• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN - DOCRPIJM a797666ea0 BAB IBAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN - DOCRPIJM a797666ea0 BAB IBAB I"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Kota Tarakan terletak pada 117°34' Bujur Barat dan 117°38' Bujur Timur

dan berada pada 3°19' Lintang Utara dan 3°20' Lintang Selatan, serta

mempunyai luas 657,33 km² yang terdiri dari daratan seluas 250,8 km² (38,2%)

dan lautan seluas 406,53 km² (61,8%).

Kota Tarakan berbatasan dengan pesisir pantai Kecamatan Pulau Bunyu

(Kabupaten Bulungan) di bagian utara, Laut Sulawesi dan pesisir pantai

kecamatan Tanjung Palas (Kabupaten Bulungan) di sebelah selatan. Di sebelah

timur berbatasan dengan Kecamatan Pulau Bunyu (Kabupaten Bulungan) dan

Laut Sulawesi, serta di sebelah barat berbatasan dengan pesisir pantai

Kecamatan Sesayap (Kabupaten Bulungan). Suhu udara minimum rata-rata

24,70 C dan maximum 32,80 C dengan kelembaban udara rata-rata 79,67%,

serta tekanan udara rata-rata mencapai 1.009,96 Mbs dan curah hujan rata-rata

274,21 mm/bulan.

Kota Tarakan memiliki posisi yang strategis bagi Kalimantan Utara, yaitu

sebagai penggerak pertumbuhan Wilayah Utara dan pintu gerbang utama. Selain

merupakan pusat transit perdagangan antar pulau di wilayah utara Kalimantan,

Tarakan juga menjadi pusat transit perdagangan antara Indonesia – Malaysia

dan Filipina. Jumlah penduduk Kota Tarakan menunjukkan tren yang terus

meningkat. Pada tahun 2008 berjumlah 162.189 jiwa, sedangkan tahun 2012

meningkat menjadi 212.100, yang berarti dalam kurun waktu 2008-2012 telah

terjadi pertumbuhan sebesar 30.77% atau sebesar 7,69% per tahun dengan

tingkat kepadatan penduduk mencapai 848 jiwa/km².

Persebaran penduduk Kota Tarakan tidak merata atau terjadi

ketimpangan persebaran, dimana penduduk banyak terkonsentrasi pada daerah

yang memiliki aktivitas perekonomian yang tinggi dan sarana sosial serta

infrastruktur yang lebih lengkap seperti kecamatan Tarakan Barat. Hal ini

ditunjukan dari tingkat kepadatan yang mencapai 2.665 jiwa/km², sementara

kecamatan Tarakan Utara hanya 221 jiwa/km². Luas daratan yang terbatas dan

perkembangan jumlah penduduk yang cepat menjadi kendala dan tantangan

bagi Pemerintah Kota dalam menyediakan lahan untuk permukiman dan sarana

(2)

Sejak tahun 1982 Tarakan berstatus sebagai Kota Administratif, dimana

sebelumnya berstatus sebagai ibu kota Kecamatan Tarakan (Kabupaten

Bulungan). Pada tanggal 15 Desember 1997, status Tarakan ditingkatkan

menjadi Kotamadya Dati II Tarakan berdasarkan Undang-undang RI Nomor 29

tahun 1997 tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah, Kota Tarakan telah melakukan pemekaran wilayah administrasi

pemerintahan dari 3 kecamatan menjadi 4 kecamatan dengan jumlah 20

kelurahan dan Kotamadya Daerah Tingkat II berubah menjadi Pemerintah Kota

Tarakan.

Visi Pembangunan Kota yaitu mewujudkan Tarakan sebagai kota

perdagangan, jasa, industri, perikanan dan pariwisata, yang didukung oleh

sumber daya manusia serta infrastruktur yang handal dan berwawasan

lingkungan. Guna mewujudkan visi pembangunan tersebut maka misi

pembangunan yang harus dilaksanakan adalah Melaksanakan pengembangan

dan pembangunan kawasan perdagangan, industri, perikanan dan pariwisata;

Meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumberdaya manusia;

Melaksanakan peningkatan, pembangunan dan pengembangan infrastruktur;

Melaksanakan pengembangan dan pembangunan lingkungan hidup.

Penyelenggaraan infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai dengan

amanat Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan

Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2004 Tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kota, merupakan tanggung jawab bersama, antara

Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, serta Pemerintah Kota, yang

diselenggarakan bersama dengan masyarakat dan dunia usaha. Pemerintah

Pusat berperan dalam pengaturan, pembinaan, dan pengawasan, sedangkan

Pemerintah Provinsi dan Kota memiliki peran yang lebih besar dalam

pelaksanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. Dengan kerjasama

berbagai stakeholders pembangunan Bidang Cipta Karya, diharapkan 3 (tiga)

Strategic Goals Kementrian Pekerjaan Umum dapat tercapai, Yaitu (i)

meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota dan desa, (ii) Meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, serta (iii) meningkatkan kualitas lingkungan.

Dalam rangka pengembangan permukiman yang layak huni dan

berkelanjutan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum,

mengembangkan konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta

(3)

Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya, sebagai upaya

mewujudkan keterpaduan pembangunan di kota. RPI2-JM Bidang Cipta Karya

disusun oleh pemerintah kota melalui fasilitasi pemerintah provinsi yang

mengintegrasikan kebijakan skala nasional, provinsi dan kota baik kebijakan

spasial maupun sektoral. Melalui perencanaan yang rasional dan inklusif

diharapkan keterpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya dapat terwujud,

dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan dan kemampuan

keuangan daerah.

1.2

Pengertian dan Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan

pemrograman pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang disusun oleh

Pemerintah Kota Tarakan dengan jangka waktu 5 (lima) tahun, dan dilaksanakan

oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota, masyarakat, dan

dunia usaha dengan mengacu pada rencana tata ruang dan kebijakan skala

nasional, provinsi, dan kota, untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan

permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.

RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan berbagai

dokumen perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat,

provinsi, hingga kota. RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun sebagai dokumen

teknis operasional pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan

dokumen rencana yang ada, dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai

dengan kebutuhan dan kapasitas Daerah. Gambar 1.1 di bawah memaparkan

kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada sistem perencanaan

(4)

Sumber: Direktorat Bina Program, 2014

Gambar 1. 1 Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada Sistem Perencanaan

Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa RPI2-JM Bidang Cipta Karya,

selain mengacu pada rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah,

juga mengintegrasikan rencana sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota

(SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dalam rangka

mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang berkelanjutan.

1.3

Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2JM

Bidang PU

Maksud disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Tarakan adalah

untuk mewujudkan kemandirian Pemerintah Kota dalam penyelenggaraan

infrastruktur permukiman yang berkelanjutan namun tetap terintegrasi dengan

(5)

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah tersedianya dokumen yang dapat

digunakan sebagai acuan dalam perencanaan, pemprograman dan

penganggaran pembangunan infratsruktur Bidang Cipta Karya.

RPI2-JM memuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu

lima tahun yang mencakup multi sector, multi sumber pendanaan, dan multi

stakeholders.

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) adalah rencana dan program pembangunan infrastruktur tahunan

dalam periode tiga hingga lima tahun, yang mensinkronkan kegiatan

pembangunan infrastruktur, baik yang dilaksanakan dan dibiayai pemerintah,

pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat/dunia usaha. Khusus untuk Bidang

Cipta Karya, rencana dan program pembangunan infrastruktur yang terdapat

pada RPI2-JM dioperasionalkan melalui RPI2-JM Bidang Cipta Karya, untuk

selanjutnya dilaksanakan pembangunannya oleh seluruh pelaku pembangunan

Bidang Cipta Karya. Gambar 1.2 memaparkan Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta

Karya dengan RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum dan dokumen perencanaan

pembangunan di daerah.

Sumber: Direktorat Bina Program, 2014

(6)

Pada Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa arahan kebijakan, rencana, dan

indikasi program terkait khusus untuk Bidang Cipta Karya yang tercantum pada

Perda RTRW, Perda, Perwali RPJMD, RPI2-JM Bidang PU, dan Perda

Bangunan Gedung merupakan acuan dasar integrasi rencana pembangunan

permukiman. Integrasi rencana pembangunan permukiman berisikan arahan

kebijakan pengembangan permukiman di Kota Tarakan tersebut, untuk

selanjutnya diterjemahkan pada rencana induk masing-masing sektor, seperti

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota

(SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

Khusus untuk Kawasan Strategis Kota (KSK), yaitu wilayah yang

penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting

dalam lingkup kota terhadap pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial

masyarakat, budaya, dan/atau lingkungan, rencana pembangunan infrastruktur

permukiman dapat dikembangkan lebih rinci melalui Rencana Tata Bangunan

dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kota (RTBL KSK). RTBL KSK berisikan

rencana aksi program strategis dalam penanganan kegiatan permukiman dan

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di

perkotaan, dalam hal ini di KSK berdasarkan RTRW Kota.

Seluruh dokumen perencanaan yang ada selanjutnya dioperasionalkan

melalui RPI2-JM Bidang Cipta Karya, memuat rencana investasi yang melibatkan

Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota, dunia usaha,

masyarakat, dan bantuan pembiayaan pembangunan lainnya. Seluruh rencana

investasi, yang disusun dengan mempertimbangkan aspek lingkungan dan

sosial, kelembagaan, serta kapasitas keuangan daerah, kemudian disusun dalam

matriks program lima tahunan dan untuk selanjutnya dibagi dalam rencana

tahunan.

1.4

Maksud Dan Tujuan

Maksud disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya adalah untuk

mewujudkan kemandirian Kota Tarakan dalam penyelenggaraan infrastruktur

permukiman yang berkelanjutan, baik di perkotaan maupun perdesaan.

Adapun tujuan dari disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya adalah

sebagai dokumen acuan dalam perencanaan, pemrograman, dan penganggaran

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. RPI2-JM memuat rencana

program dan investasi dalam jangka waktu lima tahun yang mencakup multi

(7)

1.5

Prinsip Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Prinsip dasar RPI2-JM Bidang Cipta Karya secara sederhana adalah:

a. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk

rencana investasi yang disusun.

b. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan sistem

penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan,

pengembangan sistem pelayanan air limbah, pengembangan sistem

drainase kota, peningkatan kualitas kawasan kumuh dan peremajaan

permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan kawasan dan

ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan penataan

bangunan gedung.

c. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan

pemerintah, sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber

pendanaan pemerintah dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi, APBD

Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa Kerjasama Pemerintah

Swasta (KPS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR). Masyarakat dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat, antara lain dalam

bentuk barang dan jasa.

d. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan masyarakat, pemerintah, dan swasta

sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPI2-JM

Bidang Cipta Karya maupun pada saat pelaksanaan program.

e. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah

(kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).

Dengan 5 (lima) prinsip dasar tersebut, diharapkan kemandirian daerah

dapat terwujud, sehingga pembangunan yang efektif dan efisien dapat tercapai.

RPI2-JM Bidang Cipta Karya bersifat dinamis dan dapat dikaji (review) setiap tahunnya dalam rangka penyesuaian dengan arahan pembangunan yang ada

(8)

1.6

Prinsip Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Substansi muatan RPI2-JM Bidang Cipta Karya terdiri atas 11 (sebelas)

bab yaitu:

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan

tujuan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, prinsip penyusunan, serta

mekanisme penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Tarakan.

Bab 2 Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Bab 2 ini berisikan arahan konsep perencanaan bidang cipta karya antara

lain amanat pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, MP3EI, KEK dan

dekrit presiden, amanat peraturan perundangan terkait pembangunan

Bidang Cipta Karya, serta amanat internasional).

Bab 3 Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya untuk Kota

Bagian ini berisikan arahan RTRW Nasional (PP No. 26 tahun 2008),

RTRW Pulau, RTRW Propinsi, Serta RTRW Kawasan Strategis Nasional

(KSN). Indikasi program Bidang Cipta Karya pada RTRW Nasional,

RTRW Pulau, RTRW Propinsi, maupun RTRW KSN yang terkait dengan

Kota Tarakan. Pada bab ini tidak hanya memaparkan arahan kebijakan

spasial, namun juga kedudukan kota pada rencana pengembangan

kawasan khusus.

Bab 4 Profil Kota Tarakan

Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kota Tarakan seperti batas

administrasi wilayah, kondisi demografi, geografi, topografi, geohidrologi,

geologi, klimatologi, serta kondisi sosial dan ekonomi wilayah.

Bab 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Tarakan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan kebijakan dan

strategi dokumen rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah,

Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman

(RP2KP), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana

Induk Sistem PAM (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana

Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kota (RTBL KSK),

serta penjelasan mengenai keterpaduan Strategi dan Rencana

(9)

Bab 6 Aspek Teknis Per Sektor

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai rencana program investasi

infrastruktur Bidang Cipta Karya seperti rencana pengembangan

permukiman, Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL),

Rencana Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, dan Rencana

Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP). Pada setiap sektor

dijelaskan isu strategis, kondisi eksisting, permasalahan, dan tantangan

daerah, analisis kebutuhan, serta usulan program dan pembiayaan

masing-masing sektor.

Bab 7 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas

Bagian ini merupakan pengelompokan dari usulan aspek teknis per sektor

pada bab 6 menjadi usulan berdasarkan entitas regional, kota, kawasan,

dan lingkungan. Khusus untuk entitas kawasan, pemilihan kawasan harus

pada Kawasan Strategis Kota (KSK) sesuai dengan amanat RTRW Kota

Tarakan.

Bab 8 Aspek Lingkungan dan Sosial

Bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum dan kondisi

eksisting lingkungan, analisis perlindungan dan sosial seperti Kajian

Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL - UPL, dan SPPLH,

serta perlindungan sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan,

maupun pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya.

Bab 9 Aspek Pembiayaan

Bab ini berisikan penjelasan mengenai profil APBD Kota Tarakan, profil

investasi dan proyeksi investasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya,

serta strategi peningkatan investasi Bidang Cipta Karya.

Bab 10 Aspek Kelembagaan Kota Tarakan

Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya

di daerah yang fokus kepada aspek keorganisasian, aspek

ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusia. dari ketiga aspek

tersebut dijelaskan kondisi eksisting, analisis permasalahan dan rencana

pengembangannya.

Bab 11 Matriks Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta

Karya.

pada bab ini berisikan matriks program investasi RPI2-JM Kota Tarakan

dan matriks keterpaduan program investasi RPI2-JM Kota Tarakan Tahun

(10)

1.7

Mekanisme Penyusunan dan Penilaian RPI2-JM Bidang Cipta

Karya

Mekanisme penyusunan dan penilaian RPI2-JM Bidang Cipta Karya

dipaparkan dalam 3 (tiga) bagian, yaitu hubungan kerja penyusunan RPI2-JM

Bidang Cipta Karya, langkah penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, serta

Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

1.7.1. Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya kota pada dasarnya melibatkan

pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kota. Pemerintah pusat,

dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina. Sedangkan,

pemerintah provinsi berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah kota merupakan

penyusun dari dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

Di dalam mekanisme penyusunan RPI2-JM Cipta Karya terdapat unit

pelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas

RPI2-JM/Randal, melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya, yang terdiri

dari pejabat yang mewakili Direktorat Bina Program, Direktorat Pengembangan

Permukiman, Direktorat Tata Bangunan dan Lingkungan, Direktortat

Pengembangan Air Minum, Direktorat Pengembangan PLP, dan Sekretariat

Ditjen Cipta Karya. Untuk kemudahan komunikasi dan koordinasi, pada struktur

Satgas terdapat juga Koordinator Wilayah (Korwil) Sumatera, Jawa, Kalimantan,

Sulawesi, dan Papua-Maluku.

Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPI2-JM yang berfungsi

memfasilitasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kota dalam penyusunan

RPI2-JM. Satgas Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun

anggotanya terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD,

Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan Satker-Satker Cipta

Karya Provinsi.

Sementara di tingkat kabupaten/kota, dibentuk satgas RPI2-JM

Kabupaten/Kota yang bertugas menyusun RPI2-JM. Satgas dibentuk dengan SK

Bupati/Walikota dengan anggota terdiri dari unsur Bappeda, Dinas

PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta

Karya, dan PDAM. Gambar 1.3 memaparkan Keterkaitan Organisasi

(11)

Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2014

Gambar 1. 3 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Dengan melibatkan seluruh stakeholder pada penyusunan RPI2-JM

Bidang Cipta Karya, diharapkan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya

dapat berjalan dengan efisien dan efektif dalam rangka mewujudkan permukiman

yang layak huni dan berkelanjutan.

1.7.2. Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Dalam penyusunannya, RPI2-JM Bidang Cipta Karya harus mengacu

pada dokumen perencanaan yang ada, baik dokumen pembangunan nasional,

perencanaan sektoral, maupun perencanaan spasial. Gambar 1.4 memaparkan

(12)

Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2014

Gambar 1. 4 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Dari Gambar 1.4 dapat dilihat bahwa seluruh anggota Satgas, baik di

tingkat Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota memiliki peran penting dalam

penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Prinsip bottom up planning cukup kental pada penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ini, agar rencana yang

dihasilkan sesuai dengan kebutuhan infrastruktur Bidang Cipta Karya di daerah,

(13)

1.7.3. Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Kelayakan suatu dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya perlu dinilai

untuk meningkatkan kualitas substansi dokumen tersebut. Penilaian kelayakan

tersebut menggunakan metode skoring, dimana masing – masing kriteria

kelayakan telah ditetapkan bobot/nilainya. Indikator Penilaian Dokumen RPI2-JM

dinilai dari beberapa kriteria yaitu:

a. Kelengkapan Dokumen

Penilaian kelengkapan dokumen dilihat dari legalisasi dokumen RPI2-JM

oleh Walikota, dan outline dokumen yang sesuai dengan buku pedoman

penyusunan RPI2-JM.

b. Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dan Kawasan

Penilaian terhadap kelayakan rencana dilihat dari keterpaduan strategi

yang tertuang pada dokumen perencanaan pembangunan nasional

(RPJPN, RPJMN, peraturan perundangan Bidang Cipta Karya),

perencanaan spasial (RTRWN, RTR Pulau, RTRWP, RTRW KSN, dan

RTRW Kabupaten/Kota), dan perencanaan pengembangan kawasan

khusus (MP3EI dan KEK).

c. Kelayakan Program

Penilaian terhadap kelayakan program dalam rencana program investasi

sektor pengembangan permukiman, rencana program investasi sektor

PBL, rencana program investasi sektor PLP, rencana program investasi

sektor SPAM.

d. Kelayakan Lingkungan dan Sosial

Penilaian terkait aspek perlindungan sosial dan lingkungan dalam

pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya.

e. Kelayakan Pendanaan

Penilaian kelayakan dan kesesuaian anggaran untuk program/kegiatan

RPI2-JM serta pemanfaatan multi sumber pendanaan.

f. Kelayakan Kelembagaan

Penilaian kelayakan kelembagaan dilihat dari kesiapan kelembagaan

untuk menyusun dan mengelola implementasi RPI2-JM di daerah.

g. Matriks Program

Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dari penetapan prioritas program dan

matriks program berdasarkan entitas yang tertuangdalam RPI2-JM

Gambar

Gambar 1. 1 Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada Sistem Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Gambar 1. 3 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Gambar 1. 4 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Referensi

Dokumen terkait

Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum dan Dokumen Perencanaan Pembangunan di Daerah. Pada

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2- JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman

MATRIKS RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA BERDASARKAN ENTITAS. 1 Telah memuat Rencana Terpadu dan Program

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Simeulue merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur

Untuk itu Pemerintah Kota Salatiga menyusun Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya yang diharapkan mampu

melalui RPI2-JM Bidang Cipta Karya, memuat rencana investasi yang melibatkan. Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota,