• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam krisis ekonomi global di tahun 2012 yang memperlambat pertumbuhan. (Kementrian Perindustrian Republik Indonesia tahun 2013).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dalam krisis ekonomi global di tahun 2012 yang memperlambat pertumbuhan. (Kementrian Perindustrian Republik Indonesia tahun 2013)."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Industri kosmetik di Indonesia merupakan salah satu industri yang sedang berkembang sekarang ini. Bukan hanya produk kosmetik impor saja yang merajai pasar kosmetik di Indonesia, tetapi juga produk kosmetik dalam negeri. Indonesia di anggap mempunyai potensi yang tinggi untuk industri kosmetik karena selain jumlah penduduk Indonesia yang hampir berjumlah 250 juta jiwa dan meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah sebagai segmen utama konsumen produk kecantikan, kini kaum pria pun mulai menyadari pentingnya merawat diri menggunakan produk kosmetik. Hal inilah yang semakin membuka peluang bagi industri kosmetik di Indonesia untuk berkembang. Bahkan industri kosmetik di Indonesia berhasil bertahan dalam krisis ekonomi global di tahun 2012 yang memperlambat pertumbuhan ekonomi nasional dengan terus mengalami pertumbuhan yang solid (Kementrian Perindustrian Republik Indonesia tahun 2013).

Kementrian Perindustrian Republik Indonesia mencatat bahwa perkembangan produk kosmetik dan obat tradisional di Indonesia memberikan hasil yang terus meningkat. Peningkatan tersebut mencakup peningkatan kapasitas produksi, omzet penjualan, variasi produk, perolehan divisa, maupun penyerapan tenaga kerja. Oleh karena itu pemerintah mendorong pengembangan industri kosmetik melalui pemberian insentif oleh

(2)

Kementrian Perindustrian kepada industri kosmetik dalam bentuk tax allowance dan pembebasan bea masuk atas impor mesin. Dengan adanya insentif tersebut, diharapkan industri kosmetik mampu berekspansi secara rutin untuk meningkatkan kapasitas produksi.

Konsumen produk kosmetik sekarang ini sangat berhati-hati terhadap produk kosmetik tanpa merk yang dijual murah dipasaran. Terungkapnya kandungan berbahaya pada kosmetik murah tersebut membuat konsumen lebih selektif dan lebih memilih produk-produk yang diproduksi oleh perusahaan besar. Selain harga yang di tawarkan sesuai dengan kantong masyarakat kelas menengah, kandungan bahan didalam kosmetik bermerk juga aman karena kosmetik dari perusahaan besar sudah mempunyai izin sehingga telah dipastikan lulus serangkaian tes. Perusahaan kosmetik besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ada 4 (empat) perusahaan, yaitu PT Martina Berto Tbk, PT Mustika Ratu Tbk, PT Mandom Indonesia Tbk dan PT Unilever Indonesia Tbk.

Berikut data persediaan, hutang, laba dan asset dari perusahaan kosmetik yang terdaftar di BEI periode 2011-2014 :

Tabel 1.1

Data Persediaan, Hutang, Laba Bersih dan Asset

Tahun Persediaan Hutang Laba Setelah Pajak Asset

2011 394.287.047.740 315.647.756.314 210.566.060.528 2.095.031.950.511 2012 377.072.231.467 409.268.544.178 226.648.338.670 2.326.539.744.613 2013 451.639.087.049 505.205.451.568 169.610.950.832 2.517.305.933.282 2014 581.058.812.423 850.206.647.386 184.611.438.142 2.971.404.802.447

TOTAL 1.804.057.178.679 2.080.328.399.446 791.436.788.172 9.910.282.430.853

(3)

Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2014 perusahaan kosmetik yang terdaftar di BEI memiliki nilai persediaan senilai Rp581.058.812.423, hutang senilai Rp850.206.647.386, aset senilai Rp2.971.404.802.447 dan laba senilai Rp184.611.438.142. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2013) nilai-nilai tersebut seluruhnya mengalami peningkatan sebesar 11%.

Untuk menjaga tingkat kepercayaan konsumen, kreditur dan investornya, perusahaan kosmetik harus memperhatikan kondisi keuangan perusahaannya agar tidak hanya menjadi perusahan yang mempunyai profit yang besar, tetapi juga perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik. Beberapa rasio yang dapat menunjukan kinerja dan kesehatan secara finansial suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan analisis rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas.

Current Ratio merupakan rasio perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar. Semakin tinggi nilai rasio Current Ratio, semakin kecil kemungkinan perusahaan gagal memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Inventory Turnover adalah rasio perbandingan antara Harga Pokok Penjualan dengan inventory rata-rata. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari persediaan dan berpotensi untuk adanya over stock.

(4)

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio perbandingan antara total hutang (utang lancar ditambah utang jangka panjang) dengan total modal sendiri. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang (leverage) terhadap total modal sendiri yang dimiliki perusahaan.

Return On Assets (ROA) adalah rasio perbandingan antara EBIT (keuntungan sebelum bunga dan pajak) dengan jumlah aktiva. Rasio ini menggambarkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor (pemegang obligasi dan saham).

Beberapa penelitian terdahulu yang menyinggung mengenai pengaruh Current Ratio, Inventory Turnover dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return On Assets (ROA) adalah:

Tabel 1.2

Hasil Penelitian Terdahulu

Variabel Dependent

Variabel

Independent Pengaruh Penelitian Terdahulu

Return On Asset (ROA)

Current Ratio

Positif Retno Winarti H (2013)

Negatif

Nindya Afrinda (2013) Hermawan Prasetyo Wibowo

& Winarno M.Si (2012) Fitri Linda Rahmawati (2010)

Budi Priharyanto, SE, Akt (2009)

(5)

Inventory Turnover

Positif

Hermawan Prasetyo Wibowo & Winarno M.Si (2012) Fitri Linda Rahmawati (2010)

Budi Priharyanto, SE, Akt (2009)

Negatif Ni Made Vironika Sari & I G.A.N. Budiasih (2013)

Debt to Equity Ratio (DER)

Positif Budi Priharyanto, SE, Akt (2009)

Negatif Nindya Afrinda (2013) Fitri Linda Rahmawati (2010)

Sumber : Google Scholar

Beberapa penelitian sebelumnya memeperlihatkan bahwa variabel independen yang sama dapat memiliki pengaruh yang berbeda terhadap variabel dependen yang sama pula (research gap). Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Current Ratio, Inventory Turnover dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return On Asset (ROA) pada Perusahaan Kosmetik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2014.”

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan pada poin sebelumnya, yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah Current Ratio berpengaruh terhadap ROA Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2014?

(6)

2. Apakah Inventory Turnover berpengaruh terhadap ROA Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2014?

3. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap ROA Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2014?

4. Apakah Current Ratio, Inventory Turnover dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap ROA Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2014?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan penulis pada Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Current Ratio terhadap ROA Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Inventory Turnover terhadap ROA Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap ROA Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014.

(7)

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Current Ratio, Inventory Turnover dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap ROA Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014.

1.4 Kontribusi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu:

1. Bagi Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pengambilan keputusan oleh Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Bagi Penulis

Penelitian ini, oleh penulis dijadikan sebagai media dalam hal menerapkan teori-teori yang telah didapat di perkuliahan pada masa sebelumnya ke dalam praktek.

3. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi oleh masyarakat dalam membuat laporan karya ilmiah, laporan tugas akhir, skripsi, dan lain-lain.

Referensi

Dokumen terkait

1. Untuk keluhan sangat sakit diberikan bobot nilai 3. Adapun persentase lima keluhan tertinggi yang dialami siswa dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan keluhan pada

- Pembelajaran yang telah di lakukan peneliti sudah baik, karena pembelajaran yang di berikan belum pernah diterapkan, pembelajaran yang sebelumnya hanya berupa ceramah

Kredit dan NPL Bank Umum Kepada Pihak Ketiga Bukan Bank Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Orientasi Penggunaan per Lokasi Dati I Bank Penyalur Kredit - Januari 2021 (Credit and

Yaitu persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam satu pabrik atau bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi lebih perlu diproses

Diharapkan meskipun efek pendorong dan efek penarik kuat (misalnya karena kualitas rendah pada penyedia jasa baru dan adanya penyedia jasa alternatif yang menarik), seorang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar dan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada materi lingkaran melalui penerapan

Usulan program dan kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata pada saat penyusunan Rencana Kerja Tahunan/Renja ini tidak lepas dari hasil kajian pada Visi

Nurhayati (2007), Klasifikasi kemiskinan ada lima kelas, yaitu: a. Kemiskinan absolut, selain dilihat dari pemenuhan kebutuhan dasar minimum yang memungkinkan seseorang dapat