• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Wonogiri, Desember 2016 BAPPEDA KABUPATEN WONOGIRI K e p a l a. Ir. SRI JARWADI, MM Pembina Utama Muda NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Wonogiri, Desember 2016 BAPPEDA KABUPATEN WONOGIRI K e p a l a. Ir. SRI JARWADI, MM Pembina Utama Muda NIP"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Dalam mengevaluasi hasil pembangunan baik pada level nasional, provinsi, dan kabupaten/kota terdapat 3 indikator makro yang selalu menjadi acuan dalam melakukan evaluasi yakni tingkat pertumbuhan ekonomi, laju perubahan harga dan masalah pengangguran. Untuk itu sebagai langkah awal, khususnya dalam menyediakan data laju perubahan harga sebagai salah satu dari ketiga indikator tersebut, pemerintah daerah melakukan penyusunan Indeks Harga Konsumen.

Kebutuhan akan data harga khususnya perkembangan inflasi dapat dijadikan rujukan bagi pemerintah daerah dalam memformulasikan paket kebijakan ekonomi. Inflasi yang terjaga memberikan jaminan proses pembangunan yang terus meningkat. Selain itu juga perlu diimbangi dengan kemampuan daya beli masyarakat yang mencerminkan tingkat kesejahteraan yang merata.

Sehubungan dengan itu, publikasi “Indeks Harga Konsumen Dan Laju Inflasi Kabupaten Wonogiri Tahun 2016“ yang disusun ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berharga bagi semua pihak terutama bagi pihak-pihak yang memerlukannya.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah ikut serta baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan buku ini, kami ucapkan terima kasih.

Wonogiri, Desember 2016 BAPPEDA KABUPATEN WONOGIRI

K e p a l a

Ir. SRI JARWADI, MM Pembina Utama Muda NIP. 195804221985031008

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar... ii

Daftar Isi... iii

Daftar Tabel... iv

Daftar Grafik... v

I. PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Indeks Harga Konsumen dan Inflasi... 1

1.3 Indeks Harga Konsumen Tahun Dasar 2012=100... 2

II. PENGHITUNGAN IHK... 3

2.1 Paket Komoditas... 3

2.2 Klasifikasi Barang dan Jasa... 4

2.3 Pengumpulan Data Harga... 7

III. KONSEP DAN DEFINISI... 11

IV. ULASAN... 12

4.1 IHK dan Inflasi tahun 2016... 12

4.2 Tinjauan IHK dan Inflasi menurut Kelompok Pengeluaran tahun 2016... 16

4.3 Tinjauan IHK dan Inflasi menurut Komoditas tahun 2016... 26

(3)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Frekuensi Pengumpulan Data IHK... 8

Tabel 2. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kelompok Bahan Makanan tahun 2015-2016... 16

Tabel 3. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau tahun 2015-2016... 18

Tabel 4. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar tahun 2015-2016... 20

Tabel 5. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kelompok Sandang tahun 2015-2016... 21

Tabel 6. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kelompok Kesehatan tahun 2015-2016... 22

Tabel 7. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga tahun 2015-2016... 24

Tabel 8. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kelompok Tranportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan tahun 2015-2016... 25 Tabel 9. Sepuluh Komoditas Utama Pendorong Inflasi Kabupaten Wonogiri 2016... 26

Tabel 10. Sepuluh Komoditas Utama Penghambat Inflasi Kabupaten Wonogiri 2016.... 27

Tabel 11. Indeks Harga Konsumen Kabupaten Wonogiri 2016... 29

Tabel 12. Inflasi/Deflasi Bulanan Kabupaten Wonogiri 2016... 30

Tabel 13. Inflasi/Deflasi Tahun Kalender Kabupaten Wonogiri 2016... 32

Tabel 14. Inflasi/Deflasi Year on Year Kabupaten Wonogiri 2016... 32

Tabel 15. Andil Inflasi/Deflasi Per Kelompok/Sub Kelompok Pengeluaran Selama Tahun 2016 di Kabupaten Wonogiri... 32 Tabel 16. Andil Inflasi Year on Year Per Kelompok/Sub Kelompok Pengeluaran Selama Tahun 2016 di Kabupaten Wonogiri... 33 Tabel 17. Andil Inflasi Per Komoditas Barang/Jasa Kabupaten Wonogiri tahun 2016... 34

(4)

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 1. Perkembangan IHK Januari-Desember 2016 Kabupaten Wonogiri... 12 Grafik 2. Perkembangan Inflasi Januari-Desember 2016 Kabupaten Wonogiri... 13 Grafik 3. Laju Inflasi/Deflasi Kelompok Bahan Makanan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah dan Nasional 2016...

17 Grafik 4. Laju Inflasi/Deflasi Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah dan Nasional, 2016...

19 Grafik 5. Laju Inflasi/Deflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah dan Nasional, 2016...

20 Grafik 6. Laju Inflasi/Deflasi Kelompok Sandang Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah

dan Nasional 2016... 22 Grafik 7. Laju Inflasi/Deflasi Kelompok Kesehatan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah dan Nasional 2016...

23 Grafik 8. Laju Inflasi Deflasi Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah dan Nasional 2016... 24 Grafik 9. Laju Inflasi/Deflasi Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa KeuanganKabupaten Wonogiri, Jawa Tengah dan Nasional 2016...

25 Grafik 10. Perbandingan Inflasi/Deflasi dalam Skala Regional dan Nasonal 2016... 28

(5)

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang digunakan untuk melihat pergerakan (naik/turun) harga secara umum. Indeks ini berkaitan dengan perkembangan harga barang dan jasa di pasar riil. Pola transaksi masyarakat di pasar (tradisional mapun modern) dicatat untuk kemudian dijadikan ukuran dalam menentukan besaran indeks. Pola konsumsi masyarakat memberikan andil dalam menciptakan besaran share masing-masing komoditas terhadap total konsumsi. Semakin sering atau banyak suatu komoditas dikonsumsi oleh masyarakat semakin besar pula kontribusinya terhadap pembentukan indeks secara umum.

Dalam perkembangannya kemudian, IHK dihitung perbandingannya antar periode (bulan kebulan atau tahun ke tahun) yang memunculkan besaran persentase yang dikenal dengan nama inflasi. Besaran inflasi relatif lebih mudah untuk menggambarkan pergerakan harga konsumen. Tingginya nilai inflasi menandakan besarnya ketidakpastian nilai uang, tingkat produksi, distribusi dan arah perkembangan ekonomi sehingga dapat menimbulkan ekspektasi keliru dan manipulasi yang dapat membahayakan perekonomian secara keseluruhan. Sebaliknya inflasi yang rendah juga tidak menguntungkan perekonomian karena menggambarkan rendahnya daya beli dan permintaan akan barang dan jasa yang pada gilirannya memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Sumber inflasi dibedakan menjadi 2 (dua) yakni : inflasi terjadi karena naiknya permintaan (demand pull inflation) dan inflasi yang disebabkan kenaikan biaya produksi (cost push inflation). Tingginya permintaan akan suatu barang dan jasa tertentu mengakibatkan stok terbatas di pasar, sehingga menaikkan harga. Sedangkan naiknya biaya produksi misalnya karena harga bahan baku atau upah buruh yang naik menyebabkan produsen menaikkan harga di pasar sehingga inflasi tercipta.

1.2 Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi

Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi merupakan indikator ekonomi makro yang saling berkaitan. Keterkaitan diantara keduanya dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini. Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:

(6)

a. Indeks Harga Konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen. b. Indeks Biaya Hidup atau cost-of-living index (COLI).

c. Indeks Harga Produsen (IHP) adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.

d. Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu.

e. Indeks harga barang-barang modal

f. Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.

Formulasi dari perubahan indeks-indeks di atas itulah yang kemudian membentuk nilai inflasi. Pergerakan indeks tersebut dapat memberikan nilai positif (inflasi) maupun negatif (deflasi). Di Indonesia dan beberapa negara berkembang, penghitungan inflasi dilakukan dengan memanfaatkan nilai perubahan IHK dengan asumsi bahwa IHK mampu mencerminkan kondisi “pasar” karena ukuran yang digunakan IHK adalah harga ditingkat konsumen. Perkembangan IHK menunjukkan ketidakstabilan harga di pasaran, sehingga secara umum mempengaruhi rata-rata harga yang tercipta antara produsen dengan konsumen.

1.3 Indeks Harga Konsumen tahun dasar 2012=100

Tahun dasar yang digunakan pada penghitungan IHK tahun 2016 adalah tahun dasar 2012. Tahun dasar 2007 yang digunakan sejak tahun 2009 dirasa kurang mampu memberikan gambaran perekonomian terkini sehingga pergantian tahun dasar dilakukan.

Beberapa faktor yang dijadikan pertimbangan untuk merubah IHK tahun 2007 dengan IHK tahun dasar 2012 adalah :

a. Perubahan pola konsumsi masyarakat yang dicerminkan oleh perubahan diagram timbang/bobot barang dan jasa.

b. Penambahan cakupan kota yang merupakan sentra-sentra ekonomi baru akibat pemekaran wilayah dan otonomi daerah.

c. Semakin banyaknya jenis dan ragam barang/produk baru masuk ke pasar, terutama barang tahan lama (durable goods), jasa telekomunikasi dan jasa keuangan yang dikonsumsi masyarakat.

d. Mengurangi indeks bias dengan cara memperbaiki penghitungan indeks pada tingkat rata-rata harga terutama pada komoditas yang harganya cepat berubah.

(7)

II. PENGHITUNGAN IHK

2.1 Paket Komoditas

Bagian paling penting dan kritis dalam penyusunan IHK adalah pemilihan paket komoditas yang mencerminkan perilaku pola konsumsi masyarakat. Paket komoditas ini juga menggambarkan alokasi anggaran konsumen untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pilihan konsumen terhadap suatu komoditas berbeda antara orang yang satu dengan yang lain tergantung pada pendapatan, kualitas barang yang tersedia dipasar. Faktor ini menjadi penentu harga. Secara umum IHK sebagai ukuran inflasi/deflasi mencerminkan kecenderungan perubahan harga-harga dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat.

Untuk menjamin bahwa tingkat inflasi hanya menunjukkan perubahan harga, maka penghitungan IHK menggunakan paket komoditas tetap pada tahun dasar. Namun demikian pilihan konsumen, besarnya pendapatan, jenis barang dan jasa, pasar tetap dijaga perubahannya dari waktu ke waktu sejalan dengan perubahan yang dinamis dalam perkembangan sosial ekonomi masyarakat.

Paket komoditas didasarkan pada kegiatan Survei Biaya Hidup (SBH) tahun 2012. Survey Biaya Hidup (SBH) 2012 dilaksanakan di 66 kota di Indonesia yang dianggap mencerminkan kondisi perekonomian secara umum.

Dari kegiatan SBH didapatkan informasi tentang paket komoditas dominan dan pola konsumsi masyarakat di suatu daerah untuk kemudian menghasilkan Nilai Konsumsi Dasar. Karena Kabupaten Wonogiri tidak melakukan SBH, maka paket komoditas yang digunakan ”meminjam” paket komoditas kota terdekat yang melakukan SBH yaitu Kota Surakarta. Sedangkan diagram timbang dan Nilai Konsumsi Dasar hasil SBH Kota Surakarta di imputasi untuk kemudian menjadi diagram timbang dan Nilai Konsumsi Dasar Kabupaten Wonogiri.

(8)

Alur kegiatan dapat tergambarkan melalui skema berikut ini : Digram 1 : Alur Kerja Penghitungan IHK

2.2 Klasifikasi Barang dan Jasa

Klasifikasi barang dan jasa pada IHK didasarkan pada COICOP (Clasification of

Individual Consumption According to Purpose) yang disesuaikan. Jumlah kelompok IHK baru

7 kelompok, jumlahnya berkurang dibandingkan COICOP aslinya yaitu 12 kelompok.

Dengan bantuan diagram, terminologi dan klasifikasi IHK dijelaskan sebagai berikut. Pada level terendah dimana harga varietas/kualitas komoditas dikutip dari sampel pasar kita sebut item. Satu produk dapat lebih dari 1 atau 2 item. Dari produk tersebut diiklasifikasikan menurut karakteristik dan kegunaannya. Dari komoditas kita tambahkan ke sub kelompok, kelompok dan umum (IHK). Setiap daerah mempunyai struktur diagram yang sama, hanya

SURVEI BIAYA

HIDUP (SBH 2012)

DILAKUKAN DI 66 KAB/KOTA

BESAR DI INDONESIA

PROVINSI JATENG DILAKUKAN

DI BEBERAPA KOTA BESAR

(KOTA SURAKARTA)

KABUPATEN WONOGIRI TIDAK

MELAKUKAN SBH 2012

1. PAKET KOMODITAS

2. DIAGRAM TIMBANG

3. NILAI KONSUMSI DASAR

HARGA

DIIMPUTASI MENJADI ANGKA

KABUPATEN

WONOGIRI

INDEKS HARGA KONSUMEN

(IHK) KOTA

SURAKARTA

HARGA

INDEKS HARGA KONSUMEN

(IHK)

(9)

Diagram 2 : Struktur IHK Menurut Kelompok Barang & Jasa

IHK

Kelompok

1

Sub

Kelompok

Artikel

Produk

Produk

Kualitas

Kualitas

Artikel

Kelompok

2

Kelompok

3

Sub

Kelompok

Artikel

(10)

Struktur IHK Kabupaten Wonogiri di gambarkan sebagai berikut : IN D E K S H A R G A K O N S U M E N ( IH K )

Kelompok Sub Kelompok Komoditas

/Produk

1. Bahan Makanan

1. Padi-padian, Umbi, dan Hasilnya 6

2. Daging dan Hasilnya 7

3. Ikan Segar 8

4. Ikan Diawetkan 5

5. Telur, Susu & Hasilnya 14

6. Sayur-sayuran 18

7. Kacang-Kacangan 4

8. Buah-buahan 10

9. Bumbu-bumbuan 13

10. Lemak & Minyak 3

11. Bahan Makan Lainnya 3

2.

Makanan Jadi,

Minuman, Rokok dan Tembakau

1. Makanan Jadi 32

2. Minuman yangg Tidak Beralkohol 12

3. Tembakau dan Minuman Beralkohol 3

3.

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

1. Biaya Tempat Tinggal 14

2. Bhn Bakar, Penerangan dan Air 7

3. Perlengkapan Rumah Tangga 18

4. Penyelenggaraan Rumah Tangga 15

4. Sandang

1. Sandang Laki-laki 20

2. Sandang Wanita 17

3. Sandang Anak-anak 13

4. Barang Pribadi dan Sandang lainnya 6

5. Kesehatan

1. Jasa Kesehatan 8

2. Obat-obatan 9

3. Jasa Perawatan Jasmani 6

4. Perawatan Jasmani dan Kosmetika 15

6. Pendidikan Rekreasi & Olahraga 1. Jasa Pendidikan 6 2. Kursus-kursus/ Pelatihan 2 3. Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 12 4. Rekreasi 10 5. Olahraga 8 7. Transportasitasi, Komunikasi & Jasa Keuangan

1. Transportasitasi 8

2. Komunikasi dan Pengiriman 6

3. Sarana dan Penunjang Transportasitasi

11

4. Jasa Keuangan 4

(11)

2.3 Pengumpulan Data Harga 2.3.1 Pemantauan Harga

Konsep harga yang digunakan dalam penghitungan IHK adalah sejumlah uang yang dibayarkan konsumen untuk membeli barang dan jasa yang mereka beli. Harga konsumen adalah harga eceran sudah termasuk pajak. Pada umumnya harga barang dan jasa ditentukan adanya interaksi penawaran dan permintaan di pasar.

Tempat pemantauan data harga adalah pasar tradisional dan pasar swalayan atau sejenisnya, dan hal ini dilakukan karena hasil SBH’12 menyatakan bahwa ada perubahan pola belanja masyarakat kota yang sebagian tempat berbelanjanya pindah ke pasar swalayan dan supermarket.

Pasar adalah tempat terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli untuk suatu komoditas atau barang/jasa, atau tempat yang lazim terdapat permintaan dan penawaran, atau pemberian jasa baik secara eceran maupun partai besar.

Pasar dibagi menjadi 2 (dua) jenis :

a. Pasar tradisional, biasanya terjadi tawar menawar harga untuk suatu komoditas sebelum terjadi kesepakatan harga.

Beberapa kriteria pasar tradisional sebagai tempat pemantauan data HK : - Relatif besar di kota/kabupaten tersebut.

- Beraneka ragam barang di perdagangkan

- Kebanyakan masyarakat berpendapatan menengah dan rendah - Banyak pedagang penentu harga

- Kelangsungan pencacahan data harga pada pasar tersebut harus terjamin. b. Pasar modern, yang mencakup pasar swalayan dan departement store/outlet. Di

pasar swalayan biasanya tidak terjadi tawar menawar harga untuk suatu komoditas, dan pembeli umumnya melakukan pelayanan sendiri, seperti pemilihan barang, penimbangan dan sebagainya. Jenis pasar swalayan digolongkan ke dalam 3 (tiga) tipe :

- Hypermarket - Supermarket - Minimarket

Pelaksanaan pemantauan harga di Kabupaten Wonogiri dilakukan di pasar induk Wonogiri dan outlet, toko, supermarket dengan pertimbangan telah terpenuhi faktor keterwakilan, disamping mempertimbangkan segi pendanaan dan waktu.

(12)

2.3.2 Frekuensi Pencacahan

Beberapa harga komoditas (seperti beras, sayuran dan barang kebutuhan lainnya) berubah sangat cepat (hampir setiap hari), sementara beberapa jenis barang lainnya bersifat musiman. Beberapa harga komoditas dan jasa tidak sepenuhnya mengikuti mekanisme pasar melainkan dikendalikan dan disubsidi oleh pemerintah (seperti BBM, listrik, uang sekolah, tarif angkutan dan jasa telepon).

Kondisi demikian menyebabkan cara pengumpulan data harga untuk setiap komoditas berbeda-beda. Harga yang frekuensi perubahannya tinggi dikumpulkan secara mingguan. Harga komoditas lainnya dikumpulkan dua minggu dan bulanan.

Tabel 1 : Frekuensi Pengumpulan Data IHK

Daftar Isian Pencacahan Frekuensi Hari Pencacahan Lamanya

HK-1.1 Mingguan Senin dan Selasa 2 hari

HK-1.2 Dua Mingguan Rabu dan Kamis dalam Minggu I dan III 2 hari

HK-2.1 Bulanan Mulai hari Selasa yang terdekat dengan tanggal 15 sampai dengan

hari Kamis 3 hari

HK-2.2 Bulanan Awal bulan, tanggal 5 s.d 15 11 hari

HK-3 Bulanan Awal bulan, tanggal 1 s.d 10 10 hari

2.3.3 Pemilihan Responden

Responden Survei HK adalah pedagang yang menjual barang dan jasa kebutuhan rumahtangga secara eceran dan dilakukan dengan metode pemilihan sampel purposive. Dalam pemantauan data harga dari berbagai jenis barang dan jasa dalam paket komoditas IHK, dimana sebagian besar dijumpai di pasar tradisional, tetapi sebagian lagi tidak berlokasi di pasar seperti toko : bahan bangunan, emas, alat elektronik, alat-alat rumahtangga, suku cadang kendaraan, penjual kendaraan bermotor, bahan pelumas dan rumah makan/warung/restoran. Selain pedagang eceran, sebagai responden data HK juga adalah pemberi jasa perseorangan/perusahaan yang memberikan pelayanannya seperti di tempat praktek dokter, tempat pangkas rambut, salon kecantikan, rumah sakit, jasa pengiriman barang, penyedia jasa, pengelola parkir, bengkel kendaraan, penyewa atau pengontrak rumah, pembantu rumahtangga, sekolah, perguruan tinggi, tempat kursus dan sebagainya.

(13)

Beberapa kriteria memilih pedagang sebagai responden data HK adalah : a. Berdagang pada tempat yang tetap/permanen/tidak berpindah-pindah.

b. Bermacam-macam komoditas yang diperdagangkan.

c. Diperkirakan kontinuitas pencacahan data HK terjamin. d. Mudah diwawancarai, jujur dan bersahabat.

Dalam pencatatan data HK, dipilih sebanyak 3 (tiga) – 4 (empat) responden untuk setiap jenis barang dan jasa.

2.3.4 Penghitungan Indeks

A. Elementary Aggregate

IHK dihitung dari perubahan rata-rata harga pada dua periode pada level terendah yang kita sebut elementary aggregate untuk memperkirakan perubahan harga pada semua komoditas dalam paket komoditas IHK. Pada penghitungan IHK 1996 = 100, BPS menggunakan APR ( Arithmetic Mean of Price Ratio) untuk memperolah rata-rata harga untuk seluruh komoditas dalam paket komoditas IHK. APR menganggap bahwa setiap item/kualitas mempunyai penimbang yang sama, tidak melihat apakah harga komoditas tersebut naik atau turun. Hal ini berarti bahwa elastisitas permintaan dari komoditas sama dengan nol, berlawanan dengan konsep perilaku konsumen. Sehingga penggunaan APR untuk penghitungan rata-rata harga akan menghasilkan bias positif, IHK cenderung over estimate.

Selain menggunakan APR, penghitungan rata-rata harga dapat juga dilakukan dengan metode Goemetric Mean of Price Ratio (GM). GM dipakai untuk mengantisipasi terjadinya bias positif pada komoditas yang harganya bergerak sangat dinamis. Sehingga sejak tahun 2002=100, BPS menggunakan GM untuk menghitung rata-rata harga pada 30 komoditas, sedangkan komoditas lainnya yang harganya lebih elastis BPS tetap menggunakan APR.

B. Formula Indeks

Dari sudut pandang praktek, indeks Laspeyres merupakan formula yang paling layak digunakan untuk pengukuran perubahan harga. Formula ini menggunakan penimbang pada tahun dasar, dengan asumsi bahwa selama periode itu tidak terjadi perubahan pilihan komoditas oleh konsumen. Penerapan formula ini untuk penghitungan IHK akan menghemat biaya, karena untuk memperbaharui paket komoditas dan penimbang dengan SBH terlalu mahal. Hal ini menjadi alasan mengapa kebanyakan negara menggunakan formula

(14)

Laspeyres muntuk menghitung IHK. Salah satu cara untuk meningkatkan validitas indeks, rumus Laspeyes dimodifikasi dengan menggunakan nilai konsumsi terakhir sebagai penimbang. Nilai konsumsi bulan lalu dipakai untuk menghitung indeks berjalan.

Rumusan Formula penghitungan IHK :

Dimana :

= Indeks periode ke-n

= Harga jenis barang ke-i, periode ke-n = Harga jenis barang ke-i, periode (n-1)

= Nilai konsumsi jenis barang ke-i, periode ke-(n-1) = Nilai Konsumsi jenis barang ke-i pada tahun dasar = Jumlah jenis barang paket komoditas

(15)

III. KONSEP DAN DEFINISI

 Harga Konsumen (HK) adalah harga transaksi yang terjadi antara penjual (pedagang eceran) dan pembeli (konsumen) secara eceran dengan pembayaran tunai. Eceran yang dimaksud adalah membeli suatu barang atau jasa dengan menggunakan satuan terkecil untuk dipakai atau dikonsumsi. Contoh : sayuran dengan satuan ikat, beras dengan satuan kg/liter, emas dengan satuan suku/gram dan sebagainya.

 Satuan atau ukuran jumlah suatu barang/jasa dalam pencatatan data HK yang dipakai satuan terkecil dan standar untuk seluruh Indonesia. Satuan standar ini telah ditentukan didalam quesioner, kemudian harus dikonversi kedalam satuan standar yang dimaksud. Contoh : kg, ons, meter, lembar, eksemplar, buah, helai, per orang, per pasien.

 Jenis Barang dan Jasa atau komoditas yang dimaksud adalah komoditas yang tercakup dalam paket komoditas kebutuhan rumah tangga yang termasuk di dalam diagram timbangan.

 Kualitas atau Merk Barang adalah merupakan spesifikasi barang. Satu macam barang dan jasa umumnya mempunyai lebih dari satu kualitas/merk.

Contoh :

- Ikan dalam kaleng merk Mackerel, A1 dan Sardines

- Bus angkutan antar propinsi kualitas ekonomi, bisnis dan eksekutif.

 Pedagang Eceran adalah pihak atau seseorang yang menjual barang dan jasa kepada pembeli untuk dikonsumsi (end user), bukan untuk diperdagangkan lagi. Tempat lokasi pedagang eceran sebagai responden data HK biasanya di areal pasar atau sekitar pasar, tetapi dapat juga di luar areal pasar yang bersangkutan, termasuk pasar swalayan atau supermarket, dan toko-toko.

 Relatif Harga atau RH adalah rasio perbandingan harga suatu komoditas pada suatu periode waktu tertentu terhadap harga pada periode waktu sebelumnya.

 Nilai Konsumsi (NK) adalah jumlah nilai yang dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memperoleh suatu komoditas untuk dikonsumsi. Nilai konsumsi suatu komoditas merupakan perkalian antara harga komoditas dengan kuantitas yang dikonsumsi.

 Diagram Timbangan adalah diagram yang menunjukkan persentase nilai konsumsi tiap jenis barang/jasa terhadap total rata-rata pengeluaran rumah tangga di suatu kota. Diagram timbangan tersebut juga mencerminkan pola konsumsi rumah tangga di kota/kabupaten tersebut.

(16)

IV.

ULASAN

4.1 IHK Kabupaten Wonogiri Tahun 2016

Berdasarkan hasil pemantauan harga yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri di pasar tradisional dan modern selama periode bulan Januari 2016 – Desember 2016 tercatat IHK sebesar 123,38. Ini berarti terjadi kenaikan secara umum harga barang dan jasa sebesar 23,38 persen dibandingkan tahun dasar 2012.

Grafik 1. Perkembangan IHK Januari – Desember 2016 Kabupaten Wonogiri

Selama kurun waktu tahun 2016 IHK berfluktuasi di kisaran 120,09 sampai 123,38. Secara umum terjadi kenaikan nilai IHK di setiap bulan pada tahun 2016. Kenaikan IHK tertinggi terjadi pada bulan November 2016 yang mencapai 0,72 persen. Sedangkan penurunan IHK tertinggi terjadi pada bulan Agustus 2016 yang turun sebesar 0,31 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

118,00 118,50 119,00 119,50 120,00 120,50 121,00 121,50 122,00 122,50 123,00 123,50

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agts Sept Okt Nov Des 120,43 120,09 120,80 120,64 121,46 122,13 122,83 122,45 122,47 122,45 123,33 123,38

(17)

Indeks Harga Konsumen (IHK) menunjukkan perkembangan harga secara umum yang diakumulasikan dengan tingkat konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa. Pada grafik 1 disajikan pola pergerakan IHK selama tahun 2016. Secara umum IHK cenderung mengalami kenaikan. Meski pada bulan-bulan tertentu indeks terlihat menurun. Bulan Desember menjadi bulan dengan nilai IHK tertinggi sebesar 123,38. Sedangkan indeks terendah tercatat pada bulan Februari sebesar 123,09.

4.1.2 Inflasi Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 Tercatat 2,94 Persen

Grafik 2. Perkembangan Inflasi Januari-Desember 2016 Kabupaten Wonogiri

Awal tahun 2016 inflasi tercatat sebesar 0,48 persen. Hampir semua kelompok pengeluaran mencatat inflasi pada bulan ini. Hanya kelompok Transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang mencatat penurunan indeks hingga 0,57 persen. Sedangkan inflasi tertinggi terjadi pada kelompok sandang yang mencapai 1,09 persen. Meski demikian, kelompok pengeluaran dengan sumbangan inflasi tertinggi justru berasal dari kelompok bahan makanan. Kelompok ini mencatat andil inflasi hingga 0,18 persen.

Bawang putih, daging ayam ras dan telur ayam ras menjadi komoditas dengan sumbangan inflasi tinggi. ketiga komoditas ini mampu memberikan sumbangan hingga 0,38

0,48 -0,28 0,59 -0,13 0,68 0,56 0,57 -0,31 0,01 -0,01 0,72 0,03 -0,40 -0,20 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80

(18)

persen. Sedangkan tekanan deflasi pada bulan Januari berasal dari penurunan pada indeks komoditas bensin. Bensin mampu memberi tekanan deflasi hingga 0,12 persen.

Bulan Februari indeks harga konsumen mengalami penurunan hingga mencatat deflasi sebesar 0,28 persen. Kali ini deflasi terjadi pada sebagian besar kelompok pengeluaran. Deflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,07 persen. Sedangkan inflasi hanya terjadi pada 3 kelompok pengaluaran yaitu : kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,04 persen. Kelompok sandang sebesar 0,81 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,12 persen.

Komoditas dengan tekanan deflasi tertinggi berasal dari penurunan indeks komoditas telur ayam ras. Telur ayam ras mampu memberi tekanan deflasi hingga 0,10 persen. Sedangkan andil inflasi tertinggi disumbang oleh komoditas cabai merah sebesar 0,10 persen.

Bulan Maret IHK kembali menguat dengan catatan inflasi sebesar 0,59 persen. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 2,72 persen. Sedangkan deflasi masih terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,19 persen. Andil inflasi tertinggi disumbang oleh komoditas bawang merah yang mencapai 0,23.

Bulan April kembali terjadi deflasi dengan besaran 0,13 persen. Secara bersamaan seperti pada bulan Februari, kelompok bahan makanan dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mencatat deflasi. Bahan makan mencatat deflasi sebesar 2,02 persen, sedangkan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mencatat deflasi sebesar 1,46 persen. Bawang putih, cabai merah dan bensin menjadi komoditas dengan andil deflasi tinggi. ketiga komoditas tersebut mampu memberikan tekanan kepada indeks harga konsumen sehingga turun dengan besaran 0,81 persen.

Inflasi kembali terjadi pada bulan Mei 2016 sebesar 0,68 persen. Kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi mencatat inflasi diatas 1 persen. Bahan makanan inflasi sebesar 1,59 persen. Sedangkan kelompok makanan jadi inflasi sebesar 1,16 persen. Komoditas dengan sumbangan inflasi tinggi terdapat pada bawang putih dan gula pasir. Kedua komoditas ini mampu menyumbang inflasi hingga 0,33 persen.

Bulan Juni kembali terjadi inflasi sebesar 0,56 persen. Kelompok bahan makanan masih menjadi pemicu utama inflasi pada bulan Juni. Kelompok ini mencatat inflasi sebesar 1,66 persen dengan andil mencapai 0,32 persen atau yang tertinggi diantara kelompok pengeluaran lainnya. Untuk bulan Juni, komoditas utama pemicu inflasi terdapat pada komoditas daging ayam ras yang memberikan sumbangan inflasi hingga 0,23 persen.

(19)

Tren inflasi kembali terjadi pada bulan Juli. Kali ini inflasi tercatat sebesar 0,57 persen. Bahan makan masih menjadi kelompok pengeluaran yang dominan mencatat inflasi pada bulan Juli. Sumbangan inflasinya mencapai 0,43 persen. Bulan ini beras menjadi komoditas dengan sumbangan inflasi tertinggi sebesar 0,15 persen.

Akhirnya tren inflasi terhenti pada bulan Agustus. Pada bulan ini indeks tercatat mengalami penurunan sebesar 0,31 persen. Hanya dua kelompok pengeluaran yang mencatat deflasi, masing-masing adalah kelompok bahan makanan sebesar 2,06 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,66 persen. Beras dan gula pasir menjadi dua komoditas yang dominan menekan indeks. Kedua komoditas tersebut mampu menyumbang deflasi sebesar 0,37 persen.

Bulan September indeks kembali mengalami kenaikan tipis. Pada bulan ini tercatat inflasi sebesar 0,01 persen. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok sandang sebesar 1,77 persen. Meski demikian sumbangan tertinggi inflasi justru terjadi pada komoditas dikelompok bahan makanan. Cabai merah mencatat andil inflasi tertinggi sebesar 0,16 persen.

Deflasi kembali terjadi pada bulan Oktober. Pada bulan ini indeks harga konsumen terkoreksi tipis sebesar 0,01 persen. Tiga kelompok pengeluaran mencatat deflasi, masing-masing adalah kelompok sandang sebesar -0,14 persen, kelompok kesehatan -0,01 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,55 persen. Komoditas pemicu deflasi adalah bawang putih yang menyumbang deflasi hingga 0,10 persen.

Memasuki bulan November, inflasi tercatat sebesar 0,72 persen atau yang tertinggi selama tahun 2016. Bahan makanan menjadi kelompok pengeluaran dengan catatan inflasi tertinggi sebesar 3,47 persen. Dominannya kelompok bahan makanan juga ditandai dengan andil inflasi yang diberikan mencapai 0,68 persen. Sedangkan komoditas utama pemicu inflasi pada bulan November adalah cabai merah. Sumbangan inflasi yang diberikan mencpai 0,20 persen. Selain cabai merah, komoditas lain yang memicu inflasi adalah bawang merah dan bawang putih.

Akhir tahun 2016 ditutup dengan catatan inflasi tipis 0,03 persen. Empat kelompok pengeluaran mencatat inflasi dan tiga kelompk pengeluaran mencatat deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok kesehatan sebesar 0,47 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi pada kelompok sandang. Komoditas dengan andil inflasi tertinggi terdapat pada cabe rawit. Komoditas ini mampu menyumbang inflasi hingga 0,21 persen.

(20)

4.2Tinjaun IHK dan Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran Tahun 2016 4.2.1 Kelompok Bahan Makanan

Pada tahun 2016 kelompok bahan makanan mencatat nilai inflasi sebesar 7,88 persen. Jauh lebih tinggi daripada periode yang sama di tahun 2015 yang hanya bergerak 0,35 persen. Dari sebelas sub kelompok yang ada, tujuh diantaranya mencatat inflasi. Hanya empat sub kelompok yang mengalami deflasi sepanjang 2016.

Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 43,89 persen. Selain itu juga sub kelompok sayur-sayuran juga mencatat nilai inflasi yang tinggi yaitu sebesar 30,95 persen. Sedangkan inflasi terendah teradi pada sub kelompok telur, susu dan hasilnya sebesar 1,20 persen. Deflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 8,57 persen.

Tingginya inflasi pada kelompok bumbu-bumbuan terutama terjadi karena pergerakan indeks pada komoditas seperti cabai rawit, bawang merah dan bawan putih. Secara bergantian ketiga komoditas tersebut memberikan dorongan inflasi yang cukup signifikan sepanjang tahun 2016.

Tabel 2

Perkembangan Inflasi/Deflasi Kelompok Bahan Makanan 2015-2016

Kelompok Barang/Jasa Inflasi/Deflasi (%) 2015 2016

(1) (3) (4)

Bahan Makanan 0,35 7,88

1. Padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya 5,12 -2,93

2. Daging dan hasil-hasilnya 8,53 2,29

3. Ikan segar 4,03 3,31

4. Ikan diawetkan 45,35 24,57

5. Telur, susu, dan hasil-hasilnya 0,05 1,20

6. Sayur-sayuran -4,80 30,95

7. Kacang-kacangan 5,25 -5,80

8. Buah-buahan 5,03 -2,92

9. Bumbu-bumbuan -22,10 43,89

10. Lemak dan minyak -11,25 16,16

(21)

Jika dilihat perbulan maka kelompok bahan makanan memiliki rentang nilai inflasi dari -2,06 persen pada bulan Agustus sampai tertinggi 3,47 persen pada bulan November 2016. Dengan nilai rataan sebesar 0,65 yang menunjukkan pergerakan indeks setiap bulannya. Tingginya pertumbuhan indeks pada bulan November dipicu karena pergerakan indeks pada komoditas seperti cabai merah. Komoditas ini menyumbang 0,20 persen inflasi umum atau yang tertinggi diantara komoditas lainnya. Sedangkan penurunan indeks yang tajam pada bulan Agustus dikarenakan melemahnya indeks pada komoditas beras yang memberikan andil deflasi hingga -0,22 persen.

Grafik 3

Laju Inflasi/Deflasi Kelompok Bahan Makanan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah dan Nasional 2016

4.2.2 KELOMPOK MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK DAN TEMBAKAU

Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau mengalami inflasi sebesar 3,20 persen atau indeks harga konsumen naik dari 126,40 pada Desember 2015 menjadi 130,45 pada Desember 2016.

Inflasi terjadi pada semua sub kelompok dengan besaran yang beragam. Diawali dengan sub kelompok makanan jadi yang mengalami inflasi sebesar 1,41 persen. kemudian sub kelompok minuman tidak beralkohol yang mencatat inflasi sebesar 4,26 persen. Sub

-3 -2 -1 0 1 2 3 4

jan feb mar apr mei jun jul agt sept okt nov des Jawa Tengah Wonogiri Nasional

(22)

kelompok terakhir yang mengalami inflasi adalah sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol dengan nilai inflasi tertinggi 11,61 persen.

Andil inflasi pada kelompok ini tercatat sebesar 0,70 persen. Tertinggi kedua setelah kelompok bahan makanan. Sedangkan menurut sub kelompok maka sub kelompok dengan andil inflasi tertinggi pada kelompok makanan jadi adalah sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol yang menyumbang 0,31 persen inflasi. Sub kelompok makanan jadi menyumbang 0,21 persen inflasi. Dan terakhir sub kelompok minuman tidak beralkohol yang menyumbang hingga 0,18 persen inflasi.

Tabel 3

Perkembangan Inflasi/Deflasi Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau tahun 2015-2016

Kelompok Barang/Jasa Inflasi/Deflasi (%) 2015 2016

(1) (3) (4)

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 9,03 3,20

1. Makanan Jadi 8,09 1,41

2. Minuman Tidak Beralkohol 10,53 4,26

3. Rokok dan Minuman Beralkohol 12,03 11,61

Selama tahun 2016 kelompok makanan jadi, minuman rokok dan tembakau mencatat inflasi sebanyak 7 (tujuh) kali dengan deflasi sebanyak 5 (lima) kali. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan April 2016. Pada bulan ini pergerakan indeks pada komoditas rokok kretek filter dan gula pasir mampu memberikan sumbangan inflasi hingga 0,18 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi pada bulan Agustus 2016 dengan besaran -0,66 persen. Gula pasir menjadi pemicu utama pergerakan menurun indeks kelompok makanan jadi, minuman dan temakau pada bulan ini. Total andil yang diberikan mencapai 0,15 persen deflasi.

Jika diperhatikan maka sepanjang tahun 2016, komoditas seperti rokok, gula pasir dan beberapa jenis makanan ringan anak-anak memberikan pengaruh dominan terhadap pergerakan indeks kelompok makanan jadi, minman dan tembakau. Andil yang diberikan mampu mempengaruhi pergerakan inflasi atau deflasi secara umum. Total sampai dengan akhir tahun, kombinasi ketiga komoditas diatas mampu menyumbang hingga 0,50 persen inflasi umum.

(23)

Grafik 4

Laju Inflasi/Deflasi Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah dan Nasional 2016

4.2.3 KELOMPOK PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR

Tahun 2016 kelompok pengeluaran ini mengalami inflasi sebesar 0,61 persen. Inflasi terjadi karena kenaikan indeks harga konsumen dari 109,49 pada tahun 2015 menjadi 110,16 pada tahun 2016.

Inflasi terjadi pada dua sub kelompok di dalamnya. Dua sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok perlengkapan rumah tangga sebesar 1,09 persen dan sub kelompok penyelenggara rumah tangga sebesar 11,41 persen. Sedangkan deflasi terjadi pada sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 2,14 persen.

Andil inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,13 persen inflasi umum. Berasal dari kontribusi negatif sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,26 persen deflasi. Kemudian masing-masing andil inflasi dari sub kelompok perlengkapan rumah tangga sebesar 0,02 persen inflasi dan sub kelompok penyelengaraan rumah tangga sebesar 0,38 persen. Menurut komoditas maka jasa pembantu rumah tangga menjadi penyumbang inflasi tertinggi sebesar 0,32 persen inflasi umum. Sedangkan komoditas dengan sumbangan deflasi tertinggi berasal dari komoditas semen yang pada tahun 2016 memberikan tekanan deflasi hingga 0,20 persen.

-1 -0,5 0 0,5 1 1,5 2

jan feb mar apr mei jun jul agt sept okt nov des Nasional Jawa Tengah Wonogiri

(24)

Tabel 4

Perkembangan Inflasi/Deflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar tahun 2015-2016

Kelompok Barang/Jasa Inflasi/Deflasi (%) 2015 2016

(1) (3) (4)

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 1,66 0,61

1. Biaya Tempat Tinggal 0,00 -2,14

2. Bahan Bakar, Penerangan dan Air 4,23 0,00

3. Perlengkapan Rumah Tangga 11,67 1,09

4. Penyelengaraan Rumah Tangga 0,07 11,41

Grafik 5 memberikan gambaran tentang pergerakan inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada tingkatan nasional, provinsi dan kabupaten. Terlihat pola pergerakan inflasi cenderung seirama. Terlihat bahwa inflasi tertinggi Wonogiri terjadi pada bulan Juni dengan nilai sebesar 0,54 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi pada bulan September sebesar -0,71 persen.

Grafik 5

Laju Inflasi/Deflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah dan Nasional 2016

-0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0 0,2 0,4 0,6 0,8

jan feb mar apr mei jun jul agt sept okt nov des

(25)

4.2.4 KELOMPOK SANDANG

Kelompok pengeluaran sandang mencatat nilai inflasi yang cukup tinggi selama tahun 2016, yaitu sebesar 4,97 persen. Tertinggi kedua setelah inflasi pada kelompok bahan makanan. Tingginya inflasi terkait dengan kenaikan indeks harga konsumen dari 120,32 di tahun 2015 menjadi 126,31 pada tahun 2016. Sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya mencatat nilai inflasi tertinggi diantara sub kelompok yang lain. Sub kelompok ini selama tahun 2016 mencatat inflasi sebesar 7,58 persen. Sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok sandang wanita mencatat nilai inflasi 7,00 persen. Sub kelompok sandang anak-anak inflasi 4,89 persen dan terakhir sub kelompok sandang laki-laki yang mencatat nilai deflasi 0,74 persen.

Tabel 5

Perkembangan Inflasi/Deflasi Kelompok Sandang tahun 2015-2016

Kelompok Barang/Jasa Inflasi/Deflasi (%) 2015 2016 (1) (3) (4) Sandang 5,42 4,97 1. Sandang Laki-laki 8,32 -0,74 2. Sandang Wanita 11,59 7,00 3. Sandang Anak-anak 0,28 4,89

4. Barang Pribadi dan Sandang lainnya 2,53 7,58

Andil inflasi yang disumbangkan oleh kelompok sandang cukup tinggi, mencapai 0,30 persen inflasi umum. Angka ini berasal dari sumbangan sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 0,14 persen inflasi. Sub kelompok sandang wanita dengan nilai andil inflasi sebesar 0,11 persen inflasi dan sub kelompok sandang anak-anak sebesar0,07 persen inflasi. Satu-satunya sub kelompok dengan sumbangan negatif diberikan oleh sub kelompok sandang laki-laki sebesar -0,01 persen deflasi.

Emas perhiasan dan kerudung wanita merupakan komoditas yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan inflasi kelompok sandang. Kedua komoditas ini bersama-sama mencatat adil inflasi sebesar 0,16 persen. Sedangkan deflasi terutama disebabkan pergerakan indeks pada komoditas seperti celana panjang jeans, baju kaos, dan sandal karet pria.

(26)

Grafik 6

Laju Inflasi/Deflasi Kelompok Sandang

Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah dan Nasional 2016

4.2.5 KELOMPOK KESEHATAN

Kelompok kesehatan mengalami inflasi tahunan sebesar 3,48 persen. Inflasi terjadi pada semua sub kelompok pengeluaran. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 6,97. Sub kelompok jasa perawatan jasmani mengalami inflasi sebesar 3,07 persen. sub kelompok obat-obatan mengalami inflasi sebesar 2,54 persen. Terakhir adalah sub kelompok jasa kesehatan yang mengalami inflasi sebesar 1,64 persen

Tabel 6

Perkembangan Inflasi/Deflasi Kelompok Kesehatan tahun 2015-2016

Kelompok Barang/Jasa Inflasi/Deflasi 2015 2016

(1) (3) (4)

Kesehatan 4,02 3,48

1. Jasa Kesehatan 2,07 1,64

2. Obat-obatan 2,63 2,54

3. Jasa Perawatan Jasmani 28,93 3,07

4. Perawatan Jasmani dan Kosmetika 1,60 6,97

Sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika memberikan tekanan inflasi tertinggi diantara sub kelompok yang lain. Sub kelompok ini mampu menyumbang hingga 0,13 persen

-1 -0,5 0 0,5 1 1,5 2

jan feb mar apr mei jun jul agt sept okt nov des

(27)

inflasi tertinggi pada kelompok kesehatan. Sub kelompok ini memberikan andil inflasi hingga 0,05 persen. Beberapa komoditas yang memberikan andil cukup signifikan dalam membentuk inflasi pada kelompok kesehatan adalah biaya check up, shampo dan bedak. Sedangkan komoditas biaya dokter spesialis menyumbang tekanan deflasi yang cukup tinggi pada kelompok kesehatan.

Grafik 7

Laju Inflasi/Deflasi Kelompok Kesehatan

Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah dan Nasional 2016

4.2.6 KELOMPOK PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga selama tahun 2016 mencatat inflasi sebesar 2,26 persen. Inflasi terutama terjadi pada sub kelompok rekreasi 9,62 persen. Inflasi juga terjadi pada sub kelompok pendidikan sebesar 1,23 persen, sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar 1,31 persen. Inflasi terendah terjadi pada sub kelompok olahraga sebesar 0,03 persen.

Andil inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok rekreasi sebesar 0,11 persen. tertinggi kedua adalah sub kelompok pendidikan yang memberi andil inflasi sebesar 0,07 persen. Sub kelompok terakhir yang menyumbang inflasi adalah sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar 0,01 persen. sedangkan dua sub kelompok yang lain, masing-masing sub kelompok kursus/pelatihan dan sub kelompok olahraga relatif tidak memberi tekanan inflasi dan deflasi yang signifikan.

Inflasi kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tertinggi terjadi pada bulan Agustus sebesar 1,37 persen. beberapa komoditas pemicu inflasi pada bulan ini antara lain : bola, pakaian olahraga pria dan harga laptop. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi pada bulan Juli sebesar -0,73 persen.

-0,4 -0,2 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2

jan feb mar apr mei jun jul agt sept okt nov des

(28)

Tabel 7

Perkembangan Inflasi/Deflasi Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga tahun 2015-2016

Kelompok Barang/Jasa Inflasi/Deflasi 2015 2016

(1) (3) (4)

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga -1,08 2,26

1. Pendidikan 0,00 1,23 2. Kursus/Pelatihan 0,00 0,00 3. Perlengkapan/alat pendidikan -2,13 1,31 4. Rekreasi -6,14 9,62 5. Olahraga 3,92 0,03 Grafik 8

Laju Inflasi/Deflasi Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah dan Nasional 2016

4.2.7 KELOMPOK TRANSPORTASI, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN

Tahun 2016 kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan menjadi satu-satunya kelompok pengeluaran yang mencatat deflasi sebesar 0,88 persen. Deflasi hanya terjadi pada sub kelompok transportasi sebesar 1,79 persen. Dua sub kelompok yang lain, masing-masing sub kelompok sarana dan penunjang transporttasi dan sub kelompok jawa keuangan mencatat inflasi sebesar 2,47 persen dan 1,14 persen.

-1 -0,5 0 0,5 1 1,5

jan feb mar apr mei jun jul agt sept okt nov des Nasional Jawa Tengah Wonogiri

(29)

Tabel 8

Perkembangan Inflasi/Deflasi Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan Tahun 2015-2016

Kelompok Barang/Jasa Inflasi/Deflasi 2015 2016

(1) (3) (4)

Transportasitasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan -3,84 -0,88

1. Transportasi -5,58 -1,79

2. Komunikasi dan Pengiriman -0,16 0,00

3. Sarana dan Penunjang Transportasi -0,78 2,47

4. Jasa Keuangan -2,61 1,14

Semenjak penentuan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) menggunakan subsidi tetap, maka perubahana harga BBM menjadi sering terjadi sesuai dengan perkembangan harga minyak dunia. Bulan April misalnya, sub kelompok transportasi terkoreksi cukup dalam hingga mencapai 2,28 persen yang diakibatkan pergerakan indeks komoditas bensin dan solar yang melemah. Disaat yang bersamaan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mencatat deflasi tertinggi sebesar 1,46 persen.

Grafik 9

Laju Inflasi/Deflasi Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah dan Nasional 2016

Kondisi deflasi kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan terjadi sejak awal tahun. Bulan Januari kelompok ini mencatat deflasi sebesar 0,57 persen yang berlanjut pada tiga bulan berikutnya. Februari deflasi sebesar 0,58 persen, Maret deflasi 0,19 persen dan terakhir bulan April yang deflasi hingga1,46 persen.

-2 -1,5 -1 -0,5 0 0,5 1 1,5 2 2,5

jan feb mar apr mei jun jul agt sept okt nov des

(30)

4.3 Tinjauan IHK dan Inflasi Menurut Komoditas Tahun 2016

Pantauan harga terhadap 349 komoditas yang diperdagangkan di pasar menunjukkan fluktuasi yang beragam dari beberapa jenis komoditas strategis seperti cabai rawit, cabai merah, bawang merah, bawang putih dan BBM. Pergerakan dari komoditas strategis tersebut sangat berpengaruh terhadap pembentukan inflasi atau deflasi secara umum. Tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi terhadap komoditas tersebut membuat setiap pergerakannya selalu berdampak dalam pembentukan indeks harga konsumen.

Tabel 9 memberikan gambaran tentang beberapa komoditas yang mempunyai andil besar dalam pembentukan inflasi 2016. Dimulai dari komoditas cabai rawit yang pada tahun 2016 mencatat andil tertinggi dalam pembentukan inflasi tahunan. Total andil komoditas ini mencapai 0,36 persen. Upah pembantu rumah tangga dan rokok kretek filter menempati urutan berikutnya masing-masing dengan sumbangan inflasi sebesar 0,32 persen dan 0,25 persen. Berturut-turut kemudian adalah bawang putih, cabai merah dan cabe hijau dengan andil inflasi sebesar 0,25 persen,0,24 persen dan 0,21 persen. Terakhir bawang merah dengan andil inflasi sebesar 0,09 persen.

Komposisi sepuluh besar komoditas peyumbang inflasi tertinggi sebagian besar di isi oleh komdoitas pada kelompok bahan makanan. Artinya selama tahun 2016 pergerakan indeks kelompok bahan makanan mampu memberikan tekanan pembentukkan inflasi/deflasi secara umum.

Tabel 9

Sepuluh Komoditas Utama Pendorong Inflasi Kabupaten Wonogiri tahun 2016

Jenis komoditas barang/jasa Inflasi (%) Andil (%)

(1) (2) (3)

1. CABAI RAWIT 51,85 0,36 2. UPAH PEMBANTU RT 16,67 0,32 3. ROKOK KRETEK FILTER 14,54 0,25 4. BAWANG PUTIH 60,71 0,25 5. CABAI MERAH 149,53 0,24 6. CABE HIJAU 125,00 0,21 7. SEPEDA MOTOR 4,92 0,15 8. BANDENG PRESTO 22,50 0,12 9. SAWI HIJAU 137,50 0,09

(31)

Tabel 10 menunjukkan komoditas yang dominan menghambat inflasi pada tahun 2016. Komoditas yang dominan menghambat inflasi selama tahun 2016 adalah bensin dengan andil inflasi mencapai -0,28 persen. Berturut-turut kemudian adalah semen (-0,20 persen), beras (-0,15 persen), salak (-0,05 persen) dan jeruk (-0,05 persen). Tiga komoditas teratas penghambat deflasi sangat dominan berasal dari kelompok pengeluaran yang berbeda. Masing-masing dari kelompok bahan makanan, kelompok perumahan, air,listrik, gas dan bahan bakar dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.

Tabel 10

Sepuluh Komoditas Utama Penghambat Inflasi Kabupaten Wonogiri tahun 2016

Jenis komoditas barang/jasa Inflasi (%) Andil (%)

(1) (2) (3) 1. BENSIN -8,26 -0,28 2. SEMEN -25,72 -0,20 3. BERAS -1,17 -0,15 4. SALAK -50,78 -0,05 5. JERUK -31,62 -0,05 6. TEMPE -5,26 -0,05 7. NANGKA MUDA -42,86 -0,04 8. PASIR -3,45 -0,04 9. JAM TANGAN -20,75 -0,04 10. TAS SEKOLAH -33,98 -0,04

(32)

4.4. Perbandingan Inflasi Antar Daerah Tahun 2016 Grafik 10

Perbandingan Inflasi Dalam Skala Regional dan Nasional tahun 2016

Dari grafik diatas terlihat bahwa selama tahun 2016, kecenderungan inflasi Kabupaten Wonogiri masih mengikuti pola inflasi yang terjadi secara regional maupun nasional. Peran ekonomi regional dan nasional dalam mempengaruhi laju inflasi Kabupaten Wonogiri terlihat dari pola inflasi yang cenderung seirama. Artinya bahwa inflasi yang terjadi di Kabupaten Wonogiri tidak semata-mata diakibatkan oleh tekanan ekonomi internal di Kabupaten Wonogiri sendiri, tetapi juga berkaitan dengan fenomena ekonomi regional maupun nasional.

Diawali dengan inflasi 0,48 persen di bulan Januari 2016. Kemudian laju inflasi bergerak beriringan mengikuti pola yang dinamis. Meski demikian pola keteraturan inflasi memberikan gambaran tentang kenaikan serta penurunan indeks harga yang selalu mengikuti pola tertentu setiap tahunnya. Sehingga langkah antisipatif dapat dilakukan dengan membandingkan pola pergerakan dan pemicu inflasi setiap bulannya.

-0,6 -0,4 -0,2 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2

jan feb mar apr mei jun jul agt sept okt nov des

Nasional Jawa Tengah Surakarta Wonogiri

(33)

Tabel 11

Indeks Harga Konsumen Kabupaten Wonogiri 2016

Kode Kelompok/Sub Kelompok Barang dan Jasa Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

U m u m / T o t a l 120,43 120,09 120,80 120,64 121,46 122,13 122,83 122,45 122,47 122,45 123,33 123,38

1 Bahan Makanan 130,02 128,63 132,13 129,46 131,51 133,69 136,62 133,81 134,01 134,20 138,86 138,99

101 Padi, Umbi dan Hasilnya 119,07 117,43 117,68 114,34 116,53 118,19 121,69 117,94 119,34 119,38 119,19 115,30

102 Daging dan Hasilnya 128,73 125,45 122,84 122,91 113,92 128,11 134,06 125,45 124,85 123,83 128,74 124,23

103 Ikan Segar 136,02 133,52 131,16 131,16 139,09 146,88 149,64 141,25 143,11 140,13 138,43 138,68

104 Ikan Diawetkan 169,56 175,03 175,47 202,12 200,38 200,38 200,38 203,87 203,87 203,87 203,87 205,64

105 Telur, Susu dan Hasilnya 124,42 119,72 114,18 122,05 117,15 118,33 120,64 120,38 116,64 115,53 113,05 118,94

106 Sayur-sayuran 125,56 127,81 127,95 124,33 129,52 129,52 131,52 136,81 139,70 137,03 149,84 171,80

107 Kacang-kacangan 133,05 131,77 132,79 130,59 129,66 126,94 131,31 129,27 130,85 130,45 131,25 130,16

108 Buah-buahan 137,25 137,25 137,25 153,71 158,98 166,37 155,49 146,10 136,00 130,05 129,41 138,26

109 Bumbu-bumbuan 197,03 197,15 256,44 194,03 219,55 207,54 223,10 222,27 233,45 248,87 295,31 273,53

110 Lemak & Minyak 84,60 83,80 83,63 83,53 84,43 85,56 89,43 92,42 94,12 97,37 98,68 99,05

111 Bahan Makanan Lainnya 109,77 109,77 109,77 105,00 105,00 105,00 105,00 105,00 105,00 105,00 105,00 105,00

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

127,13 126,84 127,34 129,54 131,04 131,39 131,92 131,04 130,74 130,81 130,52 130,45

201 Makanan Jadi 128,95 128,95 129,72 130,15 129,85 129,85 130,15 130,15 130,15 130,15 130,15 130,15

202 Minuman yg tdk Beralkohol 128,33 126,83 126,77 131,62 136,16 137,93 139,60 135,09 133,55 133,91 132,44 132,04

203 Tembakau & Min Alkohol 116,12 116,12 116,12 123,38 129,61 129,61 129,61 129,61 129,61 129,61 129,61 129,61

3 Perumahan, Listrik, Air, Gas dan Bahan Bakar

110,07 110,12 110,20 110,14 110,10 110,69 110,65 110,93 110,15 110,17 110,12 110,16

301 Biaya Tempat Tinggal 105,67 105,72 105,64 105,36 105,29 105,07 105,01 105,47 104,01 103,96 103,90 103,88

302 B Bakar, Penerangan, air 105,91 105,91 105,91 105,91 105,91 105,91 105,91 105,91 105,91 105,91 105,91 105,91

303 Perlengkapan R. Tangga 122,01 122,01 122,01 123,04 123,04 121,87 121,87 121,63 120,12 120,60 120,60 120,60 304 Penyelenggaraan R Tangga 131,14 131,29 132,22 132,54 132,49 138,53 138,53 138,75 139,81 139,95 139,88 140,26 4 Sandang 121,64 122,63 122,94 122,88 124,08 124,29 124,48 124,65 126,85 126,67 126,65 126,31 401 Sandang Laki-laki 92,81 93,31 93,32 93,32 94,11 94,11 94,11 94,09 95,19 95,19 94,98 93,28 402 Sandang Wanita 125,87 125,82 125,82 125,82 125,82 125,82 125,82 125,82 133,79 133,79 133,79 133,79 403 Sandang Anak-anak 131,68 133,99 134,41 136,03 136,03 136,03 135,97 136,03 136,03 136,03 136,03 136,03

404 Brg Pribadi & Sandang lain 141,10 142,53 143,37 141,89 145,56 146,38 147,13 147,75 147,56 146,87 147,04 147,58

5 Kesehatan 114,40 114,36 114,03 114,60 115,26 115,49 115,49 115,49 115,99 115,98 116,56 117,12

501 Perawatan Jasmani 116,66 116,66 116,66 116,66 116,66 117,17 117,17 117,17 117,17 117,17 117,38 117,38

502 Obat-obatan 108,50 108,50 108,50 109,34 106,40 106,40 106,40 106,40 106,73 106,60 109,54 111,25

503 Jasa Perawatan Jasmani 155,38 159,94 155,38 153,09 153,09 153,09 153,09 153,09 153,09 153,09 153,09 153,09

504 Prwt Jasmani & Kosmetik 105,24 104,08 104,08 105,92 109,56 109,56 109,56 109,56 110,95 110,99 110,99 111,83

6 Pendidikan, Olahraga Rekreasi &

112,73 112,87 112,87 114,06 113,69 114,38 113,54 115,10 115,76 115,13 115,13 115,10 601 Pendidikan 119,27 119,27 119,27 119,27 119,27 119,27 119,27 120,74 120,74 120,74 120,74 120,74 602 Kursus / Pelatihan 109,13 109,13 109,13 109,13 109,13 109,13 109,13 109,13 109,13 109,13 109,13 109,13 603 Perlengkapan Pendidikan 105,34 106,23 106,23 111,17 108,11 108,11 103,61 108,11 109,23 109,23 109,23 109,01 604 Rekreasi 97,15 97,15 97,15 100,46 100,46 104,87 103,65 103,65 106,97 103,07 103,07 103,07 605 Olahraga 107,79 108,80 108,80 108,80 110,44 108,80 106,49 110,44 109,30 109,30 109,30 109,30

7 Tranportasi, Komunikasi & Jasa Keuangan

123,22 122,50 122,27 120,48 120,89 120,73 121,64 122,20 122,23 122,23 122,75 122,82

701 Transportasi 135,28 134,07 133,67 130,62 131,32 131,05 132,60 132,96 132,96 132,96 133,84 134,50

702 Komunikasi & Pengiriman 100,70 100,70 100,70 100,70 100,70 100,70 100,70 100,70 100,70 100,70 100,70 100,70

703 Sarana Penunj Transportasi 118,30 118,30 118,30 118,30 118,30 118,30 118,30 118,30 118,63 118,63 118,63 118,71

(34)

Tabel 12

Inflasi/Deflasi Bulanan Kabupaten Wonogiri 2016

Kode Kelompok/Sub Kelompok Barang dan Jasa Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

U m u m / T o t a l 0,48 -0,28 0,59 -0,13 0,68 0,56 0,57 -0,31 0,01 -0,01 0,72 0,03

1 Bahan Makanan 0,92 -1,07 2,72 -2,02 1,59 1,66 2,19 -2,06 0,15 0,14 3,47 0,09

101 Padi, Umbi dan Hasilnya 0,24 -1,38 0,21 -2,84 1,92 1,42 2,96 -3,08 1,18 0,03 -0,16 -3,27

102 Daging dan Hasilnya 6,00 -2,55 -2,08 0,05 -7,31 12,4

6 4,64 -6,42 -0,47 -0,82 3,96 -3,50

103 Ikan Segar 1,33 -1,84 -1,76 0,00 6,04 5,60 1,88 -5,60 1,32 -2,08 -1,21 0,18

104 Ikan Diawetkan 2,71 3,22 0,25 15,1

9 -0,86 0,00 0,00 1,74 0,00 0,00 0,00 0,87

105 Telur, Susu dan Hasilnya 5,86 -3,77 -4,63 6,90 -4,02 1,01 1,96 -0,22 -3,10 -0,96 -2,15 5,22

106 Sayur-sayuran -4,30 1,80 0,10 -2,83 4,17 0,00 1,55 4,02 2,11 -1,91 9,35 14,6 5 107 Kacang-kacangan -3,70 -0,97 0,78 -1,66 -0,71 -2,10 3,45 -1,56 1,22 -0,30 0,61 -0,83 108 Buah-buahan -3,63 0,00 0,00 12,0 0 3,43 4,65 -6,54 -6,04 -6,91 -4,37 -0,49 6,84 109 Bumbu-bumbuan 3,65 0,06 30,0 8 24,3 -4 13,1 5 -5,47 7,50 -0,37 5,03 6,61 18,66 -7,37

110 Lemak & Minyak -0,79 -0,95 -0,20 -0,12 1,08 1,33 4,52 3,35 1,84 3,45 1,34 0,38

111 Bahan Makanan Lainnya -4,42 0,00 0,00 -4,34 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

0,58 -0,23 0,40 1,72 1,16 0,26 0,40 -0,66 -0,23 0,05 -0,22 -0,06

201 Makanan Jadi 0,47 0,00 0,59 0,33 -0,23 0,00 0,23 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

202 Minuman yg tdk Beralkohol 1,33 -1,17 -0,05 3,82 3,45 1,30 1,21 -3,23 -1,14 0,27 -1,10 -0,30

203 Tembakau & Min Alkohol 0,00 0,00 0,00 6,25 5,05 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

3 Perumahan, Listrik, Air, Gas dan Bahan Bakar

0,53 0,04 0,07 -0,05 -0,04 0,54 -0,03 0,25 -0,71 0,02 -0,04 0,04

301 Biaya Tempat Tinggal -0,45 0,05 -0,08 -0,27 -0,06 -0,21 -0,06 0,44 -1,38 -0,05 -0,06 -0,02

302 B Bakar, Penerangan, air 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

303 Perlengkapan R. Tangga 0,00 0,00 0,00 -5,97 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 304 Penyelenggaraan R Tangga 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4 Sandang 1,09 0,81 0,25 -0,04 0,97 0,18 0,15 0,14 1,77 -0,14 -0,01 -0,27 401 Sandang Laki-laki -1,24 0,54 0,01 0,00 0,84 0,00 0,00 -0,02 1,18 0,00 -0,23 -1,79 402 Sandang Wanita 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 27,2 7 0,00 0,00 0,00 403 Sandang Anak-anak 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4,75 0,00 0,00 0,00

404 Brg Pribadi & Sandang lain 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5 Kesehatan 1,08 -0,04 -0,28 0,49 0,58 0,20 0,00 0,00 0,43 -0,01 0,50 0,47

501 Perawatan Jasmani 1,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,44 0,00 0,00 0,00 0,00 0,18 0,00

502 Obat-obatan 0,00 0,00 0,00 0,77 -2,69 0,00 0,00 0,00 0,31 -0,12 2,76 1,56

503 Jasa Perawatan Jasmani 4,61 2,93 -2,85 -1,48 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

504 Prwt Jasmani & Kosmetik 0,66 -1,09 0,00 1,77 3,43 0,00 0,00 0,00 1,27 0,04 0,00 0,76

6 Pendidikan, Olahraga Rekreasi &

0,16 0,12 0,00 1,05 -0,32 0,61 -0,73 1,37 0,58 -0,55 0,00 -0,03 601 Pendidikan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,23 0,00 0,00 0,00 0,00 602 Kursus / Pelatihan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 603 Perlengkapan Pendidikan -2,10 0,85 0,00 4,64 -2,75 0,00 -4,16 4,35 1,04 0,00 0,00 -0,20 604 Rekreasi 3,33 0,00 0,00 3,41 0,00 4,39 -1,17 0,00 3,21 -3,65 0,00 0,00 605 Olahraga -1,35 0,94 0,00 0,00 1,51 -1,48 -2,12 3,71 -1,04 0,00 0,00 0,00

7 Transportasi, Komunikasi & Jasa Keuangan

-0,57 -0,58 -0,19 -1,46 0,34 -0,13 0,75 0,46 0,03 0,00 0,43 0,06

701 Transportasi -1,22 -0,90 -0,30 -2,28 0,53 -0,21 1,18 0,27 0,00 0,00 0,67 0,49

702 Komunikasi & Pengiriman 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

(35)

Tabel 13

Inflasi/Deflasi Tahun Kalender Kabupaten Wonogiri 2016

Kode Kelompok/Sub Kelompok Barang dan Jasa Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

U m u m / T o t a l 0,48 0,20 0,80 0,66 1,35 1,91 2,49 2,17 2,19 2,17 2,91 2,94

1 Bahan Makanan 0,92 -0,16 2,56 0,49 2,08 3,78 6,05 3,87 4,02 4,17 7,78 7,88

101 Padi, Umbi dan Hasilnya 0,24 -1,14 -0,93 -3,74 -1,89 -0,50 2,45 -0,71 0,47 0,50 0,34 -2,93

102 Daging dan Hasilnya 6,00 3,29 1,15 1,20 -6,20 5,49 10,38 3,29 2,80 1,96 6,00 2,29

103 Ikan Segar 1,33 -0,54 -2,29 -2,29 3,61 9,42 11,48 5,23 6,61 4,39 3,13 3,31

104 Ikan Diawetkan 2,71 6,02 6,29 22,43 21,38 21,38 21,38 23,49 23,49 23,49 23,49 24,57

105 Telur, Susu dan Hasilnya 5,86 1,87 -2,85 3,85 -0,32 0,68 2,65 2,42 -0,75 -1,70 -3,81 1,20

106 Sayur-sayuran -4,30 -2,57 -2,47 -5,23 -1,28 -1,28 0,25 4,29 6,49 4,45 14,22 30,95

107 Kacang-kacangan -3,70 -4,63 -3,89 -5,49 -6,16 -8,13 -4,96 -6,44 -5,30 -5,58 -5,01 -5,80

108 Buah-buahan -3,63 -3,63 -3,63 7,93 11,63 16,82 9,18 2,58 -4,51 -8,68 -9,13 -2,92

109 Bumbu-bumbuan 3,65 3,71 34,90 2,07 15,50 9,18 17,37 16,93 22,81 30,92 55,35 43,89

110 Lemak & Minyak -0,79 -1,73 -1,93 -2,05 -0,99 0,33 4,87 8,38 10,37 14,18 15,72 16,16

111 Bahan Makanan Lainnya -4,42 -4,42 -4,42 -8,57 -8,57 -8,57 -8,57 -8,57 -8,57 -8,57 -8,57 -8,57

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

0,58 0,35 0,75 2,48 3,67 3,95 4,36 3,67 3,44 3,49 3,26 3,20

201 Makanan Jadi 0,47 0,47 1,07 1,40 1,17 1,17 1,40 1,41 1,41 1,41 1,41 1,41

202 Minuman yg tdk Beralkohol 1,33 0,14 0,09 3,92 7,51 8,91 10,22 6,66 5,45 5,74 4,57 4,26

203 Tembakau & Min Alkohol 0,00 0,00 0,00 6,25 11,61 11,61 11,61 11,61 11,61 11,61 11,61 11,61

3 Perumahan, Listrik, Air, Gas dan Bahan Bakar

0,53 0,57 0,64 0,59 0,55 1,10 1,06 1,31 0,60 0,62 0,57 0,61

301 Biaya Tempat Tinggal -0,45 -0,41 -0,48 -0,75 -0,81 -1,02 -1,08 -0,65 -2,02 -2,07 -2,13 -2,14

302 B Bakar, Penerangan, air 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

303 Perlengkapan R. Tangga 2,27 2,27 2,27 3,14 3,14 2,16 2,16 1,96 0,69 1,09 1,09 1,09 304 Penyelenggaraan R Tangga 4,17 4,29 5,02 5,28 5,24 10,04 10,04 10,21 11,06 11,17 11,11 11,41 4 Sandang 1,09 1,92 2,17 2,13 3,12 3,30 3,45 3,59 5,42 5,27 5,26 4,97 401 Sandang Laki-laki -1,24 -0,71 -0,70 -0,70 0,14 0,14 0,14 0,12 1,30 1,30 1,07 -0,74 402 Sandang Wanita 0,67 0,63 0,63 0,63 0,63 0,63 0,63 0,63 7,00 7,00 7,00 7,00 403 Sandang Anak-anak 1,54 3,32 3,64 4,89 4,89 4,89 4,84 4,89 4,89 4,89 4,89 4,89

404 Brg Pribadi & Sandang lain 2,85 3,90 4,50 3,43 6,10 6,70 7,25 7,70 7,56 7,05 7,18 7,58

5 Kesehatan 1,08 1,04 0,76 1,25 1,84 2,04 2,04 2,04 2,48 2,47 2,99 3,48

501 Perawatan Jasmani 1,01 1,01 1,01 1,01 1,01 1,46 1,46 1,46 1,46 1,46 1,64 1,64

502 Obat-obatan 0,00 0,00 0,00 0,77 -1,94 -1,94 -1,94 -1,94 -1,63 -1,75 0,96 2,54

503 Jasa Perawatan Jasmani 4,61 7,68 4,61 3,07 3,07 3,07 3,07 3,07 3,07 3,07 3,07 3,07

504 Prwt Jasmani & Kosmetik 0,66 -0,45 -0,45 1,31 4,79 4,79 4,79 4,79 6,12 6,16 6,16 6,97

6 Pendidikan, Olahraga Rekreasi &

0,16 0,29 0,29 1,34 1,02 1,63 0,88 2,26 2,86 2,29 2,29 2,26 601 Pendidikan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,23 1,23 1,23 1,23 1,23 602 Kursus / Pelatihan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 603 Perlengkapan Pendidikan -2,10 -1,27 -1,27 3,31 0,47 0,47 -3,71 0,47 1,51 1,51 1,51 1,31 604 Rekreasi 3,33 3,33 3,33 6,85 6,85 11,54 10,24 10,24 13,78 9,62 9,62 9,62 605 Olahraga -1,35 -0,42 -0,42 -0,42 1,08 -0,42 -2,53 1,08 0,03 0,03 0,03 0,03

7 Transportasi, Komunikasi & Jasa Keuangan

-0,57 -1,14 -1,33 -2,77 -2,45 -2,57 -1,84 -1,39 -1,36 -1,36 -0,94 -0,88

701 Transportasi -1,22 -2,10 -2,39 -4,62 -4,11 -4,31 -3,18 -2,91 -2,91 -2,91 -2,27 -1,79

702 Komunikasi & Pengiriman 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

703 Sarana Penunj Transportasi 2,12 2,12 2,12 2,12 2,12 2,12 2,12 2,12 2,40 2,40 2,40 2,47

Gambar

Diagram 2 :   Struktur IHK Menurut Kelompok Barang & Jasa  IHK  Kelompok  1  Sub  Kelompok  Artikel  Produk  Produk  Kualitas  Kualitas  Artikel  Kelompok 2  Kelompok 3 Sub Kelompok Artikel
Tabel 1 : Frekuensi Pengumpulan Data IHK
Grafik 1. Perkembangan IHK Januari – Desember 2016 Kabupaten Wonogiri
Grafik 2. Perkembangan Inflasi Januari-Desember 2016 Kabupaten Wonogiri
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini meliputi: (1) unsur pembangun novel Ibu karya Poerwadhie Atmodihardjo meliputi: (a) tema: kasih sayang seorang Ibu terhadap anaknya dan ketabahan dalam

Kestabilan emulsi lateks polistirena dengan penambahan deterjen komersil menggunakan uji densitas diperoleh perbandingan emulsi lateks PS : air yaitu 90:10 dengan nilai densitas

Seorang Kepala Dusun akan memiliki pengetahuan yang luas terkait dengan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat di wilayahnya, dengan demikian Kepala Dusun menjadi informan

Penelitian ini memberikan hasil bahwa perusahaan ITMG berada dalam kondisi undervalued yaitu kondisi dimana keputusan investasi yang dapat diambil yaitu dengan

Sistem kendali bising aktif dengan algoritma FXLMS dan FULMS dapat digunakan secara efektif untuk meredam bising yang diakibatkan oleh fan. Untuk kasus predaman

E-modul citra bitmap sebagai media pembelajaran yang layak juga dibuktikan dengan penelitian terdahulu yang relevan dilakukan oleh Purwaningtyas, Wasis D.Dwiyogo,

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah penelitian, yaitu sejauh mana perkembangan kebun kelapa sawit dilihat dari perkembangan

Berdasarkan hasil penelitian tentang kemampuan menulis pantun dengan model pembelajaran quantum teaching pada siswa kelas VII.C SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Ajaran