• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN TEORI

2.1 Mailing List

Mailing lists adalah suatu grup dari pengguna internet untuk berkomunikasi dan berdiskusi lewat e-mail tentang topik yang diminati bersama. Berbagai bentuk mailing list yaitu, online newsletter, forum umum untuk diskusi bebas, diskusi yang memiliki moderator, atau forum pribadi dengan anggota terbatas. (Young, 2002, p236)

Mailing lists dapat diatur siapa saja yang dapat mendaftar, siapa saja yang bisa posting messages, dan pilihan-pilihan lainnya: (Young, 2002, p237)

Open vs. closed subscriptions

Open subscriptions yaitu sebuah metode pendaftaran yang memperbolehkan siapa saja untuk mendaftar ke suatu maling list. Berbeda dengan closed subscription yang membutuhkan seorang administrator untuk menyaring siapa saja yang boleh mendaftar.

Open vs. closed posting

Open posting adalah sebuah metode yang memperbolehkan semua orang untuk posting messages bahkan yang belum terdaftar sekalipun. Berbeda dengan closed posting yang hanya memperbolehkan pengguna internet yang sudah menjadi member untuk post messages.

(2)

Moderated

Mailing list yang memiliki satu atau lebih moderator yang juga bisa berfungsi sebagai adminsitrator. Moderator berperan sebagai editor atau penjaga gerbang yang harus memberi persetujuan terlebih dahulu untuk setiap message sebelum bisa dikirimkan ke semua member. Hal ini untuk mengurangi topik yang berulang, topik yang tidak berhubungan dengan tema umum, bahkan topik yang melanggar peraturan mailing list. Beberapa mailing list jenis ini bahkan hanya memperbolehkan satu orang saja yang boleh posting, sebagai akibatnya mailing list ini akan berbentuk seperti online newsletter.

Digests

Pada mailing list yang sangat aktif yang menghasilkan begitu banyak posting tiap hari, member dapat memilih untuk menerima satu email per harinya yang berisi kumpulan postingan yang terjadi tiap hari..

Reply-to-list vs. reply-to-sender

Beberapa mailing list diatur agar setiap balasan dari tiap topik akan secara otomatis dialamatkan kembali kepada mailing list. Namun ada juga mailing list yang diatur agar setiap balasan dari tiap topik akan otomatis ditujukan hanya kepada pengirim topik bukan kepada mailing list, sehingga member lain tidak dapat melihat balasan tersebut.

Manually managed, e-mail managed, or web managed

Beberapa mailing list diatur secara manual oleh para administrator dan moderator, seperti untuk keperluan mengganti pilihan penerimaan e-mail atau untuk

(3)

mengundurkan diri dari mailing list. Namun ada beberapa yang menggunakan server program untuk pengaturan aktivitas mailing list.

Berikut beberapa peraturan mengenai perilaku dalam mengikuti Mailing List: (Young, 2002, p257)

• Jangan mengirimkan message berisi perintah yang hanya ditujukan kepada server atau message yang ditujukan ke administrator, namun ditujukan ke semua member mailing list.

• Jangan mengirimkan message yang berisi message orang lain dan hanya menambahkan komentar seperti “Me too!” atau “I agree!”

• Jangan pernah mengirimkan surat berantai, peringatan virus, jokes, dan skema untuk cepat mendapatkan uang di dunia maya.

• Jangan pernah mengirimkan iklan mengenai produk atau jasa. Peraturan mengenai iklan dan promosi berbeda-beda pada tiap mailing list, namun secara umum posting iklan tidak disukai. Jika kita ingin menjual sesuatu yang mungkin menarik bagi member, maka kita harus diskusi dahulu dengan moderator.

• Jangan menyerang member lain. Jika kita memiliki masalah dengan perkataan member lain, kita harus mengirimkan message secara langsung ke member yang dimaksud. Kita boleh membahas apa yang ditulis member tersebut bukan membahas pribadi member tersebut.

• Pastikan judul e-mail menggambarkan isi dari message. Buat judul yang specific, seperti “Trouble Importing Files into OmniData 6.2” yang lebih baik daripada “Help!”. Hal ini pun akan dilakukan saat membalas message dan topik kita sudah

(4)

tidak lagi mencerminkan isi dari message, maka kita harus mengubah judul topik yang merefleksikan isi topik yang sedang dibicarakan.

• Jangan mengirimkan test message.

• Jangan mengirimkan files bersama message anda, kecuali mailing list memperbolehkan adanya attachments. Sebaliknya lebih baik mengirimkan message yang menanyakan apakah ada yang tertarik untuk mendapatkan file yang dimaksud, dan akan dikirimkan secara private.

• Jangan mengirimkan messages dengan format HTML. Beberapa program e-mail tidak bisa membaca format HTML, dan akan otomatis mengartikan HTML ke dalam karakter yang aneh.

2.2 Komunitas

Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak". (http://id.wikipedia.org/wiki/Komunitas)

(5)

Sembilan strategi untuk membangun komunitas online yang sukses: (Kim, 2005, p9)

1. Definisikan tujuan komunitas

Komunitas akan hidup saat berhasil memenuhi kebutuhan berjalan dari anggotanya. Untuk membangun komunitas yang berhasil maka kita harus mengerti mengapa kita membentuk komunitas dan untuk siapa kita membentuk komunitas tersebut, kemudian kita akan merefleksikan visi misi dalam bentuk kebijakan dalam komunitas tersebut.

2. Pilih tempat berkumpul yang flexible dan extensible

Setelah berhasil mendefinisikan tujuan komunitas, kita harus memilih tempat yang mampu mengumpulkan tiap member sekaligus (mailing list, message board, chat room, virtual building) dan juga alat berkomunikasi seperti instant messaging, yang penting bagi kelangsungan komunitas.

3. Membuat profiling member

Kita harus mengenal member komunitas yang kita bangun, dan bantu member untuk saling mengenal satu sama lain, dengan membuat database yang lengkap, dan up-tp-date profil dari tiap member. Hal ini sangat membantu dalam membangun kepercayaan, memberikan pelayanan yang personal.

4. Ciptakan berbagai peran

Suatu metode untuk mengukur berapa lama suatu member menjadi anggota disuatu komunitas. Peran ini tergantung seberapa tinggi hubungan member dengan komunitas. Beberapa fasilitas akan diberikan hanya untuk member yang aktif, dan fasilitas lain diberikan untuk pendatang baru, dan sebagainya. Hal ini untuk

(6)

memotivasi pendatang baru dan member yang kurang aktif untuk lebih aktif dalam kegiatan komunitas, seperti yang dilakukan oleh member yang telah aktif.

5. Mengembangkan program leadership

Seiring berkembangnya komunitas seperti layaknya suatu perusahaan, diperlukan adanya peran untuk menggerakkan dan mengatur kegiatan dalam komunitas. Beberapa tanggung jawab yang harus dilakukan adalah menyapa member baru, memotivasi member baru, menjawab pertanyaan, dan berhadapan dengan pembuat masalah yang ingin merusak kesenangan dari member lain.

6. Menjunjung tinggi etiket

Komunitas bagaikan perusahaan yang selalu memiliki konflik, karena itu sangat penting bagi suatu untuk membuat suatu peraturan dan kebijakan yang bisa meredam muncul dan meluasnya konflik yang dapat menghancurkan komunitas. 7. Mengadakan acara rutin

Acara rutin seperti makan bersama, berdiskusi bersama sangatlah penting untuk mempererat hubungan antara member. Sangatlah disarankan untuk selalu mengadakan acara pertemuan yang terjadwal dan membantu member untuk mengadakan acaranya sendiri. Ada tiga jenis acara yaitu:

1. Meetings yaitu acara kumpul-kumpul sederhana yang hanya diikuti sedikit jumlah peserta

2. Performances yaitu acara kumpul-kumpul dengan skala yang lebih besar dan terstruktur yang berfokus adanya pertunjukan, dan

3. Competitions yaitu acara kumpul-kumpul yang memberi kesempatan bagi member untuk saling berkompetisi untuk mendapatkan hadiah.

(7)

8. Ciptakan acara-acara ritual

Selain acara rutin, semua komunitas harus mengadakan suatu acara yang bersifat ritual untuk dijadikan sebagai budaya sebagai bentuk pengakuan bagi membernya, seperti merayakan hari besar bersama, merayakan ulang tahun member pada tiap akhir bulan, merayakan acara buka puasa bersama.

9. Memfasilitasi member untuk membentuk Subgroup

Jika tujuan kita adalah membentuk komunitas dengan ukuran yang sangat besar dan menjadi tempat yang “siapa saja mengenal nama kita”, tempat dimana setiap member merasakan suasana saling memiliki, tempat dimana pendatang baru disambut kehadirannya dan member lama merasa nyaman dan dihargai, maka kita harus memfasilitasi member kita untuk menciptakan dan menjalankan subgroup. Kelompok yang lebih kecil ini yang akan membentuk hubungan yang lebih erat dan kesetiaan yang kuat. Hal ini akan memperkuat keseluruhan komunitas itu sendiri, mempertahankan dan meningkatkan kesetiaan member, dan membedakan komunitas kita dari kompetitor.

2.3 Definisi

Brand

Menurut American Marketing Association, Brand adalah nama, istilah, desain, simbol dan fitur lain yang mengidentifikasi suatu penjual dengan penjual lain. Suatu brand dapat mengidentifikasi satu produk, suatu perusahaan secara keseluruhan, atau semua produk dari penjual tersebut. Jika secara keseluruhan digunakan oleh perusahaan, akan disebut sebagai merek dagang.

(8)

Brand menurut The Chartered Institute of Marketing, adalah suatu set atribut fisik dari suatu produk atau layanan, yang di bungkus dengan nilai kepercayaan & harapan - suatu kombinasi unik dari nama/logo suatu produk/layanan yang harus ditanamkan dalam pikiran khalayak.

2.3.1 Brand Building

Berikut ini adalah ilustrasi model hierarchy-off-effects (Kotler, 2000, p555) yaitu:

Stages Hierarchy-off-Effects Model

Cognitive stage Awareness Knowledge Affective stage Liking Preference Conviction Behavior stage Purchase

(9)

1. Awareness: jika jumlah target konsumen tidak aware terhadap keberadaan objek, maka perlu di bangun awareness, mungkin hanya dengan pengenalan nama dengan pesan singkat dengan pengulangan nama produk.

2. Knowledge: target konsumen mungkin mengetahui keberadaan produk tersebut tetapi tidak mengenal lebih dalam.

3. Liking: jika target konsumen mengenal produk lebih dalam, apa yang mereka rasakan?

4. Preference: target konsumen mungkin menyukai produk tersebut, tetapi mereka lebih memilih produk lain.

5. Conviction: target konsumen mungkin menyukai produk tersebut namun meyakinkan diri untuk tidak membelinya.

6. Purchase: target konsumen sudah meyakinkan diri untuk membelinya namun belum juga membelinya. Mereka menunda untuk mendapatkan informasi atau berencana untuk membelinya nanti.

Gambar

Gambar 2.1 Hierarchy of Effect Model

Referensi

Dokumen terkait

Pada kecepatan angin rendah daya rotor yang tersedia tidak dapat digunakan karena karena tegangan generator berada di bawah tegangan cadangan baterai.. Sedangkan pada kecepatan

Berbeda dengan database operasional yang dapat melakukan update,insert dan delete terhadap data yang mengubah isi dari database sedangkan pada data warehouse hanya ada dua kegiatan

masing-masing sudah ditambah zat warna sebanyak 70% dari resep dan menurut pengamatan organoleptik dari 5 orang ahli hasil ketuaan warna hitam dan merah yang diperoleh

Berdasarkan tabel 2 di atas, secara umum skor rata-rata persepsi dunia usaha salon kecantikan terhadap kompetensi psikomotor praktek kerja industri siswa Tata

perusahaan sejak awal untuk menghindari kemungkinan terjadinya kebangkrutan atau likuidasi pada perusahaan yang selanjutnya akan mengakibatkan perusahaan didelisting dari

Setiap individu dalam populasi akan mengalami perubahan genetik melalui mutasi dan kawin silang untuk membentuk individu baru dengan nilai ketahanan yang baru

Tingkat efek samping yang dilaporkan baik untuk IUD tembaga dan IUD hormonal paling tinggi pada 2 tahun pertama penggunaan dan di antara wanita berusia di bawah 25 tahun (Sivin 1

Modul IV ini adalah modul yang akan memberikan gambaran umum tentang kristalografi, pengetahuan tentang kristalografi sangat penting utnuk membantu mahasiswa dalam memahami dan