• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku usaha di Indonesia begitu maraknya mengkampanyekan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku usaha di Indonesia begitu maraknya mengkampanyekan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Para pelaku usaha di Indonesia begitu maraknya mengkampanyekan pentingnya program Corporate Social Responsibility (CSR). CSR dapat diartikan sebagai komitmen atau bentuk kepedulian dan kontribusi dari perusahaan terhadap peningkatan kualitas hidup masyrakat sekitar, tempat perusahaan beroperasi. Program ini mengacu pada UU No 19/2003 tentang BUMN dan surat Keputusan Mentri BUMN No. 236/MBU/2003 tanggal 17 juni 2003, tentang pola kemitraan dan bina lingkungan. Secara umum CSR sifatnya sumbangan suka rela yang diberikan perusahaan. Tetapi pada perusahaan BUMN yang lebih dikenal dengan istilah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) sifatnya pemaksaan, berupa kebijakan pemerintah. BUMN harus melaksanakan PKBL, sehingga memberikan nilai sumbangan PKBL BUMN, jauh lebih besar daripada swasta. Untuk PKBL ini, setiap BUMN wajib menyisihkan 1 – 3 persen dari laba bersih. Rata – rata yang diberikan BUMN tersebut sebesar 2 persen. Dari alokasi dana sebesar itu banyak BUMN yang mengalokasikan dananya untuk PKBL hingga ratusan milyar rupiah.

Menurut Wibisono (2007 : 12 – 13), gema CSR dimulai pada tahun 1960 – an, setelah selesai Perang Dunia II. Perusahaan – perusahaan tidak hanya memfokuskan diri sebagai suatu organisasi yang berorientasi pada pencapaian keuntungan belaka tetapi juga harus memberikan suatu tanggung jawab sosial kepada masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar perusahaan berdiri. Program CSR diharapkan, harus

terkait dengan pengembangan sumber daya manusia, bantuan infrastuktur, mitra binaan, serta pengentasan masalah kemiskinan, sehingga arah

(2)

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh United States-based Business for Social

Responsibility (BSR), banyak sekali keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan

yang telah mempraktekkan corporate social responsibility antara lain: (1) Meningkatkan brand image dan reputasi perusahaan

CSR dapat membuat perusahaan menjadi lebih dikenal oleh masyarakat

sehingga reputasi perusahaan juga akan meningkat apabila perusahaan melaksanakan progaram tersebut dengan sebaik - baiknya

(2) Meningkatkan penjualan dan loyalitas pelanggan.

Apabila program CSR dilakukan dengan baik oleh perusahaan maka para pelanggan akan menjadi lebih loyal karena para pelanggan tidak hanya mengetahui kualitas tetapi juga tujuan baik perusahaan.

(3) Mengurangi biaya operasional

Dengan adanya CSR perusahaan tidak perlu lagi mengeluarkan anggaran untuk biaya promosi, karena produk atau perusahaan pasti akan menjadi lebih dikenal oleh masyarakat. Dengan demikian biaya operasional perusahaan akan menurun.

(4) Meningkatkan kinerja keuangan.

Dengan adanya CSR diharapkan laba perusahaan akan lebih meningkat karena penjualan juga akan meningkat. Dengan demikian kinerja keuangan dari perusahaan tersebut secara otomatis akan meningkat pula.

Program CSR, apabila dikembangkan dengan baik akan menciptakan suatu kaitan emosional antara masyarakat dengan perusahaan yang nantinya akan berdampak pada brand awareness, dan lama-kelamaan akan berkembang menjadi

(3)

PT Inalum Batu Bara adalah perusahaan yang bergerak pada bidang pengolahan biji aluminium (bouksit) menjadi aluminium mentah (ingot). PT Inalum merupakan perusahaan kerjasama antara dua negara yaitu Indonesia dan Jepang dimana saham dari perusahaan dibagi 50 – 50 kepada setiap pihak.

Sejak berdirinya PT. Inalum pada tahun 1976, kehidupan warga sekitar mendapat warna baru. Beberapa warga mendapatkan kesempatan bekerja sebagai karyawan pada perusahaan ini. Selain itu perusahaan juga memberikan beberapa fasilitas yang dapat dipergunakan oleh para penduduk. Adapun beberapa bentuk kepedulian terhadap kesejahteraan para penduduk yang berdomisili di sekitar area perusahaan, maka PT Inalum mendirikan beberapa fasilitas – fasilitas pendukung yaitu:

a. Dibukanya jalan – jalan untuk masuk ke daerah yang terisolir, dengan melakukan pembangunan jalan – jalan lama dan memperbaiki jalan – jalan lama termasuk pergantian jembatan – jembatan tua dan jalan penghubung dari jalan raya propinsi Tebing Tinggi – Kisaran sepanjang 16,5 Km ke pabrik peleburan, pelabuhan dan pemukiman.

b. Didirikannya pelabuhan yang menjorok ke selat Sumatera sepanjang 2,5 Km dengan tiga dermaga, dimana salah satu dermaga telah diserahkan kepada pemerintah dan dapat dipergunakan oleh umum.

c. Didirikannya fasilitas akomodasi bagi karyawan pabrik peleburan dibangun di atas tanah seluas 200 ha di Tanjung Gading, ± 16 Km dari daerah peleburan terdiri dari 1340 unit rumah untuk karyawan yang berkeluarga dan 7 asrama untuk karyawan yang belum berkeluarga

(4)

d. Didirikannya fasilitas – fasilitas lainnya, seperti:

1. Fasilitas pendidikan seperti TK, SD (24 lokal), dan SMP (6 lokal) dibuka sejak bulan juli 1981 dan dikelola oleh Depdiknas.

2. Fasilitas olah raga dan rekreasi seperti: lapangan sepak bola/volley/tennis, gedung olah raga, kolam renagn dan danau buatan. 3. Fasilitas umum seperti: balai pertemuan, mesjid, gereja,

telekomunikasi, supermarket dan pertokoan, kantor pos, balai kota dan rumah sakit.

PT. Inalum mendapatkan keuntungan dengan adanya penerapan CSR, antara lain :

1. PT. Inalim mudah mendapatkan tenaga kerja.

2. PT. Inalum dapat memanfaatkan sumber daya alam yang ada sebagai bahan baku pembantu seperti: air, tanah, kayu, dll

3. PT. Inalum menjadi lebih dikenal oleh masyarakat Batu Bara khususnya dan masyarakat Sumatera Utara umumnya.

4. PT. Inalum mendapatkan kemudahan untuk membebaskan lahan yang diharapkan tanpa adanya pro dan kontra dari masyarakat

Berikut adalah tabel tentang jumlah karyawan PT. Inalum yang berasal dari masyarakat Kuala Tanjung :

(5)

Tabel 1.1

Jumlah Karyawan PT Inalum yang Berasal dari Masyarakat Kuala Tanjung

Periode Jumlah Karyawan Persentase

Masa Konstruksi (1976 – 1984)

566 Orang 25,19 %

Masa Awal Produksi (1985 - 1990)

752 Orang 27,36 %

Masa Produksi (1991 - 2006)

911 Orang 30,33 %

Sumber : Bagian Administrasi PT. Inalum, Data Diolah

Pada Tabel 1.1 terlihat peningkatan jumlah karyawan yang berasal dari Kuala Tanjung dari masa konstruksi sampai masa awal produksi sebesar 32,86 %. Pada masa awal produksi sampai masa produksi terjadi peningkatan sebesar 21,14 %.

Pada Tabel 1.2 berikut menunjukkan tingkat pendapatan masyarakat di sekitar PT. Inalum, yang didapat dari bagian administrasi kantor Kecamatan Sei Suka:

Tabel 1.2

Pendapatan Masyarakat Kuala Tanjung Per Bulan

Tingkat Pendapatan Jumlah Persentase < 500.000 500.000 – 1.000.000 1.000.000 – 2.500.000 2.500.000 – 5.000.000 > 5.000.000 178 Kepala Keluarga 265 Kepala Keluarga 126 Kepala Keluarga 56 Kepala Keluarga 19 Kepala Keluarga 27,64 % 41,15 % 19,57 % 8,69 % 2,95 %

Total 644 Kepala Keluarga 100 %

Sumber : Bagian administrasi kantor Kecamatan Sei Suka, data diolah

(6)

1. Sangat baik, dengan pendapatan lebih besar dari Rp.5.000.000 2. Baik, dengan pendapatan antara Rp.1.000.000 – Rp. 5.000.000 3. Cukup baik,dengan pendapatan antara Rp.500.000 – Rp. 1.000.000 4. buruk, dengan pendapatan kurang dari Rp. 500.000

Sehingga dapat dilihat bahwa kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung cukup baik, karena sebesar 41,15 % masyarakatnya memiliki pendapatan lebih dari Rp 1000.000,- , dan hanya 27,64 % yang pendapatannya minim artinya dibawah Rp 500.000,-.

Berdasarkan latar belakang, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ” Pengaruh Penerapan Coorporate Social Responsbility (CSR) pada PT. Inalum Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kuala Tanjung Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara Sumatera Utara”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Apakah Coorporate Social

Responsbility (CSR) yang dilakukan oleh PT. Inalum berpengaruh signifikan terhadap

kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung?”

C. Kerangka Konseptual

Sen dan Bhattacharya (2001) mengidentifikasi ada enam hal pokok yang termasuk dalam CSR ini yaitu:

1. Community support, antara lain dukungan pada program-program pendidikan, kesehatan, kesenian dan sebagainya.

(7)

2. Diversity, merupakan kebijakan perusahaan untuk tidak membedakan konsumen

dan calon pekerja dalam hal gender, fisik (cacat), atau ke dalam ras-ras tertentu.

3. Employee support berupa perlindungan kepada tenaga kerja, insentif dan

penghargaan serta jaminan keselamatan kerja.

4. Environment menciptakan lingkungan yang sehat dan aman, mengelola limbah dengan baik, menciptakan produk-produk yang ramah lingkungan dan lain-lain.

5. Non-U.S operations. Perusahaan bertanggung jawab untuk memberikan hak yang sama bagi masyarakat dunia untuk mendapat kesempatan bekerja antara lain dengan membuka pabrik di luar negeri (abroad operations).

6. Product. Perusahaan berkewajiban untuk membuat produk-produk yang aman bagi kesehatan, tidak menipu, melakukan riset dan pengembangan produk secara kontinyu dan menggunakan kemasan yang bisa didaur ulang (recycled).

Menurut Tunggal (2008 : 167), tanggung jawab social perusahaan terdiri dari antara lain:

a. Memelihara dan jika mungkin memperkuat lingkungan melalui peniadaan dan pengendalian polusi.

b. Menjaga Sumber Daya Alam

c. Mendisain dan memodifikasi fasilitas yang memenuhi dan mengantisipasi hukum peraturan lingkungan dan kesalamatan yang ada.

d. Merekrut, melatih dan menunjuk warga setempat padaposisi atau tanggung jawab yang berkesesuaian dengan kemampuan mereka

e. Membayar beban pajak dan bea tapi menghindari pajak berganda atau tidak sama antar negara

(8)

f. Memecahkan permasalahan hubungan dengan pemerintah atau konflik yuridiksi yang tumpang tindih

g. Mengikuti praktik keuangan yang berlaku

h. Mendorong arus tekhnologi lintas batas sejauh dapat memenuhi kebutuhan dan tepat bagi pasar setempat

Menurut buku panduan PT. Inalum (PT Indonesia Asahan Aluminium, 2007:9), perusahaan ini melakukan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat sekitar melalui:

a. Fasilitas – fasilitas umum

Gedung – gedung sekolah, mesjid, gereja dan rumah sakit yang dibangun di kedua proyek ini dapat dimanfaatkan oleh umum atau masyarakat sekitar. Gedung dan fasilitas telekomunikasi berkapasitas 1000 satuan sambungan diserahkan kepada PERUMTEL pada akhir tahun 1980.

b. Jalan – jalan sekitar

Perusahaan juga melakukan pekerjaan perbaikan terhadap jalan – jalan dekat daerah proyek serta pergantian jembatan – jembatan yang sudah tua dan rapuh agar dapat dipergunakan untuk kemudahan penduduk setempat.

c. Pelatihan

Latihan kejuruan didirikan di Indrapura bekerja sama denga Sekolah Tekhnik setempat. Perusahaan memberikan peletihan tekhnik/kejuruan bagi pemuda di daerah sekitar pada masa konstruksi. Pada masa produksi, selain pelatihan beternak ayam kampung, tambak ikan mas dan tambak udang air tawar bagi masyarakat sekitar, diadakan pula pelatihan pengelasan dan perbaikan AC, kursus bengkel sepeda motor, menjahit dan bordir, salon kecantikan, rias

(9)

pengantin dll, diberikan kepada pemuda/pemudi di daerah peleburan dan PLTA.

d. Pendidikan

Untuk mendorong semangat belajar para pelajar setempat, sejak tahun 1977 PT Inalum menyediakan beasiswa tidak mengikat bagi mereka yang belajar di Universitas Sumatera Utara, STM, dan SMA sekitar proyek pada masa konstruksi. Perusahaan menyediakan pula hadiah TABANAS kepada murid – murid SD & SMP setempat yang telah lulus dengan prestasi baik.

e. Olah raga

Perusahaan juga melaksanakan perlombaan – perlombaan dan pertandingan olah raga di kedua daerah proyek khususnya di Sumatera Utara umumnya. Menurut Cahyono (2004 : 19) dalam jurnal penelitian kesejahteraan sosial, beberapa strategi yang dapat diterapkan guna meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat oleh perusahaan adalah sebagi berikut:

a. Pemberdayaan sosial yang mengandung makna pembinaan bagi aperatur pembangunan kesejahteraan sosial yang memungkinkan profesionalisme dan kinerjanya, serta memberikan kepercayaan dan si peluang kepada masyarakat, dunia usaha, penyandang masalah kesejahteraan sosial yang mencegah dan mengatasi masalah di lingkungannya.

b. Kemitraan sosial, yang mengandung makna adanya kerja sama, kepedulian, kesetaraan, kolaborasi dan jaringan kerja yang menumbuhkembangkan kemanfaatan timbal balik antara pihak-pihak yang bermitra.

c. Partisipasi sosial, yang mengandung makna adanya prakarsa dan peranan dari penerima pelayanan dan lingkungan sosialnya dalam pengambilan keputusan serta melakukan pilihan terbaik untuk peningkatan kesejahteraan sosialnya.

(10)

d. Advokasi sosial, yang mengandung makna adanya upaya untuk mendukung, membela, dan melindungi masyarakat sehingga dapat melakukan tindakan sosial dan perubahan sosial yang menolong mereka memenuhi kesejahteraan sosial dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

e. Desentralisasi, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada aperatur dan pelaku pembangunan kesejahteraan sosial di daerah yang memperhatikan demokratisasi, transparansi dan akuntabiltasi publik.

Berdasarkan teori – teori yang telah dikemukan di atas, maka dapatlah dibuat secara skematis kerangka konseptual dalam penelitian, sebagai berikut:

Gambar. 1 Kerangka Konseptual Sumber : Tunggal (2008)

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini adalah: ”bahwa penerapan Coorporate Social Responsbility yang dilakukan oleh PT. Inalum yang terdiri dari variabel Community Support, Diversity, dan Environtment mempunyai pengaruh signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung 2008.” CSR Community Support (X1) Diversity (X2) Environtment (X3) Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Perusahaan

(11)

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Mengetahui dan menganalisis pengaruh dari penerapan CSR yang dilakukan oleh PT Inalum Batu bara yang terdiri dari faktor Community Support, Diversity, dan

Environtment terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Bagi penulis, diharapkan penelian ini merupakan suatu kesempatan bagi

penulis untuk menerapkan teori – teori penulis dapatkan baik dari bangku kuliah maupun di luar dari itu dan memperdalam pengetahuan serta menambah wawasan di bidang manajemen sumber daya manusia, khususnya menyangkut tanggung jawab sosial perusahaan.

b) Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk bahan pertimbangan dan evaluasi tambahan dalam memahami faktor – faktor dari penerapan Coorporate Social Responsbility (CSR) oleh PT. Inalum dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan.

c) Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi yang dapat menjadi bahan penelitian lanjutan atau sebagai bahan perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang, khususnya penelitian yang berkaitan dengan penerapan Coorporate Social Responsbility (CSR) yang dilakukan oleh suatu perusahaan.

(12)

F. Metodologi Penelitian

1. Batasan dan Identifikasi variabel penelitian Batasan operasional penelitian ini adalah:

a. Variabel Independen (X) terdiri dari variabel Community Support (X1),

Diversity (X2), dan Environtment (X3).

b. Variabel Dependen (Y) yaitu kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung.

2. Defenisi Operasional Variabel

Peneliti menjelaskan variabel – variabel yang sudah diidentifikasi, maka diperlukan defenisi operasional dari masing – masing variabel tersebut, antara lain: 1. Coorporate Social Responsbility (CSR)

Merupakan komitmen atau bentuk kepedulian dan kontribusi dari PT. Inalum terhadap peningkatan kualitas hidup masyrakat sekitar, tempat dimana perusahaan beroperasi.

2. Community Support (X1)

Yaitu antara lain dukungan PT. Inalum pada program – program pendidikan, kesehatan, kesenian dan lain sebagainya

3. Diversity (X2)

Yaitu kebijakan PT. Inalum untuk tidak membedakan konsumen dan calon pekerja dalam hal gender, fisik (cacat), atau ke dalam ras – ras tertentu.

4. Environtment (X3)

Yaitu penciptaan lingkungan yang sehat dan aman, mengelola limbah dengan baik, menciptakan produk – produk yang ramah lingkungan dan lain - lain

(13)

5. Kesejahteraan Masyarakat Kuala Tanjung

Merupakan visi yang pada dasarnya berhubungan erat dengan cita-cita masyarakat, yaitu tentang hal-hal yang akan digapai di masa depan.

Berdasarkan defenisi operasional yang dikemukakan, maka peneliti merumuskan mekanisme penganalisaan variabel sebagai tabel berikut:

Tabel 1.3 Operasional Variabel

Variabel Defenisi Variabel Indikator Variabel Skala

Community Support (X1)

Dukungan perusahaan terhadap program – program pendidikan, kesehatan dan kesenian

1. Beasiswa (bantuan Pendidikan) 2. Pelayanan Kesehatan

3. Apresiasi Seni

4. Pertandingan Olah Raga

Likert

Diversity

(X2)

Kebijakan perusahaan untuk tidak membeda – bedakan konsumen dan calon pekerja

1. Keadilan

2. Kesamaan gender

3. Perbedaan suku, agama, ras dan golongan 4. Keadaan fisik Likert Environtment (X3) Menciptakan lingkungan yang aman dan sehat

1. Pengolahan limbah 2. Produk yang aman 3. Keamanan

4. Kepedulian perusahaan terhadap lingkungan hidup

Likert

Kesejahteran Masyarakat (Y)

Visi yang berhubungan erat dengan cita – cita masyarakat pada masa yang akan datang

1. Pendapatan

2. Cita – cita masa depan 3. Keamanan

Likert

3. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah Skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiono, 2004:74). Untuk keperluan analisis kuantitatif ini, maka setiap variabel diberi skala 1 (satu) sampai 5 (lima), seperti yang terlihat di bawah ini:

(14)

1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju

3 = Kurang Setuju 4 = Setuju

5 = Sangat Setuju

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Inalum Batu Bara yang berlokasi di Kuala tanjung, kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, propinsi Sumatera Utara dan di daerah sekitar PT. Inalum berdiri yaitu di desa Kuala Tanjung, kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara. Waktu penelitian mulai Oktober 2007 sampai dengan Maret 2008.

5. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat atau penduduk yang bertempat tinggal di sekitar lingkungan tempat perusahaan berdiri, yaitu seluruh masyarakat yang bertempat tinggal di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, Propinsi Sumatera Utara yang berjumlah 644 Kepala Keluarga. b. Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan tekhnik non probability sampling dengan menggabungkan metode sampling kuota dan aksidental. Metode kuota yaitu teknik pengambilan sampel dimana peneliti menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri – ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang dikehendaki dan metode

(15)

siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2004: 77).

Pada penelitian ini peneliti menetapkan kuota sampel sebanyak 60 orang. Jumlah ini sudah dianggap dapat mewakili hasil penelitian karena telah memenuhi syarat sebagai sampel besar. Sampel besar adalah sampel yang berukuran 30 atau lebih (Suharyadi dan Purwanto, 2004:399). Adapun kriteria yang ditetapkan untuk sampel adalah masyarakat yang telah tinggal dilokasi penelitian minimal 3 tahun, sadar dan dapat berkomunikasi dengan baik.

6. Jenis Data

Penulis menggunakan dua jenis data untuk membantu memcahkan masalah, yaitu:

a. Data Primer

Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari hasil wawancara dan diskusi dengan responden berjumlah 60 oarng yang berkompeten memberikan keterangan.

b. Data Skunder

Data skunder, yaitu data yang digunakan untuk melengkapi data primer yang meliputi:

1. Data mengenai sejarah dan perkembangan perusahaan 2. Data struktur organisasi dan uraian tugas

3. Data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagi tulisan melalui buku, majalah dan skripsi yang berhubungan dengan masalah penelitian.

(16)

7. Tekhnik Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan beberapa tekhnik pengumpulan data, antara lain:

a. Daftar pertanyaan atau kuesioner, yaitu tekhnik pengumpulan data dengan cara menyiapkan satu set pertanyaan yang tersusun secara sistenatis dan standar kepada responden yaitu dalam hal ini adalah masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi perusahaan PT Inalum Batu Bara.

b. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dengan pihak manajemen perusahaan yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial (Coorporate Social

Responsbility) perusahaan PT. Inalum Batu Bara.

c. Studi dokumentasi, yaitu memperoleh data melalui buku – buku, dokumen dan literatur yang berhubungan dengan masalah yang ditelti.

8. Teknik Analisis Data

Setelah indikator yang menjadi ukuran masing – masing variabel dan teknik pengukuran telah dilakukan, maka ditentukan teknik analisis data yang disesuaikan dengan data yang tersedia. Tahapan teknik analisis data meliputi:

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan, menyusun dan menganalisis data, sehingga dapat diketahui gambaran umum mengenai pengaruh penerapan Coorporate Social Responsbility (CSR) pada PT Inalum Batu Bara terhadap kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung yang dilihat berdasarkan hasil jawaban responden sejumlah 60 orang.

(17)

b. Uji Validitas dan Realibilitas

Uji validitas dan realibilitas dilakukan untuk menguji kuesioner layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Realibel berarti instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilakan data yang sama (Sugiyono, 2004 : 109). Untuk menguji validitas digunakan pendekatan koefisien korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Bila koefisien korelasi (r) masing – masing pertanyaan sama dengan 0,3 atau lebih (paling kecil 0,3) maka butir instrumen dinyatakan valid (Sugiyono 2004 : 116). Dan bila koefisien korelasi (r) positif dan signifikan maka instrumen itu sudah dinyatakan realibel. Uji validitas dan realibilitas kuesioner penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 15.0 untuk menperoleh hasil yang terarah. Pengujian cara ini disebut Test – retest/stability (Sugiyono, 2004:124)

c. Metode Analisis Regresi Linier Berganda

Peneliti mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (community

support, diversity, dan environtment) terhadap variabel terikat (kesejahteraan

masyarakat Kuala Tanjung) akan digunakan metode analisis regresi berganda. Agar hasil yang diperoleh lebih terarah, maka peneliti menggunakan bantuan program software SPSS (Statistic Product adn Service Solution) versi 15.0

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e Dimana :

Y = Variabel kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung a = Konstanta

(18)

X1 = Variabel Community Support

X2 = Variabel Diversity

X3 = Variabel Environtment

e = Standart error

Penelitian ini mempunyai beberapa pengujian, antara lain: 1) Uji Signifikansi Simultan (Uji – F)

Uji signifikansi simultan (Uji – F) pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas (X) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel terikat (Y)

H0 : b1 = b2 = b3 = 0

Artinya secara bersama – sama tidak dapat pengaruh positif dari variabel bebas (X1,X2,X3) yaitu berupa community support, diversity, dan environtment

terhadap kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung (Y). H0 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0

Artinya secara bersama – sama terdapat pengaruh yang positif dari variabel bebas (X1,X2,X3) yaitu berupa community support, diversity, dan environtment

terhadap kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung (Y). Kriteria pengambilan keputusan

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5 %

H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5 %

2) Uji Signifikansi Parsial (Uji – t)

Uji signifikansi parsial (uji – t) menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat.

(19)

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1,X2,X3) yaitu berupa community support, diversity, dan

environtmen, terhadap kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung (Y)

H0 : bi ≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1,X2,X3) yaitu berupa community support, diversity, dan

environtment terhadap kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung (Y)

Kriteria pengambilan keputusan

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5 %

H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5 %

3) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1,X2,X3)

adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang dipergunakan semakin kuat menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1,X2,X3) adalah kecil terhadap variabel

terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan tudak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

Gambar

Tabel 1.3  Operasional Variabel

Referensi

Dokumen terkait

KARS beranggapan bahwa dalam persiapan seluruh jajaran dari pimpinan sampai dengan pelaksana di semua unit / instalasi rumah sakit, sudah mengupayakan persiapan

Ruang lingkup penelitian ini menggunakan data nominal transaksi penggunaan dari Instrumen sistem pembayaran, yaitu Kartu Kredit, Kartu Debet, E-Money dan tingkat Velocity

Penguatan kapasitas kelembagaan akan terarah pada adanya tata aturan yang mengikat seluruh anggota (one for all). Menurut pasal 2 Peraturan Menteri Desa No. 4 tahun 2015

Selain itu pada bagian ini akan membahas mengenai metodologi pengembangan sistem dan kakas pemodelan yang akan digunakan dalam membangun E-learning Dengan

Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa kadar CRP umumnya meningkat pada penderita appendisitis sederhana (91,7%) dan juga pada penderita appendisitis komplikasi (84,2%);

Sedangkan menurut istilah syara’, mud}a&lt;rabah merupakan akad antara dua pihak untuk bekerja sama dalam usaha perdagangan dimana salah satu pihak memberikan dana kepada

den#an baik, seper n baik, seperti pemelih ti pemeliharaan dan perem araan dan perema1aan a1aan alat alat medis alat alat medis, in house , in house trainin# atau seminar dan

Membran cair emulsi biasanya berupa emulsi ganda air/minyak/air. Hasil emulsi tersebut disebar dengan pengadukan perlahan dalam larutan umpan untuk memperoleh emulsi