Diatur dalam pasal 1 angka 25 UU KUP
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan
menghimpun
dan
mengolah
data,
keterangan
dan/atau
bukti
yang
dilaksanakan
secara
objektif
dan
proporsional berdasarkan suatu standar
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan
kewajiban
perpajakan
dan/atau tujuan lain dalam rangka
melaksanakan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Diatur dalam pasal 29 ayat (1) UU KUP
Dirjen pajak berwenang melakukan
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan
kewajiban
perpajakan
wajib pajak dan untuk tujuan lain dalam
rangka
melaksanakan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan
perpajakan.
PMK Nomor 199/PMK.03/2007
Jenis pemeriksaan
› Pemeriksaan kantor yaitu pemeriksaan yang
dilakukan dikantor Dirjen Pajak.
› Pemeriksaan lapangan yaitu pemeriksaan
yang dilakukan ditempat kedudukan, tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, tempat tinggal wajib pajak atau tempat lain yang ditentukan oleh Dirjen Pajak.
Ruang lingkup pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan
pemenuhan
kewajiban
perpajakan dapat meliputi satu, beberapa
atau seluruh jenis pajak, baik untuk satu
atau beberapa masa pajak, tahun pajak
atau tahun pajak dalam tahun-tahun lalu
maupun tahun berjalan.
Pemeriksaan
pajak
dapat
dilakukan
berdasarkan permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak, yang diatur
dalam UU KUP Pasal 17B
Kriteria pemeriksaan pajak untuk menguji
kepatuhan
pemenuhan
kewajiban
perpajakan wajib pajak dapat dilakukan
sbg :
› Menyampaikan surat pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar, termasuk telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak; pemeriksaan dengan kriteria ini dilakukan dengan jenis pemeriksaan kantor atau pemeriksaan lapangan.
› Menyampaikan surat pemberitahuan yang menyatakan rugi, pemeriksaan dengan kriteria ini telah dilakukan dengan jenis pemeriksaan lapangan.
› Tidak menyampaikan atau menyampaikan surat pemberitahuan tetapi melampaui jangka waktu yang ditetapkan dalam surat teguran, pemeriksaan dengan kriteria ini
dilakukan dengan jenis pemeriksaan
lapangan.
› Melakukan penggabungan, peleburan,
pemekaran, likuidasi, pembubaran atau akan meninggalkan indonesia untuk selama-lamanya, pemeriksaan dengan kriteria ini
dilakukan dengan jenis pemeriksaan
› Menyampaikan surat pemberitahuan yang memenuhi kriteria seleksi berdasarkan hasil analisis risiko (risk based selection) mengindikasi adanya kewajiban perpajakan wajib pajak yang tidak dipenuhi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan,
pemeriksaan dengan kriteria ini dilakukan dengan jenis pemeriksaan lapangan.
Pemeriksaan kantor dilakukan dalam jangka
waktu paling lama 3(tiga) bulan dan dapat diperpanjang menjadi 6(enam) bulan yang dihitung sejak tanggal wajib pajak datang memenuhi surat panggilan dalam rangka pemeriksaan kantor sampai dengan tanggal laporan hasil pemeriksaan.
Pemeriksaan kantor dilakukan dalam jangka
waktu paling lama 4(empat) bulan dan dapat diperpanjang menjadi 8(enam) bulan yang
dihitung sejak tanggal surat perintah
pemeriksaan sampai tanggal laporan hasil pemeriksaan.
Standar umum
Merupakan standar yang bersifat pribadi
dan berkaitan dengan persyaratan
pemeriksa
pajak
dan
mutu
pekerjaannya.
› Pendidikan dan pelatihan teknis
› Jujur dan bersih dari tindakan-tindakan
tercela
› Taat terhadap berbagai ketentuan
Standar pelaksanaan pemeriksaan pajak
Untuk menguji kepatuhan pemenuhan
pertauran perpajakan :
› Persiapan yang sesuai dengan tujuan pemeriksaan dan pengawasan.
› Luas pemeriksaan (audit scope).
› Temuan pemeriksaan didasarkan bukti kompeten.
› Pemeriksan dilakukan oleh suatu tim pemeriksa pajak yang terdiri dari supervisor, ketua tim dan anggota tim.
› Dapat dibantu oleh seorang ahli.
› Dapat dilakukan pemeriksaan bersama instansi lain.
› Pemeriksaan dapat dilakukan dari kantor ataupun lapangan
› Pemeriksaan dilakukan pada jam kerja apabila diperlukan dapat diluar jam kerja.
› Pelaksanaan pemeriksaan didokumentasikan dalam bentuk kertas kerja pemeriksaan.
› Laporan hasil pemeriksaan digunakan sebagai dasar penerbitan surat ketetapan pajak dan/atau STP
Standar pelaporan hasil pemeriksaan pajak
› Laporan hasil pemeriksaan disusun secararingkas dan jelas, memuat ruang lingkup yang diperiksa sesuai dengan tujuan pemeriksaan, memuat simpulan pemeriksa pajak yang didukung oleh temuan dan pengungkapan informasi lainnya.
Laporan hasil pemeriksaan mengenai :
Penugasan pemeriksaan
Identitas wajib pajak
Pembukuan atau pencatatan wajib pajak
Pemenuhan kewajiban perpajakan
Data/informasi yang tersedia
Buku dan dokumen yang dipinjam
Materi yang diperiksa
Uraian hasil pemeriksaan
Ikhtisar pemeriksaan
Penghitungan pajak terutang
Meliputi semua berkas yang dikumpulkan selama
berlangsungnya pemeriksaan sebagai bukti telah dilaksanakan prosedur-prosedur pemeriksaan dan telah diikutinya standar pemeriksaan.
Kertas kerja pemeriksaan harus memperhatikan sbb :
› Kertas kerja pemeriksaan wajib disusun dan berfungsi :
Bukti pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai standar
pelaksanaan pemeriksaan
Bahan dalam melakukan pembahasan temuan dengan
WP
Dasar pembuatan LHP
Sumber data atau informasi penyelesaian keberatan atau
banding oleh WP
› Kertas kerja pemeriksaan harus memberikan gambaran :
Prosedur pemeriksaan yang dilaksanakan
Data, keterangan, dan/atau bukti yang
diperoleh
Pengujian yang telah dilakukan
Simpulan dan hal-hal lain yang dianggap
Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan
yang terjadi serta menemukan tersangkanya.
Bukti Permulaan adalah keadaan, perbuatan, dan/atau
bukti berupa keterangan, tulisan, atau benda yang dapat memberikan petunjuk adanya dugaan kuat bahwa
sedang atau telah terjadi suatu tindak pidana di bidang perpajakan yang dilakukan oleh siapa saja yang dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.
Pemeriksaan Bukti Permulaan adaiah pemeriksaan yang
dilakukan untuk mendapatkan bukti permulaan tentang adanya dugaan telah terjadi tindak pidana di bidang perpajakan
18 Informasi DATA Laporan Pengaduan SELEKSI Pengamatan Pemeriksaan Pajak Laporan Pengamatan Laporan Pemeriksaan Pajak Pemerik- saan Bukti Permulaan Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan KPP Untuk Penetapan Pajak DIRJEN PAJAK Untuk PENYIDIKAN
PROSES KEGIATAN SEBELUM PENYIDIKAN Sesuai KEP-272/PJ/2002 KPP Untuk Penetapan Pajak FILE
a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana pajak agar menjadi lebih lengkap dan jelas b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan
mengenai OP / badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana pajak
c. meminta keterangan dan bahan bukti OP / badan sehubungan dengan tindak pidana pajak
d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana pajak
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain,
serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka
pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan;
g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat
pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang dibawa;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang perpajakan;
i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
j. menghentikan penyidikan; dan/atau
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan
Azas legalitas
Azas keseimbangan
Azas praduga tak bersalah
Prinsip pembatasan penahanan
Azas ganti rugi dan rehabilitasi
Penggabungan pidana dengan tuntutan
ganti rugi
Azas unifikasi
Prinsip diferensiasi fungsional
Prinsip saling koordinasi
Azas peradilan sederhana, cepat, dan
biaya ringan
1. Pasal 44A dan 44B Undang-undang Nomor 6
Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 dan penjelasannya.
2. Pasal 109 ayat (2) dan (3) Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
3. Pasal 21 dan 22 Keputusan Direktur Jenderal
Pajak Nomor KEP-272/PJ/2002 17 Mei 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengamatan, Pemeriksaan Bukti Permulaan, dan Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
Secara umum latar belakang penghentian penyidikan sebagai berikut :
1. Untuk menegakkan prinsip peradilan yang
cepat, tepat, biaya ringan dan sekaligus untuk tegaknya kepastian hukum dalam kehidupan masyarakat.
2. Menghindari dari kemungkinan tuntutan
ganti kerugian.
Keluarnya surat penghentian penyidikan perkara atau
SP3 tidak membawa akibat hapusnya kewenangan penyidik untuk memeriksa kembali kasus itu. Apabila di kemudian hari ditemukan bukti yang cukup, penyidikan bisa dimulai lagi.
1. Atas Usul Penyidik
a. Tidak terdapat cukup bukti
b. Peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dibidang perpajakan c. Penyidikan dihentikan karena peristiwanya telah daluwarsa
d. Tersangka meninggal dunia
2. Atas Permohonan Wajib Pajak
Wajib Pajak boleh mengajukan permohonan penghentian penyidikan sepanjang perkara tersebut belum dilimpahkan ke pengadilan.
Di samping karena alasan di atas, penyidikan juga mungkin dihentikan oleh Jaksa Agung atas permintaan Meteri Keuangan untuk kepentingan penerimaan negara Dengan syarat: