• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sub Tema: KRISIS ATAU DARURAT PERUMAHAN DAN TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sub Tema: KRISIS ATAU DARURAT PERUMAHAN DAN TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

A F R I A D I S . H A S I B U A N

S t a f a h l i m e n t e r i b i d a n g p e m b a n g u n a n d a n k e m a s y a r a k a a t a n K E M E N T E R I A N D A L A M N E G E R I D i s a m p a i k a n D a l a m A c a r a : M u s y a w a r a h N a s i o n a l R E I X I V Ta h u n 2 0 1 3 P a d a t a n g g a l 2 4 - 2 7 N o v e m b e r 2 0 1 3 . J A K A R T A

Sub Tema:

KRISIS ATAU DARURAT PERUMAHAN DAN

TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH

(2)

I. PENDAHULUAN

1.

APA ITU KRISIS?

2.

APA YANG KRISIS DARI ASPEK PERUMAHAN (PAPAN)?

Apa yang krisis dari perumahan?

3.

KENAPA ASPEK PERUMAHAN TERSEBUT MENGALAMI

KRISIS?, SEHINGGA DIPERLUKAN ADA PERUMUSAN

KEBIJAKAN BARU DALAM UPAYA MENANGGULANGI

KRISIS PERUMAHAN

TERSEBUT. Kenapa krisis sehingga

perlu kebijakan baru?

4.

APA YANG DIPERLUKAN UNTUK DILAKSANAKAN DARI

SEGI KEMENTERIAN DALAM NEGERI (KEMENDAGRI),

DAN SEBAGAI SALAH SATU TANGGUNG JAWAB

PEMERINTAH?

(3)

I.1. KRISIS?

1.

Krisis

adalah situasi yang merupakan titik balik (turning

point) yang dapat membuat sesuatu tambah baik atau

tambah buruk. Jika dipandang dari kaca mata bisnis suatu

krisis akan menimbulkan hal-hal sebagai berikut :

Intensitas permasalahan akan bertambah;

Akan menganggu kelancaran bisnis sehari-hari;

Dapat merusak sistim kerja dan menggoncangkan

perusahaan secara keseluruhan;

Mendorong pemerintah ikut melakukan intervensi.

2.

Krisis ditangani oleh suatu manajemen. Oleh karena itu,

krisis adalah kondisi tidak stabil yang perlu dikelola, yang

bergerak kearah suatu titik balik, dan menyandang potensi

perubahan yang menentukan.

(4)

I.2.

Krisis perumahan

adalah terkait daya beli

(

Supply

dan

Demand

) masyarakat terhadap

pemenuhan hak dasar masyarakat.

Pada saat ini adalah permintaan terhadap perumahan

lebih besar/banyak dibandingkan yang ditawarkan

tentang perumahan, sehingga mengakibatkan harga

perumahan tinggi, apalagi harga perumahan dilepas

kepasaran dimana harga pasar yang dominan.

Dengan harga pasar tersebut masyarakat yang

berpenghasilan

terbatas

akan

tidak

mampu

menjangkau/membeli

harga

pasar

perumahan

tersebut. Oleh karena itu, pemerintah atau negara

wajib menfasilitasi dan melindungi rakyat karena

masyarakat memiliki hak pemenuhan dasar untuk

memenuhi kehidupan bidang papan.

(5)

5

I.3. Hal tersebut disebabkan beberapa pokok penting:

Lahan semakin

terbatas/mahal;

• Kenaikan biaya bahan

bangunan;.

• Kenaikan biaya operasional;

• Masih tingginya suku bunga

kredit konstruksi

.

Daya beli masyarakat

menurun.

• Suku bunga KPR cukup

tinggi.

• Prioritas konsumsi untuk

pangan

(6)

6

1.

Masih belum terkoordinasi dengan baik perencanaan Daerah dan

pemrograman perumahan dan permukiman di tingkat lokal secara

terpadu;

2.

Masih belum kuatnya jaminan kepastian hak pemenuhan dasar

masyarakat atas lahan/tanah yang dimiliki, hal ini terkait kepastian

hukum seperti tata ruang, pengembangan wilayah dan peruntukan

lahan;

3.

Masih terjadinya ketimpangan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan

dan Pemanfaatan Tanah (P4T). Hal tersebut disebabkan belum

dijadikan program yang struktural yang merupakan bagian dari

perencanaan pembangunan perumahan di daerah;

4.

Belum Optimalnya Kinerja fungsi pemerintahan daerah seperti fungsi

”alokasi dan distribusi” terkait dengan daya beli barang untuk

pekerjaan konstruksi bangunan yang cukup mahal.

Krisis perumahan lain yang mempengaruhi daya beli,

antara lain :

(7)

I.4. TUGAS DAN FUNGSI KEMENDAGRI

PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) NO.24 THN

2010 ttg Kementerian bahwa KEMENTERIAN

DALAM

NEGERI

MEMPUNYAI

TUGAS

MENYELENGGARAKAN URUSAN DI

BIDANG

“PEMERINTAHAN DALAM NEGERI”

DALAM

PEMERINTAHAN UNTUK MEMBANTU PRESIDEN

DALAM MENYELENGGARAKAN PEMERINTAHAN

NEGARA (PASAL 66); DENGAN PERAN SEPERTI:

(8)

TUGAS, FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB KEMENDAGRI

(DALAM SISTEM MANAGEMENT PEMERINTAHAN NASIONAL ?

DALAM MEKANISME SISTEM POLITIK DAN KEBIJJAKAN

PUBLIK:

 AKTOR POLITIK: MENETAPKAN KEBIJAKAN.

 BIROKRASI PEMERINTAHAN: MELAKSANAKAN KEBIJAKAN.

DALAM MEKANISME SISTEM MANAGEMENT NASIONAL:

 FUNGSI FASILITATOR DAN KOORDINATOR DALAM PERENCANAAN, DAN

IMPLEMENTASI TERHADAP (1) FUNGSI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN UMUM (SUBSTANSI MENJAGA KEUTUHAN DAN WILAYAH NKRI);

 FUNGSI FASILITATOR DAN KORDINATOR DALAM PENYELENGGARAAN (2)

DEKONSENTRASI DAN (3) TUGAS PEMBANTUAN SERTA DESENTRALISASI (SUBSTANSI MENJAGA HUBUNGAN KEUTUHAN DAN WILAYAH NEGARA DAN HUBUNGAN OPERASIONALISASI DI PEMERINTAHAN DAN DAERAH AGAR TERCIPTA K5S (KOORDINASI, KETERPADUAN, KESERASIAN, KESELARASAN DAN KONSISTENSI, SERTA SINKRONISASI ;

 FUNGSI DINAMISATOR DAN EVALUATOR DALAM PENGAWASAN BAIK

MELALUI PEMBINAAN MAUPUN MELALUI PENGENDALIAN DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH.

File: AfriadiSH. SAHMEN.2013

(9)

PERENCANAAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN K5S PEMBINAAN

PELAKSANAAN K/L DAN VRIJ BESTUR DI DAERAH BAWAHAN

TERHADAP K5S DENGAN ALAT KOORDINASI DAN PEMBINAAN dan WAS.

PERANAN KEMENDAGRI

DASAR HUKUM UUD 1945 NKRI

Kemendagri:

MELAKSANAKAN MANAGEMENT PEMERINTAHAN (PEMBINAAN),

YAITU:

1. MENAJAGA DAN MEMELIHARA KESATUAN DAN PERSATUAN NKRI;

2. MENJAGA DAN MEMELIHARA HUBUNGAN PEMERINTAHAN DAERAH BAWAHAN SEBAGAI NKRI;

3. MENJAGA DAN MEMELIHARA SERTA MELAKSANAKAN TUGAS VRIJ BESTUR;

4. MENJAGA DAN MEMELIHARA: KESEIMBANGAN, KETERPADUAN, KONSISTENSI, KESERASIAN, KESELARASAN, dan SINKRONISASI (K5S);

5. MENCIPTAKAN KOORDINASI YANG EFEKTIF BERDASARKAN “K5S” DALAM PELAKSANAAN PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN PEMBANGUNAN WILAYAH SEBAGAI NKRI;

(10)

Oleh karena itu, KEMENDAGRI mengarahkan

Peranan/kebijakan, antara lain:

10

1. Meningkatkan Koordinasi pembangunan daerah baik Pengelolaan, Penataan dan pemanfaatan ruang daerah;

2. Meningkatkan pendayagunaan forum-forum pengembangan inovasi lokal di daerah terkait dengan pengembangan perumahan;

3. Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan dan Penataan ruang pembangunan daerah;

4. Meningkatkan pelayanan publik yang efektif dalam pemanfaatan dan pendaya-gunaan potensi daerah yang mengarah pada pengembangan perumahan;

5. Mendorong Pendayagunaan dan pemanfaatan Sumberdaya Daerah yang optimal Khususnya di daerah;

6. Mendorong Kemitraan Pemanfaatan Sumberdaya Daerah Khususnya di daerah secara sinergis dalam pengembangan perumahan;

7. Penguatan Pengendalian dan Pengawasan Pendayagunaan Pemanfaatan Sumberdaya daerah secara berdaya guna dibidang perumahan.

(11)

11

KEBIJAKAN dan REGULASI YANG

MENDUKUNG

1. Permendagri Nomor 1 tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan :

Permendagri

ini

dimaksudkan

untuk

mendorong

terwujudnya peningkatan kualitas lingkungan di kawasan

perkotaan;

Luas ideal RTHKP minimal 20% dari luas kawasan

perkotaan.

“Cities without slums

pada 2025 sejalan dgn tujuan ketujuh

MDGs, fokus thd peningkatan kualitas lingk permukiman”

Beberapa regulasi yang relevan dengan

pembangunan perumahan :

(12)

12

Lanjutan ……

2. PERMENDAGRI

Nomor 74 Tahun 2007 tentang Pedoman Pemberian Kemudahan Perizinan dan Insentif dalam rangka Percepatan Pembangunan Rumah Susun Sederhana di Kawasan Perkotaan

:

Prinsip-prinsip utama yang dikandung dalam Permendagri ini

adalah :

• mempercepat upaya penghapusan kawasan kumuh di kawasan perkotaan;

•mempercepat penyediaan Rusuna yang terjangkau untuk Masyarakat Berpenghasilan Menengah Bawah;

• mendorong keterlibatan pengembang melalui pemberian kemudahan perijinan dan insentif untuk pembangunan Rusuna bagi Masyarakat Berpenghasilan Menengah Bawah;

• mendorong terselenggaranya pembangunan Rusuna bagi Masyarakat Berpenghasilan Menengah Bawah secara berkelanjutan;

(13)

13

Lanjutan ……

3. Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2010 tentang

PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR

:

Prinsip-prinsip utama yang dikandung dalam PP ini adalah :

• Obyek penertiban tanah terlantar meliputi tanah yang sudah diberikan hak oleh Negara berupa Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, dan Hak Pengelolaan, atau dasar penguasaan atas tanah yang tidak diusahakan, tidak dipergunakan, atau tidak dimanfaatkan sesuai dengan keadaannya atau sifat dan tujuan pemberian hak atau dasar penguasaannya.

•Peruntukan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah negara bekas tanah terlantar didayagunakan untuk kepentingan masyarakat dan negara melalui reforma agraria dan program strategis negara serta untuk cadangan negara lainnya.

(14)

14

Lanjutan ……

4. DRAFT PERMENDAGRI PEDOMAN OPTIMALISASI PEMANFAATAN TANAH KAWASAN PERKOTAAN UNTUK PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH :

Prinsip-prinsip utama yang dikandung dalam Draft ini adalah :

a. Ruang lingkup pengaturan dalam Peraturan Menteri ini meliputi : kewenangan;

perencanaan OPTP; pelaksanaan;

pembinaan dan pengawasan; dan pendanaan

b. Dalam pelaksanaan OPTP mengatur tentang Pemanfaatan Tanah Milik Negara, Tanah Milik Daerah , Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar, Tanah Masyarakat, Bentuk Pemanfaatamn Tanah, Perizinan dan Insentif,

(15)

15

PERAN

STAKEHOLDERS

DALAM UPAYA SINKRONISASI

PENYEDIAAN PERUMAHAN :

a.

Menyiapkan kebijakan, standar dan regulasi yg relevan

dengan optimalisasi pemanfaatan lahan

bagi perumahan

MBR

;

b.

Memfasilitasi

penyediaan

anggaran

bagi

percepatan

pembangunan rusuna (terutama bagi MBR), baik dari APBN,

Bantuan LN dan pihak swasta;

c.

Memberikan bantuan teknis dan pelatihan dalam rangka

penguatan kapasitas PEMDA ;

d.

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap progress

pembangunan perumahan di Daerah.

Pemerintah Pusat

memfasilitasi terselenggaranya penyediaan

dan pemanfaatan lahan bagi perumahan MBR secara

terintegrasi, menyeluruh dan sesuai dengan amanat yg tertuang

dlm RPJMN;

secara operasional meliputi a.l.:

(16)

16

a.

Menyiapkan strategi operasional dalam penyediaan lahan

bagi

perumahan MBR

(termasuk alokasi biaya bersama DPRD);

b.

Penguatan kelembagaan yang membidangi perumahan;

c.

Mengidentifikasi ketersediaan lahan yg diperlukan untuk perumahan

MBR;

d.

Menjamin terselenggaranya pembangunan perumahan bagi MBR

sejalan dgn Rencana Tata Ruang (konsistensi pemanfaatan ruang);

e.

Mendorong keterlibatan masyarakat dan pihak swasta, dengan

memberikan kemudahan dan insentif sesuai PERDA.

Pemerintah Daerah

menyelenggarakan urusan pemerintahan

yg menjadi kewenangannya (urusan wajib dibidang penataan

lingkungan permukiman), dengan pendekatan otonomi yg

seluas-luasnya;

secara operasional meliputi a.l.

:

(17)

17

SWASTA/PENGEMBANG

memberikan kontribusi

dalam upaya pemenuhan kebutuhan perumahan

bagi MBR,

secara operasional meliputi a.l

:

a.

Melakukan pembangunan perumahan sesuai dengan

standard dan ketentuan yang berlaku (taat azas fisik, sosial

dan lingkungan)

b.

Tidak semata-mata mendapatkan profit namun tetap

mengedepankan

kepentingan

bersama

(Pemerintah,

Pemda dan Masyarakat).

(18)

18

MASYARAKAT

memberikan kontribusi dalam

upaya menSukseskan program Pemerintah dalam

pembangunan perumahan,

meliputi a.l.

:

a.

Berperan aktif dalam mendukung program Pemerintah yang

berkaitan dengan pembangunan rusuna, seperti konsolidasi

tanah;

b.

Mendukung terselenggaranya pembebasan tanah bagi

kepentingan pembangunan rusuna (lahan untuk RTH, PSU);

c.

Mendukung kebijakan Pemerintah dalam alih fungsi lahan

sesuai kebutuhan pembangunan kota dan masyarakat luas.

selanjutnya

(19)

19

Perumahan sebagai hak pemenuhan dasar menjadi tanggung jawab

seluruh

stakeholders

yang terlibat di dalamnya, baik unsur pelaku

pemerintah (pusat dan daerah), swasta/pengembang, masyarakat didukung

oleh lembaga keuangan dan pendamping masyarakat melalui intensitas

koordinasi terpadu untuk tercipta sinergitas perencanaan perumahan

dengan perencanaan pembangunan Daerah. Untuk itu:

a) Integrasi dan Sinkronisasi pelaksanaan “Penyediaan” dan “Pemanfaatan” lahan untuk mendukung percepatan pembangunan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah merupakan bagian tak terpisahkan dari pembangunan Daerah yg mensyaratkan pentingnya keterlibatan pemangku kepentingan di Pemerintah dan Daerah dalam konteks sinergitas peran masing2;

b) Koordinasi dan konsolidasi antar pihak di Pemerintahan dan Daerah dalam

merumuskan dan melaksanakan kebijakan program menjadi tools utama untuk mensinkronkan penyediaan dan pemanfaatan lahan untuk pembangunan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah;.

c) Adanya komitmen yg tinggi ke arah konsistensi penyediaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di perkotaan menjadi pilar penting bagi terwujudnya cities without slums 2025.

(20)

Sinkronisasi Perencanaan Desentralisasi Teritorial dan

Perencanaan Desentralisasi Fungsional berdasarkan

Pengamatan tentang perumahan, antara lain:

a)

Kecenderungan

masing-masing

berjalan

sendiri-sendiri

antara

Daerah

dengan

pengembang

perumahan sehingga fungsi Pemda bidang alokasi

dan distribusi dengan basis perencanaan kurang

maksimal;

b)

Praktek koordinasi perencanaan di daerah antara

Daerah dengan pengembang melalui Musrenbang

Daerah belum berjalan efektif;

c)

Perencanaan

berbasis wilayah

dan

infrastruktur

(masalah dan potensi) menjadi arus utama bagi kedua

belah pihak (Daerah dan Pengembang) sebagai mata

rantai di Daerah belum berjalan dengan optimal;

(21)

Lanjutan

1.

MENGOPTIMALISASIKAN DENGAN MEMBANGUN KERJA

SAMA

ANTARA

PEMERINTAH/PEMDA

DENGAN

PENGEMBANG DAN SEKTOR KEUANGAN DENGAN MAKSUD

UNTUK

MEMACU

PENGEMBANG

BERPARTISIPASI

MENGERJAKAN

KEGIATAN

PENGADAAN

PERUMAHAN

DENGAN DORONGAN DANA SEKTOR KEUANGAN YANG

TERJANGKAU, SEHINGGA ADA NILAI TAMBAH YANG LEBIH

JELAS DENGAN DUKUNGAN PEMDA MELALUI FASILITAS

PELAYANAN YANG KONDUSIF;

2.

PEMERINTAH

PERLU

MENCIPTAKAN

KONDISI

YANG

KONDUSIF BAGI PIHAK PENGEMBANG SEBAGAI INVESTOR

UNTUK MEMBANGUN PENGADAAN PERUMAHAN YANG

MURAH

DAN

TERJANGKAU

OLEH

PEMANFAAT

(MASYARAKAT).

(22)

SELANJUTNYA

3.

DALAM

UPAYA

MENGELIMINASI

KRISIS

ATAU

DARURAT PERUMAHAN AGAR MASYARAKAT MAMPU

MEMILIKI PAPAN, MAKA HAK PEMENUHAN DASAR

MASYARAKAT TENTANG PAPAN SEYOGIANYA TIDAK

DILEPAS KEPADA MEKANISME PASAR, TETAPI

DIUSAHAKAN MELALUI PELBAGAI KEBIJAKAN YANG

MEMIHAK

MASYARAKAT

SESUAI

FUNGSI

PEMERINTAHAN (PELAYANAN, ALOKASI, DISTRIBUSI,

DLL) SEBAGAI TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH,

OLEH

KARENA

ITU,

TUGAS

NEGARA

WAJIB

MELINDUNGI MASYARAKAT BERKAITAN HAK DASAR

MEREKA TENTANG PEMILIKAN PAPAN SESUAI

PEMBUKAAN UUD 1945.

(23)

Selanjutnya

4.

MENGOPTIMALKAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN YANG

TERPADU DAN TERINTEGRASI DENGAN PEMENUHAN

LAIN

SEPERTI

INFRASTRUKTUR

JALAN

DAN

TRANSPORTASI, SERTA PUSAT PERBELANJAAN; SELAIN

ITU, BANGUNAN PERUMAHAN DIBANGUN MENJADI

SATU KESATUAN MULAI DARI BANGUNAN MEWAH

SAMPAI TERENDAH SECARA TERPADU DALAM SATU

LOKASI PERUMAHAN;

5.

MENGOPTIMALKAN

PERENCANAAN

PERUMAHAN

DENGAN

PERENCANAAN

PEMBANGUNAN

DAERAH

SECARA

TERSTRUKTUR

DI

DAERAH,

SEHINGGA

MENJADI SATU KESATUAN DALAM RPJMD DI DAERAH;

6.

MENGOPTIMALKAN

FASILITASI

MELALUI

FORUM

KOORDINASI

UNTUK

MENGKOMUNIKASIKAN

KEPENTINGAN

DAERAH

DENGAN

PENGEMBANG

MELALUI SUATU FORUM YANG DIKOORDINASIKAN

KEPALA DAERAH.

(24)

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

TERIMA KASIH

dan MOHON MAAF

GEDUNG F, LT. 2

JALAN: MEDAN MERDEKA UTARA NO. 7

JAKARTA PUSAT.

Referensi

Dokumen terkait

Meminta tanda tangan berkas ujian ke KPS dan distribusi undangan ke dosen penguji. Menyerahkan berkas ujian tesis dan berkas keuangan ke dosen

Dengan adanya rata- rata tingkat pemesanan yang konstan dan interval waktu jumlah pemesanan tidak tergantung pada yang lainnya, maka penentuan safety stock dapat

Ookista dikeluarkan bersama tinja kucing dan belum mengalami sporulasi sehingga masih bersifat tidak infektif, sporulasi terjadi pada suhu kamar dalam waktu 3-4 hari membentuk 2

Apabila melihat rerata kedua kelas, rerata prestasi belajar yang diperoleh kelas dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (= 21,07) lebih tinggi dari rerata

= 0,05 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan suami dengan minat akseptor KB menggunakan Implant di wilayah kerja Puskesmas Peusangan Seulatan

Ada perbedaan dampak kesehatan pada istri sebelum dan sesudah suami menggunakan metode kontrasepsi vasektomi dan menunjukkan korelasi yang positif dengan nilai

Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh konsumsi jus bayam air jeruk nipis terhadap kadar hemoglobin remaja putri dengan anemia di PP.Darul Muttaqin

Berdasarkan hasil penelitian tentangefektivitas konsumsi tablet Fe selama menstruasi terhadap peningkatan kadar haemoglobin pada siswi SMAN 3 Palu, maka perlu