• Tidak ada hasil yang ditemukan

Standar Audit SA 800. Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Standar Audit SA 800. Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Sa 800

pertimbangan Khusus–audit atas laporan

Keuangan yang disusun Sesuai dengan

(2)

Standar audit 800

pErtimBanGan KHuSuS–audit ataS lapOran

KEuanGan YanG diSuSun SESuai dEnGan KEranGKa

BErtuJuan KHuSuS

(Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari 2013 (untuk Emiten), atau (ii) 1 Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten). Penerapan dini

dianjurkan untuk entitas selain Emiten.)

daFtar iSi

Paragraf pendahuluan Ruang Lingkup ... 1–3 Tanggal Efektif ... 4 tujuan ... 5 definisi ... 6–7 Ketentuan

Pertimbangan dalam Penerimaan Perikatan ... 8 Pertimbangan dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Audit 9–10 Perumusan Opini dan Pertimbangan dalam Pelaporan ... 11–14 Materi Penerapan dan Penjelasan Lainnya

Definisi Kerangka Bertujuan Khusus ... A1–A4 Pertimbangan dalam Penerima Perikatan... A5–A8 Pertimbangan dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Audit A9–A12 Perumusan Opini dan Pertimbangan dalam Pelaporan .... A13–A15 Standar Audit (“SA”) 800, “Pertimbangan Khusus–Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus”, harus dibaca bersama dengan SA 200, “Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit.”

(3)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 pEndaHuluan ruang lingkup

1. Standar Audit (”SA”) 100–700 diterapkan dalam audit atas laporan keuangan. SA 800 mengatur pertimbangan khusus dalam penerapan SA 100–700 dalam audit atas laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kerangka bertujuan khusus.

2. SA ini ditulis dalam konteks satu set lengkap laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kerangka bertujuan khusus. SA 8051 mengatur pertimbangan khusus yang relevan dengan audit atas suatu laporan keuangan tunggal atau atas suatu unsur, akun, atau pos tertentu dalam laporan keuangan. 3. SA ini tidak menghilangkan ketentuan yang tercantum dalam

SA–SA lain, dan juga tidak ditujukan untuk mengatur seluruh pertimbangan khusus yang mungkin relevan dengan kondisi perikatan.

tanggal Efektif

4. SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari 2013 (untuk Emiten), atau (ii) 1 Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain Emiten.

tuJuan

5. Tujuan auditor, ketika menerapkan SA dalam audit atas laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kerangka bertujuan khusus, adalah untuk menangani dengan tepat pertimbangan khusus yang relevan dengan hal-hal sebagai berikut: (a) Penerimaan perikatan;

(b) Perencanaan dan pelaksanaan perikatan tersebut; dan (c) Perumusan opini dan pelaporan atas laporan

keuangan.

1 SA 805, “Pertimbangan Khusus–Audit atas Laporan Keuangan Tunggal dan

(4)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 dEFiniSi

6. Untuk tujuan SA, istilah di bawah ini memiliki makna yang dijelaskan sebagai berikut:

(a) Laporan keuangan bertujuan khusus: Laporan keuangan yang disusun sesuai dengan suatu kerangka bertujuan khusus. (Ref: Para. A4)

(b) Kerangka bertujuan khusus: Suatu kerangka pelaporan keuangan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi keuangan bagi pengguna tertentu. Kerangka pelaporan keuangan dapat berupa suatu kerangka penyajian wajar atau kerangka kepatuhan.2 (Ref: Para. A1–A4)

7. Pengacuan pada “laporan keuangan” dalam SA ini berarti “satu set lengkap laporan keuangan bertujuan khusus, termasuk catatan atas laporan keuangan.” Catatan atas laporan keuangan pada umumnya mencakup suatu ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya. Ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku menentukan bentuk dan isi laporan keuangan, dan apa yang membentuk satu set lengkap laporan keuangan.

KEtEntuan

pertimbangan dalam penerimaan perikatan

Keberterimaan Kerangka Pelaporan Keuangan

8. SA 210 mengharuskan auditor untuk menentukan keberterimaan kerangka pelaporan keuangan yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan.3 Dalam suatu audit atas laporan keuangan bertujuan khusus, auditor harus memperoleh suatu pemahaman tentang: (Ref: Para. A5–A8) (a) Tujuan disusunnya laporan keuangan;

(b) Pengguna laporan keuangan yang dituju; dan

(c) Langkah-langkah yang dilakukan oleh manajemen untuk menentukan bahwa kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dapat diterima sesuai dengan kondisinya.

2 SA 200, “Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit

Berdasarkan Standar Audit,” paragraf 13(a).

(5)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

pertimbangan dalam perencanaan dan pelaksanaan audit 9. SA 200 mengharuskan auditor untuk mematuhi seluruh

SA yang relevan dengan audit.4 Dalam perencanaan dan pelaksanaan audit atas laporan keuangan bertujuan khusus, auditor harus menentukan apakah penerapan SA mengharuskan pertimbangan khusus sesuai dengan kondisi perikatan. (Ref: Para. A9–A12)

10. SA 315 mengharuskan auditor untuk memperoleh suatu pemahaman tentang pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi entitas.5 Dalam hal laporan keuangan disusun sesuai dengan klausul suatu kontrak, auditor harus memperoleh suatu pemahaman tentang setiap interpretasi signifikan atas kontrak yang dibuat oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan tersebut. Suatu interpretasi dianggap signifikan ketika penggunaan interpretasi lain yang wajar akan menghasilkan suatu perbedaan material dalam informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

perumusan Opini dan pertimbangan dalam pelaporan

11. Ketika merumuskan suatu opini dan melaporkan laporan keuangan bertujuan khusus, auditor harus menerapkan ketentuan dalam SA 700.6 (Ref: Para. A13)

Penjelasan tentang Kerangka Pelaporan Keuangan yang Berlaku

12. SA 700 mengharuskan auditor untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan mengacu atau menjelaskan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku secara memadai.7 Dalam hal laporan keuangan disusun sesuai dengan klausul suatu kontrak, auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan menjelaskan secara memadai setiap interpretasi signifikan atas kontrak yang mendasari penyusunan laporan keuangan.

4 SA 200, paragraf 18.

5 SA 315, “Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Melalui

Pemahaman Entitas dan Lingkungannya,” paragraf 11(c).

6 SA 700, “Perumusan suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan.” 7 SA 700, paragraf 15.

(6)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

13. SA 700 mengatur bentuk dan isi laporan auditor. Dalam hal laporan auditor atas laporan keuangan bertujuan khusus, auditor harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (a) Laporan auditor juga harus menjelaskan tujuan

disusunnya laporan keuangan, dan jika diperlukan, pengguna yang dituju, atau pengacuan pada suatu catatan atas laporan keuangan yang berisi informasi tentang hal tersebut; dan

(b) Jika manajemen memiliki suatu pilihan atas kerangka pelaporan keuangan dalam penyusunan laporan keuangan tersebut, penjelasan tentang tanggung jawab manajemen8 atas laporan keuangan juga harus dibuat sebagai suatu acuan pada tanggung jawabnya untuk menentukan bahwa kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dapat diterima sesuai dengan kondisinya.

Peringatan bagi Pengguna Laporan Auditor bahwa Laporan Keuangan Disusun sesuai dengan suatu Kerangka Pelaporan Khusus

14. Laporan auditor atas laporan keuangan bertujuan khusus harus mencantumkan suatu paragraf Penekanan suatu Hal yang memperingatkan pengguna laporan auditor bahwa laporan keuangan disusun sesuai dengan suatu kerangka bertujuan khusus dan bahwa, sebagai akibatnya, laporan keuangan belum tentu sesuai untuk tujuan lain. Auditor harus mencantumkan paragraf ini dengan menggunakan suatu judul yang tepat. (Ref: Para. A14–A15)

***

matEri pEnErapan dan pEnJElaSan lain

Definisi Kerangka Bertujuan Khusus (Ref: Para. 6)

A1. Contoh-contoh kerangka bertujuan khusus antara lain:

• Suatu basis akuntansi perpajakan untuk satu set laporan

keuangan yang melampiri surat pemberitahuan tahunan (“SPT”) entitas;

8 Atau istilah lain yang tepat dalam konteks kerangka hukum di yurisdiksi

(7)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

• Basis akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas untuk

informasi arus kas yang diharuskan oleh kreditur;

• Ketentuan pelaporan keuangan yang ditetapkan oleh

regulator untuk memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh regulator tersebut; atau

• Ketentuan pelaporan keuangan suatu kontrak, seperti

perjanjian obligasi, perjanjian pinjaman, atau hibah untuk suatu proyek.

A2. Kemungkinan terdapat kondisi yang di dalamnya kerangka bertujuan khusus didasarkan pada suatu kerangka pelaporan keuangan yang ditetapkan oleh suatu organisasi pengatur standar yang memiliki wewenang atau diakui, atau oleh peraturan perundang-undangan, tetapi tidak mematuhi seluruh ketentuan kerangka tersebut. Sebagai contoh, suatu kontrak yang mengharuskan laporan keuangan disusun sesuai dengan sebagian besar, tetapi tidak seluruh, ketentuan dalam Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Ketika hal ini dapat diterima dalam kondisi perikatan tersebut, adalah tidak tepat bagi penjelasan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dalam laporan keuangan bertujuan khusus untuk mengimplikasikan adanya suatu kepatuhan penuh dengan kerangka pelaporan keuangan yang ditetapkan oleh organisasi pengatur standar yang memiliki wewenang atau diakui, atau oleh peraturan perundang-undangan. Dalam contoh tentang kontrak di atas, penjelasan tentang kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dapat mengacu pada ketentuan pelaporan keuangan dari kontrak tersebut, daripada membuat suatu acuan pada Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

A3. Dalam kondisi yang dijelaskan dalam paragraf A2, kerangka bertujuan khusus belum tentu merupakan suatu kerangka penyajian wajar bahkan jika kerangka pelaporan keuangan yang menjadi dasar adalah suatu kerangka penyajian wajar. Hal ini karena kerangka bertujuan khusus belum tentu mematuhi seluruh ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang ditetapkan oleh organisasi pengatur standar yang memiliki wewenang atau diakui, atau oleh peraturan perundang-undangan, yang diperlukan untuk mencapai penyajian wajar laporan keuangan.

(8)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

A4. Laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kerangka bertujuan khusus mungkin merupakan satu-satunya laporan keuangan yang disusun oleh suatu entitas. Dalam kondisi tersebut, laporan keuangan tersebut mungkin digunakan oleh pihak-pihak selain mereka yang sebenarnya dituju berdasarkan rancangan kerangka pelaporan keuangan. Meskipun terdapat distribusi yang luas atas laporan keuangan dalam kondisi tersebut, laporan keuangan masih dipandang sebagai laporan keuangan bertujuan khusus untuk tujuan SA. Ketentuan dalam paragraf 13–14 dirancang untuk menghindari kesalahpahaman tentang tujuan disusunnya laporan keuangan.

pertimbangan dalam penerimaan perikatan

Keberterimaan Kerangka Pelaporan Keuangan (Ref: Para. 8) A5. Dalam hal laporan keuangan bertujuan khusus, kebutuhan

informasi keuangan dari pengguna yang dituju merupakan suatu faktor utama dalam penentuan tingkat keberterimaan kerangka pelaporan keuangan yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan.

A6. Kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dapat mencakup standar pelaporan keuangan yang ditetapkan oleh suatu organisasi yang memiliki wewenang atau diakui untuk menetapkan standar bagi laporan keuangan bertujuan khusus. Dalam kondisi tersebut, standar tersebut akan dianggap dapat diterima untuk tujuan tersebut jika organisasi tersebut mengikuti suatu proses yang terstandardisasi dan transparan yang melibatkan pemikiran dan pertimbangan atas pandangan dari pemangku kepentingan yang relevan. Dalam beberapa yurisdiksi, peraturan perundang-undangan dapat menentukan kerangka pelaporan keuangan yang digunakan oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan bertujuan khusus bagi entitas jenis tertentu. Sebagai contoh, regulator dapat menetapkan ketentuan pelaporan keuangan untuk memenuhi ketentuan regulator tersebut. Kecuali diatur lain, kerangka pelaporan keuangan tersebut dianggap dapat diterima untuk laporan keuangan bertujuan khusus yang disusun oleh entitas tersebut.

A7. Ketika standar pelaporan keuangan yang diacu dalam paragraf A6 ditambahkan dengan ketentuan legislatif atau

(9)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

regulasi, SA 210 mengharuskan auditor untuk menentukan apakah terdapat konflik antara standar pelaporan keuangan dengan ketentuan tambahan tersebut, dan menyarankan tindakan yang akan dilakukan oleh auditor jika konflik tersebut terjadi.9

A8. Kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dapat mencakup ketentuan pelaporan keuangan suatu kontrak, atau sumber-sumber selain sumber-sumber yang dijelaskan dalam paragraf A6 dan A7. Dalam hal tersebut, keberterimaan kerangka pelaporan keuangan dalam kondisi perikatan ditentukan dengan mempertimbangkan apakah kerangka tersebut memiliki atribut yang pada umumnya dimiliki oleh kerangka pelaporan keuangan yang dapat diterima sebagaimana dijelaskan dalam Lampiran 2 dari SA 210. Dalam hal kerangka bertujuan khusus, signifikansi yang relatif dari setiap atribut terhadap suatu perikatan tertentu yang umumnya dimiliki oleh kerangka pelaporan keuangan yang dapat diterima merupakan pertimbangan profesional. Sebagai contoh, untuk tujuan penetapan nilai aset bersih suatu entitas pada tanggal penjualan aset tersebut, penjual dan pembeli dapat menyepakati bahwa estimasi yang sangat hati-hati atas penyisihan piutang tidak tertagih sudah tepat untuk kebutuhan mereka, meskipun informasi keuangan tersebut tidak netral ketika dibandingkan dengan informasi keuangan yang disusun sesuai dengan suatu kerangka bertujuan umum. pertimbangan dalam perencanaan dan pelaksanaan audit(Ref: Para. 9)

A9. SA 200 mengharuskan auditor untuk mematuhi (a) ketentuan etika yang relevan, termasuk hal yang berkaitan dengan independensi, terkait dengan perikatan audit atas laporan keuangan, dan (b) semua SA yang relevan untuk audit. SA 200 juga mengharuskan auditor untuk mematuhi setiap ketentuan yang tercantum di dalam suatu SA kecuali jika, keseluruhan SA tidak relevan atau ketentuan yang tercantum di dalam SA tidak relevan terhadap kondisi audit, karena ketentuan tersebut bersifat kondisional, dan kondisi tersebut tidak ada. Dalam kondisi pengecualian, auditor dapat memutuskan

(10)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

untuk menyimpang dari ketentuan yang berlaku di dalam suatu SA dengan melaksanakan prosedur audit alternatif untuk mencapai tujuan ketentuan tersebut.10

A10. Penerapan beberapa ketentuan SA dalam suatu audit atas laporan keuangan bertujuan khusus menuntut pertimbangan khusus auditor. Sebagai contoh, dalam SA 320, pertimbangan tentang hal yang material bagi pengguna laporan keuangan didasarkan pada pertimbangan kebutuhan informasi keuangan umum pengguna laporan keuangan sebagai suatu kesatuan.11 Namun dalam kasus suatu audit atas laporan keuangan bertujuan khusus, pertimbangan tersebut didasarkan pada kebutuhan informasi keuangan pengguna yang dituju. A11. Dalam kasus laporan keuangan bertujuan khusus seperti

laporan yang disusun untuk memenuhi ketentuan suatu kontrak, manajemen dapat menyepakati dengan pengguna laporan keuangan bertujuan khusus, atas kesalahan penyajian yang teridentifikasi di bawah ambang batas tidak akan dikoreksi atau disesuaikan. Adanya ambang batas tersebut tidak membebaskan auditor dari keharusan untuk menentukan tingkat materialitas sesuai dengan SA 320, untuk tujuan perencanaan dan pelaksanaan audit atas laporan keuangan dengan tujuan khusus.

A12. Komunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola berdasarkan SA didasarkan pada hubungan antara pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dengan laporan keuangan yang diaudit. Terutama apakah pihak tersebut bertanggung jawab untuk mengawasi penyusunan laporan keuangan. Dalam kasus laporan keuangan bertujuan khusus, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola mungkin tidak memiliki tanggung jawab tersebut; sebagai contoh, pada saat laporan keuangan tersebut disusun semata-mata hanya untuk digunakan oleh manajemen. Dalam kasus ini,

10 SA 200, paragraf 14, 18, dan 22–23.

11 SA 320, “Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit,”

(11)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

ketentuan SA 26012 mungkin tidak relevan dalam audit atas laporan keuangan bertujuan khusus, kecuali jika auditor juga bertanggung jawab terhadap audit atas laporan keuangan bertujuan umum atau, sebagai contoh, auditor telah sepakat dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola untuk mengomunikasikan hal-hal relevan yang teridentifikasi selama audit atas laporan keuangan bertujuan khusus.

perumusan Opini dan pertimbangan dalam pelaporan

(Ref: Para. 11)

A13. Lampiran SA ini berisi ilustrasi laporan auditor atas laporan keuangan bertujuan khusus.

Peringatan bagi Pengguna Laporan Auditor bahwa Laporan Keuangan Disusun sesuai dengan suatu Kerangka Pelaporan Khusus (Ref: Para. 14)

A14. Laporan keuangan bertujuan khusus mungkin digunakan untuk tujuan selain tujuan awalnya. Sebagai contoh, badan pengatur dapat mengharuskan entitas tertentu untuk menempatkan laporan keuangan bertujuan khusus dalam dokumen publik. Untuk menghindari kesalahpahaman, auditor harus memperingatkan pengguna laporan auditor tersebut bahwa laporan keuangan disusun berdasarkan kerangka tujuan khusus, yang mungkin tidak sesuai dengan tujuan lain.

Pembatasan Distribusi atau Penggunaan (Ref: Para. 14)

A15. Selain peringatan yang diharuskan oleh paragraf 14, auditor dapat menganggap tepat untuk mengindikasikan bahwa laporan auditor hanya ditujukan bagi pengguna tertentu. Tergantung dari peraturan perundang-undangan suatu yurisidiksi, hal ini dapat dicapai dengan membatasi distribusi atau penggunaan laporan auditor. Dalam kondisi ini, paragraf yang diacu dalam paragraf 14 dapat diperluas untuk mencakup hal-hal lain tersebut di atas, dan oleh karena itu judul laporan auditor perlu dimodifikasi.

12 SA 260, “Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata

(12)
(13)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

lampiran 1

(Ref: Para. A13) ilustrasi laporan auditor atas laporan Keuangan Bertujuan Khusus

Ilustrasi 1: Suatu laporan auditor atas satu set lengkap laporan keuangan yang disusun sesuai dengan klausul pelaporan keuangan suatu kontrak (untuk tujuan ilustrasi ini digunakan kerangka kepatuhan).

Ilustrasi 2: Suatu laporan auditor atas satu set lengkap laporan keuangan yang disusun sesuai dengan basis akuntansi perpajakan dalam yurisdiksi X (untuk tujuan ilustrasi ini digunakan kerangka kepatuhan).

Ilustrasi 3: Suatu laporan auditor atas satu set lengkap laporan keuangan yang disusun sesuai dengan klausul pelaporan keuangan yang ditetapkan oleh regulator (untuk tujuan ilustrasi ini digunakan kerangka penyajian wajar).

(14)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 ilustrasi 1:

Kondisi yang mendasari ilustrasi ini adalah sebagai berikut:

Laporan keuangan telah disusun oleh manajemen

entitas sesuai dengan klausul pelaporan keuangan suatu kontrak (yaitu kerangka bertujuan khusus) untuk mematuhi ketentuan yang terdapat dalam kontrak tersebut. manajemen tidak memiliki pilihan atas kerangka pelaporan keuangan.

Kerangka pelaporan keuangan yang berlaku merupakan

kerangka kepatuhan.

Ketentuan perikatan audit mencerminkan penjelasan

tentang tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan dalam Sa 210.

Distrubusi dan penggunaan laporan auditor dibatasi.

lapOran auditOr i ndEpEndEn [Pihak yang dituju]

Kami telah mengaudit laporan keuangan PT ABC terlampir, yang terdiri dari laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 20X1, serta laporan laba-rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan suatu ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya. Laporan keuangan telah disusun oleh manajemen PT ABC berdasarkan klausul pelaporan keuangan yang tercantum dalam Pasal 27 dari kontrak bertanggal 1 January 20X1 antara PT ABC dengan PT DEF (“Kontrak”).

Tanggung Jawab Manajemen13 atas Laporan Keuangan

Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan ini sesuai dengan klausul pelaporan keuangan yang tercantum dalam Pasal 27 dari Kontrak, dan atas pengendalian internal yang dianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan tersebut bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.

13 Atau istilah lain yang tepat dalam konteks kerangka hukum di yurisdiksi

(15)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

Tanggung Jawab Auditor

Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan tersebut berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari kesalahan penyajian material.

Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angka-angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan entitas untuk merancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian internal entitas. Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta pengevaluasian atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit kami.

Opini

Menurut opini kami, laporan keuangan PT ABC terlampir untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 20X1 telah disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan klausul pelaporan keuangan yang tercantum dalam Pasal 27 dari Kontrak.

Basis Akuntansi serta Pembatasan Distribusi dan Penggunaan

Tanpa memodifikasi opini kami, kami menarik perhatian ke Catatan X atas laporan keuangan, yang menjelaskan basis akuntansi. Laporan keuangan disusun untuk membantu PT ABC mematuhi klausul pelaporan keuangan dari Kontrak tersebut di atas. Sebagai akibatnya, laporan keuangan belum tentu cocok untuk tujuan lain. Laporan kami ditujukan hanya untuk PT ABC dan PT DEF, dan tidak

(16)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

diperkenankan untuk didistribusikan ke/atau digunakan oleh pihak lain selain PT ABC dan PT DEF.

[Nama Kantor Akuntan Publik] [Tanda tangan rekan]

[Nama rekan]

[Nomor izin Akuntan Publik]

[Nomor izin Kantor Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat)]

[Tanggal laporan auditor]

[Alamat Kantor Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat)]

(17)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 ilustrasi 2:

Kondisi yang mendasari ilustrasi ini adalah sebagai berikut:

Laporan keuangan telah disusun oleh manajemen suatu

persekutuan sesuai dengan basis akuntansi perpajakan dalam Yurisdiksi X (kerangka bertujuan khusus) dalam rangka membantu rekan persekutuan dalam menyusun surat pemberitahuan (“Spt”) pajak rekan secara individual. manajemen tidak memiliki suatu pilihan dalam menentukan kerangka pelaporan keuangan.

Kerangka pelaporan keuangan yang berlaku adalah suatu

kerangka kepatuhan.

Ketentuan perikatan audit mencerminkan penjelasan

tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan dalam Sa 210.

Distribusi laporan auditor dibatasi.

lapOran auditOr indEpEndEn [Pihak yang dituju]

Kami telah mengaudit laporan keuangan Persekutuan ABC terlampir, yang terdiri dari laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 20X1, serta laporan laba-rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan suatu ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya. Laporan keuangan telah disusun oleh manajemen dengan menggunakan basis akuntansi perpajakan dalam Yurisdiksi X.

Tanggung Jawab Manajemen14 atas Laporan Keuangan

Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan ini sesuai dengan basis akuntansi perpajakan dalam Yurisdiksi X, dan atas pengendalian internal yang dianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.

Tanggung Jawab Auditor

Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas

14 Atau istilah lain yang tepat dalam konteks kerangka hukum di yurisdiksi

(18)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

laporan keuangan ini berdasarkan audit kami. Kami melakukan audit berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari kesalahan penyajian material.

Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angka-angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan persekutuan untuk merancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian internal persekutuan tersebut. Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta pengevaluasian atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit kami.

Opini

Menurut opini kami, laporan keuangan Persekutuan ABC terlampir untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 20X1 telah disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan [jelaskan Undang-Undang Pajak Penghasilan yang berlaku] Yurisdiksi X.

Basis Akuntansi dan Pembatasan Distribusi

Tanpa memodifikasi opini kami, kami menaruh perhatian ke Catatan X atas laporan keuangan yang menjelaskan basis akuntansi. Laporan keuangan ini disusun untuk membantu rekan-rekan Persekutuan ABC dalam menyusun surat pemberitahuan (“SPT”) pajak penghasilan rekan secara individual. Sebagai akibatnya, laporan keuangan ini belum tentu cocok untuk tujuan lain. Laporan kami ditujukan hanya untuk Persekutuan ABC dan tidak diperkenankan untuk didistribusikan ke pihak lain selain Persekutuan ABC atau para rekannya.

(19)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

[Nama Kantor Akuntan Publik] [Tanda tangan rekan]

[Nama rekan]

[Nomor izin Akuntan Publik]

[Nomor izin Kantor Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat)]

[Tanggal laporan auditor]

[Alamat Kantor Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat)]

(20)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 ilustrasi 3:

Kondisi yang mendasari ilustrasi ini adalah sebagai berikut:

Laporan keuangan telah disusun oleh manajemen entitas

sesuai dengan ketentuan pelaporan keuangan yang ditetapkan oleh regulator (kerangka bertujuan khusus) dengan tujuan untuk memenuhi ketentuan badan pengatur tersebut. manajemen tidak memiliki pilihan kerangka pelaporan keuangan.

Kerangka pelaporan keuangan yang berlaku adalah

kerangka penyajian wajar.

Ketentuan perikatan audit mencerminkan penjelasan

tentang tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan dalam Sa 210.

Distribusi atau penggunaan laporan auditor tidak

dibatasi.

Paragraf Hal Lain mengacu kepada fakta bahwa auditor

juga telah menerbitkan laporan auditor atas laporan keuangan yang disusun oleh pt aBC untuk periode yang sama sesuai dengan kerangka bertujuan umum.

lapOran auditOr indEpEndEn [Pihak yang dituju]

Kami telah mengaudit laporan keuangan PT ABC terlampir, yang terdiri dari laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 20X1, serta laporan laba-rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan suatu ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya. Laporan keuangan telah disusun oleh manajemen berdasarkan ketentuan pelaporan keuangan pada Bagian Y Peraturan Z.

Tanggung Jawab Manajemen15 atas Laporan Keuangan

Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan ini sesuai dengan ketentuan pelaporan keuangan pada Bagian Y Peraturan Z, dan atas pengendalian internal yang dianggap perlu oleh

15 Atau istilah lain yang tepat dalam konteks kerangka hukum di yurisdiksi

(21)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.

Tanggung Jawab Auditor

Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan ini berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari kesalahan penyajian material.

Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angka-angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam menilai risiko tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dengan penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan entitas untuk merancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian internal entitas.16 Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta pengevaluasian atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit kami.

Opini

Menurut opini kami, laporan keuangan terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT ABC

16 Dalam kondisi ketika auditor juga bertanggung jawab untuk menyatakan suatu

opini atas efektivitas pengendalian internal bersamaan dengan audit atas laporan keuangan konsolidasian, kalimat tersebut disusun sebagai berikut: “Dalam melakukan penilaian risiko, auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan entitas untuk merancang prosedur audit yang tepat sesuai kondisi.”

(22)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

tanggal 31 Desember 20X1, serta kinerja keuangan dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan ketentuan pelaporan keuangan pada Bagian Y Peraturan Z.

Basis Akuntansi

Tanpa memodifikasi opini kami, kami menaruh perhatian ke Catatan X atas laporan keuangan, yang menjelaskan tentang basis akuntansi. Laporan keuangan PT ABC disusun dengan tujuan untuk memenuhi ketentuan yang dibuat oleh Regulator DEF. Sebagai akibatnya, laporan keuangan ini belum tentu cocok untuk tujuan lain.

Hal Lain

PT ABC telah menyusun satu set laporan keuangan terpisah untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20X1 sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan atas laporan keuangan tersebut kami telah menerbitkan laporan auditor bertanggal 31 Maret 20X2 secara terpisah dan ditujukan untuk pemegang saham PT ABC.

[Nama Kantor Akuntan Publik] [Tanda tangan rekan]

[Nama rekan]

[Nomor izin Akuntan Publik]

[Nomor izin Kantor Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat)]

[Tanggal laporan auditor]

[Alamat Kantor Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat)]

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya penelitian ini akan memberikan informasi bagi Lembaga Keungan Mikro Syariah (LKMS) untuk melakukan penerapan pengendalian internal atas pelaporan keuangan

Jika unsur, akun, atau pos tertentu disusun sesuai dengan persyaratan atau ketentuan pelaporan keuangan yang diatur dalam suatu kontrak atau perjanjian yang menghasilkan

Bentuk baku laporan auditor independen tanpa modifikasian dalam bahasa Inggris atas audit yang dilakukan berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh IAPI terhadap laporan

Auditor bertanggung jawab untuk memperoleh bukti audt yang cukup dan tepat tentang peristiwa yang terjadi antara tanggal laporan keuangan dan tanggal laporan auditor,

Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan di lndonesia, dan atas

Pimpinan BLU atau pimpinan unit BLU bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan BLU yang disertai dengan surat pernyataan tanggung jawab yang berisikan