• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil pengembangan modul bimbingan kelompok untuk mencegah adanya perilaku seks bebas pada peserta didik. Hasil pengembangan tersebut meliputi : 1) Potensi Masalah; 2) Mengumpulkan informasi; 3) Desain produk; 4) Validasi desain; 5) Perbaikan desain; 6) Uji Coba produk; 7) Revisi produk.

4.1 Potensi Masalah

Penelitian ini dilakukan dengan adanya potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi dilapangan. Sama halnya dengan permasalahan mengenai kurangnya pemahaman peserta didik di tingkat Sekolah Menengah Atas tentang perilaku seks bebas. Kurangnya pemahaman peserta didik tentang perilaku seks bebas dapat mengakibatkan peserta didik terjerat dalam pergaulan yang tidak bertanggung jawab dan akan merusak masa depannya kelak. Dari permasalahan tersebut menjadi potensi untuk terciptanya sebuah produk bahan ajar mandiri/modul agar peserta didik lebih memahami dampak dari perilaku seks bebas.

4.2 Hasil Melakukan Pengumpulan Informasi

Kegiatan pra pengembangan mencakup dua hal yaitu need assesment.Need assesment bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang perlu tidaknya pengembangan modul bimbingan kelompok untuk mencegah adanya perilaku seks

(2)

39

bebas pada peserta didik. Hasil wawancara dengan salah satu guru di SMA Theresiana Salatiga dan penyebaran angket dengan peserta didik menyatakan bahwa pengembangan modul bimbingan kelompok untuk mencegah adanya perilaku seks bebas sangat bermanfaat bagi peserta didik, selain itu pengembangan modul ini sangat diperlukan bagi peserta didik khususnya di SMA Theresiana Salatiga, karena sekolah tersebut hanya memberikan pemahaman mengenai perilaku seks bebas melalui mata pelajaran Agama dan Biologi yang menyangkut norma agama maupun nilai moral yang berlaku di masyarakat serta mengenai organ-organ reproduksi.

4.3 Desain Produk Awal

Desain produk yang dirancang berupa kerangka dan isi modul yang didasarkan pada teori. Dalam penyusunan kerangka modul didasarkan pada teori dari Daryanto (2013) yang memuat kerangka modul sebagai berikut :

Halaman Sampul

Kata Pengantar

Daftar Isi

Peta Kedudukan Modul

I. PENDAHULUAN

(3)

40

Berisi tentang hal yang ingin dicapai dari pengembangan modul ini adalah agar peserta didik memiliki tingkat pemahaman yang lebih mengenai perilaku seks bebas di kalangan remaja.

2. Deskripsi

Berisi tentang pedoman bagi guru untuk memfasilitasi peserta didik dalam aspek pemahaman dan nilai-nilai kehidupan yang berhubungan dengan perilaku seks bebas dikalangan remaja..

(4)

41 3. Waktu

Berisi tentang waktu yang dibutuhkan dalam setiap kegiatan pelaksanaan bimbingan kelompok.

4. Prasyarat

Berisi tentang alur pembelajaran yang telah disusun sesuai dengan kerangka modul yang telah dibuat.

5. Petunjuk Penggunaan Modul

Berisi tentang petunjuk penggunaan modul untuk mencegah perilaku seks bebas pada peserta didik, yang dimana modul ini disusun untuk guru SMA dalam memfasilitasi peserta didik dalam kegiatan pengembangan.

6. Tujuan Akhir

Modul ini disusun dengan tujuan membantu guru untuk memfasilitasi peserta didik dalam mencegah perilaku seks bebas pada peserta didik di SMA.

7. Cek Penguasaan Standar Kompetensi

Berisi tentang bagian dari panduan operasional penyelenggaraan bimbingan konseling Sekolah Menengah Atas (SMA)

II. KEGIATAN

Kegiatan 1 : Proses Bimbingan Kelompok

a. Pengenalan bimbingan kelompok

b. Pengenalan pemimpin dan anggota kelompok

c. Proses bimbingan kelompok

(5)

42 a. Tujuan

b. Proses bimbingan kelompok

c. Uraian materi

d. Rangkuman

e. Tugas (Teknik Sosiodrama : Problematika Remaja)

f. Tes

Kegiatan 3 : Peran Lingkungan Sosial

a. Tujuan

b. Proses bimbingan kelompok

c. Uraian materi

d. Rangkuman

e. Tugas (Teknik Sosiodrama : Peran Lingkungan Sosial)

f. Tes

Kegiatan 4 : Seks Bebas Remaja

a. Tujuan

b. Proses bimbingan kelompok

(6)

43 d. Rangkuman

e. Tugas (Teknik Sosiodrama : Seks Bebas Remaja)

f. Tes

Kegiatan 5 : Pola Asuh Terhadap Seks Bebas

a. Tujuan

b. Proses bimbingan kelompok

c. Uraian materi

d. Rangkuman

e. Tugas (Teknik Sosiodrama : Pola Asuh Terhadap Seks Bebas)

f. Tes

DAFTAR PUSTAKA

4.4 Validasi Desain

Subjek ahli dalam penelitian ini terdiri dari dua orang ahli yaitu sebagai ahli I Setyorini, M.Pd (Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Kristen Satya Wacana), ahli bimbingan dan konseling Chr. Edhi Triyono, S.Pd (Guru Bimbingan dan Konseling, SMA Kristen Satya Wacana Salatiga).

Tabel 4.4.1 Hasil Uji Ahli 1 ( Dosen Bimbingan

dan Konseling- Setyorini, M.Pd)

Hasil Uji Ahli 2 (Guru Bimbingan dan Konseling- Chr. Edhi Triyono, S.Pd)

(7)

44 1. Perlu menambahkan teori dalam kegiatan mengenai seks bebas.

1. Perlu ditambahkan penjelasan mengenai dampak dari perbuatan seks bebas.

2. Disetiap kegiatan belum muncul pelaksanaan sosiodrama.

2. Perlu ditambahkan penjelasan mengenai dampak dari perbuatan seks bebas.

3. Dalam setiap kegiatan, materi harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

3. Memberikan siapa yang dirugikan dalam melakukan seks bebas.

4. Perlu ditambahkan format dari isi modul.

5. Tampilan gambar cover perlu diperbaiki agar terkesan lebi menarik.

4.5 Perbaikan Desain

Setelah desain produk divalidasi melalui kuisioner dan para ahli, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut dapat dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Berikut perbaiakan desain yang sudah dilakukan oleh peneliti :

Tabel 4.5.1

Hasil Uji Ahli 1 ( Dosen Bimbingan dan Konseling- Setyorini, M.Pd) 1. Perlu menambahkan teori dalam 1. Ditambahkan teori mengenai

(8)

45

kegiatan mengenai seks bebas. dampak dari seks bebas. 2. Di setiap kegiatan belum muncul

pelaksanaan sosiodrama.

2. Ditambahkan melakukan bimbingan kelompok teknik sosiodrama dalam proses kegiatan.

3. Dalam setiap kegiatan, materi harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

3. Materi yang terdapat dalam modul sudah sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan.

4. Perlu ditambahkan format dari isi modul.

4. Format isi modul sudah terstruktur.

5. Tampilan gambar cover perlu diperbaiki agar terkesan lebih menarik.

5. Cover modul sudah diperbaiki agar terkesan lebih menarik

Tabel 4.5.2

Hasil Uji Ahli 2 (Guru Bimbingan dan Konseling- Chr. Edhi Triyono, S.Pd) 1. Perlu ditambahkan penjelasan

mengenai dampak dari perbuatan seks bebas.

1. Ditambahkan teori mengenai dampak dari seks bebas.

2. Penjelasan sebelumnya bisa ditayangkan film atau gambar di kegiatan seks bebas.

2. Gambar yang terdapat dalam kegiatan seks bebas sudah dilengkapi.

3. Memberikan siapa yang dirugikan dalam melakukan seks bebas.

3. Sudah ditambahkan yang dirugikan akibat melakukan seks bebas, terutama

(9)

46

dikalangan remaja.

4.6 Uji Coba Produk

Dalam uji coba kelompok kecil dilakukan oleh peneliti, hasil uji lapangan dilaksanakan dengan peserta didik kelas X di sekolah SMA Theresiana Salatiga.

Berikut hasil observasi selama bimbingan kelompok berlangsung.

Antusias dari peserta didik sangat baik, dilihat dari partisipasi aktif peserta didik dalam menjawab, menanggapi maupun mengutarakan pendapatnya dalam pelaksanaan bimbingan kelompok. Secara sistematis, bimbingan kelompok berjalan sesuai dengan pedoman atau prosedur dari bimbingan kelompok. Materi yang dibahas dalam modul sangat mudah dipahami oleh peserta didik, sehingga peserta didik mudah memahami dan menanggapi setiap kegiatan yang ada didalam modul. Ketika sosiodrama dilaksanakan oleh peserta didik kurangnya pendalaman peran, sehingga pesan dari setiap kegiatan sosiodramanya kurang tersampaikan dengan baik, namun perlu diketahui juga masalah atau problem yang terdapat dalam sosiodrama terlalu singkat sehingga perlu penambahan skenario didalamnya. Tahap evaluasi sudah dilaksanakan dengan baik karena peserta didik sudah ditanyakan satu per satu mengenai seberapa jauh pemahamannya disetiap kegiatan yang ada didalam modul.

Hasil wawancara dengan beberapa peserta didik menyatakan bahwa sebagian besarnya merasa sangat senang ketika mengikuti bimbingan kelompok, kegiatan tersebut merupakan kali pertama untuk peserta didik itu sendiri,karena

(10)

47

tidak adanya Bimbingan Konseling di sekolah tersebut. Selain itu materi yang dibahas sangat mudah dipahami, kegiatan dalam setiap materi sangat penting untuk dibahas karena sangat melekat dengan aktivitas-aktivitas di masa remaja mereka, sehingga timbal balik dalam setiap kegiatannya dapat berjalan dengan baik, bahkan sebagian dari peserta didik meminta untuk dilakukan Bimbingan Kelompok kembali.

4.7 Revisi Produk

Hasil evaluasi dari wawancara dan observasi melalui pelaksanaan uji produk dapat diketahui bahwa terdapat beberapa masukan yang dinyatakan sebagai berikut:

Ketika sosiodrama dilaksanakan oleh peserta didik kurangnya pendalaman peran, sehingga pesan dari kegiatan sosiodramanya kurang tersampaikan dengan baik. Solusinya adalah dengan menerapkan situasi dan masalah yang dimainkan dan perlu adanya penjelasan mengenai jalannya peristiwa dan latar belakang dari cerita yang akan dimainkan, selain itu kesiapan mental dari pemain dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga sosiodrama yang dilakukan memiliki interaksi yang lebih menarik dan pesan dari sosiodrama yang telah dimainkan dapat tersampaikan dengan baik. Selain itu perlunya penambahan skenario yang terdapat dalam sosiodrama tersebut agar tidak terlalu singkat untuk direalisasikan kepada peserta didik. Solusinya adalah dengan penambahan skenario melalui perbaikan dalam modul, guna menambah pemahaman dari pemain maupun penonton dari kegiatan sosiodrama.

(11)

48 4.8 Pembahasan

Bimbingan kelompok merupakan suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang atau individu dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling memberikan pendapat, memberikan tanggapan ataupun berbentuk saran.

Dengan adanya modul pengembangan bimbingan kelompok untuk mencegah perilaku seks bebas pada peserta didik, diharapkan dapat membantu guru dalam memberikan informasi yang tepat mengenai perilaku seks bebas serta dampak yang akan diterima peserta didik, selain itu diharapkan peserta didik dapat memilih lingkungan serta pergaulan yang baik agar tidak terjerumus dalam perilaku-perilaku yang merugikan dirinya sendiri, orang tua, maupun pihak sekolah. Dengan modul yang sangat mudah dipahami oleh peserta didik ini diharapkan akan membantu yang menggunakannya untuk lebih memahami dampak-dampak dari pergaulan bebas.

Didalam modul pengembangan bimbingan kelompok ini, terdapat sebuah teknik yaitu teknik sosiodrama. Sosiodrama merupakan salah satu teknik dalam bimbingan kelompok yang menggunakan metode roll playing atau teknik bermain peran dengan cara mendramatisirkan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial. Titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi oleh peserta didik. Dengan adanya keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi, diharapkan mampu meningkatkan

(12)

49

minat belajar peserta didik terhadap permasalahan yang telah dibahas bersama sehingga tujuan dari proses dapat tercapai dengan baik.

Bimbingan kelompok teknik sosiodrama sangat efektif digunakan untuk peserta didik, karena teknik sosiodrama sangat cocok untuk menangani suatu masalah sosial. Teknik sosiodrama memiliki dampak yang positif bagi peserta didik karena dapat melatih mental dari peserta didik untuk tampil didepan umum, selain itu dapat meningkatkan kreativitas dan berinisiatif dari peserta didik itu sendiri. Proses berjalannya sosiodrama pun tidak monoton karena didalamnya membahas masalah-masalah yang sangat erat dengan masa remaja, sehingga pesan yang terkandung dalam setiap kegiatannya dapat tersampaikan dengan baik. Bila layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama dapat direalisasikan dengan baik, maka manfaat yang didapatkan oleh peserta didik dapat terserap dengan baik. Melalui adegan-adegan yang terdapat dalam sosiodrama membuat peserta didik juga ikut merasakan perasaan dan pikiran orang lain, seperti halnya para pemain maupun penonton yang tanpa disadari ikut terhanyut dalam suasana sosiodrama tersebut. Perlunya adegan-adengan yang dimainkan dapat meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai dampak dari seks bebas.

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan bimbingan kelompok teknik sosiodrama dapat terlaksana dengan baik untuk meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai seks bebas, karena layanan yang diberikan dapat menunjang perkembangan pribadi dan sosial peserta didik, selain itu teknik yang digunakan pun dengan mudah diperankan atau direalisasikan untuk peserta didik. Bimbingan kelompok teknik sosiodarama merupakan wadah yang tepat

(13)

50

untuk meningkatkan pemahaman peserta didik, sehingga peserta didik pun memperoleh informasi yang tepat dan dapat dipertanggung jawabkan, serta dapat mencegah adanya seks bebas dikalangan remaja.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahuluyaitu penelitian Sherly (2014) dan Putri (2013). Penelitian yang dilakukan oleh Sherly Diansari Ayuning Sasmito (2014) di SMA Negeri 1 Nganjuk bahwa bimbingan kelompok topik tugas dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap dampak seks bebas yang ditunjukan adanya perbedaan skor pemahaman yang signifikan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ghea Gendys Renjana Putri (2013) menyatakan bahwa hasil dari penelitian dan pembahasan dalam penerapan bimbingan kelompok teknik home room dapat meningkatkan pemahaman bahaya seks bebas terhadap peserta didik.

Gambar

Tabel 4.4.1  Hasil  Uji  Ahli  1  (  Dosen  Bimbingan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

yang digunakan untuk menjaring data hasil belajar matematika siswa. setelah diberi mata pelajaran matematika khususnya dalam

Adapun rancangan kegiatan dalam penelitian ini adalah: (1) melakukan wawancara de- ngan salah satu guru matematika kelas VIII di SMP Negeri 5 Batang; (2) menentukan populasi

Manfaat penting yang bisa dipetik adalah ketahanan terhadap krisis. Dengan kemampuan berinovasi, kita menjadi lebih kuat menghadapi krisis. Bahkan,

Sementara itu, 71% siswa menunjukkan sikap yang positif terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs) dan 52% siswa menunjukkan

“Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Kemampuan Numerik terhadap Hasil Belajar Matematika”, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Jilid 45 Nomor 3. Strategi Pembelajaran

Menerima dan mengolah obyek kerja yang dilengkapi hasil laporan responden sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku sebagai bahan untuk melaksanakan

Nilai Seleksi Kompetensi Dasar. 42 40431130001253 RADEN