• Tidak ada hasil yang ditemukan

Urgensi PKn sebagai Civic Education di I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Urgensi PKn sebagai Civic Education di I"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 1 Pendahuluan

Tujuan pendidikan nasional Indonesia menurut Undang-undang No.20 Tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Indonesia sebagai negara hukum yang berdemokrasi memiliki ciri-ciri diantaranya adalah : 1. Memiliki konstitusi yang melindungi hak asasi warga negaranya

2. Adanya kebebasan untuk mengeluarkan pendapat

3. Memiliki badan peradilan yang bebas dan tidak memihak 4. Menjamin kebebasan menyatakan pendapat

5. Adanya pendidikan civics (kewarganegaraan)

Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut diatas, maka sangatlah tepat bagi bangsa Indonesia sebagai negara demokrasi melakukan usaha melalui sector pendidikan diantaranya dengan mewajibkan adanya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada setiap jenjang pendidikan. Mulai dari pendidikan dasar hingga jenjang perguruan tinggi.

Prof. Dr.H. Endang Komara, M.Si. menyatakan dalam Paradigma Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi, (2010)bahwa :

“ Pada dasarnya Pendidikan Kewarganegaraan merupakan citizenship education atau education for citizenship, yang mencakup pendidikan kewargangaraan di dalam lembaga pendidikan formal (dalam hal ini di sekolah dan dalam pendidikan guru) dan di luar sekolah baik yang berupa program penataran atau program lainnya yang dirancang atau sebagai dampak pengiring dari program lainnya yang berfungsi memfasilitasi proses pendewasaan atau pematangan sebagai warganegara Indonesia yang cerdas dan baik “

Pkn sebagai sarana bagi proses pendewasaan dan pematangan generasi muda

(2)

mencukupi untuk dapat terjun berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat dan bernegara. PKn membimbing para peserta didik agar mampu bertingkah laku dengan baik, percaya diri ,berfikir kritis dan mampu mengoreksi ketimpangan-ketimpangan yang terjadi .

Keberadaan PKn ditopang oleh berbagai ilmu pengetahuan lain seperti, ilmu politik, hukum, sosiologi, anthropologi dan filsafat yang digunakan sebagai landasan dalam mengkaji konsep, nilai dan perilaku bagaimana menjadi warga negara yang baik yang sesuai dengan nilai Pancasila dan membekali peserta didik dalam mengatasi berbagai permasalahan actual yang timbul dewasa ini, diantaranya :

1. Meningkatnya gejala kecenderungan demoralisasi dikalangan para pelajar

2. Masih banyaknya siswa yang tidak paham dengan system pemerintahan demokrasi dan tidak memahami peranannya sebagai warga negara.

3. Adanya sikap apatis para pelajar dalam menanggapi dan mempelajari peristiwa-peristiwa politik yang terjadi

4. Masih terjadinya pelanggaran HAM, baik yang dilakukan negara maupun warganya.

(3)

Bab II Pembahasan

A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan tidak terlepas dari pendidikan politik yang bersangkutan dengan pola bagaimana pemerintahan atau kekuasaan dijalankan dan bagaimana partisipasi masyarakat dalam kehidupan pemerintahan atau kekuasaan tersebut dilaksanakan.

Pendidikan kewarganegaraan dikembangkan hampir disetiap negara meski dengan istilah dan tujuan yang berbeda. Mata pelajaran ini sering disebut civics education, citizenship education bahkam mereka menyebutnya sebagai democracy education.

Dibawah ini adalah beberapa pengertian tentang Pendidikan kewarganegaraan :

1. Menurut Stanford Encyclopedia Of Philosophy,(2013) “ civics education “ means all the processes that affect people’s beliefs, commitments, capabilities, and action as members or prospective members of communities.

Pendidikan kewaganegaraan mengacu pada semua proses yang mempengaruhi masyarakat, komitmen, kemampuan, dan tindakan sebagai anggota atau calon anggota komunitas. Proses ini berlangsung seumur hidup. Sekolah dipilih untuk mengembangkan civics education karena dianggap memiliki misi yang lebih jelas daripada institusi lainnya, karena pendidikan kewarganegaraan dapat saja berlangsung diluar sekolah seperti, di lingkungan masyarakat sekitarnya dan pada semua tahap kehidupan.

2. Menurut encyclopedia Brittanica company, Civics is a study of the right and duties of citizens and how government works.

Pendidikan Kewarganegaraan adalah pengetahuan yang mempelajari tentang hak dan kewajiban serta bagaimana system pemerintah bekerja. Dalam sebuah negara demokrasi adalah penting membekali para peserta didik dengan pemahaman hak dan kewajiban dan mempelajari bagaimana pemerintahan dan lembaga-lembaga negara melakukan tugasnya.

(4)

Hal ini disebabkan oleh posisi dan tuntutan yang diembannya PKn tidak dapat terpisahkan dari disiplin ilmu lainnya, baik dari ilmu-ilmu social (IIS), humaniora, filsafat bahkan ilmu-ilmu alam dan agama. Sebagai disiplin ilmu terintegrasi, PKn berakar dari Ilmu Kewarganegaran (Civics), Ilmu Politik, Ilmu Hukum, Ilmu Pendidikan (Pedagogik) serta bidang humaniora bahkan seni dan dimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.oleh karena itu PKn memiliki karakteristik pendekatan interdisciplinary,

multidisciplinary, transdisciplinary bahkan crossdisciplinary dan multidimensional.

4. John Mahoney, menyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan meliputi seluruh kegiatan sekolah, termasuk kegiatan ekstra kurikuler seperti kegiatan di dalam dan di luar kelas, diskusi, dan organisasi kegiatan siswa. Pendidikan Kewaganegaraan diuoayakan memuat nilai-nilai moral yang berguna bagi pembentukan kepribadian peserta didik sebagai bekal hidup bermasyarakat masa kini dan masa datang.

Nadiroh (2011) menyatakan bahwa hakikat dan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan dalam mendidik warga negara yang baik , mencakup :

1. Peka terhadap informasi baru yang dijadikan ilmu pengetahuan dalam kehidupannya 2. Trampil dalam menyerap informasi

3. Mampu mengorganisasi dan menggunakan informasi

4. Mampu membina hubungan interpersonal dan partisipasi social

5. Menjadi warga negara yang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai karakter bangsa.

Maksud dan tujuan PKn mengarahkan pada ilmu pengetahuan dengan fakta yang actual yang terjadi dilingkungan sekelilingnya memungkinkan peserta didik untuk bersikap kritis dan melaksanakan kehidupan demokratis didalam pergaulan hidupnya.

PKn dalam tinjauan Ontologi, Aksiologi dan epistimologi, secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Secara ontologi

Menurut Winataputra (2006), PKn secara ontological memiliki dua dimensi yakni: - Obyek telaah.

(5)

- Obyek pengembangan.

Sebagai obyek pengembangan atau sasaran pembentukan PKn adalah keseluruhan ranah sosiopsikologis peserta didik yang oleh Bloom dikatagorikan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, yang menyangkut status , hak dan kewajibannya

sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan dikembangkan secara progmatik guna mencapai kualitas warga negara yang “cerdas dan baik” dalam religious, demokrasi dan berkeadaban dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Epistimologi

Secara epistimologi PKn mencakup metodologi penelitian dan metodologi pengembangan. Metodologi penelitian digunakan untuk mendapat pengetahuan baru melalui :

- penelitian kuantitatif yang menonjolkan proses pengukuran dan generalisasi untuk mendukung konseptualisasi dan

- penelitian kualitatif yang menonjolkan pemahaman holistic terhadap fenomena alamiah untuk membangun suatu teori.

Metode pengembangan digunakan untuk mendapatkan paradigm pedagogis dan rekayasa kurikuler yang relevan guna mengembangkan asek-aspek social-psikologis peserta didik dengan cara mengorganisasikan berbagai unsure instrumental dan kontekstual pendidikan.kedua metode ini dapat diitegrasikan sebagai kegiatan penelitian dan pengembangan seperti dalam bentuk kegiatan penelitian tindakan atau “action research”

3. Aksiologi

Aksiologi PKn adalah berbagai manfaat hasil penelitian dan hasil pengembangan bidang kajian PKn yang telah dicapai bagi dunia pendidikan. Hasil penelitian PKn dalam dunia persekolahan memberikan manfaat dan masukan yang baik bagi pengembangan kurikulum, peningkatan professional guru dalam pengajaran, baik metode maupun teknik. satu contohnya adalah dikembangkan berbagai model pembelajaran yang penting bagi PKn dan dihasilkannya teknik-teknik mengajar yang lebih tepat untuk mata pelajaran yang sarat dengan muatan nilai dan moral ini

(6)

berbangsa dan bernegara , serta berprestasi dalam memecahkan permasalahan social mereka, juga menyangkut civis values, yaitu sikap percaya diri, penguasaan dan pemahaman atas nilai religious, norma dan moral yang berlaku.

Pendidikan civics atau PKn merupakan proses penyiapan generasi muda agar mampu menjadi warga negara yang baik, yang memahami hak dan kewajiban, mampu mengambil peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan kaum akademisi saja, tetapi masyarakat pun harus mau bekerjasama dalam mencetak generasi good citizenship ini karena dalam lingkungan masyarakatlah praktek-praktek nilai dan moral akan berlangsung.

Untuk mencapai pembelajaran PKn sesuai tujuan diatas, maka guru harus berupaya untuk membelajarkan peserta didik melalui proses-proses yang mengarahkan pembentukan sikap dan perilaku siswa sesuai yang menjadi tujuan pendidikan PKn.

Tujuan pembelajaran PKn selain untuk mendukung tujuan pendidikan nasional secara umum, juga mendukung tujuan pembelajaran PKn itu sendiri secara khusus yaitu adanya membinaan moral dan pembiasaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari peserta didik baik dilingkungan keluarga, sekolah , masyarakat maupun negara.

B. Pengertian Demokrasi

Abraham Licoln menyatakan bahwa democracy is the government from the people , by the people and for the people. Hal ini menunjukan bahwa tidak dapat dikatakan sebuah negara menganut faham demokrasi bila tidak ada partisipasi warga negara. Dalam sistem negara yang demokratis, partisipasi warga negara memegang peranan yang sangat penting

Seperti yang kita ketahui, dewasa ini terjadi penurunan minat partisipasi masyarakat dalam hal urusan negara yang disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah kurang kesadaran masyarakat akan pentingnya partisipasi mereka dalam keikutsertaan mereka dalam kehidupan bernegara, menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap aparatur negara, dan masih adanya ketakutan sebagian dari masyarakat untuk menyuarakan aspirasinya berhubung dengan adanya tekanan atau paksaan untuk “tidak”berbeda.

(7)

artinya sebutan sebuah negara demokrasi, tanpa adanya suara rakyat? Sekolah adalah tempat yang penting untuk pengembangan demokrasi karena di tempat inilah para generasi muda terdidik berada. Oleh karena itu pula, pendidikan kewarganegaraa harus bersifat realistis dengan perubahan jaman dan mengikuti perkembangan perpolitikan yang terjadi.

Menurut Margaret Stimman Branson, dari Associate Director Centre for Civic Education

dalam The Role of Civics Education (1998) bahwa komponen penting dari Pendidikan Kewarganegaraan menyangkut tiga hal yaitu :

1. Civic Knowledge

Menyangkut pertanyaan :

apa kehidupan sipil, politik dan pemerintah?

Apa dasar sitem politik Amerika?

Bagaimana pemerintah yang didirikan berdasarkan konstitusi mewujudkan tujuan, nilai-nilai, dan prinsip-prinsip demokrasi Amerika?

Apa hubungan Amerika Serikat dengan nhegara-negara lain?

Apa peran warga dalam demokrasi Amerika ?

Pertanyaan-pertanyaan itu penting sebagai sarana untuk mengorganisir pengetahuan yang harus dimiliki. Seperti ,bagaimana sejarah bangsa, filsafat, system ekonomi , karakteristik masyarakat, budaya bangsa ,nilai-nilai, dan prinsip dasar demokrasi berlaku.

2. Civic Skill

Keterampilan intelektual dalam kewarganegaraan dan pemerintahan disebut juga keterampilan berpikir kritis. Pendidikan kewarganegaraan yang baik berusaha untuk mengembangkan kompetensi dalam menjelaskan dan menganalisis hal-hal seperti konsekuensi dari ide-ide proses social, politik atau ekonomi , dan lembaga. Kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk mampu membedakan fakta dan opini atau antara sarana dan tujuan. Hal ini nantinya akan membantu warga negara untuk memperjelas tanggung jawabnya sebagai pribadi maupun sebagai bagian dari masyarakat juga memberika keterampilan dalam pengambilan keputusan.

(8)

Disposisi sipil mengacu pada ciri-ciri karakter pribadi dan public yang penting bagi pemeliharaan dan peningkatan demokrasi konstitusional. Keterampilan masyarakat berkembang secara perlahan dari waktu ke waktu sebagai hasil dari belajar dan pengalaman yang didapat dari rumah, sekolah, masyarakat, dan organisasi masyarakat sipil. Pengalaman-pengalaman tersebut akan memimbulkan pemahaman bahwa dalam pemerintahan demokrasi diperlukan tanggung jawab dari setiap individu. Sifat karakter pribadi seperti tanggung jawab moral, disiplin, dan rasa hormat terhadap nilai dan martabat manusia merupakan hal yang penting disamping sifat-sifat yang berhubungan dengan public, misalnya kesopanan, menghormati aturan hokum, berpikir kritis dan kemauan untuk mendengarkan, bernegosiasi, dan berkompromi sangat diperlukan untuk keberhasilan demokrasi.

Meski hal tersebut berbicara tentang Pendidikan Kewarganegaraan di America, namun kami berpendapat bahwa ini berlaku juga di Indonesia. Pembelajaran PKn bukan saja dalam proses pembelajaran diharapkan terjadinya transfer ilmu pengetahuan oleh guru kepada peserta didik saja, melainkan ada penanaman dan pembinaan keterampilan kepada para peserta didik yang harus dibimbing dan dilatih terus-menerus sehingga mereka pada akhirnya akan menjadi manusia-manusia yang terampil dalam mengatasi masalah-masalah social, berwawasan luas, tanggap terhadap perubahan social serta mampu berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis.

Prof. Idrus Affandi (2005) menyatakan tiga hal yang harus diperhatikan dalam menanamkan nilai demokrasi kepada generasi muda, yaitu :

1. Demokrasi adalah bentuk kehidupan bermasyarakat yang paling menjamin hak-hak warga negara.

2. Demokrasi adalah suatu leraning process yang tidak begitu saja dapat ditiru tetapi memerlukan suatu proses

3. Kelangsungan demokrasi tergantung pada keberhasilan mentranformasikan nilai-nilai demokrasi itu sendiri ; kebebasan, persamaan dan keadilan serta loyalitas kepada system politik yang bersifat demokrasi .

(9)

C. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Sarana Demokrasi Bangsa

F.D. Roosevelt dalam The Four Freedom,menyatakan bahwa suatu negara dikatakan sebagai negara demokratis bila memenuhi kriterian adanya :

1. freedom of reigion ( kebebasan memeluk agama)

2. freedom of speech (kebebasan mengeluarkan pendapat)

3. freedom from want (kebebasan dari kemiskinan)

4. freedom from fear (kebebasan dari rasa takut)

Dengan melihat criteria negara demokrasi diatas maka, pembelajara PKn harus mampu mendorong dan memberi pemahaman kepada peserta didik untuk:

Menyadari adanya perbedaan keyakinan diantara sesamanya, sehingga ia mampu mengembangkan sikap toleransi dan saling menghormati.

Menumbuhkan keberanian mengungkapkan pendapat, baik secara lisan maupun tulisan.

Sekolah harus mampu menumbuhkan kepercayaan diri peserta didik. Hal ini harus dilakukan melalui pembiasaan menghargai pendapat orang lain, mau mendengar nasihat dan tidak memaksakan kehendak. Begitupun berlaku untuk guru, kebiasaan pendidikan tradisional yang kurang memungkinkan peserta didik untuk bertanya dan berbeda pendapat dengan guru harus mulai dikikis. Guru harus bersikap terbuka, menghargai pertanyaan-pertanyaan peserta didik dan menerapkan metode problem based learning. Melalui metode ini peserta didik dilatih mampu mencari cara pemecahan masalah dengan baik. Sehingga pada akhirnya nanti mereka akan benar-benar dapat berkontribusi dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan yang lebih luas , yaitu kehidupan bernegara.

(10)

Membimbing peserta didik untuk mau berjuang dan bekerja keras agar dapat hidup mandiri, mampu mencari jalan keluar dari kemiskinan. Implikasinya adalah mereka akan menjadi generasi yang mampu menjadikan negaranya menjadi negara yang mandiri dan tangguh. Pkn juga harus menjadi ilmu pengetahuan yang memberikan solusi bagaimana memecahkan

persoaln-persoalan pribadi dan persoalan social, seperti bagaimana cara melepaskan diri dari tekanan , penindasan,serta ketakutan. Hal ini dapat dimulai dengan cara menghargai keberadaan hak asasi setiap manusia, menghindari tindakan yang sewenang-wenang ,mampu bertindak benar dan adil. Oleh karena itu selama dalam proses belajar mengajar, guru harus mampu memberikan rasa aman dan nyaman kepada peserta didik sehingga mereka belajar bebas dari rasa takut dan penghukuman yang berlebihan. Pembelajaran bersifat humanistic sesuai dengan paradigma sekolah adalah pendidikan memanusiakan manusia.

Prof. Dr.H. Endang Komara, M.Si (2009) menyatakan bahwa, pendidikan harus ada keterkaitan dengan apa yang ada dan relevan bagi bangsa Indonesia. Fenomena pendidikan yang

teks book mengakibatkan pengetahuan hanya akan memiliki kontribusi yang amat kecil dalam pengembangan individu dan masyarakat demokratis. Oleh karena itu inovasi dan reorientasi pembelajaran IPS (dalam hal ini penulis fokuskan kedalam mata pelajaran PKn sebagai bagian dari pelajaran IPS ) sangat diperlukan agar pembelajaran yang dilakukan memberikan kontribusi maksimal dalam proses akselarasi pembangunan demokrasi. Tujuan, materi dan methode pembelajaran perlu diubah agar berkesinambungan dan sesuai dengan konteks dan perubahan zaman.

Pembenahan terus menerus harus dilakukan baik dalam kurikulum, materi ajar, methode maupun skill para pendidik perlu ditingkatkan. Penyajian PKn harus dikemas menarik minat peserta didik. Materi pelajaran PKn haruslah berupa pengetahuan yang memang diperlukan dan secara pragmatis memiliki nilai guna, yang benar-benar dapat dirasakan manfaatnya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara sehingga terbentuk good citizenship. Pendidikan kewarganegaraan harus memikirkan proses pembelajaran apa yang tepat dalam pembelajaran juga memikirkan outcome apa yang akan didapat para peserta didik dengan mempelajari PKn.

(11)

cara bagaimana memecahkan permasalahan melalui contoh-contoh yang actual dan memahami bagaimana kehidupan demokrasi menginginkan adanya partisipasi warga negaranya.

Urgensi PKn (civic Education) menuru Endang Komara dalam Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam pengembangan Nilai Demokrasi di Indonesia(2009) menyatakan dalam abstraknya, bahwa PKn merupakan kebutuhan mendesak bagi bangsa Indonesia dalam membangun demokrasi berkeadaban karena beberapa alasan :

1. Meningkatnya gejala dan kecenderungan politicalillitercy ; tidak melek politik dan tidak mengetahui cara kerja demokrasi dan lembaga-lembaganya dikalangan warga negara.

2. Meningkatnya political apathism ( apatis berpolitik) yang ditunjukan dengan sedikitnya keterlibatan warga negara dalam proses-proses politik.

3. Masih terjadinya pelanggaran HAM, baik yang dilakukan negara maupun warga negara. Dengan demikian PKn merupakan sarana pendidikan yang efektif dan strategis bagi negara-negara demokratis baru untuk melahirkan generasi muda dan masyarakat luas tentang pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang dioerlukan dalam mentrasformasikan, mengaktualisasikan, dan melestarikan demokrasi, serta penghormatan dan penegakan HAM.

(12)

III Kesimpulan

Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran penting yang harus dikembangkan disetiap sekolah untuk menciptakan generasi yang mampu menjadi warga negara yang baik, yang memahami hak dan kewajibannya, bersikap kritis dan tanggap terhadap perubahan social.

Sekolah sebagai laboratorium bagi pengembangan kehidupan berdemokrasi harus mampu meyakinkan para siswa bahwa demokrasi adalah sebuah system dari suatu negara yang terbaik untuk didukung dan dikembangkan melalui pola tindak dan perilaku yang mencerminkan sebagai warga negara yang baik.

Untuk mengembangkan kehidupan berdemokrasi, sekolah tidak seharusnya berkutat pada masalah teori semata, melainkan mengimplementasikan demokrasi dalam kehidupan nyata. Demokrasi di sekolah harus dikembangkan oleh seluruh warga sekolah, mulai dari Kepala sekolah, guru dan siswa.

Cita-cita menjadikan para siswa menjadi warga negara yang baik tentunya tidak dapat dicetak dengan cepat. Semua memerlukan proses yang terus – menerus. Banyak pembiasaan baik yang dapat dilakukan secara terus – menerus di ruang sekolah melalui teori dan praktek serta keteladanan yang harus ditampilkan para guru. Hal ini tentunya bukan tanpa kendala, banyak rintangan yang dihadapi dalam menanamkan nilai-nilai PKn yang mendukung terciptanya warga negara yang baik ,diantaranya adalah :

1. Guru dituntut tidak hanya mengetahui teori-teori tentang demokrasi dan menciptakan pembelajaran hanya sebagai sebuah transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi harus mampu menuntun para siswa untuk mampu berlaku sesuai nilai-nilai , norma dan moral yang berlaku, serta menyiapkan peserta didik agar mampu melakukan prinsip-prinsip demokrasi dalam praktek kehidupan nyata, baik di sekolah maupun di masyarakat dimana mereka tinggal untuk akhirnya mereka diharapkan dapat berpartisipasi langsung dalam kehidupan demokrasi yang lebih luas, yaitu demokrasi dalam bernegara.

(13)

perkembangan peserta didik. Ada baiknya para guru memahami makna “teaching is art”.

Mengajar sepenuh hati dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.

3. Guru harus mampu menjadi contoh pertama di sekolah dengan menunjukan aktivitas dan perilaku yang demokratis kepada siswanya. Guru harus mampu menghargai perbedaan social budaya siswa, dan keragaman mereka dengan baik. Guru juga harus menunjukan sikap yang menghargai sikap kritis para siswa sehingga mereka memiliki keberanian untuk mengeluarkan pendapat.

4. Tak hanya guru, kepala sekolahpun harus ikut bertanggung jawab dalam proses pendidikan berdemokrasi ini dan tidak melemparkan beban proses pendidikan demokrasi kepada para guru semata. Kepala sekolah harus menjadi model yang layak dijadikan panutan. Kepala sekolah yang baik, tidak akan bersikap arogan dalam memimpin. Ia akan menghargai saran dan kritikan para guru yang merupakan bawahannya. Dengan demikian akan tercipta kehidupan yang demokratis di sekolah tidak hanya pada tataran guru dan siswa semata. 5. Masyarakat dan lingkungan, tempat ini juga merupakan sekolah bagi para siswa dimana

mereka dapat mempraktekan kehidupan berdemokrasi secara langsung. Oleh karena itu, masyarakat harus mau membimbing mereka dengan menunjukan pola perilaku demokrasi agar terdapat persamaan persepsi anatar nilai yang ditanamkan di sekolah dengan nilai yang ada dimasyarakat.

6. Masih cukup kuatnya pengaruh dominasi pemerintah dalam mengendalikan pemerintahan dengan mengabaikan suara rakyat. Meski demikian tampaknya pada akhir-akhir ini pemerintah cenderung lebih terbuka dalam menyikapi sikap kritis warga negaranya meski masukan-masukan para warga negara masih banyak terabaikan.

Mengingat kendala-kendala diatas, sudah saatnya sekolah dan pemerintah berbenah dan terus memperbaiki pola dan system pengajaran PKn agar maksud pembentuk good citizenship

(14)

DAFTAR PUSTAKA

1. Affandi, I. (2013). Idealis,Pragmatis,dan Religius. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Branson, M. S. (1998, September). The Role of Civic Education. Retrieved September 23, 2014, from http://civiced.org/papers/articles_role.html: http://civiced

3. Civic Education. (2013, Mei 30). Retrieved September 22, 2014, from http://plato.stanford.edu/entries/civic-education: http://plato.stanford

4. civics. (n.d.). Retrieved September 22, 2014, from

http://www.merriam-webster.com/dictionary/civics: http://www.merriam-webster.com

5. Komara, E. (2009, Agustus 27). Inovesi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan Nilai-nilai Demokrasi. Retrieved September 23, 2014, from http://endangkomarasblog.blogspot.com.

6. Komara, E. (2010, Februari 16). PARADIGMA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA SISTEMIK PENDIDIKAN DEMOKRASI. Retrieved September 22, 2014, from http://endangkomarasblog.blogspot.com/2010/02/paradigma-pendidikan-kewarganegaraan_06.html: http://blogspot.com

7. Nadiroh. (2011, April 04). Pembentukan Karakter Bangsa Sebagai Esensi Pendidikan

Kewarganegaraan. Retrieved September 23, 2014, from

http://profnadiroh.wordpress.com: https://wordpress.com

8. Sapriya. (2012, April 26). Memperkokoh Posisi Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Disiplin Ilmu Terintegrasi. Retrieved September 23, 2014, from http://berita.upi.edu.

9. Somantri, N. (2012). Inovasi Pembelajaran IPS. In N. Somantri, & K. Suryadi (Ed.),

Essay tentang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (pp. 1-7). Bandung, Indonesia: RIZQI PRESS.

10.UU No.20 Th.2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam keseluruhannya tidak diragukan lagi bahwa Sir Sayyid Ahmad Khan adalah orang yang menghabiskan umurnya untuk kesejahteraan masyarakat Muslim India dengan membina

Penggunaaan model pembelajaran kontekstual berbasis berita diharapkan agar mahasiswa bisa langsung berhubungan dengan kehidupan nyata, karena banyak mahasiswa yang

Jamur diinduksikan dibagian tengah media agar yang masing-masing terdiri dari kontrol, media agar yang ditambahkan metanol dan media agar yang ditambahkan larutan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan

Tim penjaringan dan penyaringan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, melaksanakan tugas terhitung sejak tanggal ditetapkannya Keputusan Kepala Desa tentang Pembentukan Tim

Saran yang dapat diberikan terkait dengan sistem sanksi dalam hukum Islam adalah: Negara Indonesia seharusnya tidak membatasi keberlakuan hukum Islam di Indonesia

Permasalah bisa diambil dari sisi siswa (misalnya latar belakang kognitif, sosial ekonomi, latarbelakang budaya dan afektif ); dari proses atau kegiatan belajar