• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh harga, produk, dan layanan terhadap kepuasan konsumen : penelitian pada Restoran Waroeng Steak dan Shake di Jalan HOS Cokroaminoto No. 49 Wirobrajan Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh harga, produk, dan layanan terhadap kepuasan konsumen : penelitian pada Restoran Waroeng Steak dan Shake di Jalan HOS Cokroaminoto No. 49 Wirobrajan Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

Penelitian pada Restoran Waroeng Steak & Shake di Jalan HOS Cokroaminoto No. 49 Wirobrajan Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

RAHMAD IDA

NIM: 032214114

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

Penelitian pada Restoran Waroeng Steak & Shake di Jalan HOS Cokroaminoto No. 49 Wirobrajan Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

RAHMAD IDA

NIM: 032214114

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

(3)
(4)
(5)

Untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan dan kita impikan

harus ada perjuangan dan pengorbanan yang harus kita lakukan...

Skripsi ini kupersembahkan bagi:

Yesus Kristus dan Bunda Maria

Papa, mama, adik, dan kakak

Suami tercinta

(6)
(7)
(8)

TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN Penelitian pada Restoran Waroeng Steak & Shake di Jalan HOS Cokroaminoto No. 49 Wirobrajan Yogyakarta

Rahmad Ida

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga, produk dan layanan secara simultan dan parsial terhadap kepuasan konsumen. Jenis penelitian adalah survei yang dilaksanakan di Restoran Waroeng Steak & Shake di Jalan HOS Cokroaminoto No. 49 Wirobrajan Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen yang membeli produk Restoran Waroeng Steak & Shake. Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden. Teknik sampling yang dipakai

penulis adalah convenience sampling. Teknik yang digunakan dalam

pengumpulan data adalah kuesioner dan wawancara yang bertujuan untuk mendapatkan data mengenai pengaruh harga, produk dan layanan secara simultan dan parsial terhadap kepuasan konsumen. Dalam menganalisis data yang telah diperoleh penulis menggunakan analisis regresi berganda. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan digunakan uji F, dan untuk mengetahui pengaruh secara parsial digunakan uji t. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa secara simultan maupun parsial harga, produk dan layanan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

Kata kunci: harga, produk, layanan, kepuasan konsumen

(9)

ON CONSUMER SATISFACTION

A Survey on Waroeng Steak & Shake in HOS Cokroaminoto Street Wirobrajan Yogyakarta

Rahmad Ida Kurnia Dewi Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

This research aimed at finding out whether price, product, and service simultaneously and partially influence consumer satisfaction. The type of the research was a survey which was conducted in Waroeng Steak & Shake in HOS Cokroaminoto Street Wirobrajan Yogyakarta. The population of this research was all consumers of Waroeng Steak & Shake in HOS Cokroaminoto Street Wirobrajan Yogyakarta. The number of the sample was 100 people. The sampling technique used in this research was convenience sampling. The techniques used in data collecting ware questionnaire and interview. Documentation was also conducted to collect data on the Waroeng Steak & Shake. In analyzing the data, the research used Multiple Regression. To identify the simultaneous influence, the research used F test, and to identify the partial influence, the research used t test. Results showed that price, product, and service influence consumer satisfaction both partially and simultaneously.

Keywords: price, product, services, consumer satisfaction

(10)

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha

Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan

judul “Pengaruh Harga, Produk, Dan Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen”

Penelitian pada Restoran Waroeng Steak & Shake di Jalan HOS Cokroaminoto

No. 49 Wirobrajan Yogyakarta. Penulisan skripsi ini dilaksanakan untuk

memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini bukan semata-mata

merupakan usaha penulis sendiri, namun juga dikarenakan adanya bantuan,

dorongan, bimbingan, serta doa dari berbagai pihak. Untuk itu perkenankanlah

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. P. Wiryono P.S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan

(11)

5. Bapak Drs. V. Supriyanto, S.U. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan

dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Papa, mama, adik, dan kakak yang saya sayangi, terima kasih atas

dukungannya.

7. Suami saya yang tercinta, terima kasih untuk semua hal yang telah diberikan

kepada saya.

8. Dan semua pihak-pihak lain yang telah banyak membantu, yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu.

Semoga Tuhan Maha Kasih akan membalas segala budi baik dan

pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis.

Yogyakarta, Juli 2010

Penulis

Rahmad Ida

(12)

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori... 8

1. Pengertian Pemasaran ... 8

2. Konsep Pemasaran ... 9

3. Riset Pemasaran ... 11

(13)

6. Proses Pengambilan Keputusan Membeli... 17

7. Kepuasan Konsumen... 19

8. Pengukuran Kepuasan Konsumen... 27

9. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kepuasan yang Diteliti pada Restoran Waroeng Steak & Shake Yogyakarta ... 29

B. Penelitian Sebelumnya ... 30

1. Jurnal ... 30

2. Kerangka Konsep Penelitian ... 31

3. Hipotesis Penelitian... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 35

B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 35

1. Subyek Penelitian... 35

2. Obyek Penelitian ... 35

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 35

1. Waktu Penelitian ... 35

2. Lokasi Penelitian ... 36

D. Variabel Penelitian ... 36

1. Identifikasi Variabel... 36

2. Definisi Operasional Variabel... 37

3. Pengukuran Variabel ... 38

E. Populasi dan Sampel ... 38

F. Teknik Pengambilan Sampel... 39

G. Sumber Data ... 39

(14)

J. Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 42

BAB IV GAMBARAN UMUM WAROENG STEAK & SHAKE A. Sejarah Berdirinya... 49

B. Jam Buka ... 50

C. Daftar Menu ... 50

D. Fasilitas ... 53

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Instrumen ... 54

1. Uji Validitas ... 54

2. Uji Reliabilitas ... 56

B. Karakteristik Responden ... 57

C. Analisis Data ... 61

1. Analisis Regresi Linear Berganda... 61

2. Uji Asumsi Klasik ... 62

3. Uji Hipotesis Simultan (Uji F) ... 64

4. Uji Hipotesis Parsial (Uji t)... 66

5. Koefisien Determinasi (R2) ... 68

D. Pembahasan... 69

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ... 72

B. Saran... 72

C. Keterbatasan Penelitian... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

LAMPIRAN... 76

(15)

Halaman

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Pertama... 54

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Kedua ... 55

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas ... 56

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57

Tabel 4.5 Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia ... 58

Tabel 4.6 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan... 59

Tabel 4.7 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pekerjaan... 59

Tabel 4.8 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendapatan Tiap Bulan ... 60

Tabel 4.9 Estimasi Regresi Linier Berganda... 61

Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas... 62

Tabel 4.11 Durbin Watson Test Bound... 64

Tabel 4.12 Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F)... 65

Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis Parsial (Uji t) ... 66

Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 69

(16)

Halaman

Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen... 12

Gambar 2.2 Tahap-Tahap Proses Pembelian ... 17

Gambar 2.3 Konsep Kepuasan Pelanggan ... 21

Gambar 2.4 Model Penelitian ... 31

Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 62

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas ... 63

(17)

Halaman

Lampiran 1 Daftar Pertanyaan... 76

Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban 30 Responden Pertama ... 80

Lampiran 3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 30 Responden Pertama ... 82

Lampiran 4 Rekapitulasi Jawaban 30 Responden Kedua... 87

Lampiran 5 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 30 Responden Kedua... 89

Lampiran 6 Rekapitulasi Jawaban 100 Responden ... 94

Lampiran 7 Karakteristik Responden ... 98

Lampiran 8 Output Olah Data ... 101

Lampiran 9 Daftar Harga Menu Waroeng Steak & Shake ... 105

Lampiran 10 Tabel Korelasi Pearson Product Moment pada α 5%

Tabel Durbin-Watson, Tabel F pada α 5%, Tabel t pada α 5% 109

(18)

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia bisnis dewasa ini semakin pesat, apalagi bisnis

restoran, persaingan yang semakin ketat menjadi tantangan maupun ancaman

bagi pelaku usaha tersebut agar dapat memenangkan persaingan,

mempertahankan pasar yang dimiliki dan merebut pasar yang sudah ada.

Setiap pelaku bisnis dituntut untuk mempunyai kepekaan terhadap setiap

perubahan yang terjadi, serta mampu memenuhi dan menanggapi setiap

tuntutan pelanggan yang terus berubah. Banyak perusahaan harus

menempatkan orientasi kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama.

Pihak perusahaan diharapkan mampu membuat para pelanggan puas

akan produk yang dihasilkan maupun tingkat pelayanan yang diberikan

sehingga membuat pelanggan tersebut merasa puas dan menjadi loyal dengan

menganggap bahwa produk dan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan

telah sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Loyalitas pelanggan sangat

penting artinya bagi perusahaan yang ingin menjaga kelangsungan hidup

usahanya maupun keberhasilan usahanya. Menurut Jennie Siat (dalam

Margaretha, 2004:297) yang menyatakan bahwa loyalitas pelanggan

merupakan tiket menuju sukses semua bisnis. Pelanggan yang puas akan dapat

melakukan pembelian ulang pada waktu yang akan datang dan

memberitahukan kepada orang lain atas apa yang dirasakan. Dengan adanya

(19)

loyalitas yang tercipta pada pelanggannya, maka perusahaan akan memperoleh

dua keutungan sekaligus yaitu mendapatkan profitabilitas dengan terjualnya

produk yang mereka hasilkan dan menarik pelanggan baru karena melihat

loyalitas dari pelanggan yang telah ada, ini berarti perusahaan semakin banyak

memperoleh laba untuk kelangsungan usahanya.

Aaker (dalam Margaretha, 2004:297-298) berpendapat bahwa loyalitas

sebagai suatu perilaku yang diharapkan atas suatu produk atau layanan yang

antara lain meliputi kemungkinan pembelian lebih lanjut atau perubahan

perjanjian layanan, atau sebaliknya seberapa besar kemungkinan pelanggan

akan beralih kepada merek lain atau penyedia layanan lain. Menurut Fornell

(dalam Margaretha, 2004:297) loyalitas merupakan fungsi dari kepuasan

pelanggan, rintangan, rintangan pengalihan, dan keluhan pelanggan.

Pelanggan yang puas akan dapat melakukan pembelian ulang pada waktu yang

akan datang dan memberitahukan kepada orang lain atas apa yang dirasakan.

Sehingga dapat dikatakan bahwa loyalitas adalah tingkat keberlanjutan

hubungan dari konsumen yang merasa puas atas produk atau jasa yang telah

dikonsumsi.

Dalam konteks teori perilaku konsumen, kepuasan lebih banyak

didefenisikan dari perspektif pengalaman konsumen setelah mengkonsumsi

atau menggunakan suatu produk atau jasa. Dengan demikian kepuasan dapat

diartikan sebagai hasil dari penilaian (persepsi) konsumen bahwa produk atau

pelayanan telah memberikan tingkat kenikmatan di mana tingkat pemenuhan

(20)

kesesuaian antara apa yang dirasakan oleh konsumen dari pengalaman

konsumsinya dengan apa yang diharapkannya. Dalam pengertian di atas yang

terpenting adalah persepsi, bukan kondisi aktual. Dengan demikian, bisa

terjadi bahwa secara aktual, suatu produk atau jasa mempunyai potensi untuk

memenuhi harapan pelanggan tetapi ternyata hasil dari persepsi pelanggan

tidak sama dengan apa yang diinginkan oleh produsen. Hal ini bisa terjadi

karena adanya gap antara apa yang dipersepsikan oleh produsen (perusahaan)

dengan apa yang dipersepsikan oleh pelanggan.

Seorang pelanggan yang puas adalah pelanggan yang merasa

mendapatkan value dari produsen atau penyedia jasa. Value ini bisa berasal

dari produk, pelayanan, sistem atau sesuatu yang bersifat emosi. Kalau

pelanggan mengatakan bahwa value adalah produk yang berkualitas, maka

kepuasan terjadi kalau pelanggan mendapatkan produk yang berkualitas.

Kalau value bagi pelanggan adalah kenyamanan maka kepuasan akan datang

apabila pelayanan yang diperoleh benar-benar nyaman. Kalau value dari

pelanggan adalah harga yang murah maka pelanggan akan puas kepada

produsen yang memberikan harga yang paling kompetitif.

Nilai bagi pelanggan ini dapat diciptakan melalui atribut-atribut

pemasaran perusahaan yang dapat menjadi unsur-unsur stimuli bagi

perusahaan untuk mempengaruhi konsumen dalam pembelian. Jika pembelian

yang dilakukan mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya atau mampu

memberikan kepuasan, maka di masa datang akan terjadi pembelian ulang,

(21)

kepuasannya kepada orang lain, baik dalam bentuk cerita, atau memberikan

rekomendasi.

Stimuli adalah setiap bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang

dapat mempengaruhi perilaku. Salah satu bentuk dari stimuli yang dapat

mempengaruhi konsumen dan merupakan faktor yang dapat dikendalikan oleh

perusahaan adalah stimuli pemasaran yaitu melalui unsur-unsur strategi

marketing mix. Unsur-unsur marketing mix dalam pemasaran jasa terdiri atas 7 unsur yaitu: (1) Product; (2) Price; (3) Place; (4) Promotion; (5) People; (6)

Process, dan (7) Layanan Pelanggan.

Menurut Engel dkk. (1994:57) motivasi konsumen dalam pembelian

diekspresikan melalui evaluasi terhadap dua manfaat, yaitu manfaat fungsional

dari produk atau jasa yang dibeli sebagai dasar penilaian yang objektif; dan

manfaat hedonik yang bersifat emosional/perasaan (subjektif) yang diperoleh

selama masa pembelian itu (sebelum – sementara – dan sesudah). Demikian

pula pendapat dari Jessie and Jung (dalam Wijaya, 2000:38), yang

menguraikan tentang dimensi harapan konsumen yang digunakan sebagai

kriteria evaluasi dalam pembelian, yang juga disebut sebagai Konsep

Consumer Styles Inventory (CSI) yang merupakan penilaian objektif dan subjektif atas suatu produk atau jasa.

Dimensi-dimensi keinginan konsumen tersebut diimplementasikan oleh

perusahaan dalam bentuk strategi marketing mix, seperti yang dikemukakan

oleh Bounds (dalam Wijaya, 2000:52) bahwa nilai pelanggan dapat diciptakan

(22)

augmented product; (2) layanan penjualan (meliputi : kecepatan dan ketepatan proses, kecepatan dan ketepatan produk yang diterima, kemudahan

mengakses; kesederhanaan prosedur, atmosfir pelayanan, proaktif terhadap

kebutuhan); (3) Layanan purna jual dan keluhan (meliputi : bagian layanan

purna jual, masalah direspon dengan cepat, layanan yang simpatik, layanan

proaktif).

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul: Pengaruh Harga, Produk, dan

Layanan terhadap Kepuasan Konsumen: Penelitian pada Restoran

Waroeng Steak & Shake di Jalan HOS Cokroaminoto No. 49 Wirobrajan

Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut:

1. Apakah harga, produk dan layanan secara simultan berpengaruh terhadap

kepuasan konsumen?

2. Apakah harga, produk dan layanan secara parsial berpengaruh terhadap

kepuasan konsumen?

C. Pembatasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian, maka penulis menyusun

(23)

dari inti permasalahan. Disini diberikan batasan-batasan masalah seperti

berikut ini:

1. Lokasi penelitian dilakukan pada restoran Waroeng Steak& Shake di Jalan

HOS Cokroaminoto No.49 Wirobrajan, Yogyakarta.

2. Variabel bebas yang diteliti adalah harga, produk dan layanan sedangkan

variabel terikat adalah kepuasan konsumen.

3. Subjek penelitiannya adalah konsumen yang melakukan pembelian di

restoran Waroeng Steak & Shake di Jalan HOS Cokroaminoto No.49

Wirobrajan, Yogyakarta.

4. Periode penelitian dilakukan bulan Mei – Juni tahun 2010.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan harga, produk dan layanan

terhadap kepuasan konsumen.

2. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial harga, produk dan layanan

terhadap kepuasan konsumen.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai

(24)

1. Bagi Manajemen Restoran

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi manajemen

untuk mengevaluasi keberhasilan dalam mengelola restoran agar mampu

menghadapi persaingan yang makin ketat dan agresif.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memperdalam keyakinan peneliti tentang

teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan membandingkannya

dengan keadaan yang sebenarnya pada perusahaan jasa.

3. Bagi Calon Peneliti

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi untuk

penelitian selanjutnya mengenai pengaruh harga, produk dan layanan

(25)

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan yang

mempengaruhi pola hidup suatu masyarakat. Dasar pemikiran pemasaran

dimulai dari adanya keinginan dan kebutuhan, kemudian dari hal tersebut

muncullah permintaan. Bagi pemasar, pemasaran merupakan salah satu

unit terdepan yang akan menentukan masa depan kelangsungan dan

keberhasilan usahanya.

Karena pemasaran merupakan faktor yang penting bagi pemasar,

maka aktifitas pemasaran suatu perusahaan harus benar-benar diarahkan

untuk dapat memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga konsumen

tidak merasa dirugikan dan bahkan menjadi puas. Hal tersebut diperlukan

agar terbentuk kesetiaan konsumen pada perusahaan atau produk sehingga

konsumen memberikan apresiasi yang baik terhadap perusahaan. Indikasi

sederhana dari apresiasi yang baik tersebut adalah pembelian kembali oleh

konsumen dan rekomendasi pada konsumen atau calon konsumen lainnya

untuk mengkonsumsi produk dari perusahaan terkait.

Kotler (1997:242) mendefinisikan pemasaran sebagai proses sosial

dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa

yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan

(26)

dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran

adalah suatu sistem secara keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang

ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan

mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan

pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial.

2. Konsep Pemasaran

Perusahaan yang sudah memahami bahwa pemasaran merupakan

faktor yang penting untuk keberhasilan usahanya, akan mengetahui adanya

cara dan falsafah baru yang terlibat didalamnya. Cara dan falsafah baru ini

sering disebut sebagai konsep pemasaran yang berstandar pada faktor

dasar, antara lain: fokus pada konsumen atau pasar, volume penjualan

yang menguntungkan, serta adanya koordinasi dan integrasi dalam

perusahaan.

Menurut Kotler (1997:251) konsep pemasaran menyatakan bahwa

kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada

para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan

memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. Selain itu

Dharmmesta dan Irawan (1997:34) mendefinisikan pengertian konsep

pemasaran sebagai falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan

kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi

(27)

Dharmmesta dan Irawan (1997:47) menyatakan ada tiga unsur

pokok yang terkandung dalam konsep pemasaran, yaitu:

a. Orientasi kepada konsumen

Dalam upaya memperhatikan konsumen, perusahaan harus melakukan

hal-hal sebagai berikut, yaitu: menentukan kebutuhan pokok konsumen

yang akan dilayani, menentukan kelompok konsumen yang akan

dijadikan sebagai sasaran penjualan, menentukan produk dan program

pemasarannya, mengadakan penelitian kepada konsumen untuk

menaksir, menilai dan menafsirkan keinginan konsumen, serta

menentukan dan melaksanakan strategi yang tepat, apakah

menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model

yang menarik.

b. Menyusun kegiatan pemasaran secara integral

Meliputi koordinasi setiap personal dan setiap bagian dalam

perusahaan beserta segenap unsur marketing-nya, agar dapat

memberikan kepuasan kepada konsumen yang menjadi sasaran

perusahaan sehingga tujuan perusahaan tercapai.

c. Kepuasan konsumen

Perusahaan mendapatkan keuntungan dengan cara berusaha

memberikan kepuasan kepada konsumen. Adanya perubahan

lingkungan mengharuskan perusahaan untuk menyesuaikan konsep

pemasaran pada kondisi tertentu, sehingga perusahaan tidak hanya

(28)

masyarakat. Artinya konsep pemasaran harus mempertimbangkan

faktor lingkungan secara keseluruhan.

3. Riset Pemasaran

Riset pemasaran digunakan untuk memudahkan manajemen dalam

proses pengambilan keputusan. Hasil dari suatu riset pemasaran dapat

dijadikan bahan masukan bagi seorang pimpinan untuk pengambilan

keputusan mengenai permasalahan yang dihadapi. Kotler (1997:162)

mendefinisikan riset pemasaran sebagai perancangan, pengumpulan,

analisa dan pelaporan data yang sistematis serta relevan dengan situasi

pemasaran tertentu yang dihadapi perusahaan.

4. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen harus dipahami dengan baik, khususnya oleh

pemasar agar dapat memberikan kepuasan kepada konsumennya.

American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan

kejadian di sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran

dalam hidup mereka. Menurut Dharmmesta dan Irawan (1997:75) perilaku

konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat

dalam medapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa

termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan

(29)

Ada dua elemen penting yang terkait dengan pengertian perilaku

konsumen diatas, yaitu: proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik,

yang semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan

mempergunakan barang maupun jasa ekonomis. Sedangkan model

perilaku konsumen, secara sederhana dapat dilihat pada gambar 2.1.

Rangsangan Dari Luar Kotak Hitam Pembeli Tanggapan Pembeli

Pemasaran Lingkungan Ciri Pembeli Proses Keputusan Beli

Produk Harga Promosi Distribusi Ekonomi Teknologi Politik Budaya Budaya Sosial Kepribadian Psikologis Pengenalan Masalah Mencari Informasi Evaluasi Alternatif Pembelian

Perilaku Purna Beli

Pilihan Produk

Pilihan Merek

Pilihan Penjual

Jumlah Pembelian

Waktu Pembelian

Sumber: Kotler (1997:153)

Gambar 2.1

Model Perilaku Konsumen

Gambar diatas menunjukkan rangsangan pemasaran yang terdiri

dari 4 P: product (produk), price (harga), promotion (promosi) dan place

(distribusi/lokasi). Sedangkan untuk produk jasa ditambahkan dengan

people (orang/karyawan), process (proses) serta customer service

(pelayanan). Rangsangan lainnya mencakup kekuatan dan peristiwa besar

dalam lingkungan konsumen: ekonomi, teknologi, politik dan budaya.

Seluruh masukan ini kemudian memasuki kotak hitam pembeli, lalu disana

diubah menjadi satu susunan tanggapan pembeli yang dapat diselidiki:

pilihan produk, pilihan merek, pilihan dealer, waktu membeli dan jumlah

(30)

kotak hitam pembeli terdiri dari dua bagian, yaitu: Pertama, karakteristik

pembeli, yang mempengaruhi bagaimana seorang pembeli bersikap dan

bereaksi terhadap rangsangan. Kedua, proses keputusan pembeli itu sendiri

yang mempengaruhi perilaku pembelian.

5. Faktor-Faktor Perilaku Konsumen dalam Membeli

Perilaku seseorang dalam menentukan keputusan pembelian sangat

dipengaruhi oleh faktor lingkungan dimana orang itu berada, sehingga

terdapat perbedaan keinginan dan motif antara satu orang dengan yang

lainnya. Perbedaan keinginan dan motif tersebut sangat wajar mengingat

terdapat berbagai lapisan masyarakat dengan latar belakang yang beragam.

Ini berarti seseorang yang berasal dari lapisan masyarakat atau lingkungan

yang berbeda akan mempunyai penilaian kebutuhan, pendapatan, sikap

dan selera yang berbeda pula.

Menurut Dharmmesta dan Irawan (1997:89) terdapat dua faktor

dasar yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu faktor eksternal dan

faktor internal. Faktor eksternal sendiri adalah faktor yang berupa

pengaruh lingkungan konsumen dan program pemasaran yang dilakukan

oleh perusahaan. Faktor yang berupa pengaruh lingkungan konsumen,

terdiri dari kebudayaan dan kebudayaan khusus, kelas sosial, kelompok

sosial dan kelompok referensi serta keluarga. Sedangkan faktor internal

adalah faktor yang berada dalam diri konsumen itu sendiri, meliputi

motivasi, pengamatan, proses belajar, kepribadian dan konsep diri serta

(31)

Faktor-faktor diatas merupakan karakteristik yang mempengaruhi

perilaku konsumen secara umum, yang pada akhirnya juga akan

berpengaruh pada keputusan pembelian. Selain bersifat personal,

karakteristik-karakteristik diatas juga tidak dapat dikendalikan secara

menyeluruh oleh pemasar, tetapi para pemasar dapat menganalisis dan

memperhitungkannya. Pada tahap analisis inilah pemasar biasanya

menawarkan faktor-faktor eksternal lain yang diharapkan dapat

mempengaruhi perilaku konsumen. Faktor-faktor yang ditawarkan adalah

rangsangan pemasaran yang merupakan bagian dari strategi pemasaran

integral yang berorientasi pada konsumen. Dharmmesta dan Irawan

(1997:96) menjelaskan bahwa rangsangan pemasaran untuk perusahaan

jasa terdiri dari:

a. Produk (Product)

Produk adalah keseluruhan konsep obyek atau proses yang

memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Meliputi

kualitas yang ditawarkan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan

konsumen. Dalam kaitannya dengan keputusan membeli, faktor

produk mempunyai peran yang sangat penting karena terkait dengan

keuntungan dan nilai yang ditawarkan kepada konsumen. Jika

keuntungan serta nilai yang didapat konsumen sesuai atau bahkan

lebih besar dari harapan mereka maka kemungkinan untuk membeli

(32)

b. Harga (Price)

Strategi penentuan harga sangat signifikan dalam proses pemberian

nilai manfaat kepada konsumen karena dapat mempengaruhi imej

produk dan keputusan konsumen untuk membeli. Pengaruh tersebut

karena harga merupakan satu-satunya elemen pemasaran yang

menghasilkan pendapatan, semua elemen lainnya hanya mewakili

harga. Juga karena sifat harga yang fleksibel sehingga dapat berubah.

Strategi penetapan harga juga penting dalam menentukan seberapa

jauh sebuah layanan jasa dinilai oleh konsumen, juga dalam proses

membangun citra. Penetapan harga juga memberikan persepsi tertentu

dalam hal kualitas.

c. Promosi (Promotion)

Promosi merupakan alat komunikasi antara perusahaan dengan

konsumen, juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen agar

mengambil keputusan untuk menggunakan jasa guna memenuhi

keinginan dan kebutuhannya. Promosi mempunyai peran yang penting

dalam mempengaruhi proses keputusan membeli oleh konsumen

karena dapat menjadi sarana untuk menumbuhkan pengertian antara

pihak produsen dan konsumen. Dengan kata lain promosi berfungsi

sebagai jembatan komunikasi antara kedua belah pihak.

d. Lokasi (Place)

Lokasi dalam jasa merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan

(33)

cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang

strategis. Pemilihan atas faktor ini sangat bergantung pada kriteria

pasar dan sifat dari jasa yang ditawarkan. Hal tersebut dimaksudkan

untuk mendukung proses keputusan membeli yang dilakukan oleh

konsumen karena secara umum konsumen akan lebih menyukai

penyampaian jasa secara efektif, cepat dan berkualitas.

e. Orang/Karyawan (People)

Dalam pemasaran jasa, orang/karyawan berfungsi sebagai penyedia

jasa serta berkaitan erat dengan kualitas jasa yang diberikan.

Diperlukan interaksi yang baik serta efektif antar individu dalam suatu

perusahaan, yang bermuara pada optimalisasi kinerja untuk dapat

memuaskan konsumen. Sinergi yang tercipta akan menghasilkan

output yang optimal demi pencapaian tujuan perusahaan secara umum

serta menjadi nilai tambah yang baik, yang dapat mempengaruhi

proses keputusan membeli oleh konsumen.

f. Proses (Process)

Proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri dari

prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas dan hal-hal rutin,

dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen. Obyektif

utama dari pemasaran adalah mengidentifikasi kebutuhan dan

keinginan pasar. Oleh karena itu, jasa harus didesain untuk memenuhi

kebutuhan tersebut. Desain jasa mencakup sejak dari desain proses

(34)

akan menentukan tahapan pengambilan keputusan membeli oleh

konsumen, bahkan aliran operasi dapat dijadikan bukti yang bisa

dinilai konsumen.

g. Layanan (Customer Service)

Layanan dalam pemasaran lebih dilihat sebagai hasil dari kegiatan

distribusi dan logistik, dimana layanan diberikan kepada konsumen

untuk mencapai kepuasan. Peran faktor layanan sangat penting karena

konsumen dapat memberikan penilaian yang sangat subyektif terhadap

kualitas produk melalui standar kualitas layanan yang mereka rasakan.

Sehingga faktor layanan juga mempunyai peran sentral dalam proses

pembentukan (opini) kepuasan konsumen.

6. Proses Pengambilan Keputusan Membeli

Pengambilan keputusan sebagai inti dari perilaku konsumen

dipengaruhi oleh banyak faktor baik internal maupun eksternal dari

konsumen. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan

keputusan dalam pembelian. Menurut Kotler (1997:168) proses tersebut

merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri dari lima

tahap yang secara keseluruhan dapat dijelaskan seperti dalam gambar 2.2

berikut:

Sumber: Kotler (1997:170) Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan Pembelian

Perilaku Purna Pembelian Pengenalan

Masalah

Gambar 2.2

(35)

Sehingga dapat diketahui bahwa susunan proses pengambilan

keputusan pembelian adalah terdiri dari lima tahap, yaitu:

a. Pengenalan Masalah

Proses ini diawali dengan kesadaran konsumen akan adanya kebutuhan

dan keinginan yang belum terpusatkan. Bila keinginan tersebut telah

diketahui maka konsumen akan berusaha untuk dapat memenuhinya.

Dengan mengenali kebutuhan konsumen, maka pemasar dapat

memprediksi perilaku yang akan diambil oleh konsumen, karena

konsumen senantiasa memerlukan produk yang dapat memuaskannya.

b. Pencarian Informasi

Dalam proses ini, konsumen dapat menemukan informasi melalui

sumber eksternal maupun internal. Faktor yang besar pengaruhnya

dalam tahap ini antara lain faktor situasi, produk serta konsumen.

Kepercayaan dan sikap konsumen berperan besar dalam proses ini, jika

konsumen mempunyai pendukung akan pertimbangannya maka akan

mencari informasi yang lebih banyak. Pertimbangannya adalah biaya

dan manfaat yang mungkin didapat oleh konsumen.

c. Evaluasi Alternatif

Inti dari proses ini adalah konsumen memiliki informasi produk

diantara berbagai pilihan yang dapat memuaskan kebutuhannya.

Konsumen akan melihat setiap produk merupakan suatu himpunan dan

ciri dari sifat tertentu yang dimilikinya. Oleh sebab itu, dalam

(36)

d. Keputusan Pembelian

Pada proses sebelumnya, konsumen membentuk preferensi terhadap

produk atau merek yang menjadi pilihannya. Namun demikian apakah

konsumen nantinya memutuskan untuk membeli atau tidak,

dipengaruhi oleh orang lain dan faktor keadaan yang tidak terduga.

Dalam tahapan ini biasanya konsumen mengambil keputusan membeli

produk yang paling disukai. Ditengah komplektifitas pilihan keputusan

diatas, setiap perusahaan harus berusaha untuk menyederhanakan

pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh konsumennya

melalui penawaran kualitas serta nilai yang lebih baik dari pesaing.

Sehingga diperlukan strategi pemasaran yang tepat dan terpadu guna

memenuhinya.

e. Perilaku Purna Pembelian

Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami suatu

kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan merupakan fungsi, dekatnya

harapan dari pembeli terhadap produk dengan kemampuan dari produk

tersebut, dan jika sesuai dengan yang diharapkan maka konsumen akan

puas.

7. Kepuasan Konsumen

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang

muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap

kinerja (hasil) suatu produk dan harapan-harapannya (Kotler, 1997:311).

Jadi, tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja

(37)

konsumen akan kecewa. Bila kinerja sesuai dengan harapan, konsumen

akan puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan, konsumen akan

sangat puas. Konsumen yang melakukan pembelian ulang atas produk dan

jasa yang dihasilkan perusahaan adalah konsumen dalam arti yang

sebenarnya. Untuk menciptakan pembelian ulang salah satu barang, tentu

perusahaan harus memberikan kepuasan kepada konsumen. Hal ini

menunjukkan bahwa kepuasan konsumen merupakan faktor penting bagi

konsumen dalam melakukan pembelian ulang. Memberikan kepuasan

kepada konsumen hanya diperoleh jika perusahaan memperhatikan apa

yang diinginkan konsumen.

Kepuasan konsumen menjadi salah satu pilar dalam upaya

manajemen kualitas total (Total Quality Management). Kenyataan ini

membuat banyak perusahaan mengembangkan program pengukuran di

mana konsumen mengevaluasi kualitas produk dan jasa yang

direalisasikan perusahaan. Kualitas layanan, kualitas hubungan, dan

kepuasan secara keseluruhan ini dianggap mampu meningkatkan niat

konsumen untuk tetap berhubungan dengan perusahaan.

Kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor penting dari semua

aktifitas pemasaran pada perusahaan yang berorientasi pasar. Alasan

utama perusahaan untuk memuaskan konsumen adalah untuk memperluas

bisnis, mendapatkan pangsa pasar yang lebih tinggi yang semuanya

mengarah pada peningkatan keuntungan perusahaan. Pencapaian kepuasan

dapat merupakan proses yang sederhana, maupun kompleks dan rumit.

Untuk dapat mengetahui tingkat kepuasan konsumen secara lebih baik,

(38)

Untuk mewujudkan dan mempertahankan kepuasan pelanggan,

organisasi jasa harus melakukan empat hal. Pertama, mengidentifikasi

siapa pelanggannya. Kedua, memahami tingkat harapan pelanggan atas

kualitas. Ketiga, memahami strategi kualitas layanan pelanggan. Dan

keempat, memahami siklus pengukuran dan umpan balik dari kepuasan pelanggan (Tjiptono, 2000:30).

Perusahaan perlu mengidentifikasi pelanggan-pelanggan internal

atau pelanggan eksternal, pelanggan bisnis atau konsumen akhir.

Sementara itu, kepuasan pelanggan tercapai bila kebutuhan, keinginan dan

harapan pelanggan terpenuhi. Konsep kepuasan pelanggan dapat

dijelaskan pada gambar di bawah ini:

Tujuan Perusahaan

Produk

Nilai Produk Bagi Pelanggan

Tingkat Kepuasan Pelanggan

Harapan Pelanggan Terhadap Produk

Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan

(39)

Pada prinsipnya, strategi kepuasan pelanggan menyebabkan para

pesaing harus berusaha keras dan memerlukan biaya tinggi dalam

usahanya merebut pelanggan suatu perusahaan. Satu hal yang perlu

diperhatikan adalah bahwa kepuasan pelanggan merupakan strategi jangka

panjang yang membutuhkan komitmen, baik menyangkut dana maupun

sumber daya manusia (Schaars dalam Tjiptono, 2000:36).

Ada beberapa strategi yang dapat dipadukan untuk meraih dan

meningkatkan kepuasan pelanggan (Tjiptono, 2000:42):

a. Strategi pemasaran berupa relationship marketing yaitu strategi

dimana transaksi pertukaran antara pembeli dan penjual berkelanjutan,

tidak berakhir setelah penjualan selesai. Dengan kata lain, dijalin suatu

kemitraan dengan pelanggan secara terus menerus yang pada akhirnya

akan menimbulkan kesetiaan pelanggan sehingga terjadi bisnis ulangan

(repeat business). Agar relationship marketing dapat

diimplementasikan, perlu dibentuk customer database, yaitu daftar

nama pelanggan yang oleh perusahaan dianggap perlu dibina

hubungan jangka panjang dengan mereka. Database tersebut tidak

sekedar berisi nama pelanggan, tetapi juga mencakup hal-hal penting

lainnya, misalnya frekuensi dan jumlah pembelian, preferensi,

saat-saat pembelian, dan lain sebagainya. Dengan tersedianya informasi

seperti itu, maka diharapkan perusahaan dapat memuaskan

pelanggannya secara lebih baik, yang pada gilirannya dapat

(40)

Selain itu, informasi tersebut memungkinkan perusahaan untuk

merancang produk khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan dan

keinginan pelanggan tertentu. Supaya bisa memberikan hasil yang

lebih efektif, hubungan yang baik tidak hanya dibina dengan

pelanggan akhir, tetapi juga dengan pemasok, bahkan dengan

perusahaan pesaing. Akan tetapi, perlu diingat bahwa dampak

kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan dan pembelian ulang

berbeda-beda untuk setiap perusahaan. Pelanggan yang loyal belum

tentu mereka puas. Sebaliknya pelanggan yang puas cenderung untuk

menjadi pelanggan loyal.

b. Strategi superior customer service yaitu menawarkan pelayanan yang

lebih baik daripada pesaing. Hal ini membutuhkan dana yang besar,

kemampuan sumber daya manusia, dan usaha gigih agar dapat tercipta

suatu pelayanan yang superior. Oleh karena itu, seringkali (tetapi tidak

harus) perusahaan yang menawarkan layanan pelanggan superior akan

membebankan harga yang lebih tinggi pada produk-produknya. Akan

tetapi, biasanya mereka memperoleh manfaat besar dari pelayanan

superior tersebut, yaitu berupa tingkat pertumbuhan yang cepat dan

besarnya laba yang diperoleh. Contoh layanan superior yang dapat

diberikan layanan distributor komputer memberikan layanan konsultasi

gratis seputar permasalahan komputer, surat kabar yang memberikan

(41)

c. Strategi unconditional service guarantees

Strategi ini berintikan komitmen untuk memberikan kepuasan kepada

pelanggan yang pada gilirannya akan menjadi sumber dinamisme

penyempurnaan mutu produk atau jasa dan kinerja perusahaan. Selain

itu juga akan meningkatkan motivasi para karyawan untuk mencapai

tingkat kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Garansi atau

jaminan istimewa atau mutlak ini dirancang untuk meringankan resiko

atau kerugian pelanggan tidak puas dengan suatu produk atau jasa

yang telah dibayarnya. Garansi tersebut menjanjikan kualitas prima

dan kepuasan pelanggan. Fungsi utama garansi adalah untuk

mengurangi resiko pelanggan sebelum dan sesudah pembelian barang

atau jasa, sekaligus memaksa perusahaan bersangkutan untuk

memberikan yang terbaik dan meraih loyalitas pelanggan. Garansi ini

dapat diberikan dalam dua bentuk, yaitu:

1) Garansi internal, yaitu janji yang dibuat oleh suatu departemen atau

divisi kepada pelanggan internalnya, yakni pemproses lebih lanjut

dan setiap orang dalam perusahaan yang sama yang memanfaatkan

hasil atau jasa departemen tersebut. Contohnya adalah jaminan dari

divisi transportasi untuk mengantarkan atau mengambil barang

secara tepat waktu bagi divisi lainnya.

2) Garansi eksternal, yaitu jaminan yang dibuat oleh perusahaan

kepada para pelanggan eksternalnya, yakni mereka yang membeli

(42)

yang unggul dan produk yang handal serta berkualitas tinggi.

Perusahaan harus benar-benar berusaha menepatinya, karena

apabila tidak ditepati malah akan menjadi boomerang. Contohnya

adalah janji mengantarkan produk secara tepat waktu, garansi

bahwa produk berkualitas tinggi, jaminan potongan harga bila

melakukan pembelian ulang di perusahaan yang sama dan lain-lain.

d. Strategi penanganan keluhan yang efisien

Penanganan keluhan memberikan peluang untuk mengubah pelanggan

yang tidak puas menjadi pelanggan produk perusahaan yang puas (atau

bahkan menjadi pelanggan abadi). Proses penanganan keluhan dari

identifikasi dan penentuan sumber masalah yang menyebabkan

pelanggan tidak puas dan mengeluh.

Ada empat aspek penanganan keluhan yang penting, yaitu:

1) Empati terhadap pelanggan yang marah

Agar situasi tidak bertambah runyam maka perusahaan harus

meluangkan waktu untuk mendengarkan keluhan mereka dan

berusaha memahami situasi yang dirasakan oleh pelanggan

tersebut.

2) Kecepatan dalam penanganan keluhan

Apabila keluhan pelanggan tidak segera ditanggapi, maka rasa

tidak puas terhadap perusahaan akan menjadi permanen dan tidak

dapat dirubah lagi. Sedangkan apabila keluhan dapat ditangani

(43)

dan besar kemungkinan ia akan menjadi pelanggan perusahaan

kembali.

3) Kewajaran atau keadilan dalam memecahkan permasalahan atau

keluhan

Perusahaan harus memperhatikan aspek kewajaran dalam hal biaya

dan kinerja jangka panjang.

4) Kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi perusahaan

Hal ini sangat penting bagi konsumen untuk menyampaikan

komentar, saran, kritik, pertanyaan, maupun keluhannya.

Perusahaan dapat menyediakan jalur atau saluran telepon khusus

(hotline service) untuk menampung keluhan pelanggan.

e. Strategi peningkatan kinerja perusahaan, meliputi berbagai upaya

seperti melakukan pemantauan dan pengukuran kepuasan pelanggan

secara berkesinambungan, memberikan pendidikan dan pelatihan

menyangkut komunikasi, salesmanship, dan public relations kepada

pihak manajemen dan karyawan, dan memasukkan unsur kemampuan

untuk memuaskan pelanggan ke dalam sistem penilaian prestasi

karyawan.

f. Pelanggan. Hal ini dilakukan dengan melibatkan pelanggan dalam

proses pengembangan produk sedini mungkin. Hal tersebut

memungkinkan suatu perusahaan untuk memprioritaskan kebutuhan

pelanggan, menemukan tanggapan inovatif terhadap kebutuhan

tersebut, dan memperbaiki proses hingga tercapai efektifitas

(44)

8. Pengukuran Kepuasan Konsumen

Pengukuran kepuasan konsumen dapat dilakukan dengan berbagai

cara, diantaranya (Tjiptono, 2000:46):

a. Directly reported satisfaction

Pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaan dengan

skala berikut: sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, sangat puas.

b. Derived dissatisfaction

Pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal utama, yakni besarnya

harapan konsumen terhadap atribut tertentu dan besarnya kinerja yang

mereka rasakan.

c. Problem analysis

Konsumen yang dijadikan responden diminta untuk mengungkapkan

dua hal pokok. Pertama, masalah-masalah yang mereka hadapi

berkaitan dengan penawaran dari perusahaan. Kedua, saran-saran

untuk melakukan perbaikan.

d. Importance-performance analysis

Dalam teknik ini, responden diminta untuk merangking berbagai

elemen atau atribut dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya

setiap elemen itu. Selain itu, responden juga diminta merangking

seberapa baik kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen atau

(45)

e. Ghost shopping

Metode ini dilakukan dengan cara mempekerjakan beberapa orang

(ghost shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan atau

pembeli potensial produk perusahaan dan pesaing. Lalu ghost shopper

tersebut menyampaikan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan

kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman

mereka dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain itu, para

ghost shopper juga dapat mengamati atau menilai cara perusahaan dan

pesaingnnya menjawab pertanyaan pelanggan dan menangani setiap

keluhan.

f. Lost customer analysis

Metode ini sedikit unik. Perusahaan berusaha menghubungi para

pelanggannya yang telah berhenti membeli atau telah beralih pemasok.

Yang diharapkan adalah akan diperolehnya informasi penyebab

terjadinya hal tersebut. Informasi ini sangat bermanfaat bagi

perusahaan untuk mengambil kebijakan selanjutnya dalam rangka

meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.

Penelitian ini menggunakan metode directly reported satisfaction

yaitu pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaan dengan

(46)

9. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kepuasan yang Diteliti

pada Restoran Warong Steak & Shake Yogyakarta

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan konsumen yang

diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Harga (Price)

Strategi penentuan harga sangat signifikan dalam proses pemberian

nilai manfaat kepada konsumen karena dapat mempengaruhi imej

produk dan keputusan konsumen untuk membeli. Pengaruh tersebut

karena harga merupakan satu-satunya elemen pemasaran yang

menghasilkan pendapatan, semua elemen lainnya hanya mewakili

harga. Juga karena sifat harga yang fleksibel sehingga dapat berubah.

Strategi penetapan harga juga penting dalam menentukan seberapa

jauh sebuah layanan jasa dinilai oleh konsumen, juga dalam proses

membangun citra. Penetapan harga juga memberikan persepsi tertentu

dalam hal kualitas, jika harga mencerminkan kualitas produknya, maka

konsumen cenderung membeli produk atau jasa dengan merek yang

sama hingga tercipta kepuasan konsumen.

b. Produk (Product)

Produk adalah keseluruhan konsep obyek atau proses yang

memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Meliputi

kualitas produk yang ditawarkan untuk memenuhi keinginan dan

kebutuhan konsumen. Dalam kaitannya dengan kepuasan konsumen,

faktor produk mempunyai peran yang sangat penting karena terkait

dengan keuntungan dan nilai yang ditawarkan kepada konsumen. Jika

(47)

lebih besar dari harapan mereka maka kemungkinan untuk membeli

atau memakai jasa kembali akan lebih besar dan sebaliknya sehingga

timbul perilaku membeli terus menerus dengan merek produk atau jasa

yang sama sehingga tercipta kepuasan konsumen.

c. Layanan (Customer Service)

Pelayanan dalam pemasaran jasa lebih dilihat sebagai hasil dari

kegiatan distribusi dan logistik, dimana pelayanan diberikan kepada

konsumen untuk mencapai kepuasan. Untuk pemasaran jasa, peran

faktor pelayanan sangat penting karena konsumen dapat memberikan

penilaian yang sangat subyektif terhadap kualitas suatu jasa melalui

standar kualitas pelayanan yang mereka rasakan. Sehingga faktor

pelayanan juga mempunyai peran sentral dalam proses pembentukan

(opini) keputusan membeli atau membeli kembali oleh konsumen jasa.

B. Penelitian Sebelumnya

1. Jurnal

Hatane Samuel dan Foedjiawati (2005:27) mengadakan penelitian

dengan judul Pengaruh Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Merek

(Studi Kasus Restoran The Prime Steak & Ribs Surabaya) yang dimuat

dalam Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 7 No. 1 Maret 2005

Universitas Kristen Petra. Kepuasan konsumen diukur melalui attributes

(48)

switching cost, satisfaction, liking of the brand, dan commitment. Hasil

penelitian mengungkapkan bahwa kepuasan konsumen di The Prime Steak

& Ribs mendapat penilaian yang cenderung baik, beberapa atribut masih mempunyai variasi penilaian yang tinggi, dan terdapat pengaruh positif

yang signifikan antara kepuasan konsumen yang terdiri dari attributes

related to the product, attributes related to the service, dan attributes related to the purchase dengan loyalitas merek.

2. Kerangka Konsep Penelitian

Untuk memahami pengaruh harga, produk, dan layanan terhadap

kepuasan konsumen maka penulis membuat model penelitian sebagai

berikut:

Variabel Bebas Variabel Terikat

Harga

Gambar 2.4 Model Penelitian

Keterangan:

Pengaruh secara simultan

Pengaruh secara parsial

Produk

Kepuasan Konsumen

(49)

Berdasarkan gambar 2.4 di atas dapat dijelaskan bahwa produk

mempunyai pengaruh terhadap kepuasan konsumen karena faktor produk

mempunyai peran yang sangat penting terkait dengan keuntungan dan nilai

yang ditawarkan kepada konsumen. Jika keuntungan serta nilai yang

didapat konsumen sesuai atau bahkan lebih besar dari harapan mereka

maka kemungkinan untuk membeli kembali produk tersebut akan lebih

besar dan sebaliknya.

Harga mempunyai pengaruh terhadap kepuasan konsumen. Pengaruh

tersebut karena harga merupakan satu-satunya elemen pemasaran yang

menghasilkan pendapatan, semua elemen lainnya hanya mewakili harga.

Juga karena sifat harga yang fleksibel sehingga dapat berubah. Penetapan

harga juga memberikan persepsi tertentu dalam hal kualitas.

Layanan dalam pemasaran lebih dilihat sebagai hasil dari kegiatan

distribusi dan logistik, dimana layanan diberikan kepada konsumen untuk

mencapai kepuasan. Peran faktor layanan sangat penting karena konsumen

dapat memberikan penilaian yang sangat subyektif terhadap kualitas

produk melalui standar kualitas layanan yang mereka rasakan. Sehingga

faktor layanan juga mempunyai peran sentral dalam proses pembentukan

(opini) kepuasan konsumen.

3. Hipotesis Penelitian

Dimensi-dimensi keinginan konsumen diimplementasikan oleh

perusahaan dalam bentuk strategi marketing mix yaitu: (1) Product; (2)

(50)

Pelanggan seperti yang dikemukakan oleh Bounds (dalam Wijaya,

2000:52) bahwa nilai pelanggan dapat diciptakan melalui: (1) dimensi

produk (meliputi core product, actual product dan augmented product;

(2) layanan penjualan (meliputi : kecepatan dan ketepatan proses,

kecepatan dan ketepatan produk yang diterima, kemudahan mengakses;

kesederhanaan prosedur, atmosfir pelayanan, proaktif terhadap

kebutuhan); (3) Layanan purna jual dan keluhan (meliputi : bagian layanan

purna jual, masalah direspon dengan cepat, layanan yang simpatik,

layanan proaktif).

Adapun definisi dari variabel penelitian yaitu: produk adalah

kelengkapan barang yang dijual dan merupakan daya tarik bagi konsumen,

mencakup penentuan tentang: kualitas produk, variasi pilihan produk serta

ketersediaan produk. Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar

konsumen untuk memiliki produk atau jasa tertentu. Aspek penelitian yang

akan diteliti meliputi: pertimbangan harga produk yang lebih murah

dibanding pesaing, kesesuaian variasi harga dengan kemampuan

konsumen, ketersediaan produk dengan berbagai pilihan harga serta

kesesuaian harga dengan kualitas produk. Layanan adalah kegiatan yang

ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Meliputi sikap

dan keramahan layanan, kecepatan layanan serta kerapian penataan

produk. Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang

muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap

(51)

Berdasarkan definisi yang sudah dipaparkan di atas, maka hipotesis

yang dikemukakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

H1: Harga, produk dan layanan secara simultan berpengaruh terhadap

kepuasan konsumen

H2: Harga, produk dan layanan secara parsial berpengaruh terhadap

(52)

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei, yaitu penelitian yang

dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah

data dari populasi yang ada, sehingga ditentukan kejadian-kejadian relatif,

distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun

psikologis (Sugiyono, 2005:5).

B. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli produk

(barang dan atau jasa) dari restoran Waroeng Steak Jalan HOS

Cokroaminoto No.49 Wirobrajan Yogyakarta.

2. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah harga, produk, dan layanan terhadap

kepuasan konsumen.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2010.

(53)

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di restoran Waroeng Steak Jalan HOS

Cokroaminoto No. 49 Wirobrajan Yogyakarta.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati.

Variabel merupakan atribut dari sekelompok orang atau obyek yang

mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu

(Sugiyono, 2005:2).

1. Identifikasi Variabel:

a. Variabel Dependen (Terikat)

Variabel dependen adalah variabel respon, output, kriteria, konsekuen.

Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat dari variabel bebas (Sugiyono, 2005:3). Dari definisi

tersebut maka variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepuasan

konsumen (Y).

b. Variabel Independen (Bebas)

Variabel independen adalah sebagai variabel stimulus, input, dan

prediktor. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel

bebas. Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya

atau berubahnya variabel terikat (Sugiyono, 2005:3). Dari definisi

tersebut maka variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai

(54)

1) Harga (X1)

2) Produk (X2)

3) Layanan (X3)

2. Definisi Operasional Variabel

a. Harga (X1)

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar konsumen untuk

memiliki produk atau jasa tertentu. Aspek penelitian yang akan diteliti

meliputi: pertimbangan harga produk yang lebih murah dibanding

pesaing, kesesuaian variasi harga dengan kemampuan konsumen,

ketersediaan produk dengan berbagai pilihan harga serta kesesuaian

harga dengan kualitas produk.

b. Produk (X2)

Produk adalah kelengkapan barang yang dijual dan merupakan daya

tarik bagi konsumen, mencakup penentuan tentang: kualitas produk,

variasi pilihan produk serta ketersediaan produk.

c. Layanan (X3)

Layanan adalah kegiatan yang ditujukan untuk memberikan kepuasan

kepada konsumen. Meliputi sikap dan keramahan layanan, kecepatan

layanan serta kerapian penataan produk.

d. Kepuasan Konsumen (Y)

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul

setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja

(55)

3. Pengukuran Variabel

Menurut Sugiyono (2005:60), skala likert adalah skala yang digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert variabel yang akan

diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut

dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item yang dapat berupa

pernyataan atau pertanyaan. Pemberian skornya adalah sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) = 5

Setuju (S) = 4

Netral (N) = 3

Tidak Setuju (TS) = 2

Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2005:55). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli

produk (barang dan atau jasa) dari restoran Waroeng Steak Jalan HOS

Cokroaminoto No.49 Wirobrajan Yogyakarta.

2. Sampel yaitu sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2005:56). Sampel dalam penelitian ini

(56)

F. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling adalah suatu cara atau langkah yang digunakan untuk

memilih sampel yang terdapat pada populasi. Metode pengambilan sampel

yang digunakan adalah metode convenience sampling yaitu pengambilan

sampel secara nyaman, mudah ditemui dan diajak bekerjasama serta dilakukan

dengan memilih sampel bebas sekehendak peneliti (Jogiyanto, 2004:32).

G. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer

Data primer yaitu data aktual yang diperoleh secara langsung dari obyek

penelitian yang dikumpulkan dan diolah oleh peneliti. Data primer berupa

hasil kuesioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder berupa data yang sudah diolah dan biasanya sudah berupa

arsip, buku, literatur, bahan bacaan lain yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti.

H. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan

menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

(57)

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner dapat

berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan

kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet

(Sugiyono, 2005:135). Dalam hal ini, kuesioner akan diberikan langsung

kepada responden

2. Wawancara

Wawancara atau interviu (interview) merupakan salah satu bentuk

teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian

deskriptif kualitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam

pertemuan tatap muka secara individual. Wawancara adalah percakapan

dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

I. Uji Kualitas Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauhmana alat pengukur itu mengukur

apa yang akan diukur. Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melaksanakan fungsi ukur. Untuk

mengetahui validitas, maka teknik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode korelasi Product Moment Pearson. Teknik ini dilakukan

dengan cara mengkorelasikan masing-masing item pernyataan dengan skor

(58)

statistik tertentu. Kuesioner sebagai alat ukur dapat dikatakan valid apabila

rhitung lebih besar dari rtabel pada taraf signifikansi (α) = 5%. Rumus

korelasi Product Moment Pearson (Sugiyono, 2005:109) adalah sebagai

berikut.

rxy =

Y)²} ( Y² {N X)²} ( X² {N Y) ( X) ( XY N Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ dimana:

rxy = koefisien korelasi product moment (r hitung)

X = nilai dari tiap butir

Y = nilai total butir

N = jumlah sampel

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan pengujian yang menunjukkan sejauhmana

stabilitas dan konsistensi dari alat ukur yang digunakan, yang mampu

memberi hasil yang relatif konsisten jika pengukuran tersebut diulangi.

Dalam penelitian ini uji reliabilitas dengan menggunakan Cronbach’s

Alpha. Menurut Indriantoro dan Supomo (2002:61), suatu alat ukur disebut

reliabel apabila memiliki nilai Cronbach Alpha sama dengan atau lebih

besar dari 0,6. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas

instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau dan skala

bertingkat (rating scale).

Rumus Alpha (Arikunto, 2002:89):

r11 =

(

)

(59)

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 = jumlah varians butir

σ12 = varians total

J. Analisis Data dan Uji Hipotesis

1. Analisis Regresi Berganda

Penelitian ini menggunakan alat analisis Regresi Berganda dengan

menggunakan SPSS Versi 11.5. Analisis ini digunakan untuk mengetahui

pengaruh antara kepuasan, harga dan kualitas (variabel bebas) terhadap

kepuasan (variabel terikat), yaitu dengan menggunakan model sebagai

berikut:

Y = a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana:

Y = Kepuasan Konsumen

a = Konstanta

X1 = Harga

X2 = Produk

X3 = Layanan

e = Kesalahan penganggu

(60)

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi

benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif.

Ada empat pengujian dalam uji asumsi klasik, yaitu:

a. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (Ghozali,

2001:57). Apabila terjadi korelasi antara variabel bebas, maka terdapat

problem multikoliniearitas pada model regresi tersebut. Deteksi adanya

multikoliniearitas dengan melihat besaran VIF (variance inflation

factor) dan Tolerance. Model regresi yang bebas multikoliniearitas adalah mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1, mempunyai angka

tolerance mendekati 1, dan besaran korelasi antar variabel bebas. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikoliniearitas adalah

koefisien korelasi antar variabel bebas haruslah lemah di bawah 0,05.

Jika korelasi kuat maka terjadi problem multikoliniearitas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ditujukan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas

(Ghozali, 2001:69). Model regresi yang baik adalah yang

(61)

mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat diketahui

dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot

antara Z prediction (ZPRED) yang merupakan variabel bebas (sumbu

X = Y hasil prediksi) dan nilai residualnya (SRESID) merupakan

variabel terikat (sumbu Y = Y prediksi – Y riil). Dasar analisis dari uji

heteroskedastisitas melalui grafik plot adalah sebagai berikut:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki

distribusi data normal atau mendekati normal. Distribusi normal akan

membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan

dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah

normal, maka garis yang menghubungkan data sesungguhnya akan

mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2001:83). Deteksi normalitas

dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu

diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas

(62)

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak

mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi

asumsi normalitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pada periode t-1 (periode sebelumnya). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi

yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Autokorelasi

pada sebagian besar kasus ditemukan pada regresi yang datanya adalah

time series atau berdasarkan waktu berkala, seperti bulanan, tahunan

dan seterusnya. Konsekuensi dengan adanya autokorelasi dalam suatu

model regresi adalah interval keyakinan menjadi lebar, dimana jika

dipaksakan akan bias dalam mengambil kesimpulan terutama tentang

signifikan atau tidaknya secara statistik bagi setiap koefisien regresi

yang diuji.

3. Uji Hipotesis Simultan (Uji F)

Uji F ini akan dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh

variabel-variabel bebas (harga, produk, dan layanan) terhadap variabel

terikat (kepuasan konsumen) secara simultan. Langkah-langkahnya adalah

(63)

a. Merumuskan hipotesis

Ho1: Harga, produk, dan layanan secara simultan tidak berpengaruh

terhadap kepuasan konsumen.

Ha1: Harga, produk, dan layanan secara simultan berpengaruh

terhadap kepuasan konsumen.

b. Menentukan nilai kritis F (Ftabel) dengan tingkat signifikansi α sebesar

0,05 dan derajat bebasnya (df) = n-k-1.

c. Menghitung nilai Fhitung dengan rumus:

F =

(

1 R²

) (

n k 1

)

K / R²

− − −

Dimana:

R² = koefisien determinasi

k = jumlah variabel bebas

n = jumlah anggota sampel

d. Ketentuan kriteria pengujian yang digunakan dalam pengujian Fhitung

adalah sebagai berikut:

1) Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho1 ditolak dan Ha1 diterima, artinya

harga, produk, dan layanan secara simultan berpengaruh terhadap

kepuasan konsumen.

2) Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho1 diterima dan Ha1 ditolak, artinya

harga, produk, dan layanan secara simultan tidak berpengaruh

(64)

Gambar

Tabel Durbin-Watson, Tabel F pada α 5%, Tabel t pada α 5% 109
Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen
Gambar 2.2 Tahap-tahap Proses Pembelian
Gambar 2.3  Konsep Kepuasan Pelanggan  Sumber: Tjiptono (2000:32)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian adalah penelitian lapangan ( Field research) dengan menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, penerapan

Pada sisi selatan pulau Sabangko yang pantainya membentuk teluk kecil sehingga relatif tenang, didapatkan dua spesies lamun yaitu Enhalus acoroides dan Cymodocea rotundata dengan

pembelajaran untuk meningkatkan groundstroke backhand tenis lapangan harus didukung faktor kemampuan gerak mahasiswa, karena dengan kemampuan gerak yang baik akan

Pada awal perkuliahan disaat membicarakan kontrak kuliah, nomor dibagikan secara acak kepada setiap mahasiswa dengan demikian akan tercampur semua mahasiswa dalam

Variabel Komitmen diukur dengan menggunakan tiga indikator yakni Tingkat layanan bank, Jaringan bank dan ATM, Teknologi yang dimiliki bank. Hasil pengukuran Tingkat

Oleh karena itu faktor internal (bakat, perhatian, motif/ tujuan) sangat berpengaruh terhadap minat siswa memilih jurusan karena keberhasilan siswa dipengaruhi

Laris Manis Utama Manado sudah cukup baik dan dapat dipakai sebagai alat bantu untuk pengendalian biaya gaji karena dalam proses penggajian, perusahaan melibatkan berbagai fungsi

• Dari 2 compartment Melaleuca ini, dalam waktu setahun setelah penglepasan 260 Sycanus (instar ke-4), telah ditangkap kembali 1310 Sycanus dewasa dan dipindahkan ke area