• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI PANCAR ( SPRINKLER IRRIGATION PADA TANAMAN CABAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI PANCAR ( SPRINKLER IRRIGATION PADA TANAMAN CABAI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI PANCAR (SPRINKLER IRRIGATION) PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) DI DESA SUMBERKIMA KECAMATAN GEROKGAK KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI Dona Dwi Luckytasari., Jadfan Sidqi Fidari, ST., MT., Dr. Ir. Endang Purwati, MP.

Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mt. Haryono 167 Malang 65145 Indonesia

Email: donadwi.luckytasari@gmail.com

ABSTRAK

Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng merupakan daerah dimana pada musim kemarau mengalami kesulitan akan ketersediaan air untuk irigasi, pada musim kemarau sawah tidak ditanami karena kekurangan air. Oleh karena itu, Balai Wilayah Sungai Bali Penida (BWS Bali Penida) membuat sumur produksi SBK – 115 dengan melakukan pengeboran sumur-dalam. Diperlukan suatu sistem pengembangan jaringan irigasi yang efektif dan efisien, yaitu irigasi pancar untuk memaksimalkan ketersediaan air yang ada.Tujuan dari studi ini adalah merencanakan sistem irigasi pancar untuk tanaman cabai (Capsicum annum L.), untuk menghitung kebutuhan air tanaman cabai, desain layout jaringan irigasi pancar, tipe pompa yang sesuai serta rencana anggaran biayanya. Perencanaan jaringan irigasi pancar ini dilakukan pada petak satu menggunakan sprinkler tipe Naan 233B sebanyak 36 buah, dengan diameter pembasahan 36 m, jarak anter lateral dan sprinkler 18 x 18 m. Kebutuhan air irigasi setiap pemberian air adalah 37,93 mm. Waktu pemberian irigasi maksimum adalah 5,55 jam, dengan interval irigasi 4,06 harian. Tinggi Tekan Total (TDH) yang diperlukan sebesar 30,6 m. Pertimbangan pemenuhan kebutuhan TDH lebih besar, dipilih jenis pompa yang memiliki BHP sebesar 7,5 kW, dengan total head 40 m. Jadwal pemberian air bervariasi antara 1,39 – 5,55 jam dengan interval 1 – 5 harian, Total anggaran biaya perencanaan jaringan irigasi pancar adalah Rp. 344.367.100,-

Kata kunci: irigasi pancar, desa sumberkima, sprinkler

ABSTRACT

The village of Sumberkima, District of Gerokgak, Buleleng is an area in dry season has difficulty of water for irrigation. Therefore, Balai Wilayah Sungai Bali Penida (BWS Bali Penida) drilling a production well. Effective and efficient irrigation systems needed to maximize existing water are sprinkler irrigation. The purpose of this study is to design of sprinkler irrigation sistem for chili (Capsicum annum L.), calculate the amount of irrigation water requirements, sprinkler irrigation network planning, plan the pump type and calculate the budget plan required to build these sprinkler irrigation network. Designing sprinkler irrigation system in the plot one that will be used is Naan 233B as much as 36 units, wetting diameter of 36 m, the distance between the lateral and sprinkler 18 x 18 m. Irrigation water requirement is 37,93 mm/ application. Time of the maximum irrigation is 5,55 hours, with the maximum irrigation interval is 5 days, total dynamic head (TDH) required is 30,6 m. Considering to fulfillmrnt greater requirement, the selected pump will be has a 7,5 kW BHP, with total head 40 m. Schedule of irrigation water supply is designed based on the needs of water per growth period between 1,39 to 5,55 hours with an interval of 1 to 5 days. The total budget cost of sprinkler irrigation network is Rp. 344.367.100,-.

(2)

PENDAHULUAN

Irigasi permukaan (surface irrigation) diterapkan di Indonesia karena dulu jumlah air di lahan pertanian masih melimpah, sedangkan kondisi saat ini yang ada jumlah air semakin berkurang.

Sistem irigasi yang meningkatkan

efektifitas dan efisiensi penggunaan air adalah satu solusi yang dibutuhkan agar lahan tetap produktif, salah satunya adalah sistem irigasi pancar (sprinkler irrigation).

Irigasi pancar (sprinkler irrigation)

merupakan pemberian air pada

permukaan tanah dalam bentuk percikan air seperti pancar hujan (Hansen et al., 1979). Pemberian percikan air dilakukan dengan cara mengalirkan air bertekanan melalui lubang kecil (sprinkler/nozzle). Tekanan didapat dari pemompaan sumber air. Untuk mendapat aliran yang seragam diperlukan pemilihan ukuran sprinkler, tekanan operasional, spacing atau jarak antar sprinkler yang sesuai.

Perencanaan jaringan irigasi pancar

dalam pengembanganya mempunyai

syarat, yaitu air yang cukup baik

kualitasnya dan sesuai untuk

pertumbuhan tanaman.

Sistem irigasi pancar pada umumnya

diterapkan pada tanaman yang

mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Tanaman dengan nilai ekonomi yang cukup tinggi salah satunya adalah tanaman cabai (Capsicum sp). Pusat data dan sistem informasi pertanian seketariat

jendral kementrian tahun 2016

menyebutkan volume ekspor cabai dari tahun 2000-2016 cenderung meningkat

dengan rata-rata laju pertumbuhan

sebesar 12,36% per tahun.

Penelitian ini dengan maksud

merencanakan sistem irigasi pancar (sprinkler irrigation) untuk tanaman cabai merah besar (Capsicum annum L.) di lahan terbuka pada jaringan irigasi (SBK – 115) di Desa Sumberkima, Kecamatan Grogok, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Diantaranya untuk mengetahui

desain layout jaringan irigasi pancar, kebutuhan kapasitas jaringan irigasi pancar, serta tipe pompa yang sesuai untuk perencanaan sistem irigasi pancar tersebut.

METODE

Pada perencanaan jaringan irigasi

pancar terdapat beberapa langkah.

Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

Kebutuhan Air Tanaman

Air irigasi yang diberikan ditentukan berdasarkan kapasitas menahan air dari tanah yang menunjukkan jumlah air yang

tersedia (TAM, Total Available

Moisture) serta penyerapan air oleh tanaman. Jumlah air tanah tersedia, yangmerupakan selisih antara kapasitas lapang dengan titik layu permanen, untuk beberapa jenis tanah ditunjukkan pada Tabel 1. Akan tetapi air irigasi harus segera diberikan sebelum kadar air tanah mencapai titik layu permanen, yang disebut dengan deficit air dibolehkan (MAD, Management Allowed Depletion) pada Tabel 2.

Tanaman cabai mempunyai

kedalaman akar antara 0,2 – 0,4 m, dan deplesi lengas tanah direkomendasikan sebesar 25-40%.

a. Kedalaman Bersih Irigasi (d)

Kedalaman bersih air irigasi dapat dihitung dengan rumus :

(1) dengan :

d = total sisa ketersediaan air tanah

yang diijinkan (mm)

TAM = total air dalam tanah tersedia (mm/m)

MAD = kadar air tanah yang diijinkan (%)

D = kedalaman akar tanaman (m)

b. Kedalaman Kotor Irigasi (dg)

Kedalaman air irigasi kotor (dg) pada

irigasi pancar yang sudah

(3)

Kisaran (mm/m)

Rata - rata (mm/m)

Sangat kasar - pasir sangat kasar 33 - 62 42

Kasar- pasir kasar, pasir halus dan pasir berlempung 62 - 104 83

Agak kasar - lempung berpasir 104 - 145 125

Sedang - lempug berpasir sangat halur, lempung dan

lempung berdebu 125 - 192 167

Agak halus - lempung berliat, lempung liat berdebu dan

lempung liat berpasir 145 - 208 183

Halus - liat berpasir, liat berdebu dan liat 133 - 208 192

Gambut 167 - 250 208

Sumber: Sapei, A. 2006

Tabel 1 Jumlah Air Tanah Tersedia (Total Available Moisture,TAM)

Tekstur

Kapasitas Menahan Air

MAD (%) Kedalaman Akar

25 - 40 Tanaman dengan perakaran dangkal ( < 0,8 m )

40 - 50 Tanaman dengan perakaran sedang ( 0,8 -1,5 m )

50 Tanaman dengan perakaran dalam ( > 1,5 m ) Tabel 2 Kadar Air Diijinkan (MAD)

Sumber: Keller and Blieser, 1990

System / Method Ea (%)

Earth Canal Network Surface Method 40 - 50 Line Canal Network Surface Method 50 - 60 Pressure Piped Network Surface Method 65 - 75

Hose Irrigation System 70 -80

Low - Medium Pressure Sprinkler System 75 Microsprinkler, Micro-jets, Minisprinkler 75 - 85

Drip Irrigation 80 - 90

Sumber: Technical Handbook on Pressurized, FAO Tabel 3. Perkiraan Efisiensi Irigasi

dan efisiensi irigasi itu sendiri dapat dirumuskan sebagai berikut :

(2)

dengan :

dg = kedalaman air irigasi kotor

(mm)

d = kedalaman bersih irigasi (mm)

Ea = efisiensi aplikasi irigasi (%)

c. Interval Irigasi Maksimum (Imax)

Penentuan interval permberian air

maksimum (Imax), hal ini untuk

merencanakan jadwal pemindahan pipa lateral dengan persamaan :

(3)

dengan :

Imax = Interval irigasi maksimum (hari)

d = kedalaman bersih (mm)

ETc = evapotranspirasi puncak

tanaman (mm/hari)

d. Kebutuhan Air Irigasi Kotor (Ig)

Kebutuhan air irigasi pancar selama interval pemberian air irigasi (Ig) dengan rumus :

(4) dengan :

Ig = kebutuhan air irigasi (mm/jam)

Imax = irigasi maksimum (hari)

ETc = evapotranspirasi puncak

tanaman (mm/hari)

(4)

e. Debit Sprinkler

Debit sprinkler dihitung dengan rumus aliran pada orifice (Toricelli):

Q = √ (5) dengan:

C = koefisien debit (0,96)

ɑ = luas penampang nozzle (lubang

sprinkler) (m2)

g = gravitasi (m/det)

h = tekanan pada sprinkler/nozzle

(m)

f. Laju Pemberian Air (I)

Laju pemberian air pada sprinkler

untuk irigasi pancar dapat didekati dengan persamaan:

(6) dengan :

I = laju penyiraman (mm/jam)

q = debit sprinkler (l/dt)

S1 = jarak antara sprinkler (m)

S2 = jarak antar pipa lateral (m)

g. Lama Pemberian Air (t)

Lama pemberian air irigasi

sebaiknya tidak melebihi dari 90 % waktu yang tersedia dalam satu hari ( 24 jam ) dan dihitung dengan rumus :

(7)

dengan :

t = waktu operasi (jam)

dg = kebutuhan air irigasi (mm)

I = laju penyiraman (mm)

Tata Letak dan Desain Layout Jaringan Irigasi Pancar

a. Jarak Pancar

Panjang jarak pancar direncankan.

Dari jarak pancar yang sudah

direncanakan dapat dihitung kecepatan awal pada sprinkler. Kecepatan awal dapat dihitung dengan rumus :

(8)

dengan:

g = konstanta 9,81

L = jarak pancar, direncanakan (m)

 = sudut 45o

b. Kecepatan dan Tinggi Pancaran

Rumus kecepatan pancaran :

√ ( ) (9) dengan

cv = koefisien kecepatan (0,82)

P = tekanan yang diperlukan

V = kecepatan yang ditimbulkan

akibat panjang pancaran (m) Rumus tinggi pancaran:

(10) dengan :

Vz = kecepatan vertikal

g = 9,81

Hidrolika Jaringan Irigasi Pancar

Kehilangan tinggi tekan pada

perencanaan irigasi pancar dimulai dari kehilangan tinggi tekan dari sprinkler sampai pipa utama. Dalam perhitungan kehilangan tinggi tekan terdiri dari kehilangan tinggi tekan karena gesekan dan karena faktor sambungan, belokan, penyempitan dan lain-lain.

a. Kehilangan Tinggi Tekan Mayor

(Major Loses)

Tinggi tekan mayor pada riser, pipa lateral dan pipa utama yaitu tinggi tekan karena gesekan yang terjadi dalam pipa. Perhitungan kehilangan head akibat mayor loses dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Sapei A, 2006):

Untuk pipa kecil (< 125 mm),

(11)

Untuk pipa besar (> 125 mm)

(12)

Kehilangan head akibat gesekan :

(13)

(14)

dengan:

J = gradient kehilangan head

(5)

D

/D

0.0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1.0

km

0.50

0.45

0.42

0.39

0.36

0.33

0.28

0.22

0.15

0.09

0.00

Tabel 5. Koefisien Kehilangan Head Pada Penyempitan Diameter Pipa

Sumber : Dadang Ridwan, 2014

15° 30° 45° 60° 90°

Halus 0.042 0.13 0.236 0.471 1.129

Kasar 0.062 0.165 0.32 0.684 1.126

Dinding α

Tabel 4. Koefisien Kehilangan Head Pada Belokan Pipa

Sumber : Dadang Ridwan, 2014

F = koefisien reduksi

N = jumlah lateral ataupu sprinkler

L = panjang pipa (m)

b. Kehilangan Tinggi Tekan Mayor

(Major Loses)

Kerugian pada belokan dan

sambungan pipa dapat dihitung dengan persamaan : (Sapei A, 2006)

(14) dengan:

Hf2 = head loss pada belokan (m)

v = kecepatan aliran (m/dt)

k = koefisien kerugian pada belokan

atau sambungan

g = percepatan gravitasi (9,8 m/dt)

Kecepatan aliran dapat dihitung dengan menggunakan rumus

(15)

dengan :

V = kecepatan aliran (m/dt)

Q = debit dalam aliran (m3/det)

A = luas dalam pipa (m2)

Kehilangan head akibat penyempitan

diameter pipa dapat dihitung

menggunakan rumus sebagai berikut:

(16)

dengan:

Hf2 = head loss pada belokan (m)

v = kecepatan aliran (m/dt)

k = koefisien kerugian pada belokan

atau sambungan

g = percepatan gravitasi (9,8 m/dt)

Untuk koefisien kehilangan (K) karena belokan pipa ditabelkan pada

Tabel 4. Untuk koefisien pada

penyempitan ditabelkan pada Tabel 5.

Total Dynamic Head (TDH)

Besarnya total dynamic head (TDH)

dihitung dengan persamaan (Sapei A, 2006):

(17)

dengan :

SH = beda elevasi sumber air dengan

pompa (m)

E = beda elevasi pompa dengan

lahan tertinggi (m)

Hf1 = kehilangan head akibat gesekan

sepanjang pipa penyaluran dan distribusi (m)

Hm = kehilangan head pada

sambungan-sambungan dan ketup (m)

Hf2 = kehilangan head pada sub unit

(m), besarnya 20% dari Ha Hv = Velocity head (m), besarnya 0,3

m

He = tekanan operasi emitter (m)

Hs = head untuk faktor keamanan

(m), besarnya 20% dari total

(6)

Periode Tumbuh Lama (Bulan) Nilai Kc Awal 1 0.30 Vegetatif 1 0.60 Pembungaan 1 0.95 Pembuahan 1 0.85 Pemasakan 2 0.80

Sumber: Doorenbos dan Pruitt, 1997

Tabel 6. Koefisien Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.)

Pompa

Besarnya tenaga yang diperlukan untuk pemompaan air tergantung pada debit pemompaan, total head dan

efisiensi pemompaan yang secara

matematis ditujukan pada persamaan berikut:

(18) dengan :

BHP (Broke Horse Power) = tenaga penggerak (kW)

Q = debit pemompaan (l/dt)

TDH = total dinamic head (m)

C = faktor koreksi sebesar 102,0

Ep = efisiensi pemompaan (60% -

70%)

Jadwal Pemberian Air Irigasi

Pemberian air irigasi pada irigasi

pancar diberikan setiap periode

tanamannya. Dengan diketahuinya

kedalaman akar, koefisien tanaman serta evapotranspirasi puncak pada setiapfase

pertumbuhan tanaman maka dapat

diketahui interval dan waktu yang tepat buat pemberian air irigasi pada tanaman

sesuai dengan fase pertumbuhannaya.

Analisa Rencana Anggaran Biaya

Rencana anggaran biaya (RAB) secara umum merupakan keseluruhan biaya yang akan dianggarkan pada suatu proyek. Rancanagan anggaran biaya (RAB) terdiri dari tiga (3) aspek utama yaitu, merencanakan bentuk bangunan yang memenuhi syarat, menentukan

biaya dan menyusun tata cara

pelaksanaan teknis dan administratif. Anggaran biaya setiap daerah

berbeda-beda karena perberbeda-bedaan harga bahan dan upah tenaga kerja.

HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Studi

Lokasi perencanaan terletak di Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Sumber air irigasi direncanakan berasal dari Sumur SBK – 115, kemudian didistribusikan melalui jaringan irigasi pancar menuju lahan persawahan seluas 20,51 ha yang

dibagi menjadi 16 petak sawah. Pada

perencanaan jaringan irigasi pancar diambil satu contoh petak, yaitu petak 1 dengan luas 1,33 hektar. Berikut adalah gambar lokasi dan pembagian petak sawah. Disajikan pada Gambar 1 dan Gambar 2.

Gambar 1. Lokasi Studi

Gambar 2. Pembagian Petak Lokasi Sumur

(7)

Suhu Udara Rerata (OC) ea (mbar) w f(t) Rh ed (mbar) ea-ed (mbar) f (ed) Ra (mm/hari) n/N Rs (mm/hari) f ( n/N ) u (m/dt) f(u) Rn1 (mm/hari) Eto* (mm/hari) c Eto (mm/hari) [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] Januari 28.15 38.14 0.77 16.33 0.81 30.90 7.24 0.10 16.10 0.26 6.29 0.33 1.03 0.51 0.52 4.08 1.1 4.49 Februari 37.43 59.03 0.82 18.19 0.79 46.89 12.14 0.04 16.08 0.20 5.79 0.28 1.54 0.63 0.20 4.78 1.1 5.26 Maret 28.52 38.96 0.77 16.40 0.70 27.36 11.60 0.11 15.47 0.70 9.72 0.73 1.54 0.63 1.32 6.28 1.0 6.28 April 29.28 40.69 0.78 16.56 0.70 28.39 12.30 0.11 14.33 0.57 7.99 0.61 1.54 0.63 1.07 5.55 0.9 5.00 Mei 28.89 39.81 0.77 16.48 0.68 26.91 12.91 0.11 13.02 0.77 8.65 0.79 1.54 0.63 1.46 5.73 0.9 5.16 Juni 28.51 38.94 0.77 16.40 0.58 22.73 16.21 0.13 12.43 0.66 7.55 0.69 2.06 0.75 1.48 5.99 0.9 5.39 Juli 28.32 38.52 0.77 16.36 0.64 24.64 13.88 0.12 12.55 0.69 7.84 0.72 2.06 0.75 1.44 5.80 0.9 5.22 Agustus 28.11 38.05 0.77 16.32 0.64 24.19 13.86 0.12 13.45 0.71 8.50 0.74 1.03 0.51 1.49 5.39 1.0 5.39 September 28.76 39.52 0.77 16.45 0.63 24.76 14.75 0.12 14.64 0.81 10.03 0.83 1.54 0.63 1.64 6.65 1.1 7.32 Oktober 29.37 40.89 0.78 16.57 0.64 26.01 14.88 0.12 15.60 0.96 11.97 0.96 1.03 0.51 1.84 7.24 1.1 7.96 November 29.05 40.17 0.78 16.51 0.66 26.38 13.79 0.11 15.93 0.72 10.14 0.74 1.54 0.63 1.40 6.76 1.1 7.44 Desember 29.43 41.03 0.78 16.59 0.72 29.45 11.58 0.10 16.00 0.44 7.77 0.49 1.54 0.63 0.83 5.51 1.1 6.06

Tabel 7. Perhitungan Evapotranspirasi (Eto)Dengan Metode Penman Modifikasi

Bulan

Sumber: Data dan perhitungan

Kebutuhan Air Irigasi Pancar Sifat Fisik Tanah

Sifat tanah dari hasil pengamatan yang dilakukan di Desa Sumberkima didapatkan jenis tanah alluvial coklat kelabu dan tekstur tanahnya liat berpasir.

Kebutuhan Air Tanaman

Kebutuhan air irigasi pancar selama pemberian pada interval irigasi dengan

memperhitungkan..evapotranspirasi.

tana-man puncak (ETc) yang diperoleh dari evapotranspirasi (ETo) acuan (Tabel 7) dikalikan dengan koefisien tanaman (Tabel 8) dan efisiensi irigasi (Ea) merupakan kebutuhan air irigasi kotor (Ig).

Besarnya air irigasi ditentukan

berdasarkan kapasitas menahan air dari tanah yang menunjukkan jumlah air tanah tersedia (Tabel 1) serta penyerapan air oleh tanaman. Air irigasi harus segera diberikan sebelum kadar air tanah mencapai titik layu permanen, yang disebut dengan kadar air yang diijinkan (MAD) pada Tabel 2. Nilai-nilai faktor rancangan disajikan pada Tabel 9.

Tata Letak dan Desain Layout Jaringan Irigasi Pancar

Penentuan tata letak jaringan irigasi pancar berdasarkan komponen-komponen yang dibutuhkan. Dimana komponen-komponen tersebut terdiri dari pompa, tampungan, katup pengukur aliran, filter, pipa utama, pipa lateral, dan sprinkler. Pipa yang digunakan adalah pipa PVC yang spesifikasinya pada Tabel 10.

Perencanaan Tata Letak Jaringan Irigasi Pancar

Perencanaan tata letak dan desain sprinkler pada jaringan irigasi pancar

meliputi perencanaan jarak antar

sprinkler, jarak pipa antar lateral,

sehingga, selanjutnya direncanakan

jumlah sprinkler dan diketahui debit per

sprinkler. setelah diketahui debit

sprinkler maka dapat ditentukan jenis sprinkler dan spesifikasinya.

Jarak sprinkler dan jarak lateral direncanakan 18 m x 18 m dengan jarak pancar (L) yang direncanakan adalah 18 m. Dengan sudut perpancaran sebesar

45o. Dengan persamaan (8) dapat

dihitung kecepatan pancaran yang keluar dari sprinkler 13,29 m/det. Selanjutnya tinggi pancar didapatkan dari kecepatan aliran yang disebabkan karena tekanan yang direncanakan pada sprinkler, tinggi pancar dari perhitungan persamaan (10) sebesar 10,28 m. Dari tekanan dan diameter sprinkler yang direncanakan dapat dihitung debit yang keluar yaitu

sebesar 0,00066 m3/det.

Dengan perhitungan - perhitungan yang sudah didapatkan dapat diketahui jenis sprinkler yang sesuai yaitu pada Tabel 11. Laju pemberian air pada perencanaan jaringan irigasi pancar sebesar 7,39. Dengan lama pemberian air 5,55 jam.

(8)

Periode Tumbuh Lama (Bulan) Kedalaman Akar (m) Nilai Kc ETc (mm/hari) Awal 1 0.1 0.30 2.39 Vegetatif 1 0.2 0.60 4.78 Pembungaan 1 0.3 0.95 7.56 Pembuahan 1 0.4 0.85 6.77 Pemasakan 2 0.4 0.80 6.37 Sumber: Perhitungan

Tabel 8. Perhitungan Evapotranspirasi Puncak (ETc)

Faktor Rancangan Hasil Satuan

Kebutuhan air tanaman (ETc) max 7.56 mm/hari

Kedalaman bersih irigasi (d) 30.72 mm

Kedalaman kotor irigasi (dg) 40.96 mm

Interval irigasi 4 hari

Kebutuhan air irigasi kotor (Ig) 40.96 mm

Curah hujan efektif 2.93 mm/hari

Kebutuhan air tanaman bersih (dq) 38.03 mm/hari

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 9. Perhitungan Faktor Rancangan

Spesifikasi Nilai Satuan

Jenis/Tipe sprinkler Naan 233B

Diameter nozzle 6 mm

Tekanan operasi 3 bar

Debit 2,26 m3/det

Diameter pembasahan 36 m

Jarak antar sprinkler 18 m

Jarak antar lateral 18 m

Sumber: a jain irrigation company

Tabel 11. Spesifikasi Metal Impact Sprinkler

Dalam inch mm m mm m m Tongkat Sprinkler 1 32 0.032 2 0.002 0.028 Lateral 4 114 0.114 4.1 0.0041 0.1052 Sub Utama 6 165 0.165 6.4 0.0064 0.1522 Sumber : www.wavin.co.id Diameter Pipa

Tabel 10. Diameter Pipa PVC Pada Jaringan Irigasi Pancar

Luar Tebal Pipa

Desain Jaringan Irigasi Pancar

Desain jaringan irigasi sprinkler pada petak 1 seluas 1,33 ha dibuat layout jaringan pipanya, dari sprinkler, pipa lateral, pipa utama dan pompanya.

Selanjutnya didesain luasan basah yang dihasilkan. Desain perencanaan pada gambar 3. Luasan basah pada Gambar 4.

(9)

Debit (Q) Panjang Pipa (L) Diameter Pipa (D) J Koef. Reduksi Multi L/100 Head Loss (Hf1) l/det m mm m m m [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]

Pipa Sub Utama 23.928 237.7 152.2 0.920 0.451 2.3772 0.986

Pipa Lateral 3.988 108 105.2 0.221 0.451 1.08 0.645

TOTAL 1.631 Tabel 12. Kehilangan Tekanan Akibat Gesekan Pada Pipa Jaringan Irigasi Pancar

Posisi

Sumber: Perhitungan

Gambar 3. Layout Jaringan Irigasi Pancar

Gambar 4. Luasan Basah Irigasi Pancar

Hidrolika Jaringan Irigasi Pancar

Perhitungan kehilangan tekan akibat gesekan harus mengacu pada layout

jaringan yang sudah direncanakan

sebelumnya. Dimensi pipa sesuai dengan yang direncanakan pada Tabel 10.

Dengan menggunakan persamaan (13) maka didapatkan nilai kehilangan

head akibat gesekan pada Tabel 12. Selain kehilangan head akibat gesekan, juga terjadi pada sambungan pipa, belokan pipa dan penyempitan diameter pipa. Dengan menggunkan persamaan (15) dan (16) kehilangan head akibat minor loses dapat diketahui pada Tabel 13.

(10)

Jumlah Belokan kb hb Jumlah T (Tee Joint) kt ht Jumlah Sambungan ks hs Jumlah Penyempitan kp hp

l/det m/det m m m m/det m m

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] Pipa Sub Utama 23.93 1.32 2 1.129 0.199 5 0.04 0.018 60 0.5 2.647 0.000 0 0.5 0.000 2.864

Pipa Lateral 3.99 0.46 1 1.129 0.012 5 0.04 0.002 27 0.5 0.145 1.316 6 0.22 0.049 1.252 TOTAL 4.116 Kehilangan Tinggi Tekan Akibat

Penyempitan Head Loss (Hf2) Kecepatan

Aliran 2 Tabel 13. Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Minor Loses

Posisi

Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Belokan

Kehilangan Tinggi Tekan Akibat T (Tee Joint) Kecepatan

Aliran Debit (Q)

Sumber: Perhitungan

Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Sambungan

Parameter Nilai Satuan

Tekanan operasi sprinkler (Ha) 30.6 m

Beda sumber air dan pompa -6.5 m

Beda pompa dan elevasi tertinggi (E) -6.8 m

Headloss Mayor (Hf1) 1.6 m

Headloss Minor (Hm) 4.1 m

Kehilangan Head pada sub unit (Hf2), 20%

dari Ha 6.1 m

Velocity head (Hv) 0.3 m

Faktor keamanan (Hs) 1.1 m

Total Dynamic Head (TDH) 30.6 m

Sumber: Perhitungan Tabel 14. Rancangan Hidrolika

Parameter Hasil

Merk Grundfos

Tipe SP 46 - 5

Debit pompa 46 m3/jam

Total head 40 m

Tabel 15. Spesifikasi Pompa

Periode Tumbuh Lama (Bulan) Kedalaman Akar (m) Nilai Kc ETc (mm/hari) Interval (hari) Waktu Pemberian Air (Jam) Awal 1 0.1 0.30 2.39 1 1.39 Vegetatif 1 0.2 0.60 4.78 3 2.77 Pembungaan 1 0.3 0.95 7.56 3 4.16 Pembuahan 1 0.4 0.85 6.77 5 5.55 Pemasakan 2 0.4 0.80 6.37 5 5.55 Sumber: Perhitungan

Tabel 16. Jadwal Pemberian Air Irigasi Pancar

Pompa

Nilai total tinggi tekan atau TDH sebesar 30,6 m pada Tabel 14, didapatkan nilai BHP sebear 4,47 kW pada debit maksimal 11,13 liter/detik. Dengan mempertimbangkan kebutuhan air yang akan datang dipilih jenis pompa yang lebih besar, sepeti Tabel 15.

Untuk tenaga penggerak yang

digunakan atau generator yaitu dengan daya 10 kW, yaitu generator merk

IWATA dengan model IW10WS.

Dengan generator tersebut diharapkan mampu mengailirkan air pada pompa

Jadwal Pemberian Air Irigasi

Jadwal pemberian air irigasi menjadi sangat penting apabila luas areal yang akan diairi mempunyai keterbatasan kemampuan pompa dalam menggerakkan sprinkler head. Waktu pengoperasian

yang dibutuhkan untuk pemberian air irigasi sesuai dengan kebutuhan air tiap

periode tanamnya. Perhitungan

penjadwalan pemberian air irigasi,

dimulai dengan menghitung kebutuhan air tanaman serta memperhitungjan

kedalaman akar berdasarkana fase

pertumbuhannya. Disajikan pada tabel 16.

Analisa Rencana Anggaran Biaya

Analisa yang digunakan berdasarkan dari data kebutuhan untuk perbaikan serta analisa kebutuhan untuk pekerjaan yang bersifat rekomendasi pada Tabel 17.

Rencana anggaran biaya (RAB) untuk pembangunan jaringan irigasi pancar pada sumur SBK – 115 di lahan petak satu (1) adalah sebesar Rp. 344,367,100,- terbilang tiga ratus empat puluh empat juta tiga ratus enam puluh tujuh ribu seratus rupiah.

Periode Tumbuh Lama (Bulan) Kedalaman Akar (m) Nilai Kc ETc (mm/hari) Interval (hari) Waktu Pemberian Air (Jam) Awal 1 0.1 0.30 2.39 1 1.39 Vegetatif 1 0.2 0.60 4.78 3 2.77 Pembungaan 1 0.3 0.95 7.56 3 4.16 Pembuahan 1 0.4 0.85 6.77 5 5.55 Pemasakan 2 0.4 0.80 6.37 5 5.55 Sumber: Perhitungan

Tabel 16. Jadwal Pemberian Air Irigasi Pancar

No. Pekerjaan Harga Pekerjaan (Rp.)

I. Pekerjaan Persiapan 5,807,511 II. Pekerjaan Jaringan Irigasi Pancar 307,253,400 313,060,911 31,306,091 344,367,002 344,367,100 Sumber: Perhitungan

Tabel 17. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Jumlah Harga Pekerjaan (Rp.) PPn 10 % Jumlah Harga Konstruksi

Dibulatkan

Terbilang : tiga ratus empat puluh empat juta tiga ratus enam puluh tujuh ribu seratus rupiah

(11)

KESIMPULAN

Kebutuhan air tanaman cabai merah (ETc) adalah sebesar 7,56 mm/hari, kedalaman air bersih sebesar 30,72 mm, kedalaman kotor irigasi 40,96 mm, untuk interval irigasi yaitu 4,06 hari.

Debit sprinkler yang dihasilkan dari perencanaan sebesar 0,00066 m3/det. Dengan diameter sprinkler 6 mm, sedangkan tekanannya sebesar 3 bar, dan untuk tinggi pancaran yang dihasilkan 10,28 m. Jaringan irigasi pancar dengan desain jarak antar sprinkler sebesar 18 m, jarak antar pipa lateral 18 m. Jenis sprinkler yang digunakan yaitu metal impact sprinkler dengan tipe naan 233B. Desain sistem jaringan irigasi pancar adalah tipe solid set. Pipa yang digunakan yaitu pipa PVC dengan diameter 1 inch untuk pipa riser, 4 inch untuk pipa lateral dan 6 inch untuk pipa utama.

Besar head pompa pada jaringan irigasi pancar adalah 30,6 meter dengan besar tenaga yang diperlukan (BHP) sebesar 4,77 kW. Tipe pompa yang direncanakan pada sumur SBK – 115 adalah pompa dengan motor tenggelam

atau pompa celup (submersible pump)

merk GRUNDFOS tipe SP 46-5 dengan total head 40 m. Generator yang direncanakan adalah generator merk IWATA model IW10WS dengan daya 10 kW.

Jenis pekerjaan yang direncanakan dalam pembangunan jaringan irigasi pancar (sprinkler) pada petak satu di

sumur SBK-115 adalah pekerjaan

persiapan dan pekerjaan jaringan irigasi perpipaan. Jumlah harga total pekerjaan adalah Rp. 313.060.911- dan pajak pertambahan nilai (PpN) sebesar 10% dari harga total pekerjaan adalah Rp. 31.306.091,- sehingga rencana anggaran

biaya (RAB) dalam pembangunan

jaringan irigasi pancar pada petak satu di sumur SBK - 115 adalah sebesar Rp. 344,367,100,- terbilang tiga ratus empat puluh empat juta tiga ratus enam puluh tujuh ribu seratus rupiah.

DAFTAR PUSTAKA

Ridwan, D., Prasetyo, A. B., & Joubert,

M. D. 2014. Desain Jaringan Irigasi

Mikro Jenis Mini Sprinkler (Kasus di Laboratorium Outdoor Balai Irigasi), Jurnal Irigasi, 9(2), 96-107. Kurniati, E., Suharto, B., & Afrilia, T.

2007. Desain Jarinngan Irigasi

Curah (Sprinkler Irrigation) Pada Tanaman Anggrek. Jurnal Teknologi Pertanian, 8(1), 35-45

Sapei, A. 2006. Irigasi Curah (Sprinkler

Irrigation). Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Naandanjain. 2005. Sprinkler Product

Catalog. Israel: Naandanjain

Irrigation Company. http://www.

naandanjain.com/uploads/catalogerfil es/Sprinklers%20Booklet/NDJ_sprin klers_eng_180316F.pdf. (diakses 23 Maret 2017)

Grundfos. 2017. Grundfos Product

Center. Denmark: Grundfos Group.

https://product- selection.grundfos.com/product-detail.printing.getpdf.pdf. (diakses 3 Juli 2017)

Wavin. 2015. Brosur Wavin Standart.

Jakarta: PT Wavin Duta Jaya. http://www.wavin.co.id/uploads/201 5/07/Brosur-Wavin-Standard.pdf (diakses 30 Mei 2017)

Gambar

Tabel 1 Jumlah Air Tanah Tersedia (Total Available Moisture, TAM) Tekstur
Tabel  4.  Untuk  koefisien  pada
Tabel 6. Koefisien Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L. )
Tabel 10. Diameter Pipa PVC Pada Jaringan Irigasi Pancar
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian lllasalab khusus iui dilaltsauakau di Proyelc Cabai - Resu~da, I&lt;ara\\:ang, beitujuan untuk lneueutultan walctu dan j u d a h pe~nberiau air irigasi

KAJIAN ASPEK TEKNIS PENGELOLAAN AIR DI SALURAN SEKUNDER JOMBANG DAERAH IRIGASI KENCONG BARAT.. (Studi Kasus di Jaringan Irigasi Kecamatan Kencong,

KAJIAN ASPEK TEKNIS PENGELOLAAN AIR DI SALURAN SEKUNDER JOMBANG DAERAH IRIGASI KENCONG BARAT.. (Studi Kasus di Jaringan Irigasi Kecamatan Kencong,

Adapun judul dari laporan akhir ini adalah Perencanaan Jaringan Irigasi Daerah Air Rias Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Selanjutnya pada kesempatan ini pula,

Pembuatan jaringan irigasi sumur bor dimaksudkan untuk mensuplesi kebutuhan air tanaman pada daerah lahan tadah hujan maupun daerah irigasi permukaan yang

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana mekanisme pengembangan jaringan irigasi, bagaimana pengelolaan jaringan irigasi, dan untuk

Alternatif I = 1,583 lt/dt/ha Alternatif II = 1,460 lt/dt/ha Alternatif III = 1,222 lt/dt/ha Sebagai dasar perencanaan jaringan irigasi air tanah pada studi ini,

2016 Perencanaan Jaringan Irigasi Air Tanah di Desa Buin Baru Kecamatan Buer Kabupaten Sumbawa dari perhitungan mengunakan Metode Grafis Sichardt. Malang: