• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL DRTA TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN LITERAL PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD GUGUS III SUKAWATI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODEL DRTA TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN LITERAL PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD GUGUS III SUKAWATI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL DRTA TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA

PEMAHAMAN LITERAL PADA MATA PELAJARAN BAHASA

INDONESIA SISWA KELAS V SD GUGUS III SUKAWATI

I Made Sucitayana

1

,I Kt. Adnyana Putra

2

, I Wyn. Rinda Suardika

3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

UniversitasPendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail:

de_yanagabriel@yahoo.co.id

1

, adnyanaputra653@yahoo.co.id

2

,

suardikarinda@yahoo.co.id³

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan keterampilan membaca pemahaman literal pada mata pelajaran bahasa Indonesia antara siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Directed Reading Thingking Activity (DRTA) dan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus III Kecamatan Sukawati tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasy experiment) dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Non Equivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V SD yang berjumlah 196 orang siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas V SD Negeri 3 Batuan sebagai kelompok eksperimen dan SD Negeri 2 Batuan Kaler sebagai kelompok kontrol yang berjumlah 69 orang siswa. Sampel diambil dengan teknik random sampling. Data yang dikumpulkan adalah data nilai keterampilan membaca pemahaman literal. Nilai post-test dikumpulkan menggunakan tes pilihan ganda biasa sedangkan nilai keterampilan membaca dikumpulkan melalui rubrik penilaian keterampilan membaca. Data dianalisis dengan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan membaca pemahaman literal antara siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran DRTA dengan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil uji-t diperoleh thitung = 2.65 dan ttabel(α = 0.05, 67) = 2.00. Berdasarkan kriteria pengujian thitung> ttabel (2.65>2.00) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Rata-rata nilai keterampilan membaca pemahaman literal yang diperoleh antara kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok control (77.47>72.59). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran DRTA berpengaruh terhadap keterampilan membaca pemahaman literal siswa kelas V SD Gugus III Kecamatan Sukawati.

Kata-kata kunci :pembelajaran DRTA, pemahaman literal, bahasa Indonesia, pembelajaran konvensional

Abstract

The aimed of this study was to determine whether there was a significant differences in literal reading comprehension skills between students who followed Directed Reading Thingking Activity (DRTA) model and students who took conventional learning in fifth grade of SD Gugus II Isukawati District academic year 2013/2014.This study was a quasi experimental research with Nonequivalent Control Group Design. The population of this study were all of the fifth grade students of SD consisted of 196 students. The samples of this study were the class V of SD Negeri 3 Batuan as experimental group and class V of SD Negeri 2 Batuan Kaler as control group consisted of 69 students. The samples of this study were determined by means of random sampling technique. The

(2)

data taken were the result of the literal reading comprehension skills. The post-test value were collected by multiple choice test item and the reading skills were using rubric assessment sheet of the reading skill. The data were analyzed by using t-test. Result of the study show that there was a significant differences in literal reading comprehension skills between students who followed DRTA model with students who took conventional learning. Based on the result of the t-test was found tcount= 2.65 and ttable (α = 0.05, 67) =2,00. From the criteria of examination was tcount> ttable (2,65> 2,00) so that H0 was rejected of the experimental higher than control group (77,33> 70,35). It can be concluded that there was significant determine of DRTA learning model with comprehension reading skills of students at fifith grade elementary school at Gugus III Sukawati District.

Keywords : DRTA, literal comprehension, bahasa Indonesia,conventional learning.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha yang diciptakan lingkungan secara sengaja dan bertujuan untuk mendidik, melatih, dan membimbing seseorang agar dapat mengembangkan kemampuan individu dan sosial (Engkoswara dan Ann Komariah, 2010:88). Peningkatan mutu pendidikan adalah kebutuhan bangsa yang ingin maju karena pendidikan yang bermutu dapat menunjang pembangunan disegala bidang.Oleh sebab itu perlu adanya pemahaman tentang dasar dan tujuan pendidikan secara mendalam.

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membetuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 3). Dalam implementasi pendidikan haruslah mengarah pada tujuan dari pendidikan tersebut.Tujuan pendidikan tersebut telah direalisasikan dalam berbagai disiplin ilmu, salah satunya pada pelajaran bahasa Indonesia.Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa memegang peranan yang sangat penting dalam menjaga keutuhan dan rasa persatuan warga negara Indonesia.Bahasa Indonesia berperan sebagai perekat kebersamaan untuk menyamarkan titik-titik perbedaan pada bangsa yang majemuk ini. Oleh karena itulah, pembelajaran bahasa Indonesia sangatlah penting untuk membentuk

generasi penerus bangsa yang bersatu dan berdaulat. Bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

bidang studi (BSNP,

2006:137).Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia (Depdiknas, 2006:81). Berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis pada peserta didik dapat tercapai apabila memiliki keterampilan berbahasa.

Belajar bahasa menekankan pada empat keterampilan berbahasa, yakni: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis (Dalman, 2013:1). Sejalan dengan pendapat tersebut, Tarigan (2008:1) menyatakan keterampilan berbahasa (atau language arts, language skills) dalam kurikulum di sekolah mencakup empat segi, yaitu keterampilan menyimak/mendengarkan (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills) dan keterampilan menulis (writing skills). Doyin (2009:11) mengemukakan bahwa keterampilan menyimak dan membaca berdasarkan fungsinya termasuk keterampilan berbahasa yang reseptif dan apresiatif, artinya keterampilan tersebut digunakan untuk menangkap dan memahami informasi yang disampaikan melalui bahasa tulis.Rahim (2008:1)

(3)

menyatakan bahwa proses belajar yang paling efektif dilakukan melalui kegiatan membaca. Masyarakat yang gemar membaca akanmemperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang dapat meningkatkan kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan di masa yang akan datang. Membaca semakin penting dalam kehidupan masyarakat yang kompleks karena setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca.

Kemampuan membaca merupakan tuntutan realitas kehidupan sehari-hari. Menurut Tarigan (2008:7), membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Dalam hal ini, membaca adalah suatu usaha untuk menelusuri makna yang ada dalam tulisan. Walaupun informasi dapat ditemukan melalui media lain seperti media audio visual, tetapi peran membaca tidak dapat digantikan sepenuhnya. Oleh karena itu, keterampilan membaca harus mendapat perhatian lebih terutama pada saat siswa berada di bangku SD agar kemampuan membaca siswa dapat berkembang dengan baik di masa depan.

Akan tetapi, pengalaman selama ini

menunjukkan bahwa

pembelajaranketerampilan membaca pemahaman di SD cenderung diabaikan, faktor yang melatarbelakangi barangkali karena anggapan yang salah terhadap membaca itu sendiri. Umumnya guru SD

menganggap bahwa

pembelajaranketreampilan membaca telah berakhir ketika seorang siswa SD telah dapat membaca dan menulis permulaan yang biasanya dilaksanakan di kelas I dan II SD. Pada jenjang kelas yang lebih tinggi, yaitu kelas III sampai dengan kelas VI, pembelajaran keterampilan membaca lanjut belum mendapat perhatian yang serius. Keterampilan membaca di kelas tinggi seolah-olah lebih menekankan pada kegiatan keterampilan membaca nyaring yang merupakan lanjutan dari membaca dan menulis permulaan. Membaca merupakan kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan

berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan (Dalman, 2013:5). Hal ini berarti membaca tidak hanya sekedar menyuarakan bunyi-bunyi bahasa atau mencari arti kata-kata suulit dalam suatu teks bacaan.

Selain permasalahan tersebut, pembelajaran keterampilan membaca juga masih dianggap sebagai pembelajaran yang membosankan dan monoton. Kondisi ini disebabkan oleh belum maksimalnya guru melaksanakan pembelajaran keterampilan membaca. Sebagian besar guru masih melaksanakan pembelajaran keterampilan membaca dengan menerapkan prosedur pembelajaran yang kurang baik. Hal ini terlihat dari masih kurangnya kreativitas pembelajaran keterampilan membaca yang dilakukan guru di SD. Pemberian tugas baca yang diakhiri dengan mennjawab pertanyaan bacaan merupakan prosedur pembelajaran keterampilan membaca yang paling sering diterapkan di SD.

Dampak nyata dari kondisi tersebut adalah bahwa kemampuan membaca siswa masih sangat rendah. Perilaku siswa selama membaca pun masih jauh dari kondisi yang diharapkan. Siswa rata-rata membaca tanpa memperdulikan perilaku membaca yang sebenarnya akan sangat bermanfaat bagi peningkatan kemampuannya membaca. Kondisi ini masih sangat jauh dari tujuan pembelajaran keterampilan membaca yang kedua yakni siswa mampu membaca yang efektif atau membaca fleksibel sehingga memiliki tingkat pemahaman membaca yang baik.

Bertolak dari kondisi tersebut, diperlukan serangkaian upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran membaca di SD sehingga tercapai tujuan pembelajaran keterampilan membaca. Salah satu upaya tersebut adalah dengan menerapkan berbagai model pembelajaran keterampilan membaca. Model pembelajaran keterampilan membaca DRTA merupakan salah satumodelpembelajaran yang sangat cocok diterapkan dalam kegiatan membacakarena model ini bertujuan untuk melatih siswa berkonsentrasi dan berpikir kerasguna memahami isi bacaan secara

(4)

serius. Menurut Stauffer (dalam Rahim, 2011:47) DRTA merupakan modelpembelajaran keterampilan membaca dimana guru memotivasi usaha dan konsentrasi siswa denganmelibatkan siswa secara intelektual serta mendorong siswa merumuskanpertanyaan dan hipotesis, memproses informasi, dan mengevaluasi solusisementara. Rahim(2011:47) menyatakan bahwa model DRTA diarahkan untuk mencapai tujuanumum. Model DRTA memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks karenasiswa memprediksi dan membuktikannya ketika mereka membaca.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan keterampilan membaca pemahaman literal mata pelajaran bahasa Indonesia antara kelompok siswa yang dibelajarkan dmelalui model DRTA dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus III Kecamatan Sukawati tahun pelajaran 2013/2014

METODE

Desain eksperimen yang digunakan adalah quasi experimental design

(eksperimen semu) “quasi experimental design, digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian” (Sugiyono, 2012:114). Desain eksperimen semu yang digunakan adalah

Nonequivalent control group design yaitu desain yang terdiri dari dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kelompok eksperimen dan kontrol dikenakan pra-test terlebih dahulu.Dantes, (2007:112) menyatakan “Pemberian pra-test biasanya digunakan adalah untuk mengukur ekivalensi atau penyetaraan kelompok”.Sehingga nilai pra-test yang didapat pada penelitian ini digunakan sebagai uji kesetaraan kelompok.Adapun nilai post-test pada penelitian ini dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian.Setelah diberikan pre tes, kemudian memberikan perlakuan dengan memberikan pembelajaran DRTA kepada kelompok eksperimen dan memberikan pembelajaran konvensional kepada

kelompok kontrol. Setelah diberikan

treatment (perlakuan), baik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol kemudian diberikan post tes. Menurut Emzir (20120:102) “Pada desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan”.

Prosedur pelaksanaan penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yaitu, tahap persiapan, pelaksanaan, dan akhir eksperimen.Berikut diuraikan ketiga tahapan tersebut.

Pada tahap persiapan eksperimen langkah-langkah yang dilakukan yaitu, (1) menganalisis kurikulum dan merancang silabus, (2) menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta media, bahan ajar dan LKS, (3) menyusun instrumen penelitian berupa tes hasil belajar untuk mengukur keterampilan membaca pemahaman literal siswa pada ranah kognitif, (4) melakukan validasi pada instrumen penelitian yakni tes keterampilan membaca pemahaman literal.

Pada pelaksanaan eksperimen langkah-langkah yang dilaksanakan adalah: (1) menentukan sampel penelitian berupa kelas dari populasi yang tersedia yang digunakan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol, (3) melaksanakan pre test untuk uji kesetaraan sampel pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, (4) memberikan perlakuan kepada kelas eksperimen berupa model pembelajaran DRTA dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

Pada tahap pengakhiran penelitian, diberikan post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengukur keterampilan membaca pemahaman literal siswa dan menganalisis data hasil penelitian (data post test) dan melakukan uji hipotesis.

Sugiyono (2012:117) menyatakan “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sejalan dengan yang dinyatakan Winarsunu (2009: 11) bahwa, “populasi adalah seluruh individu yang dimaksudkan untuk diteliti, dan yang

(5)

nantinya dikenai generalisasi. ”Berdasarkan pengertian tentang populasi tersebut, populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus III Kecamatan Sukawati tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 7 SD yang terdiri dari SD N 1 Batuan, SD N 2 Batuan, SD N 3 Batuan, SD N 4 Batuan, SD N 5 Batuan, SD N 1 Batuan Kaler dan SD N 2 Batuan Kaler.

Menurut Sugiyono (2012: 118) sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Hal tersebut sejalan dengan Arikunto (2006:131) yang menyatakan “ Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah populasi yang merupakan wakil dari anggota populasi yang diteliti. Untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan teknik random sampling, tetapi yang dirandom adalah kelas, dengan memberikan kemungkinan yang sama bagi kelas yang menjadi anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel penelitian. Berdasarkan pengundian yang dilakukan, ditetapkan bahwa kelas V dari SD N 3 Batuan ditetapkan sebagai kelompok eksperimen dan kelas V dari SD N 2 Batuan Kaler sebagai kelompok kontrol. Dan untuk mengetahui kesetaraan sampel dilakukan dengan teknik uji-t.

Fokus objek dalam penelitian adalah variabel. Menurut Sugiyono (2012:60) variabel adalah “segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari”. Sedangkan Winarsunu, (2012:3) menyatakan variabel adalah suatu konsep yang mempunyai variasi atau keragaman. Dalam penelitian ini melinatkan dua variabel yaitu variabel bebas dab variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran DRTA sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan membaca pemahaman literal siswa.

Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data keterampilan membaca pemahaman literal siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes dan metode

observasi. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang keterampilan membaca pemahaman literal pada ranah kognitif adalah tes pilihan ganda (multiple choice test) yang dikolaborasikan dengan penilaian rubrik keterampilan membaca. Untuk metode tes dalam pengumpulan datanya menggunakan tes objektif pilihan ganda

(multiple choice test) dan jenisnya pilihan ganda biasa (PGB), sedangkan untuk metode observasi keterampilan membaca menggunakan penilaian rubrik dalam pengumpulan datanya. Instrumen penelitian kemudian diuji validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran.Dalam penelitian ini instrumen

post-test yang diujicoboakan sebanyak 40 butir soal.Instrumen tersebut kemudian diujicobakan kepada 83 testee. Harga rtabel diperoleh dari tabel nilai-nilai r product

moment yaitu 0,2. Berdasarkan hasil analisis diperoleh sebanyak 35 butir soal yang memiliki rhitung > rtabel, sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat 35 butir soal yang valid yaitu butir soal 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40 dan terdapat 5 butir soal yang tidak valid.

Dalam penelitian ini menggunakan realibilitas dengan teknik Kuder-Richardson dilambangkan dengan KR. Teknik ini ada dua macam, yaitu KR20 dan

KR21.Di penelitian ini menggunakan teknik

KR20 karena teknik ini khusus untuk

menghitung reliabilitas tes obyektif (Agung, 2011:60). Dari hasil uji reliabilitas diperoleh dari 35 soal yang dinyatakan valid maka diperoleh r11 = 0,89 > 0,70

artinya bahwa soal tes pilihan ganda pada penelitian ini tergolong reliabel dengan kriteria derajat reliabilitas sangat tinggi.

Daya pembeda butir soal menunjukkan kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa (testee) yang tergolong mampu dengan siswa yang tergolong tidak mampu.Berdasarkan analisis terdapat 3 butir soal yang memiliki daya pembeda kurang baik (poor) yaitu butir soal nomor 1, 19 dan 26 sehingga butir soal tersebut tidak dipakai dan tidak dilakukan pengujian lebih lanjut.

(6)

Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks.Sesuai dengan kriteria penilaian yang ditentukan maka diperoleh tingkat kesukaran butir tes yaitu butir soal dengan kriteria mudah 15 soal yaitu soal nomor (1, 19, 21, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 34, 35, 36, 37, 38, 39), butir soal dengan kriteria sedang 15 soal yaitu soal nomor(2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 17, 18, 22, 24, 32, 40) dan butir soal dengan kriteria sukar 5 soal yaitu soal nomor (9, 12, 13, 20, 33). Untuk tingkat kesukaran perangkat tes yaitu 0,63 dengan kategori sedang.

Uji prasyarat yang digunakan yaitu uji normalitas dengan rumus chi kuadrat

dan uji homogenitas dengan uji F (Fisher). Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis nol (H0) yang berbunyi :

“tidak terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan membaca pemahaman literal pada mata pelajaran bahasa Indonesia antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran DRTA dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa SD kelas V Gugus III Kecamatan Sukawati tahun ajaran 2013/2014”. Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah uji bedamean (uji-t) dengan menggunakan rumus polled varians.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah pemberian perlakuan (treatment) dilaksanakan baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol dilaksanakan, pada akhir penelitian, seluruh siswa di kelas eksperimen diberikan post-test berupa tes pilihan ganda (multiple choice test) yang dikolaborasikan dengan penilaian rubrik keterampilan membaca. Dari hasil post-test dan rubrik penilaian keterampilan membaca diperoleh rata-rata nilai akhir keterampilan membaca pemahaman literal penggabungan dari nilai post test dengan nilai dari rubrik keterampilan membaca.

Mean nilai akhir keterampilan membaca pemahaman literal kelompok eksperimen yang dibelajarkan melalui model pembelajaran DRTA adalah 77.47 dengan

varian sebesar 49.26 dan standar deviasi 7.02. Sedangkan mean nilai akhir keterampilan membaca pemahman literal pada kelompok kontrol yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional adalah 72.59 dengan varian sebesar 70.13 dan standar deviasi 8.37.

Dari data tersebut menunjukkan bahwa nilai akhir keterampilan membaca pemahaman literal siswa pada kelompok eksperimen yang dibelajarkan melalui model pembelajaran DRTA memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dari pada nilai rata-rata keterampilan membaca pemahaman literal siswa pada kelompok kontrol yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai keterampilan membaca pemahaman literal siswa kelas V SD N 3 Batuan sebagai kelompok eksperimen yang dibelajarkan melalui model pembelajaran DRTA menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 90 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai adalah 100, sedangkan skor terendah yang dicapai siswa adalah 65 dari skor yang mungkin dicapai 0, rentangan sebesar 25, rata-rata sebesar 77.47, dengan modus sebesar 78.28, dan median sebesar 81.65. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, pengelompokkan distribusi frekuensi untuk nilai keterampilan membaca pemahaman literal pada kelompok eksperimen yang terletak di sekitar rata-rata sebesar 28.57%, di bawah rata-rata sebesar 31.43%, dan di atas rata-rata sebanyak 39.99%.

Ditinjau dari KKM yang ditentukan sekolah yaitu 70, maka banyaknya siswa kelas eksperimen yang memperoleh nilai di atas KKM berdasarkan tabel distribusi frekuensi dan histogram yaitu 77.14 %, banyak siswa memperoleh nilai di sekitar KKM sebanyak 5.71%, dan siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM sebanyak 17.14%.

Sedangkan berdasrkan hasil analisis diperoleh nilai keterampilan membaca pemahaman literal siswa kelas V SD N 2 Batuan Kaler sebagai kelompok kontrol yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 90 dari

(7)

skor tertinggi yang mungkin dicapai adalah 100, sedangkan skor terendah yang dicapai siswa adalah 59 dari skor yang mungkin dicapai 0, rentangan sebesar 31, rata-rata sebesar 72.59, dengan modus sebesar 69.23, dan median sebesar 78.5.

Berdasarkan hasil perhitungan, pengelompokkan distribusi frekuensi untuk nilai keterampilan membaca pemahaman literal pada kelompok kontrol yang terletak di sekitar rata-rata sebesar 11.76%, di bawah rata-rata sebesar 41.18%, dan di atas rata-rata sebanyak 47.05%.

Ditinjau dari KKM yang ditentukan sekolah yaitu 70, maka banyaknya siswa kelas kontrol yang memperoleh nilai di atas KKM berdasarkan tabel distribusi frekuensi dan histogram yaitu 47.05%, banyak siswa memperoleh nilai di sekitar KKM sebanyak 11.76%, sedangkan banyaknya siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 41.18%.

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan analisis uji-t, terlebih dahulu harus dipenuhi beberapa asumsi sebagai prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui sebaran data hasil penelitian berdistribusi normal atau tidak. Dalam uji normalitas data digunakan analisis chi kuadrat (X2) dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) = k-1. Berdasarkan nilai X2tabel pada

taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) = 5 diperoleh X2tabel =

11,07, sedangkan dari tabel kerja diperoleh X2hitung = 4.20, sehingga  2hitung˂

2

tabelmakadata berdistribusi normal. Hal ini berarti sebaran data nilai keterampilan membaca pemahaman literal siswa kelompok eksperimen berdistribusi normal.Dari nilai X2tabel pada taraf

signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) = 5 diperoleh X2tabel = 11,07,

sedangkan dari tabel kerja diperoleh X2hitung= 1.21, sehingga  2hitung˂

2

tabelmakadata berdistribusi normal. Hal ini berarti sebaran data nilai keterampilan membaca pemahaman literal siswa kelompok kontrol berdistribusi normal.

Uji homogenitas untuk kedua kelas dalam penelitian ini menggunakan uji F (Fisher). Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung sebesar 1,42 sedangkan Ftabel pada

taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan pembilang 34 – 1 = 33 dan derajat kebebasan penyebut 35 – 1 = 34 adalah 1,80. Ini berarti Fhitung < Ftabel maka

Ho diterima (gagal ditolak) berarti tidak terdapat perbedaan varians masing-masing kelas atau harga varians adalah Homogen.

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis nol (H0) yang berbunyi:

“tidak terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan membaca pemahaman literal pada mata pelajaran bahasa Indonesia antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran DRTA dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa SD kelas V Gugus III Kecamatan Sukawati tahun ajaran 2013/2014”. Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah uji beda mean (uji-t). Adapun kriteria pengujiannya adalah apabila thitung < ttabel, maka H0 diterima

(gagal ditolak) dan Ha ditolak.Sebaliknya apabila thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan

Ha diterima. Dengan dk = n1 + n2 – 2 dan

taraf signifikansi 5% (α = 0,05) atau taraf kepercayaan 95%.Hasil uji t dapat dilihat

pada tabel 1.

Tabel 1. Rekapitulasi Analisis Uji-t

Kelompok S2 n thitung ttabel Kesimpulan Eksperimen 77.47 49.26 35

2.65 2.00 thitung> ttabel

(Hoditolak, Ha diterima)

Kontrol 72.59 70.13 34

Berdasarkan taraf signifikansi 5% ( = 0,05) diperoleh nilai sebesar

2,65 dengan dk = 35+34-2=67, maka adalah 2,000. Dengan demikian,

(8)

terlihat ttabel > thitung sehingga H0 ditolak dan

Haditerima. Dari pernyataan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan membaca pemahaman literal antara siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran DRTA dengan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus III Kecamatan Sukawati tahun ajaran 2013/2014

Berdasarkan hasil uji-t yang telah dilakukan model pembelajaran DRTA berpengaruh terhadap keterampilan membaca pemahaman literal dengan nilai rata-rata kelompok eksperimen yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol. Ditinjau dari KKM yang ditentukan sekolah yaitu 70, maka banyaknya siswa kelas eksperimen yang memperoleh nilai di atas KKM yaitu 77.14 %, Sedangkan banyaknya siswa kelas kontrol yang memperoleh nilai di atas KKM yaitu 47.05%.

Perbedaan signifikan yang terdapat pada siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan nilai rata-rata kelompok eksperimen yang lebih besar dari kelompok kontrol disebabkan karena pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran DRTA memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks karena siswa memprediksi dan membuktikannya ketika mereka membaca.

DRTA merupakan salah satu model pembelajaran yang sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran keterampilan membaca karena model ini bertujuan untuk melatih siswa berkonsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi bacaan secara serius. Menurut Stauffer, model pembelajaran DRTA merupakan model pembelajaran keterampilan membaca dimana guru memotivasi usaha dan konsentrasi siswa dengan melibatkan siswa secara intelektual serta mendorong siswa merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi, dan mengevaluasi solusi sementara (Rahim, 2011:47). Tujuan penggunaan model pembelajaran ini adalah untuk melatih siswa berkonsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi bacaan secara serius.

Rahim (2011:47) juga menyatakan bahwa model pembelajaran DRTA diarahkan untuk mencapai tujuan umum. Model pembelajaran DRTA memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks karena siswa memprediksi dan membuktikannya ketika mereka membaca. Berdasarkan tujuan model pembelaran keterampilan membaca DRTA yang menuntut keterlibatan siswa secara fokus dan melatih siswa untuk berkonsentrasi terhadap teks, sehingga penerapan model pembelajaran DRTA berpengaruh positif terhadap keterampilan membaca pemahaman literal siswa.

Hal tersebut juga didukung oleh beberapa penelitian yang relevan dari peneliti : Isniadi D (2013) yang menyimpulkan bahwa, “Penerapan strategi DRTA dapat meningkatkan keterampilan membaca intensif siswa kelas IV B SDN Kebraon II/437 Surabaya. Hal ini terbukti dengan meningkatnya ketercapaian aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung dan hasil belajar siswa di setiap siklusnya”. Selain itu ,Khomariah (2013) yang menyimpulkan bahwa, Pada siklus I meningkatkan aktivitas siswa dengan perolehan skor 15,76 dengan kategori baik dan meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan ketuntasan sebesar 63,6% (28 dari 44 siswa) tuntas. Siklus II meningkatkan aktivitas siswa dengan perolehan skor 19,67 dengan kategori baik dan meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan ketuntasan sebesar 70,5% (31 dari 44 siswa) tuntas. Sedangkan pada siklus III meningkatkan aktivitas siswa dengan perolehan skor 22,8 dengan kategori sangat baik dan meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan ketuntasan sebesar 84,1% (37 dari 44 siswa) tuntas. strategi DRTA dapat meningkatkan aktivitas dan keterampilan membaca pemahaman siswa.

Berdasarkan beberapa penelitian relevan yang mendukung penelitian ini, terlihat model pembelajaran DRTA meberikan pengaruh positif dalam meningkatkan hasil belajar dan keterampilan membaca pemahaman siswa.

(9)

Berbeda dengan pembelajaran yang menggunakan pembelajaran konvensional yang diterapkan di kelas kontrol, selama proses pembelajaran siswa terlihat kurang aktif. Siswa hanya terpusat pada guru yang lebih banyak memberikan ceramah dari pada kegiatan yang melibatkan siswa secara aktif. Dengan pembelajaran seperti ini, siswa mempunyai kesempatan yang sedikit untuk mengembangkan kemampuan berpikir, kesempatan untuk bekerjasama dengan teman sebaya, serta memecahkan masalah yang ditemui.

Hal ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan keterampilan membaca pemahaman literal pada mata pelajaran bahasa Indonesia antara siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran DRTA dengan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut.terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan membaca pemahaman literal pada mata pelajaran bahasa Indonesia antara siswa yang mengikuti model pembelajaran DRTA dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus III Kecamatan Sukawati Tahun Pelajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil analisis, pada taraf signifikansi 5% dan dk = 67 diperoleh (thitung = 2.65 > ttabel =

2,000), maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Dari rata-rata nilai akhir keterampilan membaca pemahaman literal pada mata pelajaran bahasa Indonesia, diketahui kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran DRTA lebih tinggi dari kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional (

X

1= 77.47 >

X

2= 72.59). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran DRTA berpengaruh terhadap keterampilan membaca pemahaman literal pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V

SD Gugus III Kecamatan Sukawati tahun ajaran 2013/2014.

Adapun saran yang dapat disampaikan setelah melaksanakan dan memperoleh hasil dari penelitian yaitu: Bagi siswa diharapkan lebih aktif selama pembelajaran dan tidak takut atau malu dalam mengeluarkan gagasan mapun pendapat dan mencari solusi sendiri atas apa yang sedang dipelajarinya.

Bagi guru sekolah dasar dapat melaksanakan proses pembelajaran di kelas dengan menerapkan model pembelajaran DRTA yang mampu memberikan dampak yang positif terhadap nilai keterampilan membaca pemahaman literal pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

Bagi sekolah dapat menyiapkan sarana dan prasana yang lebih lengkap untuk penyempurnaan dalam melakukan proses pembelajaran di sekolah.

Bagi peneliti lain dapat melaksanakan penelitian lebih kreatif dan bervariasi dalam menerapkan berbagai model pembelajaran sehingga mampu memberikan pengaruh yang positif dan mengoptimalkan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, A. A. Gede. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Singaraja: FIP Undiksha.

Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

BNSP. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Dasar/Madrasah.

Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Dantes, Nyoman. 2007. Metodologi

Penelitian Untuk Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas

(10)

Doyin, Mukh dan Warigan. 2009. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan KaryaIlmiah. Semarang: Unnes Press.

Emzir.2010. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Engkoswara dan Komariah, Aan. 2010.

Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung: Alfabeta.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca: sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Referensi

Dokumen terkait

Masa kerja periode kedua Perwakilan masyarakat sipil di EITI akan berakhir pada Maret 2017, untuk itu, Koalisi Publish What You Pay Indonesia sebagai koalisi masyarakat sipil yang

Unsur Lingkungan Pengendalian adalah pondasi dalam pelaksanaan SPIP antara lain dalam bentuk penegakan integritas dan nilai etika, komitmen terhadap kompetensi,

Sebagaimana dijelaskan dalam Kurikulum SMK (Depdiknas, 2004), bahwa tujuan dari SMK adalah: (1) menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-NYA kepada peneliti, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pengaruh

KUNCINYA adalah ubah $ara anda memandang peluang bisnis )ASA. agi Anda yang bisa melihat besarnya peluang bisnis )ASA, maka itu merupakan modal anda melangkah di bisnis ini. Saat

[r]

Ada suatu kesulitan yang dihadapi oleh penulis pada touching switch ini , kesulitan tersebut adalah bila touhing switch ini dihubungkan dengan komputer untuk mempermudakan

Hasil yang didapatkan dari kedua metode tersebut memenuhi persyaratan ketetapan Farmakope Indonesia dalam hal recovery, yaitu tidak kurang dari 90% dan tidak lebih