• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAGEMEN INVENTORI UNTUK MENGANTISIPASI RENCANA KENAIKAN HARGA YANG DIKETAHUI (KNOW PRICE INCREASES) DENGAN KETERBATASAN MODAL KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANAGEMEN INVENTORI UNTUK MENGANTISIPASI RENCANA KENAIKAN HARGA YANG DIKETAHUI (KNOW PRICE INCREASES) DENGAN KETERBATASAN MODAL KERJA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

107

MANAGEMEN INVENTORI UNTUK MENGANTISIPASI RENCANA KENAIKAN HARGA YANG DIKETAHUI (KNOW PRICE INCREASES)

DENGAN KETERBATASAN MODAL KERJA Oleh :

Suprajono

Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Magelang

ABSTRACT

A supplier may announce that a price increase for an item will take place on some future date. The logical response is to order additional units to take advantage of the lower (present) price. Known price increases may indicate the need to increase the order size. If working capital restrictions limit the size of order then the increasing in order size need to be adjusted. This paper will describe inventory management in known price increases situation with working capital restriction.

Keywords: Known price Increases, Optimal Order Quantity, LIMIT model, working capital

A. Pendahuluan

Pada lingkungan bisnis yang ketat, seringkali supplier memiliki kebijakan baik yang menguntungkan maupun yang merugikan bagi pembeli/perusahaan. Salah satu kebijaksanaan yang berdampak merugikan adalah adanya rencana kenaikan harga suatu bahan / produk. Hal ini harus direspon secara logis oleh pihak pembeli untuk mengambil keuntungan sebelum kenaikan harga terjadi. Pemesanan dalam jumlah besar adalah respon logis untuk mendapatkan keuntungan sebelum kenaikan harga. Namun terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menaikkan jumlah order, antara lain meningkatnya kebutuhan modal kerja, luas gudang, perubahan jumlah permintaan konsumen, perubahan teknologi dan umur pakai (Shelf Life). Paper ini akan membahas system

pengendalian inventori bila terdapat rencana kenikan harga dari supplier dan bila modal kerja terbatas.

B. Model Matematis Known Price Increases

Bila harga suatu item adalah P dan akan naik sebesar k sejak saat t1, maka harga beli untuk item tersebut adalah sebesar P sebelum saat t1 dan menjadi (P+k) sesudah saat t1. Order quantity sebelum dan sesudah kenaikan harga diberikan dalam persamaan (1) dan persamaan (2)

Q* = 2

PF CR

= EO Q (sebelum kenaikan harga)………..(1)

Q*a= F k P CR ) ( 2 + = Q* P k P

(2)

108

Bila lead time pemesanan adalah nol, maka system inventori dengan kenaikan

harga digambarkan pada gambar 1. Spesial order sebesar Q) akan dilakukan pada saat t1,

ketika posisi stok sebesar q. Pemesanan berikutnya pada saat t3 yaitu periode sesudah (Q)+ q)/R. Biaya inventori total dihitung dengan persamaan berikut (Tersine, 1994): Total cost = purcase cost + holding cost + order cost.

q Q) Q) q q TCs = PQ)+ Q)PF— + — PF — + — PF — + C R 2 R 2 R PFqQ) PFQ)2 PFq2 = PQ)+ + + + C………..(3) R 2R 2R Q) Q* Qa* q t1 t2 t3 TIME

Bila tidak ada special order selama periode (Q) + q)/R, biaya total ketika semua order

dibeli dengan harga (p+k) adalah sebagai berikut:

Q a* Q) q q C Q) TCn = (P + k)Q)+ — (P + k)F — + — PF — + 2 R 2 R Q a* (P + k ) Q a* Q) PFq2 CQ) =(P + k)Q)+ + + 2R 2R Q a* Q UAN TI TY

(3)

109

(P + k)F Q a*Q) PFq2

= (P + k)Q)+ + ………..(4)

R 2R Dengan

k = Kenaikan harga (known price increase)

P = Harga beli C = Biaya pesan

F = Persentase biaya simpan pertahun R = Permintaan pertahun

q = Posisi stok ketika special order dilakukan

Q* = Eqonomic order quantitiy sebelum kenaikan harga

Qa* = Economic order quantity sesudah the price increase Q) = Ukuran special order

Q)/Qa* = Jumlah pemesana n selama periode t2 sampai t3

Untuk menemukan optimal special order size (Q)*), perbedaan dalam total cost harus

dimaksimasikan dan diturunkan terhadap Q dan disamakan dengan nol, sebagai berikut:

g = TCn – TCs = Penghematan biaya karena adanya special order (P + k)F Q a* PFq PFQ)2 = k + - Q) - - C R R 2R dg (P + k)FQ a* PFq PF Q) — = k + - - =0 dQ) R R R kR (P + k) Q a* Q)* = — + - q PF P

Dengan mengganti Q) menjadi Q)* dalam rumus g, penghematan biaya

didapatkan dalam persamaan berikut:

P Q)* 2 Q)* 2

g* = C -1 = C -1 ………..(5) P + k Qa* Q*

(4)

110

Special order sebesar Q)* hanya dilakukan bila penghematan biaya inventory lebih

besar dari 0 (g* > 0), ini terjadi hanya bila Q)* / Q* lebih besar dari 1.

C. Pendekatan Limit Untuk Sistem Inventori Dengan Kendala Modal Kerja

Harty, Plossl dan Wight (1963 dalam Fogarty, 1991, Narasimhan, 1995) memperkenalkan teknik optimasi kuantitas pemesanan dengan jumlah order / set up yang terbatas. Teknik ini disebut LIMIT (Lot size Inventory Managtement

Interpolation Technique). Hoffmann (1964) memperluas pendekatan LIMIT untuk

situasi dimana kebutuhan investasi (pada saat jumlah pemesanan sama dengan

Eqonomic Order Quantity (EOQ) melebihi anggaran modal / investasi yang

tersedia. Teknik LIMIT menentukan hubungan antara Jumlah investasi yang dibutuhkan (pada saat jumlah pemesanan sama dengan EOQ dan jumlah investasi yang tersedia. Pada saat terjadi keterbatasan investasi, kuantitas pemesanan optimum direvisi dengan cara mengalikan EOQ dengan proporsi (factor tertentu) agar jumlah yang diperlukan tidak melebihi jumlah investasi yang tersedia sebagaimana diberikan dalam persamaan (6).

Q* = BQj*/ ∑ CjQj* = ( B/E)Qj* …..(6) Dengan E = Kebutuhan investasi / modal kerja B = Ketersediaan investasi / modal kerja

Untuk kondisi keterbatasan investasi, Proporsi (multiplier) adalah perbandingan antara jumlah investasi yang tersedia dengan investasi yang dibutuhkan oleh EOQ.

D. Contoh Kasus

Berikut diberikan data hipotetik dari kebutuhan tiga item yang akan dibeli oleh sebuah perusahaan beserta data biaya yang terkait dengan inventori yang diberikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Data kebutuhan dan harga per unit

Item Kebutuhan / th Harga / unit

1 8000 Rp.10.000

2 6000 Rp.30.000

3 7000 Rp.25.000

Dengan biaya pesan sebesar Rp. 20.000 dan persentase biaya simpan 3% dari nilai barang yang disimpan pertahun. Direncanakan terjadi kenaikan harga beli pada item 1 menjadi Rp. 11.000 per unit dan mulai diberlakukan efektif tanggal 1 Januari. Diasumsikan bahwa jumlah stok / inventori modal kerja yang tersedia Rp. 40.000.000. Rencana kenaikan ini akan di antisipasi dengan melakukan pembelian pada tanggal 31 Desember (satu hari sebelum kenaikan harga terjadi) dan jumlah inventori saat ini adalah 400 unit yang ada di gudang. Lead time pemesanan 2 minggu. Berikut adalah

perhitungan jumlah pembelian (Order Quantity), reonder point dan beberapa

perhitungan lainnya.

(5)

111

Economic order quantity sebelum kenaikan harga :

2CR

Q* = = EOQ PF

Q* = √ (2. 20000. 8000 / 10000.0.3) Q* = 326

Eqononic order quantity sesudah kenaikan harga:

Qa* = √ (2.20.000. 8000/11.000.0.3) Qa* = 311 unit

Kuantitas special order:

Q)* = (1000 . 8000)/(10.000 . 0.3) +11000 . 311/ 10000 – (400 – 308) Q)* = 3657 unit

Penghematan biaya dengan adanya special order :

g* = 20000[(3657/326)2 – 1] = Rp. 2.488.800

Kuantitas ini akan digunakan selama 0.45 tahun (3657/8000)atau selama 5,4 bulan . Selanjunya jumlah pemesanan sama dengan 311 unit.

Perhitungan special order dengan adanya keterbatasan investasi.

Dengan adanya kendala jumlah investasi yang tersedia yaitu Rp. 40.000.000 maka akan digunakan pendekatan LIMIT untuk mengetahui apakah rencana pembelian layak dilakukan.

Tabel 2 memberikan jumlah kebutuhan investasi untuk pembelian item1, item2 dan item3.

Tabel 2. Kebutuhan investasi Jenis

item EOQ* Cj Kebutuhan Investasi 1 3657 Rp. 10.000 Rp. 36.570.000

2 163 Rp. 30.000 Rp. 4.890.000 3 193 Rp. 25.000 Rp. 4.825.000

Rp. 46.285.000

Karena kebutuhan investasi melebihi ketersediaannya maka dilakukan modifikasi EOQ dengan pendekatan LIMIT dengan menggunakan persamaan (6). Nilai (EOQ) baru yang sesuai dengan ketersediaan investasi diberikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Perhitungan Kuantitas Order Yang Feasible

Jenis item B/E x EOQ* EOQ* feasible Kebutuhan investasi

1 0.864 x 3657 3160 Rp. 31.600.000

2 0.864 x 163 141 Rp. 4.230.000

3 0.864 x 193 166 Rp. 4.150.000

(6)

112

Sehingga jumlah order untuk item 1 akan turun menyesuaikan terhadap ketersediaan investasi.

E. Kesimpulan

Respon logis dari adanya rencana kenaikan harga oleh supplier adalah dengan membeli bahan / produk dengan jumlah besar untuk mengambil keuntungan sebelum kenaikan harga terjadi. Pembelian khusus ini (special order) ini akan mengakibatkan

kebutuhan investasi yang lebih besar dari kondisi normal. Bila terdapat keterbatasan jumlah investasi maka perlu dilakukan penyesuaian terhadap kuantitas order. Pendekatan LIMIT dapat digunakan untuk menentukan jumlah pemesanan optimum bila dalam system terdapat kendala keterbatasan investasi .

Daftar Pustaka

Elsayed,E.(1994), Analysis And Control Of Production Systems. Second edition. Prentice-Hall International,Inc, New Jersey.

Fogarty,D.(1991). Production And Inventory Management. Second edition. South Western Publishing Co.Cicinnati,Ohio.

Narasimhan,S.(1995). Production Planning andInventory Control. Second edition.Prentice-Hall International,Inc,New Jersey.

Tersine,R.(1994). Principles Of Inventory And Materials Management. Fourth edition. Prentice-Hall International,Inc,New Jersey.

Gambar

Tabel 2 memberikan jumlah kebutuhan investasi untuk pembelian item1,  item2 dan

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah fungsi dikatakan kontinu bagian demi bagian ( piecewise continous ) dalam sebuah interval

Menurut Soeharjo dan Patong (1973), pendapatan dalam usaha tani merupakan selisih antara biaya yang dikeluarkan dengan penerimaan yang diperoleh dalam suatu kegiatan untuk

Berdasarkan hasil penelitian selanjutnya, peningkatan ukuran diameter pulau langerhans, yang terlihat pada mencit di kelompok perlakuan dengan dosis 0.47 mg/mL adalah yang

Konsep desain perancangan interior Panti Asuhan Kasih Mulia Sejati diperoleh dari mind mapping yaitu “Harmony in Unity”, ini dipilih karena ingin membentuk

Etos kerja aparatur yang dimaksudkan disini adalah kegiatan atau upaya-upaya untuk menggali dan menerapkan nilai-nilai positif dalam organisasi/instansi Pemerintah yang

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwasannya hasil penelitian menunjukkan bahwa jenjang

Seperti terlihat pada gambar 1 dan 2 bahwa semakin besar jumlah pemberian tepung daun kelor, maka akan semakin besar pula jumlah penurunan kadar glukosa darah dan MDA

Perkembangan SI dengan adanya SI lokal ini maka anggota SI secara keseluruhan bertambah. 22 Maka dilihat dari aspek inilah dibentuklah CSI, seperti yang sudah