PENGARUH TERAPI DZIKIR MENJELANG TIDUR
TERHADAP SKOR DEPRESI, KECEMASAN DAN STRES PADA WANITA
MENOPAUSE DI KECAMATAN MAOS CILACAP
Esti Oktaviani Purwasih1, Siti Rochana2 1,2Prodi Keperawatan, Stikes Serulingmas Cilacap Email Penulis Korespondensi (K):[email protected]
ABSTRAK
Latar Belakang: Wanita menopause mengalami perubahan psikis yang berbeda-beda seperti depresi, mudah
tersinggung, mudah menjadi marah, mudah curiga, cemas serta insomnia. Salah satu terapi yang dapat dilakukan untuk menurunkan psikologis pada wanita menopause yaitu dengan terapi dzikir. Dzikir dapat membersihkan hati dan jiwa, menenteramkan hati, dan mendapatkan ketenangan jiwa.
Tujuan: Mengetahui pengaruh terapi dzikir menjelang tidur terhadap skor DASS pada wanita menopause. Metode: Penelitian ini berupa quasi experimental study dengan two group pre test-post test control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita menopause di Kecamatan Maos, berjumlah 60 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling berjumlah 60 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Responden terbagi menjadi kelompok kontrol dan intervensi. Masing-masing kelompok berjumlah 30 responden. Kelompok intervensi mendapatkan terapi dzikir menjelang tidur. Perlakuan diberikan 1 kali sehari, menjelang tidur, dilakukan selama 7 hari.
Hasil Penelitian: Hasil uji komparatif variabel skor DASS sebelum dan sesudah perlakuan masing-masing
kelompok menggunakan Wilcoxon pada kelompok intervensi (p value= 0,000) dan kelompok kontrol (p value= 0,013) menunjukkan ada perbedaan skor DASS sebelum dan sesudah perlakuan secara signifikan.
Kesimpulan: Terapi dzikir menjelang tidur berpengaruh secara signifikan terhadap skor DASS pada wanita
menopause.
Kata Kunci: terapi dzikir, menopause, skor DASS
PENDAHULUAN Latar Belakang
Populasi wanita yang mengalami menopause di seluruh dunia menurut WHO mencapai 373 juta orang di tahun 2012 dan diperkirakan akan mencapai 1,2 milyar orang pada tahun 2030 (Jannah & Sari, 2010). Badan Pusat Statistik (BPS) menyimpulkan bahwa jumlah penduduk wanita berusia di atas 50 tahun meningkat dari 10,7 juta menjadi 37,3 juta orang dan diperkirakan tahun 2025 akan menjadi 75 juta orang (Maita, dkk., 2013).
Menopause adalah berhentinya siklus menstruasi bagi wanita sebagai akibat hilangnya aktivitas folikel ovarium (Jannah & Sari, 2010). Perubahan psikis yang terjadi pada masa menopause dapat menimbulkan gejala yang berbeda-beda seperti depresi, mudah tersinggung, mudah menjadi marah, mudah curiga, cemas serta insomnia (Jannah & Sari, 2010; Maita, dkk., 2013).
Kekhawatiran yang dirasakan wanita di atas 50 tahun berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan tidak cantik lagi (Jannah & Sari, 2010). Kondisi tersebut membuat mereka merasa tidak menyenangkan dan menyakitkan (Maita, dkk., 2013). Rasa kekhawatiran yang berlebihan menyebabkan mereka sangat sulit menjalani masa menopause ini (Herawati, 2012).
Tujuan
1. Tujuan Umum
Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi dzikir menjelang tidur terhadap skor depresi, kecemasan, dan stres pada wanita menopause di Kecamatan Maos Cilacap
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden yang mengalami menopause di Kecamatan Maos Cilacap.
b. Mengetahui perbedaan skor depresi, kecemasan, dan stres pre test dan post test masing-masing kelompok.
METODE
Lokasi penelitian ini di Klinik Graha Amanah Maos. Penelitian berlangsung dari Januari 2020 sampai Mei 2020. Rancangan penelitian berupa quasi experimental study dengan two grouppre test-post test control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita menopause di Kecamatan Maos. Sampel menggunakan wanita menopause yang berada di Kecamatan Maos dan memenuhi kriteria inklusi yang diambil secara purposive sampling. Kriteria inklusi pada penelitian ini meliputi: mampu membaca dengan baik, wanita menopause, beragama Islam, pasien mengalami depresi, cemas, dan stress. Adapun kriteria eksklusi, yaitu: responden mengalami hospitalisasi, dan responden mengalami gangguan mental.
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:
1. Melakukan ijin penelitian kepada Badan Kesbangpol Cilacap dan Bapeda Cilacap. 2. Responden yang memenuhi kriteria inklusi dibagi dalam dua kelompok.
3. Kelompok intervensi (A) adalah wanita menopauseyang diberi terapi dzikir.
4. Kelompok kontrol diberi inisial B adalah kelompok wanita menopause yang tidak diberi terapi dzikir. 5. Penjelasan jalannya penelitian kepada responden.
6. Responden diberi informed consent bila responden setuju maka dilanjutkan pengukuran pre test skor depresi, kecemasan, dan stress.
7. Pada kelompok intervensi dilakukan terapi dzikir selama 7 hari.Kemudian diukur skor depresi, kecemasan, dan stress pada hari ke delapan.
8. Pada kelompok kontrol tidak dilakukan terapi dzikir. Kemudian diukur skor depresi, kecemasan, dan stress pada hari ke delapan.
Setelah data terkumpul maka selanjutnya dilakukan pengolahan data yang meliputi: 1. Data editing
Proses ini dilakukan untuk memastikan bahwa data yang diperoleh adalah lengkap terisi semua dan dapat dibaca dengan baik. Pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan pada dokumen yang ada apakah sudah lengkap dan terbaca dengan baik.
2. Coding
Tiap hasil lembar jawaban pasien dilakukan koding pada lembar ceklist untuk memudahkan pada waktu memasukkan data. Coding yang dilakukan dengan memberi nomor urut pada tiap dokumen pada tiap kelompok dengan kode untuk kelompok intervensi I + nomor, dan kontrol dengan kode C + nomor.
3. Data Entry
Data dimasukkan dalam lembar rekap ceklist untuk selanjutnya data yang telah terkumpul tersebut dimasukkan dalam program analisis data.
4. Data Cleaning
Dilakukan untuk memastikan data yang dimasukkan tidak terdapat kesalahan. Setelah dipastikan data dimasukkan dengan benar, maka dapat dilanjutkan ke tahap analisis data menggunakan program analisis di komputer.
Analisa data: 1. Univariat
Menampilkan deskripsi/ gambaran variable penelitian dalam bentuk prosentase, mean, median, simpangan deviasi (SD).
2. Bivariat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk untuk pre test dan post test skor DASS pada masing-masing kelompok. Didapatkan hasil uji normalitas sebagai berikut:
Tabel 1. Uji normalitas pre test dan post test skor DASS
Kelompok DASS Shapiro-Wilk
Df Sig. Intervensi Pre Post 3030 30 30 0,03 0,848 Kontrol Pre Post 0,020,02
Hasil uji normalitas untuk pre test dan post test skor DASS pada kelompok kontrol pre test dan post test, kelompok intervensi pre test diperoleh semua nilai p value < 0,05. Hasil menunjukkan data tidak terdistribusi dengan normal. Sedangkan pada kelompok intervensi post test diperoleh nilai p value > 0,05, hasil menunjukkan data terdistribusi dengan normal.
b. Uji komparatif
Analisis data digunakan untuk mengetahui pengaruh terapi dzikir terhadap depression anxiety and stress score. Analisis yang digunakan yaitu Wilcoxon (Dahlan, 2011). Disimpulkan adanya pengaruh/perbedaan jika p value < 0.05 dan tidak ada perbedaan jika p value > 0.05 (Dahlan, 2011).
HASIL
1. Karakteristik Responden
Karakteristik berdasarkan umur penderita menopause di Kecamatan Maos adalah sebagai berikut: Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan umur di Kecamatan Maos Kabupaten Cilacap (Januari 2020,
n=30)
Karakteristik n Mean+SD Median Min Max Umur
Intervensi 30 61,83 + 8,043 60,00 50 80
Kontrol 30 64,20 + 9,397 65,00 49 82
Hasil analisis data menunjukkan bahwa umur tertinggi responden adalah 82 tahun. 2. Perbedaan Skor DASS Pre Test dan Post Test pada Masing-masing Kelompok
Uji komparatif variabel skor DASS sebelum dan sesudah perlakuan masing-masing kelompok penderita menopause di Kecamatan Maos adalah sebagai berikut:
Tabel 2 Uji komparatif skor DASS sebelum dan sesudah perlakuan masing-masing kelompok di Kecamatan Maos Kabupaten Cilacap (Januari 2020, n=30)
Variabel Kelompok F Mean+ SDSebelum Min-Max Mean + SDSesudah Min-Max SkorZ valuep Skor
DASS
Intervensi 30 34,70 + 13,254 15-80 25,63 + 11,775 6-53 -4,340 0,000 Kontrol 30 28,77 + 9,276 1-44 28,13 + 9,395 93-271 -2,481 0,013
PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang dilihat dalam penelitian ini adalah umur responden dengan umur tertinggi 82 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa responden termasuk dalam rentang usia dimana seorang wanita sudah berhenti siklus menstruasinya atau menopause (Putri, dkk., 2012; Pebrianti & Lestiani, 2016). Hasil penelitian Herawati (2012) menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan usia menopause adalah konsumsi rokok, pendapatan, olah raga, jumlah anak, status menikah dan menarche.
2. Perbedaan Skor DASS Pre Test dan Post Test pada Masing-masing Kelompok
Hasil analisis statistik pada kelompok intervensi menunjukkan rata-rata skor DASS setelah intervensi mengalami penurunan dari rata-rata skor 34,70 menjadi rata-rata skor 25,63. Sedangkan pada kelompok kontrol menunjukkan skor DASS 28,77 menjadi 28,13. Hasil uji komparatif menggunakan Wilcoxon pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol menunjukkan ada perbedaan skor DASS sebelum dan sesudah perlakuan secara signifikan.
Tingkat stres responden yang diukur dengan menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stress Scale (DASS) digunakan untuk mengetahui status emosional negatif dari depresi, kecemasan dan stres. Skor stres diklasifikasikan menjadi 5 yaitu, normal (0–14), stres ringan (15–18), stres sedang (19–25), stres berat (26–33), stres sangat berat (≥34). Variabel ini menggunakan skala interval (Lovibond & Lovibond, 2003).
Hasil pengambilan data pada kelompok intervensi didapatkan sebelum intervensi skor responden termasuk stres sangat berat kemudian setelah intervensi menurun menjadi stres sedang. Sedangkan pada kelompok kontrol skor tidak berubah yaitu pada klasifikasi stres berat.
Stres yang dialami wanita menopause diakibatkan karena mereka mengalami perubahan fisik akibat menopause (Jannah & Sari, 2010). Kadangkala, diantara kaum wanita yang memasuki masa menopause ada yang mengalami goncangan. Tidak puas dengan keadaan, kurang bergairah, dilanda rasa kesepian, takut ditinggal suami, khawatir bahwa rumah tangga akan terancam, atau bahkan segera akan menjadi seorang janda (Larasati, 2010).
Kecemasan yang timbul di masa menopause sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Menurut Blackburn and Davidson (1990) penyebab kecemasan ini meliputi; (a) suasana hati yaitu keadaan yang menunjukkan ketidaktenangan psikis, seperti mudah marah, perasaan sangat tegang, (b) pikiran yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti: khawatir, sukar konsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sensitif, merasa tidak berdaya, (c) motivasi yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti: menghindari situasi, ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri, lari dari kenyataan, (d) perilaku gelisah yaitu keadaan diri yang tidak terkendali seperti: gugup, kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi, (e) reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali, seperti: berkeringat, gemetar, pusing, berdebar-debar, mual, mulut kering.
Pada masa menopause, tidak ada orang yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas, termasuk para lansia menopause. Ketegangan perasaan atau stress selalu beredar dalam lingkungan pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga, dan bahkan menyelusup ke dalam tidur. Demikian juga dengan gejala depresi di masa menopause. Perempuan yang mengalami menopause sering merasa sedih, karena kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena kehilangan daya tarik. Perempuan merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai perempuan dan harus menghadapi masa lansianya. Kebanyakan lansia juga mengalami penurunan fisik berupa kelumpuhan dan beberapa menderita penyakit kronis, hal tersebut juga dapat menjadi sumber stres bagi lansia (APA, 2014).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa: umur responden dengan umur tertinggi 82 tahun, dan skor DASS setelah perlakuan terjadi penurunan secara signifikan pada kelompok intervensi yang mendapat terapi dzikir menjelang tidur.
DAFTAR PUSTAKA
Al-halaj, Q.M.I. (2014). Pengaruh Dzikir Menjelang Tidur terhadap Kualitas Tidur Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Mulia 01 Jakarta Timur. Skripsi: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
American Psychological Association., 2014. Stress : The Different Kinds of Stress. http://www.apa.org/helpcenter/stress-kinds.aspx.
Amin, S. M. (2008). Energi Zikir, Jakarta: Amzah.
Amnur, D. (2010). Zikir dan Pengaruhnya terhadap Ketenangan Jiwa Menurut Al-Qur’an (Kajian Tafsir Tematik). Skripsi: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru Riau.
Anselmo, J. (2005). Relaxation: The First Step to Restore, Renew, and Self-Heal. USA: Jones and Bartlett Publisher.
Blackburn & Davidson, 1990, Terapi Kognitif untuk Depresi & Kecemasan Suatu Petunjuk Suatu Petunjuk bagi Praktisi, Semarang : IKIP Semarang
Hanlon, J. T., dkk. (2009). Complementary and Alternative Medicine. USA: The McGraw-Hill Companies. Herawati, R. (2012). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Usia Menopause di Empat Posyandi Lansia
Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Maternal dan Neonatal Vol. 1 No. 1 Oktober 2012.
Jannah, S. R. & Sari, R. P. (2010). Mekanisme Koping Wanita dalam menghadapi Perubahan Fisik Akibat menopause di Desa Lamhasan,Peukan Bada, Aceh Besar. Idea Nursing Journal, Vol. II No. 1.
Jauhari, J. (2014). Pengaruh Terapi Psikoreligius: Doa dan Dzikir terhadap Penurunan Tingkat Depresi pada Penderita Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Kota Semarang. Skripsi: Stikes Ngudi Waluyo Semarang.
Kasdu, D. (2004). Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Cet. Pertama. Jakarta: Puspaswara.
Larasati, T. (2010). Kualitas Hidup pada Wanita yang sudah Memasuki Masa Menopause. Skripsi: Universitas Gunadarma.
Lestary, D. (2010). Seluk Beluk Menopause. Jogjakarta: Gerai Ilmu.
Lusrizanuri, K.(2017). Pengaruh terapi Relaksasi Zikir untuk Menurunkan Kecemasan Pasien Hipertensi Esensial Pralansia. Jurnal Wawasan Kesehatan Vol. 4., No. 1, Juli 2017.
Maita, L., dkk.( 2013). Karakteristik Wanita dengan Keluhan Masa Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari. Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 3, Nopember 2013.
Nada, A. A. (2007). Ensiklopedi Adab Islam menurut Al-Wur’an dan As-Sunnah, Jilid II. Penerjemah Abu Ihsan Al-Atrasi. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i.
Nida, F.L.K. (2014). Zikir sebagai Psikoterapi dalam Gangguan kecemasan Bagi Lansia. Jurnal Bimbingan Konseling Islam, Vol. 5, No. 1, Juni 2014.
Nurwahyuni, dkk. (2012). Perilaku Wanita Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Kolaka Kabupaten Kolaka tahun 2012. Skripsi: Universitas HasanudinSulawesi Tenggara.
Pebrianti, R. & Lestiani, I. (2016). Pengetahuan Ibu Menopause tentang Gizi Seimbang pada Masa Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Awang Besar, Barabai, Hulu Sungai Tengah. Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia, Vol. 4, No. 1, Tahun 2016.
Susilowati. (2016). Hubungan Perokok Pasif dengan Kejadian Menopause Dini pada Perempuan di Dusun Ngaran Desa Balecatur Kecamatan Gamping Sleman. Skripsi: Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
Syarifah, M. & Kusumaputri, E. S. (2011).Hubungan Pengaturan Emosi Positif dengan Kecemasan Menjelang Menopause pada Perempuan Pekerja. HUMANITAS Vol. 11-2.143-151.
Waylen,A.L.,Jones,G.L.,Ledger,W.L. (2010). Effect of cigarette smoking upon reproductive hormones in women of reproductive age: a retrospective analysis. Reproductive Health Care. (2010) 20, 861-865. Di akses pada bulan September 2016http://www.rbmojournal.com/article/S1472-6483(10)00103-3/abstract
Wulandari, E. & Nashori, H. F. (2014). Pengaruh Terapi Zikir terhadap Kesejahteraan Psikologis pada Lansia. Jurnal Intervensi psikologi Vol. 6., No. 2, Desember 2014.