• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kelompok Tani (Peningkatan Kemampuan Kelompok Tani) Oleh Junaidi P Saputra 0

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kelompok Tani (Peningkatan Kemampuan Kelompok Tani) Oleh Junaidi P Saputra 0"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kelompok Tani (Peningkatan Kemampuan Kelompok Tani) Oleh Junaidi

(2)

Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kelompok Tani (Peningkatan Kemampuan Kelompok Tani) Oleh Junaidi

P Saputra 1

I. Unit Usahatani

Usahatani adalah suatu tempat dimana seseorang atau sekumpulan orang berusaha mengelola unsur-unsur produksi seperti alam, tenaga kerja, modal dan ketrampilan dengan tujuan berproduksi untuk menghasilkan sesuatu di lapangan pertanian.

A. Klasifikasi Usahatani

1. Pola Usahatani: Terdapat dua macam pola usahatani, yaitu lahan basah atau sawah,

lahan kering. Ada beberapa sawah yang irigasinya dipengaruhi oleh sifat pengairannya, yaitu:

a. Sawah dengan pengairan tehnis.

b. Sawah dengan pengairan setengah tehnis. c. Sawah dengan pengairan sederhana. d. Sawah dengan pengairan tadah hujan.

e. Sawah pasang surut, umumnya di muara sungai.

2. Tipe Usahatani: menunjukkan klasifikasi tanaman yang didasarkan pada macam

dan cara penyusunan tanaman yang diusahakan.

a. Macam tipe usahatani: usahatani padi, usahatani palawija (serealia, umbi-umbian, jagung).

b. Cara penyusunan tanaman: usahatani monokultur yaitu satu jenis tanaman sayuran yang ditanam pada suatu lahan, pola tanam tumpangsari merupakan penanaman campuran dari dua atau lebih jenis sayuran dalam suatu luasan lahan dan usahatani bergilir atau tumpang gilir.

3. Struktur Usahatani: menunjukkan bagaimana suatu komoditi diusahakan. Cara

pengusahaan dapat dilakukan secara khusus (1 lokasi), tidak khusus (berganti-ganti lahan atau varietas tanaman) dan campuran (2 jenis atau lebih varietas tanaman, misal tumpangsari dan tumpang gilir).

4. Corak Usahatani: berdasarkan tingkatan hasil pengelolaan usahatani yang

ditentukan oleh berbagai ukuran atau kriteria, antara lain: nilai umum, sikap dan motivasi, tujuan produksi, pengambilan keputusan, tingkat teknologi, derajat komersialisasi dari produksi usahatani, derajat komersialisasi dari input usahatani, proporsi penggunaan faktor produksi dan tingkat keuntungan.

(3)

Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kelompok Tani (Peningkatan Kemampuan Kelompok Tani) Oleh Junaidi

P Saputra 2

5. Bentuk Usahatani: dibedakan atas penguasaan faktor produksi oleh petani, yaitu:

perorangan adalah faktor produksi dimiliki atau dikuasai oleh seseorang, kooperatif adalah faktor produksi dimiliki secara bersama, maka hasilnya digunakan dibagi berdasar kontribusi.

B. Kegiatan Usahatani

1. Mengambil pengembangan keputusan produksi dalam usahatani menentukan yang menguntungkan berdasarkan informasi yang tersedia dalam bidang teknologi, sosial, permodalan, sarana produksi dan sumber daya alam lainnya.

2. Menyusun rencana definitif dan melaksanakan kegiatan atas dasar pertimbangan efisiensi.

3. Memfasilitasi penerapan teknologi (bahan, alat, cara) usahatani kelompoktani sesuai dengan rencana kegiatan.

4. Menjalin kerjasama/kemitraan dengan pihak lain yang terkait dalam pelaksanaan usahatani.

5. Mentaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama dalam organisasi, maupun kesepakatan dengan pihak lain.

6. Mengevaluasi kegiatan bersama dan rencana kebutuhan, sebagai bahan rencana kegiataan yang akan datang.

7. Meningkatkan kesinambungan produktivitas dan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan.

8. Mengelola administrasi secara baik.

9. Merumuskan kesepakatan bersama, baik dalam memecahkan masalah maupun untuk melakukan berbagai kegiatan.

10. Merencanakan dan melaksanakan pertemuan-pertemuan berkala atau dengan instansi/lembaga terkait.

(4)

Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kelompok Tani (Peningkatan Kemampuan Kelompok Tani) Oleh Junaidi

P Saputra 3

II. Unit Usaha Pengolahan

Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujuan tertentu. Berikut ini adalah pendapat dari beberapa ahli yakni:

A. Menurut Wardoyo (1980:41), memberikan definisi sebagai berikut pengelolaan adalah

suatu rangkai kegiatan yang berintikan perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

B. Menurut Harsoyo (1977:121), pengelolaan adalah suatu istilah yang berasal dari kata

“kelola” mengandung arti serangkaian usaha yang bertujuan untuk mengali dan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan tertentu yang telah direncanakan sebelumnya.

Dari uraian diatas dapatlah disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pengelolaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang berintikan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang bertujuan menggali dan memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki secara efektif untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan. Sebagai unit usaha pengolahan, hendaknya memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Menyusun perencanaan kebutuhan peralatan pengolahan hasil usahatani petani dan kelompoktani.

2. Menjalin kerjasama/kemitraan usaha dengan pengusaha pengolahan hasil-hasil pertanian. 3. Menjalin kerjasama/kemitraan usaha dengan pihak penyedia peralatan-peralatan

pertanian.

4. Mengembangkan kemampuan anggota dalam pengolahan produk-produk hasil pertanian. 5. Mengorganisasikan kegiatan produksi anggota ke dalam unit-unit usaha pengolahan.

III. Unit Usaha Sarana Dan Prasarana Produksi

Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana. Berdasarkan pengertian maka sarana dan prasarana pada dasarnya memiliki fungsi utama sebagai berikut:

1. Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat menghemat waktu. 2. Meningkatkan produktivitas, baik barang dan jasa.

(5)

Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kelompok Tani (Peningkatan Kemampuan Kelompok Tani) Oleh Junaidi

P Saputra 4

3. Hasil kerja lebih berkualitas dan terjamin.

4. Lebih memudahkan/sederhana dalam gerak para pengguna/pelaku. 5. Ketepatan susunan stabilitas pekerja lebih terjamin.

6. Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang berkepentingan. 7. Menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan.

Sebagai unit usaha sarana dan prasarana. Hendaknya memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Menyusun perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana setiap anggotanya.

2. Menjalin kerjasama/kemitraan usaha dengan pihak penyedia sarana dan prasarana produksi pertanian (pabrik dan kios saprotan).

3. Mengorganisasikan kegiatan penyediaan sarana dan prasarana produksi pertanian dengan dinas terkait dan lembaga-lembaga usaha sarana produksi pertanian.

4. Menjalin kerjasama/kemitraan usaha dengan pihak penyedia sarana produksi, pengolahan, pemasaran hasil dan atau permodalan.

IV. Unit Usaha Pemasaran

Pasar adalah tempat bertemunya calon penjual dan calon pembeli barang dan jasa. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok dilakukan oleh pengusaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Pemasaran adalah sebagai sesuatu proses sosial dan manajerial dimana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan usahakan melalui penciptaan, pertukaran yang dapat memenuhi kebutuhan, keinginan atau permintaan seseorang atau kelompok.

A. Jenis-Jenis Pasar

Jenis pasar menurut bentuk kegiatannya dibagi menjadi 2 yaitu pasar nyata ataupun pasar tidak nyata(abstrak) yaitu:

1. Pasar Nyata adalah pasar dimana barang-barang yang akan diperjual belikan dan

dapat dibeli oleh pembeli. Contoh pasar tradisional dan pasar swalayan.

2. Pasar Abstrak adalah pasar dimana para pedagangnya tidak menawar

barang-barang yang akan dijual dan tidak membeli secara langsung tetapi hanya dengan menggunakan surat dagangannya saja. Contoh pasar online, pasar saham, pasar modal dan pasar valuta asing.

(6)

Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kelompok Tani (Peningkatan Kemampuan Kelompok Tani) Oleh Junaidi

P Saputra 5

Jenis pasar menurut cara transaksinya dibedakan menjadi pasar tradisional dan pasar modern yaitu:

1. Pasar Tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional dimana para penjual dan

pembeli dapat mengadakan tawar menawar secar langsung. Barang-barang yang diperjual belikan adalah barang yang berupa barang kebutuhan pokok.

2. Pasar Modern adalah pasar yang bersifat modern dimana barang-barang diperjual

belikan dengan harga pas dan dengan layanan sendiri. Tempat berlangsungnya pasar ini adalah di mal, plaza, dan tempat-tempat modern lainnya.

B. Konsep Inti Pemasaran

1. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar, contoh: manusia lapar, maka butuh makanan.

2. Keinginan adalah bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan kepribadian individual, contoh: orang madiun sarapan dengan nasi pecel.

3. Permintaan adalah keinginan manusia yang didukung dengan daya beli.

4. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dikonsumsi, sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.

5. Nilai bagi pelanggan adalah perbedaan antara manfaat yang dinikmati pelanggan karena memiliki serta menggunakan suatu produk dan biaya untuk memiliki produk tersebut.

6. Kepuasan pelanggan adalah sejauhmana anggapan kinerja produk memenuhi harapan pembeli.

7. Pertukaran adalah merupakan salah satu cara mendapatkan suatu produk yang diinginkan.

C. Manajemen Pemasaran

Ada 5 falsafah yang sebaiknya digunakan sebagai pedoman usaha pemasaran untuk mencapai pertukaran yang didambakan dengan pasar sasaran. Pemberian bobot yang harus diberikan pada organisasi, pelanggan dan masyarakat yang berkepentingan seringkali saling bertentangan. Sehingga perlu ada landasan dari aktifitas pemasaran organisasi tersebut. Landasan ini dikelompokkan dalam 5 konsep alternative antara lain:

(7)

Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kelompok Tani (Peningkatan Kemampuan Kelompok Tani) Oleh Junaidi

P Saputra 6

1. Konsep Produksi

Falsafah bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan harganya terjangkau serta manajemen harus berusaha keras untuk memperbaiki produksi dan efesiensi distribusi. Konsep ini adalah falsafah paling tua digunakan dalam penjualan. Konsep ini masih berlaku dan bermanfaat pada dua situasi, yaitu situasi pertama, bila permintaan akan produk lebih besar dari penawarannya; situasi kedua, terjadi kalau biaya produk terlalu tinggi dan perbaikan produktifitas diperlukan untuk menurunkannya. Akan tetapi, perusahaan yang bekerja dengan falsafah ini menghadapi resiko tinggi dengan focus terlalu sempit pada operasinya sendiri. Bila perusahaan berusaha menurunkan harga, yang pasti dilupakan adalah kualitas, padahal yang diinginkan konsumen adalah harga rendah dengan barang yang menarik.

2. Konsep Produk

Falsafah bahwa konsumen akan menyukai produk bermutu terbaik dan sifat paling inovatif dan bahwa organisasi harus mencurahkan energi untuk terus menerus melakukan perbaikan produk.

3. Konsep Penjualan

Falsafah bahwa konsumen tidak akan membeli produk organisasi dalam jumlah yang cukup kecuali organisasi mengadakan usaha penjualan dan promosi berskala besar. Konsep ini biasanya dilakukan pada barang yang tidak dicari, yaitu barang yang mungkin tidak terpikirkan untuk dibeli oleh konsumen, contoh: ensiklopedia, asuransi. Industri ini harus mahir dalam melacak calon pelanggan dan menjual manfaat produk kepada konsumen. Tujuannya adalah menjual yang perusahaan buat, bukan produk apa yang dibutuhkan masyarakat konsumen.

4. Konsep Pemasaran

Falsafah manajemen pemasaran ini berkeyakinan bahwa pencapaian sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penyampaian kepuasan didambakan itu lebih efektif dan efisien daripada pesaing.

5. Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial

Falsafah bahwa organisasi harus menentukan kebutuhan, keinginan dan minat pasar serta menyerahkan kepuasan yang didambakan itu secara lebih efektif dan efisien daripada pesaing dengan cara yang bersifat memelihara. Konsep ini mengajak

(8)

Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kelompok Tani (Peningkatan Kemampuan Kelompok Tani) Oleh Junaidi

P Saputra 7

pemasar membangun pertimbangan sosial dan etika dalam praktek pemasaran mereka. Hal ini agar dapat menyeimbangkan dan menyelaraskan 3 faktor yang penting, yaitu: laba perusahaan, pemuas keinginan konsumen dan kepentingan publik.

Sebagai unit usaha pemasaran, hendaknya memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Mengidentifikasi, menganalisis potensi dan peluang pasar berdasarkan sumber daya yang

dimiliki untuk mengembangkan komoditi yang dikembangkan/diusahakan guna memberikan keuntungan usaha yang lebih besar.

b. Merencanakan kebutuhan pasar berdasarkan sumber daya yang dimiliki dengan memperhatikan segmentasi pasar.

c. Menjalin kerjasama/kemitraan usaha dengan pemasok-pemasok kebutuhan pasar. d. Mengembangkan penyediaan kebutuhan-kebutuhan pasar produk pertanian. e. Mengembangkan kemampuan memasarkan produk-produk hasil pertanian.

f. Menjalin kerja sama/kemitraan usaha dengan pihak pemasok hasil-hasil produksi pertanian.

g. Meningkatkan kemampuan dalam menganalisis potensi usaha masing-masing anggota untuk dijadikan satu unit usaha yang menjamin pada permintaan pasar dilihat dari kuantitas, kualitas serta kontinuitas.

V. Unit Usaha Keuangan Mikro

Keuangan mikro adalah penyediaan berbagai bentuk pelayanan keuangan termasuk diantaranya kredit, tabungan, asuransi dan transfer uang bagi orang atau keluarga miskin atau berpenghasilan rendah dan usaha mikro mereka. Definisi ini memberikan penekanan pada perluasan bentuk layanan keuangan yang sebelumnya lebih banyak diasosiasikan dengan kredit mikro saja dan pada target pelayanan yaitu masyarakat miskin atau berpenghasilan rendah. Ada dua ciri utama keuangan mikro yang membedakannya dari produk jasa keuangan formal, yaitu kecilnya pinjaman dan simpanan, tidak adanya jaminan dalam bentuk aset.

Pelayanan keuangan mikro dapat diberikan oleh lembaga keuangan mikro, yaitu lembaga yang kegiatan utamanya adalah memberikan jasa keuangan mikro, lembaga keuangan formal yang mempunyai unit pelayanan keuangan mikro, program pembangunan atau program penanggulangan kemiskinan yang mempunyai komponen keuangan mikro dan organisasi informal yang dibentuk oleh masyarakat sendiri. Secara umum, penyedia layanan keuangan mikro yang ditelusuri dalam studi ini dapat dibedakan menjadi empat golongan:

(9)

Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kelompok Tani (Peningkatan Kemampuan Kelompok Tani) Oleh Junaidi

P Saputra 8

A. Lembaga Formal

Lembaga formal yaitu lembaga yang berbadan hukum dan secara formal diakui oleh perundangan yang berlaku saat ini sebagai lembaga keuangan. Lembaga formal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bank dan non bank. Bank yang dikunjungi dalam studi ini adalah BRI, Bank Mandiri, Bank NTT dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR), sedangkan lembaga nonbank yang dikunjungi antara lain adalah Badan Perkreditan Desa (BPD), koperasi, Koperasi Unit Desa (KUD), koperasi kredit (credit union), Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah (BK3D), dan perusahaan pegadaian.

B. Lembaga Nonformal

Lembaga nonformal yaitu lembaga yang telah memiliki dasar legalitas sebagai badan hukum, misalnya yayasan atau dasar legalitas lainnya, seperti Surat Keputusan Gubernur atau Bupati, tetapi belum memiliki izin dan belum diakui sebagai lembaga keuangan formal oleh perundangan yang berlaku saat ini. Lembaga nonformal ini antara lain berbentuk usaha simpan pinjam (USP), dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang menyediakan jasa layanan keuangan mikro. Lembaga nonformal yang dikunjungi dalam studi ini antara lain adalah Yayasan Alfa Omega (YAO), Tanaoba Lais Manekat (TLM), Yayasan Pengembangan Pesisir dan Laut (YPPL), Yayasan Sanlima, Yayasan AYO Indonesia dan Yayasan Delsos.

C. Program-Program Pemerintah

Program-program pemerintah yang menyediakan atau mempunyai komponen pelayanan keuangan mikro, pada umumnya dalam bentuk kredit mikro dan kredit program. Untuk menelusuri program-program tersebut, tim peneliti mewawancarai dan mengumpulkan data sekunder dari berbagai dinas ditingkat provinsi dan kabupaten termasuk diantaranya dinas koperasi, dinas pertanian tanaman pangan, dinas perkebunan, dinas perikanan, dinas perindustrian dan perdagangan, dan dinas atau kantor yang menangani keluarga berencana.

D. Lembaga Informal

Lembaga informal, yaitu lembaga yang tidak berbadan hukum seperti kelompok arisan, kelompok gereja, atau sumber informal lainnya. Dalam studi ini lembaga informal yang dilihat terutama adalah kelompok-kelompok bentukan masyarakat. Kegiatan

(10)

lembaga-Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kelompok Tani (Peningkatan Kemampuan Kelompok Tani) Oleh Junaidi

P Saputra 9

lembaga informal ini ditelusuri melalui wawancara dengan pengurus dan peserta kelompok.

Agar kegiatan usaha keuangan mikro dapat berlangsung dengan baik maka diarahkan agar mempunyai kemampuan sebagai berikut :

a. Menumbuh kembangkan kreativitas dan prakarsa anggota untuk memanfaatkan setiap informasi dan akses permodalan yang tersedia.

b. Meningkatkan kemampuan anggota untuk dapat mengelola keuangan mikro secara komersial.

c. Mengembangkan kemampuan untuk menggali sumber-sumber usaha yang mampu meningkatkan permodalan.

d. Mendorong dan mengadvokasi anggota agar mau dan mampu melaksanakan kegiatan simpan-pinjam guna memfasilitasi pengembangan modal usaha.

REFERENSI

Andriawan. A, 2012. Pemasaran. Diakses pada hari senin, tanggal 03 Maret 2013. http://andriawanazhar.blogspot.com/2012/01/pemasaran.html

Carapedia, 2013. Pengertian dan Definisi Pengelolaan. Diakses pada hari senin, tanggal 03 Maret 2013. http://carapedia.com/pengertian_definisi_pengelolaan_info2163.html Departemen Pertanian, 2007. Pedoman Penumbuhan Dan Pengembangan Kelompoktani Dan

Gabungan Kelompoktani. Diakses pada hari senin, tanggal 03 Maret 2013. http://www.deptan.go.id/bpsdmp/admin/peraturan/permentan_273_lamp_1.pdf Lembaga Penelitian Smeru, 2004. Keuangan Mikro untuk Masyarakat Miskin. Nusa

Tenggara Timur. Diakses pada hari senin, tanggal 03 Maret 2013. http://www.smeru.or.id/report/field/Microfinance_NTT/Microfinance%20NTT%20i nd.pdf

Shinta. A, 2013. Ilmu Usaha Tani. Diakses pada hari senin, tanggal 03 Maret 2013. http://shinta.lecture.ub.ac.id/files/2009/04/pertemuan-1.ppt

Syamrilaode, 2013. Pengertian Sarana dan Prasarana. Diakses pada hari senin, tanggal 03 Maret 2013. http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2106962-pengertian-sarana-dan-prasarana/

Referensi

Dokumen terkait