• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI A. Partisipasi Siswa - TOTO APRILIA I.K BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI A. Partisipasi Siswa - TOTO APRILIA I.K BAB II"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Partisipasi Siswa

1. Pengertian Partisipasi

(2)

Jadi partisipasi yang peneliti maksud adalah partisipasi siswa yang merupakan wujud tingkah laku siswa secara nyata dalam kegiatan pembelajaran yang merupakan totalitas dari suatu keterlibatan mental dan emosional siswa sehingga mendorong mereka untuk memberikan kontribusi dan bertanggung jawab terhadap pencapaian suatu tujuan yaitu tercapainya prestasi belajar yang memuaskan.

2. Jenis - jenis partisipasi

Menurut Sukidin (2002:158) mengemukakan bahwa patisipasi siswa dalam pembelajaran itu bisa berbentuk partisipasi kontributif dan partisipasi inisiatif.

1) Partisipasi kontributif itu meliputi keberanian menyampaikan refleksi kepada guru, baik dalam mengajukan pertanyaan, merespon (termasuk menyampaikan usul/pendapat), memberikan sanggahan, termasuk mengikuti pelajaran dengan baik, mengerjakan tugas terstruktur di kelas dan dirumah dengan baik.

(3)

Dari bentuk - bentuk partisipasi tersebut, maka yang menjadi

indikator dari penelitian ini adalah: a. Mengajukan pertanyaan

b. Merespon (termasuk menyampaikan usul/pendapat) c. Memberikan sanggahan

d. Mengikuti pelajaran dengan baik

e. Mengerjakan tugas terstruktur di kelas dan dirumah dengan baik.

3. Faktor - faktor yang menyebabkan partisipasi

Menurut Sudjana (dalam Hayati (2001:16) partisipasi siswa di dalam pembelajaran merupakan salah satu bentuk keterlibatan mental dan emosional. Disamping itu, partisipasi merupakan salah satu bentuk tingkah laku yang ditentukan oleh lima faktor, antara lain:

a. Pengetahuan/kognitif, berupa pengetahuan tentang tema, fakta, aturan, dan keterampilan membuat translation.

b. Kondisi situasi seperti: - Lingkungan fisik - Lingkungan sosial - Psikososial

- Danfaktor - faktor sosial.

c. Kebiasaan sosial, seperti kebiasaan menetap dan lingkungan. d. Kebutuhan, meliputi:

(4)

- Avoid (menghindari), kebutuhan individual. e. Sikap, meliputi:

- Pandangan/perasaan - Kesedian bereaksi - Interaksi sosial - Minat dan perhatian. 4. Prasyarat terjadinya partisipasi

Berdasarkan pendapat Keit Davis dan Newstrom (dalam Hayati (2001:18) bahwa ada beberapa prasyarat terjadinya partisipasi, yaitu antara lain:

a. Waktu yang cukup untuk berpartisipasi maksudnya adalah harus ada waktu yang cukup untuk berpartisipasi sebelum diperlukan tindakan, sehingga partisipasi hampir tidak tepat apabila dalam situasi darurat. b. Keuntungannya lebih besar dari kerugian. Artinya kemungkinan

mendapat keuntungan seyogyanya lebih besar daripada kerugian yang diperoleh.

c. Relevan dengan kepentingan siswa. Artinya bidang garapan partisipasi haruslah relevan dan menarik bagi siswa.

(5)

e. Kemampuan berkomunikasi timbal balik. Maksudnya para siswa haruslah mampu berkomunikasi timbal balik untuk berbicara dengan bahasa yang benar dengan orang lain.

f. Tidak timbul perasaan terancam bagi kedua belah pihak artinya masing-masing paihak seharusnya tidak merasa bahwa posisinya terancam oleh partisipasi.

(6)

dikelas. Untuk terjadinya keterlibatan itu siswa harus memahami dan memiliki tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan belajar atau pembelajaran. Keterlibatan itupun harus memiliki arti penting sebagai bagian dari dirinya dan perlu diarahkan secara baik oleh sumber belajar. Untuk mendorong partisipasi siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain memberikan pertanyaan dengan menanggapi respon siswa secara positif, menggunakan pengalaman berstruktur dan menggunakan metode yang bervariasi yang lebih melibatkan siswa. Siswa sebagai subjek sekaligus objek dalam pembelajaran. Sebagai subjek siswa adalah individu yang melakukan proses belajar mengajar. Sebagai objek karena kegiatan pembelajaran diharapkan dapat mencapai perubahan perilaku pada diri subjek belajar. Untuk itu, dari pihak siswa diperlukan partisipasi dalam kegiatan pembelajaran.

5. Ciri - ciri dalam kegiatan pembelajaran partisipasi adalah:

a. Pendidik menempatkan diri pada kedudukan tidak serba mengetahui terhadap semua bahan ajar.

b. Pendidik memainkan peran untuk membantu peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

c. Pendidik melakukan motivasi terhadap peserta didik untuk berpartisipasi dalam pembelajaran.

(7)

f. Pendidik membantu peserta didik untuk menciptakan situasi belajar yang kondusif.

g. Pendidik mengembangkan kegiatan pembelajaran berkelompok. h. Pendidik mendorong peserta didik untuk meningkatkan semangat

berprestasi.

i. Pendidik mendorong peserta didik untuk berupaya memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupanya.

B. Prestasi belajar matematika

1. Pengertian belajar

Menurut James O (dalam Ahmadi dkk, (1991:119) belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Menurut Kingsley (dalam Ahmadi dkk, (1991:120) belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.

Menurut Slameto (2003:2) untuk memperoleh pengertian yang obyektif tentang belajar, terutama belajar disekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi termasuk ahli psikologi pendidikan.

(8)

Perubahan - perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Dari penjelasan diatas dapat kita definisikan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.

2. Pengertian Matematika

Menurut Johnson dkk (dalam Abdurrahman (2009:252) matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi fraktisnya untuk mengekspresikan hubungan - hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir. Lerner (dalam Abdurrahman (2009:252) mengemukakan bahwa matematika disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Kline (dalam Abdurrahman (2009:172) juga mengemukakan bahwa matematika merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif.

(9)

3. Pengertian Prestasi Belajar

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuanya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.

(10)

pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport. Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan menurut Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi - informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. 4. Faktor - faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

(11)

adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu.

a. Faktor - faktor intern

Didalam membicarakan faktor intern ini, akan dibahas menjadi tiga faktor, yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologi, dan faktor kelelahan

1) Faktor jasmaniah a. Faktor kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian - bagianya bebas dari penyakit.Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.

b. Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan.

2) Faktor psikologi

Ada tujuh faktor yang tergolong kedalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor - faktor itu adalah: inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kelelahan.

3) Faktor kelelahan

(12)

kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu menjadi hilang.

Kelelahan baik secara jasmani maupun rohani dapat dihilangkan dengan tidur, istirahat, mengusahakan variasi dalam belajar juga dalam bekerja, menggunakan obat - obat yang bersifat melancarkan peredaran darah, rekreasi dan ibadah yang cukup, olahraga secara teratur, mengimbangi makan dengan makanan yang memenuhi syarat - syarat kesehatan, jika kelelahan sangat serius cepat-cepat menghubungi seorang ahli. b. Faktor - faktor ekstern

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapat dikelompokan menjadi tiga faktor.

1) Faktor keluarga

(13)

2) Faktor sekolah

Beberapa faktor yang berasal dari lingkungan sekolah: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah.

3) Faktor msyarakat

Beberapa faktor yang berasal dari lingkungan sekolah: kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyaakat.

C. Pembelajaran CTL ( Contextual, Teaching And Learning )

1. Pengertian

Menurut Trianto (2010:107) menyatakan bahwa CTL (Contextual, Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang

(14)

2. Langkah Pembelajaran CTL (Contextual, Teaching and Learning)

Menurut Trianto (2010: 111), untuk mencapai kompetensi yang sama dengan menggunakan CTL guru melakukan langkah - langkah pembelajaran seperti dibawah ini.

a. Pendahuluan

1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2) Guru menyampaikan motivasi siswa. 3) Guru menyampaikan apersesi

b. Kegiatan inti

1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara mengonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.

2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua tofik. 3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

4) Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok - kelompok).

5) Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran. 6) Lakukan reflaksi di akhir pembelajaran.

7) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. c. Penutup

(15)

3. Komponen pembelajaran CTL (Contextual, Teaching and Learning) Dalam Trianto (2010:111) bahwa CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang memiliki tujuh asas. Asas - asas ini melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL. Adapun ketujuh asas tersebut antara lain yaitu :

a. Konstruktivisme (Contructivism)

Konstruktivisme(Contructivism) merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba - tiba. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat.

Landasan berpikir konstruktivisme agak berbeda dengan pandangan kaum objektivitis, yang lebih menekankan pada hasil pembelajaran. Dalam pandangan konstruktivitis, strategi memperoleh lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Untuk itu tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan:

1) Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa.

2) Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri.

(16)

b. Menemukan (Inquiry)

Inquiry merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontektual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta - fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya. Siklus inquiry terdiri dari: Observasi, bertanya, mengajukan dugaan, pengumpulan data, penyimpulan.

c. Bertanya (Questioning)

Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari bertanya. Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis kontekstual. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiry, yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahuidan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.

Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk :

1) Menggali informasi, baik administrative maupun akademik. 2) Mengetahui tingkat pemahaman siswa.

(17)

4) Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa. 5) Mengetahui hal - hal yang sudah diketahui siswa.

6) Memfokuskan perhatian siswa pada suatu yang dikehendaki pengajar.

7) Untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa 8) Untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa

d. Masyarakat belajar (Learning community)

Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharring antar teman, antar kelompok, dan antar yang tahu ke yang belum tahu. Dalam kelas CTL disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok - kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok - kelompok yang heterogen, yang pandai mengajari yang lemah, yang tahu memberi tahu yang belum tahu, yang cepat mendorong yang lambat, dan setrusnya. Kelompok siswa bisa sangat bervariasi bentuknya, baik keanggotaan, jumlah, bahkan bisa melibatkan kelas diatasnya, atau guru melakukan kolaborasi dengan mendatangkan ahli. Masyarkat belajar bisa terjadi apabila ada proses komunkasi dua arah.

e. Pemodelan (Modeling)

(18)

melakukan sesuatu. Pengajar memberi contoh cara mengerjakan sesuatu. Dengan begitu pengajar memberi model tentang bagaimana cara belajar.

f. Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. Siswa mengedepankan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima.

g. Penilaian autentik (authentic assessment)

(19)

Karakteristik penilaian autentik: a). dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. b). bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif. c). yang diukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta. d). berkesinambungan. e). terintegrasi. f). dapat digunakan sebagai feedback.

D. Pokok Bahasan

Materi pelajaran matematika pokok bahasan kubus dan baloksesuai dengan kurikulum 2004 di SMP Negeri 5 Purwokerto adalah sebagai berikut: a. Kubus dan balok

 Mengenal unsur - unsur kubus dan balok  Menggambar kubus dan balok

(20)

E. Kerangka Pikir

Indikator Partisipasi

Mengajukan pertanyaan

Merespon (mengajukan pendapat) Memberikan sanggahan

Mengikuti pelajaran dengan baik Mengerjakan tugas

Indikator Prestasi Belajar Siswa

Masih rendahnya persentase ketuntasan belajar siswa kelas VIII E SMP Negeri 5 Purwokerto

Berdasarkan observasi dikatakan indikator - indikator di atas dinyatakan rendah

1) Kontruktivisme

Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara mengonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.

2) Inquiry

Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua tofik. 3) Bertanya

Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. 4) Diskusi (masyarakat belajar)

Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok - kelompok). 5) Pemodelan

Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran. 6) Refleksi

Lakukan reflaksi di akhir pembelajaran. 7) Penilaian sebenarnya

(21)

Berdasarkan hasil observasi awal yang telah diuraikan didepan, yang menyatakan bahwa indikator partisipasi siswa yang terdiri dari mengajukan pertanyaan, merespon, memberikan sanggahan, megikuti palajaran dengan baik, mengerjakan tugas dikatakatan masih rendah. Dalam hal ini, rendahnya partisipasi siswa dapat diperbaiki dalam beberapa tahap: Pertama, rendahnya kegiatan siswa dalam mengajukan pertanyaan ini dapat perbaiki juga melalui pembelajaran CTL yaitu pada langkah bertanya (questioning). Dalam langkah bertanya ini, siswa diberikan waktu seluas - luasnya untuk mengajukan pertanyaan, dan waktu untuk berpikir disaat siswa diberi pertanyaan oleh teman atau oleh gurunya. Langkah bertanya, ini bisa terjadi juga saat terjadinya proses diskusi. Kedua, rendahnya kegiatan siswa dalam merespon (temasuk mengajukan pendapat), ini dapat diperbaiki melalui pembelajaran CTL

yaitu pada langkah masyarakat belajar (learning community), dan juga bisa terjadi pada langkah/kegiatan bertanya. Pada langkah iniakan terjadi sharring antara teman belajar, antara kelompok, antara yang tahu dengan yang belum tahu, dan setiap individu diberikan keleluasaan untuk menyampaikan pendapat/ide serta gagasan - gagasannya. Ketiga, rendahnya kegiatan siswa dalam memberikan sanggahan dapat diperbaiki melalui pembelajaran CTL yaitu pada langkah masyarakat belajar (learning community), juga bisa terjadi saat langkah/kegiatan bertanya,

(22)

untuk mengemukakan pendapatnya yang berbeda dengan temanya. Keempat, rendahnya kegiatan mengikuti pelajaran dengan baik dapat

diperbaiki melalui pembelajaran CTL dalam ke tujuh karakteristik pembelajaran. Dalam ketujuh karakteristik ini, siswa dituntut untuk mengikuti setiap langkah dengan baik, karena dalam ketujuh karakteristik pembelajaran ini setiap siswa mengerahkan aktivitas dirinya baik secara mental maupun emosionalnya untuk belajar, sehingga siswa dapat merasakan kebermaknaan dari belajar tersebut. Kelima, rendahnya kegiatan mengerjakan tugas dapat diperbaiki melalui pembelajaran CTL yaitu pada langkah penilaian autentik (authentic assessment), karena dalam kegiatan ini siswa diberikan tanggung jawab dalam mengerjakan tugas, sehingga guru dapat mengetahui sejauh mana perkembangan belajar siswa, sejauh mana siswa memiliki pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Dalam hal ini hampir semua kegiatan terjadi pada ketujuh langkah kegiatan CTL.Sehingga dengan adanya perlakuan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran CTL ini, diharapkan dapat meningkatkan partisipasi serta prestasi siswa dalam belajar.

F. Hipotesis Tindakan

(23)

(Contextual, Teaching and Learning) pada siswa SMP Negeri 5

Referensi

Dokumen terkait

Bukti di lapangan bahwa mineral zirkon terdapat sebagai mineral primer dalam batuan metamorfik genes, mika sekis atau pada amfibolit, seperti terlihat dari hasil analisis

an campuran yang dimaksud dalam peraturan ini adalah perkawinan dua orang yang di Indonesia tunduk pada hukum yang berlainan. Seperti seseorang yang tunduk kepada hukum

Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa semua biaya overhead perusahaan disatukan dalam satu kelompok biaya ( cost pool ), kemudian dialokasikan pada produk dengan

cenderung menguat pada tahun 2016, sejak tahun akhir tahun 2013 sektor keuangan masih berada dalam trend positif walau sempat mengalami koreksi pada bulan April tahun 2015

aunque existen similitudes destacables entre la clasificación de Mas- lama y la de los Ijw a n, hay también numerosas e importantes diferen- cias entre los dos sistemas. Así

Gelombang carrier ini merupakan gelombang kotak (digital). Secara teori, gelombang carrier akan menjadi clock yang melakukan sampling pada gelombang informasi. Level tegangan saat bit

Ibu Anggrek sambil ketawa ketika peneliti menanyakan tentang dampak keikutsertaan anaknya belajar agama di Sekolah Dasar Santa Maria Pekanbaru, “begini mbak, anak saya