• Tidak ada hasil yang ditemukan

Departemen Arsitektur Lanskap Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Departemen Arsitektur Lanskap Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

85 Lampiran 1. Kuisioner SWOT

Departemen Arsitektur Lanskap Sekolah Pascasarjana

Institut Pertanian Bogor

KUISIONER EVALUASI JENIS POHON BAGI KONSERVASI KERAGAMAN TANAMAN HUTAN KOTA DI DKI JAKARTA Kepada responden yang terhormat,

Dalam rangka penyelesaian tesis di Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, diperlukan dukungan Bapak/Ibu untuk mengisi kuisioner ini.

Kuisioner ini merupakan hasil dari penentuan faktor-faktor SWOT yang diperoleh dalam focus group discussion (FGD) mengenai pembahasan PP 63 tahun 2002 tentang hutan kota kemudian hasilnya dimasukkan dalam input untuk mendapatkan faktor-faktor SWOT yang bertujuan untuk konservasi keragaman tanaman di hutan kota. Pada kuisioner ini Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan nilai tingkat kepentingan pada setiap faktor-faktor yang ada. Pemberian nilai kepentingan pada tiap faktor tersebut dapat mempengaruhi dalam penentuan strategi dan pemecahan masalah hutan kota.

Pengisian faktor-faktor merupakan pertimbangan yang bersinergi dengan seluruh aspek yang terkait. Oleh karena itu, diharapkan pengisian kuisioner ini berdasarkan pengalaman, penilaian yang dirasakan oleh responden terhadap elemen yang mendasari penyusunan strategi alternatif ini. Untuk itu saya sangat mengharapkan kesediaan waktu dan kejujuran Bapak/Ibu untuk mengisi kuisioner ini.

Atas kesediaan Bapak/Ibu yang telah meluangkan waktunya dalam mengisi kuisioner ini, penyusun mengucapkan terimakasih.

Cindy Aliffia A451100091

(2)

Lampiran 1 (Lanjutan)

Petunjuk pengisian kuisioner TUJUAN

Mendapatkan penilaian para respoden terhadap tingkat kepentingan dari setiap faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi dalam penentuan strategi pengelolaan hutan kota untuk meningkatkan keanekaragaman jenis pohon.

PETUNJUK UMUM

1. Pengisian kuisioner dilakukan secara tertulis oleh responden.

2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden.

3. Dalam pengisian kuisioner, responden diharapkan melakukan secara langsung (tidak menunda) untuk menghindari inkonsistensi jawaban.

1. PENENTUAN RATING (PERINGKAT) PETUNJUK PENGISIAN

1. Alternatif pemberian rating terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang tersedia untuk kuisioner ini adalah :

Matriks IFE (Faktor-faktor internal)

Berikan bobot 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor untuk mengindikasikan apakah faktor tersebut menunjukkan kelemahan utama (peringkat = 1) atau kelemahan minor (peringkat = 2), kekuatan minor (peringkat = 3), atau kekuatan utama (peringkat = 4). Perhatikan bahwa kekuatan harus mendapatkan peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapatkan peringkat 1 atau 2. Matriks EFE (Faktor-faktor eksternal)

Berikan rating 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor eksternal kunci tentang seberapa efektif strategi pengelolaan hutan kota saat ini dalam merespons faktor tersebut, di mana 4 = respon sangat baik, 3 = respon di atas rata-rata, 2 = respon rata-rata, dan 1 = respon buruk. Perhatikan bahwa ancaman dan peluang dapat diberi perangkat 1, 2, 3, atau 4.

2. Penetuan rating merupakan pendapat masing-masing responden terhadap kemampuan pengelolaan hutan kota dalam menghadapi faktor-faktor strategis internal dan eksternal hutan kota.

(3)

85 Lampiran 1 (Lanjutan)

FAKTOR INTERNAL 1. Faktor Kekuatan Internal

Kriteria Tingkat Kepentingan

1 2 3 4

Hutan kota sebagai laboratorium alam di perkotaan.

Hutan Kota berpotensi menjadi sumber pendapatan.

Kelembagaan pengelolaan hutan kota.

Dua dari tiga hutan kota berfungsi sebagai tempat rekreasi bagi warga kota.

Hutan kota memiliki keanekaragaman yang sedang yaitu Indeks keragaman Shannon wiener 1 < H’ < 3 dan jenis lokal yang masih mendominasi.

2. Faktor Kelemahan Internal

Kriteria Tingkat Kepentingan

1 2 3 4

Belum optimalnya SDM untuk monitoring dan evaluasi.

Kurangnya ketegasan aparat terhadap segala bentuk upaya penurunan kualitas hutan kota. Informasi yang kurang dari para pengelola mengenai jenis pohon lokal, cara budidaya dan fungsi pohon terhadap tipe hutan kota serta pengelolaannya.

Sarana dan prasarana Hutan kota yang belum optimal sesuai dengan tipe hutan kota.

Alih fungsi lahan menjadi fungsi penggunaan lain yang harusnya diperuntukkan untuk RTH.

(4)

Lampiran 1 (Lanjutan) FAKTOR EKSTERNAL 3. Faktor Peluang Eksternal

Kriteria Tingkat Kepentingan

1 2 3 4

Dasar hukum PP 63 Tahun 2002 dan Kepmenhut RI 71 Tahun 2009.

Jalinan kerjasama/kemitraan dengan sektor privat, BUMN/BUMS/BUMD maupun masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan hutan kota.

Adanya kemauan pihak swasta untuk pembangunan lingkungan (CSR).

Isu global warming dan aksi go green yang dapat mengurangi dampak lingkungan di Jakarta, salah satunya dengan cara pengembangan hutan kota.

4. Faktor Ancaman Eksternal

Kriteria Tingkat Kepentingan

1 2 3 4

Aktivitas pengunjung yang merusak hutan kota (vandalisme).

Pencemaran lingkungan di sekitar hutan kota. Tidak adanya insentif yang konkrit dan konsisten untuk pengelolaan hutan kota.

Belum optimalnya political will pemerintah yang mengikat terhadap pengembangan jenis pohon lokal di hutan kota.

(5)

85 Lampiran 2. Perhitungan Rating (Peringkat) Faktor Internal dan Eksternal

Faktor Internal

Simbol Faktor Strategis Internal Tingkat Kepentingan

Rating Faktor Kekuatan (Strength)

S1 S2 S3 S4

S5

Hutan kota sebagai laboratorium alam di perkotaan.

Hutan Kota berpotensi menjadi sumber pendapatan.

Kelembagaan pengelolaan hutan kota. Dua dari tiga hutan kota berfungsi sebagai tempat rekreasi bagi warga kota.

Hutan kota memiliki keanekaragaman yang sedang yaitu Indeks keanekaragaman Shannon wiener 1 < H’ < 3 Kekuatan yang sangat besar Kekuatan yang besar Kekuatan yang sangat besar Kekuatan yang besar Kekuatan yang sangat besar 4 3 4 3 4

Faktor Kelemahan (Weakness) W1

W2 W3

W4 W5

Belum optimalnya SDM untuk monitoring dan evaluasi.

Ketegasan aparat terhadap segala bentuk upaya penurunan kualitas hutan kota.

Informasi yang kurang dari para pengelola mengenai jenis pohon lokal, cara budidaya dan fungsi pohon terhadap tipe hutan kota serta pengelolaannya.

Sarana dan prasarana Hutan kota yang belum optimal sesuai dengan tipe hutan kota.

Alih fungsi lahan menjadi fungsi penggunaan lain yang harusnya diperuntukkan untuk RTH. Kelemahan yang sangat berarti Kelemahan yang sangat berarti Kelemahan yang sangat berarti Kelemahan yang berarti Kelemahan yang sangat berarti 1 1 1 2 1 89

(6)

Lampiran 2 (Lanjutan) Faktor Eksternal

Simbol Faktor Strategis Eksternal Tingkat Kepentingan

Rating Faktor Peluang (Opportunity)

O1 O2

O3 O4

Dasar hukum PP 63 Tahun 2002 dan Kepmen 71.

Jalinan kerjasama/kemitraan dengan sektor privat, BUMN/BUMS/BUMD maupun masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan hutan kota.

Adanya kemauan pihak swasta untuk pembangunan lingkungan (CSR). Isu global warming dan aksi go green yang dapat mengurangi dampak lingkungan di Jakarta, salah satunya dengan cara pengembangan hutan kota. Peluang yang sangat besar Peluang yang sangat besar Peluang yang besar Peluang yang sangat besar 4 4 3 4

Faktor Ancaman (Threats) T1

T2 T3 T4

Aktivitas pengunjung yang merusak hutan kota (vandalisme).

Pencemaran lingkungan di sekitar hutan kota.

Tidak adanya insentif yang konkrit dan konsisten untuk pengelolaan hutan kota.

Belum optimalnya political will pemerintah yang mengikat terhadap pengembangan jenis pohon lokal di hutan kota. Ancaman yang sangat besar Ancaman yang besar Ancaman yang sangat besar Ancaman yang sangat besar 4 3 4 4

(7)

85 Lampiran 3. Pembobotan faktor internal dan eksternal pada Tiga Hutan Kota DKI

Jakarta Faktor Internal

Simbol S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 W4 W5 Total Bobot

S1 3 2 2 2 1 2 2 2 1 17 0,09 S2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 10 0,05 S3 2 4 4 2 3 2 2 3 3 25 0,13 S4 2 2 1 1 1 2 1 2 1 13 0,07 S5 2 4 2 3 2 2 2 3 2 22 0,12 W1 3 4 2 3 2 2 2 2 2 22 0,12 W2 2 4 2 3 2 2 1 2 1 19 0,10 W3 2 4 2 3 3 2 2 3 2 23 0,12 W4 2 3 1 2 1 2 2 1 1 15 0,08 W5 3 4 2 3 2 2 2 2 3 23 0,12 Jumlah 189 1,00 Faktor Eksternal

Simbol O1 O2 O3 O4 T1 T2 T3 T4 Total Bobot

O1 3 3 3 3 3 3 3 21 0,18 O2 1 2 3 2 3 2 3 16 0,14 O3 1 2 2 1 3 2 2 13 0,11 O4 1 1 2 1 2 2 2 11 0,10 T1 1 2 3 3 3 3 3 18 0,16 T2 1 1 3 2 1 3 2 13 0,11 T3 1 2 2 2 1 1 2 11 0,10 T4 1 1 2 2 1 2 2 11 0,10 Jumlah 114 1,00 91

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bogor pada tanggal 22 Mei 1987 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Rudy Sunarja Rivai dan Ibu Vici Nila Wahyuni. Penulis memulai pendidikan di TK Teladan Nugraha 1 Bogor (1991 – 1993). Pendidikan sekolah dasar diselesaikan pada tahun 1999 di SD Negeri Polisi IV Bogor. Kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Bogor (1999 - 2002) dan menamatkan pendidikan di SMA Negeri 1 Bogor pada tahun 2005. Pada tahun yang sama, penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI), kemudian diterima di Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian pada tingkat 2 dan lulus sebagai Sarjana Pertanian pada tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan Pascasarjana S2 di jurusan Arsitektur Lanskap (2010 - 2013).

Selama mengikuti pendidikan Pascasarjana di ARL – IPB, penulis menjadi asisten mata kuliah pascasarjana Pengelolaan Lanskap Berkelanjutan (ARL 512) dan mata kuliah Ekologi Lanskap (ARL 620) pada semester genap tahun akademik 2011 – 2012. Kemudian pada semester ganjil tahun akademik 2012 – 2013 penulis menjadi asisten mata kuliah sarjana Pengelolaan Lanskap (ARL 412).

Di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, MS., Dr. Ir. Ismayadi Samsoedin, M.Sc dan Dr. Syartinilia, Sp. M.Si penulis dilibatkan dalam penelitian “Kajian Jenis Pohon Potensial untuk Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan“ dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan, Kementrian Kehutanan RI, Bogor. Penulis juga dilibatkan dalam penelitian “Landscape Ecology” kerjasama Fakultas Pertanian IPB – ETH Zurich – National University of Singapore. Pada tanggal 15 – 23 Maret 2013, penulis diikut sertakan dalam kegiatan Workshop dan Seminar “Designing the Ciliwung River and Urban Landscape Study of Kampung Melayu” di Jakarta dan Singapura.

Tesis ini juga dimuat dalam Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan, Kementerian Kehutanan dengan judul yang sama pada tahun 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Pada sampul luar ditulis nama paket pekerjaan, nama dan alamat peserta, serta ditujukan kepada Tim Pengadaan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Direksi, Komisaris,

Menuurut Sakarnadi pada tahun 2014, terdapat tahapan kemampuan berjalan pada bayi, yaitu merambat (dimana bayi akan memegang perabot rumah dan mengangkat badannya hingga

Hal-hal yang dapat dilakukan oleh pasien dalam meningkatkan. keberhasilan terapi DM

[r]

Kriteria yang digunakan ICRAF untuk membedakan agroforestry kopi multistrata dan agroforestri sederhana adalah didasarkan pada jumlah spesies dari pohon pendamping

Jenis Heat Exchanger (HE ) yang akan digunakan dalam desain ini adalah Double pipe Heat Exchanger atau Shell and Tube Heat Exchanger bergantung pada flow area

Umumnya dilakukan pada usia kandungan minimal 26-28 minggu, atau kapanpun sesuai dengan kondisi bayi.Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin (djj) dalam

Manifestasi klinik  umumnya sudah terjadi beberapa bulan pasien mengalami hipertiroidisme, dan gejala klinik muncul umumnya sudah terjadi beberapa bulan pasien