• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA SAAT TANGGAP DARURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA SAAT TANGGAP DARURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI ALOR

PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2013

TENTANG

PEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA SAAT TANGGAP DARURAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan sinergisitas dan keterpaduan koordinasi lintas sektoral bersama segenap komponen masyarakat dalam penaggulangan bencana di daerah, maka berdasarkan ketentuan Pasal 25 Peraturan Daerah Kabupaten Alor Nomor 17 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, perlu mengatur Pedoman penanggulangan bencana saat tanggap darurat dengan Peraturan Bupati;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Penanggulangan Bencana Saat Tanggap Darurat;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana

(2)

telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4829);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 43,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4829);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non Pemerintah Dalam Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 44,Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4830);

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non Pemerintah Dalam Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 44,Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4830);

8. Peraturan Daerah Kabupaten Alor Nomor 17 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Daerah Kabupaten Alor Tahun 2008 Nomor 27, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Alor Nomor 459);

(3)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN

PENANGGULANGAN BENCANA SAAT TANGGAP DARURAT. BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Alor.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Alor. 3. Bupati adalah Bupati Alor.

4. Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya disingkat BPBD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang dibentuk untuk melaksanakan tugas dan fungsi dalam rangka penanggulangan bencana di daerah.

5. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menggangu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik dalam oleh faktor alam dan/atau non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

6. Komando Pengendalian Daerah yang selanjutnya disebut Kodal Daerah adalah organisasi pengendali dan pemberi komando di daerah dalam masa siaga darurat bencana, dipimpin oleh seorang komandan pengendali yang karena fungsinya memiliki alternatif pengganti bila yang bersangkutan berhalangan, memiliki struktur organisasi standar yang menganut satu komando dengan mata rantai dan garis komando yang jelas dan memiliki satu kesatuan komando dalam mengkoordinasikan instansi/lembaga/organisasi untuk pengerahan sumber daya.

7. Rantai Kodal adalah stuktur urutan aktasi individu yang bertugas pada Kodal untuk memastikan jenjang Kodal tetap ada bila individu Kodal sebelumnya berhalangan tetap.

8. Kodal Darurat adalah jenjang Kodal yang bertanggung jawab kepada Kodal Daerah berkaitan dengan operasi kedaruratan sekaligus bertindak sebagai Kepala Pusat Krisis dan sebagai pemberi instruksi lintas sektoral

(4)

antara aparat sipil, POLRI dan TNI.

9. Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana yang selanjutnya disebut Pusdalops merupakan satuan tugas dari lembaga penyelenggaraan penanggulangan bencana di pemerintahan yang berfungsi untuk menganalisis dan memberikan rekomendasi arahan kepada Kodal Daerah.

10.Pos Pengendali yang selanjutnya disebut Posdal adalah pos pengendali yang bertanggung jawab kepada Kodal Darurat untuk operasi tanggap darurat pada tingkat Kecamatan maupun Kelurahan.

11.Satuan tugas yang selanjutnya disebut Satgas adalah kelompok orang dari berbagai institusi yang melaksanakan operasi lapangan dan berada dibawah Kodal Darurat.

12.Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.

13.Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang.

14.Sistem peringatan dini adalah serangkaian jaringan kerja berdasarkan pedoman yang saling berkaitan untuk melakukan kegiatan pemberian peringatan dini.

15.Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan pengurusan pengungsi, penyelamatan serta pemulihan sarana prasarana.

16.Pedoman adalah suatu kumpulan ketentuan yang memberikan metode yang harus diikuti oleh seluruh unit yang terkait di tingkat Kodal, Posdal dan Satgas dalam pelaksanaan penanggulangan bencana saat tanggap darurat.

17.Korban bencana adalah orang atau kelompok orang yang menderita atau meningggal dunia akibat bencana.

18.Ancaman bencana adalah suatu kejadian atau pristiwa yang bisa menimbulkan bencana.

19.Bantuan darurat bencana adalah upaya memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar pada saat keadaan darurat.

(5)

20.Status keadaan darurat bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh pemerintah apabila status tanggap darurat nasional, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah apabila status tanggap darurat Provinsi/Daerah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi Badan Nasional Penaggulangan Bencana atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

21.Pengungsi adalah orang atau kelompok orang yang terpaksa atau dipaksa keluar dari tempat tinggalnya untuk jangka waktu yang belum pasti sebagai akibat dampak buruk bencana.

22.Organisasi masyarakat adalah lembaga non pemerintah yang ikut berperan dalam penanggulangan bencana.

23.Pemangku Kepentingan adalah seluruh institusi Pemerintah, TNI, POLRI, lembaga penyiaran, organisasi masyarakat dan masyarakat. 24.Sistem komunikasi darurat adalah sistem yang menjamin bertukarnya

informasi antar unsur organisasi pelaksana sistem peringatan dini penanganan darurat bencana di Daerah.

BAB II

MAKSUD, TUJUAN DAN PRINSIP Pasal 2

Pedoman penanggulangan bencana saat tanggap darurat dimaksudkan sebagai panduan dan dasar tindakan komando dan pengendalian dalam suatu sistem yang terkoordinasi, berhasil guna dan berdaya guna saat darurat bencana.

Pasal 3

Pedoman penanggulangan bencana saat tanggap darurat bertujuan:

a. meningkatkan pengarahan sumber daya dalam pencarian, pertolongan dan evakuasi korban bencana; dan

b. menyelamatkan korban bencana secara cepat, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.

(6)

Pasal 4

Penanggulangan bencana saat tanggap darurat dilaksanakan atas prinsip: a. cepat dan tepat;

b. dapat diandalkan; c. prioritas; d. koordinasi; e. keterpaduan; f. berhasil guna; g. transparansi; h. akuntabilitas; i. kemitraan; j. pemberdayaan; k. nondiskriminasi; l. non proletisi; dan m. keselamatan.

BAB III

PENANGGULANGAN BENCANA SAAT TANGGAP DARURAT

Pasal 5

(1) Pelaksanaan penanggulangan bencana saat tanggap darurat diatur dalam pedoman yang memuat kebijakan dan strategi, organisasi saat tanggap darurat dan mekanisme penanganan.

(2) Pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun dengan sistematika sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Bab II Kebijakan dan Strategi

Bab III Organisasi Penanggulangan Bencana Saat Tanggap Darurat Bab IV Penanggulangan Bencana Saat Tanggap Darurat

Bab V Penutup

(3) Rincian pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

(7)

BAB IV

KETENTUAN PENUTUP Pasal 6

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Alor.

Ditetapkan di Kalabahi pada tanggal 13 Mei 2013

BUPATI ALOR,

SIMEON TH. PALLY

Diundangkan di Kalabahi pada tanggal 13 Mei 2013

PLT. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN ALOR,

OCTOVIANUS LASIKO

(8)

PENJELASAN

ATAS PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2013

TENTANG PEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA SAAT TANGGAP DARURAT BENCANA

I. UMUM

Bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Alor Nomor 17 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Pasal 25 ayat (2) mengamanatkan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana saat tanggap darurat dikendalikan oleh Kepala BPPD.

Bahwa untuk maksud tersebut perlu disusun pedoman penanggulangan bencana saat tanggap darurat sehingga memudahkan instansi pelaksana dalam hal ini BPPD untuk mengendalikan situasi bencana saat tanggap darurat dalam satu rentang kendali yang terorganisir secara cepat, tepat dan akuntabel.

Peraturan Bupati ini akan menjadi dasar hukum dalam pelaksanaan penanggulangan bencana saat tanggap darurat.

II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Huruf a

Yang dimaksud dengan prinsip cepat dan tepat adalah bahwa penanggulangan bencana saat tanggap darurat dilaksanakan secara cepat dan tepat.

(9)

Huruf b

Yang dimaksud dengan prinsip dapat diandalkan adalah bahwa penanggulangan bencana saat tanggap darurat dilaksanakan oleh tim yang handal dalam satu kesatuan komando.

Huruf c

Yang dimaksud dengan prinsip prioritas adalah bahwa penanggulangan bencana saat tanggap darurat, penyelamatan diutamakan pada korban gawat darurat dan kelompok rentan.

Huruf d

Yang dimaksud dengan prinsip koordinasi adalah bahwa penanggulangan bencana saat tanggap darurat dilaksanakan dalam suatu koordinasi dengan didasarkan pada pembagian tugas yang jelas dan saling mendukung. Huruf e

Yang dimaksud dengan prinsip keterpaduan adalah bahwa penanggulangan bencana saat tanggap darurat dilaksanakan oleh berbagai sektor secara terpadu yang didasarkan pada kerjasama yang baik dan saling mendukung sesuai dengan peraturan kebencanaan.

Huruf f

Yang dimaksud dengan prinsip berhasil guna adalah bahwa penanggulangan bencana saat tanggap darurat dilaksanakan untuk mencapai hasil maksimal dengan tidak membuang waktu, tenaga dan biaya yang tidak berlebihan. Huruf g

Yang dimaksud dengan prinsip transparansi adalah bahwa penanggulangan bencana saat tanggap darurat

dilaksanakan secara terbuka dan dapat

dipertanggungjawabkan. Huruf h

Yang dimaksud dengan prinsip akuntabilitas adalah bahwa penanggulangan bencana saat tanggap darurat

dilaksanakan secara terbuka dan dapat

(10)

Huruf i

Yang dimaksud dengan prinsip kemitraan adalah bahwa penanggulangan bencana saat tanggap darurat dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pihak secara seimbang.

Huruf j

Yang dimaksud dengan prinsip pemberdayaan adalah bahwa penanggulangan bencana saat tanggap darurat dilaksanakan dengan melibatkan korban bencana secara aktif.

Huruf k

Yang dimaksud dengan prinsip non diskriminasi adalah bahwa penanggulangan bencana saat tanggap darurat dilaksanakan dengan tidak memberikan perlakuan yang berbeda terhadap jenis kelamin, suku, agama, ras, aliran politik maupun golongan.

Huruf l

Yang dimaksud dengan prinsip non proletisi adalah bahwa penanggulangan bencana saat tanggap darurat dilaksanakan tidak dengan menyebarkan agama atau keyakinan.

Huruf m

Yang dimaksud dengan prinsip keselamatan adalah bahwa penanggulangan bencana saat tanggap darurat dilaksanakan dengan mengutamakan keselamatan petugas. Pasal 5

Cukup jelas. Pasal 6

Cukup jelas.

(11)

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2013 TANGGAL 13 MEI 2013

BAB I PENDAHULUAN

Wilayah Kabupaten Alor terdiri dari 15 (lima belas) pulau, 9 (sembilan) pulau diantaranya telah berpenghuni, memiliki kondisi

geografis, geologis, hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam maupun manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional dan daerah.

Dalam penanggulangan bencana khususnya saat tanggap darurat diperlukan pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian dan sumber daya; penentuan status keadaan darurat bencana, penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; perlindungan terhadap korban yang tergolong rentan dan pemulihan dengan segera prasarana serta sarana vital.

Dalam konteks penanganan seperti diatas diperlukan satu komando berdasarkan sistem komando saat tanggap darurat bencana yang cepat, tepat, efektif, efisien, terpadu dan akuntabel agar dapat meminimalkan korban manusia dan kerugian harta benda, sehingga diperlukan Pedoman penanganan bencana saat tanggap darurat.

Pedoman dimaksud menunjuk pada suatu siklus aktifitas dalam kesatuan tindakan komando demi percepatan tindakan dalam menghadapi masa krisis saat tanggap darurat untuk penyelamatan masyarakat dari ancaman bencana.

(12)

BAB II

KEBIJAKAN DAN STRATEGI A. KEBIJAKAN

1. penanggulangan bencana saat tanggap darurat dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi yang melibatkan seluruh potensi pemerintah, swasta dan masyarakat.

2. penanggulangan bencana saat tanggap darurat dilakukan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menghargai budaya, adat istiadat, kearifan lokal dan pengetahuan masyarakat setempat.

3. peranserta lembaga internasional dan lembaga asing non pemerintah bersifat komplementer.

B. STRATEGI

1. membentuk posko kedaruratan dan penetapan organisasi komando penanganan darurat.

2. memobilisasi potensi sumber daya. 3. memberdayakan masyarakat.

4. mengkoordinasikan peranserta lembaga usaha, lembaga internasional dan lembaga asing non pemerintah dalam penanggulangan bencana saat tanggap darurat.

(13)

BAB III

ORGANISASI PENANGGULANGAN BENCANA SAAT TANGGAP DARURAT

Penanggulangan bencana saat tanggap darurat dilaksanakan dalam Organisasi Kodal dengan bagan struktur sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, terdiri atas:

1. Kodal Daerah; 2. Kodal Darurat;

3. Posdal Kecamatan; dan 4. Posdal Desa/Kelurahan.

Kodal/Posdal dipimpin oleh seorang Komandan dengan tugas, tanggungjawab dan wewenang masing-masing sebagai berikut:

A. KODAL DAERAH

Kodal merupakan organisasi tertinggi dalam sistem penanggulangan bencana saat tanggap darurat di daerah. Kodal Daerah bertindak sebagai penanggungjawab penuh penanggulangan bencana saat tanggap darurat dengan tugas dan tanggungjawab, wewenang dan Rantai Komando sebagai berikut:

1. Tugas dan tanggungjawab:

a. mengendalikan seluruh upaya pemberian peringatan dini serta penanganan darurat bencana di daerah;

b. memberikan laporan secara berjenjang kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangn Bencana melalui Gubernur NTT, Cq. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur atas upaya peringatan dini dan penanganan darurat yang telah ataupun sedang dilaksanakan.

2. Kewenangan:

a. merumuskan arahan untuk disampaikan kepada masyarakat berdasarkan analisis peringatan dini sesuai dengan pedoman yang ditetapkan;

b. memutuskan tingkat dan status bencana daerah berdasarkan hasil kajian cepat setelah mendapat usulan resmi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

(14)

d. meminta bantuan kepada Badan Penangggulangan Bencana Daerah Provinsi bila dibutuhkan;

e. menetapkan akhir masa darurat bencana bila terjadi status darurat bencana.

3. Rantai Komando

Rantai Kodal Daerah dibentuk untuk mengantisipasi kemungkinan kekosongan Personil Komandan Kodal baik karena berhalangan tetap atau tidak berada di daerah, sehingga tidak terjadi komunikasi pada saat dibutuhkan.

Kondisi tidak terdapat komunikasi dengan alasan sebagaimana diuraikan maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Alor dengan menggunakan minimal 3 (tiga) moda komunikasi yang di tetapkan, selanjutnya komunikasi dilanjutkan kepada rantai 2 (dua). Bila dalam 3 (tiga) moda komunikasi juga tidak dijawab oleh rantai 2 (dua), maka Rantai Kodal akan dialihkan pada rantai 3 (tiga), demikian seterusnya. Adapun Rantai Komando pada Kodal Daerah adalah :

1. Bupati Alor;

2. Wakil Bupati Alor; 3. Komandan KODIM; 4. Kapolres Alor;

5. Kepala Kejaksaan Negeri Kalabahi; dan 6. Ketua Pengadilan Negeri Kalabahi.

Bila selama masa pelaksanaan sistem peringatan dini dan Penangganan Darurat Bencana terdapat Rantai Kodal Daerah yang lebih tinggi tidak dapat menjalankan tugas dan wewenang dalam memberikan legitimasi untuk arahan, maka rantai tertinggi dibawahnya yang akan menjadi Komandan Kodal Daerah.

B. KOMANDO PENGENDALI (KODAL) DARURAT

Kodal Darurat berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kodal Daerah sekaligus menjadi Penanggung Jawab Operasi Tanggap Darurat Bencana di Daerah. Komposisi Rantai Kodal Darurat adalah : 1. Sekretaris Daerah Kabupaten Alor;

2. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Alor; 3. Kasdim 1622 Alor;

(15)

4. Wakapolres Alor;

5. Kepala Badan Kesbangpol Linmas Kabupaten Alor; 6. Kepala Bappeda Kabupaten Alor;

7. Kepala Dinas PKA Kabupaten Alor;

8. Kepala Dinas Perhubkominfo Kabupaten Alor; 9. Kepala Dinas PU Kabupaten Alor;

10.Kepala Dinas Sosial Nakertrans Kabupaten Alor; 11.Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Alor;

12.Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Alor; 13.Kepala BKP3 Kabupaten Alor;

14.Kepala Satuan Pol PP Kabupaten Alor; 15.Direktur RSUD Kalabahi;

16.Kepala ADPEL Kabupaten Alor;

17.Kepala Penerbangan Sipil Bandara Mali; 18.Kepala Dolog Kabupaten Alor ;

19.Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Alor ;

Ketentuan mengenai Rantai Kodal Darurat mutatis mutandis mengikuti Rantai Kodal Daerah.

B.1. Tugas KODAL Darurat

a. menentukan ruang krisis bila seluruh alternatif ruang krisis tidak dapat digunakan ;

b. mempersiapkan Rencana Operasi Tanggap Darurat;

c. mempersiapkan Pemindahan Kewenangan Operasi Darurat Bencana kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi bila diperlukan;

d. memberikan instruksi langsung kepada institusi terkait penanggulangan bencana pada pelaksanaan Operasi Tanggap Darurat Bencana;

e. memberikan laporan berkala kepada Kodal Daerah;

f. memberikan rekomendasi pencabutan status darurat bencana kepada Kodal Daerah; dan

g. menjadi setingkat Kodal lapangan saat status bencana adalah bencana provinsi.

(16)

B.2. Kewenangan

a. menyusun perencanaan umum strategi pengelolaan sumber daya untuk darurat bencana;

b. sebagai pusat komando terpadu antara Sipil, TNI dan POLRI terkait operasi Darurat Bencana;

c. memobilisasi seluruh sumber daya yang dibutuhkan untuk masa siaga dan darurat yang nantinya dapat dipertanggungjawabkan sesuai Pedoman dan mekanisme yang berlaku;

d. mengelola dan mengendalikan dana Darurat Daerah;

e. meminta laporan kelompok bidang-bidang pelaksana Operasi Tanggap Darurat Bencana terkait Operasi Darurat Bencana; f. mengaktifkan Pos Pengendali Lapangan disetiap Kecamatan yang

tertanda bencana; dan

g. meminta laporan kepada Posdal Kecamatan. C. ORGANISASI KODAL DARURAT

Organisasi Kodal Darurat mengikuti garis struktur sebagai berikut : 1. Komandan Komando Pengendali (Dankodal) Tanggap Darurat

Bencana

Kedudukan dan tugas Dankodal Tanggap Darurat bedasarkan urutan tertinggi dari rantai Komando Kodal Darurat. Dankodal Tanggap Darurat adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Alor yang bertanggung jawab langsung kepada Kodal Daerah.

2. Staf Komando Pengendali Darurat; terdiri atas : a. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Alor sebagai Sekretaris yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab langsung kepada Komandan Kodal Darurat.

Adapun anggota Sekretariat adalah : 1) Sekretaris BPBD Kabupaten Alor; 2) Sekretaris DPKAD Kabupaten Alor;

3) Kasubag. Umum dan Rumah Tangga Bagian Umum dan Kehumasan Setda Kabupaten Alor; dan

(17)

Sekretariat mempunyai tugas :

1. menyelenggarakan administrasi umum dan pelaporan;

2. pelayanan akomodasi dan konsumsi bagi personil komando tanggap darurat dalam masa Tanggap Darurat Bencana;

3. menghimpun data dan informasi penanganan bencana yang terjadi;

4. membentuk jaringan informasi dan komunikasi serta menyebarkan informasi tentang bencana tersebut ke media massa dan masyarakat luas;

5. menjamin kesehatan dan keselamatan seluruh personil dalam menjalankan tugasnya; dan

6. menjaga keamanan pelaksanaan manajemen penanganan darurat bencana serta mengantisipasi hal-hal diluar dengan atau dalam suatu keadaan berbahaya.

b. Humas dan Dokumentasi

Dipimpin oleh Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Alor bertanggungjawab kepada Sekteraris Kodal Darurat. Anggotanya terdiri atas :

1) Kabag. Umum dan Kehumusan Setda Kabupaten Alor;

2) Kabid. Arsip pada Badan Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Alor;

3) Kabid. Perhubungan Udara, Komunikasi dan Informatika pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Alor;

4) Kasubag. Humas, Sandi, Telekomunikasi dan Protokoler Setda Kabupaten Alor;

5) Jaringan Jurnalisis Siaga Bencana; 6) RAPI Kabupaten Alor; dan

7) ORARI Kabupaten Alor.

Bidang Humas dan Dokumentasi mempunyai tugas :

1. mengelola penyebaran informasi kepada, masyarakat maupun institusi yang membutuhkan; dan

2. memfasilitasi koordinasi lintas institusi dalam pelaksanaan Tanggap Darurat Bencana.

(18)

c. Perwakilan Lembaga/NGO

Dipimpin oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Alor yang beranggotakan Perwakilan Lembaga / NGO yang telah terdaftar melalui Kabid. Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Alor.

Tugas pokok perwakilan Lembaga/NGO adalah membantu Komandan Kodal Darurat berkaitan dengan permintaan dan pengarahan sumber daya yang dibutuhkan dari instansi/lembaga. Secara operasional Perwakilan Lembaga/NGO bertanggungjawab langsung kepada Komandan Kodal Darurat; sedangkan pelaksanaan tugas secara admininistratif bertanggungjawab kepada pimpinan instansi/lembaga terkait.

d. Keselamatan dan Keamanan

Dikepalai oleh Kasdim 1622 Alor, dengan anggota terdiri atas : 1) Kabag. Bingopsal Ditsabhara Polres Alor;

2) Kaban. Kesbang Polinmas Kabupaten Alor; 3) Kasat. Pol PP Kabupaten Alor; dan

4) Kabid. Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Alor.

Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Keselamatan dan Keamanan adalah sebagai berikut :

1) menjamin kesehatan dan keselamatan seluruh personil Kodal Darurat dalam melaksanakan tugasnya.

2) menjaga keamanan penanganan Tanggap Darurat Bencana serta mengantisipasi hal-hal yang diluar dugaan atau suatu keadaan berbahaya.

3. Staf Umum Terdiri dari :

a. Bidang Perencanaan

Bidang perencanaan bertugas melaksanakan, analisis, evaluasi data dan informasi yang berhubungan dengan penanganan darurat bencana serta menyiapkan dokumen rencana tindakan

(19)

operasi tanggap darurat, bertanggungjawab langsung kepada Kodal Darurat Daerah.

Bidang Perencanaan dipimpin oleh Kepala BAPPEDA Kabupaten Alor yang membawahi beberapa seksi yaitu :

1. Seksi Perkiraan Cepat dan Evaluasi

Seksi Perkiraan Cepat dan Evaluasi dipimpin oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kabupaten Alor. Anggotanya:

a) Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Alor;

b) Kepala bidang Penelitian dan Pengembangan pada BAPPEDA Kabupaten Alor;

c) Kasubid Kesiagaan Badan Kesbang Polinmas Kabupaten Alor;

d) Kasie Pelayanan Informasi dan Telekomunikasi pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Alor; e) Kasubag Program, Data dan Informasi pada BPBD

Kabupaten Alor;

f) Kasubag Pembinaan Hukum dan Peraturan Perundang-Undangan pada Setda Kabupaten Alor; dan

g) Kelompok Siaga Bencana di Desa/Kelurahan se-Kabupaten Alor.

Tugas Pokok Seksi Perkiraan Cepat dan Evaluasi adalah sebagai berikut :

1) menghubungi Satuan Tugas Kajian Cepat sesuai dengan institusi masing-masing untuk mendapatkan informasi dan perkiraan awal tentang dampak bencana dan korban, kondisi fasilitas air bersih, kondisi fasilitas jaringan listrik, kondisi fasilitas jaringan komunikasi, kondisi fasilitas jaringan transportasi, kondisi fasilitas jaringan ekonomi dan kondisi fasilitas kesehatan;

2) merekapitulasi seluruh data yang masuk dari Satgas Kajian Cepat tiap-tiap instansi;

3) menganalisis hasil rekapitulasi yang telah disusun bedasarkan kebutuhan darurat dan sumber daya yang tersedia;

(20)

4) memberikan rekomendasi kepada Kodal Darurat tentang status Darurat Bencana;

2. Seksi Rencana Operasi

Seksi Rencana Operasi dipimpin oleh Kepala Bidang Pencengahan dan Kesiapsiagaan pada BPBD Kabupaten Alor. Anggotanya:

a) Kabid PPS Pemberdayaan Potensi Sosial pada Dinas Sosial dan Nakertrans Kabupaten Alor;

b) Kasubag Trantib, Linmas dan Penanggulangan Bencana pada Setda Kabupaten Alor;

c) Kasubag Program Evaluasi dan Pelaporan pada Dinas PU Kabupaten Alor; dan

d) Telkom Kabupaten Alor.

Tugas Pokok Seksi Rencana Operasi adalah sebagai berikut : 1) membantu pembuatan rencana kegiatan operasi tanggap

darurat;

2) mengembangkan rencana operasi jangka pendek dan jangka panjang;

3) merencanakan sumber daya tambahan lain yang dibutuhkan;

4) merekomendasikan rencana operasi kepada Komandan Kodal Darurat; dan

5) merencanakan lokasi primer dan supervise bagi spesialis teknis.

3. Seksi Rencana Hunian Sementara/Tempat Penampungan

Seksi Rencana Hunian Sementara dipimpin oleh Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi pada BPBD Kabupaten Alor. Anggotanya:

1) Kabid Fisik dan Prasarana pada BAPPEDA Kabupaten Alor; 2) Kabid AMDAL pada BLHD Kabupaten Alor;

3) Kabid Pemukiman dan Penataan Ruang pada Dinas PU Kabupaten Alor;

4) Kasubag Kependudukan, Pengawasan dan Agraria pada Setda Kabupaten Alor;

(21)

5) Direktur Umum PDAM Kabupaten Alor;

6) Kasie Pelatihan Produktifitas Tenaga Kerja pada Dinas Sosial dan Nakertrans Kabupaten Alor;

7) Wakil Ketua Bidang Bencana pada PMI Kabupaten Alor; 8) Kasie Pemukiman dan Pengembangan Wilayah pada Dinas

PU Kabupaten Alor;

9) Kasie Perencanaan Pembangunan, Litbang dan Statistik pada Setda Kabupaten Alor; dan

10) Kasie Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada Setda Kabupaten Alor.

Seksi Rencana Hunian Sementara/Tempat Penampungan mempunyai tugas:

1) mengidentifikasi dan menetapkan lokasi Hunian Sementara; 2) merencanakan kebutuhan sarana prasarana Hunian

Sementara. a. Bidang Operasi

Bidang Operasi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penyelamatan evakuasi korban, harta benda, perlindungan kelompok rentan, pemulihan fasilitas kritis dengan cepat, tepat, efisien dan efektif bedasarkan satu kesatuan rencana tindakan penanganan darurat bencana.

Bidang operasi dipimpin oleh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Alor bertanggungjawab kepada Kodal Darurat Daerah.

Dalam melaksanakan tugas Bidang Operasi dibantu oleh beberapa seksi yaitu :

1. Seksi Pemulihan Fasilitas Kritis

Dipimpin oleh Kepala Dinas PU Kabupaten Alor, dengan anggota:

a. Kasat Bimas Polres Alor;

b. Direktur Teknik PDAM Kabupaten Alor;

c. Kepala UPTD Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Alor; d. Kasie Rehabilitasi pada BPBD Kabupaten Alor;

(22)

f. Kasie Minlog Kodim Alor;

g. Kasie Pemberdayaan Kawasan pada Dinas Sosial Nakertrans Kabupaten Alor;

h. Kasubag Tata Usaha pada Sat Pol PP dan PPNS Kabupaten Alor;

i. PLN Kabupaten Alor; dan j. LKAAM/KAN Kabupaten Alor.

Tugas Pokok Seksi Pemulihan Fasilitas Krisis adalah :

1) memberikan Laporan secara berkala kepada Bidang Operasi dan Logistik Kodal Darurat.

2) mengkoordinir dan memberikan tugas kepada relawan kebencanaan yang bergabung untuk pemenuhan fasilitas kritis.

3) mendata kerusakan fasilitas kritis yang berada dalam lingkup tugasnya.

4) menganalisis kebutuhan dan metode yang dipergunakan untuk memperbaiki kerusakan dan alternatif antisipasi kebutuhan fasilitas kritis masyarakat berdasarkan data. 5) memulihkan fasilitas kritis terkait pemenuhan kebutuhan

dasar penduduk seperti fasilitas air bersih, listrik, transportasi dan kesehatan serta perekonomian.

2. Seksi Perlindungan

Dipimpin oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Alor, dengan anggota terdiri atas :

a) Kabid Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Alor;

b) Kabid Rehabilitasi Sosial pada Dinas Sosial Nakertrans Kabupaten Alor;

c) Kasie Pencegahan pada BPBD Kabupaten Alor;

d) Kasubag Pemberdayaan Masyarakat Setda Kabupaten Alor; e) Kasubid Perlindungan Perempuan dan Anak pada BPPKB

Kabupaten Alor;

f) Kasie Anak dan Usia Lanjut Dinas pada Kesehatan Kabupaten Alor;

(23)

g) Kasubag Pemberdayaan Perempuan, KB dan Agama pada Setda Kabupaten Alor; dan

h) Kelompok Siaga Bencana Kabupaten Alor.

Seksi Perlindungan Kelompok Rentan mempunyai tugas : 1) memberikan laporan secara berkala kepada bidang operasi. 2) mengkoordinir dan memberikan tugas kepada relawan

kebencanaan yang bergabung untuk Perlindungan Kelompok Rentan.

3) identifikasi korban bencana.

4) memberikan pertolongan pertama kepada korban segera setelah ditemukan.

c. Bidang Logistik dan Peralatan

Bidang Logistik dan Peralatan dipimpin oleh Kepala Dinas Sosial dan Nakertrans Kabupaten Alor yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Komandan Kodal Darurat. Adapun tugas pokoknya sebagai berikut :

1. penyediaan fasilitas dan pemenuhan kebutuhan dasar, jasa dan bahan-bahan serta perlengkapan tanggap darurat.

2. melaksanakan penerimaan penyimpanan, pendistribusian dan transportasi bantuan logistik dan peralatan.

3. melaksanakan penyelenggaraan dukungan dapur umum, air bersih dan sanitasi umum.

4. mengkoordinasikan semua bantuan logistik dan peralatan dari instansi/lembaga/organisasi terkait.

Bidang Logistik dan Peralatan membawahi beberapa seksi yaitu : 1. Seksi Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Dipimpin oleh Kepala Bagian Administrasi Kesra Setda Kabupaten Alor.

Anggotanya adalah :

a. Kabulog Kabupaten Alor;

b. Kabid PPS pada Dinas Sosial Nakertrans Kabupaten Alor; c. Direktur Teknik PDAM Kabupaten Alor;

(24)

e. Kasie Penyuluh Kesehatan pada Dinas Kesehatan Kab. Alor; f. Kasubid Pola Konsumsi Pangan pada BKP3 Kabupaten Alor; g. Kasubid Kajian dan Ketersediaan pada BKP3 Kabupaten

Alor;

h. Kasie Gizi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Alor; i. Kasie Pembendaharaan pada DPKAD Kabupaten Alor; j. Pasi Teritorial Kodim Alor;

k. Kasubag Log POLRES Alor;

l. Kasubid Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga pada BPPKB Kabupaten Alor;

m.Tagana Kabupaten Alor; dan n. Relawan PMI Kabupaten Alor.

Tugas Pokok Seksi Pemenuhan Kebutuhan Dasar adalah :

1. memberikan laporan secara berkala kepada Bidang Logistik dan Peralatan Kodal Darurat.

2. mengkoordinir dan memberikan tugas kepada relawan kebencanaan yang bergabung untuk pemenuhan kebutuhan dasar.

3. mendata pengungsi berdasarkan standar yang ditentukan yang berada dalam lingkup tugasnya.

4. menganalisis kebutuhan dasar berdasarkan data.

5. memberikan pemenuhan kebutuhan dasar terkait air bersih, sanitasi, pangan, sandang, hunian penampungan sementara, pelayanan kesehatan dan pelayanan lainnya yang dibutuhkan.

2. Seksi Dapur Umum

Dipimpin oleh Kepala Badan Ketahanan, Pangan dan Penyuluh Pertanian Kabupaten Alor. Anggotanya :

a. Kabag Sumda Polres Alor; b. Pasi Minlog Kodim Alor;

c. Kabid Kewaspadaan dan Komsunsi Pangan pada BKP3 Kabupaten Alor;

d. Kasubag Umum dan Perlengkapan pada BPBD Kabupaten Alor;

(25)

e. Kasubag Umum dan Perlengkapan pada Badan Kesbang Pol dan Linmas Kabupaten Alor;

f. Kasie Bansos Dinsosnakertrans Kabupaten Alor; g. Tagana Kabupaten Alor;

h. Kelompok Siaga Bencana Kabupaten Alor; i. Relawan BPBD Kabupaten Alor; dan

j. Gerakan Pramuka Kwartir Daerah Kabupaten Alor. Tugas Pokok Seksi Dapur Umum adalah :

1. bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Logitik dan Peralatan.

2. mendirikan dapur umum dan titik-titik penampungan pengungsi.

3. mengidentifikasi jumlah logistik konsumsi yang dibutuhkan. 4. mengelolah bantuan yang masuk kedapur umum.

5. mendistribusikan logistik konsumsi kepada dapur umum. 3. Seksi Alat dan Peralatan

Dipimpin oleh Kepala Bidang Bina Marga dan Peralatan pada Dinas PU Kabupaten Alor. Anggotanya :

a. Kabid Sarana Prasarana pada Dispora Kabupaten Alor;

b. Kabid Sarana dan Prasarana pada Dinas Pendidikan Kabupaten Alor;

c. Kasie Peralatan pada Dinas PU Kabupaten Alor; d. Kasubag Sarana dan Prasarana pada Polres Alor; e. Batilog Kodim Alor;

f. Kasubag Perhubungan dan PU Setda Kabupaten Alor;

g. Kasubag Umum dan Perlengkapan pada Dinas Kependudukan dan Capil Kabupaten Alor;

h. Kasubag Umum dan Perlengkapan pada BAPPEDA Kabupaten Alor; dan

i. Kasubag Umum dan Perlengkapan pada Dinas Perkebunan Kabupaten Alor.

Tugas Pokok Seksi Alat dan Peralatan adalah :

1. bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Logistik dan Peralatan.

(26)

2. menjaga ketersediaan alat yang dibutuhkan.

3. mengelolah bantuan alat dan peralatan yang masuk untuk tanggap darurat bencana.

4. Seksi Distribusi dan Transportasi

Dipimpin oleh Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Alor. Anggotanya:

a. Kepala Dolog Kalabahi; b. Kasat Lantas Polres Alor;

c. Kasie Jalan dan Jembatan pada Dinas PU Kabupaten Aor; d. Kasie Angkutan dan Keselamatan Darat pada Dinas

Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Alor; e. Kasie Angkutan dan Keselamatan Laut pada Dinas

Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Alor; f. Kasie Peningkatan Kapasitas pada Satpol PP Kabupaten Alor; g. Kasie Pelayanan pada Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Alor;

h. Kasie Bansos pada Dinas Sosial Nakertrans Kabupaten Alor; i. Gerakan Pramuka Kwartir Daerah Kabupaten Alor;

j. Tagana Kabupaten Alor; k. Kelompok Siaga Bencana; l. Ormas Sospol/OKP/KNPI; dan m.Relawan BPBD Kabupaten Alor.

Tugas Pokok Seksi Distribusi dan Transportasi adalah :

1. bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Logistik dan Peralatan.

2. mengelolah bantuan yang masuk dan distribusikan bantuan bedasarkan kebutuhan secara cepat dan tepat.

3. menjamin bantuan yang diterima dalam keadaan baik dan layak untuk dimanfaatkan.

4. memelihara bidang, perlengkapan, menentukan jenis transportasi.

(27)

d. Bidang Keuangan

Bidang keuangan dipimpin oleh Kepala Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Kabupaten Alor yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Komandan Kodal Darurat. Anggotanya :

a. Kasubag Keuangan pada BPBD Kabupaten Alor;

b. Kasubag Anggaran pada Sekretariat DPRD Kabupaten Alor; c. Kasubag Keuangan dan Kepegawaian pada Dinas Sosial

Nakertrans Kabupaten Alor;

d. Kasubag Keuangan dan Kepegawaian pada Inspektorat Daerah Kabupaten Alor.

Tugas Pokok Bidang Keuangan yaitu :

1. melaksanakan semua administrasi keuangan.

2. menganalisis kebutuhan dana dalam rangka tanggap darurat bencana yang terjadi.

3. mendukung keuangan yang dibutuhkan dalam rangka tanggap darurat bencana yang terjadi.

D. POS PENGENDALI (POSDAL)

A. Pos Pengendali (Posdal) Kecamatan

Posdal Kecamatan adalah Posdal Lapangan pada Kecamatan yang terkena bencana berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Operasi Kodal Darurat yang beranggotakan Muspika Kecamatan.

Tugas dan Fungsi Pokok Pos Pengendali (Posdal) Kecamatan yaitu : 1. mengelola upaya penanganan darurat bencana pada Kecamatan

yang terkena bencana berdasarkan arahan dari Kepala Bidang Operasi Kodal Daerah.

2. membantu pencapaian kerja Kelompok Satgas Kodal Darurat sesuai dengan target yang ditentukan.

3. mendata, merencanakan dan memobilisasi seluruh sumber daya yang dibutuhkan untuk masa darurat sesuai instruksi dari Kepala Bidang Operasi Kodal Darurat yang nantinya dapat

(28)

dipertanggungjawabkan sesuai pedoman dan mekanisme yang berlaku.

4. memberikan laporan berkala kepada Kepala Bidang Operasi Kodal Darurat.

5. berkomunikasi dan berkonsultasi langsung kepada Kepada Kepala Bidang Operasi Kodal Darurat.

6. memberikan instruksi langsung kepada stoke holder terkait atau Ormas terkait penanggulangan bencana selama masa darurat bencana di tingkat Kecamatan.

7. menggunakan Dana Darurat yang dimiliki oleh Kecamatan sesuai dengan peruntukannya bedasarkan otorisasi yang diberikan oleh Komandan Kodal Darurat.

8. mengaktifkan Pos Pengendali Lapangan di Desa/Kelurahan dalam wilayah Kecamatan telah diberi tanda khusus.

9. meminta laporan berkala kepada Posdal Kelurahan.

Rantai Komandan Posdal Kecamatan secara beruntun adalah : 1. Camat; 2. Koramil; 3. Kapolsek; 4. Sekretaris Camat; 5. Kasie Trantib; 6. Kasie Pembangunan;

7. Kasie Kesejahteraan Sosial;

8. Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan;

9. Forum Komunikasi Karang Taruna Kecamatan;

Ketentuan pengunaan dan aktivasi Rantai Komandan Posdal Kecamatan mutatis mutandis mengikuti Rantai Komandan Kodal Daerah dan Kodal Darurat.

B. Pos Pengendali (Posdal) Desa/Kelurahan

Posdal Kelurahan adalah Pos Pengendali Lapangan pada Desa / Kelurahan yang terkena bencana berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Komandan Posdal Kecamatan. Posdal Desa/Kelurahan merupakan Pelaksana Operasi Tanggap Daurat Bencana berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Komandan

(29)

Posdal Kecamatan. Posdal Kelurahan merupakan Pelaksana Operasi Tanggap Darurat Bencana di tingkat Kelurahan yang terkena bencana di Daerah.

Rantai Komandan Posdal Kelurahan adalah : 1. Lurah;

2. Ketua Basmus; 3. Sekretaris Lurah; 4. Ketua LPMK; 5. Ketua KSB;

6. Ketua Tagana Kelurahan (Karang Taruna);

7. Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM/PSM); 8. Ketua Desa Tangguh Bencana (DESTANA).

(30)

BAB IV

PENANGANAN DARURAT BENCANA

Penanganan darurat bencana di daerah mengikuti mekanisme yang tersambung dengan sistem yang dikembangkan oleh Pemerintah Pusat. Penanganan Penanggulangan Bencana Daerah bertujuan untuk mempercepat tindakan Pemerintah bersama stoke holder terkait secara mandiri dalam menghadapi masa krisis untuk penyelamatan masyarakat dari ancaman bencana. Pedoman ini disusun berdasarkan satu kesatuan komando, dengan sistem, indikator, penentuan status dan model komunikasi sebagaimana diuraikan dibawah ini.

A. SISTEM PENANGANAN DARURAT BENCANA

Sistem Penanganan Darurat Bencana dibangun untuk Operasi Pencarian dan Pertolongan (Search and Resuce/SAR). Pemenuhan Kebutuhan Dasar, Perlindungan Kelompok Rentan Korban Bencana dan Pemulihan Fasilitas Kritis. Sistem ini didukung secara terpadu dengan sistem dibawah Kodal Darurat.

Aktivitas Penanganan Darurat Bencana adalah : a. Kajian Cepat;

b. Penentuan Status Keadaan Darurat Bencana; c. Pembentukan Kodal Darurat Daerah;

d. Operasi Tanggap Darurat yang meliputi : 1) evakuasi dan SAR;

2) pemenuhan kebutuhan dasar; 3) perlindungan kelompok rentan; 4) pemulihan fasilitas kritis.

B. INDIKATOR PENANGANAN DARURAT BENCANA KABUPATEN ALOR Sistem Penanganan Darurat Bencana Kabupaten Alor harus mampu menjamin terlaksananya upaya penanganan darurat bencana dalam status darurat bencana dalam 7 (tujuh) hari setelah selesainya bencana di Kabupaten Alor. Sistem ini dilaksanakan oleh Kodal Darurat yang dibantu oleh Posdal Kecamatan dan Kelurahan sebagai pelaksana lapangan. Kajian cepat dilaksanakan untuk mengidentifikasi beberapa indikator penetapan status darurat bencana.

(31)

1. luas dampak bencana;

2. perkiraan awal korban jiwa dan pengungsi; 3. kondisi fasilitas air bersih;

4. kondisi fasilitas jaringan listrik;

5. kondisi fasilitas jaringan komunikasi; 6. kondisi fasilitas jaringan transportasi; 7. kondisi fasilitas jaringan ekonomi; dan 8. kondisi fasilitas kesehatan.

Upaya pencarian dan penyelamatan korban merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilaksanakan sebelum status darurat bencana ditetapkan. Upaya ini dilaksanakan segera setelah bencana dinyatakan selesai oleh Kodal Daerah. Upaya pada tingkat Kabupaten terfokus kepada memberikan arahan kepada bidang operasi yang bertugas dilapangan pada daerah yang terkena bencana. Selain itu fokus kegiatan ditingkat Kabupaten dilaksanakan dengan mengkoordinir Relawan dari institusi terkait untuk diturunkan dilapangan. Kegiatan Search and Resecue (SAR) difokuskan pada :

1. mencari korban bencana;

2. memberikan pertolongan pertama kepada korban setelah ditemukan; 3. pendataan terhadap korban setelah ditemukan (baik yang masih

hidup atau sudah meninggal);

4. mengirim korban bencana yang selamat ke Rumah Sakit atau Puskesmas atau Pos Kesehatan terdekat;

5. melaksanakan pemilahan terhadap korban selamat oleh Dokter Lapangan atau Rumah Sakit;

6. melaksanakan penanganan medis sesuai dengan hasil pemilahan; 7. memakamkan korban meninggal.

Rincian upaya pencarian dan penyelamatan dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut :

1. Pencarian

Kegiatan pencarian dilakukan dengan langkah-langkah :

a. tim pencarian menuju lokasi bencana setelah mendapat informasi kejadian bencana dan mendapat komando dari Kodal Daerah;

b. memetakan kondisi cuaca, geografis, topografis dan keadaan awal akibat bencana;

(32)

c. menentukan lokasi bencana dan luas dampak bencana serta mengadakan pembagian daerah pencarian, dengan membuat batasan lokasi bencana berdasarkan klasifikasi tiga wilayah penanggulangan :

1) Ring I yaitu daerah tempat terjadinya bencana, kemungkinan ditemukan korban paling banyak dan bahaya, serta kemungkinan munculnya bencana susulan;

2) Ring II yaitu daerah sekitar terjadinya bencana yang masih dimungkinkan ditemukan korban; dan

3) Ring III yaitu daerah yang relatif aman untuk dijadikan tempat evakuasi sementara.

d. memetakan kondisi serta jumlah korban : korban selamat dan korban sakit. Pemetaan kondisi korban sakit menggunakan triase empat tingkat yaitu :

1) hijau, tidak gawat darurat; 2) kuning, gawat tidak darurat; 3) merah, gawat darurat; dan 4) hitam, meninggal dunia.

Untuk kepentingan penyelidikan dan penyidikan perlu dilakukan identifikasi korban oleh pihak yang berwenang, terutama bagi korban bencana tertentu (misalnya terorisme, kegagalan teknologi, dan lain-lain).

e. mengidentifikasi dan mengantisipasi kebutuhan yang diperlukan dalam pertolongan dan evakuasi korban bencana;

f. mengidentifikasi sumber daya lokal dan potensi resiko sekunder bagi keselamatan korban dan penolong; dan

g. melaporkan kegiatan pencarian secara berkala per 3 (tiga) jam atau per 6 (enam) jam atau sesuai kondisi; sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II.

2. Pertolongan

Kegiatan pertolongan dilakukan dengan langkah-langkah : a. tim menyusun rencana pertolongan;

b. tim penolong menuju lokasi bencana bersama tim pencarian dengan terlebih dahulu mempelajari batasan klasifikasi tiga wilayah penanggulangan yang telah ditetapkan oleh tim pencarian; c. memberikan pertolongan pertama kepada korban bencana di

(33)

d. pengobatan sementara kepada korban bencana di tempat kejadian; e. melakukan rujukan bagi korban yang memerlukan tindakan lebih

lanjut; dan

f. melaporkan kegiatan pertolongan secara berkala per 3 (tiga) jam atau per 6 (enam) jam atau sesuai kondisi; sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran III.

3. Evakuasi

Kegiatan evakuasi dilakukan dengan langkah-langkah :

a. tim evakuasi menuju lokasi bencana bersama tim pencarian dan tim penolong;

b. memindahkan korban bencana keluar dari sumber bencana ke tempat yang lebih aman untuk mendapat tindakan selanjutnya; c. memberikan pengobatan sementara kepada korban bencana

selama dalam perjalanan;

d. memberikan dukungan sosial dan psikologis kepada korban bencana; dan

e. melaporkan kegiatan pencarian secara berkala per 3 (tiga) jam atau per 6 (enam) jam atau sesuai kondisi; sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV.

Adapun waktu pencarian, pertolongan dan evakuasi adalah sebagai berikut :

1. pencarian dan pertolongan terhadap korban bencana dihentikan jika seluruh korban telah ditemukan, ditolong dan dievakuasi atau setelah jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak dimulainya pencarian, tidak ada tanda-tanda korban akan ditemukan; dan

2. penghentian pencarian dan pertolongan korban bencana, dapat dibuka kembali dengan pertimbangan adanya informasi baru mengenai indikasi keberadaan korban bencana.

C. PENENTUAN STATUS DARURAT BENCANA

Penetapan Status Bencana dilaksanakan oleh Kodal Daerah bedasarkan Rekomendasi dari Hasil Kajian Cepat Tim Reaksi Cepat dan BPBD. Tindak lanjut dari Penetapan Status/Tingkat Bencana tersebut, maka Kodal Daerah dengan kewenangannya menunjuk seseorang pejabat

(34)

sebagai Komandan Kodal Darurat sesuai status/tingkat bencana, dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Dalam hal status/tingkat bencana Propinsi atau Nasional, maka Komandan Kodal Darurat Daerah mengikuti Rantai Komando Kodal Darurat Propinsi atau Nasional.

2. Dalam hal Status Tingkat Bencana daerah, maka Komandan Kodal Darurat mengikuti Rantai Komando Kodal Darurat Daerah.

3. Dalam hal Status Tingkat Bencana Kecamatan, maka Komandan Kodal Darurat mengikuti Rantai Komando Kodal Darurat Daerah. 4. Dalam rangka Status Tingkat Bencana Desa/Kelurahan, maka

Komandan Kodal adalah Kasie Logistik pada BPBD Kabupaten Alor. D. KOMUNIKASI DARURAT BENCANA

Jaringan komunikasi dibangun sebagai salah satu prasyarat dasar Sistem Peringatan Dini dan Penanganan Darurat Bencana di Daerah. Jaringan komunikasi ini ditunjukkan adanya interaksi 2 arah dari individu terkait dalam peringatan dini dan penanganan darurat bencana. Dalam kondisi potensi darurat bencana dan kondisi darurat bencana digunakan jaringan komunikasi bersifat khusus dan hanya digunakan pada saat bencana. Jaringan komunikasi Darurat Bencana terbagi atas : a. radio 2 arah.

b. telepon satelit. c. telepon.

d. faksimili.

e. jaringan internet.

Frekuensi Nomor Telepon serta Alamat sebagai pendukung peralatan komunikasi tertutup bersifat rahasia dan diatur dalam aturan sendiri.

(35)

BAB V PENUTUP

Pedoman yang disusun ini merupakan panduan bagi Pemerintah Daerah dengan seluruh stake holder dalam Penanganan Bencana Saat Tanggap Darurat.

Tentu masih ditemukan banyak kekurangan karena itu pengambilan tindakan secara cepat dan tepat di lapangan dengan kemampuan mendeteksi kondisi akan sangat membantu dalam Penanganan Bencana Saat Tanggap Darurat sepanjang dapat dipertanggungjawabkan.

BUPATI ALOR,

(36)

LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2013 TANGGAL 13 MEI 2013

FORMAT LAPORAN

KEGIATAN PENCARIAN KORBAN BENCANA 1. GAMBARAN UMUM a. Jenis Bencana : b.Hari/Tanggal : c. Waktu : d.Lokasi Pencarian : 2. KONDISI KORBAN

No Nama Jk U Kondisi Korban

S TGTD GTD GD MD 1 2 3 JUMLAH Keterangan : Jk : Jenis kelamin U : Umur S : Selamat

TGTD : Tidak Gawat Darurat GTD : Gawat Tidak Darurat GD : Gawat Darurat MD : Meninggal Dunia Petugas pencari/Penolong, ... BUPATI ALOR, SIMOEN TH. PALLY

(37)

LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2013 TANGGAL 13 MEI 2013

FORMAT LAPORAN

KEGIATAN PERTOLONGAN KORBAN BENCANA 1. GAMBARAN UMUM a. Jenis Bencana : b.Hari/Tanggal : c. Waktu : d.Lokasi Pencarian : 2. KONDISI KORBAN

No Nama Jk U Kondisi Korban

S TGTD GTD GD MD 1 2 3 JUMLAH Keterangan : Jk : Jenis kelamin U : Umur S : Selamat

TGTD : Tidak Gawat Darurat GTD : Gawat Tidak Darurat GD : Gawat Darurat MD : Meninggal Dunia Petugas pencari/Penolong, ... BUPATI ALOR, SIMOEN TH. PALLY

(38)

LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2013 TANGGAL 13 MEI 2013

FORMAT LAPORAN

KEGIATAN EVAKUASI KORBAN BENCANA 1. GAMBARAN UMUM a. Jenis Bencana : b.Hari/Tanggal : c. Waktu : d.Lokasi Pencarian : 2. KONDISI KORBAN No Nama Jk U Evakuasi THS Posyankes TP 1 2 3 JUMLAH Keterangan : Jk : Jenis kelamin U : Umur

THS : Tempat Hunian Sementara Posyankes : Pos Pelayanan Kesehatan

TP : Tempat Pemakaman

Petugas pencari/Penolong,

...

BUPATI ALOR,

(39)
(40)

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2013 STRUKTUR ORGANISASI TIM TANGGAP DARURAT BENCANA TANGGAL 13 MEI 2013

KOMANDO PENGENDALI (KODAL) DAERAH KOMANDO PENGENDALI (KODAL) DARURAT SEKRETARIAT PERWAKILAN NGD KESELAMATAN DAN KEAMANAN HUMAS DAN DOKUMENTASI BIDANG

PERENCANAAN OPERASI BIDANG BIDANG LOGISTIK & PERALATAN

BIDANG KEUANGAN

Seksi Perkiraan Cepat & Evaluasi

Seksi Rencana Operasi

Seksi Hunian Sementara

Seksi Pemulihan Fasilitas Kritis

Seksi Perlindungan

Seksi Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Seksi Dapur Umum Seksi Alat & Peralatan KODAL KECAMATAN

KODAL DESA/KELURAHAN STAF

Referensi

Dokumen terkait

Parfum Laundry Mamajang Beli di Toko, Agen, Distributor Surga Pewangi Laundry Terdekat/ Dikirim dari Pabrik BERIKUT INI JENIS PRODUK NYA:.. Kimia Untuk Keperluan Laundry Kiloan

Oleh karena itu dalam Negara Indonesia yang memiliki cita hukum Pancasila sekaligus sebagai norma fundamental negara, maka hendaknya peraturan yang hendak dibuat khususnya

Apakah variabel harga, produk, promosi dan tempat secara simultan memiliki pengaruh terhadap minat berkunjung wisatawan di Obyek Wisata Talaga Sarangan

IPAL pada Rusunawa Tanah Merah II terdiri dari unit anaerobic baffled reactor (ABR) dan biofilter anaerobik bermedia batu koral.. Kedua unit pengolahan terdapat

paradigma, teori dan metodologi.Dalam hal ini, setelah peneliti berhasil mendapatkan data dan informasi dari obyek yang diteliti, langkah yang diambil kemudian

a) Harus lebih spesifik peran media saat ini lebih menyentuh persoalan- persoalan sehingga mampu menjadi media edukasi dan media informasi sebagaimana

Pengobatan malaria falsiparum dan vivaks saat ini menggunakan ACT ditambah primakuin. Dosis ACT untuk malaria falsiparum sama dengan malaria vivaks sedangkan obat

Adapun menurut pendapat lain dalam pelaksanaannya, kepala madrasah sebagai supervisor harus memperhatikan prinsip-prinsip antara lain : (1) hubungan konsultatif,