• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN ASURANSI TAMBAHAN: APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN ASURANSI TAMBAHAN: APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN ASURANSI

TAMBAHAN: APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

Oleh :

Yohan Aris Mulyono NIM: 212012185

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian Dari

Persyaratan - Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

7

ABSTRACT

The purpose of this study was to analyze the insurance purchase decisions on Satya Wacana Christian University’s employees based on Theory of Planned Behavior. The sample was 78 respondents, consist of Satya Wacana Christian University’s academic and non academic employees. Technical analysis of this study using Structural Equation Modeling with Amos v.22 program. The results showed that: 1) Perceived behavioral control has significant positive influence to insurance purchase intention and insurance purchase decisions; 2) There is no significant positive influence attitude and subjective norm to insurance purchase intention; 3) There is no significant positive influence interest in buying insurance to insurance purchase decisions.

(8)

8 ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis keputusan pembelian asuransi pada karyawan Universitas Kristen Satya Wacana berdasarkan teori perilaku yang direncanakan (Theory of Planned Behavior). Sampel penelitian ini adalah 78 responden yaitu pegawai akademik dan non akademik Universitas Kristen Satya Wacana. Teknik analisis penelitian ini menggunakan pemodelan persamaan struktural (Structural Equation Modeling) dengan program Amos v.22. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Kontrol perilaku yang dirasakan berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli asuransi dan keputusan pembelian asuransi; 2) Tidak ada pengaruh positif signifikan sikap dan norma subjektif terhadap minat beli asuransi; 3) Tidak ada pengaruh positif signifikan minat beli asuransi terhadap keputusan pembelian asuransi.

(9)

9

KATA PENGANTAR

Minat beli asuransi dan jumlah pemegang polis asuransi di Indonesia terbilang masih rendah. Penulis ingin melihat faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi minat beli dan keputusan beli seseorang berdasarkan Theory of Planned Behavior. Theory of Planned Behavior juga sering dipakai oleh peneliti lain untuk melihat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap minat beli seseorang. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti mengenai Analisis Keputusan Pembelian Asuransi: Aplikasi Theory of Planned Behavior.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna, kritik dan masukan yang membangun akan sangat berguna untuk menyempurnakan penelitian ini. Akhir kata, semoga penelitian ini berguna untuk semua pihak yang berkepentingan.

Salatiga, 13 Mei 2016

(10)

10

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur dan terima kasih sebesar-besarnya penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kasih dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini dengan baik. Pada kesempatan kali ini penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya dari lubuk hati terdalam kepada :

1. Keluarga, terutama kedua orang tua tercinta yang terus memberikan dukungan baik dalam bentuk doa, nasehat, semangat maupun materiil. Terima kasih juga untuk kakak tercinta yang juga ikut memberikan dukungan.

2. Ibu Maria Rio Rita, S.E, M.Si., selaku dosen pembimbing penulis yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dari awal hingga selesainya penulisan skripsi ini.

3. Bapak Yusepaldo Pasharibu, S.T, M.M., selaku wali studi yang telah membimbing dalam perkuliahan.

4. Seluruh staf pengajar dan seluruh sekretariat Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang telah membantu serta membekali penulis dengan ilmu dan pengalaman yang sangat berharga selama berkuliah di FEB UKSW.

5. Beta Ubaya Nindya dan Thomas Jeffry Wijaya yang telah bersedia memberikan arahan dalam mengoperasikan program Amos.

6. Teman-teman Investor Club, serta sahabat-sahabat baik selama berkuliah di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. 7. Kepada seluruh pegawai UKSW yang telah bersedia berpartisipasi mengisi

kuesioner penelitian penulis.

Salatiga, 13 Mei 2016

(11)

11

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN ASURANSI

TAMBAHAN: APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

LATAR BELAKANG

Pratiwi & Hartoyo (2014) mengatakan bahwa perencanaan keuangan dibutuhkan karena individu selalu dihadapkan ketidakpastian mengenai kemungkinan yang akan terjadi dalam hidupnya, salah satu bentuknya adalah asuransi.

Asuransi merupakan alat transfer risiko yang sangat penting (Hallman & Rosenbloom, 2003). Meskipun asuransi merupakan perencanaan keuangan yang sangat penting, namun pemilik polis asuransi di Indonesia terbilang rendah. Vice President of Client Markets Medical Insurance Swiss Re, Williem Hoesen, mengatakan, sebanyak 89 persen penduduk Tanah Air sudah menyadari pentingnya asuransi. Namun hanya 17 persen saja yang akhirnya memutuskan untuk membeli produk tersebut (Abadi, 2014). Pada tahun 2015 minat beli asuransi masyarakat Indonesia dinilai masih sangat rendah, tercatat hanya 12% dari 100 penduduk Indonesia yang menggunakan produk asuransi (Widianto, 2015). Berdasarkan fakta tersebut maka minat beli dan keputusan pembelian asuransi menjadi penting untuk diperhatikan.

Berdasarkan UU No.24 tahun 2012, perusahaan wajib mendaftarkan setiap karyawannya menjadi anggota BPJS Kesehatan. Ghozie (2014) mengatakan karyawan sering dihadapkan dengan pilihan untuk membeli asuransi tambahan diluar asuransi dari perusahaan atau tidak. Keputusan untuk membeli asuransi tambahan didasari oleh kondisi kehidupan dan keuangan masing-masing individu. Apabila jumlah perlindungan masih belum sesuai kondisi ideal, maka pembelian polis tambahan dapat menjadi pertimbangan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Theory of Planned Behavior yang dikemukakan oleh Icek Ajzen pada tahun 1985 untuk melihat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap minat beli serta keputusan pembelian asuransi tambahan pada karyawan. Teori ini merupakan pengembangan dari teori

(12)

12

perilaku yang beralasan (Theory of Reasoned Action) yaitu sikap dan norma, dengan menambahakan satu variabel yaitu kontrol. Berdasarkan model theory of planned behavior yang dikemukakan oleh Ajzen (1991), dapat dikemukakan bahwa perilaku dapat dilakukan apabila ada minat atau keinginan untuk melakukannya. Ajzen (1991) juga mengatakan bahwa minat adalah representasi kognitif kesiapan seseorang untuk melakukan perilaku tertentu dan minat ini ditentukan oleh tiga hal yaitu sikap mereka terhadap perilaku tertentu, norma subjektif dan kontrol perilaku yang dipersepsikan. Interaksi ketiga faktor ini akan membentuk minat berperilaku yang selanjutnya akan menentukan apakah perilaku akan dilakukan atau tidak.

Peneliti menggunakan penelitian Pratiwi & Hartoyo (2014) sebagai acuan penelitian. Yang membedakan penelitian ini dengan Pratiwi & Hartoyo (2014) adalah penelitian ini tidak hanya membahas asuransi jiwa melainkan asuransi umum dan asuransi jiwa komersial, menambahkan variabel perilaku berupa pembelian sesuai dengan model theory of planned behavior serta objek penelitian ini adalah karyawan yang tentunya memiliki penghasilan tetap setiap bulannya dan memiliki asuransi tambahan diluar asuransi sosial yang diwajibkan oleh pemberi kerja. Hal-hal tersebut diatas melatarbelakangi pentingya riset ini dilaksanakan.

Dari uraian diatas dapat diajukan rumusan masalah seperti berikut: (a) Apakah sikap berperngaruh positif terhadap minat beli asuransi tambahan?;(b) Apakah norma subjektif berpengaruh positif terhadap minat beli asuransi tambahan?;(c) Apakah kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh positif terhadap minat beli asuransi tambahan?;(d) Apakah kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian asuransi tambahan?;(e) Apakah minat beli berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian asuransi tambahan?

Manfaat penelitian ini adalah untuk menambah informasi yang lebih dari faktor penentu minat beli asuransi tambahan serta keputusan pembelian asuransi tambahan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan asuransi untuk membentuk fokus strategis mereka dalam mengembangkan pasar asuransi

(13)

13

di Indonesia serta sebagai masukan bagi masyarakat dalam pengambilan keputusan asuransi sesuai dengan kebutuhan agar dapat mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

(14)

14

TELAAH PUSTAKA & PENGEMBANGAN HIPOTESIS Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan (Shett, et.al, 1999 dalam Salim, 2012). Pengambilan keputusan terdiri dari tahap-tahap pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan perilaku purna pembelian. Model ini menekankan bahwa proses pembelian bermula sejak pembelian belum dilakukan dan berakibat jauh setelah pembelian, setiap konsumen pasti melalui kelima tahap ini setiap kali membuat keputusan pembelian.

Model generik proses pembelian

Pengenalan masalah adalah proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara yang nyata dengan yang diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan internal maupun eksternal.

Pencarian Informasi adalah kondisi dimana seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin, atau mungkin juga tidak, untuk mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen kuat dan produk itu berada di dekatnya, mungkin konsumen akan langsung membelinya.

Evaluasi Alternatif adalah kondisi dimana untuk membuat keputusan akhir, konsumen memproses informasi tentang pilihan mereka. Pertama, konsumen mempunyai kebutuhan, sehingga konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya melihat kepada atribut produk atau jasa. Konsumen akan memberikan bobot yang berbeda setiap atribut produk sesuai dengan kepentingannya. Kemudian konsumen mungkin akan mengembangkan himpunan kepercayaan merek. Konsumen juga dianggap memiliki fungsi utilitas, yaitu bagaimana

Pengenalan Masalah Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif

Pembelian Perilaku Purna Pembelian

(15)

15

konsumen mengharapkan kepuasan produk atau jasa bervariasi menurut tingkat alternatif tiap ciri. Dan akhirnya konsumen akan tiba pada sikap ke arah alternatif merek melalui prosedur tertentu.

Tahap pembelian adalah tahap dimana pada tahap evaluasi, konsumen menyusun merek-merek dalam himpunan pilihan serta membentuk proses. Keputusan pembelian tidak otomatis terjadi preferensi atau pilihan merek. Pada tahap pembelian sebenarnya masih terdapat kemungkinan perubahan.

Perilaku purna pembelian adalah kondisi dimana setelah produk atau jasa dibeli selanjutnya yang tejadi adalah konsumen mengevaluasi apakah keputusannya benar. Konsumen memiliki semacam keraguan atas produk atau jasa yang telah dibelinya. Keraguan adalah proses psikologis. Keragu-raguan ini rendah kalau banyak informasi yang dipakai dalam evaluasi, baik melalui pengalaman sendiri, pengalaman orang lain, maupun media massa. Hal ini sebaliknya juga berlaku. Tindakan nyata terhadap produk setelah pembelian, terdapat tiga bagian utama, yaitu: 1)Mempertahankan. Termasuk pada bagian ini adalah menggunakan produk sesuai rencana awal, mengubah penggunaan produk atau jasa untuk tujuan lain dan menyimpannya;2)Mengalihkan produk atau jasa kepada orang lain secara sementara caranya menyewakan atau meminjamkan;3)Mengalihkan produk atau jasa secara permanen. Bentuk tindakannya biasa berupa memberikan kepada orang lain, membuangnya, memperdagangkannya (pada pasar primer) maupun menjualnya sebagai barang bekas pada pasar sekunder.

(16)

16

Theory of Planned Behavior (Teori Perilaku Terencana)

Gambar 1. Model Teori Perilaku Terencana

Sumber: Ajzen,I. (1991).Teori Perilaku Direncanakan.Organizational Behavior and Human Decision Processes,50,79-211

Teori perilaku terencana merupakan pengembangan dari teori perilaku yang beralasan (Theory of Reasoned Action). Teori perilaku terencana terdiri dari 3 variabel independen yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang dipersepsikan dan 2 variabel dependen yaitu minat dan perilaku

Sikap (Attitude)

Sikap adalah perasaan umum yang menyatakan keberkenaan seseorang terhadap suatu obyek yang mendorong tanggapannya, baik dalam bentuk tanggapan positif maupun negatif (Ajzen,1991).

Norma Subjektif (Subjective norm)

Norma subjektif adalah tekanan sosial yang dirasakan untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku. Norma subjektif diasumsikan memiliki dua

(17)

17

komponen yang bekerja dalam suatu interaksi: keyakinan tentang bagaimana pendapat orang lain (umum) dan orang yang penting bagi mereka ingin mereka berperilaku (Ajzen,1991).

Kontrol perilaku yang dipersepsikan (Perceived behavioral control)

Kontrol perilaku yang dipersepsikan adalah sejauh mana seseorang merasa mampu untuk memberlakukan perilaku. Kontrol perilaku yang dipersepsikan memiliki dua aspek: seberapa besar seseorang memiliki kontrol atas perilaku dan seberapa percaya diri seseorang merasa mampu untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku (Ajzen, 1991).

Minat Berperilaku (Behavioral Intentions)

Minat berperilaku adalah adalah suatu ukuran tentang kekuatan tujuan seseorang untuk melakukan tindakan khusus (Fishbein & Ajzen, 1975). Menurut Ajzen (1991) minat berperilaku adalah representasi kognitif kesiapan seseorang untuk melakukan perilaku tertentu. Ajzen (1991) mengatakan bahwa meskipun tidak ada hubungan yang sempurna antara minat berperilaku dan perilaku aktual, minat berperilaku dapat digunakan sebagai ukuran proksi perilaku.

Perilaku (Behavior)

Perilaku adalah tindakan atau kegiatan nyata yang dilakukan (Ajzen, 1991). Dalam Theory of planned behavior dijelaskan bahwa perilaku dilakukan karena adanya minat untuk melakukannya dan didukung oleh kontrol perilaku yang dipersepsikan. Dalam penelitian ini, perilaku menunjukan tindakan keputusan pembelian asuransi individu.

Asuransi

Asuransi menurut UU No.40 tahun 2014 tentang perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung

(18)

18

jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.

Ditinjau dari dari tujuan operasionalnya, asuransi dibedakan menjadi dua golongan yaitu:1)Asuransi Komersial, yaitu asuransi yang bertujuan memperoleh keuntungan bagi pemegang saham, sebagaimana perusahaan komersial lainnya. Jenis asuransi ini dilakukan oleh perusahaan Asuransi baik Swasta Nasional, Swasta Joint Venture maupun Perusahaan Negara (BUMN), baik yang menganut prinsip konvensional maupun prinsip syariah;2)Asuransi Sosial, yaitu asuransi tidak bertujuan memperoleh keuntungan melainkan untuk tujuan sosial dan dilakukan oleh perusahaan yang ditunjuk oleh pemerintah. Jenis asuransi ini diatur diatur dengan Undang-Undang khusus yang dikeluarkan untuk itu. Ditinjau dari jenisnya Asuransi dibedakan menjadi dua golongan yaitu:1) Asuransi Jiwa (Life Insurance) Objek pertanggungannya berupa orang, dan yang dipertanggungkan adalah kehidupan seseorang. Selain jiwa, jaminan dapat diperluas dengan kesehatan serta kecelakaan;2)Asuransi Umum (General Insurance) Objek pertanggungannya berupa aset atau harta benda (properti) baik yang bergerak maupun tidak seperti bangunan, kendaraan dan tanggung gugat dari pihak ke 3. (http://pialangasuransi.com/?page_id=23)

Jenis asuransi yang digunakan dalam penelitian ini adalah asuransi umum dan/atau jiwa yang bersifat komersial (bukan asuransi yang bersifat sosial seperti BPJS, ASKES, TASPEN, ASABRI, dan JAMSOSTEK).

(19)

19 Pengembangan Hipotesis

Sikap dan Minat Beli Asuransi Tambahan

Fishbein & Ajzen (1975) menyatakan bahwa minat seringkali dilihat sebagai komponen konatif dari sikap. Jika seseorang yang menyukai objek tertentu maka ia memegang keyakinan yang baik mengenai objek tersebut dan tentunya memiliki minat untuk melakukan perilaku yang berkaitan dengan objek yang disukainya (Fishbein & Ajzen,1975)

Sikap positif memandang asuransi tambahan sebagai instrumen keuangan yang menguntungkan dan bermanfaat karena orang tersebut merasakan adanya proteksi yang diberikan. Sebaliknya, sikap negatif memandang asuransi tambahan sebagai instrumen yang tidak menguntungkan dan kurang bermanfaat karena orang tersebut tidak merasakan manfaat langsung yang diberikan asuransi tambahan dan merasakan kerugian karena harus membayar rutin polis tersebut. Seseorang yang memiliki sikap positif berpeluang besar untuk memiliki minat beli asuransi tambahan karena orang tersebut memiliki keyakinan bahwa asuransi tambahan adalah instrumen keuangan yang menguntungkan dan bermanfaat karena memberikan proteksi. Sedangkan seseorang yang memiliki sikap negatif berpeluang kecil untuk memiliki minat beli asuransi tambahan karena orang tersebut memiliki keyakinan bahwa asuransi tambahan adalah instrumen keuangan yang tidak menguntungkan dan kurang bermanfaat karena manfaat asuransi tambahan tidak bisa dirasakan secara langsung

Pratiwi & Hartoyo (2014) menemukan bahwa seseorang dengan nilai sikap positif yang tinggi mendorong minat beli asuransi jiwa seseorang karena kesadaran akan kebutuhan proteksi yang tinggi pula. Dari uraian yang telah dijelaskan maka hipotesis pada penelitian ini adalah;

(20)

20

Norma Subjektif dan Minat Beli Asuransi Tambahan

Hariady (2013) mengatakan lingkungan yang mengekang akan membatasi seseorang untuk bertindak. Keputusan seseorang untuk bertindak juga tidak lepas dari orang-orang terdekat disekitar karena norma subjektif datang dari pengaruh orang lain yang dianggap penting. Anggapan orang-orang yang dianggap penting seperti keluarga, suami atau istri, serta orang-orang terdekat dapat berdampak pada minat bertindak seseorang.

Apabila orang-orang yang dianggap penting beranggapan bahwa membeli asuransi tambahan adalah hal yang menguntungkan dan merekomendasikan untuk membeli asuransi maka minat beli seseorang akan semakin besar. Sebaliknya, apabila orang-orang yang dianggap penting beranggapan bahwa membeli asuransi tambahan adalah hal yang kurang menguntungkan dan tidak merekomendasikan untuk membeli asuransi tambahan maka minat beli asuransi tambahan seseorang akan semakin kecil.

Omar & Frimpong (2007) menemukan bahwa keluarga paling berperan dalam besarnya nilai norma subjektif seseorang sehingga dukungan orang terdekat terutama keluarga menimbulkan keyakinan dan evaluasi yang dimiliki terhadap manfaat asuransi jiwa dan berdampak pada minat beli asuransi jiwa. Dari uraian yang telah dijelaskan maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H2: Norma subjektif berpengaruh positif terhadap minat beli asuransi tambahan.

Kontrol perilaku yang dipersepsikan dan Minat Beli Asuransi Tambahan Kontrol keperilakuan mempengaruhi minat didasarkan atas asumsi bahwa kontrol perilaku yang dipersepsikan oleh individu akan memberikan implikasi motivasi pada orang tersebut (Ajzen, 2002). Kontrol yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ketersediaan dana, kesempatan, dan pengetahuan untuk membeli asuransi tambahan.

Seseorang yang memiliki ketersediaan dana diluar dana kebutuhan primer mereka, dana tersebut dapat memfasilitasi seseorang untuk membeli asuransi

(21)

21

tambahan sehingga berpeluang timbulnya minat untuk membeli asuransi tambahan. Sebaliknya apabila seseorang tidak memiliki ketersediaan dana untuk membeli asuransi tambahan maka hal tersebut dapat menurunkan peluang minat beli asuransi tambahan. Seseorang yang memiliki kesempatan dalam artian memiliki banyak tawaran untuk membeli asuransi tambahan maka hal tersebut dapat memfasilitasi seseorang sehingga muncul dorongan untuk membeli asuransi tambahan. Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang asuransi akan mengerti manfaat asuransi dan produk asuransi apa yang ia butuhkan sehingga berpeluang untuk timbulnya minat beli asuransi tambahan.

Hariady (2013) mengatakan bahwa kontrol memfasilitasi seseorang untuk bertindak. Ketersediaan dana, kesempatan dan pengetahuan untuk berinvestasi menimbulkan dorongan untuk berinvestasi semakin tinggi. Pernyataan Hariady (2013) juga dapat diterapkan dalam berasuransi karena ketersediaan dana, kesempatan, dan pengetahuan juga dibutuhkan untuk membeli asuransi. Dari uraian yang sudah dijelaskan maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H3: Kontrol perilaku berpengaruh positif terhadap minat beli asuransi tambahan

Kontrol Perilaku yang Dipersepsikan dan Keputusan Pembelian Asuransi Tambahan

Kontrol perilaku juga menjadi faktor penentu terhadap perilaku individu. Pengaruh langsung dapat terjadi jika terdapat actual control diluar kehendak individu sehingga mempengaruhi perilaku (Supramono & Haning, 2012)

Sesuai dengan kondisi di lapangan (actual behavioral control) minat dapat diwujudkan apabila adanya kesempatan yang muncul. Namun, perilaku yang dimunculkan bisa jadi bertentangan dengan minat individu karena kondisi lapangan yang tidak memungkinkan memunculkan perilaku yang telah diminati sehingga akan mempengaruhi kontrol perilaku individu tersebut. Kontrol perilaku yang telah berubah akan mempengaruhi perilaku yang ditampilkan sehingga tidak sama lagi dengan yang diminati (Mustikasari, 2007). Dari uraian yang telah dijelaskan maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

(22)

22

H4: Kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh terhadap keputusan pembelian asuransi tambahan.

Minat beli Asuransi Tambahan dan Keputusan Pembelian Asuransi Tambahan

Dalam theory of planned behavior (Ajzen, 1991), minat berperilaku adalah variabel perantara dalam membentuk perilaku. Perilaku individu didasari oleh adanya minat untuk berperilaku. Minat dipandang sebagai satu variabel penentu bagi perilaku yang sesungguhnya; artinya, semakin kuat minat konsumen untuk melakukan pembelian atau mencapai tujuan pembeliannya, semakin besar pula keberhasilan prediksi perilaku atau tujuan keperilakuan tersebut untuk terjadi (Darsono & Susana, 2013). Minat beli asuransi tambahan merupakan kecenderungan seseorang untuk melakukan pembelian asuransi tambahan. semakin besar minat seseorang untuk membeli asuransi tambahan, maka semakin besar pula prediksi perilaku tersebut, sebaliknya semakin kecil minat seseorang untuk membeli asuransi tambahan, maka semakin kecil pula prediksi perilaku tersebut. Palwa (2014) dan Irawan (2014) menemukan bahwa minat beli berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Dari uraian yang telah dijelaskan maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H5: Minat beli asuransi tambahan berpengaruh positif terhadap perilaku keputusan pembelian asuransi tambahan.

(23)

23 Model Penelitian

Berdasarkan telaah pustaka dan pengembangan hipotesis yang telah dijelaskan, maka model penelitian ini adalah sebagai berikut:

(24)

24 METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi yang dijadikan dalam objek penelitian ini adalah pegawai yang bekerja di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling yaitu dengan purposive sampling. Kriteria yang ditetapkan oleh peneliti adalah pegawai akademik maupun non akademik di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, yang memiliki asuransi umum dan/atau jiwa yang bersifat komersial (bukan asuransi yang bersifat sosial seperti BPJS, ASKES, TASPEN, ASABRI, dan JAMSOSTEK).

Didasari oleh asumsi Structural Equation Modeling (SEM), untuk ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5 observasi untuk setiap parameter yang diindikasi (indikator) (Dachlan,2014:143).

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui metode survei dengan membagikan kuesioner kepada responden. Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari tiga sesi, sesi pertama berupa karakteristik responden, sesi kedua berupa dua pertanyaan terbuka kepada responden yang membeli asuransi dan pertanyaan tertutup yang berhubungan dengan variabel penelitian serta sesi ketiga berupa pertanyaan terbuka kepada responden yang tidak membeli asuransi.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk analisis data lebih lanjut dilakukan dengan menyebarkan kuesioner sebanyak 250 kuesioner dan pengumpulan kuesioner dilakukan selama 14 hari pada hari kerja. Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan menyebarkan kuesioner secara langsung kepada pegawai sebanyak 55 kuesioner dan menitipkan kuesioner kepada kepala bagian atau sekretaris fakultas sebanyak 195 kuesioner dengan response rate sebesar 74%

(25)

25

(185 kuesioner). Rangkuman penyebaran dan pengumpulan data adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Rangkuman Penyebaran dan Pengumpulan Data

No Fakultas/Bagian ∑ kuesioner yang disebar

∑ kuesioner yang kembali

1 Fak. Ekonomika dan

Bisnis 14 13 2 CEMSED 7 7 3 TAX CENTER 1 1 4 BARA 2 2 5 Bag. Pembekalan 1 1 6 Sekretariat iso 1 1 7 BMK 2 2 8 Ekspedisi 1 1 9 Operator Telepon 1 1 10 Bag. Taman 2 2 11 Bag. Pelum 1 1 12 Bag. Listrik 1 1 13 YPTKSW 10 9 14 SWCA 3 3 15 Fak. Teknologi Informasi 16 10

16 Fak. Bahasa dan

Sastra 30 14 17 Fak. Hukum 25 16 18 Fak. Teknik Elektronika dan Komputer 20 10 19 BTSI 14 10 20 Fak. Teologi 15 8

21 Fak. Ilmu Sosial dan

Ilmu Komunikasi 10 8

22 Fak. Sains dan

Matematika 20 20

23 Fak. Pertanian dan

Bisnis 10 10

24 Perpustakaan 3 3

25 Pasca Sarjana 6 6

26 Fak. Ilmu Kesehatan 14 14

27 Poliklinik 20 11

Total 250 185

Response Rate 74%

(26)

26 Indikator Empiris

Tabel 2. Indikator Penelitian

Variabel Definisi Indikator P ernyataan Sumber

Sikap Perasaan umum

yang menyatakan keberkenaan seseorang terhadap suatu obyek yang mendorong tanggapannya, baik dalam bentuk tanggapan positif maupun negatif  Buruk-baik  Bodoh-bijaksana  Tidak bermanfaat-bermanfaat  Tidak percaya-percaya  Membeli asuransi adalah hal yang baik

 Membeli asuransi adalah hal yang bijaksana

 Membeli asuransi adalah hal yang bermanfaat

 Saya percaya jika asuransi saya akan memberikan proteksi  Ajzen, I. (1991)  Alleyne & Broome (2011) Norma Subjektif Tekanan sosial yang dirasakan untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku. Norma subjektif mengacu pada pengaruh keluarga, rekan-rekan dan lingkungan sosial.  Keluarga  Orang-orang di sekitar lingkungan  Rekan kerja  Teman  Saya membeli asuransi atas saran dari keluarga saya

 Saya membeli asuransi atas saran dari orag-orang di lingkungan kerja saya

 Banyak rekan kerja saya yang membeli asuransi

 Banyak rekan teman

saya yang

merekomendasikan suatu produk asuransi pada saya

 Ajzen, I. (1991)  Hariady (2013) Kontrol perilaku yang dipersepsikan Kepercayaan seseorang bahwa ia dapat mengendalikan perilaku atau persepsi seseorang mengenai kemudahan atau kesulitan dalam menjalani sebuah perilaku.  Dana  Pengetahuan  Kesempatan  Saya memiliki pengetahuan tentang asuransi  Saya memiliki cadangan dana untuk membeli asuransi  Saya memiliki banyak tawaran untuk membeli berbagai macam produk asuransi  Ajzen, I. (1991)  Hariady (2013)

(27)

27

Tabel 2. Indikator Penelitian (lanjutan)

Variabel Definisi Indikator Pernyataan Sumber

Minat Suatu ukuran

tentang kekuatan tujuan seseorang untuk melakukan tindakan khusus  Rencana  Kesempatan  Usaha  Membeli asuransi dalam di masa yang aka datang adalah sesuatu yang sudah saya rencanakan  Apabila saya memiliki kesempatan, saya akan membeli asuransi di masa yang akan datang

 Saya akan mencoba membeli satu produk asuransi di masa yang akan datang  Ajzen, I. (1991)  Hariady (2013) Keputusan Pembelian Keputusan Pembelian merupakan suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternative sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan.  Pengenalan masalah  Pencarian informasi  Evaluasi  Pengambilan keputusan  Perilaku purna pembelian  Saya perlu menggunakan produk asuransi untuk mengurangi risiko

 Saya aktif mencari informasi sebelum memutuskan untuk membeli asuransi  Setelah mendapat informasi, saya mengevaluasi dengan teliti sebelum mengambil keputusan  Saya memutuskan membeli produk asuransi untuk jangka waktu tertentu  Saya tetap melanjutkan menggunakan produk asuransi yang telah saya miliki

 Salim (2012)

(28)

28 Teknik Analisis

Penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode analisis deskriptif, dan statistik inferensial. Pengukuran variabel menggunakan skala likert dengan skala 1-5. Penilaian skor skala likert tiap variabel dapat dikategorikan sebagai berikut: kategori sangat tidak setuju dengan bobot skor satu ,tidak setuju dengan bobot skor dua, kurang setuju dengan bobot skor tiga, setuju dengan bobot skor empat, dan sangat setuju dengan bobot skor lima.

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis jawaban responden tentang alasan dilakukannya pembelian asuransi maupun tidak yang terdapat pada kuesioner terbuka. Data yang telah dikumpulkan, kemudian dilakukan uji reabilitas dan validitas. Syarat reliabilitas pengukuran adalah nilai Cronbach’s α > 0,6 (Moss et al., 1998). dan syarat validitas pengukuran adalah nilai corrected item-total correlation (r hitung) > r tabel (Sarjono dan Julianita, 2011). Kemudian dilakukan analisis statistik deskriptif yang mencangkup nilai minimum, maximum, mean, dan standard deviation untuk menggambarkan variabel-variabel yang diteliti serta mempertajam pembahasan dan analisis (Supramono & Utami, 2004). Untuk menentukan tingkatan skala dalam perhitungan rata-rata atau mean dalam analisis deskriptif ini, maka digunakan rumus interval sebagai berikut :

I = max − mink Keterangan:

I : interval

Max : maksimum atau nilai jawaban tertinggi Min : minimum atau nilai jawaban terendah K : Klasifikasi yang hendak dibuat

Dalam penelitian ini akan ditetapkan sebanyak 3 klasifikasi. Sehingga :

I =5 − 1

3 = 1,33

Dari perhitungan diatas maka interval kategori jawaban yang digunakan dalam penelitian ini tampak dalam tabel 3 berikut ini:

(29)

29

Tabel 3. Interval Kategori Jawaban

Tingkatan Skala Interval Kategori Jawaban

1 1,00 – 2,33 Rendah

2 2,34 – 3,67 Sedang

3 3,68 – 5,00 Tinggi

Selanjutnya data dianalisis menggunakan SEM (Structural Equation Modeling) yang dioperasikan melalui program AMOS (Analysis of Moment Structures) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Uji Normalitas Data

Evaluasi normalitas data dilakukan dengan menggunakan nilai critical ratio skewness value sebesar ± 2,58 pada tingkat signifikansi 0,01 (1%). Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai critical ratio skewness value di bawah ± 2,58 (Dachlan, 2014:128).

Uji Outlier

Deteksi outlier dilakukan untuk melihat univariate outlier maupun multivariate outlier. Untuk melihat multivariate outlier dilakukan dengan melihat nilai malahanobis distance. Observasi dikatakan outlier apabila nilai malahanobis distance (D2) jauh lebih besar dibandingkan nilai D2 untuk observasi-observasi lain dan mempunyai nilai p1 dan p2 <0,001 (Dachlan,2014:306)

Penilaian Kriteria Goodness of Fit Pada Model Penelitian

Terdapat 8 ( delapan) standar goodness of fit yang digunakan untuk menguji kesesuaian model seperti yang tampak pada tabel 4 berikut.

(30)

30

Tabel 4. KriteriaGgoodness of Fit

Goodness-of-fit Indices Cut-off Value

chi-square (𝜒2) Diharapkan kecil

Significance Probability (p) ≥ 0,05 CMIN/DF ≤ 2,00 GFI ≥0,90 RMSEA ≤ 0,08 AGFI ≥ 0,90 TLI ≥0,95 CFI ≥ 0,95 Sumber: Dachlan (2014:182) Pengujian Hipotesis

Untuk pengujian hipotesis pertama hingga kelima dilakukan pengamatan secara langsung nilai regression weight pada kolom critical ratio (CR) dan probabilitas (P). Apabila nilai critical ratio (CR) ≥ 1,96 dan probabilitas (p) ≤ 0,05 maka hipotesis nol (H0) ditolak dan Ha diterima.

(31)

31 ANALISIS & PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Analisis karakteristik responden digunakan untuk memperoleh gambaran sampel dalam penelitian ini. Dari 185 kuesioner yang terkumpul, 78 responden memiliki asuransi tambahan dan sebanyak 107 responden tidak memilki asuransi tambahan. Ringkasan karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 5 berikut.

Tabel 5. Karakteristik Responden Karakteristik responden Memiliki asuransi

tambahan

Tidak memiliki asuransi tambahan Jumlah Persentase Jumlah Persentase Usia 20-29 10 13% 29 27% >29-39 34 44% 41 38% >39-49 15 19% 16 15% >49 19 24% 21 20% Total 78 100% 107 100% Jenis kelamin laki-laki 34 44% 63 59% Perempuan 44 56% 44 41% Total 78 100% 107 100% Status pegawai Akademik 46 59% 33 31% Non akademik 32 41% 74 69% Total 78 100% 107 100% Tingkat pendidikan SMP/sederajat 0 0% 2 2% SMA/sederajat 10 13% 26 24% Diploma 7 9% 14 13% s1 14 18% 34 32% s2 43 55% 26 24% s3 4 5% 5 5% Total 78 100% 107 100%

(32)

32

Tabel 5. Karakteristik Responden (lanjutan) Karakteristik responden Memiliki asuransi

tambahan

Tidak memiliki asuransi tambahan Jumlah Persentase Jumlah Persentase Pendapatan <Rp.2.000.000 5 6% 29 27% Rp.2.000.000-<Rp.5000.000 52 67% 65 61% Rp.5.000.000-Rp.8.000.000 16 21% 13 12% > Rp.8.000.000 5 6% 0 0% Total 78 100% 107 100%

Sumber: data primer, diolah (2016)

Berdasarkan tabel 5 diatas dapat dikatakan bahwa responden terbanyak dalam penelitian ini berusia >29-39 tahun baik responden yang memiliki asuransi tambahan (44%) maupun responden yang tidak memiliki asuransi tambahan (38%) dengan responden yang memiliki asuransi tambahan mayoritas adalah perempuan (56%) dan responden yang tidak memiliki asuransi tambahan adalah mayoritas laki-laki (59%). Pada status pegawai mayoritas responden yang memiliki asuransi tambahan adalah pegawai akademik (59%) sedangkan mayoritas responden yang tidak memiliki asuransi tambahan adalah pegawai non akademik. Pada tingkat pendidikan mayoritas responden yang memiliki asuransi tambahan memiliki tingkat pendidikan terakhir S2 (55%) sedangkan mayoritas responden yang tidak memiliki asuransi memiliki tingkat pendidikan akhir S1 (32%). Sedangkan pada karakteristik pendapatan, sebagian besar pendapatan berkisar antara Rp.2.000.000-<Rp.5000.000 baik responden yang memiliki asuransi tambahan (67%) maupun responden yang tidak memiliki asuransi (61%).

(33)

33 Analisis

Berikut adalah analisis alasan responden mengapa membeli asuransi tambahan dan mengapa tidak membeli asuransi tambahan. Berdasarkan jawaban responden maka alasan responden dapat dikelompokkan sebagai berikut.

Tabel 6. Alasan Pegawai UKSW Membeli Asuransi Tambahan

No. Alasan Jumlah %

1 Proteksi jiwa, harta benda dan investasi 63 81%

2 Memiliki dana 5 6%

3 Saran dari orang lain (teman, keluarga, salesman) 8 10%

4 Tidak diisi 2 3%

Total 78 100%

Sumber: Data Primer, Diolah (2016)

Sebagian besar responden yang memiliki asuransi tambahan, membeli asuransi dengan alasan proteksi jiwa, harta benda, dan proteksi sebesar 63 responden (81%). Hal tersebut menunjukan bahwa sebagian besar pegawai UKSW membeli asuransi karena kesadaran akan kebutuhan proteksi dan investasi, sesuai dengan manfaat polis yang mereka beli. Sebanyak 5 responden (6%) membeli asuransi karena ketersediaan dana. Dengan adanya dana cadangan yang lebih maka dapat memfasilitasi mereka dalam membeli asuransi. Terakhir adalah sebanyak 8 responden (10%) menjawab saran dari orang lain baik dari teman, keluarga, maupun salesman yang menawarkan asuransi. Dukungan orang lain baik teman keluarga maupun salesman dapat menimbulkan keyakinan dan evaluasi yang dimiliki untuk membeli asuransi. Namun, adanya rasa sungkan juga menjadi alasan beberapa responden karena salesman yang menawarkan adalah teman atau keluarga sendiri. Berikut adalah jenis asuransi tambahan yang dimiliki oleh responden yang membeli asuransi tambahan :

(34)

34

Tabel 7. Jenis Asuransi Tambahan yang Dibeli

No Jenis Asuransi Jumlah

1 Kesehatan 40 2 Dana pensiun 11 3 Pendidikan 19 4 Warisan 1 5 Jiwa 17 6 Kebakaran 1 7 Kecelakaan 1 8 Kendaraan bermotor 5 Total 95

*Satu responden dapat memiliki lebih dari satu asuransi tambahan

Sumber: Data Primer, Diolah (2016)

Berdasarkan tabel 7, mayoritas responden yang membeli asuransi tambahan membeli polis asuransi kesehatan. Mayoritas alasan responden yang membeli polis asuransi kesehatan adalah untuk proteksi kesehatan, double claim, dan investasi.

Tabel 8. Alasan Pegawai UKSW Tidak Membeli Asuransi Tambahan

No. Alasan Jumlah %

1 Sudah memiliki asuransi lain (BPJS dan Jamsostek)

45 42%

2 Tidak tertarik 29 27%

3 Belum memahami asuransi 9 8%

4 Tidak ada dana 17 16%

5 Pernah kecewa dengan asuransi sebelumnya 7 7%

Total 107 100%

Sumber: Data Primer, Diolah (2016)

Sebagian besar responden yang tidak memiliki asuransi tambahan sejumlah 45 responden (42%), tidak membeli asuransi tambahan dengan alasan karena adanya asuransi lain berupa BPJS maupun Jamsostek. Asuransi sosial berupa BPJS dan Jamsostek yang dimiliki dirasa sudah cukup untuk memenuhi jaminan risiko mereka. Sebanyak 29 responden (27%) tidak membeli asuransi tambahan karena tidak tertarik. Tidak tertarik yang dimaksud adalah karena proses yang rumit maupun karena responden memang tidak berminat untuk berasuransi. Sebanyak 9 responden (8%) tidak membeli asuransi tambahan karena alasan

(35)

35

belum memahami asuransi yang baik dan tepat sesuai dengan kebutuhan mereka. Tidak adanya dana cadangan untuk membeli asuransi tambahan juga menjadi alasan 17 responden (16%) untuk tidak membeli asuransi tambahan. Terakhir adalah adanya pengalaman kecewa 7 responden (7%) terhadap asuransi sebelumnya. Proses klaim yang ribet dan tidak terpenuhinya klaim menjadi alasan 7 responden untuk tidak melanjutkan polis asuransi yang mereka beli.

Pilot Test

Pilot test yang dilakukan pada variabel sikap, norma subjektif, kontrol perilaku yang dipersepsikan, minat beli dan keputusan pembelian dalam penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner melalui kepala bagian dan menyebarkan kuesioner secara langsung sebanyak 50 kuesioner. Penyebaran dan pengumpulan kuesioner dilakukan selama 3 hari dengan response rate 90% (45 kuesioner). Dari 45 kuesioner yang terkumpul, hanya 19 kuesioner yang memenuhi syarat untuk dianalisis lebih lanjut.

Hasil pilot test yang dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas kelima variabel dalam penelitian ini dengan 19 responden karyawan Universitas Kristen Satya Wacana adalah sebagai berikut.

Tabel 8. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Sikap 0,924 Reliable

Norma Subjektif 0,603 Reliable

Kontrol perilaku yang dipersepsikan

0,602 Reliable

Minat Beli 0,646 Reliable

Keputusan Pembelian 0,809 Reliable

Sumber: Data primer, diolah (2016)

Hasil uji reliabilitas dikatakan reliable apabila memenuhi syarat Cronbach’s α > 0,60 (Moss et al., 1998). Sehingga berdasarkan data dari tabel 8, maka kelima variabel penelitian dapat dikatakan reliable.

(36)

36

Hasil uji validitas dikatakan valid apabila memenuhi syarat r hitung > r tabel (Sarjono dan Julianita, 2011). Dari hasil uji validitas yang telah dilakukan pada variabel sikap, keempat item dinyatakan valid karena nilai r hitung > r tabel (0,456). Pada variabel norma subjektif terdapat dua item yang dinyatakan valid (norma2 dan norma3) karena r hitung > r tabel (0,456). Pada variabel kontrol perilaku yang dipersepsikan terdapat dua item yang dinyatakan valid (kontrol1 dan kontrol2) karena r hitung > r tabel (0,456). Pada variabel minat beli terdapat dua item dinyatakan valid (minat1 dan minat2) karena nilai r hitung > r tabel (0,456). Pada keputusan pembelian terdapat empat item yang dinyatakan valid (keputusan2,keputusan3,keputusan4,keputusan5) karena r hitung > r tabel (0,456). Sehingga kuesioner dalam peneltian ini akan menjadi 4 item untuk mengukur variabel sikap, 2 item untuk mengukur variabel norma subjektif, 2 item untuk mengukur variabel kontrol perilaku yang dipersepsikan, 2 item untuk mengukur variabel minat beli, dan 4 item untuk mengukur variabel keputusan pembelian.

Uji Normalitas

Normalitas merupakan langkah yang penting pada setiap analisis multivariate. Evaluasi normalitas data dilakukan dengan menggunakan nilai critical ratio skewness value sebesar ± 2,58 pada tingkat signifikansi 0,01 (1%). Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai critical ratio skewness di bawah ± 2,58 (Dachlan, 2014:128). Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 9 berikut :

Tabel 9. Hasil Uji Normalitas

Variable min max skew c.r. Kurtosis c.r. kp2 3,000 5,000 -,060 -,215 -,381 -,687 kp5 2,000 5,000 -,700 -2,523 1,384 2,495 s4 4,000 5,000 1,116 4,023 -,755 -1,361 k1 3,000 5,000 -,338 -1,219 1,451 2,615 k2 3,000 5,000 -,009 -,032 ,119 ,214 kp4 3,000 5,000 ,126 ,455 ,161 ,291 kp3 3,000 5,000 ,041 ,146 -,299 -,539 m2 2,000 5,000 -,297 -1,072 ,466 ,841 m1 2,000 5,000 -,557 -2,010 ,787 1,419 n2 2,000 5,000 -1,172 -4,225 1,920 3,462 n3 2,000 5,000 -,392 -1,415 ,243 ,437 s1 3,000 5,000 ,303 1,091 -,674 -1,215

(37)

37

Variable min max skew c.r. Kurtosis c.r.

s2 3,000 5,000 ,458 1,650 ,280 ,505

s3 3,000 5,000 ,040 ,143 -,166 -,299

Multivariate 12,941 2,700

Sumber: Data primer, diolah (2016)

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 9 diatas, data menunjukan bahwa nilai critical ratio skewness diatas ± 2,58 yaitu 2,700 maka dapat disimpulkan bahwa data belum berdistribusi normal. Maka peneliti melakukan transformasi data tersebut menggunakan program SPSS v.21 terhadap semua indikator penelitian yang akan diuji dengan menggunakan rumus :

SQRT (k-x)

K= nilai tertinggi skor data asli plus 1 X = data asli

Setelah dilakukan transformasi data melalui program SPSS v.21 diperoleh hasil pada tabel 10 berikut:

Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Data

Variable min Max skew c.r. Kurtosis c.r. kp21 1,000 1,732 -,305 -1,099 -,580 -1,046 kp51 1,000 2,000 ,219 ,789 -,455 -,821 s41 1,000 1,414 -1,116 -4,023 -,755 -1,361 k11 1,000 1,732 -,327 -1,178 2,164 3,900 k21 1,000 1,732 -,469 -1,692 ,327 ,589 kp41 1,000 1,732 -,522 -1,882 -,220 -,396 kp31 1,000 1,732 -,460 -1,660 ,008 ,015 m21 1,000 2,000 -,226 -,815 ,084 ,151 m11 1,000 2,000 ,005 ,018 -,043 -,077 n21 1,000 2,000 ,572 2,062 1,651 2,976 n31 1,000 2,000 -,127 -,458 ,120 ,217 s11 1,000 1,732 -,498 -1,797 -1,080 -1,948 s21 1,000 1,732 -,781 -2,815 -,155 -,279 s31 1,000 1,732 -,389 -1,403 -,588 -1,060 Multivariate 12,177 2,540

(38)

38

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 10 diatas maka dapat disimpulkan bahwa data sudah berdistribusi normal karena nilai critical ratio skewness di bawah ± 2,58 yaitu 2,540.

Penilaian Kriteria Goodness of Fit Pada Model Penelitian

Gambar 3. Model Awal Penelitian

Hasil uji kesesuaian model menunjukan model yang direncanakan belum fit. Berdasarkan output path diagram tersebut, peneliti membuat rangkuman hasil pengujian Goodness of Fit pada model awal yang dapat dilihat pada tabel 11 berikut:

Tabel 11. Hasil Pengujian Goodness of Fit pada Model Awal Penelitian Goodness-of-fit

Indices Cut-off Value

Hasil Analisis Evaluasi Model

chi-square (𝜒2) ≤93,945(x 2 tabel dengan df:73 dan p:5%) 98,653 Buruk Significance Probability (p) ≥ 0,05 0,011 Buruk CMIN/DF ≤ 2,00 1,430 Baik GFI ≥0,90 0,855 Marginal

(39)

39

RMSEA ≤ 0,08 0,075 Baik

AGFI ≥ 0,90 0,779 Buruk

TLI ≥0,95 0,916 Marginal

CFI ≥ 0,95 0,936 Marginal

Untuk memperbaiki model menjadi fit maka harus dilihat nilai convergent validity yaitu indikator dengan loading factor yang berada di bawah 0,50 dapat dinyatakan tidak valid sebagai pengukur konstruk eksogen sehingga harus dikeluarkan dari analisis (Dachlan, 2014:211). Namun semua nilai loading factor indikator pada penelitian ini berada diatas 0,5 seperti pada tabel 12 berikut:

Tabel 12. Standardized Regression Weights

Estimate s31 <--- Sikap ,809 s21 <--- Sikap ,785 s11 <--- Sikap ,729 n31 <--- norma_subjektif ,676 n21 <--- norma_subjektif ,583 kp31 <--- keputusan_pembelian ,739 kp41 <--- keputusan_pembelian ,795 k11 <--- kontrol_perilaku_yang_dipersepsikan ,684 s41 <--- Sikap ,860 kp51 <--- keputusan_pembelian ,709 k21 <--- kontrol_perilaku_yang_dipersepsikan ,605 kp21 <--- keputusan_pembelian ,737 m21 <--- minat_beli ,908 m11 <--- minat_beli ,755

Sumber:Data primer, diolah (2016)

Karena nilai loading factor indikator diatas 0,5 dan model masih belum fit maka dilakukan modifikasi model untuk membuat model menjadi fit. Modifikasi model dilakukan dengan mengkorelasikan e14 dengan e15, d3 dengan e13, dan d4 dengan e14 sebagaimana terdapat pada gambar 4. Dari hasil evaluasi terhadap model yang telah dimodifikasi yang tampak dalam tabel 13 menunjukkan bahwa model secara keseluruhan telah memenuhi beberapa kriteria statistik yang disyaratkan, meskipun terdapat nilai GFI dan AGFI yang belum memenuhi

(40)

40

batasan goodness of fit atau marginal. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa model telah fit.

Gambar 4. Model Akhir Penelitian

Tabel 13. Hasil Pengujian Goodness of Fit pada Model Awal Penelitian Goodness-of-fit

Indices Cut-off Value

Hasil Analisis Evaluasi Model

chi-square (𝜒2) ≤93,945(x2 tabel dengan df:73 dan p:5%) 73,292 Baik Significance Probability (p) ≥ 0,05 0,251 Baik CMIN/DF ≤ 2,00 1,110 Baik GFI ≥0,90 0,889 Marginal RMSEA ≤ 0,08 0,038 Baik AGFI ≥ 0,90 0,823 Marginal TLI ≥0,95 0,978 Baik CFI ≥ 0,95 0,984 Baik

(41)

41 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis pertama hingga kelima dilakukan pengamatan secara langsung nilai regression weight pada kolom critical ratio (CR) dan probabilitas (P). Apabila nilai critical ratio (CR) ≥ 1,96 dan probabilitas (p) ≤ 0,05 maka hipotesis nol (H0) ditolak dan Ha diterima. Hasil ringkasan output pengujian

hipotesis penelitian terlihat pada tabel 14 dan rangkuman hasil pengujian hipotesis terlihat pada tabel 15 seperti berikut:

Tabel 14. Regression Weights

Estimate S.E. C.R. P Label minat_beli <--- norma_subjektif ,232 ,171 1,357 ,175 par_7

minat_beli <--- Sikap ,203 ,195 1,041 ,298 par_8

minat_beli <--- kontrol_perilaku_yang_dipersepsikan ,819 ,353 2,317 ,020 par_9 keputusan_pembelian <--- minat_beli -,386 ,384 -1,005 ,315 par_6 keputusan_pembelian <--- kontrol_perilaku_yang_dipersepsikan 1,569 ,646 2,427 ,015 par_10

Sumber: Data primer, diolah (2016)

Tabel 15. Rangkuman Hasil Uji Hipotesis

Hipotesis Pernyataan Hipotesis Nilai CR dan P Keterangan

H1 Sikap berpengaruh positif terhadap minat beli asuransi

CR=1,041 P= 0,298

H0 diterima dan H1 ditolak H2 Norma Subjektif Berpengaruh

positif terhadap minat beli asuransi

CR=1,357 P= 0,175

H0 diterima dan H2 ditolak

H3 Kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh positif terhadap minat beli asuransi

CR=2,317 P= 0,020**

H0 ditolak dan H3 diterima

H4 Kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh terhadap keputusan pembelian asuransi

CR=2,427 P= 0,015**

H0 ditolak dan H4 diterima

H5 Minat beli asuransi

berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian asuransi

CR=-1,005 P= 0,315

H0 diterima dan H5 ditolak

(42)

42 Analisis Statistik Deskriptif

Gambaran mengenai variabel sikap, norma subjektif, kontrol perilaku yang dipersepsikan, minat beli, dan keputusan pembelian asuransi tambahan akan dibahas dalam analisis statistik deskriptif ini. Adapun yang dibahas pada analisis statistik deskriptif ini hanya indikator yang yang telah dinyatakan valid melalui uji validitas.

Statistik Deskriptif Sikap

Variabel sikap terdiri dari 4 indikator. Rata-rata skor setiap indikator dan rata-rata skor total dapat dilihat pada tabel 16 berikut.

Tabel 16. Statistik Deskriptif Sikap

No Pernyataan

Rata-rata 1 Membeli asuransi adalah hal yang baik 4,29 2 Membeli asuransi adalah hal yang

bijaksana 4,19

3 Membeli asuransi adalah hal yang

bermanfaat 4,19

4 Saya percaya jika asuransi saya akan

memberikan proteksi 4,26

Total 16,93

Rata-Rata 4,23

Sumber: Data primer, diolah (2016)

Tabel 16 menunjukan bahwa rata-rata skor total pada variabel sikap masuk dalam kategori tinggi yaitu 4,23. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap responden terhadap asuransi adalah positif. Hal tersebut juga didukung oleh mayoritas alasan responden membeli asuransi tambahan karena manfaat proteksi yang diberikan.

Statistik Deskriptif Norma Subjektif

Variabel norma subjektif terdiri dari 2 indikator. Rata-rata skor setiap indikator dan rata-rata skor total dapat dilihat pada tabel 17 berikut.

(43)

43

Tabel 17. Statistik Deskriptif Norma Subjektif

No Pernyataan

Rata-rata 1 Saya membeli asuransi atas saran dari

orang-orang di lingkungan kerja saya 3,78 2 Banyak rekan kerja saya yang membeli

asuransi 3,81

Total 7,59

Rata-Rata 3,79

Sumber: Data primer, diolah (2016)

Tabel 17 menunjukan bahwa rata-rata skor total pada variabel norma subjektif masuk dalam kategori tinggi yaitu 3,79. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya tekanan sosial di lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi pembelian asuransi tambahan. Tekanan sosial tersebut ditunjukan dengan membeli asuransi atas saran dari orang-orang di lingkungan kerja dengan skor 3,78, dan banyaknya rekan kerja yang membeli asuransi dengan skor 3,81.

Statistik Deskriptif Kontrol Perilaku yang Dipersepsikan

Variabel kontrol perilaku yang dipersepsikan terdiri dari 2 indikator. Rata-rata skor setiap indikator dan Rata-rata-Rata-rata skor total dapat dilihat pada tabel 18 berikut.

Tabel 18. Statistik Deskriptif Kontrol Perilaku yang Dipersepsikan

No Pernyataan

Rata-rata 1 Saya memiliki pengetahuan tentang

asuransi 3,91

2 Saya memiliki cadangan dana untuk

membeli asuransi 3,96

Total 7,87

Rata-Rata 3.93

Sumber: Data primer, diolah (2016)

Tabel 18 menunjukan bahwa rata-rata skor total pada variabel kontrol perilaku yang dipersepsikan masuk dalam kategori tinggi yaitu 3,93. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan skor kontrol perilaku yang tinggi maka responden memiliki kemudahan dalam melakukan perilaku. Kontrol perilaku tersebut ditunjukan dengan memiliki pengetahuan tentang asuransi dengan skor 3,91 dan memiliki cadangan dana untuk membeli asuransi dengan skor 3,96.

(44)

44 Statistik Deskriptif Minat

Variabel sikap terdiri dari 2 indikator. Rata-rata skor setiap indikator dan rata-rata skor total dapat dilihat pada tabel 19 berikut.

Tabel 19. Statistik Deskriptif Minat

No Pernyataan

Rata-rata 1

Membeli asuransi di masa yang akan datang adalah sesuatu yang sudah saya rencanakan

4,05

2

Apabila saya memiliki kesempatan, saya akan membeli asuransi di masa yang akan datang

3,99

Total 8,04

Rata-Rata 4,02

Sumber: Data primer, diolah (2016)

Tabel 19 menunjukan bahwa rata-rata skor total pada variabel minat masuk dalam kategori tinggi yaitu 4,02. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa responden memiliki minat yang kuat untuk membeli asuransi. minat tersebut ditunjukan dengan sudah adanya rencana untuk membeli asuransi dengan skor 4,05 dan akan membeli asuransi apabila memiliki kesempatan dengan skor 3,99.

Statistik Deskriptif Keputusan Pembelian

Variabel keputusan pembelian terdiri dari 4 indikator. Rata-rata skor setiap indikator dan rata-rata skor total dapat dilihat pada tabel 20 berikut.

Tabel 20. Statistik Deskriptif Keputusan Pembelian

No Pernyataan

Rata-rata 1

Saya aktif mencari informasi sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk asuransi

4,10

2

Setelah saya mendapat informasi, saya mengevaluasi dengan teliti sebelum membeli asuransi

3,91

3 Saya memutuskan membeli produk

asuransi untuk jangka waktu tertentu 4,15 4 Saya tetap melanjutkan menggunakan

(45)

45

Total 16.52

Rata-Rata 4,13

Sumber: Data primer, diolah (2016)

Tabel 20 menunjukan bahwa rata-rata skor total pada variabel keputusan pembelian masuk dalam kategori tinggi yaitu 4,13. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian asuransi responden baik. Keempat indikator pada variabel keputusan pembelian masuk kedalam kategori tinggi. Hal tersebut menunjukan bahwa rata-rata responden melakukan pencarian informasi, evaluasi, memutuskan membeli dengan jangka waktu tertentu, dan melanjutkan produk asuransi yang dibeli.

Pembahasan

a) Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan bahwa sikap berpengaruh positif terhadap minat beli asuransi. Berdasarkan hasil uji maka H1 ditolak. Hal ini terlihat dari nilai CR sebesar 1,041 atau ≤ 1,96 dan nilai probabilitas sebesar 0,298 atau ≥ 0,05. Hasil ini tidak sesuai dengan theory of planned behavior Ajzen (1991) maupun Pratiwi & Hartoyo (2014) yang menyatakan bahwa sikap berpengaruh terhadap minat. Namun hasil ini konsisten dengan Taylor & Todd (2001) serta Handayani & Haridwan (2013) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh positif signifikan sikap terhadap minat.

Analisis deskriptif pada variabel sikap dan minat menunjukan skor dengan kategori tinggi yaitu sikap dengan skor 4,23 dan minat dengan skor 4,02. Hal tersebut menunjukan bahwa pegawai UKSW memiliki sikap positif terhadap asuransi dan memiliki minat untuk membeli asuransi.

Menurut Taylor & Todd (2001), ketidakkonsistenan yang ada dalam penelitiannya tersebut dikarenakan mahasiswa berminat untuk menggunakan suatu sistem teknologi bukan karena sikap suka atau tidak suka, namun lebih kepada tindakan (performance) yang mendorong atau menuntut mereka untuk menggunakan sistem tersebut karena kegunaan yang dirasakan (usefulness). Handayani & Haridwan (2013) menyatakan bahwa sikap tidak berpengaruh

(46)

46

terhadap minat mahasiswa untuk melakukan perilaku ketidakjujuran akademik. Mahasiswa tidak lagi memandang positif atau negatif perilaku kecurangan akademik dalam memutuskan untuk melakukan perilaku ketidakjujuran akademik, tetapi lebih melihat perilaku ketidakjujuran sebagai perilaku yang dapat menunjang karir akademik mereka.

Dari penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya, telah diperoleh bukti empiris bahwa sikap tidak berpengaruh terhadap minat berperilaku. Hasil penelitian yang konsisten dengan penelitian ini menunjukkan bahwa pada dasarnya minat atau keinginan sesorang tidak dipengaruhi sikap positif atau negatif suatu perilaku, namun lebih dikarenakan faktor lain yang mendorong mereka untuk berperilaku.

b) Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa norma subjektif berpengaruh positif terhadap minat beli asuransi. Berdasarkan hasil uji maka H2 ditolak. Hal ini terlihat dari nilai CR sebesar 1,357 atau ≤ 1,96 dan nilai probabilitas sebesar 0,175 atau ≥ 0,05. Hasil ini tidak sesuai dengan theory of planned behavior Ajzen (1991) maupun Omar & Frimpong (2007) yang menyatakan bahwa norma subjektif berpengaruh terhadap minat. Namun hasil ini konsisten dengan Mardini (2014) yang menyatakan bahwa norma subjektif tidak berpengaruh terhadap minat.

Untuk melakukan sesuatu yang penting, biasanya seseorang mempertimbangkan apa harapan orang lain (orang-orang terdekat, masyarakat) terhadap dirinya. Namun, harapan orang-orang lain tersebut tidak sama pengaruhnya. Ada yang berpengaruh sangat kuat dan ada yang cenderung diabaikan (Mardini,2014).

Anaisis deskriptif norma subjektif dan minat menunjukan skor pada kategori tinggi, norma subjektif dengan skor 3,79 dan minat dengan skor 4,02. Persamaan kategori skor pada variabel norma subjektif dan minat tidak membuktikan adanya pengaruh positif signifikan norma subjektif terhadap minat beli asuransi tambahan. Dari hasil penelitian maka peneliti menyimpulkan bahwa

(47)

47

saran rekan kerja untuk membeli asuransi tambahan dan banyaknya rekan kerja yang memiliki asuransi tambahan tidak cukup kuat memotivasi pegawai UKSW untuk memunculkan minat beli asuransi tambahan.

c) Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh positif terhadap minat beli asuransi. Berdasarkan hasil uji maka H3 diterima. Hal ini terlihat dari nilai CR sebesar 2,317 atau ≥ 1,96 dan nilai probabilitas sebesar 0,020 atau ≤ 0,05. Hasil ini sesuai dengan theory of planned behavior Ajzen (1991) maupun Haryadi (2013) yang menyatakan bahwa kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh terhadap minat.

Seseorang yang memiliki ketersediaan dana diluar dana kebutuhan primer mereka, dana tersebut dapat memfasilitasi seseorang untuk membeli asuransi tambahan sehingga berpeluang timbulnya minat untuk membeli asuransi tambahan. Sebaliknya apabila seseorang tidak memiliki ketersediaan dana untuk membeli asuransi tambahan maka hal tersebut dapat menurunkan peluang minat beli asuransi. Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang asuransi akan mengerti manfaat asuransi dan produk asuransi apa yang ia butuhkan sehingga berpeluang untuk timbulnya minat beli asuransi. Hal tersebut juga didukung oleh analisis deskriptif variabel kontrol perilaku yang dipersepsikan dengan minat beli asuransi tambahan berada pada kategori tinggi.

d) Hipotesis Keempat

Hipotesis keempat menyatakan bahwa kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian asuransi. Berdasarkan hasil uji maka H4 diterima. Hal ini terlihat dari nilai CR sebesar 2,427 atau ≥ 1,96 dan nilai probabilitas sebesar 0,015 atau ≤ 0,05. Hasil ini sesuai dengan theory of planned behavior Ajzen (1991) yang menyatakan bahwa kontrol perilaku yang dipersepsikan dapat mempengaruhi perilaku secara langsung.

Sesuai dengan kondisi di lapangan (actual behavioral control) minat dapat diwujudkan apabila adanya kesempatan yang muncul. Namun, perilaku yang

(48)

48

dimunculkan bisa jadi bertentangan dengan minat individu karena kondisi lapangan yang tidak memungkinkan memunculkan perilaku yang telah diminati sehingga akan mempengaruhi kontrol perilaku individu tersebut. Kontrol perilaku yang telah berubah akan mempengaruhi perilaku yang ditampilkan sehingga tidak sama lagi dengan yang diminati (Mustikasari, 2007).

Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang asuransi dan dana cadangan untuk membeli asuransi tambahan dapat memfasilitasi seseorang dalam mengevaluasi dan melakukan keputusan pembelian yang baik. Dengan adanya pengetahuan dan dana cadangan untuk membeli asuransi tambahan maka seseorang dapat mencari informasi dan mengevaluasi asuransi apa yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan jaminan risiko mereka sehingga pembelian dilakukan secara tepat sesuai kebutuhan dan tercipta perilaku pasca pembelian berupa melanjutkan polis yang dimiliki. Hal tersebut juga didukung oleh analisis deskriptif variabel kontrol perilaku yang dipersepsikan dengan keputusan pembelian asuransi tambahan berada pada kategori tinggi

e) Hipotesis Kelima

Hipotesis Kelima menyatakan bahwa minat beli asuransi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian asuransi. Berdasarkan hasil uji maka H5 ditolak. Hal ini terlihat dari nilai CR sebesar -1,005 atau ≤ 1,96 dan nilai probabilitas sebesar 0,315 atau ≥ 0,05. Hasil ini tidak sesuai dengan Palwa (2014) dan Irawan (2014) yang menyatakan bahwa minat beli berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

Hasil uji menyatakan bahwa tidak ada pengaruh positif signifikan minat beli asuransi terhadap keputusan pembelian asuransi. Namun analisis deskriptif menunjukan bahwa variabel minat beli asuransi tambahan dan keputusan pembelian asuransi berada pada kategori tinggi. Prabowo (2007) mengatakan keputusan pembelian terjadi jika didukung oleh daya beli. Tidak ada pengaruh positif signifikan minat beli asuransi terhadap keputusan pembelian asuransi diindikasi karena seseorang yang memiliki minat beli asuransi tidak memilki keputusan pembelian yang baik karena tidak didukung oleh daya beli. Hal tersebut

(49)

49

juga didukung oleh hasil pengujian hipotesis empat yang menunjukan bahwa cadangan dana menjadi faktor penentu keputusan pembelian asuransi tambahan.

(50)

50 KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengujian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Sikap tidak berpengaruh positif terhadap minat beli asuransi tambahan;2) Norma subjektif tidak berpengaruh positif terhadap minat beli asuransi tambahan;3) Kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh positif terhadap minat beli asuransi tambahan;4) Kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian asuransi tambahan;5) Minat beli asuransi tidak berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian asuransi tambahan.

Jadi kesimpulan dari penelitian ini adalah kontrol perilaku yang dipersepsikan yang terdiri dari pengetahuan dan cadangan dana menjadi faktor penentu utama dalam memunculkan minat beli dan terlaksananya keputusan pembelian asuransi tambahan.

Implikasi Terapan

Masukan dari hasil penelitian ini adalah perusahaan asuransi maupun OJK sebaiknya memberikan edukasi tentang asuransi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat sehingga meningkat pula minat dan pembelian asuransi tambahan di Indonesia. Peneliti juga menghimbau untuk calon pembeli asuransi tambahan agar mencari informasi dan mengevaluasi terlebih dahulu perlukah membeli asuransi tambahan dan apabila perlu maka diharapkan membeli asuransi tambahan yang dibutuhkan sesuai dengan jaminan risiko yang dibutuhkan.

Keterbatasan Penelitian dan Saran untuk Penelitian Mendatang

Keterbatasan penelitian serta saran untuk penelitian mendatang antara lain: 1) Peneliti hanya menganalisa minat dan keputusan pembelian asuransi tambahan pada 78 responden yang memiliki asuransi tambahan dan tidak menggunakan 107 responden yang tidak memiliki asuransi tambahan. Saran untuk penelitian mendatang adalah untuk menganalisa minat beli asuransi tambahan pada responden yang tidak memiliki asuransi tambahan; 2) Penelitian ini hanya menggunakan sampel sebanyak 78 sesuai dengan jumlah sampel minimum yaitu 5

(51)

51

observasi dari indikator penelitian. Saran terhadap penelitian selanjutnya adalah jumlah sampel yang digunakan sebanyak 100-200 sesuai dengan jumlah sampel yang dianjurkan dalam asumsi Structural Equation Modeling untuk kestabilan data.

Gambar

Gambar 1. Model Teori Perilaku Terencana
Gambar 2 Model Penelitian
Tabel 1. Rangkuman Penyebaran dan Pengumpulan Data  No  Fakultas/Bagian  ∑ kuesioner
Tabel 2. Indikator Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah menyimak penjelasan guru tentang tanggung jawab warga, siswa dapat mengumpulkan informasi tentang pelaksanaan pemilihan kepala desa di desanya.. Setelah

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran ibu rumah tangga dalam pemanenan hasil hutan kayu dan getah pinus, serta mengetahui curahan waktu kerja yang

Sukardi 2008: 126 mengemukakan bahwa item tes pilihan ganda masih memerlukan perhatian seorang guru atau penilai, diantaranya ada kelemahan yang berkaitan dengan beberapa hal berikut

Dengan karakteristik sistem pembelajaran jarak jauh, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Terbuka (FMIPA-UT) dapat mengambil peran yang strategis berkaitan

Pemberian berbagai kombinasi pakan alami dan buatan memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan bobot mutlak dan laju pertumbuhan spesifik pada larva ikan jelawat

Hasil bivariabel menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara frekuensi penggunaan PPA terhadap preeklampsia (p=0,035) dengan nilai OR sebesar 4,5 (CI95% = 1,11 –

Hilda Rusiana, M.Hum sebagai Team Leader untuk membentuk sebuah tim yang terdiri atas wakil-wakil dosen bahasa Inggris dari tiap jurusan untuk

nasionalnya dan ini adalah hukum Inggris. 4etapi hukum Inggris ini menun$uk kembali kepada hukum Prancis yaitu hukum dari domisili. Maka apakah menurut hukum Prancis akan