasi yang dinilai yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan menggunakan 3 ranah evaluasi terbukti dapat meningkatkan hasil belajar belajar siswa kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan yang tidak hanya pada ranah kognitif tetapi juga meningkatkan hasil belajar pada ranah afektif dan psikomotorik.

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Belajar IPA Kondisi Awal
Tabel 4.2 Hasil Belajar Kognitif IPA Siklus I
Tabel 4.3 Hasil Belajar Afektif Siklus I
Tabel 4.4 Hasil Belajar Psikomotorik Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis secara bersamaan keberadaan satu faktor dengan faktor yang lainnya (simultan) mendapatkan tingkat pendapatan, pekerjaan, vantilasi hunian, kepadatan hunian, pencahayaan,

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Faktor Resiko Terjadinya Diabetic

Berdasarkan uraian dari latar belakang penyusunan proposal ini, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “ Apakah bisnis surat kabar yang dikerjakan oleh

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masih banyak perusahaan- perusahaan yang tidak tepat waktu dalam melaporkan laporan keuangannya dan ditambah lagi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut, yaitu: sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan tentang perawatan

• Sebanyak 57,53% dari 166 Ibu Melahirkan di Kecamatan Tappalang Barat DITOLONG oleh BUKAN BIDAN, DOKTER ATAU PERAWAT. • Sebanyak 32,53% dari 259 Ibu Melahirkan di Kecamatan Kalumpang

Sejauh ini program tersebut telah menggunakan banyak indikator kinerja berbasis pada output (hasil) untuk mengevaluasi program, tetapi tidak pernah menggunakan sebuah indeks

Guru dituntut tidak hanya mengetahui teori-teori tentang demokrasi dan menciptakan pembelajaran hanya sebagai sebuah transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi