• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI NASABAH TERHADAP PRODUK TABUNGAN HAJI PADA BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU (KCP) PURWODADI TUGAS AKHIR - PERSEPSI NASABAH TERHADAP PRODUK TABUNGAN HAJIPADA BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU (KCP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERSEPSI NASABAH TERHADAP PRODUK TABUNGAN HAJI PADA BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU (KCP) PURWODADI TUGAS AKHIR - PERSEPSI NASABAH TERHADAP PRODUK TABUNGAN HAJIPADA BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU (KCP"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI NASABAH TERHADAP PRODUK TABUNGAN

HAJI PADA BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) SYARIAH

KANTOR CABANG PEMBANTU (KCP)

PURWODADI

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

DISUSUN OLEH

NURLELA

NIM : 20113037

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

عْل ِبِ ِهْيَلَعَف اَيْن ُّلدا َداَرَا ْنَم

ِِل

َرَأ ْنَمَو ِ ْلِعْل ِبِ ِهْيَلَعَف َةَرِخَ ْلْا َداَرَأ ْنَم َو

ِْلِعْل ِبِ ِهْيَلَعَف اَ مهُ َدا

“Barang siapa menginginkan kebahagiaan didunia maka haruslah dengan ilmu, barang siapa yang menginginkan kebahagiaan di akhirat haruslah dengan ilmu,

dan barang siapa yang menginginkan kebahagiaan

pada keduanya maka haruslah

(6)

PERSEMBAHAN

Sebagai Ungkapan Rasa Syukurku dan Tanda Bakti Kepada Kedua

Orang Tuaku”

Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada:

Pertama

Kedua orang tuaku tercinta Ibundaku “Asiyah” dan Ayahandaku “Muzazin” yang senantiasa membimbing, mendorong, mendukung dengan penuh kesabaran,

keikhlasan, kegigihan dan tidak henti-hentinya mendoakan

anak-anaknya supaya menjadi orang yang sholih,

bermanfaat bagi Agama, Nusa dan Bangsa. Amiin Yaa Rabbal’alamiin.

Ke-dua

Kyai saya Alm. KH. Zumri , KH.Nasir As’ari , KH. Mahdi, Ibu Nyai Aminah,Ibu Nyai Hj.Latifah Ustadz Abdullah Al-bazy,

Ustad Marjan dan para Ustadz pondok pesantren Masyithoh yang selalu

mendoakan dan memberi nasihat-nasihat

yang Bermanfaat untuk saya.

Ke-tiga

Mas Khoirul Anam, S.Sy. yang selalu mendampingi dan memberi nasehat serta semangat dan

Keluarga besarku tercinta

yang ikut serta memberi dorongan, semangat dan doanya

dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Ke-empat

Yang terakhir dan yang terspesial

Almamaterku Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam jurusan D3 Perbankan Syariah

(7)

KATA PENGANTAR

ينعتسن هبو ,ينلم اعلا ّبر لله دملحا

ءايبنلأا فرشأ ىلع ملاّسلاو ةلاّصلاو ,نيّدلاو اينّدلارومأ ىلعو

لاو لوحلا ,ينعجمأ هبحصو هلأ ىلعو .دّممح انلاومو اننيعأ ةّرقو انعيفشو انبيبحو اندّيس ,ينلسرلماو

دعب اّمأ .ميظعلا ّيلعلا للهااب ّلاإ ةّوق

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala limpahan nikmat, karunia, serta hidayah-nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa terhaturkan dan tercurahkan kepada khatamul anbiya‟ wal mursalin (penutup para Nabi dan Rasul) baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, shahabat dan pengikutnya serta orang-orang yang mencintainya, hingga yaumil qiyamah. Semoga kita semua, orang tua kita, keluarga kita, guru-guru kita diberi tetap Iman, Islam, Ihsan, istiqamah dalam beribadah dan dibimbing oleh Allah SWT dan pada akhirnya jika kita di panggil menghadap Allah SWT menetapi „ala ar-Ridha wa khusnil khatimah. Amin yaa Rabbal „Alamiin.

Penyusunan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Ekonomi Islam pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Berawal dari kekurangan dan keterbatasan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul

(8)

bantuan moril maupun materil. Oleh karenanya dengan kerendahan hati perkenankan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

3. Bapak H. Alfred L. M.Si. selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

4. Bapak Dr. Nafis Irkhami, M.Ag. M.A. yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan penuh kesantunan, kesabaran, keikhlasan dan kebijakan.

5. Ibu Desi Trisnawati., S.E. M.M. selaku dosen Pembimbing Akademik selama kuliah di jurusan D3 Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang selalu memberi motivasi belajar bagi penulis.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh civitas akademika IAIN Salatiga terlebih kepada dosen-dosen di jurusan Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang banyak berjasa kepada penulis.

(9)

8. Seluruh Nasabah BRI Syariah yang telah berkenan menjadi objek penelitian untuk penulisan Tugas Akhir ini. Terutama Kepada Masyarakat Purwodadi dan sekitarnya.

9. Para Staff Perpustakaan IAIN Salatiga, PERSIPDA Kota Salatiga dan perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, terima kasih atas bantuan penyediaan buku-buku kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini. 10. Secara khusus penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tulus kepada

Ibundaku tercinta beliau ibu Asiyah dan ayahandaku beliau bapak Muzazin yang penulis mulayakan dan banggakan. Berkat kesabaran dan ketulusan beliau dalam membimbing, memberi dukungan, pengorbanannya serta tidak henti-hentinya selalu mendoakan setiap hari untuk anak-anaknya. Penulis berharap semoga seluruh amal dan jerih payah beliau tercatat sebagai amal sholih yang bisa mendapatkan ridho dari Allah SWT, dan bisa menghantarkan keharibaan Allah SWT.

11. Kepada KH. Abdul Nasir Asy’ari dan Ibu nyai Siti Aminah selaku pengasuh Ponpes Masyitoh atas didikannya dalam membimbing dan mengajarkan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

12. Untuk seluruh keluarga besarku, kak Wahid., SH. kak M. Rofik, S. kak Asih Zuliana, kak Wahyu Diana, serta adiku yang kusayangi.

(10)

14. Sahabat-sahabat penulis yang menemani belajar di IAIN Salatiga yang berada di Kota yang sejuk ini. Kota Salatiga yang penuh suka-duka dan penuh kenangan indah ini sebagai kebanggaan tersendiri. Terima kasih kepada mbak Laila Yeni, Muji, Setiana Fatimah, Novi karuniawati, Wiji Lestari, Ngamilatul, Herli Marlina dan seluruh teman-teman satu angkatan 2013 Jurusan D3 Perbankan Syariah yang telah bersama-sama berjuang dan belajar bersama selama kuliah di IAIN Salatiga dengan didukung oleh Kota yang sejuk nan indah ini.

15. Kepada mbak Siti Magfirah, Lugis Anfi, Azlina N, Nadya R, Rina, Umi, Yuni, Oliv, serta seluruh teman-teman Pondok Pesantren Putri Masyitoh Tingkir Lor, Tingkir, Salatiga yang selalu memberi semangat dan menghibur penulis.

16. Yang terkhir teruntuk siapapun yang belum penulis sebutkan satu persatu. Teruntuk semuanya Jazakumullahu ahsanal jazaa‟ syukran katsiraan. semoga Tugas Akhir ini bermanfaat. Amiin

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan. Penulis berharap Tugas Akhir ini dapat dijadikan acuan dan bahan referensi oleh pihak siapapun. Maka dari itu penulis minta dukungan dan sarannya kepada siapapun yang membaca Tugas Akhir ini untuk berkelajutan yang lebih baik lagi nantinya.

(11)

tidak mungkin terselesaikan dengan baik dan hanya kepada Allah-lah semua urusan di kembalikan. Oleh karena itu penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca yang budiman pada umumnya. Iyyakana‟budu waiyyaka nasta‟iin. Amiin.

Salatiga, 20 Juli 2016 Penulis

Nurlela

(12)

Nurlela. 2016. Persepsi Nasabah Terhadap Produk Tabungan Haji Pada Bank Rakyat Indonesia (BRIS) Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Purwodadi. Tugas Akhir. Jurusan D-3 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi nasabah terhadap

produk tabungan haji pada BRI Syari’ah Kantor Cabang Pembantu Purwodadi.

Pokok permasalahan yang di bahas dalam penelitian yaitu; yang pertama bagaimana persepsi masyarakat terhadap produk tabungan haji pada BRISyariah KCP Purwodadi. Kedua bagaimana strategi marketing yang digunakan BRIS Purwodadi untuk nasabah.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif analitis yang dianalisis dengan penelitian lapangan (field research) yaitu mengambil data-data dari observasi dan interview terhadap objek penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa participant observation dan indepth interview sebagai metode pengumpulan data utama. Interview dilakukan secara langsung yaitu pada nasabah, karyawan, dan PINCAPEM BRIS KCP Purwodadi. Dengan indepth interwiew pada sampel nasabah sebanyak 25 responden.

Hasil penilitian ini menunjukan bahwa persepsi nasabah terhadap produk tabungan haji pada Bank Syariah KCP Purwodadi memiliki nilai dan asumsi yang baik karena pihak bank mampu memberikan kepercayaan, kepuasan kepada nasabah dari berbagai sisi dan mampu memberikan kenyamanan serta ketertarikan bagi nasabah serta prosedur/pelaksanaan pembiayaan sesuai dengan prinsip Syariah yang menggunaka akad mudharabah muthlaqah. strategi pemasaran BRI Syariah KCP Purwodadi yaitu pada produk tabungan haji meliputi: Segmenting dengan menentukan berdasarkan daerah, segi usia dan profesi, targeting dengan menentukan target yang akan dicapai.

Kata Kunci: Persepsi, Nasabah, Produk Tabungan Haji.

(13)

HALAMAN JUDUL ... i

2. Indikator Pengukuran Persepsi ... 20

3. Faktor Terbentuknya Persepsi ... 22

C. Nasabah Tabungan Haji ... 26

1. Pengertian Nasabah ... 26

2. Jenis-Jenis Nasabah ... 27

3. Sikap Nasabah Bank Syariah ... 29

4. Persepsi Nasabah Terhadap Perbankan Syariah ... 31

5. Kepuasan Sebagai Faktor Loyalitas Nasabah ... 33

(14)

1. Pengertian Tabungan Haji ... 34

3. Perhitungan Bagi Hasil Tabungan Haji (Mudharabah) 46 4. Jenis-jenis Mudharabah ... 46

5. Kharakteristik Mudharabah ... 47

6. Betuk-bentuk Akad Mudharabah ... 48

BAB III GAMBARAN UMUM BRI SYARIAH A. Sejarah Berdirinya BRI Syariah KCP Purwodadi ... 50

B. Visi, Misi dan Motto BRI Syariah KCP Purwodadi ... 52

C. Struktur Organisasi BRI Syariah KCP Purwodadi ... 53

D. Job Discription BRI Syariah KCP Purwodadi ... 54

1. Pimpinan Cabang Pembantu ... 54

(15)

A. Analisi produk Tabungan Haji (tabungan Mudharabah) .. 71 B. Persepsi Nasabah Terhadap Produk Tabungan Haji pada

BRI Syariah KCP Purwodadi ... 74 C. Strategi Pemasaran Produk Tabungan Haji... 80 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 84 B. Saran-Saran ... 85 DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...

(16)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana dalam UU No. 21 tahun 2008 pasal 1 ayat 2 menyatakan, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat (UU RI

nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syari’ah). Penjelasan dari pasal

tersebut berati bank merupakan sistem hukum perbankan di Indonesia untuk masyarakat yang membutuhkan dana atau oleh masyarakat yang kekurangan dana.

(17)

mensosialisasikan perbankan syariah kemasyarakat luas. Karena di Indonesia masyarakatnya memeluk agama Islam paling besar dibanding dengan agama-agama lain. Hal ini menjadi kesempatan dan prospek bagi pengembangan sistem dan produk-produk bank syariah.

Dalam sebuah bank, baik konvensional maupun syariah, ada dua faktor kepentingan yang masuk di dalamnya. Kedua faktor itu adalah pengaruh kepentigan ekonomi dan kepentinga ideologi. Dilihat dari kepentingan ekonomi, sebuah bank tidak akan berjalan, jika tidak ada pola manjemen yang baik dan sistem sirkulasi keunagan yang jelas. Begitu pula dengan adanya kepentingan ideologi yang mendorong berdirinya bank di mana secara filosofis terlihat jelas jika dipandang dari aspek bangunan ontologinya.

(18)

walaupun tetap tidak menghapus konvensionalnya. Bank tersebut dimaksudkan untuk melakukan kerja-kerja transaksional secara syariah menurut hukum Islam. Ini juga akan menjadi komoditas ekonomi yang sangat menjanjikan dan sangat potensial di sektor ekonomi. Islam menjadi alat legitimasi kuat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Semangat awal membentuk sistem ekonomi syariah sebenarnay adalah untuk dakwah Islam dengan cara yang syariah. Namun, semangat awal kini mulai tergeser dengan adanya komoditas yang kemudian menjadi alat legitimasi kuat bank syariah.

Menurut data bank Indonesia, faktor-faktor yang menyebabkan bank syariah berkembang pesat (potential of development) di antaranya adalah Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar di dunia 227 juta, Islamic banking menggunakan pengembangan ekonomi yang pro terhadap sektor riil,

dan pengelolaan dana pemerintah yang banyak dikelola oleh bank syariah (Maula, 2012:5-6). Dari penjelasan di atas juga terjadi pada BRI Syariah KCP Purwodadi yaitu bank tersebut juga menawarkan produk tabungan haji guna untuk menarik minat masyarakat sebagai nasabahnya secara maksimal.

Haji merupakan satu-satunya ritual yang bernilai suci dan sakral, dimensinya mencakup aspek implementasi ruang vertikal dan horizontal. Hampir semua agama mempunyai semua benda-benda yang secara pasti menempati ruang yang disakralkan.

(19)

harus dipenuhi untuk melaksanakan ibadah haji dapat digolongkan dalam dua pengertian di antaranya:

Pertama; Kemampuan personal (internal), harus dipenuhi oleh masing-masing individu mencakup antara lain; kesehatan jasmani dan rohani, kemampuan ekonomi yang cukup baik bagi dirinya maupun keluarga yang ditinggalkan, dan didukung dengan pengetahuan agama, khususnya tentang manasik haji.

Kedua; Kemampuan umum (eksternal), harus dipenuhi oleh lingkungan negara dan pemerintah yang mencakup antara lain; peraturan perundang undangan yang berlaku, keamanan dalam perjalanan, fasilitas tranfortasi dan hubungan antara pemerintah Indonesia dengan kerajaan Arab Saudi. Dengan terpenuhinya dua kemampuan tersebut, maka perjalanan untuk ibadah haji baru dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

Oleh karenanya, tidak semua orang Islam yang diseru untuk menunaikannya, kecuali bagi mereka yang mampu dan sanggup menunaikannya baik secara materi, tenaga pikiran maupun bekal kemantapan haji. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Ali Imran ayat 97 yaitu:

(20)

Baitullah, barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.

Kewajiban melaksanakan ibadah haji adalah sekali seumur hidup baik muslim laki-laki maupun perempuan yang mempunyai kemampuan dari segi mental, finansial (keuangan) dan fisik. Artinya, setiap muslim yang telah dapat dibebani tanggung jawab (telah dewasa/mukalaf), dengan kekayaan yang cukup sehingga mampu mengadakan perjalanan pulang pergi ke makkah, yang mana fisiknya pun kuat, maka diwajibkan untuk melaksanakan rukun Islam ke lima itu sekali selama hidupnya. Adapun orang yang dikatakan mampu dilihat dari segi finansial ialah orang yang sanggup membiayai orang-orang yang menjadi tanggungannya yang harus ia tinggalkan, dan ia bebas dari hutang sampai ia kembali dari menjalankan ibadah haji tersebut.

Ibadah yang merupaka rukun Islam kelima adalah wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang memiliki kemampuan (istitha‟ah) mengerjakannya. Makanya, di antara syarat wajib haji selain harus beragama Islam, berkal, baligh, juga disyaratkan memiliki kemampuan untuk melaksanakannya, baik kemampuan dalam sosial harta, fisik maupun mental dan merdeka/bukan hamba sahaya (Kemenag RI. 2012:87).

(21)

semakin maju dan meningkat dibandingakan dengan lembaga keuangan lain. BRI Syariah KCP Purwodadi ditunjuk untuk menyelenggarakan pendaftaran ibadah haji kerjasama dengan kemenag Purwodadi. Karena pendaftaran haji terbanyak yang dilakukan masyarakat Purwodadi adalah melalui BRI Syariah KCP Purwodadi. Hal tersebut tentu menimbulkan pertanyaan mengenai kesuksesan BRI Syariah KCP Purwodadi dalam menarik nasabah khususnya pada produk tabungan haji.

Dari awal berdirinya Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah KCP Purwodadi sampai sekarang telah mengalami banyak perkembangan. Salah satunya adalah produk tabungan haji yang sekarang ini masyarakat Purwodadi antusias untuk menjadi nasabah di BRI Syariah guna pendaftaran haji. Dalam hal ini, BRI Syariah KCP Purwodadi bekerjasama dengan Kementerian Agama Kabupaten Grobogan (Purwodadi) untuk melayani

pendaftaran para calon jama’ah ibadah pada masyarakat Kabupaten

Grobogan.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul “Persepsi Nasabah Terhadap Produk Tabungan Haji pada Bank Rakyat Indonesia (BRIS) Syariah KCP Purwodadi.”

B. Rumusan Masalah

(22)

1. Bagaimana persepsi nasabah terhadap produk tabungan haji di BRI Syariah KCP Purwodadi?

2. Bagaimana strategi pemasaran produk tabungan haji di BRI Syariah KCP Purwodadi terhadap nasabah?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menjawab pertanyaan dari rumusan pokok masalah yang telah disebutkan di atas, adalah:

1. Untuk mengetahui persepsi nasabah terhadap produk tabungan haji di BRI Syariah KCP Purwodadi.

2. Untuk mengetahui strategi pemasaran produk tabungan haji BRI Syariah KCP Purwodadi terhadap nasabah.

D. Metode Penelitian

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis memerlukan sebuah metode penelitian untuk memperoleh data yang akan dikaji lebih mendalam. Supaya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah yang dapat menjelaskan dan menyimpulkan obyek pembahasannya.

(23)

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Berdasarkan jenisnya, penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Karena data yang dikumpulkan lebih banyak berbentuk data verbal bukan dalam bentuk angka. Jadi dalam penelitian ini akan mengetahui secara mendalam tentang persepsi nasabah terhadap produk tabungan haji di BRIS Kantor Cabang Pembantu Purwodadi.

Di samping itu, penelitian kualitatif ini juga ditandai dengan penggunaan metode pengumpulan data yang berupa participant observation (pengamatan terlibat) dan indepth interview (wawancara

mendalam) sebagai metode pengumpulan data utama (Anam, 2015:15-16). 2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian ini adalah deskriptif analitik yaitu penelitian yang menuturkan menganalisa dan mengklasifikasikan kualitatif. Metode deskritif analitik itu dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya (Anam, 2015:16). Dalam penelitian ini penulis menganalisa dan mengklasifikasikan data-data dari hasil observasi dan penelitian.

3. Sumber Data

(24)

a. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara (interview) atau dari sumber pertama yaitu dengan para nasabah BRIS KCP Purwodadi yang mendaftarkan pada produk tabungan haji dengan terlibat langsung sebagai mahasiswa praktikum pengembangan profesi (magang) di BRIS Purwodadi tersebut yang bekerjasama dengan Kementerian Agama Kabupaten Grobogan.

b. Data skunder, yaitu data yang diperoleh dari studi pustaka, majalah, hasil penelitian, makalah dan buku-buku lain yang berhubungan dengan permasalahan di atas sebagai bahan pendukung dari penelitian Tugas Akhir ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaanya, penelitian ini menggali informasi dan data dari Pimpinan Cabang Pembantu (Pimcapem) BRI Syariah KCP Purwodadi dan dari beberapa nasabah khususnya pada produk pembiayaan pengurusan haji atau tabungan haji.

Data tersebut akan dianalisis melalui riset kepustakaan dengan membaca dan menelaah buku-buku, tulisan-tulisan yang masih ada kaitannya dengan bahan penelitian. Selain itu data dikumpulkan melalaui riset lapangan dengan mencari informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian.

(25)

Dalam hal ini peneliti menggunakan beberapa tektik dalam pengumpulan data di antaranya:

a. Interview (Wawancara)

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarka tujuan tertentu (Maslikhah, 2013:321). Metode wawancara adalah tektik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keteranga-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka untuk melakukan tanya jawab dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada peneliti (Anam, 2015:18). Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara secara langsung pada pihak yang terkait, yaitu dengan Pimpinan Cabang Pembantu BRI Syariah Purwodadi, pegawai serta masyarakat yang menjadi nasabah di BRI Syariah pada produk tabungan haji.

b. Dokumentasi

(26)

digunakan untuk melengkapi dan mencari data sesuai yang ada di lapangan yang diperoleh dari observasi, interview (wawancara), foto-foto kegiatan, buku-buku dan referensi-referensi lain yang berkaitan dengan bahan penelitian kemudian disusun, dijelaskan dan dianalisis. c. Observasi

Metode observasi atau metode pengumpulan data dengan cara mencari data melalui pengamatan dan pencatatan yang sistematis mengenai fenomena-fenomena yang diteliti. Supaya tidak adanya upaya penulis untuk memanipulasi data-data yang ada di lapangan, maka dalam observasi ini penulis melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat dan mengikuti kegiatan paektikum (magang) dalam hal pengurusan haji tersebut secara langsung. Tujuan dari metode ini agar bisa diperoleh dan diketahui data yang semestinya.

5. Analisis Data

(27)

sudah disusun untuk menjawab rumusan masalah. Metode ini tujuannya untuk mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematik, akurat dan factual tentang persepsi nasabah terhadap produk tabungan haji di BRI Syariah KCP Purwodadi.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahfahaman dan penafsiran makna pada Tugas Akhir ini, maka penulis menjelaskan terlebih dahulu maksud dari istilah-istilah yang ada dalam judul Tugas Akhir. Dalam memberikan beberapa pengertian dan gambaran pada judul Tugas Akhir ini yang nantinya mudah dipahami secara konkrit dan lebih operasional. Penegasan istilah yang penulis ingin jelaskan yaitu:

1. Persepsi

Dalam kamus besar psikologi, persepsi diartikan sebagai suatu proses pengamatan seseorang terhadap lingkungan dengan menggunakan indra-indra yang dimiliki sehingga ia menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada dilingkungannya.

(28)

2. Nasabah

Menurut UU Perbankan No. 10 Th. 1998 nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank. Sedangkan menurut Kotler (1980) nasabah adalah semua orang dan rumah tangga yang meberi atau menerima barang dan jasa bagi konsumsi pribadi (Alfred, 2006: 73).

3. Produk

Menurut pendapat Amstrong (2010:253) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk meliputi objek secara fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan ide. Sedangkan Menurut Fandy Tjiptono ( 2006 : 95 ) menyatakan bahwa produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.

4. Tabungan

(29)

5. Haji

Dalam ensiklopedia Islam (1997), haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi. Kata haji diambil dari etimologi Bahasa Arab dimana kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan

menyengaja. Menurut istilah syara’, haji ialah menuju ke baitullah dan

tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula (Kementrian Agama RI, 2012:87).

6. Tabungan Haji

Dalam hal ini berati tabungan haji merupakn tabungan dalam rangka mempermudah masyarakat untuk menabung yang nantinya akan digunakan oleh yang bersangkutan untuk menunaikan ibadah haji. Pada

perkembangannya setelah adanya pembatasan/kuota jama’ah haji pada

masing-masing negara pengirim jama’ah, maka tabunga haji mempunyai hubungan dengan Sintem Komputerisasi Terpadu (SISKOHAT), yaitu sstem yang dirancang untuk alat control, penampungan data dan pengolahan data dalam peaksanaan dan penyelenggaraan urusan haji antara perbankan dengan Departemen Agama RI (Widiyono, 2006:175).

F. Sistematika Pembahasan

(30)

BAB I PENDAHULUAN, pada bab pendahuluan ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sitematika pembahasan.

BAB II LANDASAN TEORI, Pada bab ini berisi tentang kajian pustaka yaitu menguraikan tentang pembahasan yang menjadi ladasan penelitian sebelumnya. Kerangka teoritik yang membahas mengenai pengertian persepsi dan jenisnya, pengertian tabungan haji dan akadnya, serta penjelasan mengenai persepsi nasabah.

BAB III GAMBARAN UMUM BRI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU PURWODADI, yaitu berisi tentang sejarah dan perkembangan BRI Syariah KCP Purwodadi, visi dan misi serta motto, struktur organisasi, gambaran kinerja dan produk-produk BRIS Syariah KCP Purwodadi.

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS, menjelaskan tentang pengertian tabungan haji kemudian dianalisis dengan persepsi nasabah terhadap tabungan haji pada BRIS Syariah KCP Purwodadi serta pemasarannya.

(31)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Secara spesifik sudah banyak buku-buku, penelitian, maupun judul tugas akhir yang berhubungan tentang persepsi nasabah dan produk tabungan haji. Maka berdasarkan tinjauan pustaka tersebut penulis mengklasifikasikan penelitian-penelitian yang telah ada, antara lain:

Penelitian pertama; dalam kajian pustaka ini Tugas akhir yang disusun oleh Mahmud Anwari Jurusan Syariah Program Studi D-3 Perbankan Syariah tahun 2012 berjudul “Produk Simpanan Haji Pada BMT Al-Ijtihad Pebelan Kabupaten Semarang.” Hasil kesimpulan dari penelitian yaitu prosedur pengajuan produk simpanan haji di BMT Al Ijtihad ini tidak terlalu rumit dan sesuai ketentuan yang ada, yaitu membuka rekening simpanan haji terdahulu, setelah itu melengkapi persyaratan-persyaratan antara lain: foto copy KTP suami istri (bagi yang sudah menikah), Kartu Keluarga, Surat Kesehatan, dan Surat Nikah. Setelah saldo simpanan sudah mencapai kurang lebih Rp. 5.100.000,- maka nasabah tersebut akan didaftarkan ke SISKOHAT dan mendapatkan porsi antrian calon jamaah haji serta mengetahui tahun berapa akan berangkat.

Penelitian kedua; Tugas Akhir Fahlevi Rachmad 2014 yang berjudul “Analisa Prosedur Pembiayaan Haji iB Hasanah di BNI Syariah Kantor

(32)

tersebut menunjukan bahwa prosedur Pembiayaan Haji iB Hasanah sesuai dengan prinsip Syariah, karena melakukan akad Ijarah dengan adanya pihak yang menyewakan (pihak Pertama) dan pihak penyewa (Pihak kedua) telah melakukan ijab dan qabul yang dilakukan dalam satu majelis.

Penelitian ketiga; Tugas Akhir yang disusun oleh Ady Jatmiko 2015 berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Produk Tabungan iB Tapenas Hasanah Pada Bank BNI Syariah Semarang”. Jurusan D III Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Penelitian tersebut memberikan kesimpulan bahwa strategi pemasaran di BNI Syariah Semarang menggunakan 4P yaitu product (produk), price (harga), place (tempat) dan promotion (promosi) bukan 7P atau 11P. Dalam pengajuan pembukaan rekening tabungan iB Tapenas Hasanah maka calon nasabah harus memenuhi syarat-syaratnya yaitu mengisi formulir, melampirkan identitas diri, melakukan setoran awal dan untuk anak dibawah 17 tahun menggunakan akta kelahiran. Perkembangan produk tabungan iB Tapenas Hasanah selama 3 tahun mulai dari tahun 2013 sampai 2015 per bulan Agustus mengalami kenaikan lebih dari 50% baik dari segi saldo tabungan maupun jumlah nasabah produk tabungan iB Tapenas Hasanah.

Keempat; Tugas Akhir yang disusun oleh Safitri Nur Annisa mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Jurusan Syariah Program Studi

Perbankan Syariah dengan judul “Persepsi Nasabah Terhadap Sistem Jemput

(33)

memberikan kesimpulan yaitu, strategi pemasaran yang dilakukan oleh BMT ANDA Salatiga adalah dengan melakukan strategi promosi konvensional seperti brosur, poster, spanduk, iklan, dll. Persepsi nasabah terhadap sistem jemput bola pada KJKS BMT ANDA Salatiga, 75% nasabah sangat menyukai sistem ini karena memberikan kemudahan bagi mereka juga mengajarkan untuk rajin menabung dan menyambung silaturahim. 15% anggota merasa biasa saja terhadap sistem ini. 10% yang lainnya kurang begitu suka dengan sistem jemput bola yang setiap hari didatang oleh petugas marketing.

Dari hasil penelitian-penelitian di atas secara umum menunjukkan bahwa, perbankan syariah secara praktiknya menggunakan prinsip syariah. Karena adanya kepercayaan masyarakat dalam pengoperasionalannya sehingga masyarakat memilih dan menjadi nasabah di perbankan syariah tersebut. Dengan demikian pembahasan yang ada pada tugas akhir ini berbeda dengan penelitian-penelitian di atas. Dalam tugas akhir ini penulis lebih fokus pada persepsi nasabah terhadap produk tabungan haji serta di dukung dengan strategi-strategi pemasaran tabungan haji tersebut pada masyarakat.

B. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

(34)

Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:137) mendefinisikan persepsi sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia. Sedangkan yang dikatakan Solomon (1999) dalam bukunya yang ditulis oleh Prasetijo, Ristiyati dan Ihalauw (2005:67) yang

berjudul “Prilaku Konsumen” dijelaskan yaitu persepsi merupakan sebagai proses sensasi yang diterima oleh seseorang dipilih dan dipilih, kemudian diatur dan akhirnya diinterprestasikan. Untuk memahami definisi tersebut Prasetijo, Ristiyati dan Ihalauw mendefinisikan maksud sensasi adalah sensasi datang melalui panca indra atau system sensorik berupa input sensorik yang sering disebut stimulus. Sehingga dapat disimpulkan persepsi merupakan pandangan seseorang mengenai objek stimulus baik berupa iklan, peristiwa, maupun benda yang ia hadapi.

Pengertian Persepsi Menurut Bimo Walgito (1990:759), persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu.

(35)

dilihat, didengar, atau dirasakan oleh indranya dalam bentuk sikap, pendapat, dan tingkah laku atau disebut sebagai perilaku individu.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa persepsi berarti tanggapan (penerimaan) secara langsung dari sesuatu (Departemen Pendidikan Nasional, 2007:863). Jadi persepsi merupakan pandangan, gambaran, atau anggapan, sebab dalam persepsi terdapat tanggapan seseorang mengenai satu hal atau objek. Dengan demikian dapat diketahui bahwa pada dasarnya persepsi adalah merupakan bagian dari aktifitas kejiwaan manusia dalam menghadapi apa yang ada dalam lingkungannya. 2. Indikator Pengukuran Persepsi

Beberapa indikator yang digunakan dalam pengukuran persepsi, yaitu:

a. Konasi

(36)

dan perasaan (afekif) terhadap stimulus tersebut (Azwar, 1995:21). Dapat dikatakan bahwa indikator konasi adalah menggambarkan tentang bagaimana sebenarnya keputusan perilaku individu terhadap suatu objek yang diamatinya.

b. Afektif

Berasal dari sebuah kat “affect” yang memiliki makna khusus dalam kamus psikologi sebagai perasaan, keadaan jiwa dan emosi suatu obyek atau individu yang dikatakan sebagai efek (pengaruh) bagi seseorang ketika dipengaruhi oleh emosi yang kuat dalam dirinya sendiri (Budiarjo dkk, 1987:18). Secara umum, indikator afektif ini sah saja disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap suatu obyek.

Pada umumnya reaksi emosional yang merupakan indikator efektif ini banyak ditentukan oleh kepercayaan ataupun apa yang kita percayai sebagai kebenaran bagi objek yang dimaksud. Selain daripada kepercayaan, dapat berupa ilmu pengetahuan, juga tentang apa-apa saja yang selama ini kita lihat, dengar, dan kita rasakan sehingga nantinya akan menjadi sebuah pemahaman ataupun pemikiran.

c. Psikomotorik

(37)

bagian (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1990:428). yakni ketrampilan bertindak dari koordinasi penangkapan mata, gerak tangan, dan kaki serta ketrampilan ekspresi yang diperlihatkan dengan mimik ataupun ucapan. Aspek psikomotorik ini didasari oleh dua aspek yang telah disebutkan yaitu aspek afektif dan konasi, dimana dengan aspek psikomotorik ini diharapkan dapat mengendalikan dan mengarahkan otototot secara tepat untuk melakukan gerakan-gerakan dan mengeluarkan pernyataan secara tepat dalam melaksanakan suatu hal tertentu.

3. Faktor Terbentuknya Persepsi

Persepsi terjadi berawal dari adanya sensasi, yaitu kesadaran pertama adanya suatu stimuli (rangsangan). Kemudian otak merangkai, mengkombinasikan, mengorganisasikan dan menafsirkan stimuli-stimuli tersebut dalam bentuk gambaran atau pemahaman tertentu. Persepsi tersebut dibentuk oleh seseorang. Ada dua teori pembentukan persepsi, yaitu teori strukturalis dan teori gestalt.

(38)

dapat merubah atau mempengaruhi persepsi adalah kultur, pembelajaran, emosi dan pengalaman seseorang.

Persepsi itu bersifat personal. Setiap orang mempunyai pengalaman-pengalaman pribadi, emosi dan macam-macam memori yang unik, yang secara otomatis mempengaruhi persepsi seperti aslinya, tetapi sudah dirubah, dibiaskan atau sudah di distorsi.

Persepsi seseorang tentang sesuatu hal juga dipengaruhi suasana hatinya. Orang yang suasana hatinya sedang gembira bisa memahami katakata yang mengandung kegembiraan lebih cepat daripada kata-kata yang mengandung kesedihan dan begitu juga sebaliknya. Stimulus yang ditrima seseorang sangat kompleks stimulus masuk dalam otak (melalui syaraf sensorik motorik) kemudian diartikan, ditafsirkan melalui proses yang rumit kemudian dihasilkan persepsi (Krisdawati, 2012:32).

Gestalt adalah merupakan salah satu teori yang menjelaskan bahwa

proses persepsi melalui pengorganisasian suatu komponen-komponen yang memiliki hubungan, pola, dan juga kemiripan yang bersatu menjadi satu kesatuan. Teori gelstat beroposisi terhadap teori strukturalisme. Teori gestalt cenderung berupaya mengurangi dalam pembagian sensasi menjadi

(39)

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi terbentuknya persepsi yaitu: a. Faktor Internal

Faktor-faktor internal yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain:

1) Fisiologis

Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.

2) Perhatian

Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.

3) Minat

(40)

4) Kebutuhan yang searah

Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.

5) Pengalaman dan ingatan

Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas. 6) Suasana hati

Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah:

(41)

semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.

2) Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.

3) Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.

4) Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi Hmakna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.

C. Nasabah Tabungan Haji 1. Pengertian Nasabah

(42)

disebut juga konsumen, yaitu pengguna produk atau jasa. Definisi lain mengemukakan bahwa nasabah adalah orang yang memerlukan pelayanan, perhatian dan perlakuan. Orang ini akan bereaksi secara cepat, efisian dengan kesepakatannya. Sebagai konsumen, nasabah mempunyai peran besar dalam pengenbangan dan kelangsungan hidup sebuah bank. Karena itu nasabah adalah sisi lain dari kehidupan bank yang perlu mendapat perhatian secara seksama. Bahkan beberapa ahli mengatakan, nasabah adalah pengguna produk yang memerlukan pelayanan, perhatian dan perlakuan yang baik (Alfred, 2006: 73).

2. Jenis-jenis Nasabah

Aktivitas berpikir dan menghasilkan sesuatu yang bersifat rasional dan aktivitas merasa (emosi) dilakukan oleh bagian otak yang berbeda. Walau begitu, keduanya bukan tanpa ikatan atau interaksi. Perbedaan nasabah yang bertipe rasional dengan yang bertipe emosional bukan dimaksudkan untuk memebedakan secara dikotomis antara keduanya. Rasio atau biasa dikenal deengan akal adalah tempat atau aktivitas berpikir. Segala sesuatu yang rasional adalah segala sesuatu yang dhaasilkan melalui aktivitas berpikir. Berpikir meliputi aktivitas, antara lain, membuat analisis-sintesis, membuat kesimpulan, analogi, membuat dedukasi dan sebagainya. Kedua jenis nasabah tersebut diantaranya yaitu: a. Nasabah Rasional

(43)

membuat analogi, kesimpulan dan sebagainya serta memperhatikan banyak aspek seperti segi keuntungan, kepraktisan, manfaat, nilai ekonomis, terpenuhinya kebutuhan dan kenyamanan.

Nasabah rasional pada umumnya lebih objektif, apa yang dikemukakan bersifat logis bisa diterima secara objektif oleh orang lain dan bersifat universal. Selain itu nasabah rasional memberikan alasan bergabung dengan bank syariah berdasasar pertimbangan praktis untuk kepentingan hidup sehari atau berdasar pertimbnagan nilai ekonomisnya, serta berdasar penilaaian secara factual di lapangan.

Nasabah yang bertipe rasional ini akan tampak dari beberapa alasan yang menyebabkan menjadi nasabah bank syariah, yaitu:

1. Karena pelayanan yang bagus/professional 2. Dekat dengan rumah atau tempat kerja

3. Letak yang strategis, gedung megah dan keren 4. Mendapatkan keuntungan secara ekonomis 5. Agar uang tidak boros dana man

6. Resikonya kecil

7. Karena tanpa agunan atau jaminan (Alfred, 2006:102-104). b. Nasabah Emosional

(44)

(untik memenuhi) kebutuhan yang bersifat pribadi. Nasabah emosional cenderung mengabaikan (Alfred, 2006:103).

Nasabah yang bertipe emosional lebih benyak menggunakan hati dan perasaan dalam menentukan suatu pilihan. Berkaitan dengan benak syariah maka aspek yang menjadi dasar pertimbangan nasabah tipe ini adalah pertimbangan yang berkaitandengan ajaran agama. Nasabah tipe ini bisa jadi tidak mengetahui banyak hal tentang bank syariah, namun mempunyai keinginan menadi nasabha karena factor agama seperti untuk menghindari riba, untuk mendapat berkah atau sekedar karena ada label syariah.

Beberapa indikasi dari nasabah yang bertipe emosional memberikan alasan tertarik/memimih dan menjadi nasabah bank syariah Karena beberapa sebab, yaitu:

1. Pelayanan dan suasananya Islami 2. Karena berlebel/bersifat syariah 3. Karena mengandung nilai agama

4. Untuk mendapatkan keuntungan di akhirat 5. Agar bank islam berkembang

6. Bagi hasil dan transaksinya bersifat Islami

7. Karena dikelola secara syariah (Alfred, 2006:103-104). 3. Sikap Nasabah Bank Syariah

(45)

syariah, dan apa yang dirasakanya, namun pada akhir juga menyangkut segi pemasaran, advertasi dan sapek-aspek lainya. Begitu pentingnya analisis terhadap sikap nasabah, sehingga uraian berikut, sikap nasabah tersebut akan dibahas dihubungkan dengan aspek atau variable lainya.

Secara garis besar, nasabah ada yang favourable terhadap bank syariah. Namun ada pula yang unfavourable. ada nasabah yang mempunya sikap positif, menganggap, menilai, dan merasakan bank syariah sebagai bank yang bagus, menyenangkan dan menguntungkan, namun ada pula yang sebaliknya, yaitu berskap negatif terhadap bank syariah.

Sikap bisa terbentuk karena pengaruh lembaga agama termasuk significant others. Munculnya sikap positif terhadap bank syariah, bisa

(46)

langsung melalui orang ketiga atau melalui perantara orang yang sudah mengambil produk bank, atau yang sudah menjadi nasabah. Cara ini hanya kan berhasil bila nasabah sudah merasakan kepuasan atas pelayanan dan produk bank. Ekspresi kepuasan nasabah bisa terpancar dengan melakukan ajakan kepada orang lain. Artinya, memberikan kepuasan kepada nasabah, melakuan pelyanan optimal bisa merupakan salah satu bentuk promosi dan salah satu cara perluasan jaringan kerja dan pelebaran sayap (Alfred, 2006:112-113).

4. Persepsi Nasabah terhadap Perbankan Syariah

(47)

Berdasarkan penjelaan tersebut, persepsi masyarakat terhadap bank syariah adalah:

a. Tidak ada bedanya dengan bank umum; b. Bank syariah adalah banknya umat Islam;

c. Bank syariah adalah bank yang dikelola berdasar syariah Islam.

Anggapan pertama jelas merupakan anggapan yang salah, sehingga perlu di sampaikan informasi lebih akurat kepada seluruh lapisan masyarakat agar mereka mengetahui dengan benar hakekat bank syariah tersebut. Anggapan ini akan melahirkan beberapa konsekuensi, antara lain: a. Membatasi ruang gerak masyarakat untuk menjadi nasabah bank

syariah, yaitu hanya umat Islam saja yang tepat menjadi nasabah, sementara masyarakat yang beragama lain tidak mau karena itu bank milik umat Islam.

b. Merangsang umat Islam untuk menjadi nasabah bank syariah itu sebenarnya. Hal ini akan menimbulkan fantisme tertentu secara membabi buta, sehingga bisa menimbulkan penilaian yang kurang rasional terhadap bank syariah.

(48)

5. Kepuasan Sebagai Faktor Loyalitas Nasabah

Sebagai suatu perusahaan yang bergerak dibidang jasa, bank memiliki nasabah tersendiri yang membutuhkan pelayanan terbaik. Kotler (1980) menjelaskan, nasabah adalah semua orang dan rumah tangga yang membeli atau menerima barang dan jasa bagi konsumsi pribadi definisi yang lain mengemukakan bahwa nasabah adalah orang yang memerlukan pelayanan, perhatian, dan perlakuan. Orang ini akan bereaksi secara cepat, efisien dengan kesepakatanya.

Berdasarkan pendapat beberapa tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa, nasabah bank adalah semua orang yang memakai, menerima, dan membutuhkan pelayanan, perhatian, serta perlakuan yang dipergunakan untuk keperluan pribadi atau kelompok.

Kepuasan nasabah merupakan masalah yang sering kali kurang diperhatikan oleh perusahaan. Padahal, kepuasan nasabah sebenarnya memiliki tingkat kepentingan yang tinggi. Kepuasan nasabah akan mempengaruhi perilaku pembelian uang, serta loyalitas nasabah terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, perhatian perusahaan akan kepuasan nasbah terhadap pelayann yang dibeikan, akan menentukan hidup matinya perusahaan itu sendiri.

(49)

yang terwujud dari kebutuhan dan keinginan nasabah serta harapan nasabah terhadap produk yang diterima. Apabila sisi yang pertama itu seseuai dengan sisi yang kedua maka nasabah akan merasa puas. Semakin jauh kesenjangan antara tujuan penciptaan suatu produk atau jasa dengan pemenuhan kebutuhan atau keinginan konsumen, maka kepuasan konsumen rendah (Alfred, 2006:115-115).

D. Tabungan Haji

1. Pengertian Tabungan

Menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 adalah simpanan yang pada penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang telah disepakati, namun tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu (Kasmir, 2003:74). Secara umum dan sederhana, tabungan adalah sebagian pendapatan yang tidak dihabiskan atau tidak digunakan. Tabungan juga bisa diartikan sebagai sebuah cara yang dilakukan untuk berhemat demi mendapatkan simpanan uang yang bisa digunakan sewaktu-waktu saat dibutuhkan.

Ada berbagai bentuk tabungan dalam dunia perbankan hingga saat ini. Bentuk-bentuk tabungan ini disesuaikan fungsinya dengan kebutuhan masyarakat yang semakin besar terhadap keberadaan perbankan. Bentuk-bentuk tabungan tersebut adalah sebagai berikut:

(50)

b. Tabungan deposito adalah rekening tabungan, giro, atau jenis lainnya dari rekening bank di sebuah lembaga perbankan dimana uang yang disimpan bisa ditarik kembali.

c. Investasi adalah salah satu cara untuk mendapatkan uang pada bentuk asset dengan harapan bisa mendapatkan keuntungan di kemudian hari, seperti tambahan modal, deviden atau bunga.

d. Rekening tabungan online adalah salah satu bentuk rekening yang bisa disimpan, dipindahkan atau ditarik dengan cara memanfaatkan jaringan internet.

Tabungan (saving deposit) merupakan jenis simpanan yang sangat populer di lapisan masyarakat Indonesia mulai dari masyarakat kota sampai pedesaan. Dalam perkembangan zaman, masyarakat saat ini justru membutuhkan bank sebagai tempat menyimpan uangnya. Hal ini disebabkan karena keamanan uangnya yang dibutuhkan oleh masyarakat. Simpanan Tabungan ialah salah satu bentuk simpanan yang diperlukan oleh masyarakat untuk menyimpan uangnya, karena merupakan jenis simpanan yang dapat dibuka dengan persyaratan yang sangat mudah dan sederhana (Jatmiko, 2015:37-38).

2. Manfaat Menabung di Bank Syariah a. Terhindar dari riba

(51)

boleh dimakan. Oleh sebab itu menabung di bank syariah bisa menghindarkan nasabah dari dosa.

b. Berdasarkan syariah Islam

Manfaat menabung di bank syariah untuk umat Islam sama saja dia telah menjalankan syariah Islam dan telah melakukan muamalah berdasarkan islam.

c. Bonus

Bank Syariah memang tidak memberlakukan bunga, namun bank syariah memiliki bonus. Terutama jika nasabah memiliki investasi yang besar di bank.

d. Nasabah tidak akan rugi

Perhitungan bagi hasil yang dilakukan oleh bank syariah tidak pada keuntungan yang diperoleh namun berdasarkan dengan pendapatan yang diperoleh oleh pihak bank setiap bulannya.

e. Terjamin dengan LPS

Bagi nasabah yang menabung sebagai investasi di bank syariah, nasabah akan diuntungkan dengan jaminan yang diberikan oleh Lembaga Penjaminan Simpanan atau LPS. Sehingga investasi yang ditanamnya akan dijamin jika suatu saat mengalami masalah tertentu. f. Dilengkapi fasilitas net banking

(52)

g. Sistem bagi hasil

Dengan sistem ini, bagi hasil yang dilakukan oleh nasabah dan pihak bank adalah dengan melakukan perhitungan antara pendapatan bank, biaya yang dikeluarkan bank akan diambil dari bagi hasil yang menjadi hak bank.

h. Aman

Sama halnya dengan bank lain, menabung di bank syariah lebih aman dan terpecaya. Sistem keamanannya pun sama dengan menabung di bank konvensional hal itu dikarenakan bank syariah juga didukung dengan teknologi pengamanan yang tinggi sehingga orang yang tidak memiliki kepentingan tidak akan bisa mengetahui tabungan Anda. i. Di dukung dengan fasilitas yang menarik

Dengan menabung di bank syariah, nasabah akan dimudahkan dengan berbagai macam fasilitas yang ada di bank syariah tersebut. Salah satu fasilitas yang menguntungkan adalah sebagai berikut:

1) Gratis biaya administrasi bulanan sehingga setiap bulannya tabungan tidak akan terpotong.

2) Gratis biaya bulanan untuk kartu ATM.

3) Gratis ketika melakukan tarik tunai di ATM sendiri maupun di ATM bersama dan juga ATM Prima.

(53)

5) Gratis untuk melakukan biaya transfer di ATM BRI maupun di ATM Prima dan juga di ATM Bersama.

6) Gratis untuk biaya debit Prima. E. Definsi Haji

Dalam ensiklopedia Islam, haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi. Ia diambil dari etimologi Bahasa Arab dimana kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut

istilah syara’, haji ialah menuju ke baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk

melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. baretai yang dimaksud tempat-tempat tertentu dalam definisi diatas, selain Ka’bah dan mas‟a (tempat Sa‟i), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Sedangkan yang dimaksud waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan dzulhijah. Sedangkan amal ibadah tertentu ialah tawaf, sa‟i, wukuf, mabit di muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan

lain-lain.

Sedangkan pengertian haji secara terminologi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

1. M. Baqir al-Hasby menyebutkan bahwa haji adalah mengunjungi ka’bah dan sekitarnya di kota mekah untuk mengerjakan ibadah thawaf, sa‟i, wukuf di arafah dan sebagainya, semata-mata demi melaksanakan perintah

Allah dan meraih keridhaan-Nya.

(54)

adalah kegiatan berkunjung ke baitullah (ka’bah) untuk mengerjakan ibadah dengan cara, tempat, waktu atau masa tertentu. Maksud dari cari

tertentu tersebut adalah ihram, wuquf di arafah, thawaf wada’ dan sa’i.

Dari pengertian di atas dapat difahami bahwa ibadah haji merupakan

Artinya: Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah Dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.

Berkaitan dengan batasan atau kriteria istatha‟ah (mampu) bagi orang yang akan melakukan ibadah haji, sebagaimana dalam ayat tersebut, para ulama berbeda pendapat diantaranya yaitu:

(55)

aman dalam perjalananan. Khusus untuk wanita, harus didampingi oleh mahramnya atau suaminya.

Kedua; menurut ulama Syafi’i yang dimaksud mampu adalah sehat fisik, memiliki biaya, adanya kendaraan, aman dalam perjalanan, khusus untuk wanita harus di dampingi suami, mahram, atau wanita lain yang dipercaya.

Ketiga; menurut Malikiyah, yang dimaksud dengan mampu adalah dapat sampai ke Makkah baik dengan berjalan maupun dengan kendaraan. Hal ini hanya disyaratkan untuk perginya saja dan tidak untuk pulangnya, kecuali jika tidak memungkinkan bagi yang bersangkutan untuk bermukim di Makkah dan sekitarnya setelah melakukan ibadah haji. Mampu juga memiliki pengertian sehat fisik, memiliki bekal, dana man dalam perjalanan.

Keempat; menurut Hanabilah, mampu adalah memiliki biaya dan adanya kendaraan. Kendaraan ini hanya disyaratkan bagi orang yang tinggal jauh dari Makkah yang berjarak sjauh perjalanan qasar shalat, yaitu sekitar 80 km.

(56)

harus terpenuhi dalam melaksanakan haji, maka selama tidak terpenuhi, kewajiban itu menjadi hilang atau gugur. Islam memberikan kewajibab kepada umatnya sesuai dengan kemampuanya (Kementrian Agama RI, 2012:87-89).

F. Mudharabah

1. Pengertian Mudharabah

Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan.

Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses sesorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha.

Istilah “mudharabah” merupakan istilah yang paling banyak digunakan oleh bank-bank Islam. Prinsip ini juga dikenal sebagai ”qiradh

atau “muqaradah”. Mudharabah juga disebut qiradh yang berarti

memutuskan. Dalam hal ini, si pemilik uang itu telah memutuskan untuk menyerahkan sebilangan uang itu untuk diperdagangkannya berupa barang-barang dan memutuskan sekalian sebagian dari keuntungannya bagi pihak kedua orang yang berakad qiradh ini.

Menurut istilah Syara’, mudharabah dikenal sebagai suatu akad atau

perjanjian atas sekian uang untuk dipertindakkan oleh amil (pengusaha) dalam perdagangan, kemudian keuntungannya dibagikan diantara keduanya menurut syarat-syarat yang ditetapkan terlebih dahulu, baik dengan sama rata maupun dengan kelebihan yang satu atas yang lain.

(57)

modal dan mempercayakan sejumlah modalnya untuk dikelola oleh pihak kedua, yakni si pelaksana usaha, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.

Secara teknis, al-Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh 100% modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat dari kelalaiam si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut (Jatmiko, 2015:43-45).

Dalam bahasa Iraq (penduduk Iraq) menamakannya mudharabah, sedangkan penduduk Hijaz menyebutnya qiradh. Qiradh berasal dari kata al-qardhu, yang berarti al qath‟u (potongan) karena pemilik memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh sebagian keuntungannya.

Secara singkat mudharabah atau penanaman modal adalah penyerahan modal uang kepada orang yang berniaga sehingga ia mendapatkan persentasi keuntungan. Beberapa ulama mengemukakan pengertian mudharabah atau qiradh sebagai berikut:

(58)

kepada pihak lain untuk diperdagangkan dengan bagian yang telah ditentukan dari keuntungan, seperti setengah atau sepertiga dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.

b. Menurut Hanafiyah, mudharabah adalah akad syirkah dalam laba, satu pihak pemilik harta dan pihka lain pemilik jasa.

c. Malikiyah berpendapat bahwa mudharabah adalah akad perwakilan, di mana pemilik harta mengeluarkan hartanya kepada yang lain untuk diperdagangkan dengan pembayaran yang ditentukan (mas dan perak). d. Imam Hanabilah berpendapat bahwa mudharabah adalah ibarat pemilik

harta menyerahkan hartanya dengan ukuran tertentu kepada orang yang berdagang dengan bagian dari keuntungan yang diketahui.

e. Ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa mudharabah adalah akad yang menentukan seseorang menyerahkan hartanya kepada orang lain untuk di tijarahkan (Jatmiko, 2015:62-63).

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak di mana pihak

(59)

2. Tabungan Mudharabah

Tabungan mudharabah adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang telah disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu seperti dijelaskan dalam butir tabungan wadiah. Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 02/DSN-MUI/IV/2000 tertanggal 1 April 2000 tentang tabungan, memberikan landasan syariah dan ketentuan tabungan mudharabah adalah sebagai berikut:

a.Landasan syariah tentang tabungan 1) Firman Allah QS. An-nisa:29

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

2) Firman Allah QS. Al-Baqarah:28

(60)

3) Firman Allah QS. Al-Maidah:1 - 2 yaitu:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah,

dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan

haram[390], jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu Telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum Karena mereka

menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam,

(61)

4) Hadits Nabi riwayat Ibnu Majah, yang artinya:

“Nabi bersabda “ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradah (mudharabah), dan mencampur gandum dan jewawut untuk kepentingan rumah tangga, bukan untuk dijual” (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib).

3. Perhitungan Bagi Hasil Tabungan Haji (Mudharabah)

Perhitungan bagi hasil tabungan haji dilakukan berdasarkan besarnya dana investasi rata-rata selama satu periode perhitungan bagi hasil dimana dana rata-rata tersebut dihitung dengan menjumlahkan saldo harian setiap tanggal dibagi dengan hari periode perhitungan bagi hasil.

Dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku mengenai akad mudharabah mutlaqah tabungan haji BRI Syariah KCP Purwodadi

menetapkan bagi hasil yang pembagiannya antara bank dan nasabah. Hal tersebut dinyatakan dalam bentuk nisbah bagi hasil yang disepakati oleh kedua belah pihak. Kemudian pajak bagi hasil yang diterima nasabah ditanggung oleh nasabah dan dipotong langsung dari bagi hasil yang diterimanya. Nisbah bagi hasil yaitu 15 % untuk nasabah dan 85 % untuk pihak bank. Kemudian dihitung, dibukukan dan dibagikan secara bulanan berdaarkan prinsip distribusi bagi hasil.

4. Jenis-jenis Mudharabah

a. Mudharabah muthlaqah (Investasi tidak terikat)

(62)

cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis.

b. Mudharabah Muqayyadah (Investasi terikat)

Mudharabah Muqayyadah atau disebut juga dengan istilah

restricted mudharabah/specified mudharabah adalah kebalikan dari

mudharabah muthlaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis

usaha, waktu, atau tempat usaha (Jatmiko, 2015:43-45). 5. Karakteristik Mudharabah

Akad mudhrabah mempunyai beberapa kharakteristik, diantaranya yaitu: a. Kedua pihak yang mengadakan kontrak antara pemiik dana dan

mudharib akan menentukan kapasitas baik sebagai nasabah maupun

pemilik.

b. Modal adalah sejumlah uang pemilik dana diberikan kepada mudharib untuk diinvestasiikan (dikelola) dalam kegiatan usaha mudharib. c. Keuntungan adalah jumlah yang melebihi jumlah modal dan merupakan

tujuan mudharabah dengan syarat-syarat sebagai berikut:

1) Keuntungan ini haruslah berlaku bagi kedua belah pihak dan tidak ada satu pihak pun yang akan memilikinya.

2) Haruslah menjadi perhatian dari kedua belah pihak dan tidak terdapat pihak ketiga yang akan turut memperoleh bagi hasil darinya. 3) Pemilik dana akan menanggung semua kerugian sebaliknya

(63)

d. Jenis usaha/pekerjaan diharapkan mewakili/menggambarkan adanya kontribusi mudharib dalam usahanya untuk mengembalikan/membayar modal kepada penyedia dana.

e. Modal mudharabah tidak boleh dalam penguasaan pemiik dana,

sehingga “tidak dapat” ditarik sewaktu-waktu.

f. Garansi dalam mudharabah untuk menunjukan adanya tanggung jawab mudharib dalam mengembalikan modal kepada pemilik dana dalam

semua pekerjaannya.

6. Bentuk-Bentuk Akad Mudharabah

Diantara bentuk-bentuk akad mudharabah adalah: a. Mudharabah bilateral (sederhana)

Mudharabah bilateral adalah bentuk mudharabah antara satu pihak

sebagai shahibul maal dan satu pihak sebagai mudharib. b. Mudharabah multiteral

Mudharabah multuteral adalah bentuk mudharabah antara beberapa

pihak sebagai shahibul maal dan satu pihak lain sebagai mudharib.

c. Mudharabah bertingkat (re-mudarabah)

Adalah bentuk mudharabah antara tiga pihak. Pihak pertama sebagai shahibul maal, pihak kedua sebagai mudharib antara, dan pihak ketiga

sebagai mudharib akhir.

d. Kombinasi musyarakah dan mudharabah

(64)
(65)

BAB III

GAMBARAN UMUM BRI SYARIAH

A. Sejarah Berdirinya BRI Syariah dan KCP Purwodadi

Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya No.10/67/KEP.GBI/DPG/2008, maka pada tanggal 17 November 2008 PT. Bank BRI Syariah secara resmi beroperasi. Kemudian PT. Bank BRI Syariah merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam. Dua tahun lebih PT. Bank BRI Syariah hadir mempersembahkan sebuah bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna. Melayani nasabah dengan pelayanan prima (service excellence) dan menawarkan beragam produk yang sesuai harapan nasabah dengan prinsip syariah.

(66)

PT. Bank BRI Syariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank BRI Syariah (proses spin off) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRI Syariah. Saat ini PT. Bank BRI Syariah menjadi bank syariah ketiga terbesar berdasarkan aset. PT. Bank BRI Syariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Berfokus pada segmen menengah bawah, PT. Bank BRI Syariah menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan.

Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRISyariah merintis sinergi dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., sebagai Kantor Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip Syariah (http://ernaiffahauliya.blogspot.co.id/2012/03/laporan-magang-di-bri-syariah-cabang.html).

(67)

BRI Syariah secara resmi beroperasi. Kemudian PT. Bank BRISyariah merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara konvensional menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam. Saat ini PT. Bank BRISyariah menjadi bank syariah ketiga terbesar berdasarkan aset. Dengan berfokus pada segmen menengah bawah, PT. Bank BRISyariah menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan.

Tabungan Haji BRI Syariah iB merupakan tabungan persiapan bagi masyarakat yang ingin melakukan perjalanan ibadah haji guna menunaikaan rukun islam ke-5 dengan prinsip bagi hasil (mudharabah muthlaqah) dalam bentuk investasi. Tabungan ini memberikan ketenangan, kenyamanan serta lebih berkah dalam penyempurnaan ibadah karena pengelolaan dana sesuai syariah. Ketenangan, kenyamanan serta lebih berkah dalam penyempurnaan ibadah karena pengelolaan dana sesuai syariah (www.brisyariah.co.id).

B. Visi, Misi dan Motto BRI Syariah KCP Purwodadi 1. Visi

“Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna.”

2. Misi

Referensi

Dokumen terkait

Ekstrak metanol dan etanol memberikan waktu inkubasi yang lebih cepat dibanding ekstrak etil asetat, karena senyawa yang berperan sebagai antioksidan lebih mudah larut dalam

Sumber Data, Kabag Umum, Kantor Urusan Agama (KUA), Tanggal 19 Oktober 2015.. menggembirakan karena badan/lembaga/ organisasi penyelenggara tersebut ikut membantu pemerintah

[r]

Berkaitan dengan sumber daya manusia dalam Kebijakan Sertifikasi Guru, adapun jumlah guru SMK/SMA di Kota Medan berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera

Permasalahan - permasalahan komunikasi diatas akan sangat mempengaruhi pelayanan dari pemerintah desa terhadap masyarakat sehingga apabila dikaji lebih dalam

Sungguh hal yang luar biasa bagi Yayasan Pendidikan Kristen Dharma Mulya jika tahun ini dimampukan untuk merilis 5 buku secara bersamaan yang merupakan kumpulan

Reaktivitas : Tidak ada data tes khusus yang berhubungan dengan reaktivitas tersedia untuk produk ini atau bahan bakunya.... Stabilitas

Pada penelitian ini, dilakukan formulasi kaptopril dalam bentuk floating tablet dengan penentuan formula menggunakan Simplex Lattice Design dari kombinasi bahan HPMC