1
KONTRIBUSI GURU DALAM MEMBIMBING DAN MENDIDIK
AKHLAK SISWA KELAS XI SMAN 2 BAYANG
KABUPATEN PESISIR SELATAN
ARTIKEL
Oleh:
YELLA AGUSTI NINGSIH
NPM. 12070112
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2016
3
ABSTRAK
Yella Agusti Ningsih. 12070112 ”Kontribusi Guru Dalam Membimbing dan Mendidik Akhlak Siswa Kelas XI SMAN 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Program Studi Pendidikan Sosiologi, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat.
Artikel ini dilatar belakangi oleh ditemukannya beberapa siswa SMA N 2 Bayang yang memiliki akhlak yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Seperti kenakalan remaja berkata kurang sopan, kurang menghargai guru, merokok, cabut, dan berkelahi. Kondisi seperti ini sangat memprihatinkan dunia pendidikan. Guru memiliki peran yang amat besar dalam proses pendidikan, guru bukan saja pengajar tetapi juga sebagai pembentuk akhlak bagi peserta didiknya. Oleh karena itu kontribusi guru sangat penting dalam proses belajar mengajar tidak hanya dalam mendidik tetapi juga membentuk akhlak peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kontribusi guru dalam membimbing dan mendidik akhlak siswa kelas XI SMAN 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.
Teori yang digunakan adalah aliran konvergensi yang dikembangkan oleh William Stern. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, tipe penelitian deskriptif, informan dalam penelitian ini adalah 15 orang. Pemilihan informan melalui purposive sampling yaitu penarikan informan yang dipilih oleh peneliti secara sengaja dan sesuai dengan kriteria tertentu berdasarkan permasalahan penelitian. Metode penelitian yaitu observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Keakuratan data diuji dengan menggunakan analisis interaktif, dari data yang terkumpul dianalisis dengan model interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian tentang kontribusi guru sebagai pendidik dan pembimbing antara lain : 1) membiasakan diri bersalaman dengan sesama, seperti sebelum masuk kelas siswa berbaris dan bersalaman dengan guru yang mengajar, 2) guru memberikan motivasi, motivasi disini yang diberikan berbentuk cerita mengenai pengalaman pribadi yang kuliah sambil kerja, 3) guru memberikan sanksi berupa teguran kepada siswa yang bermasalah, bentuk dari teguran yang diberikan berupa guru menyuruh siswa mengambil sampah yang berserakan dan tidak boleh membuang sampah sembarangan, pemanggilan orang tua, tujuannya adalah untuk membicarakan masalah peserta didik dengan orang tua bersangkutan, memberikan sanksi kepada peserta didik yang melanggar, yang menggunakan celana ketat dan rambut yang panjang akan dipotong, cabut, merokok dan berkelahi akan dikenakan denda satu sak semen dan pemanggilan orang tua, 4) mengadakan kegiatan keagamaan setiap hari jumat, diadakannya kultum sebelum masuk kelas mulai dari protokol, mengaji, ceramah dan nasyid.
4
PENDAHULUAN
Untuk mencegah penyimpangan dan pelanggaran seperti hal –hal negatif yang berasal dari barat (memakai anting dan
perhiasan yang berlebihan kesekolah,
memakai baju yang tidak rapi, dan berpakaian ketat yang mana dapat merusak akhlak dari para siswa tersebut) maka, pihak
sekolah sudah menetapkan beberapa
peraturan dan sanksi yang diberikan jika ada siswa yang melanggar, yakni diantaranya: merokok sanksi berupa membawa satu sak semen/pasir, narkoba/judi/minuman keras sanksi berupa dikeluarkan dari sekolah, celana pensil, baju ketat, dasi bercoretan dan jilbab berwarna sanksi berupa di ambil barangnya dan tidak dikembalikan, rambut yang tidak sesuai akan dipotong langsung oleh guru sekolah, perbuatan asusila sanksi berupa dikeluarkan dari sekolah. (Sumber Kepala Sekolah SMAN 2 Bayang).
Pada situasi inilah peran dan fungsi guru sangat dibutuhkan, menurut Connel (dalam Rahman, 2014:102) membedakan tujuh peran dan fungsi seorang guru, yaitu; (1) pendidik (nurturer), peran guru sebagai
pendidik merupakan peran-peran yang
berkaitan dengan tugas-tugas memberi
bantuan dan dorongan (supporter),
tugas-tugas pengawasan dan pembinaan
(supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplikan anak agar anak itu
menjadi patuh terhadap aturan-aturan
sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat; (2) model, peran guru sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya; (3) pengajar dan pembimbing, peran guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar. Setiap guru harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar fungsi sekolah; (4) pelajar (leaner), peran guru sebagai pelajar,
seorang guru dituntut untuk selalu
menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya tidak ketinggalan zaman;
(5) komunikator terhadap masyarakat
setempat, seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan disegala bidang yang sedang dilakukan; (6) pekerja administrasi, seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga
sebagai administrator pada bidang
pendidikan dan pengajaran; (7) kesetiaan terhadap lembaga, seorang guru diharapkan
dapat membantu kawannya yang
memerlukan dalam mengembangkan
kemampuannya.
Akhlak adalah potensi yang utama dalam pembentukan pribadi manusia yang seutuhnya. Pembinaan akhlak sangat penting bagi siswa, karena disamping siswa sebagai pelajar siswa juga merupakan generasi penerus bangsa jadi siswa harus dibekali ilmu dan pengetahuan tentang akhlak, yang mana kita ketahui jika memiliki akhlak yang baik maka dapat membawa kita kearah yang lebih baik juga, sehingga kita disenangi dan dihargai oleh banyak orang. Seperti yang dikemukakan oleh Nasution (2012:2) dalam
tujuan dan kegunaan sosiologi yaitu
Sosiologi Pendidikan adalah ilmu yang
berusaha untuk mengetahui cara-cara
mengendalikan proses pendidikan untuk
memperoleh perkembangan kepribadian
individu yang lebih baik. Selanjutnya sosiologi pendidikan bertujuan menganalisa proses sosialisasi anak, baik dalam keluarga, sekolah, maupun dalam masyarakat. Jadi
dapat disimpulkan bahwa sosiologi
pendidikan sangat menganjurkan dan
menegaskan akan pentingnya anak untuk dibekali dengan ajaran-ajaran yang baik dan bermanfaat, baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat bagi anak tersebut, agar memiliki akhlak yang baik untuk bekal dalam bersosialasasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar karena manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan
bantuan dari manusia yang lainnya.
Kontribusi guru di SMAN 2 Bayang selama ini yaitu 1) dengan memberikan layanan konseling kepada para siswa, 2) mengadakan bimbingan kelompok, 3) guru memberikan sanksi 4) mengadakan kegiatan keagamaan
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
pendekatan kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data
deskripitif berupa tkata tertulis atau lisan dari perilaku yang diamati (Bogdan dan
Tailor, 1975: 5) sedangkan menurut
(Moleong, 2010: 6). penelitian kualitatif adalah upaya mebangun pandangan mereka
5
yang diteliti dengan rinci, dibentuk dengan kata kata, gambaran holistik dan rumit. tipe penelitian yang dilakukan adalah deskriptifyaitu tioe penelitian berupaya untuk
menjelaskan dan menggambarkan fenomena tertentu. penelitian deskriptif tidak untuk
menguji hipotesa tertentu tapi
mengambarkan gejala atau keadaan
(Arikunto, 2010: 291) Pemilihan informan
penelitian dilakukan dengan teknik
purposive sampling yang artinya pada
penelitian ini peneliti menggunakan
mekanise disengaja (purposive) artinya peneliti menerapkan kriteria kriteria tertentu yang mesti dipenuhi oleh orang yang dijadikan sumber informasi. kriteria tersebut mestilah menjadi validitas data yang akan
dikumpulkan, oleh sebab itu dengan
mekanisme disengaja peneliti mengetahui identitas orang yang menjadi informan penelitiannya (Afrizal, 2008: 100-101). dalam penelitian ini jumlah informan sebanyak 15 orang yang terdiri dari wali kelas kelas XI 3 orang, guru mata pelajaran 4 orang, guru BK 2 orang, wakil kepala sekolah bagian kesiswaan 1 orang, wakil kepala sekolah bagian kurikulum 1 orang, dan siswa kelas XI 4 orang. Analisis data di lakukan dengan : Pengumpulan Data, Reduksi Data, Penyajian Data (Display data) dan Penarikan Kesimpulan (Verification)
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kontribusi Guru Dalam Membimbing dan Mendidik Akhlak Siswa
1. Membiasakan Diri Bersalaman
Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara yang peneliti lakukan di SMA N 2 Bayang mengenai kontribusi guru dalam membimbing dan mendidik akhlak siswa. Guru menganjurkan kepada siswa, ketika bertemu dengan guru maupun orang lain
semestinya mengucapkan salam atau
bertegur sapa ketika bertemu dan apabila siswa yang kedengaran mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan akan dipanggil dan diberi teguran atau sanksi. Kegiatan rutin yang dilakukan oleh siswa SMA N 2 Bayang adalah setelah lonceng berbunyi siswa dianjurkan untuk berbaris di depan kelas yang disiapkan oleh ketua kelas atau perangkat kelas, untuk bersalaman satu persatu dengan guru yang mengajar pagi.
2. Memberi Motivasi
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru di SMA N 2 Bayang bahwa bentuk kontribusi guru dalam membimbing dan akhlak siswa adalah dengan memberikan motivasi dan nasehat yang membangun untuk peserta didik. Tujuannya adalah agar peserta didik dapat melaksanakan kegiatan dan proses belajar
sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
3. Memberikan Sanksi
a. Memberi Teguran
Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara diatas peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa teguran dan sanksi selalu diterapkan oleh guru dengan tujuan untuk merubah akhlak siswa kearah yang lebih baik lagi. Pembinaan akhlak dengan cara memberikan teguran dan sanksi kepada para
peserta didiknya merupakan bentuk
kontribusi guru dalam membimbing dan mendidik akhlak siswa.
Kontribusi guru dalam membimbing dan mendidik akhlak siswa adalah dengan
cara pemberian teguran, ketika anak
melakukan kesalahannya yang mana teguran
tersebut diberikan oleh guru yang
bersangkutan.
b. Pemanggilan Orang Tua
Pemanggilan orang tua terhadap sikap dan proses hasil belajar siswa, dilakukan dengan cara pemanggilan orang tua dengan mengirimkan surat kepada orang tua siswa yang bersangkutan, atau dengan melakukan kunjungan rumah. Jadi, dengan demikian pemanggilan orang tua bertujuan untuk membenahi dan merubah akhlak siswa. Agar menjadi pendidik yang baik lagi, rajin dan tidak melanggar peraturan sekolah.
c. Memberikan sanksi denda
Berdasarkan pengamatan penulis saat melakukan penelitian di SMA N 2 Bayang mengenai kontribusi guru dalam mendidik akhlak siswa yaitu dengan cara memberikan sanksi secara langsung, teguran dan sanksi denda atau pemanggilan orang tua siswa yang bersangkutan. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mematuhi peraturan sekolah, jera dan menjadi pendidik yang berakhlak mulia yang taat pada peraturan.
6
Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti memperoleh data bahwa, kegiatan keagamaan yang dilakukan di SMA N 2 Bayang adalah kultum yang diadakan setiap hari jumat dan kegiatan sholat zuhur berjemaah yang dilakukan setiap hari senin sampai dengan hari kamis. Kegiatan kultum ini ditugaskan kepada kelas yang telah dipilih mulai dari protokol, membaca Al-Quran, ceramah dan nasyid. Kegiatan sholat zuhur berjemaah yang dilaksanakan pada setiap hari senin sampai kamis tidak hanya dilaksanakan oleh siswa tetapi juga diikuti oleh guru.
KESIMPULAN
Hasil penelitian tentang kontribusi guru sebagai pendidik dan pembimbing antara lain : 1) membiasakan diri bersalaman dengan sesama, seperti sebelum masuk kelas siswa berbaris dan bersalaman dengan guru yang mengajar, 2) guru memberikan motivasi, motivasi disini yang diberikan berbentuk cerita mengenai pengalaman pribadi yang kuliah sambil kerja, 3) guru memberikan sanksi berupa teguran kepada siswa yang bermasalah, bentuk dari teguran yang diberikan berupa menyirami kepala siswa dengan air bagi yang tertidur, guru menyuruh siswa mengambil sampah yang berserakan dan tidak boleh membuang sampah sembarangan, pemanggilan orang tua, tujuannya adalah untuk membicarakan masalah peserta didik dengan orang tua bersangkutan, memberikan sanksi kepada
peserta didik yang melanggar, yang
menggunakan celana ketat dan rambut yang panjang akan dipotong, cabut, merokok dan berkelahi akan dikenakan denda satu sak semen dan pemanggilan orang tua, 4) mengadakan kegiatan keagamaan setiap hari jumat, diadakannya kultum sebelum masuk kelas mulai dari protokol, mengaji, ceramah dan nasyid.
SARAN
Saran yang dapat diajukan berdasarkan penelitian ini adalah :
1. Kepada semua peserta didik SMA
N 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan, patuhilah peraturan sekolah yang telah ditetapkan karena dapat
mempengaruhi perkembangan
peserta didik.
2. Kepada guru yang mengajar di
SMA N 2 Bayang Kabupaten
Pesisir Selatan untuk lebih
meningkatkan kontribusinya dalam mendidik dan membimbing akhlak siswa.
3. Kepada kepala sekolah SMA N 2
Bayang Kabupaten Pesisir Selatan membuat peraturan yang lebih ketat lagi di SMA N 2 Bayang.
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Pers. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta
Nasution. 2010. Sosiologi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Rahman, Muhammat. 2014. Kode Etik
Profesi Guru Legalitas, Realitas dan
Harapan. Jakarta: Prestasi
Pustakaraya.
Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum.