PEMBERITAAN MOBIL ESEMKA DAN MOTIVASI
BELAJAR
(Studi Korelasional tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TV One Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik.
Disusun oleh:
HENDRA W SITINJAK
080904055
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TvOneterhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemberitaan mobil Esemka yang sering ditayangkan di berbagai stasiun televisi nasional khususnya pada stasiun televisi tvOne yang berlangsung pada bulan februari 2012. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmanakah pengaruh pemberitaan mobil Esemka di tvOne terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 2 Medan. Teori yang digunakan dalam penelitia ini adalah teori-teori yang berhubungan dengan objek yang diteliti, diantaranya adalah teori komunikasi massa, media massa, televisi, pemberitaan, teori S-O-R dan motivasi belajar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan penyebaran kuesioner. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 70 orang yang diperoleh dengan menggunakan rumus Arikunto dimana diambil 20% dari total populasi 353 orang. Teknik pengambilan sampel adalah Proporsional Stratified Sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis dengan menggunakan piranti lunak
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus karena
berkat, rahmat dan kasihNya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul Pemberitaan Mobil Esemka dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional
tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TV One terhadap Motivasi
Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan), guna memenuhi syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana dari Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Sumatera utara.
Peneliti menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
penulisan skripsi ini mengingat terbatasnya waktu, pengetahuan dan kemampuan
peneliti. Oleh karena itu, dengan hati yang tulus dan iklas peneliti menerima
kritik dan saran yang membangun dari pembaca dan nantinya berguna di hari
yang akan datang.
Peneliti juga ingin menyampaikan terima kasih yang mendalam kepada
kedua orang tua peneliti, bapak tersayang Jahotler Sitinjak, S.Pd dan mama
tercinta Mutiara Tampubolon, S.Pd yang selalu menjaga, mendoakan, memberi
nasehat, semangat serta dukungan moral dan materi. Peneliti juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada kedua adek peneliti Hervan Sitinjak dan
Helprida Sitinjak terimakasih buat doa dan dukungan dari kalian selama ini
hingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini.
Dalam kesempatan ini peneliti juga menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku dekan FISIP USU.
2. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A dan Ibu Dra. Dayana Manurung, M.Si
selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik.
3. Ibu Dra. Inon Beydha, M.S, Ph.D selaku dosen pembimbing peneliti yang
senantiasa meluangkan waktu serta sabar dalam membimbing peneliti
dalam mengerjakan penelitian ini. Merupakan suatu kesempatan yang
berharga peneliti dapat memperoleh bimbingan dari Dr. I. Terimakasih,
4. Bapak Drs. Abdi Sitepu, M.Si selaku dosen wali peneliti yang senantiasa
membimbing peneliti dari dimulainya semester satu hingga akhir.
5. Seluruh dosen/staf pengajar di Fakultas Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara, khususnya para dosen Departemen Ilmu
Komunikasi. Terimakasih yang tulus peneliti sampaikan atas jasa-jasa
yang telah diberikan selama perkuliahan.
6. Bapak Sukardi, S.Pd, MM selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Medan
yang telah memberikan kesempatan pada peneliti untuk melakukan
penelitian di SMK Negeri 2 Medan.
7. Kak Cut, Kak Maya dan Kak Ros yang telah membantu pada setiap
urusan adminitrasi yang diperlukan peneliti.
8. Terima kasih buat Agitha Sembiring yang selama ini telah sabar
mendampingi dan memotivasi peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi
ini. Tuhan Yesus selalu menyertaimu.
9. Untuk rekan-rekan seperjuangan dalam mengarungi bangku perkuliahan
apara GJG, lae bagor, lae tista, koko koncho, mas idek, apara Irwan
Reborn, silih suranta sembiring, lae arnold, om yan, om gi, didi bomal,
dambo. Semoga kebersamaan kita tidak hanya sebatas nongkrong di mbak
yu atau maen futsal bareng tetapi lebih dari itu. Mari kita kejar dan raih
cita-cita untuk jadi orang yang sukses!!!
10.Untuk Ratna Nuningsih, S.Sos dan Dewi Meilina Manik, S.Sos terima
kasih atas bantuannya yang telah mengajari peneliti dalam menguji
hipotesis.
11.Untuk Edo Purba dan Nando terima kasih karena selalu mau meluangkan
waktunya untuk menemani peneliti dikala suntuk dan kegalauan melanda.
12.Keluarga besar komunikasi angkatan 2008 yang sudah lama
bersama-sama dengan peneliti menimba ilmu yaitu kurang lebih empat tahun.
Terima kasih buat semua kenangannya selama ini. Semoga kita dapat
meraih apa yang kita cita-cita kan dan selalu berusaha untuk berikan yang
Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah
diberikan oleh semua pihak, semoga Tuhan Yesus Kristus akan membalasnya
dengan limpahan rahmat kepada kita semua.
Medan, Juli 2012
Peneliti,
Daftar Tabel
4.4 Intensitas Menonton Pemberitaan Mobil Esemka di Tv One... 38
4.5 Faktualitas Pemberitaan ... 39
4.6 Tingkat Pemahaman ... 40
4.7 Kejelasan Isi ... 41
4.8 Keakuratan Berita ... 42
4.9 Kelengkapan Isi Berita ... 43
4.10 Tingkat Perhatian ... 44
4.11 Ketertarikan Terhadap Pemberitaan ... 45
4.12 Hubungan Pemberitaan Dengan Kegiatan Responden Di Bidang Otomotif... 46
4.13 Kesimbangan Berita ... 47
4.14 Netralisasi Berita ... 47
4.15 Timbulnya Keinginan Untuk Berkarya Di Bidang Otomotif ... 48
4.16 Keyakinan Akan Kemampuan Yang Dimiliki Di Bidang Otomotif ... 49
4.17 Timbul Dorongan Untuk Lebih Giat Belajar ... 50
4.18 Rasa Ingin Tahu Terhadap Dunia Otomotif ... 51
4.19 Minat Terhadap Kegiatan Belajar Di Sekolah ... 52
4.20 Optimisme Dalam Melaksanakan Tugas ... 53
4.22 Memperoleh Penghargaan ... 55
4.23 Pengaruh Pemberitaan Terhadap Motivasi ... 56
4.24 Tingkat Perhatian dan Timbulnya Keinginan
Untuk Berkarya Di Bidang Otomotif ... 57
4.25 Ketertarikan Terhadap Pemberitaan dan Rasa
Ingin Tahu Terhadap Dunia Otomotif ... 59
4.26 Hubungan Pemberitaan Dengan Kegiatan
Responden Di Bidang Otomotif dan
Daftar Gambar
Nomor Gambar Halaman
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAKSI ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 3
1.3. Pembatasan Masalah ... 4
1.4. Tujuan Penelitian... 4
1 5. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II URAIAN TEORITIS ... 6
2.1. Kerangka Teori ... 6
2.1.1. Komunikasi Massa ... 6
2.1.1.1. Pengertian Komunikasi Massa ... 6
2.1.1 2. Karakteristik Komunikasi Massa ... ... 6
2.1.1 3. Fungsi Komunikasi Massa ... ... 8
2.1.2. Media Massa ... .... 9
2.1.2.1. Pengertian Media Massa ... 9
2.1.2.2. Fungsi Media Massa ... 9
2.1.3. Televisi ... ... 10
2.1.3.1. Pengertian Televisi ... 10
2.1.3.2. Sejarah Pertelevisian di Indonesia ... 11
2.1.3.3. Karakteristik Televisi ... . 11
2.1.4. Pemberitaan ... ... 12
2.1.4.1. Defenisi Berita dan Pemberitaan ... ... 12
2.1.4.3. Kategorisasi Riset Pemberitaan ... 14
2.1.5. Teori S-O-R ... 15
2.1.5.1. Pengertian Teori S-O-R ... 15
2.1.5.2. Elemen-elemen Teori S-O-R ... 15
2.1.6. Motivasi Belajar ... 16
2.1.6.1. Pengertian Motivasi Belajar ... 16
2.1.6.2. Jenis-jenis Motivasi... 17
2.1.6.3. Indikator Motivasi Belajar ... 18
2.2. Kerangka Konsep ... 19
2.3. Operasional Variabel... 19
2.4. Defenisi Operasional ... 20
2.5. Hipotesis ... 21
BAB III METODE PENELITIAN ... 22
3.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 22
3.1.1. SMK Negeri 2 Medan ... 22
3.2. Metodologi Penelitian ... 32
3.3. Populasi dan Sampel ... 29
3.3.1. Populasi ... 29
3.3.2. Sampel ... 30
3.4. Teknik Penarikan Sampel ... 31
3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 32
3.6. Teknik Analisis Data ... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35
4.1. Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... 35
4.2. Teknik Pengolahan Data ... 35
4.3. Analisi Tabel Tunggal ... 36
4.3.1. Karakteristik Responden ... 36
4.3.2. Pemberitaan Mobil Esemka ... 38
4.3.3. Motivasi Belajar ... 48
4.4. Uji Hipotesis ... 61
4.5. Pembahasan ... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66
5.1. Kesimpulan ... 66
5.2. Saran ... 67
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TvOneterhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemberitaan mobil Esemka yang sering ditayangkan di berbagai stasiun televisi nasional khususnya pada stasiun televisi tvOne yang berlangsung pada bulan februari 2012. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmanakah pengaruh pemberitaan mobil Esemka di tvOne terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 2 Medan. Teori yang digunakan dalam penelitia ini adalah teori-teori yang berhubungan dengan objek yang diteliti, diantaranya adalah teori komunikasi massa, media massa, televisi, pemberitaan, teori S-O-R dan motivasi belajar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan penyebaran kuesioner. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 70 orang yang diperoleh dengan menggunakan rumus Arikunto dimana diambil 20% dari total populasi 353 orang. Teknik pengambilan sampel adalah Proporsional Stratified Sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis dengan menggunakan piranti lunak
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk
melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai
rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan
hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu
tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan
untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.
Salah satu bentuk motivasi adalah motivasi belajar. Motivasi belajar dapat
diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,
sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka,
maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu
(Sardiman, 2005: 75). Motivasi belajar dalam diri seseorang muncul dikarenakan
adanya faktor internal (dari dalam diri sendiri) yaitu minat, bakat, motif serta
tingkat intelensi. Dan faktor eksternal (dari luar diri) yaitu keadaan lingkungan
baik lingkungan keluarga maupun sekolah, serta adanya penghargaan atau
apresiasi.
Pemberitaan mengenai prestasi siswa yang belakangan ini sering
diberitakan oleh media massa adalah pemberitaan tentang mobil Esemka. Mobil
Kiat Esemka yang merupakan karya siswa SMK Solo Jawa Tengah cukup
menarik perhatian. Pada jumat pagi 24 Februari 2012 Mobil Esemka Rajawali
hasil karya siswa SMK diberangkatkan dari Solo Techno Park (STP) menuju Jakarta untuk menjalani tes emisi di Balai Thermodinamika Motor dan Propulsi
(BTMP) Serpong, Tangerang, Jawa Barat. Pemberangkatan mobil Esemka
Rajawali yang dikemudikan oleh Wakil Walikota FX Hadi Rudyatmo (Rudy)
didampingi oleh seorang anggota DPR RI Roy Suryo dan dilepas oleh Wali Kota
Surakarta Joko Widodo (Jokowi) dari Solo Techno Park (STP) (http://nasional.TvOnenews.tv/berita/view/53880/2012/02/24/mobil_esemka_test
Mobil Esemka Rajawali melakukan uji emisi untuk pertama kali pada
tanggal 27 Februari 2012 di Balai Thermodinamika Motor dan Propulsi (BTMP)
Serpong, Tangerang. Berbagai persiapan telah dilakukan agar mobil buatan
siswa SMK Solo itu bisa lolos uji emisi. Pengujian emisi ini diperkirakan akan
memakan waktu awal hingga 6 jam. Uji emisi itu meliputi pengujian emisi dalam
kondisi mesin dingin dan panas. Selain itu, pengujian juga dilakukan dalam
kondisi beban kecepatan 0-120 kilometer/jam untuk mengetahui kualitas emisi
gas buang.
Namun pada uji emisi mobil Esemka yang dilakukan oleh Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), ternyata mobil Esemka tidak lulus
pada uji emisi gas buang dan uji layak jalan, khususnya kekurangan lampu
penerangan. Kementerian Perhubungan (Kemhub) menyatakan mobil Esemka
tidak memenuhi standar ambang batas pembuangan gas emisi berdasarkan
ketetapan Kementerian Lingkungan Hidup. Di samping itu lampu mobil Esemka
tidak memenuhi standar sinar lampu yang ditetapkan
pemerintah, yaitu 12.000 candel (CD) (http://iptek.TvOnenews.tv/berita/view/540
32/2012/03/01/mobil_esemka_tidak_lolos_uji_emisi.TvOne).
TvOne merupakan salah satu stasiun televisi yang gencar dalam
memberitakan pemberitaan Mobil Esemka. TvOne pertama kali mengudara pada
tanggal 14 Februari 2008. Stasiun tv ini secara progresif menginspirasi
masyarakat Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas agar berpikiran maju dan
melakukan perbaikan bagi diri sendiri serta masyarakat sekitar melalui berbagai
program News and Sports baik Nasional dan Internasional yang dimilikinya
(http://www.TvOnenews.tv/tentangkami/).
Pemberitaan mobil Esemka yang ditayangkan oleh TvOne tentunya
menjadi kebanggaan tersendiri bagi siswa SMK Solo pada khususnya dan siswa
SMK di seantero negeri ini pada umumnya. Hal ini dikarenakan karya yang
mampu diukir oleh siswa SMK ini mendapat perhatian dan penghargaan dari
masyarakat luas. Saat ini mobil Esemka buatan siswa SMK Solo tersebut sedang
menjalani tahap demi tahap agar dapat diproduksi massal dan diharapkan
nantinya dapat menjadi Mobil Nasional (Mobnas) yang membanggakan negeri
SMK Negeri 2 Medan merupakan SMK Kelompok Teknologi dan
Rekayasa tertua di propinsi Sumatera Utara. Pada awal berdirinya tahun 1959,
SMK Negeri 2 Medan bernama STM Negeri 1 Medan. Namun pada tahun 1967
sekolah ini dijadikan sekolah negeri dengan nama SMK Negeri 2 Medan. SMK
Negeri 2 Medan merupakan Sekolah Teknik Menengah Negeri di Propinsi
Sumatera Utara yang berstandar Nasional
(http://smkn2medan.sch.id/profil-sekolah/). Sama halnya dengan SMK di Solo Jawa Tengah, SMK Negeri 2
Medan juga memiliki hasil karya yang menjadi prestasi yang membanggakan.
SMK Negeri 2 Medan sukses merakit mesin Computer Numerical Control
(CNC) Lleth serta CNC Miling dan hasil karya mereka siap dikirimkan ke sejumlah sekolah di 25 kabupaten/kota di tiga propinsi Sumatera Utara, Riau, dan
Nangroe Aceh Darussalam. Mesin bubut dengan harga Rp. 240 juta dipasaran ini
mampu dirakit dengan sempurna layaknya produk buatan pabrik oleh siswa
SMK Negeri 2 Medan dengan modal Rp. 200 juta (http://www.beritasatu.com/ipt
ek/36166-smkn-2-medan-rakit-cnc-murah.html). Prestasi lain yang telah diukir
oleh siswa SMK Negeri 2 Medan adalah memproduksi mesin pembuat onderdil
mobil
(http://www.metrotvnews.com/metromain/newsvideo/2012/03/10/146869/-SMK-2-Medan-Produksi-Mesin-Pembuat-Onderdil-Mobil).
Dengan adanya pemberitaan mobil Esemka yang dirakit oleh siswa SMK
Solo adalah salah satu bukti apresiasi masyarakat atas prestasi yang diraih oleh
siswa SMK tersebut. Apresiasi dan penghargaan baik dari pemerintah maupun
masyarakat Indonesia tentunya akan semakin menambah motivasi belajar bagi
seluruh siswa SMK di negeri ini untuk terus berkarya dan mengharumkan nama
bangsa.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti,
sejauhmana pengaruh pemberitaan mobil Esemka di TvOne terhadap motivasi
belajar siswa SMK Negeri 2 Medan.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut : “ sejauhmanakah pengaruh pemberitaan mobil
1.3. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga
dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan
diteliti sebagai berikut :
1. Penelitian ini bersifat studi korelasional, yaitu bersifat mencari atau
menjelaskan hubungan dan menguji hipotesis.
2. Penelitian ini terbatas pada pengaruh pemberitaan mobil Kiat Esemka
yang ditayangkan di TvOne terhadap motivasi belajar siswa.
3. Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1 dan 2 jurusan otomotif
SMK Negeri 2 Medan.
4. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan Maret 2012 sampai dengan
selesai.
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensitas menonton Siswa
SMK Negeri 2 Medan terhadap pemberitaan mobil Kiat Esemka.
b. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar Siswa
SMK Negeri 2 Medan.
c. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh
pemberitaan Mobil Kiat Esemka di TvOne terhadap motivasi belajar
siswa SMK Negeri 2 Medan.
1.4.2. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :
a. Secara akademis, penelitian ini merupakan sumbangsih penulis bagi
almamater dalam memperkaya khasanah penelitian di bidang
b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menguji pengalaman
teoritis penulis dan menanbah cakrawala pengetahuan kita dalam
bidang komunikasi khususnya komunikasi massa.
c. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sumbangan pikiran bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU dan
pihak-pihak yang tertarik dalam penelitian di bidang komunikasi
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teori 2.1.1. Komunikasi Massa
2.1.1.1.Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan suatu proses komunikasi dimana
komunikasi tersebut dilakukan melalui media massa baik cetak maupun
elektronik dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan
informasi kepada khalayak luas ( Bungin, 2008: 71). Berdasarkan defenisi ini
terdapat enam unsur penting dari komunikasi massa yaitu komunikator, media
massa, informasi massa, gatekeeper, khalayak (publik) dan umpan balik. Komunikator dalam komunikasi massa merupakan pihak yang menggunakan
media massa dengan teknologi telematika modern sehingga informasi yang
disebarkan dapat cepat ditangkap oleh publik. Informasi tersebut berupa pesan
yang diterima oleh komunikan secara massa. Informasi yang sampai pada
khalayak merupakan informasi yang telah diseleksi terlebih dahulu oleh
gatekeeper dalam suatu organisai media massa. Khalayak dalam komunikasi massa adalah publik atau pemirsa yang bersifat heterogen dimana mereka telah
menerima informasi yang disebarkan oleh media massa (Bungin, 2008: 72).
Sementara umpan balik dalam komunikasi massa bersifat tertunda, namun seiring
dengan perkembangan jaman yang disertai dengan perkembangan teknologi
komunikasi seperti telepon dan internet maka umpan balik yang tertunda ini
sudah mulai ditinggalkan.
Terdapat beberapa defenisi komunikasi massa menurut para ahli yang
dirangkum menjadi satu kesatuan oleh Rakhmat, komunikasi massa diartikan
sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang
tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak serta elektronik sehingga
pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Ardianto, 2004: 7).
Berdasarkan defenisi komunikasi massa tersebut terdapat karakteristik
komunikasi massa yang membedakannya dengan jenis komunikasi lainnya.
Perbedaan yang dimaksud meliputi komponen-komponen yang terlibat di
dalamnya dan proses berlangsungnya komunikasi tersebut (Ardianto, 2004: 7).
Adapun yang menjadi karakteristik komunikasi massa yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
1. Komunikator terlembagakan (Ardianto, 2004: 8).
Komunikator dalam komunikasi massa adalah media massa itu sendiri.
Artinya adalah semua pihak yang bekerja dalam sebuah media massa
mulai dari wartawan, reporter hingga pada pimpinan redaksi yang bekerja
dalam suatu sistem yang telah terlembagakan sebagai suatu kesatuan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa komunikator dalam komunikasi massa
merupakan kumpulan individu-individu yang memiliki perannya
masing-masing dalam sebuah sistem media massa.
2. Informasi atau pesan yang disampaikan bersifat umum (Nurudin, 2004:
21).
Informasi atau pesan yang disampaikan dalam komunikasi massa
ditujukan kepada semua orang tidak hanya untuk sekelompok orang
tertentu saja. Dengan kata lain, pesan yang disampaikan tidak boleh
bersifat khusus karena pesan tersebut akan disampaikan kepada
masyarakat luas.
3. Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen
(Ardianto, 2004: 9).
Komunikasi massa bersifat anonim artinya pada komunikasi massa
komunikator tidak mengenal komunikan karena komunikasinya
menggunakan media dan tidak tatap muka. Selain bersifat anonim
komunikan pada komunikasi massa juga bersifat heterogen artinya adalah
komunikan terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda
karakteristik seperti pendapatan, usia, jenis kelamin, agama dan latar
belakang budaya.
Keserempakan media massa yang dimaksud adalah keserempaan kontak
dengan khalayak dalam jarak yang jauh dengan komunikator dimana
khalayak tersebut berada dalam keadaan yang terpisah satu sama lainnya.
5. Komunikasi berlangsung satu arah ( Nurudin, 2004: 23).
Komunikator tidak dapat melihat secara langsung respon dari
komunikannya atas informasi yang diberikan karena bersifat tertunda.
Dalam komunikasi massa tidak dapat terjadi pengendalian arus informasi.
6. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (Nurudin, 2004: 28).
Gatekeeper adalah orang atau pihak yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper yang dimaksud antara lain pimpinan redaksi, wartawan dan editor. Informasi yang berasal
dari media massa telah terlebih dahulu diseleksi oleh gatekeeper apakah informasi tersebut layak atau tidak untuk disebarkan.
2.1.1.3.Fungsi Komunikasi Massa
Secara umum fungsi komunikasi massa adalah menginformasikan
pesan-pesan lewat media massa yang digunakan. Namun secara spesifik Burhan Bungin
dalam bukunya “Sosiologi Komunikasi” (2008 : 79-81) menjelaskan beberapa
fungsi dari komunikasi massa, sebagai berikut :
1. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan ini dapat berupa peringatan dan kontrol sosial maupun
kegiatan persuasif sebagai aktivitas preventif. Dalam hal ini adalah upaya
memberi reward dan punishment kepada masyarakat. Media massa dapat memberikan reward kepada masyarakat yang bermanfaat dan fungsional bagi anggota masyarakat lainnya, namun akan memberi punishment
apabila aktivitasnya tidak bermanfaat bahkan merugikan fungsi-fungsi
sosial lainnya di masyarakat.
2. Fungsi Social Learning (Pembelajaran Sosial)
Fungsi utama dari komunikasi massa melalui media massa adalah
melakukan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa
bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat
dimaksudkan agar proses pencerahan itu berlangsung efektif dan efisien
dan menyebar secara bersamaan di masyarakat luas.
3. Fungsi Penyampaian Informasi
Komunikasi massa yang mengandalkan media massa memiliki fungsi
utama yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat
luas. Komunikasi massa memungkinkan informasi dari institusi publik
tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat sehingga
fungsi informatif tercapai dalam waktu cepat dan singkat.
4. Fungsi Hiburan
Komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama
karena
komunikasi massa menggunakan media massa sehingga fungsi hiburan
yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi
komunikasi massa. Fungsi hiburan tidak lepas dari fungsi-fungsi lainnya
dalam komunikasi massa.
2.1.2. Media Massa
2.1.2.1.Pengertian Media Massa
Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan
dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat
komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV (Cangara, 2002: 131).
Media massa dibagi menjadi dua yakni media cetak dan media elektronik. Media
massa cetak terdiri dari surat kabar, majalah, tabloid dan lain-lain, sedangkan
media massa elektronik terdiri dari televisi dan radio.
Media massa merupakan alat-alat dalam komunikasi yang dapat
menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audiens yang luas dan
heterogen. Kelebihan media massa dibandingkan dengan jenis komunikasi lain
adalah media massa dapat mengatasi hambatan ruang dan waktu bahkan media
massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas
2.1.2.2.Fungsi Media Massa
Menurut Muhtadi dalam bukunya “Jurnalistik Pendekatan Teori dan
Praktek” (1999: 84-85), fungsi dari media massa adalah sebagai berikut :
a. Menyiarkan informasi
Fungsi ini merupakan fungsi utama media massa, sebab masyarakat membeli
media tersebut adalah karena memerlukan informasi tentang berbagai hal
yang terjadi di dunia ini.
b. Mendidik
Dalam fungsi ini media memperlihatkan bahwa pesan-pesan atau
tulisan-tulisan yang disajikan oleh media massa mengandung pengetahuan serta
sekaligus dapat dijadikan media pendidikan massa.
c. Menghibur
Dalam memainkan fungsinya untuk menghibur, media massa biasanya
menyajikan rubrik-rubrik atau program-program yang bersifat hiburan.
d. Mempengaruhi
Melalui fungsi mempengaruhi pers memegang peranan penting dalam
tatanan
kehidupan masyarakat. Secara luas fungsi ini juga digunakan oleh media
untuk menguasai pendapat dan tanggapan dari masyarakat.
Ditinjau dari sasaran/komunikan media massa maka setiap manusia
menerima pesan apakah dari media cetak, elektronik atau online akan mengadakan reaksi yang berbeda-beda karena setiap manusia mempunyai
karakter dan kepentingan yang berbeda pula.
2.1.3. Televisi
2.1.3.1.Pengertian Televisi
Televisi sebagai media komunikasi massa berasal dari dua suku kata yaitu
tele yang berarti “jarak” dalam bahasa Yunani dan visi yang berarti “citra atau gambar” dalam bahasa Latin. Jadi kata televisi berarti suatu sistem penyajian
gambar berikut suaranya dari suatu tempat yang berjarak jauh (Olii, 2007: 69).
Sebagai salah satu media komunikasi massa, televisi merupakan media
seperti koran, majalah, radio dll. Hal ini dikarenakan khalayak yang menjadi
komunikan televisi dapat menerima informasi visual dan audiovisual secara
bersamaan.
2.1.3.2.Sejarah Pertelevisian di Indonesia
Kegiatan penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus
1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan pesta olahraga se-Asia IV
atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang
disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan status sampai sekarang. Selama
tahun 1962-1963 TVRI berada di udara rata-rata satu jam sehari dengan segala
kesederhanaannya. Pada tahun 1989, pemerintah memberikan izin operasi kepada
kelompok usaha Bimantara untuk membuka stasiun televisi TPI yang merupakan
stasiun televisi swasta pertama di Indonesia, disusul kemudian dengan RCTI,
SCTV, Indosiar dan ANTV. Sejak tahun 2000 muncul hampir serentak lima
stasiun televis swasta baru (Metro TV, Trans TV, Trans7, Tv One dan Global
TV) dan banyak lagi televisi lokal (Morrisan, 2004: 3).
2.1.3.3. Karakteristik Televisi
Sebagai salah satu bentuk media massa televisi memiliki karakteristik
tersendiri yang membedakannya dengan dengan bentuk media massa lainnya.
Adapun karakteristik televisi yang dimaksud adalah sebagai berikut (Usman,
2009 : 23) :
1. Media pandang dengar (audio visual)
Televisi adalah media pandang sekaligus media dengar dimana orang-orang
memandang gambar yang ditayangkan dan sekaligus mendengar atau
mencerna narasi dari gambar.
2. Mengutamakan gambar
Kekuatan dari televisi adalah dari gambar yang hidup sehingga lebih menarik
dibanding dengan media cetak.
Deadline atau tenggat televisi bisa disebut setiap detik karena televisi
mengutamakan kecepatan dan ini menjadi salah satu unsur yang menjadikan
berita televisi bernilai.
4. Bersifat sekilas
Jika media cetak mengutamakan dimensi ruang, televisi mengutamakan
dimensi waktu atau durasi.
5. Bersifat satu arah
Bersifat satu arah dalm arti pemirsa tidak bisa pada saat itu juga memberi
respons balik terhadap siaran televisi yang ditayangkan.
6. Daya jangkau luas
Televisi dapat menjangkau segala lapisan masyarakat, dengan berbagai latar
belakang sosial dan ekonomi.
2.1.4. Pemberitaan
2.1.4.1.Defenisi Berita dan Pemberitaan
Banyak orang mendefinisikan berita sesuai dengan sudut pandangnya
masing-masing. Dengan kata lain, dapat dikatakan belum ada defenisi berita
secara universal. Untuk memperkuat penyajian atas peristiwa apa yang sedang
kita pantau dan bagaimana menyajikannya, reporter pencari berita harus
mempunyai defenisi sendiri mengenai lingkup pekerjaannya.
Dalam buku Here’s the News yang dihimpun oleh Paul De Maeseneer, berita didefinisikan sebagai informasi baru tentang kejadian baru, penting, dan
bermakna (significant), yang berpengaruh pada para pendengarnya serta relevan dan layak dinikmati oleh mereka (Olii, 2007:25).
Defenisi berita tersebut mengandung unsur yang :
a) Baru dan penting
b) Bermakna dan berpengaruh
c) Menyangkut hidup orang banyak
d) Relevan dan menarik
Kategori berita merupakan kategori terbesar dalam sajian media. Berita
bisa saja berupa propaganda, informasi salah, dan informasi yang menyimpang
berita bukanlah cermin kondisi sosial, tetapi laporan tentang salah satu aspek
yang telah menonjolkannya sendiri. Dengan demikian, perhatian masyarakat
diarahkan pada hal-hal yang menonjol dan bernilai untuk diperhatikan.
Pemberitaan atau reportase adalah laporan lengkap ataupun interpretatif
(telah disajikan sebagaimana dianggap penting oleh redaksi pemberitaan) ataupun
berupa pemberitaan penyelidikan (investigatif reporting) yang merupakan
pengkajian fakta-fakta lengkap dengan latar belakang, trend/kecenderungan, yang
mungkin terjadi di masa mendatang.
2.1.4.2.Kriteria Umum Nilai Berita
Kriteria umum nilai berita merupakan acuan yang dapat digunakan oleh
para jurnalis, yakni para reporter dan editor, untuk memutuskan fakta yang pantas
dijadikan berita dan memilih mana yang lebih baik. Kriteria umum nilai berita
merujuk pada 9 hal di bawah ini, yaitu:
1. Keluarbiasaan (Unusualness)
Berita adalah sesuatu yang luar biasa.Oleh karena itu semakin besar suatui
peristiwa, semakin besar nilai berita yang ditimbulkannya. Nilai berita
peristiwa luar biasa dapat dilihat dari 5 aspek: lokasi peristiwa, waktu
peristiwa, jumlah korban, daya kejut peristiwa, dan dampak yang ditimbulkan
peristiwa tersebut.
2. Kebaruan (Newness)
Berita adalah semua apa yang terbaru. Berita adalah apa saja yang disebut
hasil karya terbaru. Oleh karena itu, semua hal yang baru, apa pun namanya,
pasti memiliki nilai berita.
3. Akibat (impact)
Berita adalah segala sesuatu yang berdampak luas.Suatu peristiwa tidak
jarang menimbulkan dampak besar dalam kehidupan masyarakat.
4. Aktual (Timeliness)
Berita adalah peristiwa yang sedang atau baru terjadi. Berita adalah apa yang
terjadi hari ini, apa yang masih belum diketahui tentang apa yang akan terjadi
dengan opini sebelumnya sehingga opini tersebut mengandung informasi
penting dan berarti.
5. Kedekatan (Proximity)
Berita adalah kedekatan.Kedekatan mengandung dua arti.Kedekatan geografis
dan kedekatan psikologis.Kedekatan geografis menunjuk pada suatu peristiwa
yang terjadi di sekitar tempat tinggal.Kedekatan Psikologis lebih banyak
ditentukan oleh tingkat keterikatan pikiran, perasaan dan kejiwaan seseorang
dengan suatu objek peristiwa.
6. Informasi (Information)
Berita adalah informasi. Menurut Wilbur Schramm, informasi adalah segala
yang menghilangkan ketidakpastian.
7. Konflik (Conflict)
Berita adalah konflik atau segala sesuatu yang mengandung unsur atau sarat
dengan dimensi pertentangan.Konflik dan pertentangan, merupakan sumber
berita yang tak pernah kering dan tak pernah habis.
8. Orang Penting (Prominence)
Berita adalah tentang orang-orang penting, orang-orang ternama, pesohor,
selebriti, figure publik. Orang-orang penting, orang-orang terkemuka, di mana
pun selalu membuat berita.
9. Ketertarikan Manusiawi (Human Interest)
Suatu peristiwa terkadang tidak menimbulkan efek berarti pada seseorang,
sekelompok orang, atau bahkan pada masyarakat, tetapi telah menimbulkan
getaran pada suasana hati, suasana kejiwaan, dan alam perasaannya.
10.Kejutan (Surprising)
Kejutan adalah sesuatu yang datangnya tiba-tiba, diluar dugaan, tidak
direncanakan, diluar perhitungan, tidak diketahui sebelumnya.
2.1.4.3.Kategorisasi Riset Pemberitaan
Dalam melakukan riset terhadap suatu bentuk pemberitaan pada sebuah
media dibutuhkan tolak ukur yang tepat. Oleh karena itu Mcquail (1992)
a) Faktualitas (Factualness)
Maint-point (apakah ada pencampuran antara fakta dan opini), nilai informasi (kedalaman berita), kemudahan untuk dipahami (readability),dapat tidaknya dikonfirmasi dengan sumber berita (checkability).
b) Keakuratan (Accuracy)
Verifikasi terhadap fakta, relevansi sumber berita, dan akurasi penyajian.
c) Kelengkapan isi berita (Completeness)
Mencakup 5W+1H (What, Who, Where, Why, When, How) d) Hubungan (Relevance)
Proximity psikografis, proximity geografis, timeless, significance, prominence, dan magnitude. Dengan kata lain, yang dimaksud relevan adalah berkaitan dengan nilai berita.
e) Keseimbangan (Balance)
Ada atau tidak ada “Source Bias” (penampilan satu sisi dalam penampilan, seperti ketidak seimbangan sumber berita), ada atau tidak ada “Slant” (kecenderungan/berita miring), dan ketidakseimbangan.
f) Netralitas (Neutrality)
Sensionalism, stereotype, junxtaposition (membandingkan dua hal yang tidak sebanding), dan linkages (membandingkan dua hal yang tidak relevan).
2.1.5. Teori S-O-R
2.1.5.1.Pengertian Teori S-O-R
Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semula berasal dari psikologi yang kemudian menjadi teori komunikasi karena
objek dan material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu
manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen: sikap, opini, perilaku,
kognisi, afeksi dan konasi.
Teori stimulus-respons ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar
yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu.
Dengan demikian, seseorang dapat menjelaskan suatu kaitan erat antara
terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
menyesuaikan antara pesan dan reaksi komunikan (Effendy, 2003:254).
2.1.5.2.Elemen-Elemen Teori S-O-R
McQuail (Bungin, 2008: 277) menjelaskan elemen-elemen utama dari
teori ini adalah:
(a) pesan (Stimulus);
(b) seorang penerima atau receiver(Organism); dan (c) efek (Respons).
Dalam penelitian ini dapat digambarkan unsur-unsur teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response) sebagai berikut:
Gambar 1
Unsur-unsur Teori S-O-R
2.1.6. Motivasi Belajar
2.1.6.1.Pengertian Motivasi Belajar
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam diri inividu, yang menyebabkan individu tersebut
bertindak dan berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat
diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan atau STIMULUS
Pemberitaan
ORGANISM
Siswa SMK Negeri 2 Medan
RESPONSE
pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu (Adi, 1994: 154).
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar
adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial
terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practise) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi belajar pada mulanya adalah suatu kecenderungan alamiah dari
diri umat manusia, tapi kemudian terbentuk sedemikian rupa dan secara
berangsur-angsur, tidak hanya sekedar menjadi penyebab dan mediator belajar
tetapi juga sebagai hasil belajar itu sendiri (Wlodkowski, 2004:19).
Motivasi mengacu pada apa yang dapat dicapai oleh seseorang sedangkan
“kemampuan” mengacu kepada apa yang dapat dilakukan seseorang. Oleh karena
itu, tujuan dari teori motivasi adalah untuk menjelaskan perilaku siswa dan
pengaruh dari perilaku tersebut di masa yang akan datang.
Dalam jurnal Tina Heafner (2004) yang berjudul Using Technology to Motivate Students to Learn Social Studies dikatakan bahwa teori-teori motivasi sebelumnya dapat dikategorikan sebagai bentuk-bentuk dari model nilai harapan
motivasi. Model ini berfokus pada tiga bagian yaitu :
• nilai (kepercayaan siswa akan kepentingan atau nilai sebuah tugas)
• harapan (kepercayaan siswa tentang kemampuan atau keahlian mereka
untuk melaksanakan sebuah tugas)
• sikap (reaksi emosional terhadap tugas dan evaluai harga diri)
Terdapat dua perspektif teoritis yang berbeda tentang belajar (Uno, 2008:
14), yaitu:
1. Teori Stimulus-Response (S-R).
Teori ini menunjukkan bahwa performa terampil berasal dari rantai unit-unit
S-R diskrit dan dipelajari secara terpisah.
2. Teori pemprosesan informasi kognitif.
Para peneliti menunjukkan bahwa suatu program motor (gerak) hierarkis
bukanlah suatu unit rantai Stimulus-Respons, tetapi ia dipelajari secara
2.1.6.2.Jenis-jenis motivasi
Dalam jurnal Hallgeir Nilsen (2009) yang berjudul Influence on Student Academic Behavior through Motivation, Self-Efficacy and Value Expectation: An Action Research Project to Improve Learning dikatakan bahwa teori self-determination (penetapan diri) membedakan antara berbagai jenis motivasi berdasarkan pada alasan atau tujuan yang berbeda yang mengakibatkan
berkembangnya sebuah tindakan
Perbedaan yang paling tampak adalah antara motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik:
Motivasi intrinsik adalah kecenderungan untuk melibatkan diri pada
tugas-tugas karena seseorang menganggapnya sebagai suatu hal yang
menarik dan menyenangkan. Siswa dengan motivasi intrinsik cenderung
bertahan dalam masalah-masalah yang rumit dan belajar dari kesalahan
mereka. Sebagai tambahan, motivasi intrinsik merupakan pusat dari
proses penggabungan melalui elemen pengetahuan eksternal seseorang
yang tergabung dengan pengetahuan baru.
Motivasi ekstrinsik adalah kecenderungan untuk terlibat dalam
tugas-tugas karena faktor yang tidak berhubungan dengan tugas-tugas tersebut seperti
adanya penghargaan atau hukuman. Contohnya untuk melewati ujian atau
mendapat nilai yang bagus.
2.1.6.3.Indikator Motivasi Belajar
Secara spesifik Uno dalam bukunya “Teori Motivasi & Pengukurannya”
(2008: 31) menyatakan bahwa hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal
dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
tingkah laku pada umumnya dengan beberapa indikator meliputi:
1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan
4) Adanya penghargaan dalam belajar
6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan
seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
2.2. Kerangka Konsep
Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena yang sama.
Konsep dibangun dari teori-teori yang digunakan untuk menjelaskan
variabel-variabel yang akan diteliti (Bungin, 2005: 57).
Adapun yang menjadi variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau
pendahulu dari variabel lainnya (Kriyantono, 2008: 21).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah “Pemberitaan mobil Kiat
Esemka”.
2. Variabel terikat (Y)
Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau unsur atau faktor yang ada atau
muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas (Nawawi,
1998: 56).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah “Motivasi belajar siswa SMK
Negeri 2 Medan”.
2.3. Operasional Variabel
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk
membentuk kesatuan dan kesesuaian dalam penelitian yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.1 Operasional Variabel
NO Variabel Teoritis Variabel Operasional
1 Variabel Bebas (X)
Pemberitaan Mobil Kiat
Faktual
Esemka Kelengkapan isi berita
Hasrat dan keinginan berhasil
Dorongan dan kebutuhan dalam belajar
Harapan dan cita-cita masa depan
Penghargaan
3 Karakteristik Responden Jenis Kelamin
Usia
Kelas
2.4 Defenisi Operasional
Definisi operasional merupakan suatu petunjuk pelaksanaan mengenai
cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Adapun yang menjadi definisi
operasional dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas (X), yaitu Pemberitaan Mobil Kiat Esemka di tvOne.
a) Faktual (Factualness)
Maint-point (apakah ada pencampuran antara fakta dan opini), nilai informasi (kedalaman berita), kemudahan untuk dipahami (readability),dapat tidaknya dikonfirmasi dengan sumber berita (checkability).
b) Keakuratan (Accuracy)
Verifikasi terhadap fakta, relevansi sumber berita, dan akurasi penyajian.
c) Kelengkapan isi berita (Completeness)
Mencakup 5W+1H (What, Who, Where, Why, When, How) d) Relevasi (Relevance)
Proximity psikografis, proximity geografis, timeless, significance, prominence,
dan magnitude. Dengan kata lain, yang dimaksud relevan adalah berkaitan dengan nilai berita.
Ada atau tidak ada “Source Bias” (penampilan satu sisi dalam penampilan,
seperti ketidakseimbangan sumber berita), ada atau tidak ada “Slant”
(kecenderungan/berita miring), dan ketidakseimbangan.
f) Netralitas (Neutrality)
Sensionalism, stereotype, junxtaposition (membandingkan dua hal yang tidak sebanding), dan linkages (membandingkan dua hal yang tidak relevan).
2. Variabel terikat (Y), yaitu Motivasi Belajar Siswa.
a) Hasrat dan keinginan berhasil
Terdapat hasrat serta keinginan untuk berhasil dalam diri masing-masing siswa
setelah melihat pemberitaan Mobil Kiat Esemka.
b) Dorongan dan kebutuhan dalam belajar
Masing – masing siswa memiliki dorongan yang muncul baik dari dalam diri
sendiri maupun dorongan dari luar untuk belajar sehingga belajar pun menjadi
kebutuhan yang harus dipenuhi.
c) Harapan dan cita – cita masa depan
Adanya harapan dan cita – cita yang hendak diraih pada masa depan yang
dapat dicapai dengan belajar dan berprestasi.
d) Penghargaan
Adanya penghargaan atas hasil belajar dan prestasi yang diraih siswa dalam
belajar.
3. Karakterisitik responden
a) Jenis kelamin: Jenis kelamin responden (pria atau wanita)
b) Usia: Umur responden
c) Kelas: Bangku kelas responden di SMK Negeri 2 Medan
2.5. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang merupakan dugaan atau terkaan
mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis merupakan
membuktikan kebenaran hipotesis itu lewat cara menguji hipotesis dengan data di
lapangan (Bungin, 2005:90).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ho : Tidak ada pengaruh pemberitaan mobil Kiat Esemka di tvOne terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 2 Medan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1. SMK Negeri 2 Medan
SMK Negeri 2 Medan merupakan SMK Kelompok Teknologi dan
Rekayasa tertua di propinsi Sumatera Utara, yang telah berdiri sejak tahun 1959
sebagai sekolah Negeri, dengan nama STM Negeri 1. Pada tahun 1967 sekolah
ini dijadikan sekolah negeri dengan nama SMK NEGERI 2 Medan, merupakan
Sekolah Teknik Menengah Negeri di Propinsi Sumatera Utara yang berstandar
Nasional, SMK Negeri 2 memiliki beberapa jurusan yaitu Jurusan Bangunan,
Mesin dan Listrik, dll. SMK NEGERI 2 Medan beralamat di Jl. STM No. 12. A
Medan Amplas, Medan.
SMK Negeri 2 Medan merupakan salah satu SMK Negeri yang mampu
menghasilkan lulusan terbaik yang nantinya siap terjun langsung ke dunia kerja.
Hal itu dapat tercapai karena SMK Negeri 2 Medan memiliki visi dan misi yang
jelas dan terarah. Adapun yang menjasi visi dan misi SMK Negeri 2 Medan
adalah sebagai berikut : • Visi :
”Terwujudnya lembaga Pendidikan dan Latihan yang handal dan mandiri” • Misi :
1. Terlengkap sarana praktek di SMK Negeri 2 Medan.
2. Menumbuhkan semangat keunggulan dan kompetitif secara
intensif kepada warga sekolah.
3. Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara optimal yang
berorentasi kepada pencapaian kompetensi berstandar Nasional
dan tetap mempertimbangkan potensi yang dimiliki oleh peserta
didik.
4. Menyiapkan manajemen pengelolaan sekolah dengan melibatkan
seluruh warga sekolah.
- Kepala Sekolah Sukardi, SPd, MM
-Wakasek Edukasi Drs. Patrionis, M.Pd
- Wakasek Manajemen Mutu Syamsul Qomar, M.Si
- Wakasek Kesiswaan Alden Hutapea
- Wakasek Sarana dan Prasarana Drs. Karman
- Wakasek Hubinmas Pardamean Pasaribu • Normatif
- Agama Islam R.Hutabarat
- Agama Islam Erna
- Agama Islam Muas daulay
- Agama Islam Rajab Nst
- Agama Kristen M Gultom
- PPKN M Siregar
- PPKN Dinas Tp Bolon
- PPKN Karyawan Karo-karo
- PPKN Sofa Ananda
- Bahasa Indonesia Nun Gahara Lbs
- Bahasa Indonesia Frida Samaria Sitorus
- Bahasa Indonesia Hasnah
- Bahasa Indonesia Maulub Siregar
- Penjaskes HW Nainggolan
- Penjaskes Wilsoan Sinaga
- Penjaskes Jonas Tarigan • Adaptif
- Matematika J Sitinjak
- Matematika Syamsul Qomar
- Matematika B. Simanjuntak
- Matematika Juni Parinduri
- Matematika T Panjaitan
- Matematika Sofia
- Matematika Amelia
- Bahasa Inggris RE Lumban Gaol
- Bahasa Inggris Suzanna SAS
- Bahasa Inggris Rifka Siregar
- Bahasa Inggris Juraini
- Bahasa Inggris Mira Elita
- Bahasa Inggris Tetty Sinaga
- Bahasa Inggris Asrulaningtyas
- Bahasa Inggris Bambang Irawan
- KKPI Muhammad Iskandar, S.Pd
- KKPI Supriadi
- KKPI Pantas Pasaribu
- Kewirausahaan Abdul Rahim
- Kewirausahaan Juli
- Kewirausahaan Hafni
- Fisika Jr Simatupang
- Fisika Suprianto
- Fisika Yonesman
- Fisika Anak Buhasna
- Kimia Herliaty Roselly
- Kimia Rapollo Banjar nahor
- Kimia Ainun Mardiah
- Kimia April Panjaitan
- Seni Budaya Pardamean Pasaribu
- Seni Budaya Purnama • Produktif Listrik
- Produktif Listrik S.A Tarigan
- Produktif Listrik Ali Makmur Siregar
- Produktif Listrik Pardamen Tarigan
- Produktif Listrik Jarian
- Produktif Listrik Arthadinata sitepu
- Produktif Listrik Resta Bukit
- Produktif Listrik Ranna Tarigan
- Produktif Listrik Ngadimin
- Produktif Listrik R M Naibaho
• Produktif Otomotif
- Produktif Otomotif Domu Hutasoit
- Produktif Otomotif Eltroma Putra
- Produktif Otomotif Roman Prayuda
- Produktif Otomotif Ahmad Irfan
- Produktif Otomotif Refriza Andriani
- Produktif Otomotif Surahman Ginting
- Produktif Otomotif Saroni
- Produktif Otomotif Naksir Tarigan
- Produktif Otomotif Rukurmin Sitepu
- Produktif Otomotif Irwan Sentosa Sitepu
- Produktif Otomotif Neguhi Karo-karo
- Produktif Otomotif Hiras Pasaribu
- Produktif Otomotif Alfred Simatupang • Produktif Mesin
- Produktif Mesin Azwar
- Produktif Mesin Syahrul Bahri Harahap
- Produktif Mesin Indra Nelson
- Produktif Mesin Jeneng Sembiring
- Produktif Mesin Sunardi Muchtar
- Produktif Mesin Sutasman
- Produktif Mesin Nambung Tarigan
- Produktif Mesin Paido Tambunan
- Produktif Mesin Nurmiaty Silalahi
- Produktif Mesin Ibnu
• Produktif Bangunan
- Produktif Bangunan Benry Siagian
- Produktif Bangunan Parlindungan Sianturi
- Produktif Bangunan Pol Karo-karo
- Produktif Bangunan Adventus Gultom
- Produktif Bangunan Siti Maimunah
- Produktif Bangunan Wagino
b. Pilihan Jurusan
Pilihan Jurusan terangkum dalam Kurikulum Pendidikan. Pengertian
kurikulum dapat diartikan sebagai sasaran untuk menentukan keterampilan
khusus sesuai bidang yang dipilih. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan
peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi
yang ada di daerah. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk
menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.Standar nasional pendidikan
terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana
dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan.
Adapun pilihan-pilihan jurusan yang terdapat di SMK Negeri 2 Medan adalah:
Teknik Bangunan Teknik Listrik
Teknik Mesin Perkakas Teknik Mekanik Otomotif
c. Fasilitas
Sarana dan prasarana atau dikenal dengan istilah fasilitas. Sarana dan
prasarana pendidikan dalam daftar istilah pendidikan dikenal pula sebutan alat
bantu pendidikan (teaching aids), yaitu segala macam peralatan yang dipakai guru untuk membantunya memudahkan melakukan kegiatan mengajar. Alat
bantu pendidikan ini yang pas untuk disebut sebagai sarana pendidikan. Jadi,
sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan guru untuk
pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan murid untuk
memudahkan mempelajari mata pelajaran. Sementara prasarana pendidikan
adalah segala macam peralatan, kelengkapan serta benda-benda yang digunakan
oleh guru dan murid untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan.
Fasilitas yang terdapat di SMK Negeri 2 Medan: • Ruang Pembelajaran
Ruang Teori Ruang Olahraga Ruang Lab. Bahasa Ruang Praktek Komputer Ruang Praktek Teknik Listrik Ruang Praktek Teknik Mesin Ruang Praktek Teknik Otomotif Ruang Praktek Teknik Gambar Ruang Praktek Konstruksi • Ruang Perkantoran
Ruang Kepala Sekolah Ruang Sidang/Rapat Ruang Tata Usaha Ruang Komite Sekolah Ruang Tamu
Ruang Bimbingan Kejuruan
Kegiatan ekstrakurikuler adalah satu wadah pembinaan siswa di sekolah.
Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari atas
tujuan dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang
beragam siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya.
Kegiatan-kegiatan siswa di sekolah khususnya kegiatan ekstrakurikuler
merupakan kegiatan yang terkoordinasi terarah dan terpadu dengan kegiatan lain
di sekolah, guna menunjang pencapaian tujuan kurikulum.
Yang dimaksud dengan kegiatan terkoordinasi di sini adalah kegiatan
yang dilaksanakan sesuai dengan program yang telah ditentukan. Dalam
pelaksanaannya kegiatan ekstrakurikuler dibimbing oleh guru, sehingga waktu
pelaksanaan berjalan dengan baik. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler di
sekolah ikut andil dalam menciptakan tingkat kecerdasan yang tinggi. Kegiatan
ini bukan termasuk materi pelajaran yang terpisah dari materi pelajaran lainnya,
bahwa dapat dilaksanakan di sela-sela penyampaian materi pelajaran, mengingat
kegiatan tersebut merupakan Bagian penting dari kurikulum sekolah
Kegiatan ekstrakurikuler di SMK Negeri 2 Medan meliputi :
Futsal
3.2. Metode Penelitian
Metode kuantitatif adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan tata cara
(metode) pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi hasil analisis untuk
mendapatkan informasi guna penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan.
Metode kuantitatif merupakan pendekatan yang menyangkut pendugaan
parameter, pengujian hipotesis, pembentukan selang kepercayaan, dan hubungan
antara dua sifat atau lebih bagi parameter-parameter yang mempunyai sebaran
(distribusi normal) tertentu yang diketahui.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif
korelasioanal yang berusaha menjelaskan suatu permasalahan atau gejala yang
lebih khusus dalam penjelasan antar dua objek. Metode penelitian ini bertujuan
untuk menemukan ada tidaknya hubungan, dan apabila ada, seberapa erat
hubungannya dan berarti atau tidaknya hubungan tersebut. Penelitian korelasional
ini bertujuan untuk melihat sejauhmanakah pemberitaan mobil Kiat Esemka yang
ditayangkan oleh tvOne, berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa SMK
Negeri 2 Medan.
Kelebihan menggunakan metode penelitian korelasional adalah dapat
mengukur hubungan diantara berbagai variabel, meramalkan variabel tidak jelas,
dan memudahkan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental (Rakhmat,
2004:43). Sedangkan kelemahannya adalah korelasi tidak selalu menunjukkan
hubungan kausalitas, walaupun kadang-kadang korelasi yang tinggi dapat
menunjukkan sebab-akibat (Rakhmat, 2004: 40).
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1.Populasi
Menurut Sugiyono (dalam Kriyantono, 2008:151) populasi sebagai
wilayah generalisasi terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan periset untuk dipelajari, kemudian ditarik
kelas X dan XI Jurusan Otomotif SMK Negeri 2 Medan dengan jumlah sebanyak
353 orang.
Berikut ini adalah tabel jumlah siswa kelas 1 dan 2 SMK Negeri 2 Medan yang
menjadi populasi dalam penelitian ini :
Tabel 3.1
Kelas Populasi
X KR 1 36 siswa
X KR 2 30 siswa
X KR 3 31 siswa
X KR 4 33 siswa
X SP 1 32 siswa
X SP 2 26 siswa
XI TKR 1 29 siswa
XI TKR 2 37 siswa
XI TKR 3 39 siswa
XI TKR 4 28 siswa
XI TKR 5 32 siswa
Total 353
Sumber: Arsip tata usaha SMK Negeri 2 Medan tahun ajaran 2011/2012
3.3.2.Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan
cara-cara tertentu (Nawawi, 1998: 144). Arikunto mengatakan jika jumlah
populasi hanya berkisar 100 orang ke bawah maka sebaiknya jumlah sampel
adalah jumlah keseluruhan populasi (total sampling), sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi, namun jika subjeknya besar, maka diambil antara
10-15% atau dari 20-25% dari jumlah populasi (Arikunto, 2002: 120).
Dari pendapat Arikunto tersebut, maka peneliti mengambil sampel sebanyak 20%
dari jumlah keseluruhan populasi.
Keterangan:
N = Jumlah sampel
n = Sampel
20% = Persentase yang ditentukan
Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel penelitian dapat dilihat sebagai
berikut:
n = 353/100 X 20
= 7060/100
= 70,6 ≈ 70
maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 70 orang.
3.4. Teknik Penarikan Sampel
Adapun teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Proporsional Stratified Sampling adalah pengambilan sampel dari setiap strata dalam jumlah yang proporsional dengan besar setiap strata. Teknik
pengambilan sampel ini bertujuan agar setiap strata atau bagian memiliki
kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Setelah jumlah sampel ditentukan,
maka di proporsionalkan untuk memperoleh jumlah sampel dari setiap
lingkungan dengan menggunakan rumus (Arikunto, 2002: 120), yaitu:
n=
�1��2 �Keterangan:
�
1= Jumlah populasi dalam setiap lingkungan�
2= Jumlah sampelN = Jumlah populasi
Tabel 3.2 Penarikan Sampel
Kelas Populasi Penarikan sampel Sampel Kelas X KR 1 36 siswa n= 36�70
353 = 7,1 7 siswa
Kelas X KR 2 30 siswa n= 30�70
Kelas X KR 3 31 siswa n= 31�70
TKR = Teknik Kendaraan Ringan
SP = Sepeda Motor
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data
melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan memdukung penelitian.
Dalam hal ini, penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku,
literatur, jurnal, internet serta tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian yang dilakukan dengan memgumpulkan data di lapangan yang
meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian. Dalam hal ini, penelitian
lapangan dilakukan melalui :
Kuesioner adalah kumpulan pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada
seseorang (yang dalam hal ini disebut responden) dan cara menjawabnya juga
dilakukan dengan tertulis (Arikunto, 2002:135). Jenis kuesioner yang
digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu sejumlah pertanyaan yang telah
disediakan jawabannya, sehingga responden hanya perlu memilih salah satu
jawaban saja. Penyebaran kuesioner pada penelitian ini dilakukan pada
tanggal 20-21 Juni 2012.
3.6. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan dipresentasikan (Singarimbun, 1995:263). Data yang diperoleh
dari hasil penelitian akan dianalisis dan diinterpretasikan. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Analisis Tabel Tunggal
Analisi data tunggal merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan
membagi-bagi variabe penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan
atas dasar frekuensi dan presentasi (Singarimbun, 1995:266).
2. Analisis Tabel Silang
Merupakan salah satu teknik yang dipergunakan untuk menganalisis dan
mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan yang lainnya.
Sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif
(Singarimbun, 1995:273).
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis
yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji hubungan diantara
kedua variabel yang dikorelasikan maka peneliti menggunakan rumus tata
�ℎ� = 1− 6− Ʃ�
2
�(�2−1)
Keterangan :
Rho = koefisien korelasi rank-order
d = perbedaan antara pasangan jenjang
Ʃ = sigma atau jumlah
N = jumlah individu dalam sampel
1 = bilangan konstan
6 = bilangan konstan
Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.
Jika rho < 0, maka hipotesis ditolak
Jika rho > 0, maka hipotesis diterima
Untuk menguji tingkat signifikan korelasi, maka digunkan rumus ������ pada
signifikan 0,05 sebagai berikut :
� =� � −2 1− �� 2
Keterangan :
t = nilai �ℎ�����
�� = nilai koefisien
n = jumlah sampel
Jika �ℎ����� < ������, maka hubungan tidak signifikan
Selanjutnya untuk mengatur kekuatan derajat hubungan digunakan nilai koefisien
Guilford, sebagai berikut (Kriyantono, 2008:168-169), yaitu :
≤ 0,20 = hubungan rendah sekali; lemah sekali
0,20 – 0,39 = hubungan rendah tapi pasti
0,40 – 0,70 = hubungan yang cukup berarti
0,71 – 0,90 = hubungan yang tinggi; kuat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Sebuah penelitian dapat dikatakan baik apabila data yang terdapat pada
penelitian tersebut valid dan dapat dibuktikan kebenarannya. Dalam
melaksanakan penelitian ini untuk memperoleh hasil yang maksimal maka
peneliti melaksanakan beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Pra Penelitian
Tahap awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pra penelitian di
lokasi penelitian yang berada di SMK Negeri 2 Medan. Dalam melakukan pra
penelitian, peneliti meminta ijin kepada pihak sekolah untuk melakukan
penelitian di SMK Negeri 2 Medan tersebut. Untuk mempermudah
memperoleh ijin dari pihak sekolah maka peneliti menyertakan surat ijin pra
penelitian dari Dekan FISIP USU.
2. Penelitian Kepustakaan (Studi Kepustakaan)
Penelitian kepustakaan merupakan penelitian yang mempelajari dan
mengumpulkan data-data dan literatur serta sumber bacaan yang relevan dan
mendukung penelitian ini. Penelitian kepustakaan berguna untuk mencari
data-data sekunder yang memiliki kaitan atau hubungan dengan penelitian.
3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada
responden sehingga diperoleh data primer sebagai hasil dari penelitian. Dalam
upaya memperoleh data mengenai pengaruh pemberitaan mobil Esemka
terhadap motivasi belaar siswa, maka peneliti menyebarkan kuesioner kepada
siswa SMK Negeri 2 Medan. Penyebaran kuesioner dilakukan kepada 70
orang responden yang dipilih melalui tehnik Proporsional Stratified Sampling.
Setelah kuesioner dibagikan dan diisi oleh seluruh responden yang
berjumlah 70 orang maka peneliti melakukan pengolahan data. Adapun
tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:
a. Penomoran kuesioner, kuesioner yang telah dikumpulkan kemudian diberi
nomor responden. Dalam penelitian ini, sampel berjumlah 70 orang, nomor
responden yang digunakan adalah 2 digit, yaitu dari 01 sampai 70.
b. Coding, proses pemindahan jawaban responden ke dalam kotak yang ada di kuesioner kedalam bentuk angka untuk mempermudah pengisian ke dalam
Foltron Cobol.
c. Editing, merupakan pemeriksaan kembali seluruh jawaban responden untuk memperjelas setiap jawaban serta menghindari kesalahan dalam pengisian
data.
d. Inventarisasi variabel, yaitu memindahkan data mentah yang diperoleh ke
dalam lembar Foltron Cobol sehingga memuat seluruh data dalam satu tabel. e. Tabulasi data, merupakan proses pemindahan data dari lembaran FC ke
dalam tabel tunggal yang disajikan secara lengkap dan rinci dengan kategori
frekuensi, persentase dan uraian yang disertai dengan analisis data.
4.3.Analisis Tabel Tunggal
Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan
cara membagi variabel ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar
frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang
terdiri dari kolom, yaitu sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori.
Berikut ini adalah pemaparan dan pembahasannya.
4.3.1 Karakteristik Responden
Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden
Frekuensi %
Pria 69 98,6
Total 70 100,0
Sumber: P.1/FC.3
Pada tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa dari total 70 orang responden 69
responden (98,6%) diantaranya berjenis kelamin pria dan hanya terdapat 1
responden (1,4%) yang berjenis kelamin wanita. Hal ini dikarenakan populasi di
SMK Negeri 2 Medan lebih didominasi oleh pria dimana SMK Negeri 2 Medan
merupakan sekolah menengah kejuruan dengan bidang keahlian teknik dan
bangunan.
Tabel 4.2 Usia Responden
Frekuensi %
14-15 tahun 9 12,9
16-17 tahun 56 80,0
18-19 tahun 5 7,1
Total 70 100,0
Sumber: P.2/FC.4
Pada tabel 4.2 di atas dapat dilihat rentang usia responden. Dari total 70
orang yang menjadi responden dalam penelitian ini terdapat 9 responden (12,9%)
yang berusia 14-15 tahun, 56 responden (80,0%) yang berusia 16-17 tahun dan 5
responden (7,1%) yang berusia 18-19 tahun. Berdasarkan tabel di atas dapat
digambarkan bahwa keseluruhan responden adalah remaja,dimana para ahli
sepakat bahwa rentangan masa remaja berlangsung dari usia 11-13 tahun sampai
dengan 18-20 tahun (Syamsudin, 2003: 130). Pada usia remaja seperti ini
seseorang masih dalam proses mencari jati dirinya sehingga relatif lebih mudah
untuk terpengaruh baik itu dari pengaruh yang dapat menguntungkan dirinya
maupun pengaruh yang merugikan dirinya sendiri.
Tabel 4.3 Kelas Responden