• Tidak ada hasil yang ditemukan

TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

TATA CARA PENGADAAN

BARANG/JASA DI DESA

DIREKTORAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGADAAN KHUSUS

KEDEPUTIAN BIDANG PENGEMBAGAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

(2)

DASAR HUKUM

Pasal 105 PP

43/2014 jo. PP

47/2015

PBJ di desa

diatur dengan

peraturan

bupati/walikota

dengan

berpedoman

pada ketentuan

peraturan

perundang-undangan

Pasal 129 ayat (6)

Perpres 54/2010

jo. Perpres 4/2015

Ketentuan PBJ di

Desa diatur

dengan

peraturan

Bupati/Walikota

yang mengacu

pada pedoman

yang ditetapkan

oleh LKPP

Pasal 1 ayat (1)

Perka LKPP

13/2013 jo. Perka

LKPP 22/2015

Tata cara PBJ di

Desa yang

pembiayaannya

bersumber dari

APBDes diatur oleh

Bupati/Walikota,

dengan tetap

berpedoman pada

Peraturan Kepala

LKPP ini, dan

memperhatikan

kondisi sosial

budaya

masyarakat

Peraturan Bupati/

Walikota

Mengatur detail

PBJ di desa

Dapat

disesuaikan

dengan kondisi

sosial budaya di

wilayahnya

Pengadaan

Barang/ Jasa di

Desa tidak

difasilitasi untuk

menggunakan

e-katalog LKPP

(3)

POSISI PBJ DESA DALAM PENGELOLAAN

KEUANGAN DESA

Perencanaan

Perdes RPJMDesa

(6 Tahun)

Perdes RKPDesa

(1 Tahun)

Perdes APBDesa

Pelaksanaan

Rencana Kerja

Pelaksanaan

Kegiatan

Pertanggungjawa

ban

Laporan Semester I

Laporan Akhir

Tahun

Pengawasan

Pengadaa

n

• Belanja Pegawai • Belanja Barang dan JasaBelanja Modal

(4)

PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA

Swakelola

yang diatur dalam Perka LKPP Desa

tanpa batasan nilai

.

Namun untuk Pekerjaan Konstruksi Tidak

Sederhana, tidak dapat dilakukan secara

Swakelola

4

Swakelola

Prinsip Utama

Apabila

tidak dapat

dilaksanaka

n

Swakelola

Sebagian

Seluruhny

a

Penyedia

Memaksimalkan Pemanfaatan Bahan/Material

Wilayah Setempat

Dilaksanakan secara gotong royong

Pasal 4 Perka LKPP PBJ Desa

Melibatkan partisipasi masyarakat setempat

Perlu diingat !!

Memperluas kesempatan kerja dan

pemberdayaan masyarakat setempat

(5)

1 2 3 4 5 6

TATA NILAI

PENGADAAN

Dengan dana dan daya minimum untuk mencapai hasil sasaran maksimum

Efisien

Akuntabel

Dapat dipertanggungjawabkan

Efektif

Harus sesuai kebutuhan dan sasaran serta memberikan manfaat sebesar-besarnya

Transparan

Informasi jelas dan dapat diketahui luas oleh masyarakat

Pemberdayaan Masyarakat

Masyarakat berpartisipasi dalam mengelola pembangunan desanya

Gotong Royong

Penyediaan tenaga kerja oleh masyakarat

5

Prinsip

Pengadaan

Bertanggungjawab Mencegah kebocoran dan pemborosan keuangan desa, Patuh terhadap ketentuan Peraturan Perundang-undangan

Etika

Pengadaan

1

2

3

4

5

6

(6)

PARA PIHAK DALAM PBJ DI DESA

KEPALA DESA

TIM PENGELOLA KEGIATAN

(TPK)

Menetapkan TPK

Menyusun Rencana Kebutuhan PBJ desa sesuai

Rencana Kerja

Mengumumkan Rencana Kebutuhan di Desa pada

Papan Pengumuman Resmi Desa

Melaksanakan PBJ baik melalui swakelola atau

penyedia

Terdiri dari unsur Pemerintah Desa dan Lembaga

Kemasyaratan Desa (LKD)

Ditetapkan oleh Kepala Desa melalui Surat Keputusan

Jumlah disesuaikan dengan kapasitas dan kapabilitas

SDM di Desa serta anggaran (APBDesa) yang dimiliki

(7)

CARA PBJ DI DESA MELALUI PENYEDIA

<=Rp50juta

TPK membeli kepada 1

penyedia.

Tanpa penawaran

tertulis.

Negosiasi untuk

mendapatkan harga

murah.

Bukti: nota, faktur

pembelian, atau kuitansi

atas nama TPK.

>Rp50-200juta

TPK membeli kepada 1

penyedia.

Dengan

penawaran

tertulis

dengan daftar

barang/jasa (rincian

barang/jasa atau ruang

lingkup pekerjaan, volume,

dan satuan).

Negosiasi untuk

mendapatkan harga

murah.

Bukti: nota, faktur

pembelian, atau kuitansi

atas nama TPK.

>Rp200juta

TPK mengundang dan meminta 2

penawaran dari 2 penyedia

berbeda.

TPK menilai pemenuhan spesifikasi

(jika 2 memenuhi lanjut ke tahap

berikutnya, jika memenuhi 1 tetap

lanjut ke tahap berikutnya, jika tidak

dipenuhi semua maka TPK

membatalkan proses PBJ kemudian

mengulang proses PBJ).

Negosiasi secara bersamaan untuk

mendapat harga murah.

Hasil negosiasi dituangkan dalam

Surat Perjanjian antara Ketua TPK

dan penyedia.

(8)

PENGAWASAN PBJ DI DESA

Pengawasan PBJ dilakukan oleh Bupati/Walikota dan

masyarakat.

Pengawasan tersebut dapat didelegasikan kepada

(9)

TERIMA KASIH

Direktorat Pengembangan Strategi&Kebijakan Pengadaan Khusus

Gedung LKPP Lt 7 Kompleks Rasuna Epicentrum Jalan Epicentrum Tengah Lot 11 B

Kuningan Jakarta Selatan

LKPP LKPP_RI

kebijakankhusus@gmail.c

om +6221 29912450

(10)

L

EMBAGA

K

EBIJAKAN

P

ENGADAAN BARANG/ JASA

P

EMERINTAH

Bali, 19 - 20 Maret 2018

TATA CARA PELAKSANAAN PENGADAAN BADAN USAHA

KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM

(11)

Outline

Dasar Hukum KPBU

Tahapan Proyek KPBU

Organisasi Pengadaan

Pengadaan Badan Usaha Pelaksana

Perka LKPP

No. 19 Tahun 2015

(12)

PENGERTIAN PROYEK KPBU

Definisi

Ruang

Lingkup

Dasar

Perjanjian

Durasi

Perjanjian

Kerjasama antara Pemerintah

dengan Badan Usaha dalam

penyediaan infrastruktur untuk

kepentingan masyarakat

Konstruksi,

Upgrading,

Rehabilitasi, Operasi, dan

Pemeliharaan

Pihak Swasta dibayar berdasarkan

kinerja untuk memenuhi

Output

Specification

Alokasi risiko antara Pemerintah

(melalui PJPK) dan Badan Usaha

(13)

JENIS INFRASTRUKTUR

Infrastruktur Ekonomi

Infrastruktur Sosial

Transportas i Jalan Infastruktu r SDA dan Irigasi Infrastruktur Air Minum Pengelolaan Sampah Telekomunikasi dan Infromatika Minyak, Gas dan energi terbarukan Listrik Fasilitas Pekotaan Pariwisat a Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Sarana Olah Raga, Kesenian, dan Budaya Pemasyarakata n Perumahan Rakyat Fasilitas Kesehatan Sumber: Perpres 38/2015 Pengelolaan air limbah terpusat/setemp at Konservasi Energi Kawasan Industri

(14)

KARAKTERISTIK PROYEK KPBU

Sebagian/seluruhn ya dana oleh Badan Usaha (BU)

Tidak ada

pembayaran dari Pemerintah kepada Badan Usaha pada fase desain dan konstruksi. Jangka waktu kontrak menengah (10 tahun) sampai dengan jangka panjang (25 tahun)

Skema berfokus pada

spesifikasi layanan. Pemerintah hanya menentukan spesifikasi output di awal (misalnya: air bersih) Pemilihan teknologi diserahkan kepada BU

Kompetisi inovasi oleh BU

untuk mencapai spesifikasi output layanan yang optimal

Ada alokasi risiko

antara pemerintah dan BU

(15)

KEUNGGULAN DAN TANTANGAN

Meningkatkan

kapasitas

fiskal pemerintah

Meningkatkan

kualitas dan

efektifitas

dalam

mengadakan infrastruktur

Efisiensi biaya

dalam

penyediaan infrastruktur dan

layanan

Tantangan KPBU

6

Lebih kompleks

daripada

pengadaan konvensional

Karena kompleksitasnya, proses

pengadaan KPBU

memiliki

biaya transaksi

yang lebih

tinggi

Proses

persiapan &

pengadaan proyek

yang

lebih lama

(16)

REGULASI UTAMA KPBU

Regulasi Utama

Infrastruktur KPBU

di Indonesia

Proses KPBU

Fitur KPBU

Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 Persiapan dan Pengelolaan Perjanjian Peraturan Bappenas 4 Tahun 2015 Pengadaan Peraturan Kepala LKPP Nomor 19 Tahun 2015 Availability Payment (AP) Per. Kemenkeu. 260/2016 Per. Kemendagri 19/2016 Project Development Facility (PDF) Per. Kemenkeu 265/2015, sesuai amandemen Jaminan Pemerintah Perpres 78/2010 Viability Gap Fund (VGF) Per. Kemenkeu 223/2012 Per. Kemenkeu 143/2013 Akuisisi Tanah UU 2/2012 Utilisasi Aset Negara Per. Pemerintah 27 of 2014 Pajak dan Lainnya

Regulasi Sektor

Merujuk pada sektor masing-masing

(17)

KELEMBAGAAN KPBU

Kementerian/ Kepala Lembaga /

Kepala Daerah

PJPK

Tim KPBU

Panitia

Pengadaan

Simpul KPBU

Organisasi Pengadaan KPBU

Koordina

si

Pembentukan

Keterangan:

(18)

TAHAPAN PROYEK KPBU

Identifikasi

Proyek PendahuluaStudi n Outline Business Case (OBC) Final Business Case (FBC) Pra Kualifikasi RfP Bid Award Tandatanga

nPerjanjian Financial Close

Konstruksi dan Operasi

PERENCANA

AN

PENYIAPAN

TRANSAKSI

Pemrakarsa proyek mengajukan proposal dan dokumen pra-studi kelayakan

(FS) ke PJPK

Evaluasi dokumen Pra-FS untuk mendapat persetujuan. Badan Usaha Pemrakarsa menyerahkan FS Evaluasi FS Pengadaan Tandatangan Perjanjian KPBU

.

Penerbitan Surat Persetujuan Financial Close Konstruksi dan Operasi

(19)

TAHAPAN PROSES KPBU

Tahap 1:

Perencanaan

Tahap 2:

Penyiapan

Tahap 3: Transaksi

1. Penyusunan rencana dan anggaran KPBU. 2. Identifikasi dan penyusunan rencana KPBU. 3. Penganggaran dana tahap perencanaan. 4. Pengambilan keputusan lanjut/tidak lanjut rencana KPBU. 5. Penyusunan Daftar

Rencana KPBU.

6. Pengkategorian KPBU.

1. Penyiapan Kajian KPBU. 2. Pengajuan Dukungan Pemerintah. 3. Pengajuan Jaminan Pemerintah 4. Pengajuan penetapan lokasi.

1. Penjajakan minat pasar (market sounding).

2. Penetapan lokasi KPBU. 3. Pengadaan Badan Usaha

Pelaksana KPBU. 4. Penandatanganan

Perjanjian KPBU

5. Pemenuhan Pembiayaan

1. Studi Pendahuluan. 2. Daftar Prioritas Proyek. 1. Studi Pendahuluan.

2. Daftar Prioritas Proyek. 1. Prastudi Kelayakan2. Penjajakan minat pasar1. Prastudi Kelayakan2. Penjajakan minat pasar

1. Dokumen Perjanjian KPBU dan dokumen pendukung lainnya. 1. Dokumen Perjanjian

KPBU dan dokumen pendukung lainnya.

Menteri/ Kepala

Lembaga/ Kepala

Daerah

Tim KPBU

Panitia Pengadaan

(20)

DUKUNGAN DAN JAMINAN PEMERINTAH

Dukungan Pemerintah

Dukungan

Kelayakan/Viability Gap

Funding

(VGF)

Insentif pajak, dan / atau

Jenis dukungan lainnya

(contoh; pembangunan fasilitas

tertentu oleh PUPR untuk

proyek SPAM)

Jaminan Pemerintah

Pemberian jaminan atas

kewajiban PJPK untuk

pembayaran badan usaha

saat terjadi risiko

infrastruktur yang menjadi

tanggung jawab PJPK.

Dilakukan PT PII sebagai

single window policy

Contoh Risiko yang dapat

dijamin:

1.Risiko politik (penghentian

kerjasama)

2.Risiko kontinuitas

pembayaran

(21)

PENGEMBALIAN INVESTASI

PJPK

menentukan bentuk pengembalian investasi yang meliputi

penutupan biaya modal, biaya operasional dan keuntungan Badan

Usaha Pelaksana

Pasal 11 Perpres 38/2015

P

e

n

g

e

m

b

a

li

a

n

I

n

v

e

s

ta

s

i

B

a

d

a

n

U

s

a

h

a

P

e

la

k

s

a

n

a

Tipe

Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Pembayaran oleh Pengguna dalam bentuk tarif

Bentuk

Lainnya

Penjelasan

Pembayaran berkala dari PJPK kepada Badan Usaha Pelaksana atas tersedianya layanan

infrastruktur yang sesuai dengan kualitas dan/atau kriteria yang telah ditentukan dalam Perjanjian KPBU

Pembayaran oleh pengguna kepada BUP untuk layanan yang telah disediakan

service

Bentuk pengembalian

investasi lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan

Contoh

Tipping fee untuk pengelolan sampah (Rp/ton) dalam proyek

Waste to Energy (WTE)

Water charge dalam proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).

• Biaya jalan tol

• Passenger Service Charge (PSC) atau “Airport Tax” di Bandara

(22)

PERKA LKPP 19/2015

Proses Pengadaan KPBU mengacu pada

Perka LKPP 19/2015

Prinsip Pengadaan

Organisasi Pengadaan dan

Tata Kelola

Pencegahan Pertentangan

Kepentingan

(23)

PRINSIP PENGADAAN KPBU

AKUNTABEL

EFISIEN

EFEKTIF

PRINSIP

PENGADAAN

TRANSPARAN

TERBUKA

BERSAING

ADIL/ TIDAK

DISKRIMINATIF

(24)

TAHAPAN PROSES PENGADAAN

PENGADAAN

PERSIAPAN

PELAKSANAAN

Konfirmasi Kesiapan Proyek

Konfirmasi Minat Pasar

Penyusunan Jadwal dan Rencana Pengumuman

Pengadaan

Penyusunan dan penetapan Dokumen Pengadaan

Pengelolaan

data room

(25)

TAHAPAN PROSES PRAKUALIFIKASI

Prakualifikas i Pemilihan

PERSIAPAN

PELAKSANAAN

Mengapa Perlu Proses Prakualifikasi (PQ)?

Proses prakualifikasi (Perka) LKPP No. 19/2015

pasal 23

Pengumuman prakualifikasi (PQ) Pendaftaran dan pengambila n dokumen PQ. Penjelasan tentang ruang linkup proyek KPBU, jadwal pengadaan, dan dokumen PQ Penyeraha n Dokumen PQ Evaluasi Dokumen PQ Penetapan dan Pengunguma n Hasil PQ Sanggahan, jika ada

PENGADAAN

(26)

TAHAPAN PROSES PENGADAAN

Pemilihan

Badan

Usaha

Pelaksana

Pelelangan

Penunjukkan

Langsung

1 Tahap 2 Tahap

Kondisi Tertentu untuk KPBU Prakualifikasi Badan Usaha hanya

Menghasilkan Satu Peserta

Prakualifikasi Pemilihan

PERSIAPAN

PELAKSANAAN

(27)

PENUNJUKAN LANGSUNG KPBU

Metode penunjukan langsung dapat dilakukan jika proses lelang

menghasilkan beberapa kondisi tertentu.

2

Kondisi tertentu

dalam hal :

Infrastruktur yang telah dibangun

dan/atau dioperasikan

sebelumnya oleh Badan Usaha Pelaksana (BUP)

• Kinerja BUP dinilai Baik berdasarkan hasil audit dari pihak independen.

• Berdasarkan Kajian PJPK, proyek lebih efektif & efisien apabila dilakukan oleh BUP yang sama.

Penggunaan teknologi baru dan penyedia jasa yang mampu mengaplikasikannya hanya satu-satunya

Badan Usaha telah menguasai sebagian besar dan seluruh lahan yang diperlukan untuk

melaksanakan proyek KPBU

• Lahan yang diperlukan untuk proyek KPBU hanya satu-satunya dan tidak dapat dipindah ke lokasi lain

• Proyek KPBU layak secara teknis, ekonomis and finansial tanpa adanya dukungan Pemerintah.

Penujukan Langsung

Kondisi Tertentu untuk

KPBU Prakualifikasi Badan Usaha hanya Menghasilkan Satu Peserta

PERSIAPAN

PELAKSANAAN

PENGADAAN

(28)

PERBEDAAN 1 DAN 2 TAHAP

Pelelangan

1 Tahap 2 Tahap

• Spesifikasi penyediaan infrastruktur belum dapat dirumuskan dengan pasti karena variasi inovasi dan teknologi.

• Membutuhkan diskusi optimalisasi penawaran teknis, keuangan* untuk mencapai hasil proposal/output yang optimal (Perka LKPP No. 19/2015 pasal 28 ayat 1)

• Spesifikasi penyediaan infrastruktur belum dapat dirumuskan dengan pasti karena variasi inovasi dan teknologi.

• Membutuhkan diskusi optimalisasi penawaran teknis, keuangan* untuk mencapai hasil proposal/output yang optimal (Perka LKPP No. 19/2015 pasal 28 ayat 1)

• Spesifikasi dari penyediaan infrastruktur dapat dirumuskan dengan jelas.

• Tidak memerlukan diskusi optimalisasi proposal teknis atau keuangan untuk mencapai hasil proposal/output yang optimal (Perka LKPP No. 19/2015 pasal 27 ayat 1)

• Spesifikasi dari penyediaan infrastruktur dapat dirumuskan dengan jelas.

• Tidak memerlukan diskusi optimalisasi proposal teknis atau keuangan untuk mencapai hasil proposal/output yang optimal (Perka LKPP No. 19/2015 pasal 27 ayat 1)

Kriteri

a

*Berdasarkan Revisi Rancangan Perka

PERSIAPAN

PELAKSANAAN

PENGADAAN

Prakualifikasi Pemilihan

(29)

MENENTUKAN METODE 1 ATAU 2 TAHAP

No Aspek yang perlu dipertimbangkan

1 Periode kontrak yang panjang dapat meningkatkan pentingnya Dialog Optimalisasi untuk:

•Mengoptimasi biaya Optimize lifecycle costs; and

•Memberikan fleksibilitas dalam aspek teknis untuk solusi jangka panjang (kebutuhan O&M yang kompleks)

2 Kemungkinan dibutuhkannya output (hasil) yang fleksibel dalam jangka waktu kontrak yang panjang (misal: kemungkinan terjadinya perubahan

permintaan PJPK yang tidak diperkirakan)

3 Variasi kemungkinan solusi teknis atau masukan yang tidak bisa dijelaskan di awal dalam rangka memberikan hasil yang dimaksud/diharapkan dari proyek

4 Kemungkinan terjadinya kendala teknis yang tidak diharapkan (misal: ketersediaan lahan atau kondisi lahan) yang dapat berdampak pada spesifikasi teknis atau alokasi risiko

5 Kerumitan atau pengalokasian risiko proyek tidak berdasarkan pada contoh praktik yang telah disetujui oleh kedua pihak

(30)

Dialog Optimalisasi

1. Menyampaikan masukan yang konstruktif kepada setiap Peserta berdasarkan evaluasi Tahap I 2. Peserta untuk mempertimbangkan masukan Panitia Pengadaan dalam mengoptimalisasikan

proposal yang akan disampaikan pada Tahap II.

3. Dialog optimalisasi memberi kesempatan bagi Peserta untuk menyampaikan solusi terbaik dengan penawaran yang terbaik dari sisi value for money.

4. Semua Peserta harus diberikan kesempatan dan waktu yang sama untuk menerima masukan dan mengoptimalkan proposal mereka.

5. Menjaga iklim kompetisi selama proses pengadaan untuk mendapatkan value for money terbaik. 6. Membantu Panitia Pengadaan dalam menilai koherensi proposal penawaran Peserta dari aspek

teknis, keuangan dan hukum.

7. Dialog optimalisasi dilakukan dengan setiap Peserta (oneto-one basis) dan semua komunikasi dengan Peserta akan merupakan hal yang rahasia untuk setiap Peserta.

Prinsip Dialog Optimalisasi

• Merupakan dialog antara Panitia Pengadaan dengan setiap Peserta agar peserta dapat menyampaikan penawaran dengan value for

money yang lebih baik kepada PJPK pada pemasukan penawaran tahap II

1. Proses Pelelangan Dua Tahap dan Dialog Optimisasi Penawaran 2. Simulasi Dialog Optimalisasi Penawaran Pelelangan 2 Tahap 1 Tahap PENGADAAN Prekualifikasi Pemilihan PERSIAPAN PELAKSANAAN Pre-FS

(31)

Kapan Penggunaan Dialog Optimalisasi?

• Perka LKPP 19/2015 mengatur pelaksanaan Dialog Optimalisasi Penawaran dengan setiap Peserta dalam proses Pengadaan.

Untuk pengadaan satu tahap, tidak ada dialog optimalisasi penawaran setelah Peserta

mengumpulkan dokumen penawaran.

Untuk proses pengadaan dua tahap, Proses

optimalisasi dokumen penawaran dilakukan setelah penyerahan dan evaluasi administrasi, teknis,

proposal keuangan*,dan juga draft perjanjian KPBU. Berdasarkan dialog, Peserta akan mengumpulkan kembali seluruh proposal (teknis, administrasi, finansial, dan draft perjanjian KPBU).

1. Proses Pelelangan Dua Tahap dan Dialog Optimisasi Penawaran 2. Simulasi Dialog Optimalisasi Penawaran Pelelangan 2 Tahap 1 Tahap PENGADAAN Prekualifikasi Pemilihan PERSIAPAN PELAKSANAAN Pre-FS

(32)

MANFAAT DIALOG OPTIMALISASI

1. Forum bagi PJPK, melalui Panitia Pengadaan, untuk memberikan

tanggapan/masukan konstruktif kepada Peserta Dialog untuk memastikan setiap proposal peserta yang lolos tahap 1 dapat dioptimalisasi.

2. Proses yang adil dan transparan yang memberikan kesempatan kepada setiap Peserta Dialog untuk menawarkan proposal terbaik mereka kepada PJPK.

3. Untuk memanfaatkan proses kompetitif untuk mengoptimasi proposal dari Peserta 4. Melakukan optimalisasi dari asumsi biaya per-unit untuk meningkatkan value for

money setiap proposal

5. Dapat mengidentifikasi dan mengoreksi kesalahan yang mungkin ada untuk memastikan proposal final bebas dari kesalahan.

6. Lebih adil, transparan dan efektif dibandingkan dengan praktik one-on-one

meeting dilakukan sebelum RfP difinalkan yang saat ini yang belum diatur tata

caranya.

7. Berfokus pada proses pengadaan dimana setiap Peserta melakukan optimalisasi proposal dan bukan berfokus pada proses dimana Panitia Pengadaan melakukan revisi RfP.

1. Proses Pelelangan Dua Tahap dan Dialog Optimisasi Penawaran 2. Simulasi Dialog Optimalisasi Penawaran Pelelangan 2 Tahap 1 Tahap PENGADAAN Prekualifikasi Pemilihan PERSIAPAN PELAKSANAAN Pre-FS

(33)

JIKA DIALOG OPTIMALISASI TIDAK DILAKUKAN

Kesempatan berdialog dan mengoptimalisasi

penawaran selama proses pelelangan untuk

memastikan pengelolaan dan mitigasi risiko tekait

hal teknis dan finansial telah diperhitungkan dalam

penawaran Peserta.

Tidak adanya dialog optimalisasi akan berdampak

pada munculnya risiko-risiko tersebut pada saat

implementasi proyek sebagai perubahan kontrak.

Perubahan kontrak tersebut dapat berdampak pada

biaya tambahan kepada PJPK dan dapat mengurangi

Value for Money

proyek dalam jangka panjang.

1. Proses Pelelangan Dua Tahap dan Dialog Optimisasi Penawaran 2. Simulasi Dialog Optimalisasi Penawaran Pelelangan 2 Tahap 1 Tahap PENGADAAN Prekualifikasi Pemilihan PERSIAPAN PELAKSANAAN Pre-FS

(34)

JAMINAN

PENAWARAN

JAMINAN

PELAKSANAAN

• Besaran ditentukan dalam Dokumen Pengadaan, dinyatakan

dalam nominal

• Penentuan

besaran

memperhatikan

karakteristik,

kompleksitas dan risiko proyek KPBU

• pada masa perolehan pembiayaan: 1%-5% dari nilai

investasi Peserta

• pada masa konstruksi: 1%-5% dari nilai konstruksi

Dapat dikurangi secara bertahap sesuai

dengan kemajuan Proyek KPBU

sebagaimana diatur dalam perjanjian

kerjasama

(35)

Lembaga

Kebijakan

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Gedung LKPP

Kawasan Rasuna Epicentrum

Jalan Epicentrum Tengah Lot. 11B

Kuningan Jakarta Selatan

Website:

www.lkpp.go.id

(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)

Referensi

Dokumen terkait

bahwa dalam rangka melaksanakan amanat dari Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Dengan kegiatan mengamati gambar masyarakat yang tidak menjaga lingkungan, siswa dapat mengidentifikasi faktor penyebab terjadinya banjir.. Dengan kegiatan berdiskusi, siswa

[r]

Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV dengan transformator penurun tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem

ada hubungan kadar hemoglobin ibu dengan perkembangan bayi 7-12 bulan yang. mendapat ASI Eksklusif di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas

[r]

Kemudian pilih Rombel (Seperti Kotak Merah), kemudian Doble Klik Pada Nama Mata Pelajaran dan Nama Guru sampai dengan muncul tampilan entri Nilai Seperti berikut

Novrian, B., 2016, Studi Karakteristik Minyak Bumi untuk Korelasi Minyak Bumi- Batuan Induk Berdasarkan Data Geokimia Biomarker dan Isotop Karbon Stabil pada Sumur