• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI MELALUI PERSONAL SELLING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI MELALUI PERSONAL SELLING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

MELALUI PERSONAL SELLING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

Studi Kasus: Ibu-ibu Peserta Demo dan Promosi Produk Tupperware Di Kelurahan Banguntapan Kecamatan Banguntapan

Kabupaten Bantul

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Ernia Purwantiningsih

NIM :092214062

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

MELALUI PERSONAL SELLING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

Studi Kasus: Ibu-ibu Peserta Demo dan Promosi Produk Tupperware Di Kelurahan Banguntapan Kecamatan Banguntapan

Kabupaten Bantul

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Ernia Purwantiningsih

NIM :092214062

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

”Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”

(Al Baqarah: 214)

Sudahilah sedihmu yang tak kunjung sudah, segera mulailah

syukurmu yang pasti indah.

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

Ibu dan Bapak tercinta,

atas segala cinta dan doanya

(6)

v

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatkan bahwa skripsi dengan judul:

“ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI

MELALUI PERSONAL SELLING TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN KONSUMEN ”. Studi Kasus pada Ibu-ibu Peserta Demo dan

Promosi Produk Tupperware di Kelurahan Banguntapan Kecamatan Banguntapan

Kabupaten Bantul.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak

terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara

menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang

menunjukan gagasan atau pendapat atau pikiran penulisan lain yang saya akui

seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan tidak terdapat bagian atau

keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang diambil dari tulisan orang lain

tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Yogyakarta, 31 Oktober 2014

Penulis,

(7)

vi

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Ernia Purwantiningsih

Nomor Mahasiswa : 092214062

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI

MELALUI PERSONAL SELLING TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN KONSUMEN”.

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya

Yogyakarta, 31 Oktober 2014

Yang menyatakan,

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT atas segala

berkat, rahmat, dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

dengan judul “ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN

PROMOSI MELALUI PERSONAL SELLING TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN KONSUMEN ”. Studi kasus pada ibu-ibu peserta demo dan

promosi produk Tupperware di Kelurahan Banguntapan, kecamatan Banguntapan,

kabupaten Bantul.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Unversitas

Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dan

terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, dukungan serta kerjasama dari berbagai

pihak yang dengan tulus dan rela mengorbankan waktu dan pikiran untuk

membimbing penulis sampai penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu

penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya.

2. Dr. Herry Maridjo M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma.

3. Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Sanata Dharma.

4. Drs. Aloysius Triwanggono, M.S. selaku Dosen Pembimbing I yang telah

mengarahkan dan membimbing penulis dengan ketulusan hati serta banyak

(9)

viii

telah mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi

lebih sempurna.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan

pengalaman hidup selama penulis menempuh kuliah.

7. Segenap karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

8. Ibu, Bapak, dan keluarga tercinta yang selalu memberikan doa, semangat,

dukungan moral dan materi

9. Alm. Eni Ermayanti yang telah menjadi guru, kakak, teman, orang tua

terimakasih untuk cinta dan semangat hidupnya.

10.Sahabat Busuk Family (Alfian, Dewik, Devi, Dika) yang selalu memberi

tawa dan cinta.

11.Teman-teman dan keluargaku (Intan, Juni, Rima, Erizki, Mas Hanes, Mas

Sigit, Mbak Pita) atas dukungan, waktu dan doanya.

12.Teman-teman Manajemen 2009 (khususnya Tere, Eqin, Endang, Andro,

Daniel, Ayu, Tika, Ria, Nana, Geboy, Ige, Peter, Vida, Nio, Yossa, Andi,

Anggi) yang telah memberi dorongan semangat sehingga skripsi ini dapat

selesai.

13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas

dukungan semangat, dukungan doa serta terimakasih atas bantuannya

(10)

ix

karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk

itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk

menyempurnakan tulisan ini.

Yogyakarta, 31 Oktober 2014

Ernia Purwantiningsih

(11)

x

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..……….. v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS………… vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ..………. vii

HALAMAN DAFTAR ISI ...………... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ..……… xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ...……….. xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv

HALAMAN ABSTRAK ……….. xvi

HALAMAN ABSTRACT ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Batasan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 6

F. Sistematika Penulisan... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori... 9

1. Manajemen Pemasaran... 9

a. Pengertian Pemasaran... 9

b. Bauran Pemasaran... 10

c. Produk... 10

d. Kualitas Produk... 11

(12)

xi

a. Pengertian Perilaku Konsumen... 21

b. Keputusan Pembelian Konsumen..……. ……... 22

B. Penelitian Terdahulu... 37

C. Kerangka Konseptual Pemikiran... 41

D. Hipotesis... 41

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 44

B. Waktu dan Lokasi Penelitian... 44

C. Subjek dan Objek Penelitian... 44

D. Variabel Penelitian... 45

1. Identifikasi Variabel... 45

2. Definisi Variabel... 46

3. Pengukuran Variabel... 50

E. Populasi dan Sampel Penelitian... 50

F. Teknik Pengambilan Sampel………..………. 52

G. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data…... 52

H. Teknik Pengujian Instrumen... 53

1. Pengujian Validitas... 53

2. Pengujian Reliabilitas... 54

I. Teknik Analisis Data... 51

1. Uji Asumsi Klasik………...….. 55

a. Uji Multikolinearitas... 55

b. Uji Heteroskedastisitas... 55

c. Uji Normalitas... 56

2. Analisis Regresi Ganda……….……..………….. 56

J. Pengujian Hipotesis………...……… 57

BAB IV GAMBARAN UMUM RESPONDEN A. PKK Kelurahan Banguntapan 1. Sejarah Berdirinya PKK Kelurahan Banguntapan... 62

2. Susunan Pengurus PKK Kelurahan Banguntapan... 64

3. Profil Anggota ……… 65

4. Kegiatan Rutin ……… 65

B. Tupperware 1. Sejarah Singkat Perusahaan ……… 67

2. Visi dan Misi Perusahaan ………... 67

3. Cara Penjualan. ………... 68

4. Produk ….…….………... 68

BAB V ANALISIS DATA A. Deskripsi Data ……….. 70

B. Uji Kevalidan Data... 70

1. Validitas... 70

(13)

xii

2. Deskripsi Variabel Penelitian... 76

3. Hasil Uji Asumsi Klasik... 79

a. Uji Normalitas... 79

b. Uji Heteroskedasitas... 80

c. Uji Multikolinearitas... 81

4. Analisis Data... 82

a. Analisis Regresi Berganda... 82

5. Uji Hipotesis... 83

a. Uji F (SecaraSimultan) ... 83

b. Uji t (SecaraSendiri-sendiri) ... 85

c. KoefisienDeterminasi (R2) ... 87

D. Pembahasan... 88

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN D. Kesimpulan... 91

E. Saran... 91

F. Keterbatasan Penelitian... 92

(14)

xiii

Tabel Judul Halaman

V.1 Rangkuman Tes Validitas Kualitas Produk dan Personal Selling...71

V.2 Rangkuman Tes Validitas Keputusan Pembelian...72

V.3 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas...72

V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...73

V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan...74

V.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan...75

V.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian...75

V.8 Deskripsi Variabel Kualitas Produk...76

V.9 Deskripsi Variabel Personal Selling...77

V.10 Deskripsi Variabel Keputusan Pembelian...78

V.11 One-Sample Kolmogorov-Smirnox Test...79

V.12 Uji Multikolinearitas...81

V.13 Uji Regresi Linier Berganda...82

V.14 Uji F...83

V.15 Uji Regresi Linier Berganda Coefficient...84

(15)

xiv

Gambar V.1 Kerangka Konseptual Penelitian... 41

(16)

xv

LAMPIRAN 1 Kuesioner

LAMPIRAN 2 Data Karakteristik Responden

LAMPIRAN 3 Olah Data SPSS

LAMPIRAN 4 Tabel Uji F

(17)

xvi

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI MELALUI PERSONAL SELLINNG

Terhadap KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

Studi Kasus pada Ibu-ibu peserta Demo Produk Tupperware di Kelurahan Banguntapan Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul

Ernia Purwantiningsih Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk dan promosi melalui personal selling terhadap keputusan pembelian konsumen produk

Tupperware di Kelurahan Banguntapan Bantul. Populasi dalam penelitian ini Populasi dalam penelitian ini ialah ibu-ibu peserta demo produk Tupperware yang diselenggarakan .pada berbagai forum (pertemuan dan kegiatan PKK) di Kelurahan Banguntapan, dengan sampel sebanyak 100 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data menggunakan teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa Kualitas Produk dan Personal Selling secara bersama-sama berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian dan secara sendiri-sendiri Kualitas Produk secara positif mempengaruhi Keputusan Pembelian namun

Personal Selling tidak mempengaruhi Keputusan Pembelian Tupperware ibu-ibu PKK di Kelurahan Banguntapan Bantul.

(18)

xvii

AN ANALYSIS ON THE INFLUENCE OF PRODUCT QUALITY AND

PROMOTION THROUGH PERSONAL SELLING

TO THE PURCHASING DECISION OF COSTUMER

A Case Study on Participants Tupperware Demo In Kelurahan Banguntapan Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul

Ernia Purwantiningsih Sanata Dharma University

Yogyakarta 2014

This research aims to find out the influence of the quality of products and promotion by personal selling towards the decision of the purchase of consumer products of Tupperware in Kelurahan Banguntapan Bantul. Population in this research is the participants of Tupperware demo organized in various forum (Meeting and PKK activities) in Kelurahan Banguntapan, with sample as many as 100 respondents. The sample technique used is purposive sampling techniques. The data was collected using questionnaires. Data was analyzed using Multiple Regression Analysis. The result of the research indicated that (1) simultaneously, product quality and promotion through personal selling had positive and significants influence towards desicion to purchase; (2) partially, only product quality had positive influence towards desicion to purchase.

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi dimana perkembangan bisnis tumbuh sangat

pesat berbagai jenis barang dengan ratusan merek membanjiri pasar

Indonesia. Persaingan antar merek setiap produk akan semakin ketat dalam

merebut hati konsumen. Bagi konsumen, pasar menyediakan berbagai

pilihan produk dan merek yang banyak. Konsumen bebas memilih produk

dan merek yang akan dibelinya. Keputusan membeli ada pada diri

konsumen. Setiap konsumen menggunakan berbagai kriteria dalam

memilih produk dan merek tertentu, diantaranya adalah ia akan membeli

produk yang sesuai kebutuhannya, seleranya dan daya belinya. Konsumen

tentu akan memilih produk yang berkualitas lebih baik dengan harga yang

lebih murah.

Kotler (2000:251-252) menyebutkan yang dimaksud dengan

keputusan pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah yang

terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan,

pencarian informasi, penilaian sumber-sumber seleksi terhadap alternatif

pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah

pembelian.Keputusan membeli oleh seorang konsumen terhadap suatu

produk diawali dengan kesadaran pembeli akan adanya masalah

kebutuhan. Konsumen menyadari bahwa terdapat perbedaan antara kondisi

(20)

konsumen aktif mencari informasi yang lebih banyak untuk mengetahui

produk yang diminatinya.

Informasi mengenai produk ini dapat diperoleh konsumen dari

berbagai sumber. Salah satunya dari promosi yang dilakukan perusahaan.

Promosi dapat dikatakan sebagai komunikasi pemasaran yang memberikan

penjelasan kepada konsumen sehingga mempunyai keyakinan untuk

memilih produk yang ditawarkan. Kegiatan dalam promosi ini dapat

berupa periklanan, personal selling, promosi penjualan, pemasaran

langsung, serta hubungan masyarakat dan publisitas.

Saat ini banyak perusahaan menggunakan metode personal selling

dalam mempromosikan produknya. Biasanya personal selling ini

dilakukan dengan mendatangi sebuah kelompok atau komunitas sosial

dalam masyarakat. Melalui proses inilah perusahaan dapat memberikan

informasi sejelas-jelasnya dan selengkap-lengkapnya kepada calon

konsumen. Setelah memperoleh informasi dan melakukan evaluasi barulah

seorang konsumen akan memutuskan untuk membeli suatu produk yang

sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.

Salah satu perusahaan yang sering menggunakan personal selling

dalam usaha promosinya adalah Tupperware. Perusahaan yang

memproduksi produk peralatan rumah tangga ini biasanya masuk pada

komunitas sosial ibu-ibu PKK. Karena sebagian besar konsumen mereka

(21)

PKK adalah organisasi kemasyarakatan yang memberdayakan

wanita untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia. Sebagai

wadah pemberdayaan wanita, kegiatan dalam PKK bertujuan untuk

memberdayakan keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan menuju

terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang

Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan

mandiri, kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan

lingkungan.

Dalam komunitas PKK ini, para ibu rumah tangga seringkali saling

berbagi pengalaman mengenai produk peralatan rumah tangga dalam hal

ini produk Tupperware. Informasi yang mereka dengar dari sales person

ataupun sesama rekan saat forum PKK itulah yang sedikit banyak

membuat merek Tupperware terkenal di kalangan ibu-ibu rumah tangga.

Hal ini dapat mempengaruhi satu individu untuk melakukan pembelian

terhadap Tupperware dari apa yang mereka dengar atau saran dari yang

telah menggunakan produk tersebut. Saran yang diberikan berdasarkan

pengalaman setelah menggunakan produk dan mengetahui kualitas dari

produk itu sendiri. Kualitas produk Tupperware sendiri dapat teruji pada

saat dilakukan promosi. Sales person mendemonstrasikan fungsi dari

masing-masing item produk, menjelaskan cara penggunaan serta membuka

termin pertanyaan agar calon pembeli dapat mengajukan pertanyaan

mengenai hal-hal yang belum mereka pahami tentunya menginginkan

(22)

bahan aman, kuat serta rapat. Karena biasanya para ibu rumah tangga ini

membeli produk Tupperware yang berupa tempat makanan dan minuman

untuk digunakan anak-anak mereka membawa bekal ke sekolah. Kualitas

sendiri menurut Goetsch dan Davis (Tjiptono dan Diana, 2003:4) adalah

suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, tenaga kerja,

proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan

konsumen.

Berangkat dari sinilah penulis mempunyai rasa ingin tahu untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh promosi melalui personal selling dan

kualitas produk kepada keputusan pembelian konsumen. Untuk itu penulis

bermaksud mengadakan penelitian mengenai “Analisis Pengaruh Kualitas

Produk dan Promosi Melalui Personal Selling terhadap Keputusan

Pembelian Konsumen”.

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang tersebut di atas, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Apakah kualitas produk berpengaruh pada keputusan pembelian

konsumen?

2. Apakah promosi melalui personal selling berpengaruh pada keputusan

pembelian konsumen?

3. Apakah kualitas produk dan promosi melalui personal selling secara

(23)

C. Batasan Masalah

Penulis membatasi masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Responden yang diteliti adalah ibu-ibu PKK Kelurahan Banguntapan

yang pernah membeli produk Tupperware pada saat diadakan promosi

pada forum pertemuan PKK. Produk yang dibeli khususnya tempat

makan dan minum. Karena menurut sales person produk ini yang

paling laku atau paling banyak terjual.

2. Metode promosi yang diteliti adalah promosi melalui personal selling.

Karena dalam promosi yang dilakukan oleh perusahaan Tupperware

dibutuhkan demonstrasi penggunaan produk dan cara perawatannya.

Kemudian diperlukan penjelasan dari sales person mengenai cara

pembayaran serta pengurusan garansi.

3. Penelitian ini difokuskan pada kualitas produk yaitu kualitas material

pembuat produk, kualitas kekuatan produk dan kualitas kerapatan

produk.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini, sebagai berikut:

1. Mengetahui apakah kualitas produk berpengaruh pada keputusan

pembelian konsumen.

2. Mengetahui apakah promosi melalui personal selling berpengaruh

(24)

3. Mengetahui apakah kualitas produk dan promosi melalui personal

selling secara bersama-sama berpengaruh pada keputusan pembelian

konsumen.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini, sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian diharapkan akan berguna bagi pihak perusahaan untuk

mengetahui sejauh mana keefektifan promosi perusahaan melalui

personal selling di komunitas sosial. Sehingga kelak perusahaan dapat

lebih memperbaiki sistem promosinya.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan

dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi penelitian

selanjutnya.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi media berlatih bagi penulis

untuk memperdalam dan menerapkan ilmu dalam bidang manajemen

(25)

F. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Pada bab pendahuluan diuraikan mengenai latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori

Pada bab landasan teori dikemukakan tentang landasan

teori yang mendukung analisis masalah dalam penelitian ini

dan hipotesis penelitian.

BAB III Metode Penelitian

Pada bab metode penelitian akan dijelaskan mengenai jenis

penelitian, waktu dan tempat penelitian, subjek dan objek

penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, teknik

pengambilan sampel, data yang dibutuhkan, metode

pengumpulan data, teknik pengujian instrumen, dan metode

analisis data.

BAB IV Gambaran Umum

Dalam bab ini berisi gambaran umum mengenai perusahaan

(26)

BAB V Analisis Data dan Pembahasan

Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil pengolahan

data, analisis data dan pembahasan atas hasil yang

diperoleh.

BAB VI Kesimpulan dan Saran

Pada bab kesimpulan dan saran akan dikemukakan tentang

kesimpulan yang diambil dari penelitian serta saran dari

(27)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Manajemen Pemasaran

a. Pengertian Pemasaran

Menurut Kotler (2005:10) pemasaran adalah suatu proses

sosial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,

menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa

yang bernilai dengan pihak lain.

Selain itu, pemasaran menurut Boyd, Walker, Larreche

(2000:4) adalah suatu proses sosial yang melibatkan

kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan

mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan

hubungan pertukaran. Pemasaran menurut Kotler dan Armstrong

(2006:6) adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana

individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan

dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan

mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Dalam kegiatan pemasaran, aktivitas pertukaran merupakan

hal sentral. Pertukaran merupakan kegiatan pemasaran dimana

(28)

dengan sejumlah nilai ke berbagai macam kelompok sosial untuk

memenuhi kebutuhannya. Dari definisi di atas penulis

menyimpulkan bahwa pemasaran sebagai kegiatan manusia

diarahkan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui

proses pertukaran.

b. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran atau yang biasa dikenal sebagai

marketing mix adalah seperangkat alat pemasaran taktis yang

dapat dikendalikan yang dipadukan oleh perusahaan untuk

menghasilkan tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar

sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat

dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan

produknya. Kotler dan Amstrong (2003:79) menggolongkannya

menjadi empat kelompok variabel yang dikenal sebagai 4P:

product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion

(promosi).

c. Produk

Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan

oleh perusahaan kepada pasar sasaran (Kotler dan Amstrong,

2003:79).

Menurut Tjiptono (2008:95) produk merupakan segala

(29)

diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai

pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.

Unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh

konsumen dan dijadikan dasar sebagai pengambilan keputusan

pembelian adalah atribut produk (Tjiptono, 2008:103). Sedangkan

menurut Kotler dan Amstrong (2006:272) atribut produk

merupakan pengembangan suatu produk yang melibatkan manfaat

yang akan ditawarkan oleh produk tersebut. Kotler dan Amstrong

(2006:272) menyebutkan atribut produk meliputi kualitas produk,

fitur produk, serta gaya dan desain produk.

d. Kualitas Produk

Menurut Gilmore dalam Ariani (1999:6) kualitas produk

adalah suatu kondisi dimana produk sesuai dengan desain atau

spesifikasi tertentu. Sedangkan Johson dan William masih dalam

buku yang sama mengatakan kualitas produk adalah keseluruhan

ciri dan karakteristik produk yang berkaitan dengan

kemampuannya memenuhi kebutuhan atau kepuasan.

Berdasarkan perspektif kualitas David Garvin

mengembangkan dimensi kualitas ke dalam delapan dimensi yang

dapat digunakan sebagai dasar perencanaan strategis terutama

bagi perusahaan atau manufaktur yang menghasilkan barang.

(30)

1) Kinerja (performance), yaitu karakteristik pokok dari

produk inti.

2) Features, yaitu karakteristik pelengkap atau tambahan.

3) Keandalan (reliability) yaitu kemungkinan tingkat

kegagalan pemakaian.

4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to

specifications) yaitu sejauh mana karakteristik desain dan

operasi memenuhi standar- standar yang telah ditetapkan

sebelumnya.

5) Daya tahan (durability) berkaitan dengan berapa lama

produk tersebut dapat terus digunakan.

6) Seviceability meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan,

mudah direparasi, serta penanganan keluhan yang

memuaskan. Pelayanan yang diberikan tidak terbatas hanya

sebelum penjualan, tetapi juga selama proses penjualan

hingga purna jual, yang juga mencakup pelayanan reparasi

dan ketersediaan komponen yang dibutuhkan.

7) Estetika yaitu daya tarik produk terhadap panca indera yang

menyangkut corak, rasa dan daya tarik produk.

8) Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) yaitu citra

dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan

(31)

e. Promosi

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu

produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak

yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka

tidak akan pernah membelinya. Menurut Tjiptono (2008:219)

promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang

dimaksud komunikasi pemasaran sendiri adalah aktivitas

pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,

mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran

atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima,

membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan

yang bersangkutan.

Tujuan utama dari promosi itu sendiri adalah

menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta

mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran

pemasarannya (Tjiptono, 2008:221).

Secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang

sama, tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan

tugas-tugas khususnya. Tugas-tugas khusus yang sering disebut

bauran promosi itu adalah advertising (periklanan), sales

promotion (promosi penjualan), public relation (hubungan

(32)

marketing (pemasaran langsung) (Kotler dan Amstrong,

2006:117).

f. Promosi melalui Personal Selling

Personal selling adalah suatu proses membantu dan

membujuk satu atau lebih calon konsumen untuk membeli barang

atau jasa atau bertindak sesuai ide tertentu dengan menggunakan

presentasi oral (komunikasi tatap muka) (Boyd, Walker dan

Larreche, 2000:64). Kotler dan Amstrong (2008:117) mengatakan

bahwa personal selling adalah presentasi pribadi oleh para

wiraniaga (tenaga penjual) perusahaan dalam rangka

mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan

pelanggan. Tjiptono (2008:224) berpendapat bahwa personal

selling merupakan komunikasi langsung (tatap muka) antara

penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk

kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan

terhadap suatu produk sehingga mereka kemudian akan mencoba

membelinya. Karena itu sistem kerjanya lebih fleksibel bila

dibandingkan dengan media lainnya.

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa

personal selling adalah promosi penjualan yang dilakukan dengan

dua arah dan dinilai lebih efektif dalam memasarkan produk,

(33)

penjualan. Selain itu personal selling merupakan aktivitas

komunikasi antara produsen yang diwakili oleh tenaga penjual

dengan konsumen potensial yang melibatkan pikiran dan emosi,

serta tentu saja berhadapan langsung (face to face). Oleh karena

berhadapan langsung dengan konsumen potensial, personal selling

mempunyai kelebihan dibandingkan dengan alat promosi lainnya.

Hubungan personal selling dengan keputusan pembelian

adalah efektifitas dari strategi pemasaran dapat ditunjukkan dengan

kemampuannya mempengaruh dan mengubah aktivitas konsumen

untuk mencapai apa yang menjadi sasaran dari strategi pemasaran.

Personal selling merupakan bagian dari strategi pemasaran yang

diarahkan untuk mempengaruhi perilaku konsumen terutama dalam

pengambilan keputusan. Dalam personal selling terjadi interaksi

secara langsung saling bertatap muka. Komunikasi yang dilakukan

kedua belah pihak bersifat individual dan dua arah sehingga dapat

langsung memperoleh tanggapan sebagai umpan balik tentang

kebutuhan dan keinginan pembeli”. Adanya interaksi langsung ini

dapat dipakai oleh penjual untuk membujuk dan mempengaruhi

konsumen untuk melakukan keputusan pembelian sehingga terjadi

transaksi penjualan.

1) Sifat atau ciri khas personal selling antara lain (Tjiptono,

(34)

a) Personal confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup,

langsung, dan interaktif antara 2 orang atau lebih.

b) Cultivation, yaitu sifat yang memungkinkan

berkembangnya segala macam hubungan, mulai dari

sekedar hubungan jual beli sampai dengan suatu hubungan

yang lebih akrab.

c) Response, yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan

pelanggan untuk mendengar, memperhatikan, dan

menanggapi.

2) Teknik personal selling yang efektif

Perusahaan memerlukan bantuan sales person saat melakukan

personal selling. Dalam Sylvani (gadispemasar.blogspot.com,

20 November 2013) disebutkan teknik-teknik yang diperlukan

dalam komunikasi seorang sales person agar personal selling

efektif:

a) Ketrampilan berbicara secara efektif (skill of effective

speaking).

- Memilih kata-kata yang disampaikan harus hati-hati

- Menambah perbendaharaan kata-kata

- Berupaya agar dapat dimengerti

- Pemakaian tata bahasa yang tepat

- Menunjukkan sikap memperhatikan

(35)

b) Ketrampilan mendengarkan secara efektif (skill of effective

listening).

- Mendengarkan konsumen dengan penuh perhatian

- Membangun kesabaran mendengarkan

- Mendengarkan komentar atau catatan penting yang

diajukan konsumen

- Mengesampingkan gangguan mendengarkan

3) Aspek Penting dalam Personal Selling

Proses personal selling merupakan serangkaian langkah

yang dilalui tenaga penjual dalam sebuah organisasi tertentu

untuk menjual suatu produk atau jasa tertentu.

Langkah-langkah ini berfokus pada mendapatkan pelanggan baru

memperoleh pesanan dari mereka, sehingga bila sales person

bisa melakukan proses personal selling tersebut secara efektif,

volume penjualan perusahaan akan meningkat. Berikut ini

langkah-langkah dalam proses penjualan menurut Kotler dan

Amstrong (2006:200-203).

a) Memilih dan Menilai Prospek

Langkah pertama dalam proses penjualan adalah memilih

prospek serta mengidentifikasi pelanggan potensial yang

berkualitas. Sales person harus sering mendekati banyak

(36)

Meskipun mendapat arahan dari perusahaan, sales person

memerlukan keahlian masing-masing dalam menemukan

prospek. Sumber terbaik adalah referensi. Sales person dapat

meminta referensi dari pelanggan lama dan mengumpulkan

sumber referensi dari pihak lain seperti pemasok, penyalur, dan

rekan sales person non pesaing. Prospek dapat dinilai atau

dikualifikasikan dengan melihat kemampuan keuangan mereka,

volume bisnis, kebutuhan khusus, lokasi, dan kemungkinan

pertumbuhan.

b) Prapendekatan

Langkah prapendekatan diambil sebelum sales person

mengunjungi calon pelanggan. Sales person harus mengetahui

sebanyak mungkin tentang organisasi dan anggotanya

(karakteristik dan gaya pembelian mereka).

c) Pendekatan

Yaitu proses personal selling dimana sales person bertemu

dan menyapa pembeli untuk mendapatkan hubungan atau untuk

memulai suatu awal yang baik. Langkah ini melibatkan

penampilan sales person, kata-kata pembukaan, dan penjelasan

lanjut. Kalimat pembuka harus positif untuk membangun itikad

(37)

d) Presentasi dan Demonstrasi

Proses personal selling dimana sales person menjelaskan

riwayat produk kepada pembeli, menunjukkan bagaimana

produk akan menghasilkan atau menghemat uang bagi pembeli.

Wiraniaga menguraikan fitur-fitur produk dengan tetap

berkonsentrasi pada pengungkapan manfaat produk bagi

pelanggan. Menggunakan pendekatan kepuasan kebutuhan,

sales person mulai dengan pencarian kebutuhan pelanggan

yang bisa didapatnya dengan cara membiarkan pelanggan

banyak berbicara. Oleh karena itu, tenaga penjual harus

mempunyai kemampuan mendengarkan dan memecahkan

masalah dengan baik.

Presentasi penjualan dapat ditingkatkan dengan alat bantu

demo seperti buku kecil, flip chart, slide, pita video, dan

sampel produk. Bila pembeli dapat melihat dan memegang

produk, mereka akan lebih ingat pada sifat-sifat dan

manfaatnya.

e) Mengatasi Keberatan

Pada saat presentasi pasti akan ada pelanggan yang

mengajukan berbagai keberatan. Pada saat itulah tugas seorang

sales person untuk menyelidiki, mengklarifikasi dan mengatasi

keberatan pelanggan untuk membeli. Selama presentasi,

(38)

sewaktu mereka diminta untuk menuliskan pesanan.

Masalahnya bisa logis, bisa juga psikologis, dan keberatan

saling tidak diungkapkan keluar. Dalam mengatasi keberatan,

sales person harus menggunakan pendekatan positif, menggali

keberatan yang tersembunyi, meminta pembeli untuk

menjelaskan keberatan, menggunakan keberatan sebagai

peluang untuk memberikan informasi lebih banyak, dan

mengubah keberatan menjadi alasan membeli. Setiap tenaga

penjual membutuhkan pelatihan dalam hal-hal ketrampilan

mengatasi keberatan.

f) Menutup Penjualan

Proses personal selling dimana sales person menanyakan

apa yang hendak dipesan oleh pelanggan. Setelah mengatasi

keberatan prospek, sekarang sales person dapat mencoba

menutup penjualan. Tenaga penjual harus mengetahui

tanda-tanda penutupan dari pembeli termasuk gerakan fisik, komentar

dan pertanyaan. Sebagai contoh, pelanggan mungkin duduk

condong ke depan dan mengangguk menyetujui atau

menanyakan harga dan syarat pembayaran kredit.

g) Tindak lanjut

Setelah menutup penjualan, sales person harus memenuhi

segala rincian mengenai waktu penyerahan barang, persyaratan

(39)

kunjungan tindak lanjut sesudah pesanan pertama diterima

demi memastikan tepatnya pemasangan, instruksi, dan servis

produk.

2. Perilaku Konsumen

a. Pengertian Perilaku Konsumen

Menurut Mowen dan Minor (2002:6) perilaku konsumen

didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian (buying units)

dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan

pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide. American

Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai

dinamika interaksi antara pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan

lingkungan di mana manusia melakukan pertukaran aspek-aspek

kehidupan.

Perilaku konsumen berkaitan erat dengan keputusan

pembelian konsumen terhadap suatu produk. Perilaku konsumen

merupakan unsur penting dalam kegiatan pemasaran suatu produk

yang perlu diketahui oleh perusahaan, karena perusahaan pada

dasarnya tidak mengetahui mengenai apa yang ada dalam pikiran

seorang konsumen pada waktu sebelum, sedang, dan setelah

(40)

b. Keputusan Pembelian Konsumen

1) Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen

Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai suatu

proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai

dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan

suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan (Amirullah,

2002:61). Menurut Kotler (2000:251-252), yang dimaksud dengan

keputusan pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah

yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan

keinginan, pencarian informasi, penilaian sumber-sumber seleksi

terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku

setelah pembelian. Supranto dan Limakrisna (2007:212)

mendefinisikan pengambilan keputusan konsumen merupakan

suatu aliran interaksi antara proses faktor lingkungan, kognitif dan

afektif, dan tindakan perilaku. Dari berbagai pengertian yang

disebutkan dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan

pembelian adalah perilaku pembelian konsumen dalam

menentukan suatu pilihan produk untuk mencapai kepuasan sesuai

kebutuhan dan keinginan konsumen yang meliputi pengenalan

masalah, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif

(41)

2) Tahapan Proses Psikologi Konsumen dalam Keputusan

Pembelian

Sebelum mengambil keputusan pembelian, konsumen mengalami

proses psikologi. Hanna dan Wozniak (2001:183) dalam skripsi

Dewi (2009:42) menyebutkan ada tiga aspek proses psikologis

konsumen dalam keputusan pembelian.

a) Aspek kognitif, yaitu memberikan kesadaran informasi

tertentu. Aspek kognitif merupakan proses komunikasi

yang pertama kali dialami ketika menghadapi suatu objek

sikap, ketika individu menerima informasi atau

pengetahuan akan suatu merek atau produk. Aspek kognitif

melalui tiga tahap. Tahap pertama tahap awareness yaitu

tahap sadar kenal akan suatu merek atau produk tertentu.

Tahap selanjutnya adalah knowledge yaitu dimana

konsumen menerima informasi mengenai suatu produk,

sehingga konsumen memiliki pengetahuan terhadap produk

atau merek. Tahap ketiga adalah tahap opinion, yaitu

dimana konsumen sudah merasa yakin terhadap produk

berdasarkan klaim tertentu dari produk tersebut. Tahap

terakhir dalam aspek kognitif adalah tahap value dimana

konsumen sudah memahami nilai-nilai yang terkandung

(42)

b) Aspek Afektif, merupakan proses komunikasi yang

berkaitan dengan perasaan manusia baik reaksi atau

perasaan positif atau negatif mengenai suatu objek. Hal ini

terjadi setelah individu mengevaluasi dan memberikan

penilaian terhadap objek berdasarkan pengalaman aspek

kognitif. Aspek afektif terdiri dari tiga tahapan. Tahap

pertama liking (menyukai) adalah perasaan suka atau tidak

suka konsumen terhadap suatu merek. Tahap selanjutnya

adalah preference yaitu ketika konsumen lebih dari sekedar

suka tetapi cenderung sudah memiliki ketertarikan yang

lebih akan suatu merek dibandingkan merek lainnya. Tahap

ketiga dalam aspek kognitif adalah conviction, suatu

keadaan dimana konsumen yakin akan membeli sebuah

produk. Keyakinan tersebut mengarahkan konsumen untuk

melakukan pembelian akan suatu merek.

c) Aspek konatif, merupakan tahap terakhir meliputi tindakan

dimana konsumen telah mengetahui kelebihan produk.

Konsumen yakin bahwa produk dapat memenuhi

kebutuhannya dan dapat memberikan solusi bagi masalah

yang dihadapinya. Hal ini sebagai kelanjutan dari proses

afektif sebelumnya. Dari keyakinan akan pentingnya

(43)

3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan

Adanya kecenderungan pengaruh kualitas produk, harga

dan promosi terhadap keputusan pembelian yang dilakukan oleh

konsumen tersebut, mengisyaratkan bahwa manajemen perusahaan

perlu mempertimbangkan aspek perilaku konsumen, terutama

proses pengambilan keputusan pembeliannya.

Kotler dan Amstrong dalam skripsi Arumsari (2012: 44)

menyatakan bahwa semakin baik kualitas produk yang dihasilkan

maka akan memberikan kesempatan kepada konsumen untuk

melakukan keputusan pembelian. Selain itu, Lupiyohadi dan

Hamdani (2006:131) dalam skripsi Arumsari (2012:44) juga

menyatakan apabila dalam situasi pemasaran yang semakin ketat

persaingannya, peranan kualitas produk akan semakin besar dalam

perkembangan perusahaan. Selain itu, konsumen akan menyukai

produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan pelengkap inovatif

yang terbaik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian

(Amirullah, 2002:45).

a) Faktor Internal

Faktor internal dapat didefinisikan sebagai faktor-faktor

yang ada dalam diri individu (konsumen), dimana faktor

tersebut akan dapat berubah bila ada pengaruh dari faktor

(44)

(1) Pengalaman Belajar dan Memori (learning and

memory)

Dalam proses pemecahan masalah (pengambilan

keputusan), konsumen dapat menggunakan proses

belajar melalui berfikir wawasan, di mana berfikir

disini meliputi manipulasi mental terhadap

simbol-simbol yang tersaji dalam dunia nyata dan dalam

bentuk kombinasi arti. Sementara itu memori bertindak

sebagai perekam tentang yang diketahui konsumen

melalui proses belajar.

(2) Kepribadian dan Konsep Diri (personality and

self-concept)

Kepribadian dan konsep diri merupakan dua gagasan

psikologis yang telah digunakan dalam mempelajari

perilaku konsumen yang diorganisir secara menyeluruh

dari tindakan konsumen. Diharapkan dengan

memahami kepribadian dan konsep diri ini akan

memberikan kepada kita konsistensi pokok yang cocok

atau pola-pola yang tergambarkan dalam pilihan produk

dan perilaku lainnya.

(3) Motivasi dan Keterlibatan (motivation and

(45)

Motivasi berperan sebagai pendorong jiwa individu

untuk bertindak sesuai dengan apa yang dipikirkan oleh

mereka dan apa yang telah dipelajari (learning).

(4) Sikap (attitude)

Sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari

untuk bereaksi terhadap penawaran produk dalam

masalah yang baik ataupun kurang baik secara

konsistensi.

(5) Persepsi (perception)

Persepsi dapat diartikan sebagai proses dimana individu

memilih, mengelola, dan menginterpretasikan stimulus

ke dalam bentuk arti dan gambar. Atau dapat juga

dikatakan bahwa persepsi adalah bagaimana orang

memandang lingkungan di sekelilingnya.

b) Faktor Eksternal

Keputusan konsumen untuk membeli suatu barang saat ini

cenderung mengikuti perubahan-perubahan lingkungan luar

(external factor). Berikut ini faktor-faktor eksternal yang

mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen:

(1) Faktor Budaya

Faktor-faktor budaya memiliki pengaruh yang

paling luas dalam perilaku konsumen. Kebudayaan

(46)

keinginan, dan perilaku dasar yang dipelajari seorang

anggota masyarakat dari keluarga dan

lembaga-lembaga kemasyarakatan penting lainnya. Kebudayaan

merupakan faktor penentu keinginan dan perilaku

seseorang yang paling mendasar. Perilaku manusia

akan sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dimana ia

bertempat tinggal dan pengaruh tersebut akan terus ada

dan terus berubah mengikuti perkembangan zaman.

(6) Faktor Sosial

Faktor-faktor sosial yang berpengaruh terhadap

perilaku konsumen diantaranya kelompok referensi dan

keluarga

(7) Faktor Ekonomi

Amirullah dan Sri Budi (dalam Amirullah,

2002:56) mengungkapkan bahwa pada prinsipnya

kekuatan yang sangat besar yang mempengaruhi daya

beli dan pola pembelian konsumen meliputi

pertumbuhan ekonomi, tingkat pendapatan per kapita,

dan inflasi. Maing-masing negara memiliki perbedaan

dalam hal ketiga faktor tersebut. Oleh karena itu,

pemasar harus jeli dalam melihat kecenderungan

(47)

(8) Faktor Bauran Pemasaran

Unsur pokok dalam strategi pemasaran adalah

bauran pemasaran, yaitu kombinasi dari empat variabel

atau kegiatan inti dari sistem pemasaran perusahaan.

(a) Variabel produk

Dalam mengembangkan suatu produk, seorang

perencana produk harus berfikir dalam tiga tingkat.

Tingkat yang paling dasar adalah inti produk yang

akan menjawab; apa yang sebenarnya dibeli oleh

konsumen. Tingkat kedua adalah wujud produk,

yang termasuk ke dalamnya adalah mutu, merek,

kemasan, dan corak. Tingkat yang terakhir adalah

tentang produk yang ditambahkan.

(b) Variabel harga

Untuk mempengaruhi keputusan konsumen

dalam membeli suatu produk, pemasar dapat

memodifikasi harga ke dalam lima cara:

(1) Diskon tunai, yaitu pengurangan harga untuk

pembeli yang membayar tagihannya tepat waktu.

(2) Diskon kuantitas, yaitu pengurangan harga bagi

pembeli yang membeli dalam jumlah besar.

(3) Diskon fungsional, yaitu memberikan

(48)

(4) Diskon musiman, yaitu pengurangan harga untuk

pembeli yang membeli barang atau jasa di luar

musimnya.

(5) Potongan harga, yaitu harga dari daftar jenis

lainnya.

(c) Variabel Promosi

Strategi promosi terbukti sangat efektif untuk

mempengaruhi perilaku pembelian konsumen.

Dengan menampilkan seorang public figure,

seolah-olah konsumen merasa bahwa ia telah atau akan

sama seperti apa yang ditampilkan itu.

Spanduk-spanduk yang dipasang menarik di pinggir jalan

juga dapat merubah image konsumen, dan bahkan

bisa menggiring konsumen untuk beralih ke produk

lain. Penggunaan media seperti majalah, TV,

spanduk, dan radio adalah bentuk komunikasi untuk

mempengaruhi perilaku konsumen.

(d) Variabel Distribusi

Sebagian besar konsumen menginginkan barang

yang disajikan dengan mudah. Mudah dalam

pengertian ini adalah mudah dijangkau dan tersedia

(49)

konsumen menganggap bahwa kemudahan

memperoleh adalah tujuan utama mereka.

4) Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Menurut Kotler dan Amstrong (2003:224-228) seorang konsumen

akan membeli atau mengkonsumsi produk dengan diawali

langkah-langkah berikut:

a) Pengenalan Kebutuhan

Pengenalan kebutuhan mungkin terjadi ketika konsumen

dihadapkan pada suatu “masalah”, yaitu suatu keadaan dimana

terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan

keadaan yang terjadi sebenarnya. Di kalangan konsumen ada dua

gaya pengenalan kebutuhan atau masalah yang berbeda. Beberapa

konsumen merupakan tipe keadaan yang sebenarnya, yang merasa

bahwa mereka mempunyai masalah ketika sebuah produk tidak

dapat berfungsi secara memuaskan. Sebaliknya, tipe keadaan

yang diinginkan, dimana bagi konsumen keinginan terhadap

sesuatu yang baru dapat menggerakan proses keputusan.

b) Pencarian Informasi

Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen

menyadari bahwa kebutuhannya akan terpenuhi dengan membeli

(50)

informasi yang tersimpan dalam ingatannya (internal) dan mencari

informasi dari luar (eksternal).

Pencairan internal dilakukan konsumen dengan mengingat

kembali semua informasi dalam ingatannya. Informasi meliputi

berbagai produk dan merek yang dianggap bisa memenuhi

kebutuhannya. Konsumen akan mendapatkan produk dan merek

yang sangat dikenalnya, namun juga akan mengingat beberapa

produk yang belum dikenalnya dengan baik. Konsumen cenderung

akan berfokus pada produk atau merek yang sangat dikenalnya.

c) Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif merupakan tahapan ketiga dari proses

pengambilan keputusan konsumen. Evaluasi alternatif adalah

proses mengevaluasi pilihan produk dan merek dan memilihnya

sesuai dengan keinginan konsumen. Konsumen membandingkan

berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah yang dihadapi.

Pada tahap ini konsumen membentuk kepercayaan, sikap, dan

intensinya mengenai alternatif produk yang dipertimbangkan.

Proses evaluasi alternatif dan proses pembentukan kepercayaan

dan sikap adalah proses yang terkait erat. Evaluasi alternatif

muncul karena banyaknya alternatif pilihan. Contohnya dalam

keputusan pembelian mesin cuci. Konsumen dihadapkan berbagai

pilihan mengenai merek mesin cuci, jenis mesin cuci, ukuran

(51)

seperangkat atribut yang akan digunakan sebagai dasar

mengevaluasi alternatif. Atribut bisa berupa ukuran, harga, jenis,

penggunaan listrik dan sebagainya.

Dalam mengevaluasi alternatif konsumen menentukan kriteria

evaluasi. Kriteria evaluasi adalah atribut atau karakteristik dari

produk dan jasa yang digunakan untuk mengevaluasi dan menilai

alternatif pilihan. Kriteria evaluasi dapat bermacam-macam

tergantung dari produk atau jasa yang dievaluasi. Engel, Blackwell,

dan Miniard (2011:368) menyebutkan tiga atribut penting yang

sering digunakan dalam evaluasi:

(1) Harga

Harga adalah atribut produk atau jasa yang paling sering

digunakan sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi

produk, terutama bagi konsumen berpenghasilan rendah maka

harga menjadi faktor utama untuk dipertimbangkan.

Konsumen sangat sensitif dengan perubahan harga.

(2) Merek

Merek merupakan nama penting dari sebuah produk atau

jasa. Merek menjadi simbol dan indikator dari sebuah produk.

Bahkan merek-merek yang sudah lama dikenal dijadikan

(52)

(3) Asal Negara

Konsumen Indonesia dikenal menyukai produk yang

diimpor dari luar negeri. Negara asal produk yang digemari

konsumen Indonesia yaitu Amerika Serikat dan Jepang.

Konsumen di Indonesia beranggapan produk impor dari negara

tersebut lebih berkualitas dari produk lokal asli Indonesia.

d) Menentukan Alternatif Pilihan

Setelah konsumen menentukan kriteria atau atribut dari

produk atau merek yang dievaluasi, langkah yang dilakukan

selanjutnya konsumen menentukan alternatif pilihan. Pada proses

evaluasi kriteria, konsumen mendapatkan sejumlah merek yang

dipertimbangkan. Konsumen mengurangi jumlah alternatif merek

yang dipertimbangkan lebih lanjut. Konsumen membagi merek

dalam beberapa kelompok:

(1) Kelompok merek yang tidak berbeda yaitu kumpulan merek

yang dianggap tidak memiliki kelebihan, sehingga konsumen

tidak mengevaluasi secara positif dan negatif.

(2) Kelompok merek yang dinilai negatif. Konsumen mungkin

memperoleh informasi mengenai buruknya merek dari

orang-orang di sekelilingnya atau dari konsumen lain yang telah

menggunakan produk dari suatu merek. Konsumen tidak akan

(53)

(3) Kelompok merek yang akan dievaluasi selanjutnya, konsumen

memilih salah satu dari merek-merek tersebut

e) Pembelian Produk

Pada tahap evaluasi, konsumen menentukan peringkat merek

dan membentuk niat pembelian. Pada umumnya, keputusan

pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling disukai.

f) Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas atau

tidak puas dan terlibat dalam perilaku pasca pembelian. Hal

penentu kepuasan konsumen terhadap suatu pembelian terletak

pada hubungan antara ekspetasi dan kinerja anggapan produk. Jika

produk tidak memenuhi ekspetasi konsumen kecewa, jika produk

memenuhi ekspetasi konsumen puas, jika produk melebihi

ekspetasi konsumen sangat puas.

Dalam keputusan membeli barang konsumen sering kali

ada lebih atau dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau

pembeliannya. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat

dilakukan seseorang. Ada kalanya kelima peran ini dipegang oleh

satu orang, namun sering kali pula peranan tersebut dilakukan

beberapa orang. Kelima peran tersebut meliputi (Tjiptono,

2008:20) :

(1) Pemrakarsa (Initiator), yaitu orang yang pertama kali

(54)

terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang

atau jasa tertentu.

(2) Pemberi pengaruh (Influencer), yaitu orang yang pandangan,

nasihat atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.

(3) Pengambil keputusan (Decider), yaitu orang yang menentukan

keputusan pembelian , misalnya apakah jadi membeli, apa yang

dibeli, bagaimana cara membeli, dan dimana membelinya.

(4) Pembeli (Buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian

aktual.

(5) Pemakai (User), yaitu orang yang mengkonsumsi atau

menggunakan barang atau jasa yang dibeli.

Proses pengambilan keputusan sangat bervariasi, ada yang

sederhana dan ada yang kompleks. Hawkins, Best dan Coney

(Tjiptono,2008:23) membagi proses pengambilan keputusan ke

dalam tiga jenis, yaitu:

(1) Proses pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan

Proses pengambilan keputusan yang bersifat

kebiasaanmerupakan proses yang paling sederhana, yaitu

konsumen mengenal masalahnya kemudian langsung

mengambil keputusan untuk membeli merek favorit atau

(55)

(2) Proses pengambilan keputusan yang terbatas

Proses pengambilan keputusan terbatas terjadi apabila

konsumen mengenal masalahnya kemudian mengevaluasi

beberapa alternatif produk atau merek berdasarkan pengetahuan

yang dimiliki tanpa berusaha mencari informasi baru tentang

produk atau merek tersebut.

(3) Proses pengambilan keputusan yang luas

Proses pengambilan keputusan yang luas merupakan jenis

pengambilan keputusan yang paling lengkap, bermula dari

pengenalan masalah konsumen yang dapat dipecahkan melalui

pembelian beberapa produk. Konsumen mencari informasi

tentang produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa

baik masing – masing alternatif tersebut dapat memecahkan

masalahnya. Evaluasi produk atau merek akan mengarah

kepada keputusan pembelian. Selanjutnya konsumen akan

mengevaluasi hasil dari keputusannya.

B. Penelitian Terdahulu

Berikut ini beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya mengenai kualitas produk dan keputusan pembelian:

1. Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Promosi terhadap

Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda (studi kasus pada

konsumen di kota Semarang), yang dilakukan oleh Anggar (2012).

(56)

harga, kualitas produk dan promosi pada keputusan konsumen untuk

membeli sepeda motor merek Honda di Kota Semarang. Populasi

dalam penelitian ini adalah semua konsumen sepeda motor Honda di

Kota Semarang yang pernah memutuskan untuk membeli sepeda

motor merek Honda. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

berjumlah 60 orang dengan pendekatan accidental sampling

(pengambilan sampel secara kebetulan). Hasil analisis awal yang

dilakukan menunjukan bahwa indikator yang digunakan valid untuk

mengukur variabel yang ada. Hasil analisis selanjutnya mendapati

bahwa dari ketiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini, harga

menjadi variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi

keputusan pembelian dengan koefisien regresi sebesar 0,397 diikuti

variabel kualitas produk dengan koefisien regresi sebesar 0,318 dan

variabel promosi dengan koefisien regresi sebesar 0,260. Hasil analisis

juga menunjukkan bahwa ketiga variabel yang digunakan dalam

penelitian ini dapat menjelaskan 51,3% variasi keputusan pembelian,

sedangkan 48,7% sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak

digunakan dalam penelitian ini.

2. Analisis Pengaruh Harga, Lokasi, dan Kualitas Produk Terhadap

Keputusan Pembelian studi kasus pada Wong Art Bakery dan Cafe

Semarang, yang dilakukan oleh Antyadika (2012). Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui apakah lokasi, harga dan kualitas produk

(57)

dan menganalisis faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi

keputusan pembelian Wong Art bakery&café di Semarang. Populasi

dalam penelitian ini adalah para konsumen Wong Art. Sampel yang

diambil sebanyak 100 responden dengan menggunakan teknik

Non-Probability Sampling dengan pendekatan Accidental sampling, yaitu

teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa yang

kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sampel jika

dipandang cocok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi, harga,

dan kualitas produk memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian. Urutan secara individu dari

masing-masing variabel yang paling berpengaruh adalah variabel kualitas

produk lalu harga, sedangkan variabel yang berpengaruh paling

rendah adalah lokasi.

3. Pengaruh Harga, Atribut Produk dan Promosi Terhadap Keputusan

Pembelian Produk Telepon Seluler Sony Ericsson ( Studi Kasus di

Kabupaten Temanggung ) yang dilakukan oleh Kusumastuti (2008).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara harga,

atribut produk dan promosi terhadap keputusan pembelian produk

telepon seluler Sony Ericsson di Kabupaten Temanggung,

menganalisis pengaruh harga, atribut produk dan promosi terhadap

keputusan pembelian produk telepon seluler Sony Ericsson di

Kabupaten Temanggung. Tipe penelitian ini adalah explanatory

(58)

pengguna produk Sony Ericsson. Analisis data menggunakan analisis

regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa:

ada pengaruh signifikan dan positip antara harga dan keputusan

pembelian; ada pengaruh signifikan dan positip antara atribut produk

dan keputusan pembelian; ada pengaruh signifikan dan positip antara

promosi dan keputusan pembelian; harga, atribut produk dan promosi

secara bersama-sama berpengaruh signifikan dan positip terhadap

(59)

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual penelitian diajukan untuk mempermudah

pemahaman, dapat dilihat dalam gambar berikut ini:

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah

penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru

berdasar pada teori yang relevan belum didasarkan pada fakta-fakta yang

Kualitas Produk:

1.

Kinerja

2.

Feature

3.

Keandalan

4.

Durability

5.

Estetika

6.

Perceived Quality

Keputusan Pembelian:

1.

Kognitif

2.

Afeksi

3.

Konatif

Personal Selling:

1.

Ketrampilan

berbicara secara

efektif

(60)

diperoleh saat pengumpulan data. Dapat juga dinyatakan hipotesis

merupakan jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum

jawaban yang empirik (Sugiyono, 2011: 99).

Dalam penelitian ini penulis mengemukakan alasan mengenai

perumusan hipotesis, sebagai berikut:

Kualitas merupakan fokus utama saat ini dalam suatu perusahaan.

Pentingnya kualitas dapat dijelaskan dari dua sudut pandang. Pertama dari

sudut manajemen operasional, kualitas produk merupakan salah satu

kebijaksanaan penting dalam meningkatkan daya saing produk yang harus

memberi kepuasaan kepada konsumen melebihi atau paling tidak sama

dengan kualitas produk dari pesaing. Kedua dari sudut pandang

manajemen pemasaran, kualitas produk merupakan salah satu unsur utama

dalam bauran pemasaran (produk, harga, promosi dan saluran distribusi)

yang dapat meningkatkan volume penjualan dan memperluas pangsa pasar

perusahaan.

Selain kualitas, promosi juga merupakan faktor penentu

keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu

produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin

bahwa produk itu tidak akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak

akan pernah membelinya.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Anggar (2012) mengenai

(61)

pembelian sepeda motor Honda studi kasus di kota Semarang, hasil

penelitiannya menunjukkan kualitas produk berpengaruh positif terhadap

keputusan pembelian. Penelitian yang dilakukan Kusumastuti (2008)

mengenai pengaruh harga, atribut produk dan promosi terhadap keputusan

pembelian produk telepon seluler Sony Ericsson (Studi Kasus di

Kabupaten Temanggung) menunjukkan hasil analisis serupa bahwa ada

pengaruh signifikan dan positif antara harga, atribut produk dan promosi

terhadap keputusan pembelian.

Atas dasar hasil analisi penelitian sebelumnya, maka penulis

mengajukan rumusan hipotesis:

1. Hipotesis pertama

: Kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian konsumen

2. Hipotesis kedua

: Promosi melalui personal selling berpengaruh positif

terhadap keputusan pembelian konsumen

3. Hipotesis ketiga

: Kualitas produk dan promosi melalui personal selling

berpengaruh secara bersama-sama terhadap keputusan

(62)

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian studi kasus.

Penelitian yang dilakukan pada ibu-ibu peserta demo produk Tupperware

di kelurahan Banguntapan Bantul. Kesimpulan yang diambil pada

penelitian ini hanya terbatas pada obyek yang diteliti.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2014

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di kelurahan Banguntapan Bantul.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini ialah ibu-ibu peserta demo produk

(63)

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah kualitas produk, promosi

melalui personal selling dan keputusan pembelian konsumen.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

1. Identifikasi Variabel

Macam-macam variabel berdasarkan peranannya antara variabel

dengan variabel yang lain.

a. Variabel Independen

Variabel independen atau yang sering disebut juga sebagai

variabel stimulus adalah merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

independen adalah kualitas produk( ) dan promosi melalui

personal selling ( ).

b. Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel

Gambar

Tabel Judul
Gambar V.2 Uji Heterokedasitas.......................................................
Rangkuman Tes Validitas Kualitas Produk dan Tabel V.1 Personal Selling
TABEL V.2 Rangkuman Tes validitas Keputusan Pembelian
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sehubungan dengan proses Seleksi Umum Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Gedung Kuliah Terpadu pada STAIN Kudus Tahun Anggaran 2017, dengan ini kami

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa waktu inokulasi mikoriza tidak berbeda secara nyata terhadap pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun, berat kering dan infeksi mikoriza)

Bobot nilai untuk setiap pernyataan yang bersifat tidak mendukung (unfavourable) bergerak dari 1 sampai dengan 4 dengan pilihan Sangat Sesuai (SS) diberi nilai 1, Sesuai

Dengan ilmu tentang budaya Jawa yang lengkap, seorang pranatacara atau seseorang yang akan menggunakan sesorah dapat menciptakan ungkapan, kata-kata, dan kalimat dalam wacana

Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan memandang bahwa pencalonan wakil bupati perempuan sebagai hal yang wajar dan cenderung memberikan

Dasar humum Syarat diusahaklan mencarinya dari Al-Quran, Hadisn baru Qaul Fuqaha’, yang diterjemahkan juga menurut bahasa hokum. Mengutip Al -Quran harus menyebut

Hasil penelitian menunjukan bahwa sinkritisme budaya merupakan percampuran budaya baru dan budaya lokal, atau percampuran aktivitas budaya yang terdiri dari bentuk pertunjukan