• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberitaan Mobil Esemka Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TV One Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pemberitaan Mobil Esemka Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TV One Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan)"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERITAAN MOBIL ESEMKA DAN MOTIVASI

BELAJAR

(Studi Korelasional tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TV One Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik.

Disusun oleh:

HENDRA W SITINJAK

080904055

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TvOneterhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemberitaan mobil Esemka yang sering ditayangkan di berbagai stasiun televisi nasional khususnya pada stasiun televisi tvOne yang berlangsung pada bulan februari 2012. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmanakah pengaruh pemberitaan mobil Esemka di tvOne terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 2 Medan. Teori yang digunakan dalam penelitia ini adalah teori-teori yang berhubungan dengan objek yang diteliti, diantaranya adalah teori komunikasi massa, media massa, televisi, pemberitaan, teori S-O-R dan motivasi belajar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan penyebaran kuesioner. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 70 orang yang diperoleh dengan menggunakan rumus Arikunto dimana diambil 20% dari total populasi 353 orang. Teknik pengambilan sampel adalah Proporsional Stratified Sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis dengan menggunakan piranti lunak

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus karena

berkat, rahmat dan kasihNya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul Pemberitaan Mobil Esemka dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional

tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TV One terhadap Motivasi

Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan), guna memenuhi syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana dari Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Sumatera utara.

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam

penulisan skripsi ini mengingat terbatasnya waktu, pengetahuan dan kemampuan

peneliti. Oleh karena itu, dengan hati yang tulus dan iklas peneliti menerima

kritik dan saran yang membangun dari pembaca dan nantinya berguna di hari

yang akan datang.

Peneliti juga ingin menyampaikan terima kasih yang mendalam kepada

kedua orang tua peneliti, bapak tersayang Jahotler Sitinjak, S.Pd dan mama

tercinta Mutiara Tampubolon, S.Pd yang selalu menjaga, mendoakan, memberi

nasehat, semangat serta dukungan moral dan materi. Peneliti juga ingin

mengucapkan terima kasih kepada kedua adek peneliti Hervan Sitinjak dan

Helprida Sitinjak terimakasih buat doa dan dukungan dari kalian selama ini

hingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini.

Dalam kesempatan ini peneliti juga menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku dekan FISIP USU.

2. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A dan Ibu Dra. Dayana Manurung, M.Si

selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik.

3. Ibu Dra. Inon Beydha, M.S, Ph.D selaku dosen pembimbing peneliti yang

senantiasa meluangkan waktu serta sabar dalam membimbing peneliti

dalam mengerjakan penelitian ini. Merupakan suatu kesempatan yang

berharga peneliti dapat memperoleh bimbingan dari Dr. I. Terimakasih,

(4)

4. Bapak Drs. Abdi Sitepu, M.Si selaku dosen wali peneliti yang senantiasa

membimbing peneliti dari dimulainya semester satu hingga akhir.

5. Seluruh dosen/staf pengajar di Fakultas Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara, khususnya para dosen Departemen Ilmu

Komunikasi. Terimakasih yang tulus peneliti sampaikan atas jasa-jasa

yang telah diberikan selama perkuliahan.

6. Bapak Sukardi, S.Pd, MM selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Medan

yang telah memberikan kesempatan pada peneliti untuk melakukan

penelitian di SMK Negeri 2 Medan.

7. Kak Cut, Kak Maya dan Kak Ros yang telah membantu pada setiap

urusan adminitrasi yang diperlukan peneliti.

8. Terima kasih buat Agitha Sembiring yang selama ini telah sabar

mendampingi dan memotivasi peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi

ini. Tuhan Yesus selalu menyertaimu.

9. Untuk rekan-rekan seperjuangan dalam mengarungi bangku perkuliahan

apara GJG, lae bagor, lae tista, koko koncho, mas idek, apara Irwan

Reborn, silih suranta sembiring, lae arnold, om yan, om gi, didi bomal,

dambo. Semoga kebersamaan kita tidak hanya sebatas nongkrong di mbak

yu atau maen futsal bareng tetapi lebih dari itu. Mari kita kejar dan raih

cita-cita untuk jadi orang yang sukses!!!

10.Untuk Ratna Nuningsih, S.Sos dan Dewi Meilina Manik, S.Sos terima

kasih atas bantuannya yang telah mengajari peneliti dalam menguji

hipotesis.

11.Untuk Edo Purba dan Nando terima kasih karena selalu mau meluangkan

waktunya untuk menemani peneliti dikala suntuk dan kegalauan melanda.

12.Keluarga besar komunikasi angkatan 2008 yang sudah lama

bersama-sama dengan peneliti menimba ilmu yaitu kurang lebih empat tahun.

Terima kasih buat semua kenangannya selama ini. Semoga kita dapat

meraih apa yang kita cita-cita kan dan selalu berusaha untuk berikan yang

(5)

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah

diberikan oleh semua pihak, semoga Tuhan Yesus Kristus akan membalasnya

dengan limpahan rahmat kepada kita semua.

Medan, Juli 2012

Peneliti,

(6)

Daftar Tabel

4.4 Intensitas Menonton Pemberitaan Mobil Esemka di Tv One... 38

4.5 Faktualitas Pemberitaan ... 39

4.6 Tingkat Pemahaman ... 40

4.7 Kejelasan Isi ... 41

4.8 Keakuratan Berita ... 42

4.9 Kelengkapan Isi Berita ... 43

4.10 Tingkat Perhatian ... 44

4.11 Ketertarikan Terhadap Pemberitaan ... 45

4.12 Hubungan Pemberitaan Dengan Kegiatan Responden Di Bidang Otomotif... 46

4.13 Kesimbangan Berita ... 47

4.14 Netralisasi Berita ... 47

4.15 Timbulnya Keinginan Untuk Berkarya Di Bidang Otomotif ... 48

4.16 Keyakinan Akan Kemampuan Yang Dimiliki Di Bidang Otomotif ... 49

4.17 Timbul Dorongan Untuk Lebih Giat Belajar ... 50

4.18 Rasa Ingin Tahu Terhadap Dunia Otomotif ... 51

4.19 Minat Terhadap Kegiatan Belajar Di Sekolah ... 52

4.20 Optimisme Dalam Melaksanakan Tugas ... 53

(7)

4.22 Memperoleh Penghargaan ... 55

4.23 Pengaruh Pemberitaan Terhadap Motivasi ... 56

4.24 Tingkat Perhatian dan Timbulnya Keinginan

Untuk Berkarya Di Bidang Otomotif ... 57

4.25 Ketertarikan Terhadap Pemberitaan dan Rasa

Ingin Tahu Terhadap Dunia Otomotif ... 59

4.26 Hubungan Pemberitaan Dengan Kegiatan

Responden Di Bidang Otomotif dan

(8)

Daftar Gambar

Nomor Gambar Halaman

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Pembatasan Masalah ... 4

1.4. Tujuan Penelitian... 4

1 5. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II URAIAN TEORITIS ... 6

2.1. Kerangka Teori ... 6

2.1.1. Komunikasi Massa ... 6

2.1.1.1. Pengertian Komunikasi Massa ... 6

2.1.1 2. Karakteristik Komunikasi Massa ... ... 6

2.1.1 3. Fungsi Komunikasi Massa ... ... 8

2.1.2. Media Massa ... .... 9

2.1.2.1. Pengertian Media Massa ... 9

2.1.2.2. Fungsi Media Massa ... 9

2.1.3. Televisi ... ... 10

2.1.3.1. Pengertian Televisi ... 10

2.1.3.2. Sejarah Pertelevisian di Indonesia ... 11

2.1.3.3. Karakteristik Televisi ... . 11

2.1.4. Pemberitaan ... ... 12

2.1.4.1. Defenisi Berita dan Pemberitaan ... ... 12

(10)

2.1.4.3. Kategorisasi Riset Pemberitaan ... 14

2.1.5. Teori S-O-R ... 15

2.1.5.1. Pengertian Teori S-O-R ... 15

2.1.5.2. Elemen-elemen Teori S-O-R ... 15

2.1.6. Motivasi Belajar ... 16

2.1.6.1. Pengertian Motivasi Belajar ... 16

2.1.6.2. Jenis-jenis Motivasi... 17

2.1.6.3. Indikator Motivasi Belajar ... 18

2.2. Kerangka Konsep ... 19

2.3. Operasional Variabel... 19

2.4. Defenisi Operasional ... 20

2.5. Hipotesis ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

3.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 22

3.1.1. SMK Negeri 2 Medan ... 22

3.2. Metodologi Penelitian ... 32

3.3. Populasi dan Sampel ... 29

3.3.1. Populasi ... 29

3.3.2. Sampel ... 30

3.4. Teknik Penarikan Sampel ... 31

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.6. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1. Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... 35

4.2. Teknik Pengolahan Data ... 35

4.3. Analisi Tabel Tunggal ... 36

4.3.1. Karakteristik Responden ... 36

4.3.2. Pemberitaan Mobil Esemka ... 38

4.3.3. Motivasi Belajar ... 48

(11)

4.4. Uji Hipotesis ... 61

4.5. Pembahasan ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

5.1. Kesimpulan ... 66

5.2. Saran ... 67

(12)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TvOneterhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemberitaan mobil Esemka yang sering ditayangkan di berbagai stasiun televisi nasional khususnya pada stasiun televisi tvOne yang berlangsung pada bulan februari 2012. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmanakah pengaruh pemberitaan mobil Esemka di tvOne terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 2 Medan. Teori yang digunakan dalam penelitia ini adalah teori-teori yang berhubungan dengan objek yang diteliti, diantaranya adalah teori komunikasi massa, media massa, televisi, pemberitaan, teori S-O-R dan motivasi belajar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan penyebaran kuesioner. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 70 orang yang diperoleh dengan menggunakan rumus Arikunto dimana diambil 20% dari total populasi 353 orang. Teknik pengambilan sampel adalah Proporsional Stratified Sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis dengan menggunakan piranti lunak

(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk

melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai

rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan

hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu

tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan

untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.

Salah satu bentuk motivasi adalah motivasi belajar. Motivasi belajar dapat

diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,

sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka,

maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu

(Sardiman, 2005: 75). Motivasi belajar dalam diri seseorang muncul dikarenakan

adanya faktor internal (dari dalam diri sendiri) yaitu minat, bakat, motif serta

tingkat intelensi. Dan faktor eksternal (dari luar diri) yaitu keadaan lingkungan

baik lingkungan keluarga maupun sekolah, serta adanya penghargaan atau

apresiasi.

Pemberitaan mengenai prestasi siswa yang belakangan ini sering

diberitakan oleh media massa adalah pemberitaan tentang mobil Esemka. Mobil

Kiat Esemka yang merupakan karya siswa SMK Solo Jawa Tengah cukup

menarik perhatian. Pada jumat pagi 24 Februari 2012 Mobil Esemka Rajawali

hasil karya siswa SMK diberangkatkan dari Solo Techno Park (STP) menuju Jakarta untuk menjalani tes emisi di Balai Thermodinamika Motor dan Propulsi

(BTMP) Serpong, Tangerang, Jawa Barat. Pemberangkatan mobil Esemka

Rajawali yang dikemudikan oleh Wakil Walikota FX Hadi Rudyatmo (Rudy)

didampingi oleh seorang anggota DPR RI Roy Suryo dan dilepas oleh Wali Kota

Surakarta Joko Widodo (Jokowi) dari Solo Techno Park (STP) (http://nasional.TvOnenews.tv/berita/view/53880/2012/02/24/mobil_esemka_test

(14)

Mobil Esemka Rajawali melakukan uji emisi untuk pertama kali pada

tanggal 27 Februari 2012 di Balai Thermodinamika Motor dan Propulsi (BTMP)

Serpong, Tangerang. Berbagai persiapan telah dilakukan agar mobil buatan

siswa SMK Solo itu bisa lolos uji emisi. Pengujian emisi ini diperkirakan akan

memakan waktu awal hingga 6 jam. Uji emisi itu meliputi pengujian emisi dalam

kondisi mesin dingin dan panas. Selain itu, pengujian juga dilakukan dalam

kondisi beban kecepatan 0-120 kilometer/jam untuk mengetahui kualitas emisi

gas buang.

Namun pada uji emisi mobil Esemka yang dilakukan oleh Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), ternyata mobil Esemka tidak lulus

pada uji emisi gas buang dan uji layak jalan, khususnya kekurangan lampu

penerangan. Kementerian Perhubungan (Kemhub) menyatakan mobil Esemka

tidak memenuhi standar ambang batas pembuangan gas emisi berdasarkan

ketetapan Kementerian Lingkungan Hidup. Di samping itu lampu mobil Esemka

tidak memenuhi standar sinar lampu yang ditetapkan

pemerintah, yaitu 12.000 candel (CD) (http://iptek.TvOnenews.tv/berita/view/540

32/2012/03/01/mobil_esemka_tidak_lolos_uji_emisi.TvOne).

TvOne merupakan salah satu stasiun televisi yang gencar dalam

memberitakan pemberitaan Mobil Esemka. TvOne pertama kali mengudara pada

tanggal 14 Februari 2008. Stasiun tv ini secara progresif menginspirasi

masyarakat Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas agar berpikiran maju dan

melakukan perbaikan bagi diri sendiri serta masyarakat sekitar melalui berbagai

program News and Sports baik Nasional dan Internasional yang dimilikinya

(http://www.TvOnenews.tv/tentangkami/).

Pemberitaan mobil Esemka yang ditayangkan oleh TvOne tentunya

menjadi kebanggaan tersendiri bagi siswa SMK Solo pada khususnya dan siswa

SMK di seantero negeri ini pada umumnya. Hal ini dikarenakan karya yang

mampu diukir oleh siswa SMK ini mendapat perhatian dan penghargaan dari

masyarakat luas. Saat ini mobil Esemka buatan siswa SMK Solo tersebut sedang

menjalani tahap demi tahap agar dapat diproduksi massal dan diharapkan

nantinya dapat menjadi Mobil Nasional (Mobnas) yang membanggakan negeri

(15)

SMK Negeri 2 Medan merupakan SMK Kelompok Teknologi dan

Rekayasa tertua di propinsi Sumatera Utara. Pada awal berdirinya tahun 1959,

SMK Negeri 2 Medan bernama STM Negeri 1 Medan. Namun pada tahun 1967

sekolah ini dijadikan sekolah negeri dengan nama SMK Negeri 2 Medan. SMK

Negeri 2 Medan merupakan Sekolah Teknik Menengah Negeri di Propinsi

Sumatera Utara yang berstandar Nasional

(http://smkn2medan.sch.id/profil-sekolah/). Sama halnya dengan SMK di Solo Jawa Tengah, SMK Negeri 2

Medan juga memiliki hasil karya yang menjadi prestasi yang membanggakan.

SMK Negeri 2 Medan sukses merakit mesin Computer Numerical Control

(CNC) Lleth serta CNC Miling dan hasil karya mereka siap dikirimkan ke sejumlah sekolah di 25 kabupaten/kota di tiga propinsi Sumatera Utara, Riau, dan

Nangroe Aceh Darussalam. Mesin bubut dengan harga Rp. 240 juta dipasaran ini

mampu dirakit dengan sempurna layaknya produk buatan pabrik oleh siswa

SMK Negeri 2 Medan dengan modal Rp. 200 juta (http://www.beritasatu.com/ipt

ek/36166-smkn-2-medan-rakit-cnc-murah.html). Prestasi lain yang telah diukir

oleh siswa SMK Negeri 2 Medan adalah memproduksi mesin pembuat onderdil

mobil

(http://www.metrotvnews.com/metromain/newsvideo/2012/03/10/146869/-SMK-2-Medan-Produksi-Mesin-Pembuat-Onderdil-Mobil).

Dengan adanya pemberitaan mobil Esemka yang dirakit oleh siswa SMK

Solo adalah salah satu bukti apresiasi masyarakat atas prestasi yang diraih oleh

siswa SMK tersebut. Apresiasi dan penghargaan baik dari pemerintah maupun

masyarakat Indonesia tentunya akan semakin menambah motivasi belajar bagi

seluruh siswa SMK di negeri ini untuk terus berkarya dan mengharumkan nama

bangsa.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti,

sejauhmana pengaruh pemberitaan mobil Esemka di TvOne terhadap motivasi

belajar siswa SMK Negeri 2 Medan.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut : “ sejauhmanakah pengaruh pemberitaan mobil

(16)

1.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga

dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan

diteliti sebagai berikut :

1. Penelitian ini bersifat studi korelasional, yaitu bersifat mencari atau

menjelaskan hubungan dan menguji hipotesis.

2. Penelitian ini terbatas pada pengaruh pemberitaan mobil Kiat Esemka

yang ditayangkan di TvOne terhadap motivasi belajar siswa.

3. Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1 dan 2 jurusan otomotif

SMK Negeri 2 Medan.

4. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan Maret 2012 sampai dengan

selesai.

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensitas menonton Siswa

SMK Negeri 2 Medan terhadap pemberitaan mobil Kiat Esemka.

b. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar Siswa

SMK Negeri 2 Medan.

c. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh

pemberitaan Mobil Kiat Esemka di TvOne terhadap motivasi belajar

siswa SMK Negeri 2 Medan.

1.4.2. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :

a. Secara akademis, penelitian ini merupakan sumbangsih penulis bagi

almamater dalam memperkaya khasanah penelitian di bidang

(17)

b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menguji pengalaman

teoritis penulis dan menanbah cakrawala pengetahuan kita dalam

bidang komunikasi khususnya komunikasi massa.

c. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

sumbangan pikiran bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU dan

pihak-pihak yang tertarik dalam penelitian di bidang komunikasi

(18)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori 2.1.1. Komunikasi Massa

2.1.1.1.Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan suatu proses komunikasi dimana

komunikasi tersebut dilakukan melalui media massa baik cetak maupun

elektronik dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan

informasi kepada khalayak luas ( Bungin, 2008: 71). Berdasarkan defenisi ini

terdapat enam unsur penting dari komunikasi massa yaitu komunikator, media

massa, informasi massa, gatekeeper, khalayak (publik) dan umpan balik. Komunikator dalam komunikasi massa merupakan pihak yang menggunakan

media massa dengan teknologi telematika modern sehingga informasi yang

disebarkan dapat cepat ditangkap oleh publik. Informasi tersebut berupa pesan

yang diterima oleh komunikan secara massa. Informasi yang sampai pada

khalayak merupakan informasi yang telah diseleksi terlebih dahulu oleh

gatekeeper dalam suatu organisai media massa. Khalayak dalam komunikasi massa adalah publik atau pemirsa yang bersifat heterogen dimana mereka telah

menerima informasi yang disebarkan oleh media massa (Bungin, 2008: 72).

Sementara umpan balik dalam komunikasi massa bersifat tertunda, namun seiring

dengan perkembangan jaman yang disertai dengan perkembangan teknologi

komunikasi seperti telepon dan internet maka umpan balik yang tertunda ini

sudah mulai ditinggalkan.

Terdapat beberapa defenisi komunikasi massa menurut para ahli yang

dirangkum menjadi satu kesatuan oleh Rakhmat, komunikasi massa diartikan

sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang

tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak serta elektronik sehingga

pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Ardianto, 2004: 7).

(19)

Berdasarkan defenisi komunikasi massa tersebut terdapat karakteristik

komunikasi massa yang membedakannya dengan jenis komunikasi lainnya.

Perbedaan yang dimaksud meliputi komponen-komponen yang terlibat di

dalamnya dan proses berlangsungnya komunikasi tersebut (Ardianto, 2004: 7).

Adapun yang menjadi karakteristik komunikasi massa yang dimaksud adalah

sebagai berikut:

1. Komunikator terlembagakan (Ardianto, 2004: 8).

Komunikator dalam komunikasi massa adalah media massa itu sendiri.

Artinya adalah semua pihak yang bekerja dalam sebuah media massa

mulai dari wartawan, reporter hingga pada pimpinan redaksi yang bekerja

dalam suatu sistem yang telah terlembagakan sebagai suatu kesatuan.

Sehingga dapat dikatakan bahwa komunikator dalam komunikasi massa

merupakan kumpulan individu-individu yang memiliki perannya

masing-masing dalam sebuah sistem media massa.

2. Informasi atau pesan yang disampaikan bersifat umum (Nurudin, 2004:

21).

Informasi atau pesan yang disampaikan dalam komunikasi massa

ditujukan kepada semua orang tidak hanya untuk sekelompok orang

tertentu saja. Dengan kata lain, pesan yang disampaikan tidak boleh

bersifat khusus karena pesan tersebut akan disampaikan kepada

masyarakat luas.

3. Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen

(Ardianto, 2004: 9).

Komunikasi massa bersifat anonim artinya pada komunikasi massa

komunikator tidak mengenal komunikan karena komunikasinya

menggunakan media dan tidak tatap muka. Selain bersifat anonim

komunikan pada komunikasi massa juga bersifat heterogen artinya adalah

komunikan terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda

karakteristik seperti pendapatan, usia, jenis kelamin, agama dan latar

belakang budaya.

(20)

Keserempakan media massa yang dimaksud adalah keserempaan kontak

dengan khalayak dalam jarak yang jauh dengan komunikator dimana

khalayak tersebut berada dalam keadaan yang terpisah satu sama lainnya.

5. Komunikasi berlangsung satu arah ( Nurudin, 2004: 23).

Komunikator tidak dapat melihat secara langsung respon dari

komunikannya atas informasi yang diberikan karena bersifat tertunda.

Dalam komunikasi massa tidak dapat terjadi pengendalian arus informasi.

6. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (Nurudin, 2004: 28).

Gatekeeper adalah orang atau pihak yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper yang dimaksud antara lain pimpinan redaksi, wartawan dan editor. Informasi yang berasal

dari media massa telah terlebih dahulu diseleksi oleh gatekeeper apakah informasi tersebut layak atau tidak untuk disebarkan.

2.1.1.3.Fungsi Komunikasi Massa

Secara umum fungsi komunikasi massa adalah menginformasikan

pesan-pesan lewat media massa yang digunakan. Namun secara spesifik Burhan Bungin

dalam bukunya “Sosiologi Komunikasi” (2008 : 79-81) menjelaskan beberapa

fungsi dari komunikasi massa, sebagai berikut :

1. Fungsi Pengawasan

Fungsi pengawasan ini dapat berupa peringatan dan kontrol sosial maupun

kegiatan persuasif sebagai aktivitas preventif. Dalam hal ini adalah upaya

memberi reward dan punishment kepada masyarakat. Media massa dapat memberikan reward kepada masyarakat yang bermanfaat dan fungsional bagi anggota masyarakat lainnya, namun akan memberi punishment

apabila aktivitasnya tidak bermanfaat bahkan merugikan fungsi-fungsi

sosial lainnya di masyarakat.

2. Fungsi Social Learning (Pembelajaran Sosial)

Fungsi utama dari komunikasi massa melalui media massa adalah

melakukan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa

bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat

(21)

dimaksudkan agar proses pencerahan itu berlangsung efektif dan efisien

dan menyebar secara bersamaan di masyarakat luas.

3. Fungsi Penyampaian Informasi

Komunikasi massa yang mengandalkan media massa memiliki fungsi

utama yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat

luas. Komunikasi massa memungkinkan informasi dari institusi publik

tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat sehingga

fungsi informatif tercapai dalam waktu cepat dan singkat.

4. Fungsi Hiburan

Komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama

karena

komunikasi massa menggunakan media massa sehingga fungsi hiburan

yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi

komunikasi massa. Fungsi hiburan tidak lepas dari fungsi-fungsi lainnya

dalam komunikasi massa.

2.1.2. Media Massa

2.1.2.1.Pengertian Media Massa

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan

dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat

komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV (Cangara, 2002: 131).

Media massa dibagi menjadi dua yakni media cetak dan media elektronik. Media

massa cetak terdiri dari surat kabar, majalah, tabloid dan lain-lain, sedangkan

media massa elektronik terdiri dari televisi dan radio.

Media massa merupakan alat-alat dalam komunikasi yang dapat

menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audiens yang luas dan

heterogen. Kelebihan media massa dibandingkan dengan jenis komunikasi lain

adalah media massa dapat mengatasi hambatan ruang dan waktu bahkan media

massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas

(22)

2.1.2.2.Fungsi Media Massa

Menurut Muhtadi dalam bukunya “Jurnalistik Pendekatan Teori dan

Praktek” (1999: 84-85), fungsi dari media massa adalah sebagai berikut :

a. Menyiarkan informasi

Fungsi ini merupakan fungsi utama media massa, sebab masyarakat membeli

media tersebut adalah karena memerlukan informasi tentang berbagai hal

yang terjadi di dunia ini.

b. Mendidik

Dalam fungsi ini media memperlihatkan bahwa pesan-pesan atau

tulisan-tulisan yang disajikan oleh media massa mengandung pengetahuan serta

sekaligus dapat dijadikan media pendidikan massa.

c. Menghibur

Dalam memainkan fungsinya untuk menghibur, media massa biasanya

menyajikan rubrik-rubrik atau program-program yang bersifat hiburan.

d. Mempengaruhi

Melalui fungsi mempengaruhi pers memegang peranan penting dalam

tatanan

kehidupan masyarakat. Secara luas fungsi ini juga digunakan oleh media

untuk menguasai pendapat dan tanggapan dari masyarakat.

Ditinjau dari sasaran/komunikan media massa maka setiap manusia

menerima pesan apakah dari media cetak, elektronik atau online akan mengadakan reaksi yang berbeda-beda karena setiap manusia mempunyai

karakter dan kepentingan yang berbeda pula.

2.1.3. Televisi

2.1.3.1.Pengertian Televisi

Televisi sebagai media komunikasi massa berasal dari dua suku kata yaitu

tele yang berarti “jarak” dalam bahasa Yunani dan visi yang berarti “citra atau gambar” dalam bahasa Latin. Jadi kata televisi berarti suatu sistem penyajian

gambar berikut suaranya dari suatu tempat yang berjarak jauh (Olii, 2007: 69).

Sebagai salah satu media komunikasi massa, televisi merupakan media

(23)

seperti koran, majalah, radio dll. Hal ini dikarenakan khalayak yang menjadi

komunikan televisi dapat menerima informasi visual dan audiovisual secara

bersamaan.

2.1.3.2.Sejarah Pertelevisian di Indonesia

Kegiatan penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus

1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan pesta olahraga se-Asia IV

atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang

disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan status sampai sekarang. Selama

tahun 1962-1963 TVRI berada di udara rata-rata satu jam sehari dengan segala

kesederhanaannya. Pada tahun 1989, pemerintah memberikan izin operasi kepada

kelompok usaha Bimantara untuk membuka stasiun televisi TPI yang merupakan

stasiun televisi swasta pertama di Indonesia, disusul kemudian dengan RCTI,

SCTV, Indosiar dan ANTV. Sejak tahun 2000 muncul hampir serentak lima

stasiun televis swasta baru (Metro TV, Trans TV, Trans7, Tv One dan Global

TV) dan banyak lagi televisi lokal (Morrisan, 2004: 3).

2.1.3.3. Karakteristik Televisi

Sebagai salah satu bentuk media massa televisi memiliki karakteristik

tersendiri yang membedakannya dengan dengan bentuk media massa lainnya.

Adapun karakteristik televisi yang dimaksud adalah sebagai berikut (Usman,

2009 : 23) :

1. Media pandang dengar (audio visual)

Televisi adalah media pandang sekaligus media dengar dimana orang-orang

memandang gambar yang ditayangkan dan sekaligus mendengar atau

mencerna narasi dari gambar.

2. Mengutamakan gambar

Kekuatan dari televisi adalah dari gambar yang hidup sehingga lebih menarik

dibanding dengan media cetak.

(24)

Deadline atau tenggat televisi bisa disebut setiap detik karena televisi

mengutamakan kecepatan dan ini menjadi salah satu unsur yang menjadikan

berita televisi bernilai.

4. Bersifat sekilas

Jika media cetak mengutamakan dimensi ruang, televisi mengutamakan

dimensi waktu atau durasi.

5. Bersifat satu arah

Bersifat satu arah dalm arti pemirsa tidak bisa pada saat itu juga memberi

respons balik terhadap siaran televisi yang ditayangkan.

6. Daya jangkau luas

Televisi dapat menjangkau segala lapisan masyarakat, dengan berbagai latar

belakang sosial dan ekonomi.

2.1.4. Pemberitaan

2.1.4.1.Defenisi Berita dan Pemberitaan

Banyak orang mendefinisikan berita sesuai dengan sudut pandangnya

masing-masing. Dengan kata lain, dapat dikatakan belum ada defenisi berita

secara universal. Untuk memperkuat penyajian atas peristiwa apa yang sedang

kita pantau dan bagaimana menyajikannya, reporter pencari berita harus

mempunyai defenisi sendiri mengenai lingkup pekerjaannya.

Dalam buku Here’s the News yang dihimpun oleh Paul De Maeseneer, berita didefinisikan sebagai informasi baru tentang kejadian baru, penting, dan

bermakna (significant), yang berpengaruh pada para pendengarnya serta relevan dan layak dinikmati oleh mereka (Olii, 2007:25).

Defenisi berita tersebut mengandung unsur yang :

a) Baru dan penting

b) Bermakna dan berpengaruh

c) Menyangkut hidup orang banyak

d) Relevan dan menarik

Kategori berita merupakan kategori terbesar dalam sajian media. Berita

bisa saja berupa propaganda, informasi salah, dan informasi yang menyimpang

(25)

berita bukanlah cermin kondisi sosial, tetapi laporan tentang salah satu aspek

yang telah menonjolkannya sendiri. Dengan demikian, perhatian masyarakat

diarahkan pada hal-hal yang menonjol dan bernilai untuk diperhatikan.

Pemberitaan atau reportase adalah laporan lengkap ataupun interpretatif

(telah disajikan sebagaimana dianggap penting oleh redaksi pemberitaan) ataupun

berupa pemberitaan penyelidikan (investigatif reporting) yang merupakan

pengkajian fakta-fakta lengkap dengan latar belakang, trend/kecenderungan, yang

mungkin terjadi di masa mendatang.

2.1.4.2.Kriteria Umum Nilai Berita

Kriteria umum nilai berita merupakan acuan yang dapat digunakan oleh

para jurnalis, yakni para reporter dan editor, untuk memutuskan fakta yang pantas

dijadikan berita dan memilih mana yang lebih baik. Kriteria umum nilai berita

merujuk pada 9 hal di bawah ini, yaitu:

1. Keluarbiasaan (Unusualness)

Berita adalah sesuatu yang luar biasa.Oleh karena itu semakin besar suatui

peristiwa, semakin besar nilai berita yang ditimbulkannya. Nilai berita

peristiwa luar biasa dapat dilihat dari 5 aspek: lokasi peristiwa, waktu

peristiwa, jumlah korban, daya kejut peristiwa, dan dampak yang ditimbulkan

peristiwa tersebut.

2. Kebaruan (Newness)

Berita adalah semua apa yang terbaru. Berita adalah apa saja yang disebut

hasil karya terbaru. Oleh karena itu, semua hal yang baru, apa pun namanya,

pasti memiliki nilai berita.

3. Akibat (impact)

Berita adalah segala sesuatu yang berdampak luas.Suatu peristiwa tidak

jarang menimbulkan dampak besar dalam kehidupan masyarakat.

4. Aktual (Timeliness)

Berita adalah peristiwa yang sedang atau baru terjadi. Berita adalah apa yang

terjadi hari ini, apa yang masih belum diketahui tentang apa yang akan terjadi

(26)

dengan opini sebelumnya sehingga opini tersebut mengandung informasi

penting dan berarti.

5. Kedekatan (Proximity)

Berita adalah kedekatan.Kedekatan mengandung dua arti.Kedekatan geografis

dan kedekatan psikologis.Kedekatan geografis menunjuk pada suatu peristiwa

yang terjadi di sekitar tempat tinggal.Kedekatan Psikologis lebih banyak

ditentukan oleh tingkat keterikatan pikiran, perasaan dan kejiwaan seseorang

dengan suatu objek peristiwa.

6. Informasi (Information)

Berita adalah informasi. Menurut Wilbur Schramm, informasi adalah segala

yang menghilangkan ketidakpastian.

7. Konflik (Conflict)

Berita adalah konflik atau segala sesuatu yang mengandung unsur atau sarat

dengan dimensi pertentangan.Konflik dan pertentangan, merupakan sumber

berita yang tak pernah kering dan tak pernah habis.

8. Orang Penting (Prominence)

Berita adalah tentang orang-orang penting, orang-orang ternama, pesohor,

selebriti, figure publik. Orang-orang penting, orang-orang terkemuka, di mana

pun selalu membuat berita.

9. Ketertarikan Manusiawi (Human Interest)

Suatu peristiwa terkadang tidak menimbulkan efek berarti pada seseorang,

sekelompok orang, atau bahkan pada masyarakat, tetapi telah menimbulkan

getaran pada suasana hati, suasana kejiwaan, dan alam perasaannya.

10.Kejutan (Surprising)

Kejutan adalah sesuatu yang datangnya tiba-tiba, diluar dugaan, tidak

direncanakan, diluar perhitungan, tidak diketahui sebelumnya.

2.1.4.3.Kategorisasi Riset Pemberitaan

Dalam melakukan riset terhadap suatu bentuk pemberitaan pada sebuah

media dibutuhkan tolak ukur yang tepat. Oleh karena itu Mcquail (1992)

(27)

a) Faktualitas (Factualness)

Maint-point (apakah ada pencampuran antara fakta dan opini), nilai informasi (kedalaman berita), kemudahan untuk dipahami (readability),dapat tidaknya dikonfirmasi dengan sumber berita (checkability).

b) Keakuratan (Accuracy)

Verifikasi terhadap fakta, relevansi sumber berita, dan akurasi penyajian.

c) Kelengkapan isi berita (Completeness)

Mencakup 5W+1H (What, Who, Where, Why, When, How) d) Hubungan (Relevance)

Proximity psikografis, proximity geografis, timeless, significance, prominence, dan magnitude. Dengan kata lain, yang dimaksud relevan adalah berkaitan dengan nilai berita.

e) Keseimbangan (Balance)

Ada atau tidak ada “Source Bias” (penampilan satu sisi dalam penampilan, seperti ketidak seimbangan sumber berita), ada atau tidak ada “Slant” (kecenderungan/berita miring), dan ketidakseimbangan.

f) Netralitas (Neutrality)

Sensionalism, stereotype, junxtaposition (membandingkan dua hal yang tidak sebanding), dan linkages (membandingkan dua hal yang tidak relevan).

2.1.5. Teori S-O-R

2.1.5.1.Pengertian Teori S-O-R

Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semula berasal dari psikologi yang kemudian menjadi teori komunikasi karena

objek dan material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu

manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen: sikap, opini, perilaku,

kognisi, afeksi dan konasi.

Teori stimulus-respons ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar

yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu.

Dengan demikian, seseorang dapat menjelaskan suatu kaitan erat antara

(28)

terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan

menyesuaikan antara pesan dan reaksi komunikan (Effendy, 2003:254).

2.1.5.2.Elemen-Elemen Teori S-O-R

McQuail (Bungin, 2008: 277) menjelaskan elemen-elemen utama dari

teori ini adalah:

(a) pesan (Stimulus);

(b) seorang penerima atau receiver(Organism); dan (c) efek (Respons).

Dalam penelitian ini dapat digambarkan unsur-unsur teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response) sebagai berikut:

Gambar 1

Unsur-unsur Teori S-O-R

2.1.6. Motivasi Belajar

2.1.6.1.Pengertian Motivasi Belajar

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai

kekuatan yang terdapat dalam diri inividu, yang menyebabkan individu tersebut

bertindak dan berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat

diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan atau STIMULUS

Pemberitaan

ORGANISM

Siswa SMK Negeri 2 Medan

RESPONSE

(29)

pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu (Adi, 1994: 154).

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar

adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial

terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practise) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Motivasi belajar pada mulanya adalah suatu kecenderungan alamiah dari

diri umat manusia, tapi kemudian terbentuk sedemikian rupa dan secara

berangsur-angsur, tidak hanya sekedar menjadi penyebab dan mediator belajar

tetapi juga sebagai hasil belajar itu sendiri (Wlodkowski, 2004:19).

Motivasi mengacu pada apa yang dapat dicapai oleh seseorang sedangkan

“kemampuan” mengacu kepada apa yang dapat dilakukan seseorang. Oleh karena

itu, tujuan dari teori motivasi adalah untuk menjelaskan perilaku siswa dan

pengaruh dari perilaku tersebut di masa yang akan datang.

Dalam jurnal Tina Heafner (2004) yang berjudul Using Technology to Motivate Students to Learn Social Studies dikatakan bahwa teori-teori motivasi sebelumnya dapat dikategorikan sebagai bentuk-bentuk dari model nilai harapan

motivasi. Model ini berfokus pada tiga bagian yaitu :

• nilai (kepercayaan siswa akan kepentingan atau nilai sebuah tugas)

• harapan (kepercayaan siswa tentang kemampuan atau keahlian mereka

untuk melaksanakan sebuah tugas)

• sikap (reaksi emosional terhadap tugas dan evaluai harga diri)

Terdapat dua perspektif teoritis yang berbeda tentang belajar (Uno, 2008:

14), yaitu:

1. Teori Stimulus-Response (S-R).

Teori ini menunjukkan bahwa performa terampil berasal dari rantai unit-unit

S-R diskrit dan dipelajari secara terpisah.

2. Teori pemprosesan informasi kognitif.

Para peneliti menunjukkan bahwa suatu program motor (gerak) hierarkis

bukanlah suatu unit rantai Stimulus-Respons, tetapi ia dipelajari secara

(30)

2.1.6.2.Jenis-jenis motivasi

Dalam jurnal Hallgeir Nilsen (2009) yang berjudul Influence on Student Academic Behavior through Motivation, Self-Efficacy and Value Expectation: An Action Research Project to Improve Learning dikatakan bahwa teori self-determination (penetapan diri) membedakan antara berbagai jenis motivasi berdasarkan pada alasan atau tujuan yang berbeda yang mengakibatkan

berkembangnya sebuah tindakan

Perbedaan yang paling tampak adalah antara motivasi intrinsik dan motivasi

ekstrinsik:

 Motivasi intrinsik adalah kecenderungan untuk melibatkan diri pada

tugas-tugas karena seseorang menganggapnya sebagai suatu hal yang

menarik dan menyenangkan. Siswa dengan motivasi intrinsik cenderung

bertahan dalam masalah-masalah yang rumit dan belajar dari kesalahan

mereka. Sebagai tambahan, motivasi intrinsik merupakan pusat dari

proses penggabungan melalui elemen pengetahuan eksternal seseorang

yang tergabung dengan pengetahuan baru.

 Motivasi ekstrinsik adalah kecenderungan untuk terlibat dalam

tugas-tugas karena faktor yang tidak berhubungan dengan tugas-tugas tersebut seperti

adanya penghargaan atau hukuman. Contohnya untuk melewati ujian atau

mendapat nilai yang bagus.

2.1.6.3.Indikator Motivasi Belajar

Secara spesifik Uno dalam bukunya “Teori Motivasi & Pengukurannya”

(2008: 31) menyatakan bahwa hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal

dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan

tingkah laku pada umumnya dengan beberapa indikator meliputi:

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan

4) Adanya penghargaan dalam belajar

(31)

6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan

seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

2.2. Kerangka Konsep

Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena yang sama.

Konsep dibangun dari teori-teori yang digunakan untuk menjelaskan

variabel-variabel yang akan diteliti (Bungin, 2005: 57).

Adapun yang menjadi variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau

pendahulu dari variabel lainnya (Kriyantono, 2008: 21).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah “Pemberitaan mobil Kiat

Esemka”.

2. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau unsur atau faktor yang ada atau

muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas (Nawawi,

1998: 56).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah “Motivasi belajar siswa SMK

Negeri 2 Medan”.

2.3. Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan

sebelumnya, maka dapat dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk

membentuk kesatuan dan kesesuaian dalam penelitian yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.1 Operasional Variabel

NO Variabel Teoritis Variabel Operasional

1 Variabel Bebas (X)

Pemberitaan Mobil Kiat

Faktual

(32)

Esemka Kelengkapan isi berita

Hasrat dan keinginan berhasil

Dorongan dan kebutuhan dalam belajar

Harapan dan cita-cita masa depan

Penghargaan

3 Karakteristik Responden Jenis Kelamin

Usia

Kelas

2.4 Defenisi Operasional

Definisi operasional merupakan suatu petunjuk pelaksanaan mengenai

cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Adapun yang menjadi definisi

operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas (X), yaitu Pemberitaan Mobil Kiat Esemka di tvOne.

a) Faktual (Factualness)

Maint-point (apakah ada pencampuran antara fakta dan opini), nilai informasi (kedalaman berita), kemudahan untuk dipahami (readability),dapat tidaknya dikonfirmasi dengan sumber berita (checkability).

b) Keakuratan (Accuracy)

Verifikasi terhadap fakta, relevansi sumber berita, dan akurasi penyajian.

c) Kelengkapan isi berita (Completeness)

Mencakup 5W+1H (What, Who, Where, Why, When, How) d) Relevasi (Relevance)

Proximity psikografis, proximity geografis, timeless, significance, prominence,

dan magnitude. Dengan kata lain, yang dimaksud relevan adalah berkaitan dengan nilai berita.

(33)

Ada atau tidak ada “Source Bias” (penampilan satu sisi dalam penampilan,

seperti ketidakseimbangan sumber berita), ada atau tidak ada “Slant”

(kecenderungan/berita miring), dan ketidakseimbangan.

f) Netralitas (Neutrality)

Sensionalism, stereotype, junxtaposition (membandingkan dua hal yang tidak sebanding), dan linkages (membandingkan dua hal yang tidak relevan).

2. Variabel terikat (Y), yaitu Motivasi Belajar Siswa.

a) Hasrat dan keinginan berhasil

Terdapat hasrat serta keinginan untuk berhasil dalam diri masing-masing siswa

setelah melihat pemberitaan Mobil Kiat Esemka.

b) Dorongan dan kebutuhan dalam belajar

Masing – masing siswa memiliki dorongan yang muncul baik dari dalam diri

sendiri maupun dorongan dari luar untuk belajar sehingga belajar pun menjadi

kebutuhan yang harus dipenuhi.

c) Harapan dan cita – cita masa depan

Adanya harapan dan cita – cita yang hendak diraih pada masa depan yang

dapat dicapai dengan belajar dan berprestasi.

d) Penghargaan

Adanya penghargaan atas hasil belajar dan prestasi yang diraih siswa dalam

belajar.

3. Karakterisitik responden

a) Jenis kelamin: Jenis kelamin responden (pria atau wanita)

b) Usia: Umur responden

c) Kelas: Bangku kelas responden di SMK Negeri 2 Medan

2.5. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang merupakan dugaan atau terkaan

mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis merupakan

(34)

membuktikan kebenaran hipotesis itu lewat cara menguji hipotesis dengan data di

lapangan (Bungin, 2005:90).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak ada pengaruh pemberitaan mobil Kiat Esemka di tvOne terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 2 Medan.

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1. SMK Negeri 2 Medan

SMK Negeri 2 Medan merupakan SMK Kelompok Teknologi dan

Rekayasa tertua di propinsi Sumatera Utara, yang telah berdiri sejak tahun 1959

sebagai sekolah Negeri, dengan nama STM Negeri 1. Pada tahun 1967 sekolah

ini dijadikan sekolah negeri dengan nama SMK NEGERI 2 Medan, merupakan

Sekolah Teknik Menengah Negeri di Propinsi Sumatera Utara yang berstandar

Nasional, SMK Negeri 2 memiliki beberapa jurusan yaitu Jurusan Bangunan,

Mesin dan Listrik, dll. SMK NEGERI 2 Medan beralamat di Jl. STM No. 12. A

Medan Amplas, Medan.

SMK Negeri 2 Medan merupakan salah satu SMK Negeri yang mampu

menghasilkan lulusan terbaik yang nantinya siap terjun langsung ke dunia kerja.

Hal itu dapat tercapai karena SMK Negeri 2 Medan memiliki visi dan misi yang

jelas dan terarah. Adapun yang menjasi visi dan misi SMK Negeri 2 Medan

adalah sebagai berikut : • Visi :

”Terwujudnya lembaga Pendidikan dan Latihan yang handal dan mandiri” • Misi :

1. Terlengkap sarana praktek di SMK Negeri 2 Medan.

2. Menumbuhkan semangat keunggulan dan kompetitif secara

intensif kepada warga sekolah.

3. Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara optimal yang

berorentasi kepada pencapaian kompetensi berstandar Nasional

dan tetap mempertimbangkan potensi yang dimiliki oleh peserta

didik.

4. Menyiapkan manajemen pengelolaan sekolah dengan melibatkan

seluruh warga sekolah.

(36)

- Kepala Sekolah Sukardi, SPd, MM

-Wakasek Edukasi Drs. Patrionis, M.Pd

- Wakasek Manajemen Mutu Syamsul Qomar, M.Si

- Wakasek Kesiswaan Alden Hutapea

- Wakasek Sarana dan Prasarana Drs. Karman

- Wakasek Hubinmas Pardamean Pasaribu • Normatif

- Agama Islam R.Hutabarat

- Agama Islam Erna

- Agama Islam Muas daulay

- Agama Islam Rajab Nst

- Agama Kristen M Gultom

- PPKN M Siregar

- PPKN Dinas Tp Bolon

- PPKN Karyawan Karo-karo

- PPKN Sofa Ananda

- Bahasa Indonesia Nun Gahara Lbs

- Bahasa Indonesia Frida Samaria Sitorus

- Bahasa Indonesia Hasnah

- Bahasa Indonesia Maulub Siregar

- Penjaskes HW Nainggolan

- Penjaskes Wilsoan Sinaga

- Penjaskes Jonas Tarigan • Adaptif

- Matematika J Sitinjak

- Matematika Syamsul Qomar

- Matematika B. Simanjuntak

- Matematika Juni Parinduri

- Matematika T Panjaitan

- Matematika Sofia

- Matematika Amelia

(37)

- Bahasa Inggris RE Lumban Gaol

- Bahasa Inggris Suzanna SAS

- Bahasa Inggris Rifka Siregar

- Bahasa Inggris Juraini

- Bahasa Inggris Mira Elita

- Bahasa Inggris Tetty Sinaga

- Bahasa Inggris Asrulaningtyas

- Bahasa Inggris Bambang Irawan

- KKPI Muhammad Iskandar, S.Pd

- KKPI Supriadi

- KKPI Pantas Pasaribu

- Kewirausahaan Abdul Rahim

- Kewirausahaan Juli

- Kewirausahaan Hafni

- Fisika Jr Simatupang

- Fisika Suprianto

- Fisika Yonesman

- Fisika Anak Buhasna

- Kimia Herliaty Roselly

- Kimia Rapollo Banjar nahor

- Kimia Ainun Mardiah

- Kimia April Panjaitan

- Seni Budaya Pardamean Pasaribu

- Seni Budaya Purnama • Produktif Listrik

- Produktif Listrik S.A Tarigan

- Produktif Listrik Ali Makmur Siregar

- Produktif Listrik Pardamen Tarigan

- Produktif Listrik Jarian

- Produktif Listrik Arthadinata sitepu

- Produktif Listrik Resta Bukit

(38)

- Produktif Listrik Ranna Tarigan

- Produktif Listrik Ngadimin

- Produktif Listrik R M Naibaho

• Produktif Otomotif

- Produktif Otomotif Domu Hutasoit

- Produktif Otomotif Eltroma Putra

- Produktif Otomotif Roman Prayuda

- Produktif Otomotif Ahmad Irfan

- Produktif Otomotif Refriza Andriani

- Produktif Otomotif Surahman Ginting

- Produktif Otomotif Saroni

- Produktif Otomotif Naksir Tarigan

- Produktif Otomotif Rukurmin Sitepu

- Produktif Otomotif Irwan Sentosa Sitepu

- Produktif Otomotif Neguhi Karo-karo

- Produktif Otomotif Hiras Pasaribu

- Produktif Otomotif Alfred Simatupang • Produktif Mesin

- Produktif Mesin Azwar

- Produktif Mesin Syahrul Bahri Harahap

- Produktif Mesin Indra Nelson

- Produktif Mesin Jeneng Sembiring

- Produktif Mesin Sunardi Muchtar

- Produktif Mesin Sutasman

- Produktif Mesin Nambung Tarigan

- Produktif Mesin Paido Tambunan

- Produktif Mesin Nurmiaty Silalahi

- Produktif Mesin Ibnu

• Produktif Bangunan

- Produktif Bangunan Benry Siagian

- Produktif Bangunan Parlindungan Sianturi

(39)

- Produktif Bangunan Pol Karo-karo

- Produktif Bangunan Adventus Gultom

- Produktif Bangunan Siti Maimunah

- Produktif Bangunan Wagino

b. Pilihan Jurusan

Pilihan Jurusan terangkum dalam Kurikulum Pendidikan. Pengertian

kurikulum dapat diartikan sebagai sasaran untuk menentukan keterampilan

khusus sesuai bidang yang dipilih. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta

kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan

peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk

memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi

yang ada di daerah. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk

menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.Standar nasional pendidikan

terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana

dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan.

Adapun pilihan-pilihan jurusan yang terdapat di SMK Negeri 2 Medan adalah:

 Teknik Bangunan  Teknik Listrik

 Teknik Mesin Perkakas  Teknik Mekanik Otomotif

c. Fasilitas

Sarana dan prasarana atau dikenal dengan istilah fasilitas. Sarana dan

prasarana pendidikan dalam daftar istilah pendidikan dikenal pula sebutan alat

bantu pendidikan (teaching aids), yaitu segala macam peralatan yang dipakai guru untuk membantunya memudahkan melakukan kegiatan mengajar. Alat

bantu pendidikan ini yang pas untuk disebut sebagai sarana pendidikan. Jadi,

sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan guru untuk

(40)

pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan murid untuk

memudahkan mempelajari mata pelajaran. Sementara prasarana pendidikan

adalah segala macam peralatan, kelengkapan serta benda-benda yang digunakan

oleh guru dan murid untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan.

Fasilitas yang terdapat di SMK Negeri 2 Medan: • Ruang Pembelajaran

 Ruang Teori  Ruang Olahraga  Ruang Lab. Bahasa  Ruang Praktek Komputer  Ruang Praktek Teknik Listrik  Ruang Praktek Teknik Mesin  Ruang Praktek Teknik Otomotif  Ruang Praktek Teknik Gambar  Ruang Praktek Konstruksi • Ruang Perkantoran

 Ruang Kepala Sekolah  Ruang Sidang/Rapat  Ruang Tata Usaha  Ruang Komite Sekolah  Ruang Tamu

(41)

 Ruang Bimbingan Kejuruan

Kegiatan ekstrakurikuler adalah satu wadah pembinaan siswa di sekolah.

Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari atas

tujuan dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang

beragam siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya.

Kegiatan-kegiatan siswa di sekolah khususnya kegiatan ekstrakurikuler

merupakan kegiatan yang terkoordinasi terarah dan terpadu dengan kegiatan lain

di sekolah, guna menunjang pencapaian tujuan kurikulum.

Yang dimaksud dengan kegiatan terkoordinasi di sini adalah kegiatan

yang dilaksanakan sesuai dengan program yang telah ditentukan. Dalam

pelaksanaannya kegiatan ekstrakurikuler dibimbing oleh guru, sehingga waktu

pelaksanaan berjalan dengan baik. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler di

sekolah ikut andil dalam menciptakan tingkat kecerdasan yang tinggi. Kegiatan

ini bukan termasuk materi pelajaran yang terpisah dari materi pelajaran lainnya,

bahwa dapat dilaksanakan di sela-sela penyampaian materi pelajaran, mengingat

kegiatan tersebut merupakan Bagian penting dari kurikulum sekolah

Kegiatan ekstrakurikuler di SMK Negeri 2 Medan meliputi :

(42)

 Futsal

3.2. Metode Penelitian

Metode kuantitatif adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan tata cara

(metode) pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi hasil analisis untuk

mendapatkan informasi guna penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan.

Metode kuantitatif merupakan pendekatan yang menyangkut pendugaan

parameter, pengujian hipotesis, pembentukan selang kepercayaan, dan hubungan

antara dua sifat atau lebih bagi parameter-parameter yang mempunyai sebaran

(distribusi normal) tertentu yang diketahui.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif

korelasioanal yang berusaha menjelaskan suatu permasalahan atau gejala yang

lebih khusus dalam penjelasan antar dua objek. Metode penelitian ini bertujuan

untuk menemukan ada tidaknya hubungan, dan apabila ada, seberapa erat

hubungannya dan berarti atau tidaknya hubungan tersebut. Penelitian korelasional

ini bertujuan untuk melihat sejauhmanakah pemberitaan mobil Kiat Esemka yang

ditayangkan oleh tvOne, berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa SMK

Negeri 2 Medan.

Kelebihan menggunakan metode penelitian korelasional adalah dapat

mengukur hubungan diantara berbagai variabel, meramalkan variabel tidak jelas,

dan memudahkan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental (Rakhmat,

2004:43). Sedangkan kelemahannya adalah korelasi tidak selalu menunjukkan

hubungan kausalitas, walaupun kadang-kadang korelasi yang tinggi dapat

menunjukkan sebab-akibat (Rakhmat, 2004: 40).

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1.Populasi

Menurut Sugiyono (dalam Kriyantono, 2008:151) populasi sebagai

wilayah generalisasi terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan periset untuk dipelajari, kemudian ditarik

(43)

kelas X dan XI Jurusan Otomotif SMK Negeri 2 Medan dengan jumlah sebanyak

353 orang.

Berikut ini adalah tabel jumlah siswa kelas 1 dan 2 SMK Negeri 2 Medan yang

menjadi populasi dalam penelitian ini :

Tabel 3.1

Kelas Populasi

X KR 1 36 siswa

X KR 2 30 siswa

X KR 3 31 siswa

X KR 4 33 siswa

X SP 1 32 siswa

X SP 2 26 siswa

XI TKR 1 29 siswa

XI TKR 2 37 siswa

XI TKR 3 39 siswa

XI TKR 4 28 siswa

XI TKR 5 32 siswa

Total 353

Sumber: Arsip tata usaha SMK Negeri 2 Medan tahun ajaran 2011/2012

3.3.2.Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan

cara-cara tertentu (Nawawi, 1998: 144). Arikunto mengatakan jika jumlah

populasi hanya berkisar 100 orang ke bawah maka sebaiknya jumlah sampel

adalah jumlah keseluruhan populasi (total sampling), sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi, namun jika subjeknya besar, maka diambil antara

10-15% atau dari 20-25% dari jumlah populasi (Arikunto, 2002: 120).

Dari pendapat Arikunto tersebut, maka peneliti mengambil sampel sebanyak 20%

dari jumlah keseluruhan populasi.

(44)

Keterangan:

N = Jumlah sampel

n = Sampel

20% = Persentase yang ditentukan

Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel penelitian dapat dilihat sebagai

berikut:

n = 353/100 X 20

= 7060/100

= 70,6 ≈ 70

maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 70 orang.

3.4. Teknik Penarikan Sampel

Adapun teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Proporsional Stratified Sampling adalah pengambilan sampel dari setiap strata dalam jumlah yang proporsional dengan besar setiap strata. Teknik

pengambilan sampel ini bertujuan agar setiap strata atau bagian memiliki

kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Setelah jumlah sampel ditentukan,

maka di proporsionalkan untuk memperoleh jumlah sampel dari setiap

lingkungan dengan menggunakan rumus (Arikunto, 2002: 120), yaitu:

n=

�1��2 �

Keterangan:

1= Jumlah populasi dalam setiap lingkungan

2= Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

Tabel 3.2 Penarikan Sampel

Kelas Populasi Penarikan sampel Sampel Kelas X KR 1 36 siswa n= 36�70

353 = 7,1 7 siswa

Kelas X KR 2 30 siswa n= 30�70

(45)

Kelas X KR 3 31 siswa n= 31�70

TKR = Teknik Kendaraan Ringan

SP = Sepeda Motor

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data

melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan memdukung penelitian.

Dalam hal ini, penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku,

literatur, jurnal, internet serta tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian yang dilakukan dengan memgumpulkan data di lapangan yang

meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian. Dalam hal ini, penelitian

lapangan dilakukan melalui :

(46)

Kuesioner adalah kumpulan pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada

seseorang (yang dalam hal ini disebut responden) dan cara menjawabnya juga

dilakukan dengan tertulis (Arikunto, 2002:135). Jenis kuesioner yang

digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu sejumlah pertanyaan yang telah

disediakan jawabannya, sehingga responden hanya perlu memilih salah satu

jawaban saja. Penyebaran kuesioner pada penelitian ini dilakukan pada

tanggal 20-21 Juni 2012.

3.6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan dipresentasikan (Singarimbun, 1995:263). Data yang diperoleh

dari hasil penelitian akan dianalisis dan diinterpretasikan. Teknik analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Analisis Tabel Tunggal

Analisi data tunggal merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan

membagi-bagi variabe penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan

atas dasar frekuensi dan presentasi (Singarimbun, 1995:266).

2. Analisis Tabel Silang

Merupakan salah satu teknik yang dipergunakan untuk menganalisis dan

mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan yang lainnya.

Sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif

(Singarimbun, 1995:273).

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis

yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji hubungan diantara

kedua variabel yang dikorelasikan maka peneliti menggunakan rumus tata

(47)

�ℎ� = 1− 6− Ʃ�

2

�(�2−1)

Keterangan :

Rho = koefisien korelasi rank-order

d = perbedaan antara pasangan jenjang

Ʃ = sigma atau jumlah

N = jumlah individu dalam sampel

1 = bilangan konstan

6 = bilangan konstan

Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.

Jika rho < 0, maka hipotesis ditolak

Jika rho > 0, maka hipotesis diterima

Untuk menguji tingkat signifikan korelasi, maka digunkan rumus ������ pada

signifikan 0,05 sebagai berikut :

� =� � −2 1− � 2

Keterangan :

t = nilai �ℎ�����

�� = nilai koefisien

n = jumlah sampel

(48)

Jika �ℎ����� < ������, maka hubungan tidak signifikan

Selanjutnya untuk mengatur kekuatan derajat hubungan digunakan nilai koefisien

Guilford, sebagai berikut (Kriyantono, 2008:168-169), yaitu :

≤ 0,20 = hubungan rendah sekali; lemah sekali

0,20 – 0,39 = hubungan rendah tapi pasti

0,40 – 0,70 = hubungan yang cukup berarti

0,71 – 0,90 = hubungan yang tinggi; kuat

(49)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Sebuah penelitian dapat dikatakan baik apabila data yang terdapat pada

penelitian tersebut valid dan dapat dibuktikan kebenarannya. Dalam

melaksanakan penelitian ini untuk memperoleh hasil yang maksimal maka

peneliti melaksanakan beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Pra Penelitian

Tahap awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pra penelitian di

lokasi penelitian yang berada di SMK Negeri 2 Medan. Dalam melakukan pra

penelitian, peneliti meminta ijin kepada pihak sekolah untuk melakukan

penelitian di SMK Negeri 2 Medan tersebut. Untuk mempermudah

memperoleh ijin dari pihak sekolah maka peneliti menyertakan surat ijin pra

penelitian dari Dekan FISIP USU.

2. Penelitian Kepustakaan (Studi Kepustakaan)

Penelitian kepustakaan merupakan penelitian yang mempelajari dan

mengumpulkan data-data dan literatur serta sumber bacaan yang relevan dan

mendukung penelitian ini. Penelitian kepustakaan berguna untuk mencari

data-data sekunder yang memiliki kaitan atau hubungan dengan penelitian.

3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada

responden sehingga diperoleh data primer sebagai hasil dari penelitian. Dalam

upaya memperoleh data mengenai pengaruh pemberitaan mobil Esemka

terhadap motivasi belaar siswa, maka peneliti menyebarkan kuesioner kepada

siswa SMK Negeri 2 Medan. Penyebaran kuesioner dilakukan kepada 70

orang responden yang dipilih melalui tehnik Proporsional Stratified Sampling.

(50)

Setelah kuesioner dibagikan dan diisi oleh seluruh responden yang

berjumlah 70 orang maka peneliti melakukan pengolahan data. Adapun

tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

a. Penomoran kuesioner, kuesioner yang telah dikumpulkan kemudian diberi

nomor responden. Dalam penelitian ini, sampel berjumlah 70 orang, nomor

responden yang digunakan adalah 2 digit, yaitu dari 01 sampai 70.

b. Coding, proses pemindahan jawaban responden ke dalam kotak yang ada di kuesioner kedalam bentuk angka untuk mempermudah pengisian ke dalam

Foltron Cobol.

c. Editing, merupakan pemeriksaan kembali seluruh jawaban responden untuk memperjelas setiap jawaban serta menghindari kesalahan dalam pengisian

data.

d. Inventarisasi variabel, yaitu memindahkan data mentah yang diperoleh ke

dalam lembar Foltron Cobol sehingga memuat seluruh data dalam satu tabel. e. Tabulasi data, merupakan proses pemindahan data dari lembaran FC ke

dalam tabel tunggal yang disajikan secara lengkap dan rinci dengan kategori

frekuensi, persentase dan uraian yang disertai dengan analisis data.

4.3.Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan

cara membagi variabel ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar

frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang

terdiri dari kolom, yaitu sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori.

Berikut ini adalah pemaparan dan pembahasannya.

4.3.1 Karakteristik Responden

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Responden

Frekuensi %

Pria 69 98,6

(51)

Total 70 100,0

Sumber: P.1/FC.3

Pada tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa dari total 70 orang responden 69

responden (98,6%) diantaranya berjenis kelamin pria dan hanya terdapat 1

responden (1,4%) yang berjenis kelamin wanita. Hal ini dikarenakan populasi di

SMK Negeri 2 Medan lebih didominasi oleh pria dimana SMK Negeri 2 Medan

merupakan sekolah menengah kejuruan dengan bidang keahlian teknik dan

bangunan.

Tabel 4.2 Usia Responden

Frekuensi %

14-15 tahun 9 12,9

16-17 tahun 56 80,0

18-19 tahun 5 7,1

Total 70 100,0

Sumber: P.2/FC.4

Pada tabel 4.2 di atas dapat dilihat rentang usia responden. Dari total 70

orang yang menjadi responden dalam penelitian ini terdapat 9 responden (12,9%)

yang berusia 14-15 tahun, 56 responden (80,0%) yang berusia 16-17 tahun dan 5

responden (7,1%) yang berusia 18-19 tahun. Berdasarkan tabel di atas dapat

digambarkan bahwa keseluruhan responden adalah remaja,dimana para ahli

sepakat bahwa rentangan masa remaja berlangsung dari usia 11-13 tahun sampai

dengan 18-20 tahun (Syamsudin, 2003: 130). Pada usia remaja seperti ini

seseorang masih dalam proses mencari jati dirinya sehingga relatif lebih mudah

untuk terpengaruh baik itu dari pengaruh yang dapat menguntungkan dirinya

maupun pengaruh yang merugikan dirinya sendiri.

Tabel 4.3 Kelas Responden

Gambar

Gambar 1 Unsur-unsur Teori S-O-R
Tabel 2.1 Operasional Variabel
Kelas Tabel 3.1 Populasi
Tabel 3.2 Penarikan Sampel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian tersebut terdapat beberapa saran yang hendak peneliti sampaikan yaitu: (1) pembelajaran dengan menerapkan pendekatan matematika realistik ini adapat

Pipa ini dilindungi terhadap kerusakan mekanis yaitu perlindungan menyeluruh dengan sistem galvanis. Dengan sistem perlindungan tersebut maka pipa dapat digunakan untuk supplai

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi melalui Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa telah mengembangkan program

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas layanan jasa internet yang dikelola oleh Smile Internet Zone Jember dan mengetahui

Hasil uji statistika menggunakan uji T dengan software R.3.2.2 pada taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan yang signifikan pada pH,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) pengaruh persepsi mahasiswa tentang micro teaching terhadap kemampuan mengajar mahasiswa PPL, 2) pengaruh persepsi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga inti dengan motivasi belajar pada siswa-siswi. Penelitian ini dilakukan di

Finally, our total own and cross price elasticities estimates suggest that an increase in the price of aggregate energy does not affect substantially the demand for energy