TATA CARA PENGADAAN
BARANG/JASA DI DESA
DIREKTORAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGADAAN KHUSUS
KEDEPUTIAN BIDANG PENGEMBAGAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN
DASAR HUKUM
Pasal 105 PP
43/2014 jo. PP
47/2015
•
PBJ di desa
diatur dengan
peraturan
bupati/walikota
dengan
berpedoman
pada ketentuan
peraturan
perundang-undangan
Pasal 129 ayat (6)
Perpres 54/2010
jo. Perpres 4/2015
•
Ketentuan PBJ di
Desa diatur
dengan
peraturan
Bupati/Walikota
yang mengacu
pada pedoman
yang ditetapkan
oleh LKPP
Pasal 1 ayat (1)
Perka LKPP
13/2013 jo. Perka
LKPP 22/2015
•
Tata cara PBJ di
Desa yang
pembiayaannya
bersumber dari
APBDes diatur oleh
Bupati/Walikota,
dengan tetap
berpedoman pada
Peraturan Kepala
LKPP ini, dan
memperhatikan
kondisi sosial
budaya
masyarakat
Peraturan Bupati/
Walikota
•
Mengatur detail
PBJ di desa
•
Dapat
disesuaikan
dengan kondisi
sosial budaya di
wilayahnya
Pengadaan
Barang/ Jasa di
Desa tidak
difasilitasi untuk
menggunakan
e-katalog LKPP
POSISI PBJ DESA DALAM PENGELOLAAN
KEUANGAN DESA
Perencanaan
Perdes RPJMDesa
(6 Tahun)
Perdes RKPDesa
(1 Tahun)
Perdes APBDesa
Pelaksanaan
Rencana Kerja
Pelaksanaan
Kegiatan
Pertanggungjawa
ban
Laporan Semester I
Laporan Akhir
Tahun
Pengawasan
Pengadaa
n
• Belanja Pegawai • Belanja Barang dan Jasa • Belanja ModalPENGADAAN BARANG/JASA DI DESA
•
Swakelola
yang diatur dalam Perka LKPP Desa
tanpa batasan nilai
.
Namun untuk Pekerjaan Konstruksi Tidak
Sederhana, tidak dapat dilakukan secara
Swakelola
4
Swakelola
Prinsip Utama
Apabila
tidak dapat
dilaksanaka
n
Swakelola
Sebagian
Seluruhny
a
Penyedia
Memaksimalkan Pemanfaatan Bahan/Material
Wilayah Setempat
Dilaksanakan secara gotong royong
Pasal 4 Perka LKPP PBJ Desa
Melibatkan partisipasi masyarakat setempat
Perlu diingat !!
Memperluas kesempatan kerja dan
pemberdayaan masyarakat setempat
1 2 3 4 5 6
TATA NILAI
PENGADAAN
•
• Dengan dana dan daya minimum untuk mencapai hasil sasaran maksimumEfisien
•
Akuntabel
• Dapat dipertanggungjawabkan
•
Efektif
• Harus sesuai kebutuhan dan sasaran serta memberikan manfaat sebesar-besarnya
•
Transparan
• Informasi jelas dan dapat diketahui luas oleh masyarakat
•
Pemberdayaan Masyarakat
• Masyarakat berpartisipasi dalam mengelola pembangunan desanya
•
Gotong Royong
• Penyediaan tenaga kerja oleh masyakarat
5
Prinsip
Pengadaan
Bertanggungjawab Mencegah kebocoran dan pemborosan keuangan desa, Patuh terhadap ketentuan Peraturan Perundang-undanganEtika
Pengadaan
1
2
3
4
5
6
PARA PIHAK DALAM PBJ DI DESA
KEPALA DESA
TIM PENGELOLA KEGIATAN
(TPK)
Menetapkan TPK
Menyusun Rencana Kebutuhan PBJ desa sesuai
Rencana Kerja
Mengumumkan Rencana Kebutuhan di Desa pada
Papan Pengumuman Resmi Desa
Melaksanakan PBJ baik melalui swakelola atau
penyedia
Terdiri dari unsur Pemerintah Desa dan Lembaga
Kemasyaratan Desa (LKD)
Ditetapkan oleh Kepala Desa melalui Surat Keputusan
Jumlah disesuaikan dengan kapasitas dan kapabilitas
SDM di Desa serta anggaran (APBDesa) yang dimiliki
CARA PBJ DI DESA MELALUI PENYEDIA
<=Rp50juta
•
TPK membeli kepada 1
penyedia.
•
Tanpa penawaran
tertulis.
•
Negosiasi untuk
mendapatkan harga
murah.
•
Bukti: nota, faktur
pembelian, atau kuitansi
atas nama TPK.
>Rp50-200juta
•
TPK membeli kepada 1
penyedia.
•
Dengan
penawaran
tertulis
dengan daftar
barang/jasa (rincian
barang/jasa atau ruang
lingkup pekerjaan, volume,
dan satuan).
•
Negosiasi untuk
mendapatkan harga
murah.
•
Bukti: nota, faktur
pembelian, atau kuitansi
atas nama TPK.
>Rp200juta
•
TPK mengundang dan meminta 2
penawaran dari 2 penyedia
berbeda.
•
TPK menilai pemenuhan spesifikasi
(jika 2 memenuhi lanjut ke tahap
berikutnya, jika memenuhi 1 tetap
lanjut ke tahap berikutnya, jika tidak
dipenuhi semua maka TPK
membatalkan proses PBJ kemudian
mengulang proses PBJ).
•
Negosiasi secara bersamaan untuk
mendapat harga murah.
•
Hasil negosiasi dituangkan dalam
Surat Perjanjian antara Ketua TPK
dan penyedia.
PENGAWASAN PBJ DI DESA
•
Pengawasan PBJ dilakukan oleh Bupati/Walikota dan
masyarakat.
•
Pengawasan tersebut dapat didelegasikan kepada
TERIMA KASIH
Direktorat Pengembangan Strategi&Kebijakan Pengadaan Khusus
Gedung LKPP Lt 7 Kompleks Rasuna Epicentrum Jalan Epicentrum Tengah Lot 11 B
Kuningan Jakarta Selatan
LKPP LKPP_RI
kebijakankhusus@gmail.c
om +6221 29912450
L
EMBAGA
K
EBIJAKAN
P
ENGADAAN BARANG/ JASA
P
EMERINTAH
Bali, 19 - 20 Maret 2018
TATA CARA PELAKSANAAN PENGADAAN BADAN USAHA
KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM
Outline
Dasar Hukum KPBU
Tahapan Proyek KPBU
Organisasi Pengadaan
Pengadaan Badan Usaha Pelaksana
Perka LKPP
No. 19 Tahun 2015
PENGERTIAN PROYEK KPBU
Definisi
Ruang
Lingkup
Dasar
Perjanjian
Durasi
Perjanjian
Kerjasama antara Pemerintah
dengan Badan Usaha dalam
penyediaan infrastruktur untuk
kepentingan masyarakat
Konstruksi,
Upgrading,
Rehabilitasi, Operasi, dan
Pemeliharaan
•
Pihak Swasta dibayar berdasarkan
kinerja untuk memenuhi
Output
Specification
•
Alokasi risiko antara Pemerintah
(melalui PJPK) dan Badan Usaha
JENIS INFRASTRUKTUR
Infrastruktur Ekonomi
Infrastruktur Sosial
Transportas i Jalan Infastruktu r SDA dan Irigasi Infrastruktur Air Minum Pengelolaan Sampah Telekomunikasi dan Infromatika Minyak, Gas dan energi terbarukan Listrik Fasilitas Pekotaan Pariwisat a Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Sarana Olah Raga, Kesenian, dan Budaya Pemasyarakata n Perumahan Rakyat Fasilitas Kesehatan Sumber: Perpres 38/2015 Pengelolaan air limbah terpusat/setemp at Konservasi Energi Kawasan Industri
KARAKTERISTIK PROYEK KPBU
Sebagian/seluruhn ya dana oleh Badan Usaha (BU)
Tidak ada
pembayaran dari Pemerintah kepada Badan Usaha pada fase desain dan konstruksi. Jangka waktu kontrak menengah (10 tahun) sampai dengan jangka panjang (25 tahun)
Skema berfokus pada
spesifikasi layanan. Pemerintah hanya menentukan spesifikasi output di awal (misalnya: air bersih) Pemilihan teknologi diserahkan kepada BU
Kompetisi inovasi oleh BU
untuk mencapai spesifikasi output layanan yang optimal
Ada alokasi risiko
antara pemerintah dan BU
KEUNGGULAN DAN TANTANGAN
Meningkatkan
kapasitas
fiskal pemerintah
Meningkatkan
kualitas dan
efektifitas
dalam
mengadakan infrastruktur
Efisiensi biaya
dalam
penyediaan infrastruktur dan
layanan
Tantangan KPBU
6
Lebih kompleks
daripada
pengadaan konvensional
Karena kompleksitasnya, proses
pengadaan KPBU
memiliki
biaya transaksi
yang lebih
tinggi
Proses
persiapan &
pengadaan proyek
yang
lebih lama
REGULASI UTAMA KPBU
Regulasi Utama
Infrastruktur KPBU
di Indonesia
Proses KPBU
Fitur KPBU
Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 Persiapan dan Pengelolaan Perjanjian Peraturan Bappenas 4 Tahun 2015 Pengadaan Peraturan Kepala LKPP Nomor 19 Tahun 2015 Availability Payment (AP) Per. Kemenkeu. 260/2016 Per. Kemendagri 19/2016 Project Development Facility (PDF) Per. Kemenkeu 265/2015, sesuai amandemen Jaminan Pemerintah Perpres 78/2010 Viability Gap Fund (VGF) Per. Kemenkeu 223/2012 Per. Kemenkeu 143/2013 Akuisisi Tanah UU 2/2012 Utilisasi Aset Negara Per. Pemerintah 27 of 2014 Pajak dan LainnyaRegulasi Sektor
Merujuk pada sektor masing-masingKELEMBAGAAN KPBU
Kementerian/ Kepala Lembaga /
Kepala Daerah
PJPK
Tim KPBU
Panitia
Pengadaan
Simpul KPBU
Organisasi Pengadaan KPBU
Koordina
si
Pembentukan
Keterangan:
TAHAPAN PROYEK KPBU
Identifikasi
Proyek PendahuluaStudi n Outline Business Case (OBC) Final Business Case (FBC) Pra Kualifikasi RfP Bid Award Tandatanga
nPerjanjian Financial Close
Konstruksi dan Operasi
PERENCANA
AN
PENYIAPAN
TRANSAKSI
Pemrakarsa proyek mengajukan proposal dan dokumen pra-studi kelayakan(FS) ke PJPK
Evaluasi dokumen Pra-FS untuk mendapat persetujuan. Badan Usaha Pemrakarsa menyerahkan FS Evaluasi FS Pengadaan Tandatangan Perjanjian KPBU
.
Penerbitan Surat Persetujuan Financial Close Konstruksi dan OperasiTAHAPAN PROSES KPBU
Tahap 1:
Perencanaan
Tahap 2:
Penyiapan
Tahap 3: Transaksi
1. Penyusunan rencana dan anggaran KPBU. 2. Identifikasi dan penyusunan rencana KPBU. 3. Penganggaran dana tahap perencanaan. 4. Pengambilan keputusan lanjut/tidak lanjut rencana KPBU. 5. Penyusunan Daftar
Rencana KPBU.
6. Pengkategorian KPBU.
1. Penyiapan Kajian KPBU. 2. Pengajuan Dukungan Pemerintah. 3. Pengajuan Jaminan Pemerintah 4. Pengajuan penetapan lokasi.
1. Penjajakan minat pasar (market sounding).
2. Penetapan lokasi KPBU. 3. Pengadaan Badan Usaha
Pelaksana KPBU. 4. Penandatanganan
Perjanjian KPBU
5. Pemenuhan Pembiayaan
1. Studi Pendahuluan. 2. Daftar Prioritas Proyek. 1. Studi Pendahuluan.
2. Daftar Prioritas Proyek. 1. Prastudi Kelayakan2. Penjajakan minat pasar1. Prastudi Kelayakan2. Penjajakan minat pasar
1. Dokumen Perjanjian KPBU dan dokumen pendukung lainnya. 1. Dokumen Perjanjian
KPBU dan dokumen pendukung lainnya.
Menteri/ Kepala
Lembaga/ Kepala
Daerah
Tim KPBU
Panitia Pengadaan
DUKUNGAN DAN JAMINAN PEMERINTAH
Dukungan Pemerintah
•
Dukungan
Kelayakan/Viability Gap
Funding
(VGF)
•
Insentif pajak, dan / atau
•
Jenis dukungan lainnya
(contoh; pembangunan fasilitas
tertentu oleh PUPR untuk
proyek SPAM)
Jaminan Pemerintah
•
Pemberian jaminan atas
kewajiban PJPK untuk
pembayaran badan usaha
saat terjadi risiko
infrastruktur yang menjadi
tanggung jawab PJPK.
•
Dilakukan PT PII sebagai
single window policy
•
Contoh Risiko yang dapat
dijamin:
1.Risiko politik (penghentian
kerjasama)
2.Risiko kontinuitas
pembayaran
PENGEMBALIAN INVESTASI
PJPK
menentukan bentuk pengembalian investasi yang meliputi
penutupan biaya modal, biaya operasional dan keuntungan Badan
Usaha Pelaksana
Pasal 11 Perpres 38/2015P
e
n
g
e
m
b
a
li
a
n
I
n
v
e
s
ta
s
i
B
a
d
a
n
U
s
a
h
a
P
e
la
k
s
a
n
a
Tipe
Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Pembayaran oleh Pengguna dalam bentuk tarifBentuk
Lainnya
Penjelasan
Pembayaran berkala dari PJPK kepada Badan Usaha Pelaksana atas tersedianya layanan
infrastruktur yang sesuai dengan kualitas dan/atau kriteria yang telah ditentukan dalam Perjanjian KPBU
Pembayaran oleh pengguna kepada BUP untuk layanan yang telah disediakan
service
Bentuk pengembalian
investasi lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan
Contoh
• Tipping fee untuk pengelolan sampah (Rp/ton) dalam proyek
Waste to Energy (WTE)
• Water charge dalam proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
• Biaya jalan tol
• Passenger Service Charge (PSC) atau “Airport Tax” di Bandara
PERKA LKPP 19/2015
Proses Pengadaan KPBU mengacu pada
Perka LKPP 19/2015
Prinsip Pengadaan
Organisasi Pengadaan dan
Tata Kelola
Pencegahan Pertentangan
Kepentingan
PRINSIP PENGADAAN KPBU
AKUNTABEL
EFISIEN
EFEKTIF
PRINSIP
PENGADAAN
TRANSPARAN
TERBUKA
BERSAING
ADIL/ TIDAK
DISKRIMINATIF
TAHAPAN PROSES PENGADAAN
PENGADAAN
PERSIAPAN
PELAKSANAAN
Konfirmasi Kesiapan Proyek
Konfirmasi Minat Pasar
Penyusunan Jadwal dan Rencana Pengumuman
Pengadaan
Penyusunan dan penetapan Dokumen Pengadaan
Pengelolaan
data room
TAHAPAN PROSES PRAKUALIFIKASI
Prakualifikas i PemilihanPERSIAPAN
PELAKSANAAN
Mengapa Perlu Proses Prakualifikasi (PQ)?Proses prakualifikasi (Perka) LKPP No. 19/2015
pasal 23
Pengumuman prakualifikasi (PQ) Pendaftaran dan pengambila n dokumen PQ. Penjelasan tentang ruang linkup proyek KPBU, jadwal pengadaan, dan dokumen PQ Penyeraha n Dokumen PQ Evaluasi Dokumen PQ Penetapan dan Pengunguma n Hasil PQ Sanggahan, jika adaPENGADAAN
TAHAPAN PROSES PENGADAAN
Pemilihan
Badan
Usaha
Pelaksana
Pelelangan
Penunjukkan
Langsung
1 Tahap 2 TahapKondisi Tertentu untuk KPBU Prakualifikasi Badan Usaha hanya
Menghasilkan Satu Peserta
Prakualifikasi Pemilihan
PERSIAPAN
PELAKSANAAN
PENUNJUKAN LANGSUNG KPBU
Metode penunjukan langsung dapat dilakukan jika proses lelang
menghasilkan beberapa kondisi tertentu.
2
Kondisi tertentu
dalam hal :
Infrastruktur yang telah dibangundan/atau dioperasikan
sebelumnya oleh Badan Usaha Pelaksana (BUP)
• Kinerja BUP dinilai Baik berdasarkan hasil audit dari pihak independen.
• Berdasarkan Kajian PJPK, proyek lebih efektif & efisien apabila dilakukan oleh BUP yang sama.
Penggunaan teknologi baru dan penyedia jasa yang mampu mengaplikasikannya hanya satu-satunya
Badan Usaha telah menguasai sebagian besar dan seluruh lahan yang diperlukan untuk
melaksanakan proyek KPBU
• Lahan yang diperlukan untuk proyek KPBU hanya satu-satunya dan tidak dapat dipindah ke lokasi lain
• Proyek KPBU layak secara teknis, ekonomis and finansial tanpa adanya dukungan Pemerintah.
Penujukan Langsung
Kondisi Tertentu untuk
KPBU Prakualifikasi Badan Usaha hanya Menghasilkan Satu Peserta
PERSIAPAN
PELAKSANAAN
PENGADAAN
PERBEDAAN 1 DAN 2 TAHAP
Pelelangan
1 Tahap 2 Tahap
• Spesifikasi penyediaan infrastruktur belum dapat dirumuskan dengan pasti karena variasi inovasi dan teknologi.
• Membutuhkan diskusi optimalisasi penawaran teknis, keuangan* untuk mencapai hasil proposal/output yang optimal (Perka LKPP No. 19/2015 pasal 28 ayat 1)
• Spesifikasi penyediaan infrastruktur belum dapat dirumuskan dengan pasti karena variasi inovasi dan teknologi.
• Membutuhkan diskusi optimalisasi penawaran teknis, keuangan* untuk mencapai hasil proposal/output yang optimal (Perka LKPP No. 19/2015 pasal 28 ayat 1)
• Spesifikasi dari penyediaan infrastruktur dapat dirumuskan dengan jelas.
• Tidak memerlukan diskusi optimalisasi proposal teknis atau keuangan untuk mencapai hasil proposal/output yang optimal (Perka LKPP No. 19/2015 pasal 27 ayat 1)
• Spesifikasi dari penyediaan infrastruktur dapat dirumuskan dengan jelas.
• Tidak memerlukan diskusi optimalisasi proposal teknis atau keuangan untuk mencapai hasil proposal/output yang optimal (Perka LKPP No. 19/2015 pasal 27 ayat 1)
Kriteri
a
*Berdasarkan Revisi Rancangan PerkaPERSIAPAN
PELAKSANAAN
PENGADAAN
Prakualifikasi PemilihanMENENTUKAN METODE 1 ATAU 2 TAHAP
No Aspek yang perlu dipertimbangkan
1 Periode kontrak yang panjang dapat meningkatkan pentingnya Dialog Optimalisasi untuk:
•Mengoptimasi biaya Optimize lifecycle costs; and
•Memberikan fleksibilitas dalam aspek teknis untuk solusi jangka panjang (kebutuhan O&M yang kompleks)
2 Kemungkinan dibutuhkannya output (hasil) yang fleksibel dalam jangka waktu kontrak yang panjang (misal: kemungkinan terjadinya perubahan
permintaan PJPK yang tidak diperkirakan)
3 Variasi kemungkinan solusi teknis atau masukan yang tidak bisa dijelaskan di awal dalam rangka memberikan hasil yang dimaksud/diharapkan dari proyek
4 Kemungkinan terjadinya kendala teknis yang tidak diharapkan (misal: ketersediaan lahan atau kondisi lahan) yang dapat berdampak pada spesifikasi teknis atau alokasi risiko
5 Kerumitan atau pengalokasian risiko proyek tidak berdasarkan pada contoh praktik yang telah disetujui oleh kedua pihak
Dialog Optimalisasi
1. Menyampaikan masukan yang konstruktif kepada setiap Peserta berdasarkan evaluasi Tahap I 2. Peserta untuk mempertimbangkan masukan Panitia Pengadaan dalam mengoptimalisasikan
proposal yang akan disampaikan pada Tahap II.
3. Dialog optimalisasi memberi kesempatan bagi Peserta untuk menyampaikan solusi terbaik dengan penawaran yang terbaik dari sisi value for money.
4. Semua Peserta harus diberikan kesempatan dan waktu yang sama untuk menerima masukan dan mengoptimalkan proposal mereka.
5. Menjaga iklim kompetisi selama proses pengadaan untuk mendapatkan value for money terbaik. 6. Membantu Panitia Pengadaan dalam menilai koherensi proposal penawaran Peserta dari aspek
teknis, keuangan dan hukum.
7. Dialog optimalisasi dilakukan dengan setiap Peserta (oneto-one basis) dan semua komunikasi dengan Peserta akan merupakan hal yang rahasia untuk setiap Peserta.
Prinsip Dialog Optimalisasi
• Merupakan dialog antara Panitia Pengadaan dengan setiap Peserta agar peserta dapat menyampaikan penawaran dengan value for
money yang lebih baik kepada PJPK pada pemasukan penawaran tahap II
1. Proses Pelelangan Dua Tahap dan Dialog Optimisasi Penawaran 2. Simulasi Dialog Optimalisasi Penawaran Pelelangan 2 Tahap 1 Tahap PENGADAAN Prekualifikasi Pemilihan PERSIAPAN PELAKSANAAN Pre-FS
Kapan Penggunaan Dialog Optimalisasi?
• Perka LKPP 19/2015 mengatur pelaksanaan Dialog Optimalisasi Penawaran dengan setiap Peserta dalam proses Pengadaan.
Untuk pengadaan satu tahap, tidak ada dialog optimalisasi penawaran setelah Peserta
mengumpulkan dokumen penawaran.
Untuk proses pengadaan dua tahap, Proses
optimalisasi dokumen penawaran dilakukan setelah penyerahan dan evaluasi administrasi, teknis,
proposal keuangan*,dan juga draft perjanjian KPBU. Berdasarkan dialog, Peserta akan mengumpulkan kembali seluruh proposal (teknis, administrasi, finansial, dan draft perjanjian KPBU).
1. Proses Pelelangan Dua Tahap dan Dialog Optimisasi Penawaran 2. Simulasi Dialog Optimalisasi Penawaran Pelelangan 2 Tahap 1 Tahap PENGADAAN Prekualifikasi Pemilihan PERSIAPAN PELAKSANAAN Pre-FS
MANFAAT DIALOG OPTIMALISASI
1. Forum bagi PJPK, melalui Panitia Pengadaan, untuk memberikan
tanggapan/masukan konstruktif kepada Peserta Dialog untuk memastikan setiap proposal peserta yang lolos tahap 1 dapat dioptimalisasi.
2. Proses yang adil dan transparan yang memberikan kesempatan kepada setiap Peserta Dialog untuk menawarkan proposal terbaik mereka kepada PJPK.
3. Untuk memanfaatkan proses kompetitif untuk mengoptimasi proposal dari Peserta 4. Melakukan optimalisasi dari asumsi biaya per-unit untuk meningkatkan value for
money setiap proposal
5. Dapat mengidentifikasi dan mengoreksi kesalahan yang mungkin ada untuk memastikan proposal final bebas dari kesalahan.
6. Lebih adil, transparan dan efektif dibandingkan dengan praktik one-on-one
meeting dilakukan sebelum RfP difinalkan yang saat ini yang belum diatur tata
caranya.
7. Berfokus pada proses pengadaan dimana setiap Peserta melakukan optimalisasi proposal dan bukan berfokus pada proses dimana Panitia Pengadaan melakukan revisi RfP.
1. Proses Pelelangan Dua Tahap dan Dialog Optimisasi Penawaran 2. Simulasi Dialog Optimalisasi Penawaran Pelelangan 2 Tahap 1 Tahap PENGADAAN Prekualifikasi Pemilihan PERSIAPAN PELAKSANAAN Pre-FS
JIKA DIALOG OPTIMALISASI TIDAK DILAKUKAN
•
Kesempatan berdialog dan mengoptimalisasi
penawaran selama proses pelelangan untuk
memastikan pengelolaan dan mitigasi risiko tekait
hal teknis dan finansial telah diperhitungkan dalam
penawaran Peserta.
•
Tidak adanya dialog optimalisasi akan berdampak
pada munculnya risiko-risiko tersebut pada saat
implementasi proyek sebagai perubahan kontrak.
Perubahan kontrak tersebut dapat berdampak pada
biaya tambahan kepada PJPK dan dapat mengurangi
Value for Money
proyek dalam jangka panjang.
1. Proses Pelelangan Dua Tahap dan Dialog Optimisasi Penawaran 2. Simulasi Dialog Optimalisasi Penawaran Pelelangan 2 Tahap 1 Tahap PENGADAAN Prekualifikasi Pemilihan PERSIAPAN PELAKSANAAN Pre-FS