• Tidak ada hasil yang ditemukan

Petunjuk Teknis (Staff Instruction)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Petunjuk Teknis (Staff Instruction)"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

TANGGAL : 9 Maret 2018

Petunjuk Teknis

(Staff Instruction)

SI 47-03

PROSEDUR PENGADAAN PESAWAT UDARA

Amendment : 0

Date : 9 March 2018

REPUBLIC OF INDONESIA - MINISTRY OF TRANSPORTATION DIRECTORATE GENERAL OF CIVIL AVIATION

(2)

i 1. PENGGUNAAN : Petunjuk Teknis (Staff Instruction) ini menjelaskan tanggung jawab, kebijakan, dan prosedur pengadaan pesawat udara.

2. REFERENCES : Petunjuk Teknis (Staff Instruction) ini harus dipergunakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

3. CANCELLATION : -

4. AMENDMENT : Revisi Petunjuk Pelaksanaan Internal ini disetujui oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara.

DIRECTOR GENERAL OF CIVIL AVIATION

ttd

Dr. Ir. AGUS SANTOSO, M.Sc.

(3)

ii DAFTAR ISI Bagian Halaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN 100. Tujuan 1 101. Referensi Publikasi 1 102. Penerapan 1 103. Kelayakan 1 104. Permohonan 1

BAB II PERSETUJUAN PENGADAAN PESAWAT UDARA UNTUK PEMEGANG IZIN USAHA ANGKUTAN UDARA NIAGA 200. Tujuan 2

201. Latar Belakang 2

202. Permohonan 2

BAB III PERSETUJUAN PENGADAAN PESAWAT UDARA UNTUK KEGIATAN ANGKUTAN UDARA BUKAN NIAGA 300. Tujuan 5

301. Latar Belakang 5

302. Permohonan 5

BAB IV PROSEDUR PERSETUJUAN PENGADAAN PESAWAT UDARA 400. Umum 7

401. Proses Persetujuan Pengadaan Pesawat Udara 7

(4)

iii

403. Masa Berlaku 11

404. Pengalihan 11

405. Tanggung Jawab Pemegang 11

LAMPIRAN A : PROSEDUR PERSETUJUAN PENGADAAN PESAWAT UDARA 12 LAMPIRAN B : DGCA FORM 47-07 PERMOHONAN PERSETUJUAN

PENGADAAN UDARA 13 LAMPIRAN C : CONTOH SURAT PERSETUJUAN PENGADAAN 24 LAMPIRAN D : CONTOH SURAT PENOLAKAN PENGADAAN 26

(5)

1

BAB I – PENDAHULUAN 100. TUJUAN

a. Petunjuk Teknis (Staff Instruction) ini merupakan alat bantu bagi Inspektur Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam memproses persetujuan pengadaan pesawat udara.

b. Pesawat udara yang akan didaftarkan di Republik Indonesia harus memenuhi semua persyaratan dalam petunjuk pelaksanaan ini.

c. Direktur Jenderal akan menerbitkan persetujuan pengadaan pesawat udara apabila pemohon memenuhi semua persyaratan dalam petunjuk pelaksanaan ini.

101. REFERENSI PUBLIKASI

- UU Penerbangan No. 1 Tahun 2009. - Keputusan Menteri No 155 Tahun 2016. - CASR Part 47, Aircraft Registration. - CASR Part 45, Identification and Marking. - SI 47-01, Aircraft Registration Procedure.

102. PENERAPAN

Petunjuk Teknis (Staff Instruction) ini menjelaskan prosedur mengenai persyaratan dalam menerbitkan persetujuan pengadaan pesawat udara dan aturan pemegang izin.

103. KELAYAKAN

Pemohon yang layak mengajukan permohonan persetujuan pengadaan pesawat udara adalah:

a. Pemegang Izin Usaha Angkutan Udara Niaga; dan

b. Pemerintah, Pemerintah Daerah, Lembaga tertentu, Orang Perseorangan dan/atau Badan Usaha lainnya Pemegang Izin Kegiatan Angkutan Udara Bukan Niaga.

104. PERMOHONAN

Permohonan pengadaan pesawat udara dibuat di dalam DGCA Form 47-07 Permohonan Persetujuan Pengadaan Pesawat Udara dengan melampirkan semua persyaratan dan dikirimkan ke Direktur Jenderal. Tata cara pengisian DGCA Form 47-07 terdapat pada Pedoman Teknis Operasional (Advisory Circular) 01 ‘TATA CARA PENGISIAN DAN PEMENUHAN DGCA Form 47-07’.

(6)

2

BAB II – PERSETUJUAN PENGADAAN PESAWAT UDARA UNTUK PEMEGANG IZIN USAHA ANGKUTAN UDARA NIAGA

200. TUJUAN

Bab ini memberikan informasi dan menjelaskan kriteria-kriteria persetujuan pengadaan pesawat udara untuk pemegang izin angkutan udara niaga.

201. LATAR BELAKANG

Persetujuan pengadaan pesawat udara untuk pemegang izin angkutan udara niaga dapat dimintakan dengan tujuan:

a. Pemenuhan terhadap ketentuan UU Penerbangan No 1 Tahun 2009, mengenai kepemilikan dan penguasaan pesawat udara.

1) Kegiatan Angkutan Niaga Berjadwal harus memiliki sedikitnya 5 (lima) pesawat udara dan menguasai sedikitnya 5 (lima) pesawat udara;

2) Kegiatan Angkutan Niaga Tidak Berjadwal dan kargo harus memiliki sedikitnya 1 (satu) pesawat udara dan menguasai sedikitnya 2 (dua) pesawat udara;

b. Penggantian armada yang ada;

c. Cadangan untuk kegiatan transportasi udara; d. Penambahan kapasitas angkutan udara; dan e. Pengembangan rute atau daerah operasi.

202. PERSYARATAN

Pemohon harus mengisi DGCA Form 47-07 secara lengkap dan benar dan menyerahkan ke Direktur Jenderal beserta lampiran-lampirannya dan memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Memegang Surat Izin Usaha Angkutan Udara Niaga (SIUAUN) dan Air Operator Certificate (AOC). Pemohon AOC baru bisa menggunakan SIUAUN.

b. Pesawat udara yang dibuat mengacu pada standard kelaikudaraan Civil Aviation Safety Regulations (CASR) 23, CASR 25, CASR 27 atau CASR 29 wajib memiliki Sertifikat Tipe, Sertifikat Tipe Validasi atau Letter of Acceptance yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal.

(7)

3 c. Pesawat udara harus memenuhi persyaratan usia pesawat sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

d. Pesawat udara harus memenuhi persyaratan teknis dan operasional sesuai dengan CASR 91, CASR 121 atau CASR 135;

e. Memberikan data spesifikasi pesawat udara;

f. Memberikan salinan kontrak atau Memorandum Of Understanding (MOU) dengan Approved Maintenance Organization (AMO) yang sudah disetujui untuk kegiatan perawatan yang disub-kontrakan;

g. Permohonan Penambahan kapasitas armada dan Perluasan rute atau daerah operasi harus mengirimkan data utilisasi pesawat yang terdiri dari: 1. Kegiatan Angkutan Niaga Berjadwal:

a) load factor yang ada; b) proyeksi utilisasi pesawat; c) diagram rotasi pesawat.

2. Kegiatan Angkutan Niaga Tidak Berjadwal:

a) utilisasi pesawat yang ada untuk operasi spot charter; b) proyeksi utilisasi pesawat;

c) perkiraan permintaan atau target pasar.

h. Sumber Daya Manusia (SDM) dan fasilitas, terdiri dari : 1. Pilot (Pilot in Command and First Officer);

2. Teknisi;

3. Awak kabin (jika ada);

4. Petugas Operasi Penerbangan (FOO) (jika ada); 5. Pendukung Tata Operasi Darat (Ground handling);

6. Pendukung fasilitas (Perkantoran, Hangar, Tools & Peralatan, dsb.); 7. Data teknik bandara (Spesifikasi landasan, kategori pemadam kebakaran,

dsb);

i. Bukti penguasaan pesawat, minimal Letter of Intent (LOI);

j. Identifikasi Hazard dan Analisa Resiko (HIRA) yang berhubungan dengan perawatan dan operasi pesawat udara, rute baru, fasilitas bandara, Sumber Daya Manusia (SDM), dan sebagainya;

k. Training Program (Pilot, Teknik, Awak Kabin, FOO, dsb) sehubungan dengan penambahan pesawat udara;

(8)

4 l. Rencana bisnis dan laporan keuangan.

m. Program keselamatan (Safety Program) sebagai berikut; 1. Laporan program audit internal;

2. Laporan tindakan perbaikan hasil Directorate General Civil Aviation (DGCA) audit and surveillance;

(9)

5

BAB III – PERSETUJUAN PENGADAAN PESAWAT UDARA UNTUK PEMEGANG IZIN USAHA ANGKUTAN UDARA BUKAN NIAGA

300. TUJUAN

Bab ini memberikan informasi dan menjelaskan kriteria-kriteria persetujuan pengadaan pesawat udara untuk kegiatan angkutan udara bukan niaga.

301. LATAR BELAKANG

Persetujuan pengadaan pesawat udara untuk kegiatan angkutan udara bukan niaga dapat dimintakan dengan tujuan:

a. Pengoperasian pesawat udara untuk kegiatan olah raga dirgantara. b. Pengoperasian khusus, antara lain:

1. Pertanian (contoh: penyemprotan, dusting, penyemaian, dan kontrol terhadap hewan ternak dan predator);

2. Konservasi hutan dan satwa liar;

3. Survei udara (contoh: photography, pemetaan, dan explorasi minyak dan mineral);

4. Patrolling (contoh: jaringan pipa, jaringan listrik, dan kanal); 5. Kontrol cuaca (contoh: penaburan garam pada awan);

6. Iklan udara (contoh: skywriting, banner towing, airborne signs, dan public address systems). c. Misi Pemerintah. d. Edukasi/Sekolah Pilot. e. Pribadi. 302. PERSYARATAN

Pemohon harus mengisi dengan benar dan menyerahkan DGCA Form 47-07 beserta lampirannya ke Direktur Jenderal dan memenuhi persyaratan sebagai berikut:

(10)

6 a. Memegang Surat Izin Kegiatan Angkutan Udara (SIKAU) dan Pilot School

Certificate (PSC) atau OC (Operating Certificate). Pemohon PSC atau OC baru bisa menggunakan SIKAU;

b. Pesawat udara harus memenuhi persyaratan teknis dan operasi sesuai dengan CASR 91;

c. Pesawat udara yang dibuat mengacu pada standard kelaikudaraan CASR 23, SCAR 25, CASR 27 atau CASR 29 wajib memiliki Sertifikat Tipe/Sertifikat Tipe Validasi atau letter of acceptance yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal, kecuali untuk pesawat kategori experimental (contoh : amateur-built dan light sport);

d. Memberikan data spesifikasi pesawat udara; e. Sumber Daya Manusia (SDM), terdiri dari :

1) Pilot. 2) Teknisi.

(11)

7

BAB IV – PROSEDUR PERSETUJUAN PENGADAAN PESAWAT UDARA

400. UMUM

a. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melakukan evaluasi berdasarkan kriteria-kriteria pada lampiran Petunjuk Pelaksanaan ini;

b. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menyetujui atau menolak permohonan dalam waktu 14 hari kerja setelah memenuhi semua persyaratan dengan lengkap dan benar;

c. Contoh persetujuan dan penolakan permohonan terdapat pada lampiran 3.

401. PROSES PERSETUJUAN PENGADAAN PESAWAT UDARA

a. Pemohon mengirimkan surat permohonan dan mengisi DGCA Form 47-07 secara lengkap kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara. Tata cara pengisian form terdapat dalam AC 47-01 ‘TATA CARA PENGISIAN DAN PEMENUHAN DGCA Form 47-07’.

b. Dalam waktu 3 hari permohonan akan di evaluasi kelengkapan dan kebenarannya sesuai dengan paragraph 402. Setiap data yang tidak lengkap atau tidak benar akan diberitahukan kepada pemohon melalui surat.

c. Apabila data sudah lengkap, pemohon akan diundang rapat.

CATATAN: Untuk pemohon AOC/OC baru, rapat akan dilaksanakan pada proses sertifikasi fase III.

d. Rapat yang diselenggarakan bertujuan untuk menentukan pemenuhan terhadap semua persyaratan teknis terkait dengan pengoperasian pesawat udara yang diajukan.

e. Notulen rapat harus ditandatangani oleh pemohon dan pejabat struktural Sub Direktorat Produk Aeronautika terkait dengan tindak lanjut hasil rapat. f. Evaluasi akhir harus berisikan informasi mengenai rekomendasi apakah

(12)

8 tolak harus diberikan alasan penolakan.

g. Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara akan menentukan keputusan akhir dan menandatangani DGCA Form 47-07.

h. Dalam waktu 14 hari Direktur Jenderal Perhubungan Udara akan menandatangani surat persetujuan Pengadaan Pesawat Udara setelah semua persyaratan dianggap lengkap dan benar atau penolakan apabila tidak memenuhi persyaratan yang lengkap dan benar.

402. EVALUASI PERSETUJUAN PENGADAAN PESAWAT UDARA

Rekomendasi persetujuan atau penolakan ditentukan setelah dilakukan evaluasi terhadap data yang dikirimkan pemohon apakah memenuhi persyaratan atau tidak. Evaluasi dilakukan oleh inspektur yang ditunjuk dengan menggunakan DGCA Form 47-20 ‘Evaluation for Procurement Approval of Airplane and Helicopter’ untuk setiap tipe pesawat yang diminta. DGCA Form 47-20 digunakan untuk menentukan pemenuhan terhadap kelengkapan dan kebenaran data sebelum dilakukan rapat dengan memberikan tanda “V” pada kolom “Awal”. Selain itu DGCA Form 47-20 juga digunakan untuk merekomendasikan apakah permohonan tersebut di setujui atau di tolak setelah evaluasi akhir berdasarkan hasil rapat dan tindak lanjutnya apabila ada.

402.1 SURAT PERMOHONAN

Surat permohonan harus di cek untuk mengetahui apakah pemohon adalah pemegang SIUAUN atau SIKAU.

1. Cek nama pemohon.

2. Cek nomor dan tanggal surat.

3. Cek DGCA Form 47-07. Form ini harus ditandatangani oleh manajer yang bertanggung jawab dan harus diisi sesuai dengan AC 47-01.

4. Cek kelengkapan dan kebenaran data yang dikirim.

402.2 PERMOHONAN PERSETUJUAN PENGADAAN PESAWAT UDARA A. PERMOHONAN

Bagian I. INFORMASI PEMOHON

Cek data berikut :

1. Nama, alamat pemohon sesuai SIUAU atau SIKAU 2. Nomor dan tanggal SIUAUN atau SIKAU.

3. Nama dan alamat pemohon sesuai AOC/OC. 4. Nomor dan tanggal AOC/OC.

(13)

9

Bagian II. MAKSUD PENGADAAN PESAWAT UDARA

Cek data berikut :

1. Maksud pengadaan pesawat udara niaga sesuai peruntukannya (jika pesawat udara niaga).

2. Maksud pengadaan pesawat udara bukan niaga sesuai peruntukannya (jika pesawat udara bukan niaga).

3. Jumlah dan tipe pesawat yang dimohon

4. Jumlah dan tipe pesawat udara yang dimiliki dan dikuasai sesuai UU Penerbangan No. 1 Tahun 2009.

Bagian III. PERNYATAAN RIWAYAT PENGOPERASIAN DAN KEPEMILIKAN (LAMPIRKAN)

Cek pernyataan riwayat pengoperasian dan kepemilikan pesawat udara.

Bagian IV. KESIAPAN PEMOHON

A. Sumber Daya Manusia (SDM)

Cek Lampiran 1 List of Personil Pilot, Lampiran 2 List of Personnel Engineering & Maintenance, Lampiran 3 List of Personnel FA, dan Lampiran 4 List of Personnel FOO dari DGCA Form 47-07 dan data pendukung seperti license atau certificate.

1) Jumlah karyawan yang ada dan/atau;

2) Jumlah karyawan yang berhubungan dengan pengoperasian armada yang baru dimintakan.

B. Training Program

Cek lampiran dari training program, terutama training bagi karyawan baru yang yang berhubungan dengan pengoperasian armada yang baru dimintakan dan training berkelanjutan bagi karyawan lama.

C. Fasilitas

Cek semua kotak yang berlaku. Fasilitas pendukung pengoperasian, perawatan, hangar, ground support, bandara, harus siap dan mendukung pengoperasian pesawat. Pemenuhan fasilitas ditentukan dari laporan tim sertifikasi AOC/OC/PSC, data dari Principal Maintenance Inspector (PMI), Otoritas Bandara, dan sebagainya. Untuk penggantian armada tidak diperlukan evaluasi.

D. Dasar Kepemilikan

Cek bukti kepemilikan dalam form Bill of Sale/gift/grant. Apabila pesawat tersebut tidak dimiliki oleh operator, cek perjanjian sewa atau sewa beli atau perjanjian lainnya yang menunjukkan penguasaan dan penggunaan pesawat.

(14)

10 Cek Lampiran 5 pada DGCA Form 47-07 :

1. Estimasi permintaan dan target pasar.

2. Rencana dan persetujuan rute pengoperasian pesawat udara sesuai business plan.

3. Laporan keuangan

Bagian VI. DATA PESAWAT UDARA YANG DIMOHONKAN

Cek Lampiran 5 pada DGCA Form 47-07

1. Nomor TC Validasi atau Letter of Acceptance.

2. Nama pabrikan sesuai dengan data plate (CASR part 45 sec. 45.13(a) (1)).

3. Tipe pesawat udara sesuai TCDS. 4. Kategori pesawat udara sesuai TCDS.

5. Nomor seri pesawat udara sesuai dengan data plate (CASR part 45.13(a)(3)).

6. Tahun pembuatan sesuai dengan data plate atau pada record pesawat. 7. Nama pabrikan mesin, model dan jumlah mesin sesuai dengan data

plate (CASR part 45 sec. 45.13(a)(1).

8. Nama pabrikan propeller, model dan jumlah propeller sesuai dengan data plate (CASR part 45 sec.45.13(a)(1).

9. Jumlah kursi sesuai dengan TCDS.

10. Jumlah minimum pilot sesuai dengan TCDS. 11. Flight Endurance (miles or hour).

12. MTOW sesuai denganTCDS. 13. Maximum Landing Weight (MLW).

14. Pemenuhan terhadap CASR 91/121/135 untuk equipment yang terpasang pada pesawat. Tulis CASR yang applicable pada pesawat tersebut. Pada saat evaluasi harus bisa ditentukan apakah pesawat tersebut memenuhi persyaratan equipment sesuai dengan CASR atau tidak.

15. Pemenuhan terhadap KM No. 155 Tahun 2016. Tulis ‘complied’ saat memenuhi persyaratan usia pesawat.

Bagian VII. ASPEK KESELAMATAN

Evaluasi program keselamatan untuk pemenuhan terhadap persyaratan keselamatan. Cek program dan laporan tersebut sebagai berikut:

1. SMS (Sistem Manajemen Keselamatan).

2. HIRA (Analisa Risiko Dan Identifikasi Hazard) mengenai pengelolaan resiko saat penggantian manajemen.

(15)

11 4. Tindak lanjut audit & surveillance dari DKPPU.

5. Laporan accident dan incident.

Bagian VIII. LAIN-LAIN

Cek informasi penting yang dituliskan oleh pemohon pada bagian ini.

Bagian IX. SERTIFIKASI

Memastikan bahwa Direktur Teknik, Direktur Operasi, dan Direktur Utama telah menandatangani kolom ini.

B. VERIFIKASI DATA DAN PEMERIKSAAN FASILITAS PENDUKUNG (DIISI OLEH DKUPPU)

Bagian X. HASIL PEMERIKSAAN

Inspektur Kelaikudaraan yang ditugaskan melakukan verifikasi data dan pemeriksaan fasilitas pendukung melaporkan hasil verifikasi dan pemeriksaannya pada kolom ini.

Bagian XI. KESIMPULAN HASIL PEMERIKSAAN

Inspektur Kelaikudaraan yang ditugaskan memberikan kesimpulan terhadap proses verifikasi dan pemeriksaan yang telah dilakukan.

C. PENILAIAN

Bagian XII. ANALISIS

Inspektur Kelaikudaraan yang ditugaskan membuat analisis kesesuaian dan pemenuhan permohonan pengadaan pesawat udara sesuai peraturan yang berlaku berdasarkan hasil rapat dan pemenuhan terhadap kekurangan hasil rapat (jika ada), verifikasi dokumen, dan pemeriksaan fasilitas pendukung yang telah dilakukan,.

Bagian XIII. KESIMPULAN

Inspektur Kelaikudaraan yang ditugaskan membuat kesimpulan akhir proses permohonan pengadaan pesawat udara.

Bagian XIV. REKOMENDASI

Direktur mengajukan rekomendasi permohonan dikabulkan/permohonan dikabulkan dengan catatan/permohonan ditolak dan menandatangani Form 47-20 yang telah diisi oleh Inspektur Kelaikudaraan.

(16)

12

403. Masa berlaku.

Masa berlaku dari persetujuan pengadaan pesawat udara adalah 6 bulan setelah tanggal penerbitan.

404. Pengalihan.

Persetujuan pengadaan pesawat udara tidak dapat dialihkan ke pihak lain.

405. Tanggung jawab pemegang.

Setiap pemegang persetujuan pengadaan pesawat udara harus menerapkan ketentuan yang diatur dalam persetujuan.

LAMPIRAN A

(17)

13 LAMPIRAN B

DGCA FORM 47-07 PERMOHONAN PERSETUJUAN PENGADAAN

PESAWAT UDARA

KEMENTRIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

DIREKTORAT KELAIKAN UDARA DAN PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA

JL. MEDAN MERDEKA BARAT NO. 8, JAKARTA PUSAT 10110, INDONESIA TEL. : (62-21) 350.6664, 350.6665 FAX. : (62-21) 350.6663

P.O. BOX 3049, JAKARTA 10030, INDONESIA

PERMOHONAN

PERSETUJUAN PENGADAAN PESAWAT UDARA

A. PERMOHONAN

URAIAN KETERANGAN

I. DATA PEMOHON DIISI PEMOHON

DIISI DKUPPU Pemeriksaan kelengkapan

1. Nama Pemohon

2. Alamat Pemohon

3. Nomor SIUAUN / SIKAU & Tanggal:

• Jenis Kegiatan Angkutan Udara 4. Nomor AOC/OC/PSC1) & Tanggal

II. MAKSUD PENGADAAN PESAWAT UDARA

1. Angkutan Udara Niaga 2. Angkutan Udara Bukan Niaga

Pemenuhan persyaratan initial AOC atau OC (1) Kegiatan Olahraga Kedirgantaraan Penggantian Pesawat Udara yang dioperasikan Edukasi/Pendidikan Penerbang Cadangan untuk kegiatan angkutan udara Pengoperasian Khusus Penambahan kapasitas angkutan udara Pribadi

Pengembangan daerah operasi Misi Pemerintah

3. Jumlah dan tipe Pesawat yang dimohon

4. Jumlah dan tipe pesawat yang dioperasikan sesuai Opspec/ACL revisi terakhir bagi pemegang AOC/OC/PSC a. Jumlah dan tipe yang dimiliki

b. Jumlah dan tipe yang dikuasai

III. PERNYATAAN RIWAYAT PENGOPERASIAN DAN KEPEMILIKAN (LAMPIRKAN)

(apabila bukan pesawat udara baru)

IV. KESIAPAN PEMOHON

A. Sumber Daya Manusia (SDM) Melengkapi : DGCA Form 47-07 : Lampiran-1, Lampiran-2, Lampiran-3, Lampiran-4

Lampiran-1 Komposisi Personil Pilot

(18)

14 Lampiran-2 Komposisi Personil Teknik

Lampiran-3 Komposisi Personil Flight Attendant Lampiran-4 Komposisi Personil FOO

B. Training Program(2) (Lampirkan)

• Pilot • Teknik • FOO • FA • dll C. Fasilitas (1)

1. Fasilitas Operasin (FLOPS) Sewa(3) Milik Sendiri

2. Fasilitas Perawatan

Lampirkan Bukti Kontrak Kerja apabila dilakukan oleh

Pihak Lain Sewa Milik Sendiri

3. Fasilitas Pendukung Didarat (jika ada)

Lampirkan Bukti Kontrak Kerja apabila dilakukan oleh Pihak Lain

Sewa Milik Sendiri

D. Dasar Kepemilikan/Penguasaan Pesawat Udara Lampirkan minimal Letter of Intent (LOI) atau Memorandum of Understanding (MOU)

Beli Tunai Sewa Guna Lain-lain Hibah Sewa Beli

V. DATA KEGIATAN ANGKUTAN UDARA DAN PENGGUNAAN Melengkapi : DGCA Form 47-07 : Lampiran-5

1. Estimasi Permintaan dan Target Pasar (permintaan dari pengguna jasa)

2. Rencana dan persetujuan rute pengoperasian pesawat udara sesuai business plan

3. Laporan keuangan

VI. DATA PESAWAT UDARA YANG DIMOHONKAN Melengkapi : DGCA Form 47-07 : Lampiran-6

VII. ASPEK KESELAMATAN

1. Safety Program System (SMS) and Result (lampirkan)

2. Change Management (Risk Management) / HIRA (lampirkan)

3. Internal Audit Program & Report (lampirkan report 1 tahun terakhir)

4. DKUPPU Audit Corrective Action dan Surveilance (lampirkan yang terbaru )

5. Laporan Data Kecelakaan dan Insiden selama 1 tahun terakhir (lampirkan)

(19)

15 VIII. LAIN – LAIN (tambahan informasi yang dianggap perlu)

IX. SERTIFIKASI

Pemohon menyatakan bahwa semua keterangan yang dituliskankan diatas adalah benar dan Pemohon berjanji akan memenuhi Undang-Undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan serta semua peraturan-peraturan perundangan yang berlaku.

Dibuat di : T l DIREKTUR TEKNIK (Nama) DIREKTUR OPERASI (Nama) DIREKTUR UTAMA (Nama)

B. VERIFIKASI DATA DAN PEMERIKSAAN FASILITAS PENDUKUNG (DIISI OLEH DKPPU)

X. HASIL PEMERIKSAAN

XI. KESIMPULAN HASIL PEMERIKSAAN

Materai dan logo

(20)

16 ...

C. PENILAIAN (Diisi oleh DKUPPU) XII. ANALISIS

(21)

17

XIII. KESIMPULAN

XIV. REKOMENDASI

Permohonan dikabulkan Permohonan dikabulkan dengan catatan Permohonan ditolak

Jakarta,

DIREKTUR KELAIKAN UDARA DAN PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA

NIP:

(22)

18 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

DIREKTORAT KELAIKAN UDARA DAN PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA JL. MEDAN MERDEKA BARAT NO. 8, JAKARTA PUSAT 10110, INDONESIA

TEL. : (62-21) 350.6664, 350.6665 FAX.: (62-21) 350.6663 P.O.BOX 3049, JAKARTA 10030, INDONESIA

LIST OF PERSONNEL

PILOT

Perusahaan:Company

No Name SK Pengangkatan No. Pilot Licence No. Function PIC / FO Aircraft Rating Flight

Instructor Validity Remarks

1 2 6 7 8 9 10

DGCA Form 47-07 (Feb 2018) : Attach – 1 Note :

PPL : Privet Pilot Licence

(23)

19

ATPL : Air Transport Pilot Licence

FI : Flight Instructor

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

DIREKTORAT KELAIKAN UDARA DAN PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA JL. MEDAN MERDEKA BARAT NO. 8, JAKARTA PUSAT 10110, INDONESIA

TEL. : (62-21) 350.6664, 350.6665 FAX.: (62-21) 350.6663 P.O.BOX 3049, JAKARTA 10030, INDONESIA

LIST OF PERSONNEL

ENGINEERING & MAINTENANCE

Perusahaan: Company No Name SK Pengangkatan No. Basic Licence No. LAME No. Aircraft

Rating Validity Remarks

1 2 3 4 5 6 7

(24)

20

A/P : Airframe & Powerplant

E/A : Electrical Avionic (Radio Electrical & Instrument)

Extension E : Radio, Electrical, Instrument

Extension A : Airframe & Engine

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

DIREKTORAT KELAIKAN UDARA DAN PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA JL. MEDAN MERDEKA BARAT NO. 8, JAKARTA PUSAT 10110, INDONESIA

TEL. : (62-21) 350.6664, 350.6665 FAX.: (62-21) 350.6663 P.O.BOX 3049, JAKARTA 10030, INDONESIA

LIST OF PERSONNEL

FA

Perusahaan:Company

No Name SK Pengangkatan

No.

FA Licence No.

Aircraft

Rating Validity Remarks

1 2 3 4 5 6 7

(25)

21

DGCA Form 47-07 (Feb 2018) : Attach – 3

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

DIREKTORAT KELAIKAN UDARA DAN PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA JL. MEDAN MERDEKA BARAT NO. 8, JAKARTA PUSAT 10110, INDONESIA

TEL. : (62-21) 350.6664, 350.6665 FAX.: (62-21) 350.6663 P.O.BOX 3049, JAKARTA 10030, INDONESIA

LIST OF PERSONNEL

FOO

Perusahaan:Company

No Name SK Pengangkatan

No.

FOO Licence No.

Aircraft

Rating Validity Remarks

1 2 3 4 5

(26)

22 6

7

(27)

23 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA DIREKTORAT KELAIKAN UDARA DAN

PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA JL. MEDAN MERDEKA BARAT NO. 8, JAKARTA PUSAT 10110, INDONESIA

TEL. : (62-21) 350.6664, 350.6665 FAX.: (62-21) 350.6663 P.O.BOX 3049, JAKARTA 10030, INDONESIA

A. UTILISASI PESAWAT UDARA Perusahaan:Company

No TIPE PESAWAT UTILISASI PESAWAT (JAM)

Per Hari Per Minggu Per Bulan Per Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 TOTAL

B. JUMLAH CREW TIPE PESAWAT :

No SDM JUMLAH KETERANGAN 1 Penerbang 2 FOO 3 Teknisi 4 Flight Attendant C. UTILISASI CREW

No TIPE PESAWAT UTILISASI (JAM)

Per Hari Per Minggu Per Bulan Per Tahun

1 2 3 4 5

(28)

24

DGCA Form 47-07 (Feb 2018) : Attach-5

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA DIREKTORAT KELAIKAN UDARA DAN PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA JL. MEDAN MERDEKA BARAT NO. 8, JAKARTA PUSAT 10110, INDONESIA

TEL. : (62-21) 350.6664, 350.6665 FAX.: (62-21) 350.6663 P.O.BOX 3049, JAKARTA 10030, INDONESIA

DATA PESAWAT UDARA

1. Nomor TC VALIDASI atau Letter of Acceptance1)

2. Nama Pabrik Pembuat 3. Tipe Pesawat Udara 4. Kategori Pesawat Udara 5. Nomor Seri Pesawat Udara 6. Tahun Pembuatan

7. Nama Pabrikan, Tipe, dan Jumlah Engine 8. Nama Pabrikan, Tipe, dan Jumlah Propeller 9. Jumlah Kursi

10. Jumlah Minimum Pilot

11. Flight Endurance (miles or hour) 12. Maximum Takeoff Weight (MTOW) 13. Maximum Landing Weight (MLW)

14. Pemenuhan Perlengkapan/Peralatan

Terbang Sesuai CASR 121, 135, dan 91 YA TIDAK

15. Pemenuhan KM 155 tahun 2016 YA TIDAK

(29)

25 LAMPIRAN C

SURAT PERSETUJUAN PENGADAAN PESAWAT UDARA

Nomor : Jakarta, Klasifikasi : Penting

Lampiran : - K e p a d a

Perihal : PersetujuanPengadaan

6 (enam) Unit Pesawat Udara Yth.: Direktur Utama

A320-214 PT. ABDC EFGH

di-

TEMPAT

1. Menindaklanjuti surat Direktur Utama PT. ABCD EFGH No. : XX/XI/2017 tanggal 03 November 2017 perihal Permohonan Ijin Pengadaan 6 (enam) unit Pesawat Udara A320-214, pada prinsipnya Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dapat menyetujui Persetujuan Pengadaan 6 (enam) unit A320-214 yang akan dioperasikan PT. ABCD EFGH dalam rangka penambahan kapasitas armada pesawat udara.

2. Pesawat udara yang disetujui pengadaannya sesuai pada butir 1 (satu) diatas dalam keadaan baru.

3. Sebelum melakukan pengoperasian pesawat udara tersebut, agar memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Pengoperasian pesawat udara tersebut harus mengikuti persyaratan teknis dan operasional sesuai dengan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) yang berlaku, cabin placard dan marking harus dalam bahasa Indonesia-Inggris (billingual).

b. Menyiapkan sarana dan prasarana operasional di seluruh tujuan penerbangan, termasuk melengkapi kontrak-kontrak pelaksanaan perawatan yang diperlukan untuk mendukung pengoperasian pesawat udara tersebut.

c. Menyelesaikan kewajiban kepabeanan (customs clearance) dan perpajakan. 4. Surat persetujuan pengadaan pesawat udara ini berlaku untuk jangka waktu 6

(30)

26

5. Demikian disampaikan, untuk dapat menjadi perhatian dan ditindaklanjuti.

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Dr. Ir. AGUS SANTOSO, M.Sc

Pembina Utama Madya (IV/d) NIP. 19580804 199711 1 001

Tembusan:

1. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan;

2. Sesditjen Perhubungan Udara; 3. Direktur Angkutan Udara;

4. Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara.

(31)

27 LAMPIRAN D

SURAT PENOLAKAN PENGADAAN PESAWAT UDARA

Nomor : Jakarta, Desember

2017

Klasifikasi : Penting

Lampiran : - K e p a d a

Perihal : Penolakan Permohonan Persetujuan

Pengadaan Pesawat Udara Yth.: Direktur Utama

PT. ABCD EFGH

di-JAKARTA

1. Menindaklanjuti surat Direktur Utama PT. ABCD EFGH Nomor : XX/ABC-PD/XII/2017 tanggal 01 Desember 2017 perihal Permohonan Ijin Penambahan Armada Pesawat Udara Type Boeing 737-300F, disampaikan bahwa pesawat udara tipe Boeing B737-300F yang diajukan telah melebihi batasan usai pesawat udara yang dipersyaratkan dalam PM 155 tahun 2016, sehingga permohonan persetujuan pengadaan pesawat udara yang diajukan tidak dapat diproses lebih lanjut.

2. Terkait butir 1 (satu) tersebut di atas, PT. ABCD EFGH dapat mengajukan kembali permohonan persetujuan pengadaan pesawat udara sesuai ketentuan.

3. Demikian disampaikan, untuk dapat menjadi perhatian dan ditindaklanjuti.

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Dr. Ir. AGUS SANTOSO, M.Sc

Pembina Utama Madya (IV/d) NIP. 19580804 199711 1 001

Referensi

Dokumen terkait

Pemantauan terhadap pelaksanaan persetujuan izin terbang, FA Dinas Perhubungan angkutan udara non berjadwal antara kabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi dengan pesawat udara

yang ditunjuk berdasarkan surat Direktur Bandar Udara Ditjen Perhubungan Udara Nomor: tanggal , telah melaksanakan Verifikasi atas dokumen persyaratan Administrasi

bahwa untuk itu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan tentang Petunjuk Teknis Pengawasan Pencemaran Perairan;.. Mengingat

Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP/41/III/2010 Tahun 2010 tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional (Manual of Standard 139) Volume II Tempat

Lampiran VII Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 287 TAHUN 2015. Tanggal : 24

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN RESIKO {RISK ASSESSMENT).

Pengecualian untuk Sertifikat/Register Bandar Udara ini diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara berdasarkan peraturan penerbangan Indonesia dibawah

606 Tahun 2015 tentang Perencanaan Sumber Daya Manusia Inspektur Penerbangan di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sebagaimana diubah dengan Peraturan Direktur