PERENCANAAN KEBIJAKAN YANG INKLUSIF BAGI
PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS
1
Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan Sosial
viviyulaswati@bappenas.go.id
Diskusi Publik Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas - KSP
PERTANYAAN KUNCI KSP
• Bagaimana peran pemerintah pusat dalam upaya pengarusutamaan
isu disabilitas di kementerian/lembaga?
• Bagaimana koordinasi pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah dalam upaya pemenuhan hak–hak dan pengarusutamaan
isu disabilitas?
• Bagaimana peran Bappenas dalam mengawal terwujudnya Komisi
Nasional Disabilitas dan terbentuknya 7 Peraturan Pemerintah yang
ideal dan sesuai dengan kebutuhan penyandang disabilitas?
KERANGKA REGULASI PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS
3
• Komitmen Indonesia dalam masyarakat global untuk melakukan upaya dalam merealisasikan penghapusan
segala bentuk diskriminasi dan menjamin partisipasi penyandang disabilitas dalam setiap aspek kehidupan.
Undang-Undang 19 /2011 tentang Pengesahan Convention on the Rights of
Persons with Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas)
• Arah kebijakan bagi penyandang disabilitas yaitu meningkatkan inklusivitas penyandang disabilitas
yang menyeluruh pada setiap aspek kehidupan
Perpres No. 2/2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019 Bidang Kesejahteraan Sosial
•Debottlenecking aksesibilitas penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya untuk berpartisipasi dalam
bidang sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya, dituangkan dalam aksi-aksi yang dilaksanakan oleh K/L di
pusat dan SKPD di daerah.
•Koordinasi, pemantauan, dan evaluasi dilaksanakan Sekber RANHAM, tdd: Kemenkumham, Kemensos,
Kemendagri, Bappenas, dan Kemlu.
Perpres 75/ 2015 dan Inpres 10/2015 tentang Rencana Aksi Nasional terkait Hak
Asasi Manusia (RAN HAM)
• menjabarkan secara rinci hak-hak penyandang disabilitas dan upaya pemenuhannya melalui berbagai
mekanisme koordinasi dan pendanaannya
RPJMN 2015-2019 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM
Meningkatkan advokasi terhadap peraturan dan kebijakan di tingkat pusat dan daerah
bagi penyandang disabilitas
Mengembangkan fasilitas, mekanisme, & kapasitas tenaga pelayanan publik
agar dapat diakses oleh penyandang disabilitas
Mengembangkan skema manfaat disabilitas miskin berbasis keluarga, pelatihan vokasi, peningkatan kesempatan
kerja, & pemberdayaan ekonomi serta kredit usaha.
Sosialisasi, edukasi, dan pengarusutamaan di masyarakat untuk mendukung sistem sosial dan lingkungan yang peduli
penyandang disabilitas
RUANG LINGKUP
Penghapusan segala bentuk diskriminasi dan menjamin partisipasi penyandang disabilitas dalam setiap aspek kehidupan, seperti:
1. Akses layanan dasar 2. Lingkungan tempat tinggal 3. Perlindungan sosial
4. Kesempatan bekerja dan berusaha 5. Hukum dan politik, dan lainnya
SASARAN
Membantu pemenuhan hak penyandang disabilitas dalam setiap aspek kehidupan
PERBAIKAN DATA PENYANDANG DISABILITAS DI INDONESIA
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 2-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75+ 3.47 2.69 1.00 0.90 1.00 1.15 1.37 1.71 3.11 4.85 7.49 10.30 15.66 20.88 30.60 44.28Persentase Penyandang Disabilitas berumur 2 tahun ke atas menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2010
Jenis Kelamin L+P
Jenis Kelamin Perempuan
Jenis Kelamin Laki-laki
Berdasarkan SP 2010, terdapat 10,6 juta (4,45%) penduduk menyandang disabilitas
33.31 5.87 6.81 5.31 8.94 39.75 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500
Penglihatan Pendengaran Berjalan atau naik tangga Mengingat atau berkonsentrasi Mengurus diri sendiri
Lebih dari dari satu disabilitas P e rs e n (% ) R ibu (Ji wa)
Jumlah dan Persentase Penyandang Disabilitas Berumur 2 Tahun Ke Atas berdasarkan Jenis Disabilitas, 2010
Jumlah Penyandang Disabilitas Persentase Penyandang Disabilitas
> 5% 3 – 3,99%
<3% 4 – 4,99%
6 416 621 827 983 1,056 1,159 1,209 1,542 1,550 1,825 2,499 2,518 2,871 3,017 3,468 3,552 3,747 4,484 4,824 5,148 5,333 5,373 5,593 5,829 5,969 7,072 7,441 7,533 9,503 10,075 11,306 44,917 47,530 49,681 Kalut Papua Barat Papua Kep. Babel kep. Riau Sulbar Malut Gorontalo Maluku Kaltim Bengkulu Kalteng Sulteng Sultra Kalbar Sulut Jambi Kalsel NTB Riau NTT Sumbar Aceh DIY Bali DKI Banten Sumsel Lampung Sumut Sulsel Jateng Jatim Jabar
Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Sama Sekali Tidak Bisa Melihat
558 628 647 749 833 868 915 1,068 1,219 1,505 1,527 1,562 1,623 1,692 1,695 1,853 1,917 2,090 2,927 3,132 3,291 3,659 4,275 4,528 4,870 4,946 5,457 5,714 6,173 8,569 8,606 27,495 30,313 31,709 Kalut kep. Riau Malut Papua Kep. Babel Papua Barat Sulbar Gorontalo Bengkulu Kaltim Kalteng Sultra Maluku Jambi Sulteng DIY Sulut Kalsel Riau Aceh Kalbar Sumbar Bali DKI Lampung Banten NTB NTT Sumsel Sumut Sulsel Jateng Jabar Jatim
Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Sama Sekali Tidak Bisa Mendengar
619 638 1,571 1,960 2,880 3,023 3,098 3,286 4,357 4,383 5,317 5,571 5,967 6,550 6,608 6,837 10,948 11,061 11,204 11,442 13,431 14,112 14,286 14,346 14,752 14,800 14,882 21,649 23,454 27,758 30,403 110,593 123,407 127,564 - 50,000 100,000 150,000 Kalut Papua Barat Papua Malut Sulbar Gorontalo Kep. Babel Bengkulu Maluku kep. Riau Kalteng Kaltim Sulteng Sultra Jambi Sulut Kalbar Kalsel Bali NTT NTB Sumsel DIY Riau Aceh Sumbar Banten Lampung DKI Sulsel Sumut Jabar Jateng Jatim
Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Sepenuhnya Butuh Bantuan Orang
Lain untuk Berjalan atau Naik Tangga
KONDISI DISABILITAS BERDASARKAN SUPAS TAHUN 2015
7 191 199 216 598 604 615 672 770 786 809 862 1,088 1,281 1,325 1,342 1,343 1,545 1,781 2,070 2,137 2,366 2,519 2,580 2,842 2,983 3,484 3,505 3,756 4,664 6,077 7,578 18,111 23,862 25,398 - 10,000 20,000 30,000 Papua Barat Malut Kalut Sulbar Gorontalo Papua Bengkulu Sulteng Kalteng Maluku Kep. Babel kep. Riau Kaltim DIY Sultra Sulut Kalsel Jambi Sumbar Bali Riau NTB Kalbar NTT Aceh Sumsel Banten Lampung Sulsel DKI Sumut Jateng Jabar Jatim
Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Sama Sekali Tidak Bisa Menggunakan/Menggerakkan Tangan/Jari 237 658 1,165 1,441 1,844 2,147 2,282 2,374 2,685 3,332 3,778 3,840 3,927 4,659 5,084 5,374 5,496 7,099 7,528 8,608 9,057 9,600 9,813 10,120 11,732 12,197 13,004 13,264 14,814 16,802 22,993 71,510 74,386 78,702 - 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 Kalut Papua Barat Malut Sulbar Gorontalo Papua Kep. Babel kep. Riau Bengkulu Maluku Sultra Kalteng Kaltim Jambi Sulut Sulteng Kalsel Kalbar Bali Riau DIY NTB Aceh NTT Sumbar Sumsel Banten DKI Lampung Sulsel Sumut Jabar Jatim Jateng
Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Selalu Kesulitan
Mengingat/Berkonsentrasi 398 478 717 1,138 1,345 1,386 1,417 1,485 1,800 1,813 1,949 2,119 2,632 2,846 2,960 3,303 3,458 3,861 4,512 5,214 5,230 6,355 6,646 7,107 7,183 7,260 7,384 8,076 10,340 10,567 11,083 43,576 45,457 47,119 - 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 Kalut Papua Barat Malut Kep. Babel Sulbar Gorontalo kep. Riau Papua Bengkulu Sultra Maluku Kaltim Kalteng Sulteng Kalsel Sulut Jambi Bali Kalbar Aceh Riau DKI Sumsel NTB Sumbar NTT DIY Lampung Banten Sulsel Sumut Jabar Jatim Jateng
Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Selalu mengalami Gangguan
Perilaku dan atau Emosional
Total= 268,214
Total= 441,552
318 338 997 1,064 1,309 1,328 1,332 1,484 1,804 2,165 2,378 3,097 3,328 3,385 3,550 3,582 4,423 4,431 5,533 5,550 5,828 6,199 6,482 6,606 7,475 7,721 8,156 8,321 8,710 9,994 10,178 44,924 46,888 48,524 - 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 Kalut Papua Barat Malut Sulbar Papua Gorontalo kep. Riau Kep. Babel Maluku Sultra Bengkulu Sulteng Jambi Kalsel Kalteng Sulut Kaltim DIY Bali Riau Kalbar Aceh NTT Sumbar NTB Banten Sumsel DKI Lampung Sumut Sulsel Jateng Jabar Jatim
Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Sama Sekali Tidak Bisa
Berbicara/Memahami/Berkomunikasi 357 476 1,359 1,480 1,902 2,181 2,884 2,956 2,980 3,100 3,652 4,066 4,077 4,573 4,876 5,884 6,375 6,982 8,106 8,570 9,271 9,318 10,571 11,221 11,339 11,424 12,084 14,969 15,564 16,087 21,238 81,123 85,194 88,020 - 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 Kalut Papua Barat Papua Malut Gorontalo Sulbar Kep. Babel Bengkulu Maluku kep. Riau Kalteng Sultra Sulteng Kaltim Jambi Kalsel Sulut Kalbar Riau NTT NTB Aceh Bali Banten DIY Sumsel Sumbar DKI Lampung Sulsel Sumut Jabar Jateng Jatim
Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Sama Sekali Tidak Bisa Mengurus Diri Sendiri
CONTOH ANALISIS TANTANGAN PENYANDANG DISABILITAS DALAM
PENDIDIKAN
Penyandang disabilitas memiliki angka perkiraan lulus Sekolah Dasar yang lebih rendah dibandingkan dengan anak normal
Hal ini menghambat anak penyandang disabilitas untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi
Terdapat proporsi anak penyandang disabilitas yang tidak/belum pernah sekolah.
Persentase anak penyandang disabilitas yang tidak lagi bersekolah semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia bersekolah.
Sumber: Diolah dari Susenas Kor 2011-2014
No Alasan Belum/Berhenti Sekolah 2011 2012 2013 2014 Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Tidak ada biaya 12,453,946 35.88 11,538,095 34.6 10,903,551 31.77 10,047,749 29.23 2 Bekerja 5,098,615 14.69 5,486,838 16.45 6,314,125 18.4 6,031,010 17.55 3 Menikah 3,088,976 8.9 3,574,406 10.72 4,070,126 11.86 3,693,690 10.75 4 Merasa pendidikan cukup 2,245,461 6.47 2,545,880 7.63 2,473,530 7.21 2,603,423 7.57 5 Belum cukup umur 6,496,776 18.72 5,290,086 15.86 5,743,165 16.73 6,925,145 20.15 6 Malu karena ekonomi 184,400 0.53 143,301 0.43 159,888 0.47 186,929 0.54 7 Sekolah jauh 556,539 1.6 523,748 1.57 478,979 1.4 429,067 1.25 8 Disabilitas 336,243 0.97 342,414 1.03 380,770 1.11 378,813 1.1 9 Menunggu pengumuman 128,710 0.37 66,506 0.2 72,923 0.21 24,064 0.07 10 Tidak diterima 4,121,856 11.87 64,873 0.19 64,437 0.19 58,364 0.17 11 Lainnya 12,453,946 35.88 11,538,095 34.6 3,658,288 10.66 3,995,172 11.62 Disabilitas merupakan salah satu penyebab anak usia 5-24 tahun
belum/berhenti sekolah. Nilai ini meningkat dari tahun ke tahun
10
PROGRAM-PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL
BAGI PENYANDANG DISABILITAS
- Peningkatan inklusivitas bagi penyandang disabilitas (melalui kerangka regulasi dan
pengarusutamaan).
- Penguatan fungsi keluarga dan
masyarakat untuk pengasuhan dan
pencegahan resiko (penguatan pekerja sosial).
AFIRMASI
PENANGANAN
- Bantuan modal ekonomi produktif (UEP) dan
pendampingan kewirausahaan.
- Pemberian alat bantu
- Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial: Layanan sosial sesuai risiko yang dihadapi:
a) Pengasuhan (homecare dan institutio-nal care). b) Pendampingan dan integrasi sosial (day care). c) Layanan berbasis masyarakat.
- Dukungan Pendapatan dan Pelatihan:
a) ASPDB (Asistensi Sosial Bagi Penyandang
Disabilitas)
b) PKH: mulai tahun 2016 menambahkan komponen Disabilitas (40.785 jiwa <<)
11
DISABILITAS DALAM PRIORITAS RENCANA AKSI HAM 2017
1. Pendidikan
2. Kesehatan
3. Kepastian Hukum
4. Ketenagakerjaan
5. Masyarakat
Miskin Dan
Rentan
6. Lingkungan
Hidup
7. SPPA
8. Disabilitas
9. Pangan
10.Intoleransi
Kemensos•Draft Perpres mengenai KND •Draft RPP mengenai Kessos PD •Permensos mengenai Kartu PD
Kemenkes
• Penyusunan Peta Jalan Layanan Kesehatan Inklusi Disabilitas
KemenKUMHAM
•Penyediaan prasarana dan sarana informasi bagi penyandang disabilitas di kantor imigrasi seluruh Indonesia
Kementerian Pemuda dan Olah Raga
•Pemberian penghargaan bagi pelaku olahraga disabilitas yang berprestasi internasional (peraih medali)
•Fasilitasi penyelenggaraan Pekan Paralimpik Nasional (PEPARNAS) 2016 bagi olahragawan penyandang disabilitas
•Fasilitasi olahragawan penyandang disabilitas dalam kegiatan ASEAN Paragames 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia
•Pembangunan sentra olahraga disabilitas di tingkat daerah Kemendikbud
•Pelatihan guru/ pendamping bagi siswa penyandang disabilitas di sekolah umum •Peningkatan sekolah inklusi bagi penyandang disabilitas
•Penyelenggaraan program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) inklusif Penyandang Disabilitas
Kementerian Perhubungan
•Peningkatan Layanan Sarana dan Prasarana perhubungan bagi: lanjut usia, wanita/ibu hamil, penyandang disabilitas dan anak
Kepolisian Negara RI
•Tindak lanjut penyusunan nota kesepahaman (MoU) antara Kepolisian dengan Kementerian Sosial mengenai penyediaan pendamping dan pengampu (wali), dan ahli dalam proses hukum bagi penyandang disabilitas dan lanjut usia
ISU STRATEGIS DALAM UU NO. 8/2016
Kewajiban Negara (Pemerintah dan Pemda) = 61 Pasal
Pembentukan Komisi Nasional Disabilitas = 4 Pasal
Paling lama terbentuk 3 tahun sejak UU diundangkan
Kartu Penyandang Disabilitas = 3 Pasal
Bahasa Isyarat sebagai Bahasa resmi Penyandang Disabilitas Sensorik (Rungu dan/atau
Wicara) = 4 Pasal
18 tanggung jawab utama Kementerian/Pemda yang wajib dilaksanakan:
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kesehatan
- Politik
- Keagamaan
- Keolahragaan
- Kebudayaan dan
pariwisata
- Kesejahteraan sosial
- Aksesibilitas
- Pelayanan publik
- Perlindungan bencana
- Habilitasi dan
rehabilitasi
- Pendataan
- Berekspresi dan
kominfo
- Pelibatan masyarakat
- Kewarganegaraan
- Perlindungan khusus
(diskriminasi, penelantaran,
penyiksaan, & eksploitasi),
- subyek hukum.
Rangkaian Proses Penyusunan RPP
UU No. 8 2016 terbit 15 April 2016 Sosialis asi dan koordin asi 2016-2017 Koordin asi Lintas Sektor 2016-2017 (nov-Mei) Rakor Lintas K/L 13-15 Juli 2017 Temu Konsult asi Nasiona l 25-27 Juli 2017 Rapat Koordin asi Percepa tan 11 Agutu s 2017 Sosialisasi dan Koordinasi 1. Rangkaian sosialisasi dan konsultasi substansi UU dengan K/L, OPD dan instansi terkait 2. Identifikasi keterkaitan UU 8/2016 dengan regulasi lainnya 3. Pengelompokan Peraturan Pelaksana 4. Pembahasan draft awal Koordinasi Lintas Sektor Kemenko PMK mengkoordinasikan rangkaian pertemuan koordinasi lintas sektor dengan K/L, OPD dan instansi terkait untukmemperkuat sinergi dan percepatan penyusunan peraturan pelaksana
Rapat Konsultasi Lintas K/L
1.Pembahasan Substansi RPP sesuai dengan amanat UU. Lokasi Bogor 2.Kesepakatan akan penggabungan konten 7 RPP dalam 1 RPP Temu Konsultasi Nasional 1.Pertemuan dihadiri oleh K/L, OPD dan pihak terkait lainnya
2.Usulan untuk kembali menjadi 7 RPP
Rakor RPP
1.Kesepakatan kembali ke 7 RPP
2.Menunjuk K/L terkait sebagai leading sektor penyusunan RPP 3.Pelibatan OPD dalam penyusunan RPP 4.Memasukkan penyusunan RPP ini sebagai aksi HAM 2018
STRATEGI PENYUSUNAN RPP
AMANAT
UU
No.8/2016
Perencanaan, Penyelenggaraan, dan Evaluasi Penghormatan, Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas Akomodasi yang Layak bagi Penyandang Disabilitas dalam Penegakan Hukum Unit Layanan Disabilitas (ULD) Aksesibilitas dan Pelayanan Publik bagi Penyandang Disabilitas Kesejahtera an Sosial Penyandan g Disabilitas Pa sal 27 (3 ) Inisiator: BAPPENAS Substansi: •Perencanaan penganggaran •Evaluasi Inisiator: KemenkumHAM Substansi:•Penyediaan akomodasi yang Layak bagi Penyandang Disabilitas dalam proses peradilan oleh Lembaga Penegak Hukum
Inisiator: Kemendikbud
Substansi:
•Pembentukan Unit Layanan Disabilitas
•Akomodasi yang layak untuk peserta didik
Inisiator: Kemensos
Substansi:
• Rehsos, jamsos, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial • Layanan habilitasi dan
rehabilitasi oleh Pemerintah dan Pemda
Inisiator: KemenPAN dan RB
Substansi:
•Bentuk dan tata cara insentif perusahaan
•Pembentukan ULD oleh Pemda •Pemberian insentif bagi
perusahaan pariwisata penyedia jasa perjalanan aksesibel
Pendidikan Inklusif bagi Penyandan g Disabilitas Inisiator: KemenPUPR Substansi:
•Permukiman dan pelayanan publik yang aksesibel
•Penanganan pra-bencana, tanggap darurat dan pasca bencana
Inisiator: Kemenkeu
Substansi:
•Besar dan jenis konsesi untuk penyandang disabilitas
•Bentuk dan tata cara insentif bagi perusahaan pemberi konsesi PD Insentif dan Konsesi bagi Layanan terhadap Penyandang Disabilitas
Opsi Awal : Sectoral
Approach
Inisiator (K/L) Sektor
Bappenas OPD
Opsi Percepatan : Collaborative Approach
RPP Inisiator Sektor Bappenas OPD
Perencanaan, Penyelenggaraan, dan Evaluasi Penghormatan, Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas
Bappenas • Hubungan Kelembagaan
• Direktorat Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan Sosial (PKKS)
• Direktorat Otonomi Daerah
Maulani Rotinsulu (HWDI)
Kesejahteraan Sosial Penyandang Disabilitas Kemensos • Direktorat PKKS
• Direktorat Perencanaan Kependudukan & Perlindungan Sosial
Yeni Rosa Damayanti
Akomodasi yang Layak bagi Penyandang Disabilitas dalam Penegakan Hukum
Kemenkumham • Direktorat Hukum dan Regulasi • Direktorat Politik dan Komunikasi
Fajri Nur Syamsi (PSHK) Pendidikan Inklusif Kemendikbud • Direktorat Pendidikan dan Agama
• Dir. Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda, OR
Aria Indrawati Unit Layanan Disabilitas Kemenpan RB • Direktorat Aparatur Negara
• Direktorat Tenaga Kerja & Perluasan Kesempatan Kerja
• Direktorat Pengembangan UKMK
Bambang Prasetyo
Aksesibilitas dan Pelayanan Publik bagi Penyandang Disabilitas
Kementerian PUPR • Direktorat Perkotaan, Perumahan dan Permukiman
• Direktorat Transportasi
Aryani
Insentif dan Konsesi bagi Layanan terhadap Penyandang Disabilitas
Kementerian Keuangan
Direktorat Keuangan Negara dan Analisis Moneter Mahmud (PPDI)
Matter :
Mainstreaming isu disabilitas di tiap Inisiator belum seragam
Source:
OPD telah menyusun draft RPP sebagai bahan masukan
Solution:
Masing-masing inisiator dapat berkolaborasi dengan OPD dan
sektor terkait di Bappenas (tim kecil) dalam menyusun substansi
RPP bagiannya
TIME FRAME PENYUSUNAN RPP DISABILITAS
Kegiatan September 2017 Oktober 2017 November 2017 Desember 2017 Januari 2018 Februari 2018 Maret 2018 2018 April
Perencanaan dan penganggaran (sektor bappenas) Rakor antar K/L inisiator RPP Substansi RPP Rakor Substansi Finalisasi RPP Harmonisasi
Bappena
s
Kemenko
PMK
K/L
Catatan:
1. Pembahasan dan penyusunan RPP akan dilaksanakan secara paralel
oleh setiap inisiator RPP yang melibatkan OPD sejak awal
pembahasan
2. Pada tahap pemabahsan substansi dan harmonisasi RPP turut
TINDAK LANJUT
17