SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BERBASIS WEB
PENENTUAN MENU DIET BAGI PENDERITA HIPERTENSI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Teknik Informatika
Oleh:
Margaretha Tri Pamurdaningsih
NIM : 065314011
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
WEB BASED DECISION SUPPORT SYSTEM OF DIET MENU
DETERMINATION FOR HYPERTENSION PATIENTS
FINAL PROJECT
Presented As Partial Fulfillment Of The Requirements
To Obtain The Bachelor Computer Degree
In Informatics Engineering
Compiled By :
Margaretha Tri Pamurdaningsih
NIM : 065314011
INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
v
vi
vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 23 Juli 2012
Penulis
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Margaretha Tri Pamurdaningsih
Nomor Mahasiswa : 065314011
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BERBASIS WEB PENENTUAN MENU DIET BAGI PENDERITA HIPERTENSI
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 23 Juli 2012
Yang menyatakan,
ix ABSTRAK
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BERBASIS WEB PENENTUAN MENU DIET BAGI PENDERITA HIPERTENSI
Margaretha Tri Pamurdaningsih NIM : 065314011
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2012
ABSTRAK
Penyakit hipertensi dapat menyerang siapa saja dari berbagai kelompok
umur maupun kelompok sosial-ekonomi. Pengaturan atau penentuan jenis menu
makanan dibutuhkan oleh penderita hipertensi untuk memperoleh keadaan yang
lebih baik. Namun kurangnya informasi mengenai pola makan yang tepat dan
suatu cara yang mudah digunakan oleh penderita hipertensi menjadi kendala
tersendiri dalam proses penyembuhannya.
Untuk membantu penderita hipertensi dalam menentukan menu makanan
diet, maka dibutuhkan suatu sistem yang dapat membantu memberikan
rekomendasi daftar menu makanan yang sesuai.
Dalam tugas akhir ini, telah dikembangkan sebuah Sistem Pendukung
Keputusan Penentuan Menu Diet Bagi Penderita Hipertensi yang diharapkan
dapat membantu penderita hipertensi dalam memperoleh informasi mengenai
menu makanan yang sesuai untuk kebutuhannya. Disini penderita hipertensi
sebagai pengguna akan memberikan input berupa tekanan darah sistolik dan
tekanan darah diastolik, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, usia, dan
aktivitas. Output secara otomatis dapat menampilkan variasi menu makanan yang
sesuai untuk penderita tersebut dan pengguna dapat memilih sendiri pilihan
x ABSTRACT
WEB BASED DECISION SUPPORT SYSTEM OF DIET MENU DETERMINATION FOR HYPERTENSION PATIENTS
Margaretha Tri Pamurdaningsih NIM : 065314011
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2012
ABSTRACT
Hypertension is able to attack anyone of various age and social-economic
group. Types of menu arrangement and determination are needed by hypertension
patients to meet a better condition. However, the lack of information related to
proper diet and method which is easily used by hypertension patients become
obstacles in the recovery process.
To help hypertension patients in determining the diet menu, it takes a
system which is able to help giving recommendation on suitable list of menu.
In this thesis, it has been developed a Decision Support System of Diet
Menu Determination for Hypertension Patients which is expected to be able to
help hypertension patients in obtaining information related to suitable menu for
their needs. Here, hypertension patients as the user will give input in form of
systolic and diastolic blood pressure, gender, weight, height, age and activity.
Output can present suitable menu variation for the patients automatically and
users can choose their own suitable food choices to be consumed by hypertension
xi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
atas rahmatnya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Informatika di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari banyak hal yang terjadi selama pengerjaan skripsi, baik
itu yang menyulitkan maupun yang membantu, dan banyak pihak yang telah
berperan besar dalam memberikan sumbangan pikiran, doa, semangat, maupun
tenaga. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan
ucapan terimakasih kepada :
1. Ibu P.H. Prima Rosa, S.Si., M.Sc., selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan banyak waktu dan tenaga untuk mendampingi di setiap proses,
serta kesabaran dalam memberikan bimbingan pengarahan, semangat,
masukan, dan saran yang membangun kepada penulis dari awal hingga akhir
penulisan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc. selaku dosen penguji untuk semua
kritik, saran yang diberikan kepada penulis pada saat pengujian.
3. Bapak Eko Hari Parmadi S.Si., M.Kom selaku dosen penguji untuk semua
kritik, dan juga saran yang diberikan kepada penulis pada saat pengujian.
4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Teknik Informatika yang telah
memberikan ilmunya, dan setia mendampingi di setiap proses perkuliahan.
5. Orang tua (Bapak & Ibu Sudjadi), kakak (Christina Rani, Chatarina Nina,
Yulianus Erwanto), dan adik (Aji Setya dan Ivana Ayu) penulis yang telah
memberikan segala dukungan dan doa yang luar biasa kepada penulis agar
dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Mas Arif & Mas Septian untuk segala kesediaan, kesabaran, dan bimbingan
yang sudah diberi kepada penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi
xii
7. Kurnia Budinastiti, Fanny Puspandari, Festianan Arum, Oda Arinda, Fahrika
Nurina, Riski Amalia, Tyas, Chatarina Shinta, Galuh Ajeng atas semangat,
persahabatan, kebersamaan, dan bantuan selama penulis menyelesaikan
skripsi ini.
8. Semua keluarga yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas
semua bantuannya dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis.
9. Teman-teman Teknik Informatika angkatan 2006 atas persaudaraan, bantuan,
dan kerja sama selama ini. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu.
Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menulis skripsi ini,
namun penulis juga menyadari bahwa skripsi yang dibuat ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang dapat bermanfaat bagi perbaikan pada masa
mendatang.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca untuk dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Apabila terdapat
beberapa kesalahan dalam penulisan maupun implementasi, penulis memohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Yogyakarta, 23 Juli 2012
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii
HALAMAN PENGESAHAN………..…………...………….. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN………..………..……… v
MOTTO………...………...……. vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...……….………...…….. vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ………... viii
ABSTRAK………..……… ix
ABSTRACT……….………….. x
KATA PENGANTAR ………...….. xi
DAFTAR ISI... xiii
DAFTAR GAMBAR ……….... xvi
DAFTAR TABEL………....………. xviii
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang Masalah... 1
1.2. Rumusan Masalah... 3
1.3. Tujuan Penelitian... 3
1.4. Batasan Masalah... 3
1.5. Metodologi Penelitian... 5
1.6. Sistematika Penulisan... 7
BAB II LANDASAN TEORI... 8
2.1. Konsep Dasar Sistem ... 8
2.1.1. Definisi Sistem ... 8
2.1.2. Definisi Sistem Informasi... 8
2.2. Sistem Pengambilan Keputusan... 8
2.2.1. Definisi Sistem Pengambilan Keputusan... 8
2.2.2. Proses Pengambilan Keputusan... 9
xiv
2.3.1. Karekteristik Sistem Pendukung Keputusan... 10
2.3.2. Tujuan Sistem Pendukung Keputusan... 13
2.3.3. Komponen Sistem Pendukung Keputusan... 16
2.3.4. Skema Sistem Pendukung Keputusan... 23
2.4. Definisi Diet Hipertensi... 23
2.4.1. Diet... 23
2.6. Penatalaksanaan Diet Hipertensi Berdasarkan Model Kuantitatif Matematika ( Kuantitatif )... 32
2.7. Basisdata………... 36
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM... 41
3.1. Analisa ... 41
xv
3.3. Diagram Konteks... 42
3.4. Teknologi yang Digunakan... 44
3.5. Diagram Use-Case Kebutuhan Sistem... 44
3.5.1. Narasi Lengkap Use-Case... 49
3.6. Perancangan Proses... 64
3.6.1. Diagram Dekomposisi ... 64
3.6.2. Diagram Arus Data ... 66
3.7. Perancangan Basis Data ... 74
3.7.1. Diagram Relasi Entitas (ER Diagram)... 74
3.7.2. Relasional Model... 76
3.8. Perancangan Fisikal Sistem... 77
3.8.1. Desain Basis Data Model... 77
3.9. Perancangan Model... 86
3.9.1. Desain Subsistem Manajemen Model... 86
3.9.2. Algoritma Pemrograman... 88
3.10. Rancangan Tampilan Halaman Website... 94
3.10.1. Rancangan Tampilan Halaman Pengguna... 95
3.10.2. Rancangan Tampilan Halaman Administrator... 100
BAB IV IMPLEMENTASI ... 104
4.1. Implementasi Subsistem Manajemen Data... 109
4.2. Implementasi Subsistem Manajemen Model... 109
4.2.1. Proses Koneksi... 109
4.2.2. Implementasi Sisi Pengguna Keputusan ... 110
4.3 Implementasi Subsistem Manajemen Dialog... 134
4.3.1. Implementasi Administrator ... 134
4.3.2. Implementasi Sisi Pengguna ... 137
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 145
5.1. Kesimpulan... 145
5.2. Saran... 146
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar Skematik Sistem Pendukung Keputusan... 10
Gambar 3.1 Diagram Konteks ... 44
Gambar 3.2 Diagram Use-case Sistem Pengguna Umum ...……….... 45
Gambar 3.3 Diagram Use-case Administrator ... 46
Gambar 3.4 Diagram Use-case Administrator Lanjutan ... 47
Gambar 3.5 Diagram Use-case Administrator Lanjutan ... 48
Gambar 3.6 Diagram Dekomposisi ... 65
Gambar 3.7 DAD Level 0... 66
Gambar 3.26 Skema Makan Penderita Hipertensi Sehari... 93
xvii
Gambar 3.28 Skema Makan Siang... 94
Gambar 3.29 Skema Makan Malam ... 94
Gambar 3.30 Halaman Utama Pengguna ... 95
Gambar 3.31 Halaman Input Data Pendukung Keputusan ………... 96
Gambar 3.32 Halaman Hasil Data Keputusan ... 97
Gambar 3.33 Halaman Hasil Data Keputusan Menu Makanan Otomatis ... 98
Gambar 3.34 Halaman Sistem Pendukung Keputusan Menu Makanan Pilih Sendiri ... 99
Gambar 3.35 Halaman Login Administrator ... 100
Gambar 3.36 Halaman Input Data Paket Makanan ... 101
Gambar 3.37 Halaman Input Data Bahan Karbohidrat ... 102
Gambar 3.38 Halaman Input Data Standar Diet ... 103
Gambar 4.1 Implementasi Database Hipertensi ... 104
Gambar 4.1 Halaman Utama ……….…...….. 135
Gambar 4.2 Halaman Daftar Kadar Natrium Bahan Makanan ……….………. 136
Gambar 4.3 Halaman Input Proses Pendukung Keputusan ……....…………... 137
Gambar 4.4 Halaman Daftar Kebutuhan Kalori Pengguna …...…………. 138
Gambar 4.5 Halaman Hasil Menu Penderita Hipertensi Otomatis ……...… 139
Gambar 4.6 Halaman Hasil Menu Penderita Hipertensi Otomatis dengan Alternatif PilihanMenu Makanan Lain ………... 140
Gambar 4.7 Pilihan Untuk Menyimpan Menu Makanan dalam Sehari ....……. 141
Gambar 4.8 Halaman Pilih Menu Makanan sendiri dalam Sehari Sesuai dengan Pilihan Pengguna ... 142
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Tingkatan Tekanan Darah dan Diet Rendah Garam ... 26
Tabel 2.2 Daftar Tabel Status Gizi... 29
Tabel 2.3 Tabel Basal Metabolic Rate/ BMR ……...…... 31
Tabel 2.4 Tabel Angka Kecukupan Gizi/ AKG ………... 32
Tabel 2.5 Tabel Contoh Menu Diet Sehari bagi Penderita Hipertensi …...……. 35
Tabel 3.1 Tabel Identifikasi Pelaku Sistem ... 42
Tabel 3.2 Tabel Narasi Kejadian Use Case Login Administrator ...……. 49
Tabel 3.3 Tabel Narasi Kejadian Use Case Update Data Bahan Karbohidrat ... 50
Tabel 3.4 Tabel Narasi Kejadian Use Case Update Data Bahan Protein ... 51
Tabel 3.5 Tabel Narasi Kejadian Use Case Update Data Bahan Lemak ……... 52
Tabel 3.6 Tabel Narasi Kejadian Use Case Update Data Bahan Sayuran ... 53
Tabel 3.7 Tabel Narasi Kejadian Use Case Update Data Bahan Buah ... 54
Tabel 3.8 Tabel Narasi Kejadian Use Case Update Data Bahan Minyak ... 55
Tabel 3.9 Tabel Narasi Kejadian Use Case Update Data Standar Diet ....... 56
Tabel 3.10 Tabel Narasi Kejadian Use Case Update Data Jenis Diet Natrium ... 57
Tabel 3.11 Tabel Narasi Kejadian Use Case Update Data Informasi Diet Hipertensi .... 58
Tabel 3.12 Tabel Narasi Kejadian Use Case Update Data Informasi Bahan Makanan Natrium... 59
Tabel 3.13 Tabel Narasi Kejadian Use Case Update Data Bukutamu ... 60
Tabel 3.14 Tabel Narasi Kejadian Use Case Tambah Data Penentuan Pendukung Keputusan... 62
Tabel 3.15 Tabel Narasi Kejadian Use Case Tambah Data Bukutamu ... 62
Tabel 3.16 Tabel Narasi Kejadian Use Case Lihat Informasi Diet Hipertensi ... 63
Tabel 3.17 Tabel Paket Menu ... 77
Tabel 3.18 Tabel Takaran Paket ... 78
Tabel 3.19 Tabel Bahan karbohidrat... 79
Tabel 3.20 Tabel Bahan Lemak ... 79
xix
Tabel 3.22 Tabel Bahan Sayuran ………... 81
Tabel 3.23 Tabel Bahan Buah ………... 81
Tabel 3.24 Tabel Bahan Minyak ………... 82
Tabel 3.25 Tabel Jenis Diet Natrium ………... 82
Tabel 3.26 Tabel Standar Diet ………... 83
Tabel 3.27 Tabel Administrator ………... 84
Tabel 3.28 Tabel Bukutamu ………... 84
Tabel 3.29 Tabel Informasi Diet Hipertensi ………... 85
Tabel 3.30 Tabel Informasi Bahan Makanan Natrium ………... 86
Tabel 4.1 Implementasi Tabel Diet Garam Natrium..………... 89
Tabel 4.2 Implementasi Tabel Status Gizi ………...…. 107
Tabel 4.2 Implementasi Tabel BMR ………... 107
Tabel 4.3 Implementasi Tabel AKG ………... 107
Tabel 4.4 Implementasi Tabel Paket Menu ………... 108
Tabel 4.5 Implementasi Tabel Standar Diet ………... 108
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meningkatnya taraf hidup masyarakat dan tuntutan hidup serba cepat
berpengaruh terhadap pola makan. Saat ini masyarakat lebih memilih
makanan siap saji yang umumnya rendah serat, namun tinggi lemak, tinggi
gula dan mengandung banyak garam. Pola makan seperti ini membawa
konsekuensi terhadap berkembangnya penyakit degeneratif seperti
kardiovaskuler. Salah satu penyakit kardiovaskuler yang cukup banyak
mengganggu kesehatan masyarakat saat ini adalah penyakit hipertensi atau
tekanan darah tinggi.
Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak
mendapatkan pengobatan dan pengontrolan secara teratur, maka hal ini
dapat menyebabkan penderita mengalami kondisi yang lebih buruk, bahkan
bisa menyebabkan kematian. Penyakit hipertensi ini dapat ditanggulangi
dengan menerapkan pola hidup yang sehat dan pemilihan kebutuhan
makanan yang tepat.
Banyak pola makan yang dianjurkan untuk mengendalikan hipertensi.
Namun, seringkali penderita hipertensi kesulitan dalam memperoleh
informasi yang cepat dan akurat mengenai menu makanan yang sesuai untuk
kebutuhan dari masing-masing individu yang berbeda. Oleh karena itu,
diperlukan suatu Sistem Pendukung Pengambilan keputusan yang dapat
informasi mengenai menu makanan yang dapat digunakan untuk diet yang
tepat. Dalam sistem ini juga akan menampilkan variasi jenis makanan yang
dapat dikombinasikan sesuai dengan selera penderita.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana mengembangkan suatu Sistem Pendukung Keputusan
(SPK) yang akan digunakan untuk menentukan menu diet yang sesuai untuk
dikonsumsi oleh penderita penyakit hipertensi.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah membangun
sebuah sistem pendukung keputusan yang dapat digunakan oleh penderita
hipertensi dalam menentukan menu makanan diet yang sesuai dengan
kebutuhannya.
1.4. Batasan Masalah
Batasan masalah yang dibahas dalam penulisan tugas akhir ini adalah
mengenai pembuatan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) untuk
menentukan menu diet bagi penderita penyakit hipertensi. Kemudian
terdapat batasan mengenai sistem ini berupa :
1. Sistem yang dibuat hanya dapat memberikan informasi mengenai
penentuan menu diet sehat dengan menerapkan pola makan bagi
penderita penyakit hipertensi.
penyakit komplikasi.
3. Sistem ini akan menampilkan input berupa tekanan darah sistolik dan
diastolik dari penderita hipertensi, jenis kelamin, berat badan, tinggi
badan, usia, dan aktifitas yang dilakukan penderita.
4. Sistem ini akan menampilkan output berupa variasi menu makanan
dan jumlah takaran yang sesuai untuk dikonsumsi oleh penderita
hipertensi.
5. Menu Makanan di dalam Sistem ini terdiri dari bahan makanan
berupa makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran, buah, dan
minuman yang dibutuhkan dalam sehari.
6. Sistem Pendukung Keputusan ini dapat diakses di berbagai tempat
dalam bentuk website.
1.5. Metodologi Penelitian
Dalam penulisan tugas akhir ini akan menggunakan metodologi
sebagai berikut :
1. Studi Pustaka
Tahap ini merupakan tahap dimana penulis mencari informasi
mengenai pokok bahasan yang akan dikembangkan dalam penulisan
tugas akhir ini dan mempelajari berbagai referensi yang mendukung.
2. Dalam mengembangkan proyek ini, penulis akan menggunakan
metodologi FAST (Framework for the Applications of Systems
Techniques). Fase-fase yang akan digunakan dalam penggunaan
a. Tahap Definisi Ruang Lingkup (Scope Definition Phase )
Pada fase ini, akan ditentukan ruang lingkup dari sistem yang
akan dibuat, batasan-batasan apa saja yang ada, termasuk
batasan solusi masalah, dan jadwal. Identitas dari sebuah proyek
dapat dilihat dari deliverable yang dihasilkan dari fase ini, yaitu
Project Charter. Fase ini sangatlah penting karena dapat
mencegah ruang lingkup yang meluas dan dapat menyebabkan
never-ending project.
b. Tahap Analisa Masalah (Problem Analysis Phase)
Masalah-masalah yang muncul pada fase Scope Definition akan
dianalisa dan dicari kemungkinan munculnya suatu
opportunities dan constraint pada masalah-masalah tersebut.
Fase ini juga dapat memperbaiki ruang lingkup yang telah
diidentifikasi pada fase sebelumnya dikarenakan hal tersebut
baru muncul ketika suatu masalah telah dianalisa lebih
mendalam. Di fase ini akan dihasilkan System Improvement &
Objectives.
c. Tahap Analisa Kebutuhan (Requirement Analysis Phase)
Pada fase ini, akan dilakukan analisa requirement dari
masalah-masalah yang telah dirumuskan dalam dokumen System
Improvement & Objectives. Requirement yang dihasilkan pada
fase ini akan menggambarkan perilaku dari sistem yang akan
sebuah dokumen yang dinamakan Bussiness Requirement
Statement.
d. Tahap Disain secara Logika (Logical Design Phase)
Merupakan tahap penerjemahan business requirement menjadi
sistem model dari sistem yang akan dibuat. Fase ini tidak
berkaitan dengan teknis dari implementasi untuk requirement
tersebut.
e. Tahap Analisa Keputusan (Decision Analysis Phase)
Pada fase ini dilakukan pengambilan keputusan untuk
menentukan solusi mana yang akan digunakan dari berbagai
solusi yang telah ditemukan untuk memenuhi kebutuhan sistem.
Pengambilan keputusan tersebut didasarkan oleh faktor-faktor,
antara lain technical feasibility, operational feasibility,
economic feasibility, schedule feasibility, risk feasibility. Hasil
dari fase ini adalah Approved System Proposal.
f. Physical Design & Integration
Pada fase ini dilakukan penterjemahan dari business
requirement menjadi system model yang akan menggambarkan
perilaku sistem dan bagaimana cara untuk
mengimplementasikannya. Jadi pada fase ini, kita tidak hanya
menggambarkan apa saja hal yang bisa dilakukan oleh sistem,
namun bagaimana teknis dari implementasinya. Hasil yang
g. Construction & Testing
Fase ini adalah fase dimana suatu sistem diimplemetasikan
berdasarkan spesifikasi yang telah ditentukan pada fase Physical
Design & Integration. Selain mengimplementasikan sistem, hal
penting yang terdapat dalam fase ini adalah proses testing.
1.6. Sistematika Penulisan
Sistem penulisan yang digunakan dalam laporan tugas akhir ini disusun
dalam bentuk sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, metodelogi
penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi dasar teori-teori yang mendukung pokok
pembahasan tugas akhir mengenai definisi dan konsep Sistem
Pendukung Keputusan (SPK).
BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi tentang analisa sistem yang akan dibuat untuk
menemukan model dan komponen sistem lainnya. Kemudian
akan dibahas mengenai sistem akan dikembangkan, dan
BAB IV : IMPLEMENTASI PROGRAM
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perencanaan aplikasi
baru yang diusulkan penulis, yang akan digambarkan dalam
diagramdiagram seperti diagram konteks, diagram kejadian,
dan diagram sub sistem dan sistem serta logika program yang
digambarkan dengan menggunakan flowchart. Hasil dari
implementasi program ini berupa tampilan input, tampilan
output, dan laporan-laporan maupun informasi-informasi yang
dibutuhkan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan dan
implementasi yang telah dilakukan serta saran yang dianggap
BAB II
LANDASAN TEOR
2.1 Konsep Dasar Sistem
2.1.1 Definisi Sistem
Sistem adalah kumpulan objek seperti orang, sumber daya,
konsep, dan prosedur yang dimaksudkan untuk melakukan suatu
fungsi yang dapat diidentifikasikan atau untuk melayani suatu
tujuan.
2.1.2 Definisi Sistem Informasi
Sistem Informasi adalah mengumpulkan, memproses,
menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk suatu
tujuan khusus. Sistem Informasi menerima input dan memproses
data untuk memeberikan informasi bagi pengambil keputusan dan
membantu mereka mengomunikasikan hasil yang didapatkan.
2.3 Sistem Pengambilan Keputusan
2.3.1 Definisi Sistem Pengambilan Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan didefinisikan sebagai suatu
sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu
pengambilan keputusan dan memanfaatkan data dan model tertentu
untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur
(Turban, 1995).
Sistem Pendukung Keputusan merupakan sistem informasi
interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan
pemanipulasian data. Sistem tersebut digunakan untuk membantu
pengambilan keputusan dalam situasi yang semi terstruktur dan
situasi yang tidak terstruktur, dimana tidak ada seseorang yang
tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Alter,
2002).
2.3.2 Proses Pengambilan Keputusan
Menurut Simon (1997), proses dalam pengambilan
keputusan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Fase Kelayakan (Intelligence)
Pada langkah ini, sasaran ditentukan dan dilakukan
pencarian prosedur, pengumpulan data, identifikasi masalah
identifikasi kepemilikan masalah, klasifikasi masalah,
hingga akhirnya terbentuk sebuah pernyataan masalah.
Kepemilikan masalah berkaitan dengan bagian apa yang
akan dibangun oleh sistem dan apa tugas dari bagian
tersebut sehingga model tersebut bisa relevan dengan
kebutuhan pemilik masalah.
2. Fase Perancangan (Design)
Pada tahapan ini akan diformulasikan model yang akan
digunakan dan kriteria-kriteria yang ditentukan. Setelah itu,
dicari alternatif model yang bisa menyelesaikan
memprediksi keluaran yang mungkin. Kemudian ditentukan
variabel-variabel model.
3. Fase Pemilihan (Choice)
Setelah pada tahap design ditentukan berbagai alternatif
model beserta variabel-variabelnya, pada tahapan ini akan
dilakukan pemilihan modelnya, termasuk solusi dari model
tersebut. Selanjutnya dilakukan analisis sensitivitas, yakni
dengan mengganti beberapa variabel.
4. Membuat Sistem Pendukung Keputusan (Implementation)
Setelah menentukan model, berikutnya adalah
mengimplementasikannya ke dalam aplikasi Sistem
Pendukung Keputusan.
2.4 Gambaran Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan
2.4.1 Karekteristik Sistem Pendukung Keputusan
Karakteristik dalam Sistem Pendukung Keputusan (Turban,
2005) :
1. Dukungan kepada pengambil keputusan, terutama pada
situasi semi terstruktur dan tidak terstuktur, dengan
menyertakan penilaian manusia dan informasi
terkomputerisasi. Masalah-masalah tersebut tidak bisa
dipecahkan oleh sistem komputer lain atau oleh metode
2. Dukungan untuk individu dan kelompok. Masalah yang
kurang ter-struktur sering memerlukan keterlibatan
individu dari departemen dan tingkat organisasional
yang berbeda atau bahkan dari organisasi lain.
3. Dukungan untuk keputusan independen dan sekuensial.
Keputusan bisa dibuat satu kali, beberapa kali, atau
berulang (dalam interval yang sama).
4. Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan
: intelegensi, desain, pilihan, dan implementasi.
5. Dukungan di berbagai proses dan gaya pengambilan
keputusan.
6. Adaptasi sepanjang waktu. Pengambilan keputusan
seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi
secara cepat, dan mengadaptasi Sistem Pendukung
Keputusan untuk memenuhi perubahan tersebut. Sistem
Pendukung Keputusan bersifat fleksibel. Oleh karena
itu, pengguna bisa menambahkan, menghapus,
menggabungkan, mengubah, atau menyusun kembali
elemen-elemen dasar. Sistem Pendukung Keputusan
juga fleksibel dalam hal bisa dimodifikasi untuk
memecahkan masalah lain yang sejenis.
7. Pengguna merasa seperti di rumah. Ramah-pengguna,
manusia-mesin yang interaktif dengan satu bahasa
alami bisa sangat meningkatkan efektivitas Sistem
Pendukung Keputusan.
8. Peningkatan efektivitas pengambilan keputusan
(akurasi, timelines, kualitas) lebih baik dibandingkan
efisiensinya (biaya pengambilan keputusan). Ketika
Sistem Pendukung Keputusan disebarkan, pengambilan
keputusan sering membutukan waktu lebih lama, tetapi
hasilnya lebih baik.
9. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap
semua langkah proses pengambilan keputusan dalam
memecahkan suatu masalah. Sistem Pendukung
Keputusan secara khusus menekankan untuk
mendukung pengambilan keputusan, bukan
menggantikan.
10.Pengguna akhir bisa mengembangkan dan
memodofikasi sistem sederhana. Sistem yang lebih
besar bisa dibangun dengan bantuan ahli sistem
informasi.
11.Biasanya model-model digunakan untuk menganalisis
situasi pengambilan keputusan. Kapabilitas pemodelan
memungkinkan eksperimen dengan berbagai strategi
12.Akses disediakan untuk berbagai sumber data, format,
dan tipe, mulai dari sistem informasi geografis (GIS)
sampai sistem berorientasi objek.
13.Dapat digunakan sebagai alat standalone oleh seorang
pengambil keputusan pada satu lokasi atau di
distribusikan di suatu organisasi secara keseluruhan dan
di beberapa organisasi sepanjang rantai persediaan.
Dapat d2ntegrasikan dengan Sistem Pendukung
Keputusan lain atau aplikasi lain, serta bisa
didistribusikan secara internal dan eksternal
menggunakan networking dan teknologi web.
2.4.2 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan
Tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan adalah (Turban,
2005) :
1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atau
masalah semi terstruktur.
2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan
bukan dimaksudkan untuk menggantikan posisi
manajer.
3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil
4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para
pengambil keputusan untuk melakukan banyak
komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.
5. Peningkatan produktivitas. Membangun satu kelompok
pengambil keputusan, terutama para pakar, bisa sangat
mahal. Pendukung terkomputerisasi bisa mengurangi
ukuran kelompok dan memungkinkan para anggotanya
untuk berada di berbagai lokasi yang berbeda-beda
(menghemat biaya perjalanan). Selain itu, produktivitas
staf pendukung (misalnya analis keuangan dan hukum)
bisa ditingkatkan. Produktivitas juga bisa ditingkatkan
menggunakan peralatan optimalisasi yang menentukan
cara terbaik untuk menjalankan sebuah bisnis.
6. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan
kualitas keputusan yang dibuat. Sebagai contoh,
semakin banyak data yang diakses, makin banyak pula
alternatif yang bisa dievaluasi. Analisis resiko bisa
dilakukan dengan cepat dan pandangan dari para pakar
(beberapa dari mereka berada di lokasi yang jauh) bisa
dikumpulkan dengan cepat dan dengan biaya yang
lebih rendah. Keahlian bahkan bisa diambil langsung
dari sebuah sistem komputer melalui metode
keputusan bisa melakukan simulasi yang kompleks,
memeriksa banyak skenario yang memungkinkan, dan
menilai berbagai pengaruh secara cepat dan ekonomis.
Semua kapabilitas tersebut mengarah kepada keputusan
yang lebih baik.
7. Berdaya saing. Tekanan persaingan menyebabkan tugas
pengambilan keputusan menjadi sulit. Persaingan
didasarkan tidak hanya pada harga, tetapi juga pada
kualitas, kecepatan, kustomasi produk, dan dukungan
pelanggan. Organisasi juga harus mampu secara sering
dan cepat mengubah metode operasi, merekayasa ulang
proses dan struktur, memberdayakan karyawan, serta
berinovasi. Teknologi pengambilan keputusan bisa
menciptakan pemberdayaan yang signifikan dengan
cara mempebolehkan seseorang untuk membuat
keputusan yang baik secara cepat, bahkan jika mereka
memiliki pengetahuan yan kurang.
8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan
penyimpanan. Menurut Simon (1977), otak manusia
memiliki kemampuan yang terbatas untuk memproses
dan menyimpan informasi. Orang-orang kadang sulit
mengingat dan menggunakan sebuah informasi dengan
2.4.3 Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Aplikasi sistem pendukung keputusan bisa terdiri dari
beberapa subsistem, yaitu :
1. Subsistem Manajemen Data
Subsistem manajemen data memasukkan satu database
yang berisi data yang relevan untuk suatu situasi dan
dikelola oleh perangkat lunak yang disebut sistem
manajemen database (DBMS/ Data Base Management
System). Subsistem manajemen data bisa d2nterkoneksikan
dengan data warehouse perusahaan, suatu repositori untuk
data perusahaan yang relevan dengan pengambilan
keputusan. Subsistem dari manajemen data terdiri dari
elemen-elemen berikut :
a. Database Sistem Pendukung Keputusan
Database adalah kumpulan data yang saling terkait yang
diorganisasi untuk memenuhi kebutuhan dan struktur
sebuah organisasi serta bisa digunakan oleh lebih dari satu
orang dan lebih dari satu aplikasi. Terdiri dari data internal
merupakan data yang sudah ada dalam organisasi, data
eksternal merupakan data yang tidak bisa dikendalikan
oleh suatu organisasi, dan yang terakhir data privat/
personal merupakan data mengenai kepakaran dari user
b. Sistem Manajemen Database
Database dibuat, diakses, dan diperbarui melalui sistem
manajemen database/ database management system
(DBMS). Dalam pemilihan database management system
(DBMS), dapat memperhatikan masalah seperti arsitektur
sistemnya apakah berbasis stand alone, client server,
berbasis desktop, atau berbasis web. Kemudian platform
sistem operasi yang digunakan, besarnya data yang akan
disimpan, dan pentingnya dukungan keamanan.
c. Fasilitas Query
Fasilitas query merupakan fasilitas untuk menyelesaikan
akses data ke database serta manipulasi data dalam
database. Fasilitas tersebut menjawab bagaimana
kebutuhan informasi dari user bisa dipenuhi oleh database.
d. Direktori Data
Direktori data merupakan sebuah katalog dari semua data
yang ada dalam database. Isinya berupa definisi data dan
fungsi utamanya adalah menjawab pertanyaan mengenai
ketersediaan item-item data, sumber, dan makna eksak dari
data.
2. Subsistem Manajemen Model
Manajemen model merupakan paket perangkat lunak yang
atau model kuantitatif lain yang memberikan kapabilitas
analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat.
Perangkat lunak itu sering disebut sistem manajemen basis
model (MBMS). Komponen tersebut bisa dikoneksikan ke
penyimpanan korporat atau eksternal yang ada pada model.
Model adalah abstraksi dunia nyata menjadi bentuk
simbolik dengan tujuan menyederhanakan, meminimalkan
biaya, dan meminimalkan resiko agar lebih efekstif.
Beberapa bentuk model diantaranya :
a. Model Ikonik
Model ikonik adalah perwakilan fisik dari beberapa hal,
baik dalam bentuk ideal maupun dalam skala yang
berbeda. Model ikonik memiliki karakteristik yang sama
dengan hal yang diwaili, terutama untuk menerangkan
kejadian pada waktu yang spesifik.
b. Model Analog
Model analog bisa digunakan untuk mewakili situasi
dinamik, yaitu keadaan yang berubah menurut waktu.
Model analog sesuai digunakan dalam penjabaran
hubungan kuantitatif antara sifat dan kelas-kelas yang
c. Model Matematika
Model matematika pada hakikatnya memusatkan
perhatian kepada model simbolik sebagai perwakilan
dari realitas yang sedang dikaji. Format model simbolik
bisa berupa bentuk angka, simbol, dan rumus.
Model matematika ini secara umum dapat dibagi ke
beberapa proses, yaitu :
• Trial and error (coba-salah)
Dampak perubahan pada sembarang variabel atau
pada beberapa variabel dapat ditentukan dengan
menggunakan pendekatan trial and error ini.
Pendekatan ini dilakukan dengan mengadakan
sejumlah uji coba dengan mengubah faktor yang
berpengaruh terhadap sistem dalam kondisi yang
nyata. Keberhasilan pendekatan ini dipengaruhi oleh
kondisi seperti dalam kondisi yang nyata tidak
terdapat banyak alternatif coba (trial) yang harus
dicoba, biaya yang tinggi apabila terjadi kegagalan,
dan faktor lingkungan yang tidak cepat berubah.
• Simulasi
Pada model simulasi ini dilakukan penyederhanaan
terhadap realitas. Model simulasi menggambarkan
kondisi yang berbeda. Dengan memasukkan nilai-nilai
karakteristik untuk dikomputasi, maka akan diperoleh
alternatif terbaik. Proses simulasi biasanya
mengulangi sebuah eksperimen, dilakukan
berkali-kali, untuk mendapatkan kombinasi terbaik yang bisa
memecahkan solusi dari masalah yang dihadapi.
• Heuristik
Proses heuristik merupakan pengembangan berbagai
aturan untuk membantu memecahkan
masalah-masalah rumit. Heuristik terutama dilakukan untuk
memecahkan masalah yang tidak terstruktur.
Heuristik juga dapat digunakan untuk memberikan
solusi yang memuaskan untuk masalah tertentu yang
komplek namun terstruktur, dan jauh lebih cepat dan
murah dibandingkan algoritma optimalisasi. Heuristik
tepat digunakan dalam situasi sebagai berikut :
- Data input tidak pasti atau terbatas.
- Realitas terlalu kompleks sehingga model
optimalisasi tidak dapat digunakan.
- Algoritma eksak yang reliabel tidak tersedia.
- Masalah-masalah kompleks tidak ekonomis untuk
optimalisasi atau simulasi dan yang membutuhkan
- Pemrosesan simbolik lebih diperlukan daripada
pemrosesan numerik.
3. Subsistem Antarmuka Pengguna (Dialog)
Pengguna berkomunikasi dengan memerintahkan sistem
pendukung keputusan melalui subsistem tersebut. Pengguna
adalah bagian yang dipertimbangkan dari sistem. Para
peneliti menegaskan bahwa beberapa kontribusi unik dari
sistem pendukung keputusan berasal dari interaksi yang
intensif antara komputer dan pembuat keputusan. Terdapat
beberapa jenis gaya dialog di dalam susistem ini, yaitu :
a. Dialog tanya jawab
Dalam dialog ini, sistem bertanya kepada pengguna
melalui GUI, dan penguna menjawab, kemudian hasil
dari dialog ini sistem akan menawarkan alternatif
keputusan yang dianggap memenuhi keinginan user.
b. Dialog perintah
Dalam dialog ini pengguna memberikan
perintah-perintah yang tersedia pada sistem untuk menjalankan
fungsi tertentu dalam sistem pendukung keputusan.
c. Dialog menu
Dalam dialog ini pengguna dihadapkan pada berbagai
alternatif menu yang telah disediakan sistem. Menu ini
menentukkan pilihannya pengguna cukup menekan
button-button tertentu dan pilihan akan menghasilkan
respon tertentu.
d. Dialog Masukan/ Keluaran
Dalam dialog ini menyediakan form input atau
masukan. Melalui form ini, pengguna dapat
memasukkan perintah atau data. Selain form input, juga
menyediakan form output yang merupakan respon dari
sistem.
4. Subsistem Manajemen Berbasis Pengetahuan
Subsistem tersebut mendukung semua subsistem lain atau
bertindak langsung sebagai suatu komponen independen
2.4.4 Skema Sistem Pendukung Keputusan
Gambar 2.1 Gambar Skematik Sistem Pendukung Keputusan
(Turban, 2005)
2.5 Definisi Diet Hipertensi
2.5.1 Diet
Diet adalah pengaturan jumlah dan jenis makanan yang
dimakan setiap hari agar seseorang tetap dalam kondisi sehat
(Hartono, 2006).
2.5.2 Hipertensi
Hipetensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran
normal. Sedangkan tekanan darah sendiri dibedakan menjadi dua,
yaitu tekanan darah sistolik dan diastolik. Tekanan darah sistolik
terjadi pada saat jantung menguncup, sementara tekanan darah
diastolik terjadi pada saat jantung mengembang/ mengendor
kembali. Oleh karena itu, tekanan darah sistolik pasti lebih tinggi
dibandingkan dengan tekanan darah diastolik. Penyakit yang oleh
awam ini disebut dengan istilah hipertensi merupakan penyakit
yang menyebabkan faktor resiko terjadinya stroke dan gangguan
jantung.
Lembaga-lembaga Kesehatan Nasional (The National
Institute of Health) mendefinisikan hipertensi sebagai tekanan
sistolik yang sama atau di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik
yang sama atau di atas 90 mmHg (Sitepoe, 1993).
2.5.3 Diet Hipertensi
Diet Hipertensi adalah suatu proses penentuan menu diet bagi
penderita hipertensi untuk mengatur pola makan yang sesuai dengan
kebutuhan penderita. Diet hipertensi dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang dapat membantu dalam mengatur pola makan yang sesuai
untuk penderita yaitu dengan melakukan diet rendah garam, rendah
kolestrol, dan rendah energi.
2.5.3.1 Diet Rendah Garam
Diet rendah garam yang dimaksud disini ialah garam
soda kue (NaHCO3), baking powder, natrium benzoate, dan
vetsin (mono sodium glutamate). Natrium adalah kation utama
dalam cairan ekstrakulikuler tubuh yang mempunyai fungsi
menjaga keseimbangan cairan dan asam basa tubuh, serta
beperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot. Dalam
keadaan normal, jumlah natrium yang dikeluarkan tubuh melaui
urin sama dengan jumlah yang dikonsumsi, sehingga terdapat
keseimbangan.
Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah
dengan memperbaiki rasa tawar dengan menambah gula
merah/putih, bawang (merah/putih), jahe, kencur dan bumbu
lain yang tidak asin atau mengandung sedikit garam natrium.
Makanan dapat ditumis untuk memperbaiki rasa.
Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat
dilakukan untuk menghindari penggunaan garam yang
berlebih.
Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung
natrium yang dibutuhkan, sehingga tidak ada penetapan
kebutuhan natrium sehari. WHO (1990) menganjurkan
pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram sehari
(eivalen dengan 2400 mg natrium).
Asupan natrium yang berlebihan, terutama dalam bentuk
cairan tubuh, sehingga menyebabkan edema atau asites dan
hipertensi (Almatsier, 2005).
2.5.3.1.1 Tujuan Diet Rendah Garam
Tujuan diet rendah garam adalah membantu
menghilangkan resensi garam atau air dalam
jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada
pasien hipertensi.
2.5.3.1.2 Syarat Diet Rendah Garam
Syarat-syarat Diet Rendah Garam adalah :
1. Cukup protein, lemak, dan karbohidrat.
2. Jumlah natrium disesuaikan dengan tingkatan
tekanan darah yang terjadi pada penderita
hipertensi seperti yang terdapat di dalam tabel
berikut :
Tabel 2.1 Tabel Tingkatan Tekanan Darah dan Diet Rendah
Sedang)
Stadium 3
(Hipertensi
Berat)
180-209
mmHg
110-119
mmHg
Diet I (200-400
mg Na)
2.5.3.2 Diet Rendah Kolestrol
Penurunan kadar kolestrol darah dimungkinkan dengan cara
mengurangi konsumsi lemak hewani. Makanan yang mengandung
lemak mempunyai nilai kalori yang tinggi. Penurunan konsumsi
lemak akan mengakibatkan pengurangan masukan kalori sehingga
terjadi penurunan berat badan. Apabila tidak terdapat keadaan
obesitas di dalam tubuh, maka di dalam diet harus disertakan
makanan ekstra yang mengandung hidrat arang kompleks
(Almatsier, 2005).
2.5.3.2.1 Tujuan Diet Rendah Kolestrol
Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar
kadar kolestrol darah tidak terlalu tinggi. Kadar
kolestrol darah yang tinggi dapat mengakibatkan
terjadinya endapan kolestrol dalam dinding
pembuluh darah. Lama-kelamaan, jika endapan
kolestrol bertambah akan menyumbat pembuluh
nadi dan mengganggu peredaran darah. Dengan
secara tidak langsung dapat memperparah
hipertensi.
2.5.3.2.2 Syarat Diet Rendah Kolestrol
Konsumsi kolestrol setiap hari dapat
dikendalikan dengan cara :
1. Menghindari makanan yang dimasak atau dibuat
dengan menggunakan kelapa, santan, dan
margarine.
2. Menghindari makanan hewani yang belemak
seperti susu berlemak, lemak sapi, lemak
kambing, atau jenis lemak hewani lain.
3. Makanan yang merupakan sumber kolestrol
hendaknya dibatasi seperti :
- Pemakaian daging sebaiknya antara 3-4 kali
saja setiap minggu dan tidak lebih dari 100
gram setiap kali makan.
- Menghindari makanan yang dibuat dari otak
sapi/ otak kambing, hati, ginjal, dan usus/
babat.
- Membatasi konsumsi telur, cukup 4-5 butir
saja per minggu.
4. Banyak menggunakan tempe atau produk
mengandung dua senyawa kimia yang dapat
menurukan kolestrol yaitu niasin dan sitosterol.
Untuk mempertahankan berat badan ideal dapat
digunakan daftar yang digunakan untuk
menentukan status gizi seseorang, yaitu :
Tabel 2.2 Daftar Tabel Status Gizi
Status Gizi Wanita Laki-laki
Normal 17 – 23 18 – 25
Kegemukan 23 – 27 25 – 27
Obesitas > 27 > 27
Catatan : Batasan kegemukan adalah jika berat badan lebih 10%
dari berat badan normal.
Indeks Massa Tubuh (IMT) seseorang dapat diketahui dengan dengan
rumus sebagai berikut (Kurniawan, 2002) :
BB (kg)
IMT = --- ... (2.1) TB x TB (m)
Sedangkan penentuan berat badan ideal yang dapat digunakan
adalah dengan menggunakan rumus Brocca, yaitu :
BB Ideal = (TB-100) – (10% (TB – 100 )) ... (2.2)
Keterangan :
BB : Berat Badan
2.5.3.3 Diet Rendah Energi
Diet Rendah Energi adalah diet yang kandungan energinya di
bawah kebutuhan normal, cukup vitamin dan mineral, serta banyak
mengandung serat yang bermanfaat dalam proses penurunan berat
badan. Diet ini membatasi makanan padat energi (Almatsier, 2005).
2.5.3.3.1 Tujuan Diet Rendah Energi
Tujuan Diet Rendah Energi adalah untuk :
1. Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai
dengan umur, gender, dan kebutuhan fisik.
2. Mencapai IMT normal sesuai dengan kebutuhan
penderita.
3. Mengurangi asupan energi, sehingga tercapai
penurunan berat badan sebanyak ½ - 1 kg/ minggu.
2.5.3.3.2 Syarat Diet Rendah Energi
Syarat-syarat Diet Rendah Energi adalah :
1. Diet Rendah Energi ditujukan untuk menurunkan berat
badan. Pengurangan dilakukan secara bertahap dengan
mempertimbangkan kebiasaan makan dari segi kualitas
maupun kuantitas.
2. Protein sedikit lebih tinggi, yaitu 1 – 1,5 kg/ kg/ BB/
3. Lemak sedang yaitu 15% dari kebutuhan energi total.
Usahakan sumber lemak berasal dari makanan yang
mengandung lemak tidak jenuh ganda yang kadarnya
tinggi.
4. Karbohidrat sedikit lebih rendah, yaitu 65% dari
kebutuhan energi total. Gunakan lebih banyak sumber
karbohidrat kompleks untuk memberi rasa kenyang dan
mencegah konstipasi.
Prinsip untuk menentukan Angka Kecukupan Energi
didasarkan pada pengeluaran energi dimana
komponen Basal Metabolic Rate ( B M R )
merupakan komponen utama. Nilai BMR ditentukan
oleh berat dan susunan tubuh serta usia dan jenis
kelamin. Secara sederhana nilai BMR dapat ditaksir
dengan menggunakan rumus regresi linier sebagai
berikut :
Tabel 2.3 Tabel Basal Metabolic Rate/ BMR
(FAO/ WHO/ UNU, 1985)
Kelompok Umur
(tahun)
BMR (Kkal/ hari)
Laki-laki Wanita
0 – 3 60,9 BB + 54 61,0 BB + 51
3 – 10 22,7 BB + 495 22,5 BB + 499
18 – 30 15,3 BB + 679 14,7 BB + 496
30 – 60 11,6 BB + 879 8,7 BB + 829
> 60 13,5 BB + 487 10,5 BB + 596
Keterangan :
BB = Berat Badan (dapat digunakan actual weight atau BB ideal/
normal tergantung tujuan)
Angka Kecukupan Gizi (AKG) setiap individu akan berbeda
sesuai dengan kondisi masing-masing. Untuk mengukur AKG bagi
orang dewasa secara cepat, kebutuhan kalori/energi.
Tabel 2.4 Tabel Angka Kecukupan Gizi/ AKG
(FAO/ WHO/ UNU, 1985)
2.6 Penatalaksanaan Diet Hipertensi Berdasarkan Model Kuantitatif
Matematika (Kuantitatif)
Pelaksanaan dalam penentuan menu makanan bagi penderita
hipertensi ini akan dilaksanan untuk membatasi makanan yang dapat
meningkatkan kadar kolesterol darah serta meningkatkan tekanan
darah. Dalam memperoleh hasilnya akan dihitung berdasarkan rumus Jenis Kelamin
Angka Kecukupan Gizi (Kkal/ hari)
Ringan Sedang Berat
Laki-laki 1,56 x BMR 1,76 x BMR 2,10 x BMR
penghitungan sebagai berikut :
Contoh Kasus :
Pengaturan menu makanan pada seorang penderita hipertensi
laki-laki dengan tekanan darah = 160/100 mHg, umur 55 tahun, tinggi badan =
175 cm, berat badan = 80 kg, dan dengan aktivitas ringan.
80
IMT = --- = 26,13 (kegemukan) 1,75 x 1,75
Menurut status gizi yang di dapat sesuai dengan jenis kelamin, tinggi
badan, dan berat badan laki tersebut maka diperoleh hasil bahwa
laki-laki tersebut dinyatakan dengan status gizi kegemukan, sehingga untuk
mengetahui berat badan yang ideal bagi laki-laki tersebut dapat dihitung
dengan menggunakan rumus Brocca sebagai berikut :
BB ideal = (175-100) – (10% (175-100)) = 67,5 kg
Jadi kebutuhan energi dari laki-laki tersebut diatas adalah :
BMR = (11,6 x 67,5) + 879 = 783+ 879 = 1662 Kkal
AKG = 1,56 x 1662 = 2592,72 Kkal
Karena kegemukan, untuk menurunkan berat badan dapat
dicapai dengan menurunkan asupan kalori sebesar 500-1000
Kkal/ hari sehingga dalam kasus ini total kalori diturunkan menjadi
2500 Kkal..
Perhitungan energi sangat diperlukan pada diet hipertensi
berat yang ideal. Namun harus diperhitungkan pula asupan dari
seluruh total energi per hari terutama dari sumber makro nutrisi,
yaitu karbohidrat, protein dan lemak. 1 gram lemak setara dengan 9
kkal, 1 gram karbohidrat dan protein setara dengan 4 kkal.
Sementara angka kecukupan gizi yang ideal bagi penderita
hipertensi adalah makanan yang mengandung 65% karbohidrat,
20% protein, dan 15% lemak (dapat dilihat syarat diet rendah
energi).
Oleh karena itu maka didapatkan hasil untuk menu diet bagi
penderita hipertensi sebagai berikut :
h. Kebutuhan karbohidrat : 65% x 2500 = 1625 kkal = 406,25
gram.
i. Kebutuhan protein : 20% x 2500 = 500 kkal = 100 gram.
j. Kebutuhan lemak : 15% x 2500 = 375 kkal = 41,66 gram.
Untuk menentukan kadar garam yang baik untuk dikonsumsi oleh
laki-laki tersebut maka akan dilihat dalam tabel penentuan jumlah
natrium yang baik untuk dikonsumsi. Laki-laki ini mengalami hipertensi
stadium 2 (hipertensi sedang), sehingga harus melakukan diet rendah
garam 2 yaitu dengan mengkonsumsi natrium sejumlah 600-800 mg Na/
hari.
Maka diperoleh hasil menu diet yang telah disesuaikan dengan
Tabel 2.5 Tabel Contoh Menu Diet Sehari bagi Penderita Hipertensi
Pembagian Makanan Sehari
Bahan Makanan Berat
(gram)
garam dapur (per hari)
2.7 Basisdata
Basis data dapat diartikan sebagai suatu koleksi data
komputer yang terintegrasi, diorganisasikan dan disimpan dengan suatu
cara yang memudahkan pengambilan kembali data yang tersimpan.
Basis data dapat dikelola melalui apa yang disebut dengan
sistem manajemen basis data (Database Management System/DBMS),
yaitu perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk :
1. Pendefinisian, pembuatan, dan pembaharuan basis data.
2. Pengelolaan data.
3. Pembuatan laporan.
2.8 Internet
Secara singkat internet dapat didefinisikan sebagai jaringan
global yang menghubungkan komputer-komputer dan jaringan-jaringan
lokal maupun regional di seluruh dunia. Setiap komputer dan
jaringan terhubung secara langsung maupun tidak langsung. Setiap
komputer yang terhubung ke dalam internet dapat saling berkomunikasi
dengan komputer lain yang sama-sama terhubung ke dalam internet.
Istilah yang paling sering digunakan dalam internet adalah web
dan situs web (website). Web (World Wide Web) merupakan layanan
dalam internet yang berisikan informasi. Informasi yang dimaksud bisa
berupa teks, gambar, suara, dan video. Sedangkan situs web merupakan
kumpulan dari halaman-halaman web yang membentuk satu kesatuan.
Situs web bisa dikategorikan ke dalam situs web dinamis dan
situs web statis. Situs web bisa dikatakan dinamis jika situs web tersebut
bisa menampilkan keluaran yang berbeda-beda tergantung kondisi dan
waktu saat itu. Sedangkan situs web statis tidak bisa menampilkan output
yang berubah-ubah.
2.9 PHP (Personal Home Page)
PHP (Hypertext Preprocessor) adalah bahasa pemrograman yang
hanya dapat berjalan pada server dan hasilnya dapat ditampilkan pada
client. Interpreter PHP dalam mengeksekusi kode PHP pada sisi server
(disebut sever-side), sedangkan tanpa adanya interpreter PHP, maka
semua skrip dan aplikasi PHP yang dibuat tidak dapat dijalankan.
2.10 Apache
Apache merupakan web server di dalam PHP. Apache berperan
dalam mengeksekusi program-program PHP. Apache menterjemahkan
perintah dalam PHP kedalam bentuk HTML yang kemudian dikirim
ke komputer client untuk di tampilkan di browser. Apache juga
melakukan komunikasi dengan basis data untuk melakukan query
data sesuai dengan permintaan data dari client.
2.11 HTML dan PHP
Hypertext Markup Language (HTML) dan Personal Home Page
(PHP) adalah bahasa pemrograman berbasis web yang digunakan
dalam membuat aplikasi e-learning ini. HTML adalah bahasa dasar
client.
PHP digunakan sebagai bahasa utama yang digunakan dalam
pembuatan sistem ini. Berbagai manipulasi data dan query data dari dan
ke basis data dilakukan oleh bahasa ini. Berbeda dengan HTML, PHP
berjalan pada komputer server. Artinya bahwa sintak yang diberikan akan
dijalankan pada sisi server, sedangkan hasil dari eksekusi di server
akan dikirim ke browser komputer client berupa skrip HTML. Dengan
demikian, pengguna internet tidak dapat melihat skrip asli dari PHP-nya.
Hal ini yang menyebabkan skrip PHP lebih aman dari HTML.
Penggabungan kedua bahasa pemrograman ini ditujukan untuk
menciptakan suatu web yang dinamis dan interaktif.
2.12 JavaScript
2.12.1 Pengertian JavaScript
JavaScript sebagai bahasa pemrograman web yang
berjalan hanya di web browser atau halaman web di sisi klien
yang dibuat agar halaman web tersebut menjadi lebih hidup.
JavaScript terdiri dari dua kata, yaitu java dan script, java
adalah bahasa pemrograman yang berorientasi objek, sedangkan
script adalah serangkaian instruksi program. JavaScript adalah
bahasa script (bahasa pemrograman yang dapat memegang
kontrol aplikasi) yang berbasis pada bahasa pemrograman Java,
2.12.2 Struktur Penulisan JavaScript
JavaScript merupakan bahasa yang case sensitive, yaitu
membedakan penulisan dengan huruf kecil dan huruf besar
memiliki arti yang berbeda. Dalam bahasa pemrograman
JavaScript, sebagai contoh fungsi perintah penulisan variabel
tidak boleh ditulis dengan “Var” atau juga “VAR”
(menggunakan huruf besar semua), penulisan yang benar adalah
“var” (menggunakan huruf kecil semua).
JavaScript dapat ditulis secara inline atau satu file dengan
dokumen HTML atau juga dapat ditulis pada file terpisah
dengan ekstensi .js. JavaScript yang ditulis satu file dengan
dokumen HTML dapat ditulis sebagai berikut :
<html>
<head></head>
<script type=”text/javascript”
language=”JavaScript”>
. /* kode JavaScript dapat ditulis disini */
</script>
. /* kode JavaScript dapat ditulis disini */
.
</script> </body>
</html>
dengan dokumen HTML maka dapat ditulis sebagai
berikut :
<html>
<head></head>
<script type=”text/javascript” language=”JavaScript”
src=”file_JavaScript.js”> </script> <body></body>
</html>
2.13 Basisdata MySQL
MySQL (My Structured Query Language) adalah sebuah program
pembuat dan pengelola database atau yang sering disebut dengan DBMS
(Database Management System), sifat dari DBMS ini adalah Open Source.
MySQL menggunakan bahasa query standar SQL (Structured Query
Language). SQL adalah suatu bahasa query yang terstruktur dan telah
distandarkan untuk semua program pengakses database. MySQL juga
merupakan program pengakses database yang bersifat jaringan, sehingga
BAB III
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1. Analisa
Di dalam perancangan sistem ini dimulai dengan pemecahan
masalah mengenai kebutuhan penderita hipertensi dalam mengatur pola
makannya agar sesuai untuk membantu menurunkan tekanan darah dan
menyeimbangkan tekanan darah apabila telah mengalami penyakit
hipertensi sebelumnya dengan cara mengatur menu diet penderita.
Pengaturan menu diet ini disusun berdasarkan teknik penghitungan
menu diet bagi penderita hipertensi sehingga dapat membantu dalam
menurunkan dan menyeimbangkan tekanan darah dengan mengatur pola
makan sesuai dengan kebutuhan penderita.
3.2. Sistem Yang Akan Dikembangkan
Sistem yang akan dikembangkan ini diperuntukan untuk 2 pengguna
utama dari sistem, yaitu penderita hipertensi sebagai pengguna dan
administrator sebagai pengelola website ini. Fasilitas yang disediakan oleh
sistem ini untuk pengguna adalah untuk memudahkan pengguna dalam
memperoleh informasi mengenai pengaturan pola makan/ penentuan menu
diet bagi penderita penyakit hipertensi sehingga mendapatkan keadaan yang
lebih baik dan informasi seputar penyakit hipertensi.
Berikut adalah gambaran dari sistem yang akan dikembangkan :
1. Dari sisi pengguna:
a. Pengguna dapat memperoleh alternatif keputusan menu diet
hipertensi sesuai dengan keadaan masing-masing individu.
b. Pengguna dapat mengetahui informasi seputar penyakit
hipertensi dan bahan makanan yang dianjurkan bagi penderita
hipertensi beserta informasi kandungan garam yang terdapat di
dalamnya.
c. Pengguna dapat memilih variasi menu makanan sesuai dengan
keinginannya.
2. Dari sisi administrator :
a. Administrator dapat melakukan update data yaitu : tambah
data, edit data, dan hapus data.
3.3. Diagram Konteks
Dengan memusatkan perhatian pada pelakunya, kita dapat
mengkonsentrasikan pada bagaimana sistem itu akan digunakan dan
bagaimana sistem ini akan dibangun, sehingga dapat membantu lingkup dan
batasan dari Sistem Pendukung Keputusan Berbasis Web Penentuan Menu
Diet Bagi Penderita Hipertensi ini. Berikut ini adalah daftar istilah pelaku
yang terlibat dalam sistem ini :
Istilah Sinonim Deskripsi
Pengguna Penderita
Hipertensi
pengguna disini adalah kalangan umum
yang membutuhkan informasi dari penyakit
informasi mengenai penentuan menu diet
hipertensi dengan sistem pendukung
keputusan yang terdapat dalam website ini.
Administrator administrator adalah bagian dari sistem
yang bertugas untuk : mengupdate
informasi tentang hipertensi dan bertugas
mengelola menu makanan yang sesuai bagi
penderita hipertensi.
Tabel 3.1 Tabel Identifikasi Pelaku Sistem
Diagram konteks digunakan untuk menggambarkan bagaimana
para pelaku sebenarnya berinteraksi dengan sistem dan batasan dari sistem
yang akan dibangun. Berikut ini adalah gambaran diagram konteks Sistem
Pendukung Keputusan Berbasis Web Penentuan Menu Diet Bagi Penderita
Hipertensi :
3.4. Teknologi yang Digunakan
Teknologi yang digunakan pada pengembangan sistem ini adalah :
a. Sistem Operasi menggunakan Microsoft Windows 7.
b. Browser dengan Mozzila Firefox.
c. Web server menggunakan Apache.
d. PHP sebagai bahasa pemrograman.
e. MySQL sebagai pengelola basis data.
f. Dreamweaver digunakan sebagai desain web.
3.5. Diagram Use-Case Kebutuhan Sistem
Berikut ini adalah diagram use-case yang dirinci dari tabel diatas.
Diagram use-case dibuat untuk menunjukan hubungan antara pelaku dan