PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI BLENDER
MENGGUNAKAN PENDEKATAN
LEAN
MANUFACTURING
DI PT. PMT
TESIS
Oleh :
RIAN ADHI SAPUTRA
Latar Belakang
PT. PMT
industri perakitan peralatan rumah
tangga
Pemberlakuan C-AFTA dan persaingan dengan
kompetitor lokal
Adanya pemborosan = biaya
EFISIENSI
Bagaimana mengidentifikasi
waste
pada
proses pembuatan peralatan rumah tangga
dengan pendekatan
Lean Manufacturing
,
kemudian menemukan cara untuk
memperbaikinya.
Menganalisa aliran proses produksi produk
blender di PT. PMT.
Melakukan identifikasi aktifitas-aktifitas yang
mejadi pemborosan dalam kegiatan proses
produksi produk blender.
Menganalisa kemungkinan yang dapat dilakukan
untuk meminimalisasi terjadinya
waste
atau
bahkan mengeliminasinya.
Memberikan usulan perbaikan sistem produksi
produk blender sehingga tujuan efisiensi
produksi bisa tercapai.
Dengan mengetahui
waste
yang ada, dapat
dibuat
action plan
untuk menanganinya.
Memperoleh cara perbaikan dari
waste
yang
ada dan memperpendek
lead time
.
Memberikan masukan bagi perusahaan untuk
menerapkan kebijakan-kebijakan terkait
proses produksi
Produk peralatan rumah tangga dibahas hanya
pada produk blender
.
Pemborosan (
waste
) yang diteliti adalah
seven
waste.
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah mesin dan peralatan yang digunakan
dalam keadaan normal / tidak mengalami
kerusakan.
Aliran informasi yang terjadi tidak mengalami
hambatan atau berjalan normal.
Data yang digunakan adalah data tahun 2011
5 Prinsip dasar
lean :
Specify the value
i
dentifikasi kebutuhan
customer
Identify value stream
identifikasi value
stream
Make the value flow without interruption
menghilangkan
waste
sepanjang
value stream
Pull system
aliran material, informasi, dan
produk mengalir lancar dan efisien
Strive to perfection
perbaikan berkelanjutan
Macam-macam aktivitas dalam konsep
lean :
Value Adding Activity
Aktivitas yang memang memberikan nilai tambah
dari sudut pandang
customer
pada suatu material
atau produk yang diproses
Non-Value Adding Activity
Aktivitas yang dalam menghasilkan produk yang
tidak memberikan nilai tambah di
customer
Necessary Non-Value Adding Activity
Aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah,
tetapi diperlukan untuk proses yang ada
Seven Waste
Dasar Teori
Over Production Unnecessary Stock Inefficient Transportation Unnecessary Motion Waiting Times Defects Innapropriate Processing
Value Stream Mapping / Big Picture Mapping
Dasar Teori
Material flow
Information flow
VALSAT
Dicetuskan oleh Hines & Rich (1997)
Pembobotan terhadap pemborosan
dari
pembobotan tersebut dilakukan pemilihan
terhadap
tool
dengan menggunakan matriks
Mapping tools
:
Dasar Teori
1. Process Activity Mapping 5. Demand Amplifying Mapping
2. Supply Chain Response Matrix 6. Decision Point Analysis
3. Production Variety Funnel 7. Physical Structure Mapping
Matriks VALSAT
Dasar Teori
Waste / Struktur PAM SCRM PVF QFM DAM DPA PS
Over Production L M L M M Waiting H H L M M Transport H L Inappropriate Process H M L L Unnecessary Inventory M H M H M L Unnecessary Motion H L Defect L H
•H (High Correlation and Usefulness)
Faktor pengali = 9
•M (Medium Correlation and Usefulness)
Faktor pengali = 3
•L (Low Correlation and Usefulness)
Faktor pengali = 1
Metodologi
Penelitian
Mulai Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Studi Pustaka :- Konsep lean manufacturing - VALSAT, Value Stream Mapping
Observasi Lapangan :
- Kondisi perusahaan - Proses produksi - Aliran informasi dan fisik
Identifikasi Data
Pengumpulan Data :
- Sistem produksi blender
- Aliran informasi, fisik dan pecatatan waktu - Identifikasi waste dengan penyebaran kuisioner
Pengolahan Data :
- Pembuatan Big Picture Mapping
- Identifikasi waste dengan VALSAT
- Identifikasi penyebab waste dengan dengan root cause analysis
- Alternatif perbaikan dan eliminasi waste
Analisa dan Evaluasi :
- Proyeksi perbaikan proses produksi - Perumusan perbaikan proses - Hasil proses perbaikan
Kesimpulan dan Saran Selesai
Hasil Kuesioner
Jenis Pemborosan Skor (%)
Overproduction 16.88% Inefficient transportation 10.39% Waiting 23.38% Unnecessary Motion 14.29% Inventory 15.58% Defects 11.69% Inapropriate process 7.79%
VALSAT
Keterangan :
PAM : Process Activity Mapping
SCRM:Supply Chain Response Matrix
PVF :Product Variety Funnel
QFM :Quality Filter Mapping
DAM :Demand Amplification Mapping
DPA :Decision Point Analysis
Process
Activity
Mapping
(Current)
No Aktivitas Mesin/Alat Jarak
(m) Waktu (jam) Jumla h Orang Aktivitas VA/ NVA/ NNVA O T I S D 1 Pencampuran biji
plastik dengan pigmen - 0.26 1 √ VA 2 Transfer biji plastik ke
mesin inject - 50 0.033 1 √ NNVA
3 Prosesinjection Mesin Inject 1.28 2 √ VA 4 Transfer hasil injectke
WIP Hand pallet truck 60 0.09 1 √ NNVA 5 Penyimpanan hasil
inject 68.72 - √ NNVA
6 Transfer hasil injectke
printing Hand pallet truck 62 0.092 1 √ NNVA
7 Proses printing Mesin printing 0.146 4 √ VA 8 Transfer hasil printing
ke WIP Hand pallet truck 62 0.09 1 √ NNVA 9 Penyimpanan hasil
printing 24 _ √ NNVA
10 Transfer hasil printing
ke assembling Hand pallet truck 65 0.093 1 √ NNVA
11 Assembling 0.39 VA
-Cleaning dan labellingLap 0.108 2 √ VA -Pasang switch Solder, screw driver 0.261 2 √ VA -Pasang motor Avometer, screw
driver 0.25 2 √ VA
-Pasang fan - 0.1 1 √ VA -Solder power cord Solder 0.263 2 √ VA -Pasang bottom Screw driver 0.137 2 √ VA
-QC - 0.154 3 √ VA
-Packing Stempel, lakban 0.173 6 √ VA
Kapasitas per hari :
Inject : 1688 produk Printing : 2518 produk Assembling : 1846 produk
Aktivitas Waktu (jam)
Operation 2,076 Transport 0.398 Inspection 0 Storage 92.72 Delay 0 Jumlah 95.194
Merupakan pernyataan akhir tentang berapa
banyak produk jadi yang harus diproduksi dan
kapan harus diproduksi.
Kapasitas produksi per proses per hari
Jumlah hari kerja dalam satu bulan
Due date
urutan proses produksi
jumlah permintaan yang harus dipenuhi
apabila terjadi
overload
pada tanggal tertentu maka
load
akan disebar ke tanggal yang lain sehingga level
produksi menjadi sama (
heijunka
)
Master Production Schedule (MPS)
X1 = Jumlah hasil
Inject ;
Y1= Kapasitas
Inject /
hari
X2 = Jumlah hasil
Printing ;
Y2= Kapasitas
Printing /
hari
X3 = Jumlah hasil
Assembling ;
Y3= Kapasitas
Assembling/
hari
n =
Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September,
Oktober, November, Desember
dimana,
•
Proses
inject
dimulai di hari kerja pertama bulan
n
dengan kapasitasY1
•
Proses
printing
dimulai ketika X1≥Y2
Master Schedule
Data permintaan
diasumsikan tetap
seperti tahun 2011
diimplementasikan ke
tahun 2012
Tangggal 1 2 3 4 5 6 7 Inject 1688 1688 1688 1688 1688 1688 Sisa 858 28 886 Printing 2518 2518 2518 Sisa 672 1344 0 Assembling 1846 1846 1344 Tangggal 8 9 10 11 12 13 14 Inject 1688 1688 1688 1688 1688 1688 Sisa 56 914 84 942 Printing 2518 2518 2518 2518 Sisa 672 1344 0 672 1344 0 Assembling 1846 1846 1344 1846 1846 1344 Tangggal 15 16 17 18 19 20 21 Inject 1688 1688 1688 1688 1688 1688 Sisa 112 970 140 998 Printing 2518 2518 2518 2518 Sisa 672 1344 0 672 1344 0 Assembling 1846 1846 1344 1846 1846 1344 Tangggal 22 23 24 25 26 27 28 Inject 1688 1688 1688 1652 Sisa 168 1026 196 Printing 2518 2518 2518 1848 Sisa 672 1344 0 672 1344 1346 Assembling 1846 1846 1344 1846 1846 1846 Tangggal 29 30 31 Inject Sisa Printing Sisa 0 Assembling 1346 Contoh : Januari 2012Process
Activity
Mapping
(Future)
Waktu tunggu di WIP inject :
68.72 jam 37.33 jam
No Aktivitas Mesin/Alat Jarak
(m) Waktu (jam) Jumla h Orang Aktivitas VA/ NVA/ NNVA O T I S D 1 Pencampuran biji
plastik dengan pigmen - 0.26 1 √ VA 2 Transfer biji plastik ke
mesin inject - 50 0.033 1 √ NNVA
3 Prosesinjection Mesin Inject 1.28 2 √ VA 4 Transfer hasil injectke
WIP Hand pallet truck 60 0.09 1 √ NNVA 5 Penyimpanan hasil
inject 37.33 - √ NNVA
6 Transfer hasil injectke
printing Hand pallet truck 62 0.092 1 √ NNVA
7 Proses printing Mesin printing 0.146 4 √ VA 8 Transfer hasil printing
ke WIP Hand pallet truck 62 0.09 1 √ NNVA 9 Penyimpanan hasil
printing 24 _ √ NNVA
10 Transfer hasil printing
ke assembling Hand pallet truck 65 0.093 1 √ NNVA
11 Assembling 0.39 VA
-Cleaning dan labellingLap 0.108 2 √ VA -Pasang switch Solder, screw driver 0.261 2 √ VA -Pasang motor Avometer, screw
driver 0.25 2 √ VA
-Pasang fan - 0.1 1 √ VA -Solder power cord Solder 0.263 2 √ VA -Pasang bottom Screw driver 0.137 2 √ VA
-QC - 0.154 3 √ VA
-Packing Stempel, lakban 0.173 6 √ VA
Aktivitas Waktu (jam)
Operation 2.076 Transport 0.398 Inspection 0 Storage 61.33 Delay 0 Jumlah 63.84
Pemborosan Root Cause Rekomendasi Perbaikan
Over production Perbedaan kecepatan produksi di setiap elemen kerja
Melakukanline balancingyang lebih efisien sehingga tidak ada WIP
berlebihan antar elemen kerja maupun dalam dalam bentuk produk jadi. Waiting Adanya variasi waktu proses Melakukanline balancingyang lebih
efisien sehingga diperoleh urutan proses kerja yang tepat dan seimbang Penjadwalan produksi yang kurang baik Melakukan perbaikan penjadwalan
Performance antar operator bervariasi Pemberiantraininguntuk
menstandarkan operasi kerja yang dilakukan sehingga tidak terjadi gerakan-gerakan yang tidak perlu Transportation Layout lantai produksi kurang efisien Membuat area WIP khusus untuk hasil
printing sehingga jarak dengan proses
assembling lebih dekat
Innapropriate Process Perbedaan metode kerja antar operator Pemasangan SOP untuk setiap aktivitas pada setiap stasiun kerja
Pemborosan Root Cause Rekomendasi Perbaikan
Unnecessary Motion Area kerja yang kurang nyaman Perbaikanlayoutarea kerja untuk pekerjaan yang dilakukan sambil berdiri
Letaktoolyang jauh dari area kerja Peletakantool yang digunakan operator dan pengadaantool
disesuaikan dengan kebutuhan proses produksi.
Inventory PenumpukanWIP terlalu lama Melakukan perbaikan penjadwalan produksi
Defects Subyektivitas proses inspeksi tinggi Operator yang bertugas melakukan inspeksi harus mengetahui jenis-jenis
defects secara detail yang terjadi pada proses produksi dan mematuhi SOP yang telah ditentukan
Kualitas material kurang baik Menekansupplier untuk mengirimkan barang dengan kualitas terbaik, sehingga dapat menurunkan persentase cacat
Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian, didapatkan jenis pemborosan yang paling sering terjadi adalahWaiting (23.38%), overproduction(16.88%), daninventory (15.58%).
2. Mapping tools yang akan digunakan berdasarkan hasil konversi skor kuesioner ke dalam matriks VALSAT (Value Stream Analysis Tools) adalah : Process Activity Mapping (35.72%) dan Supply Chain Response Matrix (24.22%).
3. Pada kondisi awal, total waktu yang dibutuhkan untuk keseluruhan proses adalah sebesar 2.076 jam untukvalue added dan sebesar 93.118 jam untuknon-value added. Sedangkan pada kondisi setelah perbaikan, total waktu yang dibutuhkan untuk
keseluruhan proses adalah 2.076 jam untukvalue addeddan 63.84 jam non-value added.
4. Waktu tunggu WIP hasil injectberkurang dari 68.72 jam menjadi 37.33 jam dengan pola baru penyusunan MPS dengan memperhatikan kapasitas produk per proses per hari, due date, jumlah hari kerja dalam satu bulan, urutan proses produksi, dan
jumlah permintaan yang harus dipenuhi. Selain itu juga harus dipertimbangkan apabila terjadi overload pada tanggal tertentu maka load akan disebar ke tanggal yang lain sehingga level produksi menjadi sama (heijunka).
5. Dengan penyusunan MPS dengan pola yang baru, penambahan line produksi maupun penambahan jam kerja lembur dapat dihindari.
Saran
1. Adanya penelitian lebih lanjut tentang kaitan antara implementasilean manufacturingyang berkelanjutan dengan produktivitas dan kebijakan dari perusahaan yang dinamis. 2. Melakukan penerapan semuavalue stream mapping tools terhadap keseluruhansupply
chain perusahaan.
3. Melakukan analisa terjadinya pemborosan yang lebih luas termasuk kinerja supplier,
distributor sampai konsumen.
Daftar Pustaka
Aquilano, Chase, and Jacobs. (1998). Production and Operation Management, 8th Edition,McGraw-Hill, New York
Bashin, Sanjay and Burcher, Peter. (2005). Lean Viewed as a Philosophy. Journal of Manufacturing Technology Management,Vol. 17,No. 1,pp 56-72
Fanani, Zaenal. (2011). ImplementasiLean Manufacturing Untuk Perbaikan Proses Produksi (Studi Kasus di PT. Ekamas Fortuna Malang). Tesis. Magister Manajemen Teknologi. InstitutTeknologi Sepuluh November. Surabaya Gaspers, Vincent. (2011). Lean Six Sigma for Manufacturing and Service Industries.
Central Washington University, Washington, District of Columbia, USA
Hines, Peter and Rich, Nick. (1997). The Seven Value Stream Mapping Tools. International Journal of Operation & Production Management, Vol. 17, No 1, pp. 46-64. Lean Enterprise Research Center, Cardiff Business School, Cardiff, UK
Hines, Peter and Taylor, David. (2000). Going Lean. Lean Enterprise Research Center, Cardiff Business School, Cardiff, UK
Daftar Pustaka
King, Peter L. (2009). Lean for the Process Industries : Dealing with Complexity. CRC Press . Taylor & Francis Group. New York
Priskandana, Rika A.. (2010). SimulasiValue Stream Untuk Perbaikan pada proses produksi pelumas (Studi Kasus LBOP PT. Pertamina UPMS V). Tesis. Magister Manajemen Teknologi. Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya
Vollman,T.E., Berry, W.L., Whybark, D.C.,Jacobs, F.R. (2005). ManufacturingPlanning
Control for Supply Chain Management. McGraw- Hill, New York
Womack, J.P. and Jones, D.T. (2003). Lean Thinking: Banish waste and create
wealth in in your corporation, revised and updated. Free Press
Womack, J.P., Jones, D.T., and Ross, Daniel. (1990). The Machine That Change The