• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KAWENGEN 02 KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20072008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KAWENGEN 02 KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20072008"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

SISWA KELAS V SD NEGERI KAWENGEN 02 KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2007/2008

SKRIPSI

Diajukan Gm a Memenuhi Kewajiban Dan Syarat

Untuk Memperoleh G ilar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd. I) Dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh:

A S R O R I

NI M : 114 06 153

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)

Website: lillp : \\ \ \ •^s^n sd jilj^u ic.td F-m ail: J m ; i : i - i ; :i a •;Uiins:iiaiiga.ae.id;

DEK LARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi maleri yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referansi yang ada, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, / Agustus 2008

: 114 06 153

(3)

SALATIGA

Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721

Drs. Djoko Sutopo

Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperi unya, maka skripsi saudari :

N a m a : ASRORI

N I M : 114 06 153

Jurusan/Prograrr : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

J u d u l UPAYA MENINGKATKAN MINAT

BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DENGAN MENERAPKAN MODEL

PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KAWENGEN 02 KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqosyah.

Demikian surat ini dibuat, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

Salatiga, Agustus 2008 Pembimbing

(4)

J l Tentara Pelajar No. 2 Telp. (0298) 23433, 23706 Fax, 23733 Salatiga 50721

PENGESAHAN

JUDUL SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL

PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KAWENGEN 02

KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN

SEMARANG

NAMA : ASRORI

NIM : 11406153

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

Dewan Penguji:

Salatiga, 26 Agustus 2008

Sekretaris

Dra. Hi. Lilik Srivanti. M.Si. NIP. 15024:5903

Nafis Irchami. M.Ag. N IP .150327092

(5)

2 > a n ^ lo la + U f m e n a la n ^ la U k a m u d a la m h e J t a ik a n

( t c u jjw a ) d a n ja n c f a n t o lo n g m e n o lo n g k a m u d a la m ii

^ J a lo u X f, m e n o lo n g w a n iia n t fa n c j, l u l t u s i d a n m e n ja d i

(6)

Kupersembahkan skripsi ini untuk :

1. Ayah dan bunda tercinta, yang telah sabar, ikhlas mencurahkan kasih sayang dan memberikan berbagai macam bantuan dan nasehat sehingga dapat menghantarkan penulis kejenjang sarjana.

2. Adik-adiku (Sajiyah dan Sudarti) yang selalu memberi dorongan dan motivasi demi terselesainya penulisan skripsi ini. 3. Teman-teman SDN Kawengen 02 yang

selalu membantu baik berupa moril dan materiil.

4. Kekasihku yang jauh di sana "N" yang bekerja selalu memberikan dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Dan teman-teman serta kakaku yang telah semangat memberikan motivasi sehingga penulisan skripsi terselesaikan.

(7)

63d> jJ'J

(a ^o.

J J

^

0

}

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, dan para sahabatnya yang telah menghantarkan kepada iranusia pad ajalan yang benar sesuai dengan perintah dan petunjuk Allah SWT.

Penyusunan Skripsi yang berjudul :

" UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN

MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING

TOGETHER PADa SISWA KELAS V SD NEGERI KAWENGEN 02 KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2007/2008”

Sebagai insan yang penuh kelemahan dan kekurangan, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Drs. Sa’adi, M. Ag., selaku ketua Jurusan Tarbiyah.

3. Bapak Drs. Joko Sutopc, selaku ketua program studi PAI Ekstensi.

4. Bapak Drs. Joko Sutopo, selaku pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan &c lam penyelesaian skripsi ini.

(8)

6. Segenap staf administrasi STAIN Salatiga.

7. Bapak kepala sekolah dan guru SD Negeri Kawengen 02 Kabupaten

8. Bapak dan ibu serta sai.dara-saudaraku yang selalu memberikan dorongan dan

9. Teman-temanku yang selalu membantu dan memotivasi penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

Akhirnya penulis Iurnya berdoa kepada Allah SWT, Semoga semua amal baik dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis senantiasa mendapat balasan yang berlipat ganda dan selalu mendapat hidayah, keberkahan, serta Ridlo dari- Nya. Amin.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umunya. Amiin.

Semarang.

doanya.

Salatiga, Agustus 2008 Penulis

ASROR1

vm

(9)

HALAMAN JUDUL ... i

H. Sistematika Laporan Penelitian ... 16

BAB II KAJIAN PUST AKA A. Kajian Teori ... 18

B Pendidikan Agama Islam ... 30

C. Kajian Hasil Penelitian ... 35

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Situasi Umum SDN Kawengen 02 ... 36

B. Materi Pendidikan Agama Islam ... 39

C. Obyek Tindakan ... 41

D. Setting Penelitian ... 43

(10)

B. Gambaran Umum Penelitian ... 44

C. Penjelasan Tiap Siklus... 46

D. Data dan Proses Menganalisa Data ... 48

E. Pembahasan ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulai ... 61

B. Saran-Sarai ... 61 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

Tabel I Keadaan Murid SDN Kawengen 02 ... 38 Tabel II Hasil Obser\asi Minat Siswa Sebelum Kaji Tindak dan Pada Kaji

Tindak I, II, JII ... 49 Tabel III Hasil Respon Siswa Pada Kaji Tindak I, II, dan III dengan Metode

Observasi ... 50 Taoel IV Hasil Rata-Rata Siswa Minat Berdasarkan Hasil Observasi Sebelum

(12)

Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Menerapkan Model Pembelajaran Learning Together pada Siswa Kelas V SD Negeri Kawengen 02 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2007/2008, Asrori, NIM. 11406153, Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

Minat adalah kecenderungan jiwa ke arah sesuatu, minat bukan kecenderungan yang dipaksa. Dari beberapa definisi di atas, dapat penulis simpulkan bahwa minat adalah suatu keinginan atau hasrat yang lahir dari dalam diri seseorang untuk memenuhi kebutuhannya.

Minat kaitannya dengan belajar, adalah ketertarikan atau kegairahan siswa terhadap materi pelajaran yang dipelajari. Jika seorang siswa memiliki keinginan yang kuat untuk belajar, ia akan mudah memahami serta mengingatnya, karena ia akan mengarahkan seluruh perhatian, tenaga, pikiran dan waktunya untuk belajar, tanpa adanya paksaan dari orang lain.

Salah satu contoh diantaranya strategi pembelajaran aktif adalah learning together. Strategi ini merupakan strategi pembelajaran yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibaskan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang i ain.

Pendekatan dengan model pembelajaran learning together melibatkan partisipasi aktif individu dan kerjasama kelompok. Dengan penyusunan pembelajaran demikian rupa sehingga setiap anggota kelompok memiliki informasi yang unik dan pengaruh tertentu. Hasil kelompok tidak lengkap bila tanpa masing-masing kelompok melakukan kegiatannya. Hal tersebut diibaratkan sebagai Jigsaw Puzzle yang tidak lengkap tanpa setiap kepingan digabungkan.

Dari proses penelitian tindakan kelas yang berdaur 4 (empat) siklus dengan diawali dengan observasi terfokus, tiap siklus menunjukkan perubahan pada minat siswa dalam rrengikuti Pendidikan Agama Islam. Ini terbukti dari hasil analisis siklus pertama sebesar 38,5%, siklus kedua sebesar 87,2% berarti ada peningkatan 48,2% dai siklus ketiga sebesar 94% dari siklus kedua ada peningkatan sebesar 7,7%. Apabila dilihat dari peningkatan siklus kedua dan ketiga sangat kecil akan tetapi apabila dilihat dari peningkatan siklus pertama sampai ketiga sebesar 56,2% ini merupakan peningkatan yang sangat signifikan atau berarti.

Kata kunci : minat, belajar, learning together

(13)

A. Latar Belakang Mas* lah

Sebagai salah satu komponen kegiatan belajar mengajar (KBM), guru memiliki posisi yang menentukan keberhasilan pembelajaran, peranan guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor perencana, supervisor, motivator, dan konselor. Menurut pendapat Gagne fungsi utama guru ialah merancang, mengelola, dan mengevaluasi pembelajaran. Guru bertugas mengalihkan seperangkat pengetahuan yang teroiganisasikan sehingga pengetahuan itu menjadi bagian dari sistem pengetahuar siswa.1

Dalam pendidik m Azas Ki Hajar Dewantara dalam filosofinya adalah

Ing Ngarsa Sung Tu'ada, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menegaskan bahwa kedudukan guri dalam kegiatan proses belajar mengajar sangat strategis dan menentukan. Strategis karena guru akan menentukan kedalaman dan keluasan materi pek jaran. Menentukan karena gurulah yang memilah dan memilih bahan pelajaran yang akan disajikan kepada peserta didik. Salah satu factor yang dapat digunakan oleh guru dalam upaya memperluas dan mmperdalam materi ia ah rancangan pembelajaran yang efektif, efisien, *

1 Elane B.J., Contexts

California, 2007, him. 234

(14)

menarik, dan hasil pe nbelajaran yang bermutu tinggi dapat dilakukan dan dicapai oleh setiap guru.2

Apabila dilihat guru di lapangan jarang memanfaatkan fungsi efektif, efisien, menarik, dan hasil pembelajaran yang bermutu tinggi secara optimal. Kondisi ini disebabkan oleh kenyataan bahwa tugas yang diemban guru sebagai perancang pembelajaran adalah sangat rumit, karena berhadapan dengan dua variabel di luar kontrolnya, yaitu cakupan isi pembelajaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan tujuan yang akan dicapai, dan siswa yang membawa seperangkat sikap, kemampuan awal, dan karakteristik perseorangan lainnya k c dalam situasi pembelajaran.

Guru hanya berpeluang untuk memanipulasi strategi atau model pembelajaran di bawah kendala karakteristik tujuan pembelajaran dan siwa. Pada hakikatnya hanya variable metode pembelajaran yang berpeluang besar untuk dapat dimanipulasi oleh setiap guru dalam perancang pembelajaran, karena guru dapat men>esuaikan model pembelajaran yang mana yang sesuai dengar, materi yang akan dipelajari oleh siswa.

Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, pada umumnya guru menggunakan metode secara sembarangan. Penggunaan metode secara sembarangan ini tidak berdasarkan pada analisis kesesuaian antara tipe isi pelajaran dengan tipe kinerja (performansi) yang menjadi sasaran belajar. Padahal keefektifan suatu metode pembelajaran sangat ditentukan oleh

Conny Semiawan, Pendidikan Tinggi : Peningkatan Kemampuan Manusia Sepanjang Hayat Seoptimal Mungkin, Jakarta, Dirjen Dikti Depdikbud,

(15)

kesesuaian antara tipe .isi dengan tipe performansi. Suatu hasil belajar memerlukan kondisi belajar internal dan kondisi belajar eksternal yang berbeda. Sejalan dengan ini, Metode pembelajaran seringkah hanya cocok untuk belajar tipe isi tertentu di bawah kondisi tertentu. Hal ini berarti bahwa untuk belajar tipe isi yang lain di bawah kondisi yang lain, diperlukan metode pembelajaran yang berbeda.

Salah satu kendala yang dihadapi oleh guru untuk menghasilkan metode atau model pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang efektif ialah fakta bahwa, pertama, guru berhadapan dengan kehidupan agama yang memiliki cakupan sangat kompleks. Hal ini dapat menyulitkan guru untuk menstrukturisasi dan nensistematisasikan materi pelajaran secara cermat berdasarkan tipe isi dalam kaitannya dengan tujuan pembelajaran. Menstrukturisasi dan mensistematisasikan pelajaran secara cermat sesuai dengan sasaran belajar bukanlah tugas yang mudah. Tugas ini memerlukan pengetahuan yang cukup baik tentang perancangan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi das;ir. Kedua, kemampuan guru dalam merencanakan dan mengimplementasikan l urikulum belum memuaskan.

(16)

evaluasi ringan, banyak yang menunjukkan ketidakmengertiannya, lalu mereduksi bahwa matt pelajaran sosial sulit dan menjenuhkan sebetulnya bagi siswa pelajaran ekonomi dari urutan kompetensi dasar dapat diamati dilingkungan keluargt, bahkan mungkin siswa sendiri sebagai pelakunya seperti seorang siswa nembantu orangtuanya berjualan di pasar saat hari libur sekolah atau sore hari.

Hal ini yang memperhebat persepsi negatif siswa adalah kurangnya pengetahuan guru akar situasi-situasi sosial aktual, yang tengah berlangsung dalam masyarakat. Guiu kurang mampu menghubungkan relevansi pelajaran dengan kenyataan praltis dan keterkaitannya dengan ilmu-ilmu lain dalam mengeksplorasi bahan pembelajaran. Selain itu, situasi dan kondisi belajar yang tidak nyaman, bising, panas, dan kurang variatif juga akan mengurangi gairah belajar siswa.

Adanya indikasi kegagalan siswa dalam mempelajari ekonomi mendesak penulis untul< melihat masala-masalah itu dalam kaitannya dengan alternative pemecahan yang boleh ditempuh dalam proses pembelajaran, sehingga ada harapar bagi guru bahkan siswa sendiri untuk bisa menghengkangkan persepsi dan gejala yang menghantui sebagian pelajar itu. Sekurang-kurangnya ada tiga masalah pokok yang melatarbelakangi keengganan peserta didik untuk mempelajari ekonomi.

(17)

sosialnya sekaligus dapat membentuk opini pribadi terhadap masalah-masalah tersebut. Disini, mereka bukan lagi dianggap sebagai tabularasa kertas kosong atau pribadi yang menerima secara pasif sajian yang tidak dapat sasaran empunya guru, pribadi yang tidak mengetahui apa-apa, melainkan pribadi yang telah berinteraksi dengan lingkungan dan berhak untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.

Kedua, eksistensi guru bukan sebagai fasilitator yang membelajarkan siswa, melainkan pribadi yang mengajar atau menggurui siswa. Kalau hal ini menjadi prioritas dahan pembelajaran maka kesan negative yang bisa mematikan kreativitas siswapun timbul, bahwa guru itu sumber ilmu tetapi siswa gudangnya ilmu. Siswa adalah “bank” dan guru adalah “nasabahnya”. Guru menabung ilmu dalam bank empunya siswa, sedangkan siswa tidak memiliki ilmu itu. Bukanlah kehadiran seorang guru ibarat seorang bidang yang membantu mengeluarkan bayi dari perut seorang ibunya? Peran aktif siswa dalam mengeksplorasi dan mengkonstruksi pengetahuannya sangat diutamakan. Guru Curia memfasilitasi siswa guna mengikuti pola-pola kognitif dan memperlihatkan konsep pengetahuannya itu dapat berlaku benar untuk setiap keadaan ate.u sudah baku menurut referensi ilmu dan kebenaran epistemologi tertentu. Jadi, masalahnya terletak pada proses pembelajaran yang masih mengganggap siswa sebagai obyek yang tidka mengetahui sesuatu.

(18)

pengetahuan siswa it j dengan hukum, teori dan kebenaran yang berlaku

umum. Jika yang diperoleh siswa adalah ketidaksesuaian, maka guru dapat menunjukkan kesalahan konsep itu dan memperlihatkan yang benar, atau membantu mencari alas an, bukti dan referensi ilmiah untuk mengkonstruksi pengetahuan baru. Yang diharapkan dari guru adalah menguasai ketrampilan professional dan unjuk kerjanya. Membuat skenario pembelajaran yang mengesankan dan memacu keingintahuan peserta didik. Melatih kemampuan berpikir dan berinteraksi siswa secara benar sehingga siswa terpesona lalu berkesimpulan “saya berpikir, maka saya ada, saya mengalaminya, maka syaa bisa”.

(19)

untuk memahami konsep-konsep yang berhubungan dengan tempat kerja dan

masyarakat pada umumnya dimana mereka akan hidup dan bekerja/

Strategi Pembelajaran Aktif Model “Learning Together1' adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan ketrampilan memecahkan masalah. Dengan asumsi dasar pada batasan tersebut, strategi pembelajaran aktif model learning together, menjadi relevan untuk diterapkan sebagai strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dengan pendekatan, strategi pembelajaran aktif model learning together diasumsikan belajar Pendidikan Agama Islam akan menjadi menarik karena obyek yang dipelajari s tuas i dunia nyata yang dekat dengan kehidupan siswa. Disamping itu, konsep pengetahuan esensial yang dipelajari akan menggerakan pada kemampuan berpikir tingkat tinggi, dan dengan sendirinya akan mendorong siswa untuk belajar pada situasi bagaimana belajar.

Dari latar belakang masalah, penulis bermaksud membuktikan melalui penelitian tindakan kelas. Untuk itu penulis mengangkat judul penelitian sebagai berikut : Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Menerapkan Model Pembelajaran Learning Together pada Siswa Kelas V SD Negeri Kawengen 02 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2007/2008. *

(20)

B. Rumusan Masalah

Dari penelitian tindakan kelas dengan metode observasi atau pengamatan dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Apakah dengan pendekatan Strategi Pembelajaran Aktif Model “Learning Together” dapat meningkatkan minat belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas V SDN Kawengen 02?

2. Bagaimana perubahan pemahaman konsep yang menyertai peningkatan minat belajar Pendidikan Agama Islam melalui Strategi Pembelajaran Aktif Model “Learning Together”?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui dengan pendekatan Strategi Pembelajaran Aktif Model “Learning Together'’ dapat meningkatkan minat belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas V SDN Kawengen 02.

2. Mengetahui perubahan pemahaman konsep yang menyertai peningkatan minat belajar Pendicikan Agama Islam melalui Strategi Pembelajaran Aktif Model “Learning Together

D. Hipotesis

(21)

metode pembelajaran learning together dapat meningkatkan minat belajar

siswa pada mata pe ajaran Pendidikan Agama Islam”. Hipotesa adalah jawaban yang sifatnya masih sementara.4

E. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan teori tentang model pembelajaran pendidikan agama Islam.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini dapat memberikan masukan yang baik bagi sekolah untuk selalu mengadakan pembaharuan, memajukan program sekolah pada umumnya kearah yang lebih baik.

F. Definisi Istilah

Agar tidak terjadi kemungkinan penafsiran yang berbeda dengan maksud utama penulis ddam penggunaan kata pada judul penelitian ini, perlu dijelaskan beberapa istilih pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel penelitian. Adapun istilah yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan

Yang dimaksud dengan meningkatkan adalah adanya lebih dari, atau menuju sesuatu." Artinya upaya meningkatkan minat belajar siswa

4 Prof. Dr. Winamo Surachmad, Dasar dan Teknik Research, Transito, Bandung, 1975, him. 37

(22)

pelajaran PAI dengan metode learning together itu terdapat benang merah

yang saling berkaitan.

2. Minat

Minat adalah kecenderungan hati terhadap sesuatu. 6 Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui seberapa besar rasa suka atau kecenderungan siswi untuk mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas V SD Negeri Kawengen 02 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, tahun pelajaran 2007/2008.

Agar definisi dari variabel yang digunakan dalam judul penelitian ini lebih jelas, penulis akan menguraikan indikator minat anak dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Ag ima Islam adalah sebagai berikut:

1. Memperhatikan keter angan guru. 2. Sering bertanya apabi la tidak paham. 3. Memiliki catatan yang lengkap.

4. Aktif membaca buku-buku Aqidah Akhlak selain buku pelajaran PAI 5. Absensi terpenuhi minimal 80 persen dari kehadiran.

G. Metode Penelitian 1. Subyek Penelitian

a. Populasi

(23)

Populasi adalah keseluruhan individu yang diperoleh dan

digeneralisasikan.7

Adapun populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Kawengen 02 Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2007/2008.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti. 8 Semen:ara Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.9

Dalam penelitian ini jumlah sampel sama dengan populasi, karena jumlah responden ada 46 siswa dari kelas V Sekolah Dasar Negeri Kawengen 02 Kecamatan Ungaran Timur, dimana jumlah tersebut di bawah 100 orang, maka diambil semuanya (sampel penuh). Sebagaimana Suharsimi Arikunto menyatakan :

“Apabila subyeitnya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika lebih dari seratus dapat diambil antara 10%-l 5 % atau 20%-25% atau lebih. Adapun yang menjadi populasi dan sampel

7 Suharsimi Arikuntc, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis,

Edisi Revisi IV, Rineka Cipta, Jakarta, 199, him. 67 8 Ibid., him. 71

(24)

dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V Sekolah Dasar Negeri Kawengen 02 Kecamaan Ungaran Timur Kabupaten Semarang.

2. Variabel Penelitian

Definisi variabel penelitian adalah sebagai obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. 10 Di dalam suatu variabel terdapat situ atau lebih gejala, yang mungkin pula terdiri dari berbagai aspek atau unsur sebagai bagian yang tidak terpisahkan.

Penelitian ir i terdiri dari 2 variabel, variabel independennya adalah meningkatkan minit belajar siswa dan variabel dependennya adalah dengan menerapkan metode pembelajaran learning together.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui lima langkah, yaitu :

a. Menentukan sumber data : data penelitian bersumber pada siswa kelas V SD Negeri Kiwengen 02 sebanyak 46 siswa yang terdiri dari 26 siswa pria dan 20 siswa wanita.

b. Jenis data : jenis data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif, yakni minat siswa dalam belajar Pendidikan Agama Islam yang menggunakan metode learning together.

c. Teknik pengambilan data, data diambil dengan melalui observasi, yaitu dengan cara melakukan observasi terhadap kegiatan belajar siswa

(25)

dalam belajar Pendidikan Agama Islam yang menggunakan metode

learning together, yang meliputi aktivitas : 1) Memperhat ikan penj elasan guru

2) Mencatat materi atau penjelasan dari guru 3) Mengajukan pertanyaan

4) Mengemuk.ikan pendapat

5) Mengerjakan tugas-tugas dari guru. d. Pengolahan dat i

Dalam pengolahan data dilakukan melalui tiga langkah, yaitu : 1) Refleksi : berupa penyempurnaan kerja, perbaikan kekurangan-

kekurangan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan.

2) Partisipasi : melibatkan seluruh personil yang terkait dalam pelaksanaan penelitian termasuk subyek dan pembantu penelitian. 3) Kolaborasi : menciptakan kerjasama antara unsur sekolah, dan

masyarakat yang satu dengan unsur yang lain dalam pelaksanaan penelitian.

e. Validasi

UntuK nenyakinkan hasil penelitian dilakukan langkah-langkah yaitu :

(26)

2) Menanyakan kembali terhadap hasil observasi yang dirasa adanya

suatu kejanggalan untuk memperoleh suatu kejelasan masalah serta

data yang d inginkan.

Selain metode di atas yang digunakan, sebagai bahan pelengkap skripsi ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut:

a. Dokumentasi

Teknik dokumentasi yaitu mencari sumber data mengenai sesuatu yang berupa catatan, buku, surat kabar, agenda dan sebagainya. 11 Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif, yaitu nilai mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa (diperoleh melalui buku leger nilai) dan situasi umum siswa kelas Sekolah V Dasar Negeri Kawengen 02 Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2007/2008, yang meliputi sejarah singkat berdirinya, letak geografis, struktur organisasi dan lain-lain.

b. Interview

Interview atau wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada masalah tertentu, ini merupakan tanya jawab lesan di mana dua orang atau lebih berhadap secara fisik.11 12

11 Sutrisno Hadi, M. A., op. cit, him. 67

(27)

Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan yang berkaitan dengan penelitian terutama dengan responden meliputi jumlai siswa, keadaan sekolah, dan keadaan guru,

c. Observasi

Yaitu mtuk memperoleh pencatatan dan pengamatan secara sistematis tentang gejala-gejala yang diamati untuk mengumpulkan data tentang minat siswa.

4. Analisis Data

Data yang diperoleh di kemas dengan baik kemudian dilakukan analisa dengan menggunakan analisa table dan persentase. Hasil analisa digunakan sebagai dasar dalam membuat rumusan-rumusan yang mengarah pada pemberian jawaban atau pembuktian hipotesa yang telah dirumuskan.

Untuk mengetahui efekivitas atau tidaknya dalam pelaksanaan tindakan yang diberikan kepada siswa, diperlukan ketetapan atau norma sebagai indikator dalam membuat kesimpulan hasil kerja. Dalam penelitian ini ditetapkan indikator sebagai berikut:

a. Minimal 75 % siswa minat dalam mengikuti dan menerima materi pelajaran.

b. Minimal 75 % guru telah melaksanakan metode learning together

dalam menyampaikan materi pelajaran.

(28)

data menunjukkan prosentase lebih besar dari indikator yang ditetapkan, maka hipotesa diterima. Apabila hipotesa yang dirumuskan diterima, maka kesimpulan hasil penelitian dinyatakan bahwa : peningkatan aktivitas belajar dengan menggunakan metode learning together dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas V SD Negeri Kawengen 02 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2007/2008.

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi ini memuat lima bab, yaitu : B a b I : Pendahuluan

3ab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, difinisi istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

B a b U : Lanaasen Teori

Bab ini memuat masalah Pendidikan Agama Islam pokok bahasan puasa, yang meliputi : Batasan pengertian, dasar dan tujuan materi puasa, skop kurikulum Pendidikan Agama 1 siam.

B a b III : Laporan Hasil Penelitian

(29)

B a b IV : Analisis Data

>ada Bab ini membahas hasil penelitian tindakan kelas untuk mengetahui tingkat minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menerapkan metode pembelajaran learning together pada siswa kelas V SD Negeri Kawengen 02 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2007/2008 menggunakan rumus prosentise..

B a b V : Penutu r

(30)

A. Kajian Teori

1. Strategi Pembelajaran Aktif

Strategi pembelajaran atau strategi instruksional (instructional

strategies) merupakan strategi belajar mengajar dan diartikan sebagai pola umum perbuatan *uru dan murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Pengertian strategi dalam hal ini menunjuk kepada karakteristik abstrak dari rentetan perbuatan guru dan murid dalam peristiwa belajar mengajar.1

Istilah strategi pembelajaran atau strategi instruksional dengan istilah model penga aran. Ia mengemukakan :

”The teaching model, which dates back to as early as John Dewey has had a very strong revival during the past decade. This model is a most effective approach or teaching higher-level thinking processes, helping student process information already in their possession and assisting students to construct their own knowledge

about the social and physical world around them.

Model pengejaran sebagaimana sejak dulu telah diuraikan oleh John Dewey dibeberapa waktu yang lalu, merupakan model yang paling efektif untuk pendekatan berpikir tingkat tinggi, membantu siswa memproses

(31)

informasi agar selalu siap menuntun mereka dengan pengetahuan fisik dan

sosial masyarakat c isekelilingnya).z

Difinisi yang lain mengenai instruksional sebagai berikut:

"Strategy o f instruction as treated here, this consist o f (a) determining the sequencing o f enabling objectives within an objectives end (h) deciding how to implement the instructional events for individual lessons”.

(Strategi instruksional dalam hal ini mengandung suatu pengertian (a) menguraikan urutan-urutan tujuan instruksional dan (b) penyusunan atau memutuskan mengenai bagaimana melaksanakan suatu pelajaran tentang suatu pelaja-an yang diampu oleh seseorang.

Strategi instruksional yang dihubungkan dengan model pengembangan instruksional. Pendapatnya sebagai berikut :”Strategi instruksional yang juga harus dikembangkan adalah menentukan bagaimana kegiatan belajar-mengajar akan diatur agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Penentuan strategi instruksional ini oleh Briggs disoroti dari dua segi pandangan, yaitu menurut guru sebagai perancang kegiatan instruksional dan menurut tim pengembang instruksional dan dikembangkan dalarr strategi instruksional”.

Pandangannya mengenai strategi instruksional sebagai berikut:

”Strategies should not be taught as separate topic in the

curriculum. Important strategies are best learned when they are practiced

with the kinds o f mate rials that students are expected to master when using 2

(32)

in the strategies”. ' Strategi tidak dapat diajarkan sebagai suatu topic yang terpisah dari kurikulum. Hal terpenting untuk mempelajari strategi adalah mempraktekkan strategi dengan materi tertentu dan siswa diharapkan dapat menguasai materi yang diajarkan dengan menggunakan strategi yang dipilih)/

Istilah straiegi pembelajaran dan model pembelajaran sering diartikan untuk menjelaskan pengertian atau makna yang sama tetapi ada juga yang berpendapat kedua kata tersebut mempunyai arti yang berbeda. Kadang-kadang pendekatan diartikan sama dengan strategi, karena pendekatan merup.ikan gambaran pola umum perbuatan guru dan perbuatan siswa dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar.* 4

Dan cakupan luasnya pengertian pemaknaan istilah-istilah maka tidak perlu adanya penegasan perbedaan yang ketat dalam istilah pendekatan, strategi, model, pola, metode, teknik dan istilah yang sejenis, sehingga dalam pembahasan ini semua istilah tersebut dimungkinkan digunakan pada saat-saat tertentu dengan tanpa mengurangi makna yang dimaksud dalam proses pembelajaran.

Beberapa pengertian strategi pembelajaran dari para ahli pendidikan di atas perlu ditambahkan juga pengertian strategi dalam bahasa pada cakupan lain seperti dibawah ini : istilah strategi yang dipakai dalam perincian ada 2 macam, yaitu (1) dalam perencanaan strategi dan

J Ibid., him. 54

4 Nurhadi, Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Tantangan, Jakarta, Grasindo,

(33)

(2) dalam analisis metode dan alat. Seperti diuraikan di atas Robbin dan Cunningham memakai istilah strategi dalam arti yang pertama. Sedangkan dalam arti yang kedua dipakai antara lain oleh Mc. Ashan dan Kuafman. Strategi disini dimaksudkan bagaimana menjelaskan aktivitas yang dikembangkan dalam analisis system yaitu mencari alternative pemecahan. Strategi seperti ini terjadi pada analisis metode dan alat (sesudah analisis sistem), yaitu me tentukan metode beserta alatnya termasuk sumber pendidikan yang akin dilibatkan.3

Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa atau mahasiswa untuk belajar secara aktif. Ketika siswa atau mahasiswa belajar secara aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baikuntuk menemukan ide pokok dari materi pembelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini, siswa atau mahasisv'a akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.

2. Pengertian Minat

Agar tercipta suasana proses belajar mengajar yang efektif dan efisien diperlukan adanya hubungan timbal balik atau interaksi aktif antara guru dengan siswa. Siswa sebagai subyek didik oleh Allah telah dibekali suatu potensi berupa ntellegensi yang dibawa sejak lahir.

(34)

(2) dalam analisis metode dan alat. Seperti diuraikan di atas Robbin dan Cunningham memacai istilah strategi dalam arti yang pertama. Sedangkan dalam arti yang kedua dipakai antara lain oleh Mc. Ashan dan Kuafman. Strategi disini dimaksudkan bagaimana menjelaskan aktivitas yang dikembangkan dalan analisis system yaitu mencari alternative pemecahan. Strategi seperti ini :erjadi pada analisis metode dan alat (sesudah analisis sistem), yaitu menentukan metode beserta alatnya termasuk sumber pendidikan yang ak.in dilibatkan.3

Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa ctau mahasiswa untuk belajar secara aktif. Ketika siswa atau mahasiswa belajar secara aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Dergan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baikuntuk menemui can ide pokok dari materi pembelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini, siswa atau mahasiswa akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.

2. Pengertian Minat

Agar tercipta suasana proses belajar mengajar yang efektif dan efisien diperlukan adanya hubungan timbal balik atau interaksi aktif antara guru dengan siswa. Siswa sebagai subyek didik oleh Allah telah dibekali suatu potensi berupc intellegensi yang dibawa sejak lahir.

(35)

Namun unti k mencapai hasil belajar secara maksimal tidak cukup

hanya dengan intelegensi itu. Ada faktor-faktor lain yang ikut

mencantumkan keberhasilan, di antaranya adalah minat. Guru harus mampu menumbuhkan minat siswa di dalam proses belajar mengajar.

Minat secara etimologis berarti perhatian atau perasaan suka terhadap sesuatu. 6 Secara terminologis ada berbagai macam pengertian yang dikemukakan oleh para ahli antara lain :

a. Minat adalah tenaga penggerak yang terpercaya bagi proses belajar.7 *

Q

b. Minat adalah suatu sumber hasrat belajar.

c. Minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu obyek, seseorang, mata soal, atau suatu situasi, mengandung sangkut paut dengan dirinya dan harus dipandang sebagai suatu sambutan yang sadar. 9

d. Muhibbin Syah, dalam bukunya Psikologi Belajar mendefinisikan minat sebagai kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang ?esar terhadap sesuatu. 10

e. Dalam buku Psikologi Pendidikan karangan Ngalim Purwanto, yang dimaksud minat adalah mengarahkan perbuatan

6M. Sastra Praja, Kamus Istilah Pendidikan Umum, Usaha Nasional, Surabaya, 1978, him. 325.

7Kurt Singer, Memlina Hasrat Belajar di Sekolah, teij. Bergman Sitorus, Remaja Karya, Bandung, 1973, him. 25.

o

Abdul Rahman Saleh, Didaktik Pendidikan Agama di Sekolah Dasar,

Pelajar, Bandung, 1969, hln. 90.

9H. C. Witheringtcn, Psikologi Pendidikan, terj. M. Buchori, Aksara, Baru, Jakarta, 1978. him. 124.

(36)

kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan

itu. 11

Minat adalah kecenderungan jiwa ke arah sesuatu, minat bukan kecenderungan yang dipaksa. Dari beberapa definisi di atas, dapat penulis simpulkan bahwa minat adalah suatu keinginan atau hasrat yang lahir dari dalam diri seseorang untuk memenuhi kebutuhannya.

Minat kaitmnya dengan belajar, adalah ketertarikan atau kegairahan siswa terhadap materi pelajaran yang dipelajari. Jika seorang siswa memiliki keinginan yang kuat untuk belajar, ia akan mudah memahami serta mengingatnya, karena ia akan mengarahkan seluruh perhatian, tenaga, pikiran dan waktunya untuk belajar, tanpa adanya paksaan dari orang lain,

a. Pentingnya Minat dalam Belajar

Minat memungkinkan seseorang memusatkan pikiran dan kemauan yang kuat dan mantap dalam menempuh cita-cita. Oleh karena itu, minat sangat penting dan diperlukan dalam usaha belajar. Sebab, ’’minat selain memungkinkan terjadinya pemusatan pikiran seseorang, juga dapat menimbulkan kegemberiaan, atau keriangan hati yang akan memperbesar daya kemampuan belajar seseorang, juga membantu untuk tidak mudah melupakan apa yang dipelajarinya”. 11 12

11 M. Ngalim Purwanto, MP., Psikologi Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, C'et. Ke-XII, 1997, him. 56.

(37)

Keinginan siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan, teitu akan dibarengi dengan ikhtiar atau usaha yang maksimal juga, apabila keinginan itu menjadi suatu obsesi yang kuat, sebagai dorongan sadar yang lahir dari dalam dirinya. Karena itu minat belajar menjadi demikian urgen, dan senantiasa harus diupayakan agar bisa tumbuh dalam diri setiap siswa,

b. Cara Membangkitkan Minat dalam Belajar

Banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa, di antaranya ial<Lh : faktor motivasi yang merupakan pengendali dalam kegiatan belajar siswa. Minat merupakan salah bentuk dari motivasi itu.

Motivasi merupakan tenaga penggerak yang menimbulkan upaya keras untuk melakukan sesuatu, giat tidaknya usaha belajar yang dilakukan, tergantung pada besar tidaknya motivasi dalam belajarnya.

Sebagaiman dikutip oleh Sardinian AM, beberapa ahli menggolongkan motivasi menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah

1 T

dan motivasi rukhaniah.

Yang termasuk motivasi jasmaniah misalnya : refleks, instink otomatis, nafsu. Sedangkan motivasi rohaniah yaitu kemauan.

Minat merupakan salah satu bentuk dari motivasi, dan merupakan mot.vasi rohaniah. Dalam belajar, minat anak untuk

(38)

mengikuti pelajaran dapat dibangkitkan, sehingga faktor penting dalam belajar tersebut perlu mendapatkan perhatian terlebih bagi para praktisi pendidikan, aga* tujuan pembelajaran bisa tercapai secara optimal.

Cara-cara untuk membangkitkan minat siswa dalam belajar, seperti ditulis oleh S. Nasution dalam bukunya Didaktik Azas-Azas Mengajar, adalah sebagai berikut:

1) Bangkitkan suatu kebutuhan / kebutuhan untuk menghargai suatu keindahan, mtuk mendapatkan penghargaan dan sebagainya.

2) Hubungkan dengan pengalaman masa lampau.

3) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.

4) Menggunakan berbagai metode mengajar, seperti diskusi, kerja kelompok, membaca, demonstrasi dan sebagainya. 14

Selanjutnya Nasution memberikan penjelasan masing-masing cara untuk membangkitkan minat sebagaimana tersebut di atas,

a. Membangkitkan Suatu Kebutuhan

Sesuatu yang harus terpenuhi dalam hidup seseorang disebut kebutuhan sese3rang akan terdorong melaksanakan sesuatu bila ia meiasakan sesuatu itu sangat dibutuhkan dalam hidupnya. Misalnya kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang, penghargaan dan sebagainya. Kebutuhan ini akan menimbulkan perasaan tidak seimbang, ketegangan jiwa dan rasa tidak puas dalam diri seseorang jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi.

(39)

Menuri t Morgan ada bermacam-macam kebutuhan serta cara

membangkitku mya.

1) Kebutuhan kreatifitas, misalnya berlari-lari, bermain-main dan sebagainya yang mengandung kegembiraan bagi anak. Kita dapat menghubungkan pekerjaan dengan kegembiraan.

2) Kebutuhan untuk menyenangkan hati orang lain. Kita butuh banyak ha untuk menyenangkan hati orang lain. Anak-anak rela bekerja apabila ia dimotivasi untuk melaksanakan sesuatu untuk orang lain yang disukainya.

3) Kebutuhan untuk mendapatkan hasil. Hasil yang baik dalam pekeijaan yang disertai dengan pujian merupakan pendorong bagi seseorang untuk bekerja atau berbuat lebih giat lagi. Pujian harus selalu berhubungan erat dengan prestasi yang baik.

4) Kebutuhar untuk mengatasi kesulitan. Suatu kesulitan, misalnya cacat, muigkin menimbulkan rasa rendah diri. Ini menjadi pendorong untuk mencari kompensasi dengan usaha yang luar biasa, sehingga tercapai keunggulan dalam suatu lapangan. Sikap anak terhadap kesulitan banyak tergantung pada sikap lingkungar nya. 1:1

b. Menghubungkan dengan Pengalaman Masa Lampau

Semenjak pra sekolah, anak sudah mengumpulkan pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan minat.

(40)

pengalaman itu sangat penting dan sangat menentukan bagi proses

belajar anak di kemudian hari. Pada masa ini anak dapat menunjukkan suatu karakter yang bersifat kritis (ingin tahu), anak mulai bertanya

«

tentang sesuatu yang dilihatnya, sebagai contoh dalam buku Kurt Singer disebutkan, bahwa :

Seorang anak yang tidak diperbolehkan bertanya dan melihat secara bebas dan wajar, akan mengalami kesukaran dalam me­ ngembangkan minat belajarnya, sikap rasa ingin tahuan yang tidak capat terpenuhi itu pasti akan menghambat proses belajar inak”. 16

c. Memberikan Kesempatan untuk Mendapatkan Hasil yang Baik

Pelajarcn akan lebih menarik minat siswa, apabila materi pelajaran itu d hubungkan dengan keinginan untuk menapatkan atau meraih cita-citmya, misalnya untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus dari sekolahnya dan sebagainya.

Pengetahuan mengenai hasil yang telah dicapai ini dapat menjadi pendorong bagi anak untuk serius dalam belajar, dan lebih meningkatkan prestasinya. Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka bahan pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kesanggupan individu.

Adapun cara-cara untuk menyesuaikan antara pelajaran dengai kesanggupan individu, menurut Nasution adalah : 1) Pengajaran individual, siswa menerima tugas-tugas yang

disesuaikar menurut kecepatan masing-masing.

(41)

2) Tugas tambahan. Siswa pandai mendapat tugas umum bagi

seluruh kelas, hubungan kelas tetap dipelihara.

3) Pengajaraa proyek, anak-anak mengerjakan sesuatu yang sesuai

dengan m nat serta kesanggupannya.

4) Pengelompokan menurut kesanggupan. Kelas dibagi dalam

beberapa kelompok, yang terdiri dari anak yang mempunyai kesanggupan yang sama. 17 18

d. Menggunakan Berbagai Metode Mengajar

Dalam proses belajar mengajar terdapat hubungan yang erat antara aktivitas belajar dan aktifitas mengajar, seperti dikutip Abu Ahmadi, bahwa James L. Mursel dalam bukunya Succesful Teaching, mengatakan mengajar adalah suatu aktifitas untuk mengorganisir belajar anak. 1' Penggunaan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar akan memberikan efisiensi serta efektifitas untuk mencapai tujuan pembeli jaran.

Keberadaan guru memiliki peran yang strategis kedudukanya dalam bidang pengajaran. Guru diharapkan mampu memodifikasi rancangan dar pelaksanaan pengajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu sebagai suatu profesi guru cituntut memiliki kompetensi, sebagai prasyarat bagi performansinya.

17S. Nasution, op. at., him. 120.

(42)

3. Strategi Pembelajaran Aktif Model Learning Together

Salah satu contoh diantaranya strategi pembelajaran aktif adalah

learning together. Strategi ini merupakan strategi pembelajaran yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain. Adapun langkah-langkah mcdel learning together adalah sebagai berikut:

a. Pilihlah materi pelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen (bagian).

b. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah segmen yang adz.

c. Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi yang berbeda-beda.

d. Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelompok.

e. Sampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengecek pemahaman mereka terhadap materi. 19

Pendekatan dengan model pembelajaran learning together melibatkan partisipasi aktif individu dan kerjasama kelompok. Dengan penyusunan pembelajaran demikian rupa sehingga setiap anggota kelompok memiliki informasi yang unik dan pengaruh tertentu. Hasil

(43)

kelompok tidak lengkap bila tanpa masing-masing kelompok melakukan kegiatannya. Hal tersebut diibaratkan sebagai Jigsaw Puzzle yang tidak lengkap tanpa setiap kepingan digabungkan.

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidik an Agama Islam

Penjelasan UUSPN No. 2/1989 pasal 39 ayat (2) tentang pendidikan agama seperti dikutip Muhaimin dijelaskan bahwa :

"Pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketaqwaan terhadap I'uhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianui oleh peserta didik yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional”. 2

Dalam UUSPN No. 2 / 1983 yang dikutip Tim fak. Tarbiyah IAIN Walisongo dijelaskan bahwa:

"Pendidikan Agama Islam adalah sebagai salah asatu bidang study pendidikan yang bersama-sama dengan pendidikan Pancasila dan pendidikan kowarganegaraan menjadi kurikulum wajib bagi setiap jenis, gelar dan jenjang pendidikan”. * 21

Lebih khusus Drs. Achmadi menjelaskan, Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang lebih khusus ditujukan untuk mengembangkan

A) Drs. Muhaimin, MA., et. al., Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, him. 75

(44)

fitrah keberagamaiin dan sumber daya insani lainnya agar lebih mampu

• 22

memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam.

Dari uraian tentang pengertian Pendidikan Agama Islam diatas maka dapat ditarik kesimpulan tentang pengertian Pendidikan Agama Islam sebagai berkut : Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah suatu bidang studi yang terisi tentang ajaran Islam yang harus disampaikan guru pada murid dengan melalui bimbingan dan pembinaan dengan tujuan agar siswa dpat memahami, meyakini dan mengamalkan dalam kehidupan individu, bermasyarakat serta berbangsa dan bernegara.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Mahmud Y anus merumuskan tujuan pendidikan agama sebagai berikut:

’’Tujuan pendidikan agama ialah mendidik anak-anak, pemuda- pemudi dan orang dewasa, supaya menjadi seorang muslim sejati, beriman teguh, beramal sal ih dan berakhlak mulia, sehingga ia menjadi salah saorang anggota masyarakat yang sanggup hidup di atas kaki sendiri, mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada bangsa dan tinah airnya, bahkan sesama umat manusia”. 23)

Dari penyempurnaan tujuan Pendidikan Agama Islam mengandung pengertian bahwa Proses Pendidikan Agama Islam yang dialami siswa mengalami tahap-tahap : * 23

Drs. Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Aditya Media, Yogyakarta, 1992, h m. 102

(45)

a. Tahap kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap ajaran dan nilai -nilai yang terkandung dalam ajaran Islam.

b. Tahap afeksi, yakni terjadinya proses internalisasi ajaran dan nilai agama dalam hati, dalam arti menghayati dan meyakini. Keterkaitan dengan afeksi

c. Afeksi dengan menghayati dan meyakini ajaran semakin kuat ditunjang dan dilandasi pengetahuan dan pemahaman, sehingga termotivasi untuk masuk rel tahap berikutnya.

d Tahap psikomotorik. Tahap ini siswa tergerak untuk mengamalkan ajaran yang telah diyakini. Sehingga terbentuk manusia muslim yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia.24

Tujuan Pendidikan Agama Islam pada prinsipnya bertujuan pembentukan manisia yang memahami manusia atau memanusiakan manusia sehingga dupat hidup harmonis di dunia dan akhirat.

3. Fungsi PAI

Fungsi Pendidikan Agama Islam di sekolah dasar (SD), berfungsi:

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan keluarga.

b. Penyalur, yaitu untuk menyalurkan peserta didik yang memiliki bakat khusus yang ingin mendalami agama, agar bakat tersebut dapat

(46)

berkembang se:ara optimal, sehingga dapat bermanfaat untuk dirinya

sendiri dan bag: orang lain.

c. Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan, kekurangan dan kelemahan peserta didik dalam hal keyakinan, pemahaman dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.

d. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif, dari lingkungannya atau dari budaya asing yang dpat membahayakan peserta didik dan mengganggu perkembangan dirinya manusia Indonesia seutuhnya.

e. Penyasuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.

f. Sumber nilai, y* itu memberi pedoman hidup mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

g. Pengajaran, yaiti untuk menyampaikan pengetahuan keagamaan yang T c

fungsional.z 4. Ruang lingkup PAI

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian keselarasan dan keseimbangan antara :

a. Hubungan manusia dengan Allah SWT. b. Hubungan manusia dengan sesama manusia. c. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri.

(47)

d. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.26

Sedaigkan ruang lingkup bahan pelajara PAI MTs meliputi : keimanan, ibadah, Al-Qur’an, akhlak, muamalah, syariah dan tarikh. 2'

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Mahmud Yunus mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan agama secara luas sebagai berikut:

a. Pengajaran agama di sekolah, pengajaran agama di sekolah

d. Dukungan masyarakat yang hidup agamis.28

Keberhasilan pendidikan agama akan menghasilkan anak-anak atau bahkan masyarakat yang hidup agamis. Pendidikan agama diperoleh tidak hanya di sekolah, telapi juga di keluarga, lingkungan masyarakat dan keteladanan-keteladan m yang diperoleh anak dalam hidup.

(48)

C. Kajian Hasil Penelitiai

(49)

A. Situasi Umum SD Negeri Kawengen 02 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang

1. Letak dan Keadaan Geografis

SDN Kawengen 02 berada di sebelah selatan jalan antar kota

Kecamatan. Lebih tepatnya terletak di Desa Kawengen, Kecamatan

Ungaran Timur Kabupaten Semarang.

SDN Kawengen 02 terletak agak jauh dari kota memungkinkan

situasi belajar menjadi kondusif dan tidak terganggu oleh aktifitas

keseharian kota. Tidak adanya dalam kota tidak menjadi masalah, karena sudah ade jalur kendaraan / angkutan umum yang melewati tepat di depan sekolai. Bersatunya sekolah dengan pemukiman penduduk memudahkan dilam berinteraksi dengan masyarakat serta lebih terjamin keamanannya.

2. Sejarah Berdirinya SDN Kawengen 02 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang

SDN Kawengen 02 didirikan pada tahun 1977 dan langsung menerima siswa baru. Karena belum mempunyai gedung sendiri, maka masih menggunakan fasilitas rumah penduduk yang terletak di Desa Kawengen. Pada tahun 1988 proyek pembangunan gedung SDN

(50)

Kawengen 02 yang terletak telah usai, maka kegiatan belajar siswa

pindah ke gedu lg baru.

3. Keadaan Sarana Prasarana SDN Kawengen 02 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang

Kegiatan belajar mengajar di SDN Kawengen 02 didukung oleh

fasilitas yang relatif memadai. Gedung yang sudah permanen, alat praktik dan koleksi buku perpustakaan sangat mendukung dalam proses belajar siswa.

Adapun sarana fisik penunjang belajar yang dimiliki SDN Kalikayen 01 adalah sebagai berikut:

a. 6 ruang belajar (kelas) b. Sebuah ruang perpustakaan c. Sebuah ruang kepala sekolah d. Sebuah ruang guru

e. Sebuah mus holla f. Sebuah ruar g UKS

g. Sebuah lapangan rumput / umum

(51)

4. Situasi Guru dan karyawan SDN Kawengcn 02 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang

Tenaga kependidikan di SDN Kawengen 02 sebanyak 8 orang

guru negeri, 2 garu bantu, dan 1 guru wiyata bakti.

5. Situasi Siswa SDN Kawengen 02 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang

SDN Kawengen 02 terdiri dari 200 murid. Untuk lebih jelasnya penuli.: sajikan tabel sebagai berikut:

TABEL I

KEADAAN MURID SDN KAWENGEN 02 KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN PRINGAPUS

(52)

6. Kegiatan Ekstrakurikuler SDN Kawengen 02 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang

Untuk nenambah pengetahuan dan mengembangkan bakat

yang dimiliki siswa, maka diadakan kegiatan ekstrakurikuler yang meliputi:

a. Pramuka b. Olah raga

c. Kesenian (Seni Musik) d. Seni Baca Al-Qur’an

B. Pendidikan Agama Islam

1. Materi Pendidikan Agama Islam

Materi °A1 yang diajarkan di SDN Kawengen 02 sesuai dengan materi pada KTSP tahun 2007. Untuk kelas V dan VI terdiri dari 16 pokok bahasan dengan alokasi waktu 32 jam pelajaran. Ke-16 pokok bahasan lersebut meliputi :

Semester I / gasil

a. Iman kepaca Rasul Allah b. Zikir dan do’a

c. Al-Quran Surat Ali Imran 103 dan 105 dan surat Al Hujurat 10 dan 3

d. Penyakit hati

(53)

f. Salat lima waktu

g. Al-Qura’an surat Al Mujadalah : 11 dan Surat Yunus : 5 dan 6

h. Salat jama< dan qasar

Semester II / genab

a. Khulafaur rasyidin

b. Iman kepada hari kiamat c. Puasa

d. Penyembelihan hewan e. Udhiyah

f. Tuntutan Islam tentang hak dan kewajiban warga negara g. Penyebaran Islam setelah khulafaur rasyidin

h. Infak

2. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SDN Kawengen 02 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang

Dalam pelaksanaan penyampaian PAI dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran per materi minggu. Dalam menyampaikan materi guru menggunakan metode yang sesuai dengan materi, alat, tujuan dan kondisi perkerabangan anak.

Sedangkan metode yang digunakan dalam menyampaikan materi PAI adilah sebagai berikut :

a. Metode ceramah, digunakan untuk materi secara umum.

(54)

c. Metode taiya jawab, digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa.

d. Metode tugas, dengan mengerjakan tugas-tugas.

e. Metode demonstrasi digunakan untuk menjelaskan pada siswa materi yang bisa disampaikan.

3. Evaluasi Belajar PAI di SDN Kawengen 02 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang

Untuk nengetahui keberhasilan belajar siswa dilakukan evaluasi belajar, yang meliputi :

a. Evaluasi belajar, dilakukan setelah memperoleh satu atau lebih pokok bahasan.

b. Evaluasi sub sumatif (Mid Semester), dilakukan setelah menempuh setengah dari satu semester.

c. Evaluasi sumatif, dilakukan setelah menempuh satu semester dengan ulangan umum.

d. Evaluasi tahap akhir, ditempuh oleh siswa kelas VI yang akan menyelesaikan belajar di tingkat SD.

C. Obyek Tindakan

(55)

(reflecting). Menurut Kurt Lewin dari keempat tahap itu merupakan satu

siklus dan dilanjutkan untuk siklus berikutnya.

Tindakan perelitian dilakukan dalam tiga siklus sebab setelah dilakukan refleksi yang meliputi analisis dan penilaian terhadap proses tindakan, akan muncul permasalahan atau pemikiran baru sehingga perlu dilakukan perencanaiin ulang, pengamatan ulang, tindakan ulang serta dilakukan refleksi ulang.

Prosedur peneli ;ian tindakan kelas ini setiap siklus meliputi : 1. Perencanaan {planning)

a. Menyusun renqina pembelajaran dan skenario pembelajaran b. Menyiapkan alat bantu mengajar dan mengumpulkan data. c. Menyusun alat evaluasi.

2. Tindakan {acting)

a. Guru melakukar apersepsi dengan metode tanya jawab.

b. Guru memberikm motivasi kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan.

c. Proses transformasi materi :

Guru membimbi lg dan mengamati siswa dalam menyelesaikan soal. d. Setelah menyelesaikan soal siswa diminta guru menuliskan hasil

kerjanya di pap;in tulis. Dengan bimbingan guru siswa diharapkan dapat menarik kesimpulan dari materi yang sedang dipelajari.

e. Guru memberikai test siklus 1. 3. Observasi

a. Teknik pengumpulan data

(56)

- Observer mengamati dan memberikan penilaian proses pembelajaan dari awal hingga akhir.

b. Alai pengump dan data

- Tes siklus I dilaksanakan setelah selesai siklus I untuk memperoleh data kuantitatif di akhir siklus I.

- Instrumen monitoring observasi guru di kelas. 4. Refleksi

Hasil refleksi men pakan landasan untuk menentukan tindakan pada siklus II, meliputi:

a. Mengetahui kemampuan hasil belajar siswa.

b. Mengetahui kreativitas siswa dalam menyelesaikan permasalahan.

D. Setting Penelitian

Penelitian ini berbasis kelas dengan lokasi siswa kelas V SDN Kawengen 02. Dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2007/2008 yang medbatkan siswa-siswi berjumlah 46 siswa, yang terdiri. Pemilihan kelas V berdasarkan pertimbangan bahwa ketika dilaksanakan pretes kemampuan pmguasaan konsep, kelas ini memiliki persentase tinggi dibanding dengan ke as lainnya.

(57)

A. Setting Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Kawengen 02. Sebagai obyek penelitian adalah akti\itas siswa kelas V SD Negeri Kawengen 02 dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Sebagai subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Kawengen 02 yang terdiri dari 46 siswa terdiri 26 siswa pria d«tn 20 siswa wanita. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan yang dimulai har Sabtu tanggal 1 Mei 2008 sampai dengan tanggal 20 Juli 2008. Dalam penelitian dibantu dua orang rekan yaitu guru, yang secara kebetulan sebagai wali kelas.

B. Gambaran Umum Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kaji tindak, yaitu tindakan yang dilakukan oleh guru terhadap siswa sebagai usaha peningkatan aktivitas belajar Pendidikan Agama Islam yang menggunakan metode partisipasi. Penelitian ini berlangsurg selama dua bulan, Yang dilaksanakan pada tanggal

15, 22, 29 Mei 2008 dan tanggal 3, 7, 10, 13, 17, 20, Juni tahun 2008.

(58)

1. Perhatian siswa teihadap materi pelajaran yang disampaikan guru.

1. Aktivitas siswa dalam pencatatan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

2. Kemauan bertanya siswa terhadap guru atas pelajaran yang disampaikan oleh guru.

3. Mengemukakan pendapat saat pembelajaran berlangsung. 4. Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.

Untuk mengumpulkan data digunakan metode observasi yang menggunakan format observasi sebagai pencatatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajarai Pendidikan Agama Islam yang menggunakan metode partisipasi.

Tindakan diberikan sebanyak tiga kali tindakan yaitu kaji tindak pertama, kedua, dan ketiga. Sedangkan pengamatan dilakukan sebanyak 4 kali, yaitu:

1. Pertama sebelum kaji tindak dilakukan. 2. Kedua pada pelaksaiaan tindakan pertama. 3. Ketiga pada pelaksaiaan kaji tindak kedua. 4. Keempat pada pelaksanaan kaji tindak ketiga.

Hasil pengamatai dikemas dalam bentuk tabel untuk diadakan analisis. Dalam kegiatan analisa data digunakan analisis tabel dan prosentasem untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran.

(59)

materi pelajaran dan 15 % guru dalam mengajar PPKn menggunakan metode

partisipasi.

C. Penjelasan Tiap Siklus

Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa tindakan kelas ini dilakukan

melalui tiga putaran (s klus). Adapun proses pemberian tindakan dapat diikuti uraian berikut:

1. Kaji Tindak Siklus Pertama (I)

Yang dilaksanakan pada tanggal 15, 22, 29 Mei 2007. Langkah-langkah yang dilakukan meliputi :

a. Apersepsi (pendahuluan) 10 menit

b. Inti: menyajikai pokok bahasan dengan metode learning together 70 menit.

c. Penutup menit

(alokasi waktu dua jam pelajaran per minggu)

Pada kegiatan apersepsi siklus pertama guru sedikit menanyakan beberapa persoalan yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, dan dilanjutkan pengarahan terhadap materi pelajaran yang akan disampaikan pada tindakan siklus pertama.

Pada kegiatan inti, kegiatan yang dilakukan oleh guru meliputi : a. Penyampaian tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.

(60)

Dalam kegiatan penutup guru mengadakan evaluasi terhadap

pelajaran yang baru disampaikan dan menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

2. Kaji Tindak Siklus Kedua (II)

Yang dilaksanakan pada tanggal 3, 7, 10 Juni tahun 2008 Langkah-langkah yang dilakukan meliputi :

a. Apersepsi (pendahuluan) : 10 menit 1) Berdoa bers ama-sama

2) Absensi

3) Apersepsi meliputi tanya jawab puasa Ramadhan, seperti pada bulan apa umat Islam menjalankan puasa satu bulan penuh?

b. Inti : menyajikai pokok bahasan : 70 menit 1) Guru membentuk kelompok kecil-kecil

2) Tiap kelompok terdiri dari 5 orang tetapi kemampuannya berbeda. 3) Setiap kelompok memilih satu ketua untuk menjadi koordinator

diskusi dalam kelompok.

4) Setiap keloir pok di beri materi yang berbeda-beda.

5) Setiap kelompok mewakilkan satu orang maju ke depan untuk membacakan hasil diskusi kelompok di depan kelas.

6) Setiap kelompok mengajukan pertanyaan. Setiap kelompok merangkap hasil diskusi

c. Penutup : 10 menit

(61)

Pada kegiatan apersepsi yang dilakukan oleh guru adalah menanyakan perta iyaan yang ada hubungannya dengan pelajaran yang lampau.

Sedang pada kegiatan inti yang dilakukan guru meliputi : a. Penyampaian tijuan pembelajaran yang akan dipelajari.

b. Penyampaian materi pelajaran dengan metode learning together.

Dalam kegiatan penutup guru mengadakan evaluasi terhadap pelajaran yang baru disampaikan dan menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

3. Kaji Tindak Siklus Tiga (III)

Yang dilaksanakan aada tanggal 13, 17,20, Juni tahun 2008 Langkah-langkah yjng dilakukan meliputi :

a. Apersepsi (pendahuluan) : 10 menit b. Inti : menyajikan pokok bahasan : 70 menit

c. Penutup : 10 menit

(alokasi waktu dia jam pelajaran per minggu)

Pada kegiatan apersepsi yang dilakukan oleh guru adalah menanyakan pertanyaan yang ada hubungannya dengan pelajaran yang lampau.

Sedang pada kegiatan inti yang dilakukan guru meliputi : c. Penyampaian tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.

(62)

Dalam kegiatan penutup guru mengadakan evaluasi terhadap pelajaran yang baru disampaikan dan menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

Pada tiga kali pelaksanaan kaji tindak selalu diadakan pengamatan yang dilakukan oleh mitra guru secara intensif dengan lembar observasi terhadap siswa dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan metode partisipasi.

D. Data dan Proses Menganalisa Data

Data yang dikumpulkan dengan melalui observasi dikemas dan disusun dalam suatu tabel untuk dianalisis guna mengetahui tingkat aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang menggunakan metode learning together.

Data hasil observasi aktivitas belajar Pendidikan Agama Islam sebelum kaji tindak dan pada kaji tindak pertama, kedua dan ketiga dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL II

HASIL OBSERVASI MINAT SISWA SEBELUM KAJI TINDAK DAN PADA KAJI TINDAK I, II, III

No. Kegiatan yang diobservasi

Sebelum Kaji

(63)

2. Mencatat 70 30 76 24 88 12 92 8

3. Mau bertanya 35 65 42 58 62 38 83 17

4. Mengemukakan

Pendapat 33 67 62 57 57 43 77 23

5. Mengerjakan tugas 50 40 68 32 76 24 93 7

Rata-Rata Aktivitas 52 48 59 41 73 27 88 12

Dari tabel di atas dapat diketahui sebagai berikut:

1. Sebelum kaji tindak siswa yang aktif sebanyak 23 orang siswa atau sebanyak 52 %.

2. Pada kaji tindak pertama terlihat ada peningkatan aktivitas siswa, siswa yang aktif sebanyak 29 orang atau 59 %.

3. Pada kaji tindak kedua juga mengalami peningkatan, siswa yang aktif menjadi 33 orang siswa atau 73 %.

4. Pada kaji tindak ketiga juga mengalami kenaikan siswa aktif menjadi 40 orang siswa atau 88 %.

Gambar

Tabel I Keadaan Murid SDN Kawengen 02
KEADAAN MURID SDN KAWENGEN 02 KECAMATANTABEL I
HASIL OBSERVASI MINAT SISWA SEBELUM KAJI TINDAKTABEL II
TABEL IIIHASIL RESPON SISWA PADA KAJI TINDAK I, II DAN III DENGAN
+4

Referensi

Dokumen terkait

Nilai dari level of significant yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 persen (0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel fungsi kepemimpinan secara individual atau

Gambar 123 Relief tersamar menyerupai burung yang digambarkan dengan jalinan motif awan, pada salah satu panil di teras pertama Candi induk

Pada penelitian ini kuesioner akan dibagikan kepada beberapa responden (UMKM) yang berada di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mengenai penerapan

Naskah siap cetak dari 165 buku yang disediakan tahun 2016 telah diserahkan ke Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk selanjutnya diharapkan bisa dicetak

Jobdiscribtion : Pemilik saham terbesar, sebagai dewan Pengawasan dan Evaluasi seluruh rumah makan PTM. Serta menjadi atasan para pimpinan RM PTM setiap cabang

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh lama penyimpanan dan konsentrasi natrium benzoat pada suhu berbeda terhadap kadar vitamin C cabai

Sehingga hasilnya adalah 3,33% pada 5 responden memiliki kategori bentuk perilaku seksual sangat tinggi yaitu 4 responden di kategori berciuman dan 1 responden di

1) Peran: suatu proses dalam pelaksanaan kegiatan individu maupun kelompok. 2) Posyandu: suatu organisasi/institusi masyarakat didirikan atas dasar hukum