• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA KEPUTUSAN PEMINDAHAN MESIN ZEHNTEL DI PT INTI (PERSERO) DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) - repo unpas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISA KEPUTUSAN PEMINDAHAN MESIN ZEHNTEL DI PT INTI (PERSERO) DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) - repo unpas"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 1411-0865

Jurnal

INFOMATEK Vol. 12 No. 4 Hal. 199 – 262

Bandung Desember 2010

ISSN 1411-0865

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG

Volume 12 Nomor : 4 Desember 2010

JURNAL

INFO

RMATIKA,

MA

NAJEMEN DAN

TEK

NOLOGI

PEMBUATAN ALAT UKUR KELEMBABAN MENGGUNAKAN SENSOR SHT11

BRM Djoko Widodo, Gatot Santoso, Asep Zaenal M

ANALISIS KUALITAS AIR DAN SEDIMEN DI DAERAH MUARA SUNGAI CIPALABUHAN

Hari Pradiko, Yulianti

PENGUJIAN CRISP LINEAR PROGRAMMING PADA FORMULASI SUBSTITUSI KEJU NATURAL OLEH RENNET CASEIN DAN MINYAK SAWIT DALAM PEMBUATAN KEJU OLAHAN

Syarif Assalam

PENGEMBANGAN INVESTASI DI BIDANG INDUSTRI PENGOLAHAN SAMPAH YANG BERBASIS LINGKUNGAN

Erwin M. Pribadi

ANALISIS KUALITAS AIR DAN SEDIMEN DI WADUK CIRATA AKIBAT KEGIATAN KOLAM JARING APUNG (KJA)

Yonik Meilawati Yustiani, Evi Afiatun, Saeful Habibi

ANALISA KEPUTUSAN PEMINDAHAN MESIN ZEHNTEL DI PT INTI (PERSERO) DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

(2)

ISSN 1411-0865

Volume 12 Nomor 4 Desember 2010 JURNAL

INFO

RMATIKA,

MA

NAJEMEN DAN

TEK

NOLOGI

Pelindung

(Dekan Fakultas Teknik)

Mitra Bestari

Prof. Dr. Ir. H. Iman Sudirman, DEA

Prof. Dr. Ir. Deddy Muchtadi, MS Dr. Ir. Abdurrachim

Dr. Ir. M. Sukrisno Mardiyanto, DEA Prof. Dr. Ir. Harun Sukarmadijaya, M.Sc.

Prof. Dr. Ir. Djoko Sujarto, M.Sc.tk.

Pimpinan Umum

Dr. Ir. Nurman Helmi, DEA

Ketua Penyunting

Dr. Ir. Bonita Anjarsari, M.Si

Sekretaris Penyunting

Dr. Ir. Yusep Ikrawan, M.Sc.

Sekretariat

Asep Dedi Setiandi

Pendistribusian

Rahmat Karamat

Penerbit : Jurnal INFOMATEK - Informatika, Manajemen dan Teknologi - diterbitkan oleh Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung

Penerbitan :Frekuensi terbit INFOMATEK dalam satu volume sebanyak 4 nomor per tahun pada setiap bulan : Maret, Juni, September, Desember. Penerbitan perdana Volume 1 nomor 1 dimulai pada bulan Juni 1999.

Alamat Penyunting dan Tata Usaha :Fakultas Teknik Universitas Pasundan Jl. Dr. Setiabudhi No. 193 Bandung 40153, Tel. (022) 2019435,HUNTING 2019433, 2019407 Fax. (022) 2019329,E-mail : infomatek_ft@yahoo.com TELAH TERAKREDITASI BERDASARKAN SURAT KEPUTUSAN

(3)

ISSN 1411-0865

KEBIJAKAN REDAKSI

1. UMUM

Kontribusi artikel dapat diterima dari berbagai institusi pendidikan maupun penelitian atau sejenis dalam bidang informatika, manajemen dan teknologi. Manuskrip dapat dialamatkan kepada redaksi :

Dr. Bonita Anjarsari, Ir., M.Sc Jurusan Teknologi Pangan

Fakultas Teknik – Universitas Pasundan Jl. Dr. Setiabudhi No. 193

Bandung 40153

Manuskrip harus dimasukkan dalam sebuah amplop ukuran A4 dan dilengkapi dengan judul artikel, alamat korepondensi penulis beserta nomor telepon/fax, dan jika ada alamat e-mail. Bahasa yang digunakan dalam artikel lebih diutamakan bahasa Indonesia. Bahasa Inggris, khusus untuk bahasa asing, akan dipertimbangkan oleh redaksi.

2. ELEKTRONIK MANUSKRIP

Penulis harus mengirimkan manuskrip akhir dan salinannya dalam disket (3,5” HD) kepada alamat di atas, dengan mengikuti kondisi sebagai berikut :

a. Hanya mengirimkan manuskrip dalam bentuk ‘hard copy’ saja pada pengiriman pertama,

b. Jika manuskrip terkirim telah diperiksa oleh tim redaksi, dan ‘Redaktur Ahli’ untuk kemudian telah diperbaiki oleh penulis, kirimkan sebuah disket (3,5” HD) yang berisi salinan manuskrip akhir beserta ‘hard copy’nya. Antara salinan manuskrip dalam disket dan hard copy nya harus sama,

c. Gunakan word for windows ’98, IBM compatible PC sebagai media penulisan,

d. Manuskrip harus mengikuti aturan penulisan jurnal yang ditetapkan seperti di bawah ini,

e. Persiapkan ‘back-up’ salinan di dalam disket sebagai pengamanan.

3. PENGETIKAN MANUSKRIP

a. Pada halaman pertama dari manuskrip harus berisi informasi sebagai berikut : (I) judul, (ii) nama dan institusi penulis, (iii) abstrak yang tidak boleh lebih dari 75 kata, diikuti oleh kata kunci yang berisi maksimum 8 kata, (iv) sebuah catatan kaki dengan simbol bintang (*) pada halaman pertama ini berisi nomor telepon, fax maupun e-mail penulis sebagai alamat yang dapat dihubungi oleh pembaca. b. Setiap paragrap baru harus dimulai pada sisi paling kiri dengan jarak

satu setengah spasi. Semua bagian dalam manuskrip (antara abstrak, teks, gambar, tabel dan daftar rujukan) berjarak dua spasi.

Gunakan garis bawah untuk definisi Catatan kaki (footnotes) harus dibatasi dalam jumlah dan ukuran, serta tidak harus berisi ekpresi formula matematik.

c. Abstrak harus menjelaskan secara langsung dengan bahasa yang jelas isi daripada manuskrip, tetapi bukan motivasinya. Ia harus menerangkan secara singkat dan jelas prosedur dan hasil, dan juga tidak berisi abreviasi ataupun akronim. Abstrak diketik dalam satu kolom dengan jarak satu spasi.

d. Teks atau isi manuskrip diketik dalam dua kolom dengan jarak antar kolom 0,7 cm dengan ukuran kertas lebar 19,3 cm dan panjang 26,3 cm. Sisi atas dan bawah 3 cm, sisi samping kiri dan kanan 1,7 cm. e. Setiap sub judul atau bagian diberi nomor urut romawi (seperti I, II,

…, dst), diikuti sub-sub judulnya, mulai dari PENDAHULUAN sampai dengan DAFTAR RUJUKAN. Gunakan hurup kapital untuk penulisan sub-judul.

f. Gambar harus ditempatkan pada halaman yang sama dengan teks dan dengan kualitas yang baik serta diberi nama gambar dan nomor urut. Sama halnya untuk tabel.

g. Persamaan harus diketik dengan jelas terutama untuk simbol-simbol yang jarang ditemui. Nomor persamaan harus ditempatkan di sisi sebelah kanan persamaan secara berurutan, seperti (1), (2). h. Sebutkan hanya referensi yang sesuai dan susun referensi tersebut

dalam daftar rujukan yang hanya dan telah disebut dalam teks. Referensi dalam teks harus diindikasikan melalui nomor dalam kurung seperti [2]. Referensi yang disebut pertama kali diberi nama belakang penulisnya diikuti nomor urut referensi, contoh:Prihartono [3], untuk kemudian bila disebut kembali, hanya dituliskan nomor urutnya saja [3].

i. Penulisan rujukan dalam daftar rujukan disusun secara lengkap sebagai berikut :

Sumber dari jurnal ditulis :

[1] Knowles, J. C., and Reissner, E., (1958), Note on the stress strain relations for thin elastic shells.Journal of Mathematics and Physic,37, 269-282.

Sumber dari buku ditulis :

[2] Carslaw, H. S., and Jaeger, J. C., (1953),Operational Methods in Applied Mathematics, 2ndedn. Oxford University Press,

London.

j. Urutan penomoran rujukan dalam daftar rujukan disusun berurutan berdasarkan nama pengarang yang terlebih dahulu di sebut dalam manuskrip.

(4)

ISSN 1411-0865

Volume 12 Nomor 4 Desember 2010 JURNAL

INFO

RMATIKA,

MA

NAJEMEN DAN

TEK

NOLOGI

DAFTAR ISI

BRM Djoko Widodo, Gatot Santoso, Asep Zaenal M

199 - 208 PEMBUATAN ALAT UKUR KELEMBABAN MENGGUNAKAN SENSOR SHT11

Hari Pradiko, Yulianti 209 - 220 ANALISIS KUALITAS AIR DAN SEDIMEN DI DAERAH MUARA SUNGAI CIPALABUHAN

Syarif Assalam 221 - 232 PENGUJIAN CRISP LINEAR PROGRAMMING PADA FORMULASI SUBSTITUSI KEJU NATURAL OLEH RENNET CASEIN DAN MINYAK SAWIT DALAM PEMBUATAN KEJU OLAHAN

Erwin M. Pribadi 233 - 242 PENGEMBANGAN INVESTASI DI BIDANG INDUSTRI

PENGOLAHAN SAMPAH YANG BERBASIS

LINGKUNGAN

Yonik Meilawati Yustiani, Evi Afiatun, Saeful Habibi

243 - 252 ANALISIS KUALITAS AIR DAN SEDIMEN DI WADUK CIRATA AKIBAT KEGIATAN KOLAM JARING APUNG (KJA)

(5)

INFOMATEK

Volume 12 Nomor 4 Desember 2010

ANALISA KEPUTUSAN PEMINDAHAN MESIN ZEHNTEL DI PT INTI (PERSERO)

DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

(AHP)

Yogi Yogaswara*)

Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik – Universitas Pasundan

Abstrak: Dampak krisis tahun 1997, AFTA berpengaruh terhadap produksi PT INTI (Persero), jumlah produksi terus menurun, terutama pada item modul. Modul merupakan rangkaian yang berfungsi mentransfer data dari Sentral ke Pelanggan. Sejak lama Item Modul tersebut dipesan oleh PT TELKOM Tbk ke PT INTI (Persero). Setelah ada perubahan kebijakan pemerintah untuk pengadaan item Modul, maka PT TELKOM diberi kebebasan untuk mengadakan item Modul dari Vendor secara langsung. Selain itu, kebijakan PT TELKOM Tbk yang mengembangkan penggunaan telknologi Mobile (Flexi) juga mengurangi pesanan Item Modul terhadap PT INTI (Persero). Kantor Pusat dan sebagian Pabrik PT INTI (Persero) terletak di Jln Moh. Toha no. 77 sedangkan sebagian besar Pabriknya terletak di daerah Palasari. Akibat penurunan jumlah produksi, maka mesin-mesin yang berada di Pabrik Palasari akan dipindahkan ke lokasi Mohamad Toha. Mesin yang akan dipindahkan adalah Mesin Zehntel. Mesin Zehntel adalah mesin untuk memproduksi item Modul. Untuk membantu proses pengambilan keputusan pembindahan mesin tersebut, maka diusulkan menggunakan metoda Analytical Hierarchy Process (AHP). Dari hasil pengolahan data diperoleh kesimpulan bahwa alternatif keputusan terbaik adala memindahkan Mesin Zehnel ke lokasi Mohamad Toha.

Kata kunci :Modul, AHP, Keputusan

I. PENDAHULUAN1

Kondisi pasar saat ini semakin kompetitif,

sehingga kelangsungan hidup suatu bisnis

sangat sensitif terhadap perubahan pasar.

Untuk memenuhi kebutuhan pasar dan

beradaptasi dengan tuntutan pasar diperlukan

usaha dan biaya yang cukup besar, yang jika

tidak hati-hati akan membebani perusahaan.

Selain itu, masih banyak faktor lain yang

mempengaruhi dan mengancam

1

E-mail: yogiyoga@unpas.ac.id

kelangsungan hidup perusahaan, antara lain

dengan masuknya produk-produk impor dengan

kualitas yang bervariasi dan harga yang

semakin murah, terutama produk-produk dari

China.

Kelangsungan bisnis PT INTI (Persero) juga

terpengaruh oleh kondisi tersebut di atas, pihak

manajemen harus jeli dan cepat dalam

pengambilan keputusan untuk mengatasi

masalah-masalah yang dihadapi oleh

(6)

Infomatek Volume 12 Nomor 4 Desember 2010 : 153 - 262

254

menurunnya pesanan terhadap produk-produk

PT INTI (Persero), baik pesanan dari

masyarakat umum, maupun pesanan khusus

dari PT TELKOM. Akibat menurunnya pesanan,

maka kapasitas produksi dan sumber daya yang

ada tidak dapat digunakan secara maksimal,

sehingga beban biaya tetap tinggi tetapi

penjualan menurun drastis. Selain itu PT

TELKOM yang merupakan Konsumen terbesar

untuk PT INTI juga diijinkan untuk memesan

peralatan-peralatan telekomunikasi yang

diperlukannya dipesan secara langsung kepada

vendor lain baik di dalam negeri maupun di luar

negeri seperti AT&T, Siemens, Lucen, NEC, dan

lain-lain.

Salah satu produk yang dibuat oleh PT INTI

adalah Modul, dimana Modul ini merupakan

rangkaian yang berfungsi mentransfer data dari

Sentral ke Pelanggan. Salah satu mesin yang

digunakan untuk memproduksi Modul adalah

Mesin Zehntel. Mesin ini sekarang dioperasikan

di lokasi Pabrik Palasari. Sehubungan dengan

perkembangan pasar dan kondisi perusahaan,

maka untuk efisiensi produksi dan sumber daya

lainnya seperti SDM, maka pihak manajemen

ingin mengkaji pengambilan keputusan

pemindahan mesin tersebut.

Masalah pengambilan keputusan pemindahan

mesin yang akan dilakukan adalah apakah

mesin Zehntel tersebut tetap dioperasikan di

Palasari atau dipindahkan ke kawasan

Tegalega yang satu lokasi dengan Kantor

Pusat. Diharapkan dengan pemindahan mesin

tersebut akan diperoleh efisiensi biaya dan

utilisasi sumber daya yang lebih tinggi

khususnya SDM.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka

dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut: kriteria-kriteria apa yang berpengaruh

terhadap pemindahan mesin Zehntel dan

bagaimana cara pengambilan keputusan yang

terbaik agar keputusan pemindahan tersebut

sesuai dengan tujuan dan manfaat yang

diharapkan oleh perusahaan untuk menunjang

kelangsungan bisnisnya.

II. METODOLOGI 2.1 Metoda APH

Metoda ini diawali dengan menstrukturkan

kondisi/ permasalahan yang kompleks ke dalam

komponen-komponennya secara hirarki. Setiap

hirarki terdiri dari beberapa komponen yang

kemudian diuraikan lagi ke dalam hirarki yang

lebih rendah, sehingga diperoleh hirarki yang

paling rendah, dimana

komponen-komponennya dapat dikendalikan.

Tahap terpenting dari AHP adalah penilaian

perbandingan pasangan (paired comparison).

Penilaian ini dilakukan dengan membandingkan

sejumlah kombinasi dari komponen yang ada

pada setiap tingkat hirarki. Dengan demikian

pengujian kuantitatif untuk mengetahui

(7)

Analisa Keputusan Pemindahan Mesin Zehntel di PT. INTI (Persero) Dengan Menggunakan Metoda Analytical Hieroarchy Process (APH)

255 pembobotan, Saaty, telah menyusun tabel skala

penilaian 1-9 (Fundamental Scale), Saaty [1].

Prinsip

Prinsip metoda AHP adalah sebagai berikut,

Suryadi [2]:

 Menyususn hirarki  Menentukan prioritas  Konsistensi logis

2.2 Pengolahan Data dengan Metoda AHP Menentukan tujuan pemilihan alternatif,

menentukan set kriteria/sub kriteria,

menentukan set alternatif berdasarkan kriteria

dan sub kriteria yang telah ditentukan,

menyusun struktur hirarki / model keputusan,

menyusun matriks berpasangan, melakukan

sintesa menggunakan skala 1-9 (fundamental

scale), melakukan proses normalisasi,

menghitung Consistency Ratio (CR), dan

analisis sensisivitas

2.3 Formulasi Matematis

Apabila diasumsikan terdapat n komponen yang

dinilai tingkat kepentingannya secara

berpasangan, serta C1, C2, ..., Cn adalah set dari komponen-komponen, maka judgement

secara berpasangan antara Ci dengan Cj, direpresentasikan dalam matriks A dengan

ukuran n x n:

A = ( aij) ( i,j = 1,2,...,n ) (1) Pemasukan nilai aij mengikuti aturan berikut: 1. Jika aij = α , maka a ji = l /α (α ≠1 )

2. Jika Ci mempunyai tingkat kepentingan

relatif yang sama dengan Cj, maka aij=aji= 1 3. Hal yang khusus, aii=1 untuk semua i

Dengan demikian, bentuk matriks A adalah

sebagai berikut:

ܣ=൦

ܽଵଵ ܽଵଶ … ܽଵ௡

1/ܽଵଶ ܽଶଶ … ܽଶ௡

… … … …

1/ܽଵ௡ 1/ܽଶ௡ … ܽ௡௡

൪ (2)

Jika telah didapat hasil judgement berpasangan

(Ci, Cj), maka hasil tersebut dapat dipindahkan

ke dalam bentuk numerik aij pada matriks A.

Selanjutnya akan ditentukan bobot C1,C2,..., Cn

yang mencerminkan hasil dari judgement di

atas. Bobot masing-masing set komponen di

atas dinyatakan sebagai w1, w2, ... , wn. Yang

menjadi masalah adalah bagaimana

mendapatkan bobot wi untuk setiap judgement

aij tersebut. Untuk memecahkan masalah

tersebut dapat dilakukan pengerjaan melalui 3

tahap berikut.

Tahap 1:

Asumsikan bahwa judgement didasarkan atas

hasil pengukuran nyata yang teliti. Untuk

membandingkan C1 dengan C2 diambil

patokan dari berat (bobot) setiap komponen.

Dalam kasus ideal (yang didasarkan hasil

pengukuran eksak), hubungan antara bobot wi dengan hasil judgement aij adalah sebagai

berikut:

wi/wj = aij ( untuk i,j = 1,2, ..., n ) (3)

ܣ=൦

ݓଵ/ݓଵ ݓଵ/ݓଶ … ݓଵ/ݓ௡

ݓଶ/ݓଵ ݓଶ/ݓଶ … ݓଶ/ݓ௡

… … … …

ݓ௡/ݓଵ ݓ௡/ݓଶ … ݓ௡/ݓ௡

(8)

Infomatek Volume 12 Nomor 4 Desember 2010 : 153 - 262

256

Karena pengukuran fisik tidak pernah eksak

secara rnatematis sehingga diperlukan

kelonggaran untuk penyimpangan (deviation).

Tahap 2:

Untuk melihat seberapa besar kelonggaran

yang pantas diberikan untuk penyimpangan,

perhatikan baris ke-i dari matriks A.

Pada kasus umum, akan diperoleh elemen

baris yang besarnya berkisar sekitar nilai wi,

sehingga beralasan jika dikatakan bahwa wi

adalah harga rata-rata dari nilai- nilai tersebut:

n j j ij

i

n

a

w

w

1

.

.

max

/

1

( i = 1,2, ...., n ) (5)

Tahap 3:

Pada kasus nyata, nilai aij tidak selalu sama dengan wi/wj, sehingga akan mempengaruhi solusi persamaan di atas, kecuali jika n juga

berubah.

Untuk selanjutnya nilai n ini diganti oleh λ max;

sehingga:

n j j ij

i

a

w

w

1

.

.

max

/

1

( i = 1,2, ...., n ) (6)

Persamaan tersebut mempunyai solusi yang

unik, yang dikenal dengan masalah eigenvalue

(nilai eigen). Nilai λ adalah eigenvalue

maksimum dari matriks A. Dari tahap-1 dapat

diturunkan hubungan:

1. aij.ajk = (wi/wj).(wj/wk) = wi/wk = aik Bentuk tersebut menyatakan harus terpenuhinya

konsistensi penilaian dari elemen matriks

tersebut; sedangkan:

2. aji = wj/wi = 1/wi/wj = 1/aij

Menunjukkan ciri resiprocality dari matriks

dalam

Proses Hierarki Analitik

Bentuk perkalian matriks

൦ ݓଵ/ݓଵ ݓଵ/ݓଶ … ݓଵ/ݓ௡ ݓଶ/ݓଵ ݓଶ/ݓଶ … ݓଶ/ݓ௡ … … … … ݓ௡/ݓଵ ݓ௡/ݓଶ … ݓ௡/ݓ௡ ൪ ൦ ݓଵ ݓଶ … ݓ௡ ൪=݊ ൦ ݓଵ ݓଶ … ݓ௡ ൪ (7)

Bentuk persamaan: A.W = n.W atau dalam

bentuk lain: (A - n.I) = 0, dimana I adalah

matriks identitas. Persamaan ini mempunyai

solusi tidak nol jika dan hanya jika n adalah

eigenvalue dari matriks A, dan W adalah

eigenvektornya.

Apabila dihubungkan dengan tahap-3 di atas,

dan mengingat adanya kenyataan dalam teori

matriks, maka:

(1) Jika λ1, λ2, ..., λn adalah eigenvalue

dari A dan karena aij=1 untuk semua i,

maka:

n

i

i

tr

A

1

)

(

=jumlah dari

elemen-elemen diagonal matriks A.

(2) Kesalahan kecil pada koefisien matriks

aij, akan menyebabkan penyimpangan

yang kecil pula pada eigenvalue pada

tingkat ke j+1 yang dibandingkan terhadap

(9)

Analisa Keputusan Pemindahan Mesin Zehntel di PT. INTI (Persero) Dengan Menggunakan Metoda Analytical Hieroarchy Process (APH)

257 Tabel 1

Ratio Index(RI)

Orde Matriks 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

RI 0,0 0,0 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49

Oleh karena itu, untuk mendapatkan besarnya

vektor bobot, kita harus menyelesaikan

persamaan:

A.W =max. W (8)

Untuk mendapatkan nilai W, harga eigenvalue

maksimum disubstitusikan ke dalam matriks A,

karena nilai total bobot = 1, kemudian dilakukan

perkalian A kali W yang menghasilkan

beberapa persamaan yang akan diuraikan lagi,

sehingga diperoleh nilai W1, W2, ...,Wn Harga

W i ini merupakan eigenvektor yang

bersesuaian denganλmax.

2.4 Indeks Konsistensi

Pada kenyataannya akan terjadi beberapa

penyimpangan hubungan sehingga matriks tidak

konsisten lagi. Hal ini terjadi karena

ketidakkonsistenan preferensi seseorang

(partisipan). Salah satu keistimewaan dari

Proses Hierarki Analitik dapat memperhitungkan

perbandingan konsistensi suatu hasil penilaian.

Menurut Saaty,1994 hasil penilaian yang

diterima adalah matriks yang mempunyai

perbandingan konsistensi < 10%. Jika lebih

besar dari 10%, berarti penilaian yang telah

dilakukan random, dan perlu diperbaiki. Untuk

menghitung derajat konsistensi digunakan

rumus sebagai berikut [2]:

CI (Indeks Konsistensi) =

1

max

n

n

(9)

CR (Rasio Konsistensi) = CI / RI (10)

dimana RI diperoleh berdasarkan Tabel 3.

2.5 Konsistensi Hirarki

Hirarki yang disusun harus konsisten, yang

dinyatakan dengan konsistensi hirarki (CRH),

yang dihitung dengan persamaan:

CCI = CI1 + (EV1)(CI2) (11)

CRI = RI1 + (EV1)(RI2) (12)

CRH= CCI/CRI (13)

CRH = rasio konsistensi hierarki

CCI = konsistensi hirarki terhadap

konsistensi indeks dari matriks

perbandingan pasangan

CRI = konsistensi hirarki terhadap indeks

random dari matriks

perbandingan berpasangan

CI1 = konsistensi indeks dari matriks perbandingan pasangan pada

hirarki tingkat pertama

(10)

Infomatek Volume 12 Nomor 4 Desember 2010 : 153 - 262

258

perbandingan pasangan pada

hirarki tingkat kedua, berupa vektor

kolom

EV1 = eigenvalue dari matriks perbandingan pasangan pada

hirarki tingkat pertama, berupa

vektor baris

RI1 = indeks random dari orde matriks perbandingan pasangan pada

hirarki tingkat pertama (j)

Rl2 = indeks random dari orde matriks adalah indeks konsistensi random

yang besarnya tergantung pada

ukuran matriks (Ordo Matriks).

III. APLIKASI

Untuk pengambilan keputusan pemindahan

mesin Zehntel menggunakan AHP dipilih

kriteria-kriteria yang berpengaruh dengan

proses pengambilan keputusan pemilihan

alternatif pemindahan mesin Zehntel dari

Palasari ke Tegalega.

Adapun Kriteria-kriteria yang ditetapkan adalah

Fasilitas, Utilitas, Bangunan dan Efisiensi.

Untuk Kriteria Fasilitas dipilih sub kriteria

Pengiriman, Gudang, dan kantor Administrasi.

Untuk Kriteria Utilitas dipilih sub kriteria Telepon,

Listrik, Sirkulasi udara, dan Penerangan. Untuk

kriteria Bangunan dipilih sub kriteria Kapasitas

Beban Lantai, Luas Lantai, dan Tata Letak.

Sedangkan untuk kriteria Efisiensi dipilih sub

kriteria Penekanan Biaya dan Perampingan

SDM.

Gambar 1

Struktur Hierarki Pemilihan Alternatif Pemindahan Mesin Zehntel di PT INTI (Persero)

Alternatif pemindahan mesin Zehntel adalah Kawasan tegalega atau Kawasan Palasari Group Decision Making(GDM)

Dalam pengambilan keputusan pemilihan

alternative pemindahan mesin Zehntel ini

judgement diberikan oleh 3 orang Decision

Maker (DM)). Untuk memperoleh rata- rata dari

judgement ketiga Decision Maker tersebut

digunakan metoda Geometric Mean dengan

rumus Sebagai berikut:

a

ij

= (Z

1

. Z

2

. Z

3

)

1/3

sehingga diperoleh Perbandingan tingkat

kepentingan antara kiriteria fasilitas, utilitas,

(11)

Analisa Keputusan Pemindahan Mesin Zehntel di PT. INTI (Persero) Dengan Menggunakan Metoda Analytical Hieroarchy Process (APH)

259 Tabel 2

Perbandingan tingkat kepentingan antara kiriteria fasilitas, utilitas, bangunan, efisiensi

Perhitungan Geometrik mean juga dilakukan

untuk sub kriteria dan alternatif.

Matriks Perbandingan Berpasangan

Berdasarkan hasil perhitungan Geometric

Mean, maka diperoleh matriks perbandingan

berpasangan untuk Kriteria seperti pada Tabel

3.

Tabel 3

Matriks Perbandingan Berpasangan untuk Kriteria

Fasilitas Utilitas Bangunan Efisiensi

Fasilitas 1,0 2,5 3,0 1 / 4,7

Utilitas 1 / 2,5 1,0 1 / 2,5 1 / 5,6 Bangunan 1 / 3,0 2,5 1,0 1 / 3,6

Efisiensi 4,7 5,6 3,6 1,0

Dengan cara yang sama diperoleh matriks

perbandingan berpasangan untuk level sub

kriteria dan alternatif.

3.1 Perhitungan Normalisasi dan

Consistensi Ratio

3.1.1 Normalisasi

Berdasarkan Tabel 3, maka dihitung bobot

untuk kriteria dengan cara normalisasi seperti

pada Tabel 4 berikut:

Tabel 4

Perhitungan Bobot Kriteria

Fasilitas Utilitas Bangunan Efisiensi Bobot Kriteria

Fasilitas 1,0 2,5 3,0 1 / 4,7 0,21

5

Utilitas 1 / 2,5 1,0 1 / 2,5 1 / 5,6 0,07

4

Bangunan 1 / 3,0 2,5 1,0 1 / 3,6 0,12

9

Efisiensi 4,7 5,6 3,6 1,0 0,58

2

Jumlah 6,4 11,6 8,0 1,7 1,00

0

Contoh perhitungan Bobot untuk Fasilitas yaitu

sebagai berikut:

Bobot Fasilitas = { (1,0 : 6,5) + (2,5 : 11,6) +

(3,0 : 8,0) + ( 1/4,7 ; 1,7) } / 4 = 0,215

Dengan cara yang sama diperoleh bobot untuk

level sub kriteria sebagai berikut:

a. Bobot untuk sub kriteria terhadap kriteria

Fasilitas adalah sebesar 0,639 untuk

Pengiriman, 0,190 untuk Gudang, dan 0,170

untuk Kantor Administrasi

Kriteria Z1 Z2 Z3 Geometric Mean

(12)

Infomatek Volume 12 Nomor 4 Desember 2010 : 153 - 262

260

b. Bobot untuk sub kriteria terhadap kriteria

Utilitas adalah sebesar 0,175 untuk

Telepon, 0,536 untuk Listrik, 0,071 untuk

kriteria Sirkulasi udara, dan 0,217 untuk

Penerangan

c. Bobot untuk sub kriteria terhadap kriteria

Bangunan adalah sebesar 0,449 untuk

Kapasitas, 0,359 untuk Luas lantai, dan

0,191 untuk Tata Letak

d. Bobot untuk sub kriteria terhadap kriteria

Efisiensi adalah sebesar 0,192 untuk

Penekanan Biaya, dan 0,808 untuk

Perampingan SDM.

3.1.2 Concistency Ratio

Untuk menguji apakah judgement yang

diberikan oleh Decision Maker konsisten,

maka langkah berikutnya dilakukan perhitungan

Concistency ratio sebagai berikut: Perhitungan

λ max dengan menggunakan persamaan

sebagai berikut:

λ max = Σ (Σ kolom x Σ baris bobot yang

dinormalisasi) (14)

= { (6,4)x(0,215) + (11,6)x(0,074) +

(8,0)x(0,129) + (1,7)x(0,582) } = 4,255

Perhitungan Concistency index dengan

menggunakan persamaan 9 diperoleh

sebagai berikut :

CI (Indeks Konsistensi) = (4,255 – 4)/(4-1)

= 0.085

Kemudian perhitungan Concistency Ratio

dengan menggunakan persamaan 10 adalah

sebagai berikut:

RI (Rasio Konsistensi) 0,085 / 0,9 = 0,09

Karena CR < 10% maka judgement yang

dilakukan oleh Decision Maker untuk kriteria

sudah konsisten.

Dengan cara yang sama juga dihitung

Concistency Ratio untuk Sub Kriteria dan

Alternatif, dan diperoleh hasil seperti pada Tabel

5 berikut:

Tabel 5

Hasil Perhitungan Konsistensi untuk Sub Kriteria

Matriks Perbandingan Berpasangan λmax CI RI CR Keterangan Sub Kriteria terhadap Fasilitas 3,026 0,013 0,58 0,01 Konsisten Sub Kriteria terhadap Utilitas 4,184 0,061 0,90 0,07 Konsisten Sub Kriteria terhadap Bangunan 3,966 0,011 0,58 0,01 Konsisten Sub Kriteria terhadap Efisiensi 3,966 1,966 0,00 0,00 Sangat Konsisten

Untuk alternatif terhadap sub kriteria tidak

perlu dihitung CR-nya, karena untuk

membandingkan 2 alternatif judgement dari

(13)

Analisa Keputusan Pemindahan Mesin Zehntel di PT. INTI (Persero) Dengan Menggunakan Metoda Analytical Hieroarchy Process (APH)

261 3.1.3 Konsistensi Hirarki

Uji konsistensi hirarki digunakan parameter

consistency ratio of hierarchy (CRH) dan

suatu hirarki dinyatakan konsisten jika CRH

tidak lebih dari 10%, dan berdasarkan

persamaan 11, 12 dan 13, maka diperoleh

sebagai berikut:

a. Tujuan terhadap kriteria diperoleh CRH

sebesar 0,083 (konsisten)

b. Kriteria Fasilitas terhadap sub kriteria adalah

sebesar 0,052 (konsisten)

c. Kriteria Utilitas terhadap sub kriteria adalah

sebesar 0,078 (konsisten)

d. Kriteria Bangunan terhadap sub kriteria

adalah sebesar 0,034 (konsisten)

e. Kriteria Efisiensi terhadap sub kriteria adalah

sebesar 0,00 (sangat konsisten)

f. Nilai CRH secara keseluruhan adalah

sebesar 0,049 (konsisten)

3.2 Perhitungan Bobot Keseluruhan (Bobot Global)

Setelah menghitung konsistensi hirarki, maka

perhitungan selanjtnya adalah menghitung nilai

bobot keseluruhan (bobot global. Hasil

perhitungan keseluruhan dengan menggunakan

software Expert Choice diperoleh hasil seperti

pada Tabel 6 berikut:

Tabel 6

Bobot Global Pemilihan Alternatif Pemindahan Mesin Zehntel

Level Elemen Bobot Prioritas

Kriteria (Level 2) Effisiensi 0,582 1

Fasilitas 0,215 2

Bangunan 0,129 3

Utilitas 0,074 4

Sub Kriteria (Level 3) Perampingan SDM 0,470 1

Pengiriman 0,137 2

Penekanan Biaya 0,112 3

Kapasitas beban Lantai 0,058 4

Luas Lantai 0,046 5

Gudang 0,041 6

Listrik 0,040 7

Kantor Administrasi 0,037 8

Tata letak 0,025 9

Penerangan 0,016 10

Telepon 0,013 11

Sirkulasi Udara 0,005 12

Alternatif (Level 4) Kawasan Tegalega 0,678 1

(14)

Infomatek Volume 12 Nomor 4 Desember 2010 : 153 - 262

262

Analisis Sensitivitas

Adanya informasi baru atau perubahan

kondisi seringkali membuat Decision

Maker mengubah judgement-nya, sehingga

akan merubah keputusan secara

keseluruhan. Perubahan judgement biasanya

terjadi pada bobot kriteria atau sub kriteria.

Dengan mempertimbangkan kembali bobot

kriteria atau sub kriteria tersebut, seorang

Decision Maker dapat memantapkan

pilihannya, sehingga keputusan yang diambil

betul-betul sudah matang.

Analisis sensitivitas biasa digunakan untuk

memeriksa bagaimana tingkat sensitivitas

rangking alternatif terhadap

perubahan-perubahan tingkat kepentingan (bobot) kriteria

atau sub kriteria. Dengan menggunakan

software Expert Choice for Windows, Analisis

Sensitivitas juga dilakukan untuk pemilihan

alternatif pemindahan mesin Zehntel, yaitu

dengan menggunakan Different Sensitivity dan

Dinamic Sensitivity. Dengan menggunakan

kedua model analisa tersebut diharapkan

proses pengambilan keputusan akan lebih baik

dan lebih dipercaya.

Setelah dilakukan Analisis sensitivitas terhadap

pemilihan alternatif pemindahan mesin Zehntel,

dengan cara menaikan atau menurunkan

bobot kriteria sebesar 10%,

20% dan 30% dari bobot semula, maka

alternatif keputusan terbaik tetap pada Kawasan

tegalega. Dan perubahan bobot tersebut tidak

sensitif terhadap perubahan keputusan sebelum

dilakukan analisis sensitivitas.

IV. KESIMPULAN

Setelah melakukan perhitungan dan analiasis

sensitivitas, maka diperoleh bobot untuk

Kawasan Tegalega sebesar 0,678 dan Palasari

sebesar 0,322, sehingga disulukan untuk

memindahkan mesin Zehntel ke kawasan

Tegalega.

Dampak dari pemindahan mesin Zehntel dari

palasari ke Tegalega antara lain berpengaruh

pada perampingan SDM yang dimiliki, sehingga

dengan dipindahkannya mesin Zehntel ke

kawasan tegalega, kinerja perusahaan

diharapkan menjadi lebih baik.

V. DAFTAR RUJUKAN

[1] Suryadi, K. dan Ali Ramdhani, (2002),

Sistem Pendukung Keputusan, Cetakan

Ketiga, Edisi Pertama, PT Remaja

Rosdakarya, Bandung.

[2] Saaty, Thomas. L (1994): Fundamental of

Decision Making And Priority Theory with

Gambar

Gambar 1Struktur Hierarki Pemilihan Alternatif Pemindahan
Tabel 2
Tabel 5Hasil Perhitungan Konsistensi untuk Sub Kriteria
Tabel 6

Referensi

Dokumen terkait

Dengan penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pembinaan mental spiritual adalah suatu pembinaan terhadap seseorang dengan maksud ditujukan kepada

Dari gambar di atas, dapat kita lihat bahwa file-file framework Codeigniter yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi web terdapat pada folder system.. Folder-folder ini

Beberapa pokok materi yang diatur dalam Peraturan Daerah ini antara lain mengenai: Pengertian, Asas dan Ruang Lingkup, Tujuan, Fungsi Perizinan, Subjek dan Objek

Demikian juga, ada mahasiswa yang menganggap bahwa apa yang telah dilakukannya adalah sebuah cerminan kasih kepada Allah, sementara yang lain beranggapan bahwa kasih

P(3HB) merupakan biopolimer yang mengalami penguraian seratus persen apabila dibuang ke lingkungan (Tokiwa et al., 1994), sehingga dengan adanya komponen tersebut

1) Prof. Bambang Setiaji, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2) Arif Widodo, A.Kep., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan yang

Menurut Muhammad Muhyi Faruq (2009:53), passing atas adalah dengan menggunakan kedua tangan yang diangkat keatas lurus agak kedepan kepala, jari – jari tangan

Dalam produksi stick fungsional, terjadi peningkatan efisiensi dan kapasitas produksi dengan adanya diseminasi alih teknologi berupa Food Mixer, Sealer Kemasan Kontinyu dan