• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT COLORPAK INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT COLORPAK INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PT COLORPAK INDONESIA Tbk

DAN ANAK PERUSAHAAN

Laporan Keuangan Konsolidasian

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada

Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009

Beserta

(2)

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 BESERTA

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

DAFTAR ISI

Halaman Pernyataan Direksi

Laporan Auditor Independen …...……….………… i Neraca Konsolidasian ………….……….…. 1-2 Laporan Laba Rugi Konsolidasian ….……….………… 3 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian .………...…………....………….. 4 Laporan Arus Kas Konsolidasian ……….…………...……... 5 Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian ………... 6 - 36 Informasi Konsolidasian………...….. 36 Neraca - Perusahaan Induk ………….………....…. Lampiran 1 Laporan Laba Rugi - Perusahaan Induk ….………....………… Lampiran 2 Laporan Perubahan Ekuitas - Perusahaan Induk ….……….……...…….. Lampiran 3 Laporan Arus Kas - Perusahaan Induk ………...….. Lampiran 4

(3)

SURAT PERNYATAAN DIREKSI

TENTANG

TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2O1O

DAN PERIODE 31 DESEMBER 2OO9

PT. COLORPAK INDONESIA TBK

Kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama

Alamat Kantor

Alamat Domisili/sesuai KTP atau

Kartu identitas lain

Nomor Telepon

Jabatan

Santoso Jiemy

Jl. Industri II Blok F No. 7 Pasirjaya

Jatiuwung Tangerang 15135

Jl. Cideng Barat No. 15 Jakarta Pusat.

021- 59019

62 F ax : 021-5901963

Direktur Utama.

Menyatakan bahwa :

Bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan.

Laporan keuangan perusahaan

telah disusun dan disajikan sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum;

3. a. Sesuai informasi dalam laporan keuangan perusahaan

telah dimuat secara

lengkap dan benar.

b. Laporan keuangan perusahaan

tidak mengandung informasi atau fakta material

yang tidak benar, dan tidak menghilangkan informasi atau fakta material.

4. Bertanggung jawab atas system pengendalian interen dalam perusahaan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Tangerang, 11 Maret 2011

PT. Colorpak Indonesia Tbk

1 .

2 .

PI Colopok Indonesio,

Ibk.

Printing

lnk Monufocturer

Jl, Industri

ll Blok

F No, 7 Posir

Joyo, Jotiuwung

ph: (021)

5901962

(hunting)

fox (021)

590'1963

Torqerong I5135

(4)

r

r

r

r

tr

tr

r

tr

r

r

r

r

r

r-{

1_

r

4

l-.

r-{

l-r

r

r

r

L-.4

l_

H

I

r

)1

l_

l-{

L '

r

r

r

r

l--{ l -I

i{

Gedung Jaya 4" Floor

Jl. M.H. Thamrin No. 12, Jakarta 10340, Indonesia Phone : (62-21) 31908550

Fax : (62-21) 31908502

Laporan

No.: 0078/TPT-GA/MS/201

1

Laporan

Auditor Independen

Pemegang

Saham, Dewan Komisaris

dan Direksi

PT Colorpak Indonesia

Tbk

Kami telah mengaudit

neraca konsolidasian

PT Colorpak

Indonesia

Tbk ("Perusahaan")

dan Anak Perusahaan

tanggal 31 Desember

2010 dan 2009, serta laporan laba rugi

konsolidasian, laporan perubahan ekuitas konsolidasian dan laporan arus kas

konsolidasian

untuk

tahun yang berakhir

pada

tanggal-tanggal

tersebut.

Laporan

keuangan

konsolidasian

adalah tanggung

jawab manajemen

Perusahaan.

Tanggung

jawab kami

terletak

pada pernyataan

pendapat

atas laporan

keuangan

konsolidasian

berdasarkan

audit

kami.

Kami melaksanakan

audit berdasarkan

standar

auditing

yang ditetapkan

Institut

Akuntan

Publik

Indonesia.

Standar

tersebut

mengharuskan

kami merencanakan

dan melaksanakan

audit agar kami memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan

konsolidasian

bebas dari salah saji material.

Suatu audit meliputi

pemeriksaan,

atas dasar

pengujian,

bukti-bukti

yang mendukung

jumlah-jumlah

dan pengungkapan

dalam laporan

keuangan konsolidasian.

Audit kami meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang

digunakan

dan estimasi

signifikan

yang dibuat oleh manajemen,

serta penilaian

terhadap

penyajian

laporan

keuangan

konsolidasian

secara keseluruhan.

Kami yakin bahwa audit

kami memberikan

dasar

yang memadai

untuk

menyatakan

pendapat.

Menurut pendapat kami, laporan keuangan konsolidasian

tersebut di atas menyajikan

secara

wajar,

dalam semua hal yang material,

posisi

keuangan

konsolidasian

Perusahaan

dan Anak Perusahaan

tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, serta hasil usaha

konsolidasian

dan arus kas konsolidasian

untuk

tahun yang berakhir

pada tanggaltanggal

tersebut

sesuai

dengan

prinsip

akuntansiyang

berlaku

umum

di Indonesia.

TJAHJADI

/PRADHONO

& TERAMIHARDJA

,q

Meilvn Soetiono.

SE.. Ak.. CPA

ljin Akuntan

Publik No. 08.1.1012

1 1 M a r e t

2 0 1 1

(5)

1

31 DESEMBER 2010 DAN 2009

(disajikan dalam satuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2010 2009*)

ASET

ASET LANCAR

Kas dan bank 2l, 3, 22 9.435.631.304 5.398.758.478

Piutang usaha 2c, 2l, 9, 22

Pihak ketiga 4 125.269.022.115 108.030.633.661 Pihak hubungan istimewa 2d, 4, 23 3.934.368.360 2.552.604.098 Piutang lain-lain 2c, 2l, 22 128.868.751 258.611.751 Persediaan 2e, 5, 9 82.424.270.814 68.458.457.208 Pajak Pertambahan Nilai dibayar di muka 2.213.024.080 - Biaya dibayar di muka dan uang muka 2f, 6 4.413.983.037 737.579.966

Jumlah Aset Lancar 227.819.168.461 185.436.645.162

ASET TIDAK LANCAR

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 20.185.971.858 pada tahun 2010 dan Rp 15.954.135.563

pada tahun 2009 2g, 7, 20 32.568.191.469 31.727.361.176 Aset pajak tangguhan 2k, 11d 2.579.870.519 2.034.874.031

Aset lain-lain 8 12.423.500.000 -

Jumlah Aset Tidak Lancar 47.571.561.988 33.762.235.207

JUMLAH ASET 275.390.730.449 219.198.880.369

*) Tidak termasuk laporan keuangan PT Colorpak Flexible Indonesia, yang didirikan pada tanggal 6 Mei 2010 (Catatan 1c).

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan

(6)

2

(disajikan dalam satuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2010 2009*)

KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR

Hutang bank jangka pendek 2l, 9, 22, 23 80.073.158.254 65.522.947.690

Hutang usaha

Pihak ketiga 2l, 10, 22 38.957.465.596 25.287.157.079 Pihak hubungan istimewa 2d, 2l, 10, 22,

23

18.500.000 18.500.000 Biaya masih harus dibayar 767.948.786 1.896.678.347

Hutang pajak 11a 1.966.818.636 4.186.103.536

Hutang bank jangka panjang - yang akan

jatuh tempo dalam satu tahun 2l, 12, 22 1.666.666.667 - Jumlah Kewajiban Lancar 123.450.557.939 96.911.386.652

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

Hutang bank - setelah dikurangi jumlah yang

jatuh tempo dalam satu tahun 2l, 12, 22 8.333.333.333 - Estimasi kewajiban imbalan kerja karyawan 2i, 13 9.095.809.395 6.978.581.008 Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 17.429.142.728 6.978.581.008

Jumlah Kewajiban 140.879.700.667 103.889.967.660

HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI

2b

11.946.053 -

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham

Modal dasar - 1.000.000.000 saham

Modal ditempatkan dan disetor penuh -

306.338.500 saham 14 30.633.850.000 30.633.850.000 Tambahan modal disetor - bersih 15 3.879.230.599 3.879.230.599

Saldo laba Dicadangkan 16 4.796.415.306 3.250.944.956 Tidak dicadangkan 7 95.189.587.824 77.544.887.154 Jumlah Ekuitas 134.499.083.729 115.308.912.709 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

275.390.730.449 219.198.880.369

*) Tidak termasuk laporan keuangan PT Colorpak Flexible Indonesia, yang didirikan pada tanggal

6 Mei 2010 (Catatan 1c).

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan

(7)

3

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (disajikan dalam satuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2010 2009*)

PENJUALAN BERSIH 2h, 17, 23, 25 516.581.827.788 447.956.185.580

BEBAN POKOK PENJUALAN 2h, 7, 18, 23,

25 454.572.061.193 379.802.516.235 LABA KOTOR 25 62.009.766.595 68.153.669.345 BEBAN USAHA 2h Beban penjualan 19 5.352.073.903 5.589.295.960

Beban umum dan administrasi 2i, 7, 13, 20 17.362.828.146 16.984.119.010

Jumlah Beban Usaha 22.714.902.049 22.573.414.970

LABA USAHA 39.294.864.546 45.580.254.375

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Laba selisih kurs – bersih 2j 893.910.479 4.482.226.974

Laba penjualan aset tetap 2g, 7 130.000.000 18.465.160

Penghasilan bunga 28.946.322 180.606.143

Beban bunga (2.286.470.984) (4.228.145.341)

Beban pajak dan denda 11e (142.134.828) (2.163.480.786)

Lain-lain - bersih - 119.067.647

Jumlah beban lain-lain - bersih (1.375.749.011) (1.591.260.203)

LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK

PENGHASILAN 37.919.115.535 43.988.994.172

MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN 2k, 11b

Kini 11c (10.020.572.250) (13.111.238.280)

Tangguhan 11d 544.996.488 31.651.099

Jumlah Beban Pajak Penghasilan (9.475.575.762) (13.079.587.181)

LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG

DIKONSOLIDASI 28.443.539.773 30.909.406.991

HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI

2b

(1.946.053) -

LABA BERSIH 28.441.593.720 30.909.406.991

LABA BERSIH PER SAHAM 2n 93 101

*) Tidak termasuk laporan keuangan PT Colorpak Flexible Indonesia, yang didirikan pada tanggal

6 Mei 2010 (Catatan 1c).

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan

(8)

4

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (disajikan dalam satuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Saldo Laba

Catatan Modal Saham Tambahan

Modal Disetor Dicadangkan Tidak Dicadangkan Jumlah Ekuitas Saldo, 1 Januari 2009 30.633.850.000 3.879.230.599 2.245.530.168 53.645.129.550 90.403.740.317 Dividen tunai 16 - - - (6.004.234.599) (6.004.234.599) Cadangan umum 16 - - 1.005.414.788 (1.005.414.788) -

Laba bersih tahun 2009*) - - - 30.909.406.991 30.909.406.991

Saldo, 31 Desember 2009*) 30.633.850.000 3.879.230.599 3.250.944.956 77.544.887.154 115.308.912.709

Dividen tunai 16 - - - (9.251.422.700) (9.251.422.700)

Cadangan umum 16 - - 1.545.470.350 (1.545.470.350) -

Laba bersih tahun 2010 - - - 28.441.593.720 28.441.593.720

Saldo, 31 Desember 2010 30.633.850.000 3.879.230.599 4.796.415.306 95.189.587.824 134.499.083.729

*) Tidak termasuk laporan keuangan PT Colorpak Flexible Indonesia, yang didirikan pada tanggal 6 Mei 2010 (Catatan 1c).

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan

(9)

5

PT COLORPAK INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (disajikan dalam satuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2010 2009*)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari:

Pelanggan 497.961.675.070 485.212.986.374

Penghasilan bunga 28.946.322 180.606.143

Pembayaran kas untuk:

Pemasok (454.867.566.282) (388.693.540.572)

Karyawan (7.353.904.657) (4.161.190.419)

Beban usaha (15.641.330.094) (8.539.002.971)

Pajak (14.452.881.230) (11.934.888.199)

Lain-lain 722.276.057 110.042.449

Arus kas sebelum pos luar biasa 6.397.215.186 72.175.012.805

Penerimaan dari klaim asuransi - 7.863.367.385

Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi 6.397.215.186 80.038.380.190

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Uang muka pembelian tanah dan bangunan (12.423.500.000) -

Pembelian aset tetap (5.365.630.224) (11.222.162.013)

Penjualan aset tetap 130.000.000 45.000.000

Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi (17.659.130.224) (11.177.162.013)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Perolehan (pembayaran) hutang bank 24.550.210.564 (61.499.182.811)

Pembagian dividen tunai (9.251.422.700) (6.004.234.599)

Arus kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas

pendanaan 15.298.787.864 (67.503.417.410)

KENAIKAN BERSIH KAS DAN BANK 4.036.872.826 1.357.800.767

KAS DAN BANK AWAL TAHUN 5.398.758.478 4.040.957.711

KAS DAN BANK AKHIR TAHUN 9.435.631.304 5.398.758.478

*) Tidak termasuk laporan keuangan PT Colorpak Flexible Indonesia, yang didirikan pada tanggal

6 Mei 2010 (Catatan 1c).

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan

(10)

6 1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT Colorpak Indonesia Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Indonesia dalam rangka Penanaman

Modal Asing (PMA) dengan Akta Notaris Tegoeh Hartanto, S.H., No. 86 tanggal 15 September 1988. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik

Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-10158.HT.01.01.TH.88 tanggal 7 November 1988 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 38 tanggal 11 Mei 1990 Tambahan No. 1683. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir adalah dengan Akta Notaris Leolin Jayayanti, SH, No. 11 tanggal 8 Agustus 2008 antara lain mengenai perubahan anggaran dasar Perusahaan yang disesuaikan dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas Republik Indonesia No. 40 tahun 2007. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-71015.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 8 Oktober 2008, dan diumumkan dalam Berita Negara No. 97 tanggal 2 Desember 2008 Tambahan No. 26184.

Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan dari didirikannya Perusahaan adalah berusaha dalam bidang industri tinta cetak dan sejenisnya. Saat ini, Perusahaan juga berusaha dalam bidang perdagangan BOPP, PET Film, Adhesive dan Plastik resin.

Perusahaan berkedudukan di Jalan Industri II Blok F/7 Pasir Jaya, Jatiuwung Tangerang 15135.

Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1989. Sejak tahun 2009, kapasitas produksi Perusahaan telah mencapai 10.000 metrik ton per tahun dan hasil produksinya dipasarkan di pasar lokal.

b. Penawaran Umum Perdana Efek Perusahaan

Pada tanggal 9 November 2001, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) melalui surat No. S-278/PM/2001 untuk menawarkan 50.000.000 lembar sahamnya yang bernilai nominal Rp 100 per saham di bursa efek dengan harga penawaran Rp 200 per saham.

Selain itu, pada penawaran perdana tersebut, Perusahaan juga memberikan Waran Seri I (“Waran“) secara cuma-cuma dimana setiap pemegang 1 saham baru, Perusahaan memperoleh 1 Waran yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga pelaksanaan sebesar Rp 250. Waran tersebut berjangka waktu pelaksanaan 3 tahun dan dapat dilaksanakan (exercised) mulai tanggal 23 November 2001 hingga 23 November 2004.

Saham dan Waran Perusahaan tersebut mulai diperdagangkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 30 November 2001.

c. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi

Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan memiliki penyertaan saham pada Anak Perusahaan dengan rincian sebagai berikut:

Anak Perusahaan Domisili Tahun Beroperasi Persentase Kepemilikan

Jumlah Aset Aktivitas Utama PT Colorpak

Flexible Indonesia

(11)

7 1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN (lanjutan)

d. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi serta Karyawan

Susunan dewan komisaris dan direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, masing-masing berdasarkan Akta Notaris Leolin Jayayanti S.H, No. 25 tanggal 18 Juni 2010 dan Akta Notaris Leolin Jayayanti S.H, No. 20 tanggal 12 Juni 2009, adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris

 Komisaris Utama : Tn. Winardi Pranatajaya

 Komisaris : Ny. Tjia Hwie Tjin

 Komisaris Independen : Tn. Johanes Susilo Direksi

 Direktur Utama : Tn. Santoso Jiemy

 Direktur : Tn. Harris Pranatajaya

 Direktur : Tn. Basil Garry Crichton

 Direktur : Tn. Yohanes Halim

Jumlah kompensasi yang di berikan kepada dewan komisaris dan dewan direksi, masing-masing sebesar Rp 5.353.157.000 pada tahun 2010 dan Rp 6.223.729.000 pada tahun 2009. Jumlah karyawan Perusahaan dan Anak Perusahaan pada akhir tahun buku 2010 dan 2009 masing-masing adalah 116 orang dan 118 orang (tidak diaudit).

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING

Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan prinsip akuntasi yang berlaku umum di Indonesia. Ikhtisar kebijakan akuntansi terpenting Perusahaan dan Anak Peusahaan adalah sebagai berikut :

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian

Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 yang ditindaklanjuti dengan SE-02/PM/2002

tanggal 27 Desember 2002 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik” dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia.

Laporan keuangan konsolidasian, kecuali laporan arus kas, disusun berdasarkan konsep akrual. Dasar pengukuran digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

(12)

8 b. Prinsip Konsolidasian (lanjutan)

Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan pemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, kecuali Anak Perusahaan yang pengendaliannya bersifat sementara atau terdapat pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan Anak Perusahaan untuk mengalihkan dananya kepada Perusahaan.

Saldo dan transaksi, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan terkonsolidasi dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan sabagai satu kesatuan.

Bagian pemegang saham minoritas atas ekuitas Anak Perusahaan dicerminkan sebagai “Hak Minoritas atas Aset Bersih Anak Perusahaan Yang Dikonsolidasi” pada neraca konsolidasian. Semua angka-angka dalam Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian ini disajikan dalam satuan mata uang Rupiah, kecuali jika dinyatakan lain.

c. Piutang Usaha

Piutang usaha dinyatakan sebesar nilai faktur dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu. Penyisihan piutang ragu-ragu diestimasi berdasarkan penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun. Piutang akan dihapus pada saat piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih.

d. Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 7 mengenai “Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.

Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan tingkat harga dan persyaratan normal sebagaimana yang biasa dilakukan dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa dan telah diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian ini.

e. Persediaan

Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 14 (Revisi 2008), “Persediaan”, yang menjabarkan perlakuan akuntansi untuk persediaan, dan menggantikan PSAK No. 14 (1994). PSAK revisi ini memberikan panduan dalam menentukan biaya persediaan dan pengakuan selanjutnya sebagai biaya, termasuk penurunan nilai ke nilai realisasi bersih, juga panduan formula biaya untuk digunakan dalam menetapkan biaya ke persediaan.

Penerapan PSAK No. 14 (Revisi 2008) tidak memiliki dampak signifikan terhadap pelaporan dan pengungkapan finansial Perusahaan dan Anak Perusahaan.

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower cost or net realizable value). Harga perolehan barang jadi terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja serta alokasi biaya overhead yang secara langsung dapat dihubungkan dengan pembuatan produk, baik yang bersifat tetap maupun variable. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode “masuk pertama keluar pertama” (FIFO). Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi dengan taksiran biaya penyelesaian dan biaya penjualannya.

(13)

9

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING (lanjutan) f. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka dialokasikan selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).

g. Aset Tetap

Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aset Tetap dan Aset Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih antara model biaya dan model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas aset tetap. Jika entitas telah melakukan revaluasi aset tetap sebelum penerapan PSAK No. 16 (Revisi 2007) dan memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya, maka nilai revaluasi aset tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan (deemed cost) dan biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK No. 16 (Revisi 2007) diterapkan. Seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2007) harus direklasifikasi ke saldo laba. Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya; oleh karenanya, saldo selisih penilaian kembali aset tetap yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas pada tahun 2007 telah direklasifikasi ke saldo laba pada tahun 2008.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Jenis Aset Tetap Taksiran Masa Manfaat

 Hak atas tanah 20 tahun

 Bangunan dan sarana penunjang 20 tahun

 Instalasi listrik 20 tahun

 Mesin-mesin 5 tahun

 Kendaraan bermotor 5 tahun

 Inventaris pabrik dan kantor 4 tahun

Sesuai dengan PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”, biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan perolehan/perpanjangan hak atas tanah, yang meliputi biaya legal, biaya pengukuran tanah, biaya notaris, pajak dan biaya terkait lainnya, ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) selama masa berlaku hak atas tanah yang bersangkutan.

Umur dan metode penyusutan aset direview, dan disesuaikan jika layak, pada setiap akhir periode.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya; biaya penggantian atau inspeksi yang signifikan dikapitalisasi pada saat terjadinya dan jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Perusahaan, dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau ketika tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasian pada periode aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Penurunan nilai aset tetap dibebankan ke usaha periode berjalan pada saat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan nilai tercatat aset tidak dapat dipulihkan.

(14)

10 h. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan dari penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya.

i. Imbalan Kerja

Berdasarkan perjanjian antara Perusahaan dan karyawan, pada akhir masa kerjanya, para karyawan akan memperoleh imbalan paska masa kerja berupa uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak.

Perusahaan mengakui kewajiban imbalan paska masa kerja tersebut sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004) yang dihitung dengan menggunakan metode “projected unit credit“ dengan

asumsi-asumsi tertentu yang antara lain meliputi tingkat bunga, umur pensiun dan tingkat gaji. Kewajiban imbalan paska kerja terdiri dari kewajiban jasa kini dan kewajiban jasa lalu. Beban jasa kini dibebankan ke dalam laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan sebagai bagian dari beban usaha.

Pembayaran kepada karyawan pada saat dilakukan pemutusan hubungan kerja akan mengurangi jumlah kewajiban imbalan paska masa kerja yang telah dibentuk.

j. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca konsolidasian, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah terakhir yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan.

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, nilai tukar yang digunakan, yang dihitung berdasarkan kurs tengah transaksi terakhir yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia untuk mata uang asing utama masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, adalah sebagai berikut:

2010 2009

1 Dolar Amerika Serikat (“USD”) 8.991 9.400

1 Dolar Australia (“AUD”) 9.143 8.432

1 Dolar Singapura (“SGD”) 6.981 6.699

1 Ringgit Malaysia (“MYR”) 2.916 2.747

1 Yuan (“CNY”) 1.358 1.377

1 Dolar Hongkong (“HKD”) 1.155 1.212

1 Bath Thailand (“THB”) 299 282

1 Dong Vietnam (“VND”) 0,50 0,50

k. Perpajakan

Pajak penghasilan badan terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan yang dihitung dengan menggunakan tarif yang berlaku. Pajak kini adalah kewajiban pajak yang dihitung berdasarkan laba kena pajak tahun berjalan. Pajak tangguhan adalah pengaruh pajak yang timbul karena adanya perbedaan temporer antara perlakuan akuntansi dengan ketentuan perpajakan terhadap aset dan kewajiban tertentu yang manfaat atau bebannya akan dinikmati atau menjadi beban di masa mendatang.

(15)

11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING (lanjutan) k. Perpajakan (lanjutan)

Aset dan manfaat pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasikan. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perbedaan tarif pajak dibukukan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima atau, jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah diterima. l. Instrumen Keuangan

i. Aset Keuangan

Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengadopsi PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”.

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasian, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, kelompok tersedia untuk dijual, atau sebagai derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Perusahaan dan Anak Perusahaan menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal.

Pengakuan dan pengukuran

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar dalam laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset.

Aset keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan terdiri dari kas dan bank, piutang usaha, dan piutang lain-lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi konsolidasian ketika aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, dan melalui proses amortisasi.

Biaya amortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan tersebut memperhitungkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya-biaya transaksi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif. Seluruh pembelian dan penjualan yang lazim pada aset keuangan diakui atau dihentikan pengakuannya pada tanggal perdagangan seperti contohnya tanggal pada saat Perusahaan dan Anak Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Pembelian atau penjualan yang lazim adalah pembelian atau penjualan aset keuangan yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu umumnya ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar.

(16)

12 l. Instrumen Keuangan (lanjutan)

i. Aset Keuangan (lanjutan)

Perusahaan dan Anak Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Perusahaan dan Anak Perusahaan mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung kewajiban untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga dibawah kesepakatan pelepasan (pass through arrangement); dan (a) Perusahaan dan Anak Perusahaan telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalian atas aset.

Penurunan nilai aset keuangan

Setiap tanggal neraca konsolidasian, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan dan Anak Perusahaan pertama kali menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual terdapat bukti penurunan nilai secara kolektif. Jika entitas menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka entitas memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

Perusahaan dan Anak Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi menggunakan pos cadangan. Jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.

Ketika aset tidak tertagih, nilai tercatat atas aset keuangan yang telah diturunkan nilainya dikurangi secara langsung atau jika ada suatu jumlah telah dibebankan ke pos cadangan, jumlah tersebut dihapusbukukan terhadap nilai tercatat aset keuangan tersebut.

Untuk menentukan adanya bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, Perusahaan dan Anak Perusahaan mempertimbangkan faktor-faktor misalnya probabilitas kebangkrutan atau kesulitan keuangan yang signifikan dari debitur dan gagal bayar atau keterlambatan pembayaran yang signifikan.

(17)

13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING (lanjutan) l. Instrumen Keuangan (lanjutan)

i. Aset Keuangan (lanjutan)

Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan sepanjang pemulihan tersebut tidak mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.

ii. Kewajiban Keuangan

Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasian, kewajiban keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi atau derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai yang efektif, jika sesuai.

Perusahaan dan Anak Perusahaan menentukan klasifikasi atas kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal.

Pada saat pengakuan awal kewajiban keuangan diukur pada nilai wajarnya.

Kewajiban keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan terdiri dari hutang usaha, biaya masih harus dibayar, hutang bank jangka pendek, kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun dan kewajiban jangka panjang diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.

Dalam hal kewajiban keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, pada awalnya diakui pada nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang bisa diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, menggunakan suku bunga efektif kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan. Beban bunga diakui dalam “Beban keuangan” dalam laporan laba rugi konsolidasian. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi konsolidasian, ketika kewajiban keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan melalui proses amortisasi.

Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Ketika kewajiban keuangan saat ini digantikan dengan yang lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian.

Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersih dilaporkan dalam neraca konsolidasian jika, dan hanya jika, terdapat hak legal untuk saling hapus jumlah yang diakui dan ada intensi untuk menyelesaikan pada jumlah bersih, atau untuk merealisasikan aset dan melunasi kewajiban pada saat yang sama.selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian.

(18)

14 m. Informasi Segmen

Informasi segmen menunjukkan posisi keuangan dan hasil usaha dari setiap segmen yang terdiri dari jumlah aset dan kewajiban serta laba bersih yang disajikan berdasarkan daerah secara geografis.

n. Laba Bersih per Saham

Laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun berjalan.

o. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi

Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK revisi berikut:

1) PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, yang berisi persyaratan pengungkapan instrumen keuangan dan kriteria informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan diterapkan berdasarkan klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, yakni aset keuangan, kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian bunga, dividen, keuntungan dan kerugian yang terkait; dan situasi tertentu dimana saling hapus aset dan kewajiban keuangan diizinkan. PSAK ini juga mewajibkan pengungkapan atas, antara lain, informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kebijakan akuntansi atas instrumen keuangan. Standar ini menggantikan PSAK No. 50 “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”.

2) PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang menetapkan dasar-dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan dan kontrak-kontrak pembelian atau penjualan instrumen non-keuangan. PSAK ini menjelaskan di antaranya definisi derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penentuan kriteria lindung nilai. Standar ini menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 1999) “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Lindung Nilai”. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan

keuangan konsolidasian. p. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan. Sehubungan dengan ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, hasil yang sebenarnya yang dilaporkan dalam periode mendatang mungkin berbeda dengan estimasi tersebut.

(19)

15 3. KAS DAN BANK

Akun ini terdiri dari:

2010 2009

Kas

Dolar Amerika Serikat (USD 17.153 pada tahun 2010 dan USD 602 pada tahun 2009)

154.222.623 5.658.800

Rupiah 21.418.700 33.465.800

Dolar Australia (AUD 20 pada tahun 2010 dan 2009)

184.668 170.323

Lain-lain 21.296.608 23.364.526

Bank

Dalam Rupiah

PT Bank Central Asia Tbk 2.849.293.950 2.017.002.362 The Hongkong and Shanghai Banking

Corporation, Limited, Jakarta 639.416.397 881.706.196 Bangkok Bank Public Company Limited,

Jakarta 55.747.021 46.427.021

Dalam Dolar Amerika Serikat

PT Bank Central Asia Tbk (USD 572.952 pada tahun 2010 dan

USD 136.710 pada tahun 2009) 5.151.412.331 1.285.076.162 The Hongkong and Shanghai Banking

Corporation, Limited, Jakarta (USD 32.182 pada tahun 2010 dan

USD 114.936 pada tahun 2009) 289.348.002 1.080.394.264 Bangkok Bank Public Company Limitied,

Jakarta (USD 26.771 pada tahun 2010 dan

USD 210 pada tahun 2009) 240.696.802 1.970.804

Dalam Dolar Australia

The Hongkong and Shanghai Banking Corporation, Limited, Jakarta (AUD 1.377 pada tahun 2010 dan

AUD 2.790 pada tahun 2009) 12.594.202 23.522.220

Jumlah 9.435.631.304 5.398.758.478

4. PIUTANG USAHA

Akun ini merupakan piutang atas penjualan lokal dengan rincian sebagai berikut :

2010 2009

Pihak ketiga

Dalam Dolar Amerika Serikat (USD 6.853.575 pada tahun 2010 dan

USD 5.789.383 pada tahun 2009) 61.620.495.130 54.420.199.369

Dalam Rupiah 63.648.526.985 53.610.434.292

Pihak hubungan istimewa (lihat Catatan 23) Dalam Dolar Amerika Serikat (USD 437.590

pada tahun 2010 dan USD 271.554 pada

tahun 2009) 3.934.368.360 2.552.604.098

(20)

16

Rincian piutang usaha berdasarkan mata uang asal dan umurnya pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

2010 Mata Uang

Rupiah Dolar Amerika Serikat (Setara Rupiah)

Jumlah Jatuh tempo :

1 - 30 hari 46.232.476.457 48.767.050.239 94.999.526.696 31 - 60 hari 13.823.339.237 12.786.055.437 26.609.394.674 Lebih dari 60 hari 3.592.711.291 4.001.757.814 7.594.469.105

Jumlah 63.648.526.985 65.554.863.490 129.203.390.475

2009 Mata Uang

Rupiah Dolar Amerika Serikat (Setara Rupiah)

Jumlah Jatuh tempo :

1 - 30 hari 37.774.501.688 43.711.230.726 81.485.732.414 31 - 60 hari 14.078.875.709 8.847.340.091 22.926.215.800 Lebih dari 60 hari 1.757.056.895 4.414.232.650 6.171.289.545

Jumlah 53.610.434.292 56.972.803.467 110.583.237.759

Pada tahun 2010 dan 2009, piutang usaha sebesar USD 2.000.000 digunakan sebagai jaminan atas fasilitas hutang dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation, Limited, Jakarta yang diperoleh Perusahaan (lihat Catatan 9).

Berdasarkan penelaahan terhadap keadaan masing-masing piutang pada akhir tahun, manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berpendapat bahwa seluruh piutang akan dapat tertagih seluruhnya, oleh karenanya Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak mencadangkan penyisihan piutang ragu-ragu. Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan juga berpandapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang pihak ketiga.

5. PERSEDIAAN Akun ini terdiri dari:

2010 2009

Bahan baku 43.250.100.730 27.355.260.768

Barang jadi 37.441.808.681 39.485.615.618

Barang dalam proses 1.732.361.403 1.617.580.822

Jumlah 82.424.270.814 68.458.457.208

Seluruh persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, huru-hara dan risiko lainnya

dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar USD 5.300.000 (setara dengan Rp 47.652.300.000) pada tahun 2010 dan USD 6.000.000 (setara dengan Rp 56.400.000.000)

pada tahun 2009. Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan.

(21)

17 5. PERSEDIAAN (lanjutan)

Pada tahun 2010, persediaan sebesar USD 1.000.000 digunakan sebagai jaminan atas fasilitas hutang dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation, Limited, Jakarta yang diperoleh Perusahaan dan Anak Perusahaan. Pada tahun 2009, persediaan sebesar USD 1.000.000 dan Rp 10.000.000.000 digunakan sebagai jaminan atas fasilitas hutang The Hongkong and Shanghai Banking Corporation, Limited, Jakarta dan PT Bank Central Asia Tbk yang diperoleh Perusahaan dan Anak Perusahaan (lihat Catatan 9).

Berdasarkan penelaahan terhadap jenis persediaan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berkeyakinan bahwa semua persediaan dapat digunakan dan dijual. Oleh sebab itu, Perusahaan tidak mencadangkan penyisihan kerugian atas persediaan.

6. BIAYA DIBAYAR DIMUKA DAN UANG MUKA Akun ini terdiri dari:

2010 2009

Biaya dibayar dimuka

Asuransi 399.622.452 285.679.966

Uang muka

Renovasi bangunan 1.461.927.300 -

Pembelian bahan baku 1.454.990.274 -

Pengadaan barang dan aset 1.097.443.011 451.900.000

Jumlah 4.413.983.037 737.579.966

Uang muka renovasi bangunan merupakan pembayaran di muka untuk renovasi bangunan yang berlokasi di Desa Tambaksawah, Sidoarjo, Jawa Timur.

Uang muka pengadaan barang dan aset merupakan pembayaran di muka untuk pembelian mesin, inventaris pabrik dan kendaraan.

7. ASET TETAP

2010

Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir Biaya perolehan

Tanah 9.563.118.008 - - 9.563.118.008

Hak atas tanah 687.654.942 - - 687.654.942

Bangunan dan sarana penunjang 9.733.249.328 93.863.700 - 9.827.113.028 Instalasi listrik 1.044.669.800 374.386.000 - 1.419.055.800 Mesin-mesin 15.486.614.785 2.310.985.033 - 17.797.599.818 Kendaraan bermotor 5.835.221.631 1.247.650.000 292.963.636 6.789.907.995 Inventaris pabrik 3.708.603.880 1.115.772.638 - 4.824.376.518 Inventaris kantor 1.622.364.365 222.972.853 - 1.845.337.218 Jumlah 47.681.496.739 5.365.630.224 292.963.636 52.754.163.327 Akumulasi penyusutan

Hak atas tanah 620.692.462 6.087.500 - 626.779.962 Bangunan dan sarana penunjang 649.870.810 506.378.086 - 1.156.248.896 Instalasi listrik 167.583.293 53.793.432 - 221.376.725 Mesin-mesin 9.252.991.338 2.094.876.008 - 11.347.867.346 Kendaraan bermotor 3.596.805.031 828.375.320 292.963.636 4.132.216.715 Inventaris pabrik 887.161.276 720.678.194 - 1.607.839.470 Inventaris kantor 779.031.353 314.611.391 - 1.093.642.744 Jumlah 15.954.135.563 4.524.799.931 292.963.636 20.185.971.858 Nilai buku 31.727.361.176 32.568.191.469

(22)

18

2009

Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir Biaya perolehan

Tanah 9.563.118.008 - - 9.563.118.008

Hak atas tanah 687.654.942 - - 687.654.942

Bangunan dan sarana penunjang 8.071.724.230 1.661.525.098 - 9.733.249.328 Instalasi listrik 1.044.669.800 - - 1.044.669.800 Mesin-mesin 8.977.549.332 6.509.065.453 - 15.486.614.785 Kendaraan bermotor 5.025.375.607 1.065.918.750 256.072.726 5.835.221.631 Inventaris pabrik 2.426.183.340 1.282.420.540 - 3.708.603.880 Inventaris kantor 919.132.193 703.232.172 - 1.622.364.365 Jumlah 36.715.407.452 11.222.162.013 256.072.726 47.681.496.739 Akumulasi penyusutan

Hak atas tanah 614.604.962 6.087.500 - 620.692.462 Bangunan dan sarana penunjang 177.023.796 472.847.014 - 649.870.810 Instalasi listrik 115.349.801 52.233.492 - 167.583.293 Mesin-mesin 7.686.453.766 1.566.537.572 - 9.252.991.338 Kendaraan bermotor 3.168.113.277 658.229.640 229.537.886 3.596.805.031 Inventaris pabrik 456.330.419 430.830.857 - 887.161.276 Inventaris kantor 572.431.989 206.599.364 - 779.031.353 Jumlah 12.790.308.010 3.393.365.439 229.537.886 15.954.135.563 Nilai buku 23.925.099.442 31.727.361.176

Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut :

2010 2009

Beban pokok penjualan 2.815.554.167 1.369.780.628

Beban umum dan administrasi (lihat Catatan 20) 1.709.245.764 2.023.584.811

Jumlah 4.524.799.931 3.393.365.439

Pengurangan aset tetap merupakan penjualan aset dengan rincian sebagai berikut:

2010 2009

Nilai perolehan 292.963.636 256.072.726

Akumulasi penyusutan (292.963.636) (229.537.886)

Nilai buku aset tetap - 26.534.840

Hasil penjualan aset tetap 130.000.000 45.000.000

Laba penjualan aset tetap 130.000.000 18.465.160

Perusahaan memiliki dua bidang tanah yang terletak di Jatiuwung, dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan (HGB) No. 218 dan No. 284. Luas tanah masing-masing adalah sebesar 6.920 dan 6.205 meter persegi dengan hak atas tanah masing-masing untuk masa 10 tahun dan 30 tahun hingga tahun 2017 dan 2031. Manajemen berpendapat tidak akan terdapat masalah dalam perpanjangan hak atas tanah karena tanah tersebut diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.

(23)

19 7. ASET TETAP (lanjutan)

Pada tahun 2000, Perusahaan telah melakukan penilaian kembali seluruh aset tetapnya, yang dilakukan oleh PT Saptasentra Jasa Pradana, penilai independen. Penilaian tersebut menghasilkan nilai wajar sebesar Rp 11.433.860.000. Penilaian kembali tersebut telah disetujui Kantor Pelayanan Pajak dengan Surat Keputusannya No. KEP-016/WPJ.06/KP.0204/2001 tanggal 5 Juli 2001 dengan nilai buku fiskal sebesar Rp 10.402.805.543.

Sesuai dengan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tahun 2001, selisih penilaian kembali aset tetap sebesar Rp 9.128.448.000 telah dikonversi menjadi modal saham pada tahun 2001, sedangkan sisanya sebesar Rp 4.687.227 telah dicatat sebagai bagian dari akun “Saldo Laba – Tidak Dicadangkan” sebagai bagian dari ekuitas.

Aset tetap telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, kecurian dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 4.153.000.000 dan USD 5.900.000 (yang seluruhnya setara dengan Rp 57.199.900.000) pada tahun 2010 dan Rp 3.929.100.000 dan USD 3.500.000 (yang seluruhnya setara dengan Rp 36.829.100.000) pada tahun 2009. Manajemen menilai jumlah pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari resiko-resiko tersebut.

Berdasarkan analisa manajemen Perusahaan, tidak terdapat indikasi penurunan nilai aset pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.

8. ASET LAIN-LAIN

Akun ini merupakan uang muka pembelian tanah dan bangunan yang berlokasi di Desa Tambaksawah, Sidoarjo, Jawa Timur.

9. HUTANG BANK JANGKA PENDEK

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, akun ini terdiri dari:

2010 2009

PT Bank Central Asia Tbk

Kredit modal kerja (USD 5.000.000 pada tahun

2010) 44.955.000.000 -

Omnibus Letter of credit (USD 1.312.830 pada tahun 2010 dan USD 1.108.750 pada tahun

2009) 11.803.657.587 10.422.248.402

Fasilitas overdraft 3.934.817.350 -

The Hongkong and Shanghai Banking Corporation, Limited, Jakarta (USD 2.155.454 pada tahun

2010 dan USD 1.119.885 pada tahun 2009) 19.379.683.317 10.526.915.428 Bangkok Bank Public Company Limited, Jakarta

(USD 4.741.892 pada tahun 2009) - 44.573.783.860 Jumlah bagian jangka panjang 80.073.158.254 65.522.947.690 PT Bank Central Asia Tbk.

Pada tanggal 25 Februari 2005, Perusahaan, memperoleh beberapa fasilitas pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Perjanjian pinjaman telah diperbaharui beberapa kali, terakhir

pada tanggal 15 Maret 2010 dengan rincian sebagai berikut:

1. Fasilitas kredit lokal (“overdraft”) sebesar Rp 10.000.000.000 yang digunakan untuk modal kerja. Pinjaman tersebut dikenakan tingkat suku bunga sebesar 10% per tahun.

2. Fasilitas Omnibus Letter of credit sebesar USD 6.000.000 yang digunakan untuk pembelian bahan baku. Pinjaman tersebut dikenakan tingkat suku bunga floating sesuai pasar.

(24)

20

3. Fasilitas kredit modal kerja (“time revolving loan”) sebesar USD 5.000.000 yang digunakan untuk kebutuhan modal kerja. Pinjaman tersebut dikenakan tingkat suku bunga sebesar 5% per tahun.

4. Fasilitas forward line sebesar USD 2.000.000 yang digunakan untuk hedging.

Fasilitas pinjaman tersebut dijamin dengan persediaan barang Perusahaan sebesar Rp 10.000.000.000 dan piutang Perusahaan sebesar USD 2.000.000. Jatuh tempo pinjaman

adalah tanggal 1 Maret 2011.

Sehubungan dengan fasilitas tersebut diatas, pada tanggal 7 Juni 2010, BCA menyetujui tindakan Perusahaan berupa:

1) Penyertaan saham sebesar 99,9% pada PT Colorpak Flexible Indonesia (CFI), Anak Perusahaan (perusahaan baru).

2) Pemisahan aktivitas usaha yaitu Perusahaan memproduksi tinta dan memperdagangankan adhesive dan resin; CFI memperdagangkan plastik film.

3) Atas pemisahan aktivitas usaha tersebut, BCA menyetujui penggunaan fasilitas pinjaman Perusahaan (kecuali fasilitas Kredit Investasi) oleh CFI dengan kondisi jointly and severally (tanggung renteng), cross default dan cross colateral. Selain itu, agunan persediaan dan piutang yang telah diberikan atas nama Perusahaan dialihkan menjadi atas nama CFI dan kondisi negative pledge of assets juga berlaku untuk CFI.

Pinjaman tersebut memiliki pembatasan, tanpa persetujuan dari pihak Bank, Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak diperbolehkan untuk :

 Menjaminkan aset tetap kepada pihak lain.

 Memberikan jaminan ke pihak lain tanpa persetujuan Bank.

 Memberikan pinjaman kepada pihak lain.

 PT Bukit Jaya Semesta tidak boleh mengurangi sahamnya kurang dari 50% dan Tn. Winardi Pranatajaya, Komisaris Utama, tidak boleh mengurangi kepemilikan saham di

PT Bukit Jaya Semesta kurang dari 50%.

The Hongkong and Shanghai Banking Corporation, Limited, Jakarta

Pada tanggal 16 Juli 2002, Perusahaan memperoleh fasilitas letter of credit (“LC”) dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation, Limited (“Bank”). Jenis fasilitas dan persyaratan dari fasilitas tersebut telah mengalami beberapa perubahan, yang terakhir adalah sebagai berikut: Fasilitas “LC” yang diberikan menjadi maksimum USD 10.000.000, dengan fasilitas kombinasi limit sebagai berikut:

“Documentary Credit“ USD 10.000.000

“Deferred Payment Credit“ USD 10.000.000

“Clean Import Loan“ USD 10.000.000

“Guarantee“ USD 2.000.000

Berdasarkan surat perubahan perjanjian pemberian fasilitas korporasi, tanggal 29 Juni 2010, Bank memberikan fasilitas limit gabungan dan treasury untuk fasilitas LC Perusahaan untuk juga dapat digunakan oleh Anak Perusahaan.

Jaminan yang diberikan oleh Perusahaan adalah persediaan sebesar USD 1.000.000 dan piutang

usaha sebesar USD 2.000.000. Fasilitas tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 30 November 2011.

(25)

21 9. HUTANG BANK (lanjutan)

Bangkok Bank Public Company Limited, Jakarta

Pada tanggal 10 Juni 2005, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman letter of credit dari Bangkok Bank Public Company Limited sebesar USD 2.000.000. Fasilitas pinjaman tersebut mengalami beberapa kali perubahan, sehingga pada akhir tahun 2009, fasilitas pinjaman letter of credit menjadi sebesar USD 6.000.000 dan jatuh tempo pada tanggal 30 Juni 2011.

Pada tahun 2009, pinjaman tersebut dijamin dengan jaminan pribadi (personal guarantee) dari Tn. Winardi Pranatajaya, Komisaris Utama, sebesar USD 6.000.000.

10. HUTANG USAHA

Akun ini merupakan kewajiban Perusahaan atas pembelian bahan baku kepada para pemasok :

2010 2009

Pembelian lokal

Pihak ketiga

Dalam Dolar Amerika Serikat (USD 2.545.833 pada tahun 2010 dan

USD 1.501.156 pada tahun 2009) 22.889.580.232 14.110.863.885

Dalam Rupiah 5.099.045.184 1.716.165.008

Pembelian impor

Pihak ketiga

Dalam Dolar Amerika Serikat (USD 1.219.980 pada tahun 2010 dan

USD 1.005.558 pada tahun 2009) 10.968.840.180 9.452.245.200 Dalam Dolar Australia (AUD 935 pada tahun

2009) - 7.882.986

Jumlah hutang usaha pihak ketiga 38.957.465.596 25.287.157.079 Pihak hubungan istimewa (lihat Catatan 23)

Pembelian lokal

Rupiah 18.500.000 18.500.000

Jumlah 38.975.965.596 25.305.657.079

Rincian hutang usaha berdasarkan mata uang asal dan umurnya pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

2010 Mata Uang

Rupiah Dolar Amerika

(Setara Rp)

Jumlah Jatuh tempo :

1 - 30 hari 4.329.128.432 22.918.732.039 27.247.860.471 31 - 60 hari 715.642.752 9.910.145.622 10.625.788.374 Lebih dari 60 hari 72.774.000 1.029.542.751 1.102.316.751

(26)

22 2009 Mata Uang Rupiah Dolar Amerika

(Setara Rp) Dolar Australia (Setara Rp) Jumlah Jatuh tempo : 1 - 30 hari 1.351.878.000 13.227.402.805 7.882.986 14.587.163.791 31 - 60 hari 371.687.008 8.553.409.108 - 8.925.096.116 Lebih dari 60 hari 11.100.000 1.782.297.172 - 1.793.397.172 Jumlah 1.734.665.008 23.563.109.085 7.882.986 25.305.657.079 11. PERPAJAKAN a. Hutang pajak 2010 2009 Perusahaan Pajak penghasilan Pasal 21 143.985.002 645.359.955 Pasal 29 30.523.854 2.688.243.740

Pajak Pertambahan Nilai 1.525.641.530 852.499.841

Anak Perusahaan Pajak penghasilan Pasal 21 103.000 - Pasal 23 42.000.000 - Pasal 29 224.565.250 - Jumlah 1.966.818.636 4.186.103.536 b. Pajak penghasilan 2010 2009 Perusahaan

Beban pajak kini 9.374.077.000 13.111.238.280

Manfaat pajak tangguhan (544.996.488) (31.651.099) Anak Perusahaan

Beban pajak kini 646.495.250 -

Jumlah Pajak Penghasilan 9.475.575.762 13.079.587.181

c. Pajak kini

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi konsolidasian dengan laba kena pajak Perusahaan adalah sebagai berikut:

2010 2009

Laba sebelum pajak penghasilan menurut

laporan laba rugi konsolidasian 37.919.115.535 43.988.994.172

Ditambah (dikurangi):

Laba Anak Perusahaan sebelum beban pajak

penghasilan (2.592.548.137) -

Bagian Perusahaan atas laba Anak

Perusahaan 1.944.106.834 -

(27)

23 11. PERPAJAKAN (lanjutan)

c. Pajak kini (lanjutan)

2010 2009

Perbedaan waktu:

Imbalan kerja 2.117.228.388 1.519.372.964

Penyusutan aset tetap 62.757.565 (534.244.454)

Perbedaan permanen:

Pajak dan denda 137.134.828 2.163.480.786

Laba penjualan aset tetap (130.000.000) (31.145.450) Penghasilan bunga yang telah dikenakan pajak

final (17.379.427) (180.606.143)

Bagian Perusahaan atas laba Anak

Perusahaan (1.944.106.834) -

Laba Kena Pajak 37.496.308.752 46.925.851.875

Perhitungan beban pajak kini dan hutang pajak penghasilan adalah sebagai berikut:

2010 2009

Laba kena pajak (dibulatkan):

Perusahaan 37.496.308.000 46.925.851.000

Anak Perusahaan 2.585.981.000 -

Beban pajak kini:

Perusahaan 9.374.077.000 13.111.238.280

Anak Perusahaan 646.495.250 -

Jumlah beban pajak 10.020.572.250 13.111.238.280

Pembayaran di muka pajak penghasilan : Perusahaan Pasal 22 4.665.132.724 6.954.233.271 Pasal 23 42.000.000 - Pasal 25 4.636.420.422 3.468.761.269 Anak Perusahaan Pasal 22 421.930.000 -

Jumlah pembayaran dimuka pajak penghasilan: 9.765.483.146 10.422.994.540 Hutang (tagihan) pajak penghasilan badan:

Perusahaan 30.523.854 (2.688.243.740)

Anak Perusahaan 224.565.250 -

Hutang (tagihan) pajak penghasilan - kini 255.089.104 (2.688.243.740) Perusahaan akan melaporkan laba kena pajak tahun 2010 dan 2009 seperti yang disebutkan di atas, dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Badan (SPT) yang dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

(28)

24 d. Pajak tangguhan

Pengaruh pajak atas perbedaan temporer antara pelaporan komersial dan pajak pada tarif pajak maksimum adalah sebagai berikut:

2010 2009

Manfaat (beban) pajak tangguhan

Imbalan kerja 529.307.097 425.424.430

Penyusutan aset tetap 15.689.391 ( (149.588.447)

Dampak perubahan tarif pajak - ( (244.184.884)

Jumlah manfaat pajak tangguhan 544.996.488 31.651.099

2010 2009

Aset pajak tangguhan

Imbalan kerja 2.273.952.349 1.744.645.252

Penyusutan aset tetap 305.918.170 290.228.779

Jumlah aset pajak tangguhan 2.579.870.519 2.034.874.031

Pada tanggal 23 September 2008, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menandatangani Undang-undang No.36 Tahun 2008 tentang “Perubahan keempat atas Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan”. Peraturan ini mengatur perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun pajak 2009 dan 25% untuk tahun pajak 2010 dan seterusnya. Undang-undang ini berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2009. Aset dan kewajiban pajak tangguhan disesuaikan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode ketika aset direalisasikan dan kewajiban diselesaikan berdasarkan tarif pajak yang akan diterapkan. e. Denda pajak

Pada beberapa tanggal di bulan Juni 2009, Perusahaan menerima beberapa Surat Pemberitahuan Kekurangan Pembayaran Bea Masuk, Cukai Denda Administratif dan Pajak Dalam Rangka Impor (SPKPBM) dengan jumlah keseluruhan kurang bayar atas bea masuk sebesar Rp 2.025.232.999. Pada tanggal 21 Oktober 2009 dan 5 November 2009, Perusahaan telah membayar seluruh kurang bayar tersebut dan disajikan sebagai bagian dalam akun “Beban pajak dan denda“ sebagai bagian dari “Penghasilan / (beban) lain-lain“ dalam laporan laba rugi konsolidasian tahun 2009.

f. Administrasi dan perubahan peraturan perpajakan

Berdasarkan Undang-undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perusahaan dan Anak Perusahaan menghitung, menetapkan, dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang. Direktur Jendral Pajak (“DJP”) dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak saat terutangnya pajak, atau akhit tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menentukan bahwa DJP dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak tersebut dalam batas waktu lima tahun sejak saat terutangnya pajak.

(29)

25 12. HUTANG BANK JANGKA PANJANG

Pada tanggal 15 Maret 2010, Perusahaan memperoleh kredit investasi dari PT Bank Central Asia Tbk, dengan pagu pinjaman sebesar Rp 27.000.000.000, untuk membiayai proyek ekspansi Perusahaan. Fasilitas ini memiliki jangka waktu 60 bulan dengan masa tunggu 6 bulan dan dibebani bunga sebesar 10% per tahun. Bunga dibayar tiap bulan. Fasilitas ini dijaminkan denganproyek yang dibiayai oleh fasilitas ini. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, jumlah pokok yang telah dicairkan adalah sebesar Rp 10.000.000.000.

Rincian saldo hutang jangka panjang menurut tahun jatuh temponya adalah sebagai berikut:

Tahun jatuh tempo Jumlah

2011 1.666.666.667 2012 2.222.222.222 2013 2.222.222.222 2014 2.222.222.222 2015 1.666.666.667 Jumlah 10.000.000.000 13. IMBALAN KERJA

Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 dicatat berdasarkan perhitungan aktuaria yang dilakukan oleh PT Sigma Aktuarindo, aktuaris independen, dalam laporannya masing-masing bertanggal 21 Februari 2011 dan 16 Februari 2010, dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit“. Perhitungan kewajiban dilakukan dengan menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:

Tingkat diskonto : 9,5% per tahun dan 10% per tahun untuk tahun 2010 dan 2009 Tingkat kenaikan gaji : 10 % per tahun

Tingkat kematian : Tabel Commisioners Standard Ordinary Mortality tahun 1980 Usia pensiun : 55 tahun

Beban yang diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian adalah sebagai berikut :

2010 2009

Beban jasa kini 785.275.041 1.086.351.755

Beban bunga 1.134.149.073 453.715.524

Amortisasi atas beban jasa lalu yang belum diakui -

non vested benefit 202.404.273 (14.926.315)

Saldo akhir 2.121.828.387 1.525.140.964

Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja terdiri dari:

2010 2009

Nilai kini kewajiban imbalan kerja 13.436.654.214 11.938.411.294 Biaya jasa lalu yang belum diakui (122.899.000) (138.106.000) Kerugian aktuarial yang belum diakui (4.217.945.819) (4.821.724.286)

Gambar

Tabel  di  bawah  ini  menyajikan  perbandingan  atas  nilai  tercatat  dengan  nilai  wajar  dari  instrumen  keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan yang tercatat dalam laporan keuangan konsolidasian  pada tanggal 31 Desember 2010:

Referensi

Dokumen terkait

an-Nur/24 : 2, serta Hadis tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina pada bidang pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang ada di wilayah.

diadakannya penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh corporate governance ( kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris,

Menurut AL Slamet Riyadi (1986) kesehatan lingkungan merupakan bagian dari dasar- dasar kesehatan masyarakat modern yang meliputi terhadap semua aspek manusia dalam hubungannya

LAMPI RAN PESERTA SELEKSI PROPOSAL Riset Kolabor atif I nter nasional ( KNI ).. Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual

Tabel 22.Biaya Tenaga Kerja Luar Keluarga (TKLK) pada Industri Olahan Pisang menjadi Keripik Pisang dan Sale Pisang Pada Bulan Mei 2017

Pada pertemuan kedua peneliti tetap menerapkan teknik pembelajaran timbal- balik (reciprocal teaching) dengan kelompok yang sama. Pada pertemuan ini siswa lebih aktif dalam

The recent survey of 31,000 Americans conducted by the Centre for Disease Control and the Subject Center field for Complementary and Alternative Medicine (Home(a) Institutes of

Di samping itu beredar juga mata uang emas dan perak dengan satuan tahil, yang ditemukan kembali berupa uang emas dengan tulisan ta dalam huruf Nagari.. Kedua jenis mata