• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

4) Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Menurut Kotler dan Amstrong (2003:224-228) seorang konsumen

akan membeli atau mengkonsumsi produk dengan diawali

langkah-langkah berikut:

a) Pengenalan Kebutuhan

Pengenalan kebutuhan mungkin terjadi ketika konsumen

dihadapkan pada suatu “masalah”, yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan

keadaan yang terjadi sebenarnya. Di kalangan konsumen ada dua

gaya pengenalan kebutuhan atau masalah yang berbeda. Beberapa

konsumen merupakan tipe keadaan yang sebenarnya, yang merasa

bahwa mereka mempunyai masalah ketika sebuah produk tidak

dapat berfungsi secara memuaskan. Sebaliknya, tipe keadaan

yang diinginkan, dimana bagi konsumen keinginan terhadap

sesuatu yang baru dapat menggerakan proses keputusan.

b) Pencarian Informasi

Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen

menyadari bahwa kebutuhannya akan terpenuhi dengan membeli

informasi yang tersimpan dalam ingatannya (internal) dan mencari

informasi dari luar (eksternal).

Pencairan internal dilakukan konsumen dengan mengingat

kembali semua informasi dalam ingatannya. Informasi meliputi

berbagai produk dan merek yang dianggap bisa memenuhi

kebutuhannya. Konsumen akan mendapatkan produk dan merek

yang sangat dikenalnya, namun juga akan mengingat beberapa

produk yang belum dikenalnya dengan baik. Konsumen cenderung

akan berfokus pada produk atau merek yang sangat dikenalnya.

c) Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif merupakan tahapan ketiga dari proses

pengambilan keputusan konsumen. Evaluasi alternatif adalah

proses mengevaluasi pilihan produk dan merek dan memilihnya

sesuai dengan keinginan konsumen. Konsumen membandingkan

berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah yang dihadapi.

Pada tahap ini konsumen membentuk kepercayaan, sikap, dan

intensinya mengenai alternatif produk yang dipertimbangkan.

Proses evaluasi alternatif dan proses pembentukan kepercayaan

dan sikap adalah proses yang terkait erat. Evaluasi alternatif

muncul karena banyaknya alternatif pilihan. Contohnya dalam

keputusan pembelian mesin cuci. Konsumen dihadapkan berbagai

pilihan mengenai merek mesin cuci, jenis mesin cuci, ukuran

seperangkat atribut yang akan digunakan sebagai dasar

mengevaluasi alternatif. Atribut bisa berupa ukuran, harga, jenis,

penggunaan listrik dan sebagainya.

Dalam mengevaluasi alternatif konsumen menentukan kriteria

evaluasi. Kriteria evaluasi adalah atribut atau karakteristik dari

produk dan jasa yang digunakan untuk mengevaluasi dan menilai

alternatif pilihan. Kriteria evaluasi dapat bermacam-macam

tergantung dari produk atau jasa yang dievaluasi. Engel, Blackwell,

dan Miniard (2011:368) menyebutkan tiga atribut penting yang

sering digunakan dalam evaluasi:

(1) Harga

Harga adalah atribut produk atau jasa yang paling sering

digunakan sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi

produk, terutama bagi konsumen berpenghasilan rendah maka

harga menjadi faktor utama untuk dipertimbangkan.

Konsumen sangat sensitif dengan perubahan harga.

(2) Merek

Merek merupakan nama penting dari sebuah produk atau

jasa. Merek menjadi simbol dan indikator dari sebuah produk.

Bahkan merek-merek yang sudah lama dikenal dijadikan

(3) Asal Negara

Konsumen Indonesia dikenal menyukai produk yang

diimpor dari luar negeri. Negara asal produk yang digemari

konsumen Indonesia yaitu Amerika Serikat dan Jepang.

Konsumen di Indonesia beranggapan produk impor dari negara

tersebut lebih berkualitas dari produk lokal asli Indonesia.

d) Menentukan Alternatif Pilihan

Setelah konsumen menentukan kriteria atau atribut dari

produk atau merek yang dievaluasi, langkah yang dilakukan

selanjutnya konsumen menentukan alternatif pilihan. Pada proses

evaluasi kriteria, konsumen mendapatkan sejumlah merek yang

dipertimbangkan. Konsumen mengurangi jumlah alternatif merek

yang dipertimbangkan lebih lanjut. Konsumen membagi merek

dalam beberapa kelompok:

(1) Kelompok merek yang tidak berbeda yaitu kumpulan merek

yang dianggap tidak memiliki kelebihan, sehingga konsumen

tidak mengevaluasi secara positif dan negatif.

(2) Kelompok merek yang dinilai negatif. Konsumen mungkin

memperoleh informasi mengenai buruknya merek dari

orang-orang di sekelilingnya atau dari konsumen lain yang telah

menggunakan produk dari suatu merek. Konsumen tidak akan

(3) Kelompok merek yang akan dievaluasi selanjutnya, konsumen

memilih salah satu dari merek-merek tersebut

e) Pembelian Produk

Pada tahap evaluasi, konsumen menentukan peringkat merek

dan membentuk niat pembelian. Pada umumnya, keputusan

pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling disukai.

f) Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas atau

tidak puas dan terlibat dalam perilaku pasca pembelian. Hal

penentu kepuasan konsumen terhadap suatu pembelian terletak

pada hubungan antara ekspetasi dan kinerja anggapan produk. Jika

produk tidak memenuhi ekspetasi konsumen kecewa, jika produk

memenuhi ekspetasi konsumen puas, jika produk melebihi

ekspetasi konsumen sangat puas.

Dalam keputusan membeli barang konsumen sering kali

ada lebih atau dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau

pembeliannya. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat

dilakukan seseorang. Ada kalanya kelima peran ini dipegang oleh

satu orang, namun sering kali pula peranan tersebut dilakukan

beberapa orang. Kelima peran tersebut meliputi (Tjiptono,

2008:20) :

(1) Pemrakarsa (Initiator), yaitu orang yang pertama kali

terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang

atau jasa tertentu.

(2) Pemberi pengaruh (Influencer), yaitu orang yang pandangan,

nasihat atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.

(3) Pengambil keputusan (Decider), yaitu orang yang menentukan

keputusan pembelian , misalnya apakah jadi membeli, apa yang

dibeli, bagaimana cara membeli, dan dimana membelinya.

(4) Pembeli (Buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian

aktual.

(5) Pemakai (User), yaitu orang yang mengkonsumsi atau

menggunakan barang atau jasa yang dibeli.

Proses pengambilan keputusan sangat bervariasi, ada yang

sederhana dan ada yang kompleks. Hawkins, Best dan Coney

(Tjiptono,2008:23) membagi proses pengambilan keputusan ke

dalam tiga jenis, yaitu:

(1) Proses pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan

Proses pengambilan keputusan yang bersifat

kebiasaanmerupakan proses yang paling sederhana, yaitu

konsumen mengenal masalahnya kemudian langsung

mengambil keputusan untuk membeli merek favorit atau

(2) Proses pengambilan keputusan yang terbatas

Proses pengambilan keputusan terbatas terjadi apabila

konsumen mengenal masalahnya kemudian mengevaluasi

beberapa alternatif produk atau merek berdasarkan pengetahuan

yang dimiliki tanpa berusaha mencari informasi baru tentang

produk atau merek tersebut.

(3) Proses pengambilan keputusan yang luas

Proses pengambilan keputusan yang luas merupakan jenis

pengambilan keputusan yang paling lengkap, bermula dari

pengenalan masalah konsumen yang dapat dipecahkan melalui

pembelian beberapa produk. Konsumen mencari informasi

tentang produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa

baik masing – masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya. Evaluasi produk atau merek akan mengarah

kepada keputusan pembelian. Selanjutnya konsumen akan

mengevaluasi hasil dari keputusannya.

Dokumen terkait