• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN MOTOR SECOND DI KOTA PANGKALPINANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN MOTOR SECOND DI KOTA PANGKALPINANG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

www.stie-ibek.ac.id

© 2020, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK

ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL

MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN KONSUMEN MOTOR SECOND

DI KOTA PANGKALPINANG

HENDRA

Fery Panjaitan Medinal Management Program STIE-IBEK Bangka Belitung

Pangkal Pinang, Indonesia e.jurnal@stie-ibek.ac.id

Abstract: The purpose of this research were analyzed and determined The Influence of the experiential marketing variables toward the decision to purchase a second motorbike consumer in the City of Pangkalpinang. The method used is descriptive quantitative method. The population as subjects in this study were the people of Pangkal Pinang City who had bought a second motorbike. The sampling used in this study is random sampling. The number of samples in this study were 90 respondents. Data collection techniques used were questionnaire techniques with Likert and interval scales. The data analysis technique used is multiple linear regression analysis. The multiple linear regression analysis tests used in this study include: partial test (t test), simultaneous test (F test) and coefficient of determination test (R2/R Square). Hypothesis testing used is coefficient analysis to determine the relationship between research variables. Based on the results of the study it can be concluded that: the five sensory variables, habits and relationships have a positive effect and a partial effect on the decision of purchasing second motorcycle consumers in the City of Pangkalpinang and the feeling variables and ways of thinking have a negative effect and do not have a partial effect on the second motorcycle consumer purchase decision in the City Pangkalpinang.

Keywords: experiential marketing (sense, feel, think, act and relate), toward decision.

I. PENDAHULUAN

Pemasaran saat ini terus berkembang dan berubah dari konsep pemasaran konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor-faktor seperti meningkatnya jumlah pesaing, kecanggihan teknologi dan meningkatnya edukasi mengenai pemasaran, memicu pemasar lebih kreatif dalam memasarkan produknya. Pemasaran yang dilakukan oleh banyak perusahaan saat ini yaitu dengan menggunakan Experiential Marketing atau disebut dengan pendekatan pemasaran berdasarkan pengalaman. Andreani (2007) menyatakan bahwa Experiential Marketing adalah lebih dari sekedar memberikan informasi dan peluang pada pelanggan untuk memperoleh pengalaman atas

keuntungan yang didapat dari produk atau jasa itu sendiri tetapi juga membangkitkan emosi dan perasaan yang berdampak terhadap pemasaran, khususnya penjualan. Experiential Marketing merupakan upaya pengembangan konsep pemasaran dalam menghadapi perubahan yang terjadi di pasar. Pemasar berusaha melibatkan pelanggan secara emosional dan psikologikal ketika mengkonsumsi produk yang ditawarkan pemasar. Experiential Marketing dibagi menjadi lima unsur yaitu:

1. Sense (panca indra) 2. Feel (perasaan) 3. Think (cara berpikir) 4. Act (kebiasaan) 5. Relate (relasi)

Rini (2012) berpendapat sense adalah aspek-aspek yang berwujud dan dapat dirasakan dari suatu produk yang dapat ditangkap oleh kelima indera manusia, meliputi pandangan, suara, bau, rasa dan sentuhan. Unsur sense, produk motor second memiliki peminat yang cukup banyak, sehingga konsumen memiliki banyak pertimbangan dalam memutuskan mengapa lebih memilih motor second dari pada membeli motor baru. Konsumen berpikir bahwa harga motor second lebih murah.

Menurut Andreani (2007) feel merupakan perasaan di sini sangatlah berbeda dengan kesan sensorik karena hal ini berkaitan dengan suasana hati dan emosi jiwa seseorang. Ini bukan sekedar menyangkut keindahan, tetapi suasana hati dan emosi jiwa yang mampu membangkitkan kebahagiaan atau bahkan kesedihan. Unsur feel, tetapi dari pengalaman yang mereka dapatkan dari pembelian dan pemakaian produk motor second yang mereka gunakan.

Menurut Rini (2012) melalui aspek think perusahaan berusaha untuk menantang konsumen, dengan cara memberikan problem-solving experience dan mendorong pelanggan untuk berinteraksi secara kognitif atau secara kreatif dengan perusahaan atau produk. Dari pengertian diatas menurut Rini (2012) think memiliki indikator yaitu: ketetarikan, pengetahuan tentang suatu produk dan pengalaman sebelumnya. Dari unsur think adalah ketika seseorang bermaksud membeli motor second untuk keluarganya, tentu langkah pertama yang dilakukan adalah mendatangi beberapa showroom motor second untuk

(2)

www.stie-ibek.ac.id

© 2020, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK mencari informasi harga serta spesifikasi motor yang hendak

dibelinya. Informasi yang diperoleh dari showroom adalah jenis motor dan segala spesifikasi yang diperlukan, termasuk cara pembelian secara tunai, tukar tambah maupun kredit dan mungkin tidak segan-segan mempersilahkan untuk melakukan uji coba berkendara (test drive).

Menurut Andreani (2007) bahwa kebiasaan berkaitan dengan perilaku yang nyata dan gaya hidup seseorang. Dari unsur act, calon pembeli mungkin akan merasakan kenyamanan atas spesifikasi dari motor yang ditawarkan melalui test drive yang sudah dilakukan dan diharapkan akan kembali lagi untuk melakukan transaksi. Pengalaman yang dirasakan pelanggan sangatlah unik dan memberikan dampak yang berbeda dalam proses pemasaran.

Andreani (2007) berpendapat bahwa hubungan berkaitan dengan budaya seseorang dan kelompok referensinya yang dapat menciptakan identitas sosial. Relate, calon pembeli akan merasakan kenyamanan atas spesifikasi dari motor yang ditawarkan melalui test drive yang sudah dilakukan dan diharapkan akan kembali lagi untuk melakukan transaksi.

Strategi Experiential Marketing berusaha menciptakan pengalaman yang positif bagi konsumen dalam mengkonsumsi produk atau jasa yang dapat dijadikan referensi bagi pemasar untuk memprediksi perilaku konsumen di masa mendatang berupa tindakan pembelian ulang, sehingga nanti konsumen tidak hanya akan loyal tapi juga menyebarkan informasi mengenai produk secara word of mouth.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh sense (panca indra)

terhadap keputusan pembelian konsumen motor second di Kota Pangkalpinang.

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh feel (perasaan) terhadap keputusan pembelian konsumen motor second di Kota Pangkalpinang.

3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh think (cara berpikir) terhadap keputusan pembelian konsumen motor second di Kota Pangkalpinang.

4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh act (kebiasaan) terhadap keputusan pembelian konsumen motor second di Kota Pangkalpinang.

5. Untuk mengetahui besarnya pengaruh relate (relasi) terhadap keputusan pembelian konsumen motor second di Kota Pangkalpinang.

6. Untuk mengetahui besarnya pengaruh sense, feel, think, act dan relate terhadap keputusan pembelian konsumen motor second di Kota Pangkalpinang.

II. LANDASAN TEORI Manajemen

Manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan suatu organisasi dengan cara bekerja dalam team. Menurut James A.F. Stoner (2003) manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, leadership serta pengendalian upaya dari anggota organisasi tersebut serta penggunaan sumber daya yang tersedia di organisasi tersebut guna mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan organisasi sebelumnya. Menurut Griffin dan Ebert (2007) manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan sumber daya finansial, manusia serta informasi suatu perusahaan untuk mencapai sasarannya.

Manajemen Strategi

Manajemen strategi merupakan proses atau rangkaian aktivitas pengambilan keputusan yang sifatnya mendasar dan menyeluruh juga disertai dengan penetapan cara pelaksanaannya, yang dibuat oleh pimpinan organisasi dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam organisasi untuk mencapai tujuan. Beberapa ahli mendefinisikan manajemen strategi sebagai seni atau ilmu pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan serta melakukan evaluasi terhadap berbagai keputusan lintas fungsional yang memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuan. Menurut Fahmi (2014) manajemen strategi merupakan perencanaan yang disusun dan dikelola setelah memperhitung berbagai sisi untuk mencapai tujuan organisasi.

Teori Manajemen Strategi

Menurut Freddy Rangkuti (2010) dalam bukunya yang berjudul teknik pembedahan kasus bisnis analisis SWOT, strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dalam tujuan jangka panjang, program tidak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Manajemen strategi adalah apa yang dilakukan manajer untuk mengembangkan strategi organisasi.

Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran merupakan suatu seni dan ilmu dalam memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Menurut Buchory dan Djaslim (2010) manajemen pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan, barang dan jasa untuk menghasilkan pertukaran yang memuaskan individu dan memenuhi tujuan organisasi.

Teori Manajemen Pemasaran

Dalam kondisi bisnis seperti pada masa sekarang ini konsep pemasaran harus digunakan untuk mencapai sukses bagi perusahaan. Pemasaran berawal dari suatu ide bahwa untuk mencapai laba jangka panjang perusahaan harus dapat memahami konsumen beserta keinginannya. Sehingga perusahaan harus membagi konsumen ke dalam beberapa segmen dan menganalisis keinginan dari masing-masing segmen tersebut. Peter Drucker dalam Kotler (2011), salah seorang ahli yang terkenal dalam bidang manajemen mengatakan sebagai berikut: tujuan pemasaran adalah membuat agar penjualan berlebih-lebihan dan mengetahui dan memahami konsumen dengan baik sehingga produk atau pelayanan cocok dengan konsumen tersebut dan laku dengan sendirinya. Konsep pemasaran yaitu untuk mencapai tujuan perusahaan maka harus mengetahui dan menentukan kebutuhan dan keinginan konsumen atau pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang efektif dan efisien dibanding dengan perusahaan pesaing. Experiential Marketing

Experiential marketing merupakan sebuah pendekatan dalam pemasaran yang sebenarnya telah dilakukan sejak zaman dulu hingga sekarang oleh para pemasar. Pendekatan ini dinilai sangat efektif karena sejalan dengan perkembangan zaman dan teknologi, para pemasar lebih menekankan diferensiasi produk untuk membedakan produknya dengan produk kompetitor. Dengan adanya Experiential Marketing, pelanggan akan mampu membedakan produk dan jasa yang satu dengan yang lainnya karena mereka dapat merasakan dan memperoleh pengalaman

(3)

www.stie-ibek.ac.id

© 2020, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK serta langsung melalui lima pendekatan (sense, feel, think, act

and relate) baik sebelum maupun ketika mereka mengkonsumsi sebuah produk atau jasa, Andreani (2007).

a. Sense (panca indra)

Rini (2012) berpendapat sense adalah aspek-aspek yang berwujud dan dapat dirasakan dari suatu produk yang dapat ditangkap oleh kelima indera manusia, meliputi pandangan, suara, bau, rasa dan sentuhan. Unsur sense, produk motor second memiliki peminat yang cukup banyak, sehingga konsumen memiliki banyak pertimbangan dalam memutuskan mengapa lebih memilih motor second dari pada membeli motor baru. Konsumen berpikir bahwa harga motor second lebih murah. Indikator sense menurut Schmitt (2011) yaitu: desain warna, kenyamanan, suara mesin dan model motor.

b. Feel (perasaan)

Menurut Andreani (2007) feel merupakan perasaan di sini sangatlah berbeda dengan kesan sensorik karena hal ini berkaitan dengan suasana hati dan emosi jiwa seseorang. Ini bukan sekedar menyangkut keindahan, tetapi suasana hati dan emosi jiwa yang mampu membangkitkan kebahagiaan atau bahkan kesedihan. Unsur feel, tetapi dari pengalaman yang mereka dapatkan dari pembelian dan pemakaian produk motor second yang mereka gunakan. Menurut Schmitt (2011) feel ini memiliki indikator yaitu: kebanggaan, persepsi produk dan kesenangan.

c. Think (cara berpikir)

Menurut Rini (2012) melalui aspek think perusahaan berusaha untuk menantang konsumen, dengan cara memberikan problem-solving experience dan mendorong pelanggan untuk berinteraksi secara kognitif atau secara kreatif dengan perusahaan atau produk. Dari pengertian diatas menurut Rini (2012) think memiliki indikator yaitu: ketetarikan, pengetahuan tentang suatu produk dan pengalaman sebelumnya. Dari unsur think adalah ketika seseorang bermaksud membeli motor second untuk keluarganya, tentu langkah pertama yang dilakukan adalah mendatangi beberapa showroom motor second untuk mencari informasi harga serta spesifikasi motor yang hendak dibelinya. Informasi yang diperoleh dari showroom adalah jenis motor dan segala spesifikasi yang diperlukan, termasuk cara pembelian secara tunai, tukar tambah maupun kredit dan mungkin tidak segan-segan mempersilahkan untuk melakukan uji coba berkendara (test drive). Dari pengertian diatas menurut Schmitt (2011) think memiliki indikator yaitu: ketetarikan, pengetahuan tentang suatu produk dan pengalaman sebelumnya.

d. Act (kebiasaan)

Menurut Andreani (2007) bahwa kebiasaan berkaitan dengan perilaku yang nyata dan gaya hidup seseorang. Dari unsur act, calon pembeli mungkin akan merasakan kenyamanan atas spesifikasi dari motor yang ditawarkan melalui test drive yang sudah dilakukan dan diharapkan akan kembali lagi untuk melakukan transaksi. Pengalaman yang dirasakan pelanggan sangatlah unik dan memberikan dampak yang berbeda dalam proses pemasaran. Menurut Schmitt (2011) act mempunyai indikator yaitu: penampilan, inovatif dan gaya hidup.

e. Relate (relasi)

Andreani (2007) berpendapat bahwa hubungan berkaitan dengan budaya seseorang dan kelompok referensinya yang dapat menciptakan identitas sosial. Relate, calon pembeli akan merasakan kenyamanan atas spesifikasi

dari motor yang ditawarkan melalui test drive yang sudah dilakukan dan diharapkan akan kembali lagi untuk melakukan transaksi. Dari pengertian diatas relate memiliki indikator menurut Schmitt (2011) yaitu: sosialisasi, komunitas produk dan networking. Seorang pemasar harus mampu menciptakan identitas sosial (generasi, kebangsaan, etnis) bagi pelanggannya dengan produk atau jasa yang ditawarkan.

Theory Of Planned Behavior

Teori ini awalnya dinamai Theory of Reasoned Action (TRA), dikembangkan Tahun 1967. Theory of planned behavior (TPB) merupakan perluasan dari teori tindakan beralasan Theory of Reasoned Action (TRA), yang selanjutnya teori tersebut terus direvisi dan diperluas oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein Pada Tahun 1988. Menurut Ajzen dan Fishbein yang dikutip Burhanudin yaitu, revisi teori (TRA), yang dibuat karena keterbatasan model awal dalam menangani perilaku di mana orang tidak memiliki kehendak kendali penuh (volitional control). Seperti dalam TRA, faktor sentral dalam TPB adalah intention atau niat individu untuk melakukan perilaku tertentu. Fokus utama dari teori planned behavior ini sama seperti teori reason action yaitu intensi individu untuk melakukan perilaku tertentu. Intensi dianggap dapat melihat faktor-faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku. Intensi merupakan indikasi seberapa keras orang mau berusaha untuk mencoba dan berapa besar usaha yang akan dikeluarkan individu untuk melakukan suatu perilaku.

Teori Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Menurut Schiffman dan Kanuk (2010), perilaku konsumen menggambarkan cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi.

Keputusan Pembelian

Pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan yang disajikan secara kognitif disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku, Kotler dan Ketler (2009). Dari pengertian keputusan pembelian diatas menurut Schmitt (2011) memiliki indikator yaitu: perasaan senang terhadap kinerja barang, kebanggaan karena memiliki produk, kesesuaian fungsional produk dan harapan konsumen terhadap kualitas produk.

Teori Keputusan Pembelian

Dalam komunikasi pemasaran perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai dari proses komunikasi pemasaran yang akan dilakukan. Setelah menentukan khalayak sasaran dengan persepsinya, pemasar harus memutuskan respon yang terjadi. Respon khalayak tersebut dapat berupa cognitive (tahap kesadaran), affective (tahap pengaruh), behavioral/conative (tahap tindakan pembelian).

(4)

www.stie-ibek.ac.id

© 2020, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK Model AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) adalah

salah satu model hirarki respon yang cukup popular bagi pemasar sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pemasaran. Menurut model ini, alat promosi harus menarik perhatian, mendapatkan dan mendorong minat, membangkitkan keinginan dan menghasilkan tindakan. Dalam membangun program komunikasi yang efektif, aspek terpenting adalah memahami proses terjadinya respon dari konsumen, misalnya dalam hal konsumen melakukan pembelian suatu produk, maka diperlukan pemahaman mengenai usaha promosi yang dapat mempengaruhi respon konsumen.

Teori AIDA (Djatnika, 2007) yang menjelaskan bahwa pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses psikologis yang dilalui oleh konsumen atau pembeli, prosesnya yang diawali dengan tahap menaruh perhatian (Attention) terhadap barang atau jasa yang kemudian jika berkesan dia akan melangkah ke tahap ketertarikan (Interest) untuk mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan produk atau jasa tersebut yang jika intensitas ketertarikannya kuat berlanjut ke tahap berhasrat/berminat (Desire) karena barang atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya. Jika hasrat dan minatnya begitu kuat baik karena dorongan dari dalam atau rangsangan persuasif dari luar maka konsumen atau pembeli tersebut akan mengambil keputusan membeli (Action to buy) barang atau jasa yang di tawarkan.

Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir menggambarkan hubungan dari variabel independen, dalam hal ini adalah sense, feel, think, act dan relate terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian motor second yang dilakukan oleh konsumen.

Gambar 1 Kerangka Berpikir

Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0: Sense tidak berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian konsumen motor second.

H1: Sense berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

konsumen motor second.

H0: Feel tidak berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian konsumen motor second.

H2: Feel berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

konsumen motor second.

H0: Think tidak berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian konsumen motor second.

H3: Think berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

konsumen motor second.

H0: Act tidak berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

konsumen motor second.

H4: Act berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

konsumen motor second.

H0: Relate tidak berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian konsumen motor second.

H5: Relate berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

konsumen motor second.

H0: Sense, feel, think, act dan relate tidak berpengaruh positif

terhadap keputusan pembelian konsumen motor second.

H6: Sense, feel, think, act dan relate berpengaruh positif

terhadap keputusan pembelian konsumen motor second

III. METODOLOGI PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi

Menurut Hidayat (2012) populasi merupakan wilayah generalisasi berupa subjek atau objek yang diteliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di Kota Pangkalpinang.

b. Sampel Penelitian

Sample merupakan bagian dari populasi yang ingin di teliti oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2017) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara probabilitas yang berupa multi stage sampling, yaitu seluruh elemen yang dalam populasi diperhitungkan dan tiap elemen mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai subjek. Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat yang pernah membeli motor second di Kota Pangkalpinang kelurahan Semabung Lama.

Variabel Bebas (Independent Variable)

Adapun variabel bebas di dalam penelitian ini adalah: 1. Sense (X1)

2. Feel (X2)

3. Think (X3)

4. Act (X4)

5. Relate (X5)

Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat di dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian konsumen motor second.

Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2017) teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu dengan observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi maupun gabungan dari keempatnya. Dalam pengumpulan data ini peneliti menggunakan data primer dengan cara menyebarkan kuesioner, kuesioner tersebut akan dibagikan langsung kepada masyarakat yang pernah membeli motor second. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara memberi berbagai macam pernyataan tertulis dari masing-masing variabel Sense (X1) Feel (X2) Think (X3) Act (X4) Relate (X5) Keputusan Pembelian (Y)

(5)

www.stie-ibek.ac.id

© 2020, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK penelitian yang diberikan langsung kepada responden untuk

menjawab pernyataan tersebut. Kuesioner juga merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bagi peneliti agar tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden, Sugiyono (2017).

Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini peneliti mengunakan multi stage sampling, yaitu teknik pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2017). Berdasarkan teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti, maka sampel yang diambil peneliti dalam penelitian ini adalah sebanyak 90 responden di Kota Pangkalpinang. Dengan menggunakan rumus dari Hair, et. al. (2006) dengan penetapan sampel yang digunakan yaitu:

n = (15 s/d 20) x k = (15 s/d 20) x 6 = 90 s/d 120 responden

Keterangan:

n = sampel (konsumen yang dijadikan responden) k = variabel penelitian yang digunakan 15 s/d 20 15 s/d 20= jumlah observer menurut Hair, et. al. (2006)

IV. PEMBAHASAN Analisis Deskriptif

Fenomena yang berkaitan dengan hasil penelitian perlu dilakukan profil responden. Profil responden yang diidentifikasi mencakup beberapa hal yang diduga berkaitan erat dengan sense, feel, think, act, relate dan keputusan pembelian konsumen motor second. Berdasarkan dari data primer yang telah dikumpulkan oleh peneliti maka data jumlah responden dikategorikan berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan.

Tabel 1

Descriptive Statistics

Sumber: Output JAPS 0.9.2.0 Universiteit-van-amsterdam diolah peneliti.

Berdasarkan pada tabel diatas data-data yang digunakan untuk analisis dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. N atau jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 90, sedangkan data yang ditolak atau missing adalah 0 yang berarti bahwa keseluruhan data dari sense, feel, think, act, relate dan keputusan pembelian adalah valid dan data dapat diproses lebih lanjut.

2. Mean, merupakan jumlah seluruh angka pada data dibagi dengan jumlah data yang digunakan. Rata-rata (mean) untuk sense sebesar 14,567, feel sebesar 11,078, think sebesar 11,089, act sebesar 11,778, relate sebesar 10,444, dan keputusan pembelian sebesar 14,067.

3. Standard deviation, merupakan suatu ukuran penyimpangan, jika nilai standard deviation kecil maka data yang digunakan mengelompok disekitar nilai rata-rata. Perbandingan antara mean dan standard deviation untuk sense yaitu 14,567 > 2,618, feel yaitu 11,078 > 2,018, think yaitu 11,089 > 2,004,

act yaitu 11,778 > 1,883, relate yaitu 10,444 > 2,558 dan keputusan pembelian yaitu 14,067 > 2,516.

4. Nilai data minimum pada penelitian ini untuk variabel sense sebesar 4,000, feel sebesar 5,000, think sebesar 3,000, act sebesar 5,000, relate sebesar 6,000, dan keputusan pembelian sebesar 4,000.

5. Nilai data maksimum pada penelitian ini untuk variabel sense sebesar 20,000, feel sebesar 15,000, think sebesar 15,000, act sebesar 15,000, relate sebesar 15,00 dan keputusan pembelian sebesar 20,000.

Analisis Data a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan membandingkan hasil dari rhitung dengan rtabel, jika rhitung > rtabel dan bernilai positif

maka variabel tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya jika rhitung > rtabel maka variabel tersebut dinyatakan tidak valid

dengan tingkat signifikasi untuk uji dua arah dengan α = 5% atau 0,05.

Nilai rtabel perlu terlebih dahulu ditentukan degree of freedom (df) yang akan digunakan, melalui rumus df = n-2 dimana “n” adalah jumlah sampel penelitian yaitu 90 orang, maka df = 90-2 dan diperoleh hasil df = 88. Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat diketahui nilai rtabel α = 5%

adalah sebesar 0,2072. Hasil pengolahan data tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2 Rekapitulasi Nilai r Validitas Instrumen Penelitian

Sumber: Data diolah secara manual (2020)

Data diatas dapat kita lihat bahwa keseluruhan item butir pernyataan yang berjumlah 20 (dua puluh) memperoleh hasil nilai rhitung lebih besar daripada nilai rtabel (rhitung > rtabel),

maka dapat diinterpretasikan 20 (dua puluh) buah item pernyataan terkait variabel bebas dan terkait dinyatakan valid atau mampu mengungkapkan konsep gejala/kejadian yang diukur.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dan validitas terhadap data mentah dilakukan untuk melihat konsistensi alat ukur dan validitas dari masing-masing kuesioner. Kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu. Peneliti Variabel Item rhitung rtabel Keterangan

Sense (X1) Pernyataan 1 0,84888 0,2072 Valid Pernyataan 2 0,77274 0,2072 Valid Pernyataan 3 0,83191 0,2072 Valid Pernyataan 4 0,6673 0,2072 Valid Feel (X2) Pernyataan 1 0,7927 0,2072 Valid Pernyataan 2 0,86066 0,2072 Valid Pernyataan 3 0,83733 0,2072 Valid Think (X3) Pernyataan 1 0,79618 0,2072 Valid Pernyataan 2 0,73329 0,2072 Valid Pernyataan 3 0,79651 0,2072 Valid Act (X4) Pernyataan 1 0,72344 0,2072 Valid Pernyataan 2 0,80463 0,2072 Valid Pernyataan 3 0,77764 0,2072 Valid Relate (X5) Pernyataan 1 0,888483 0,2072 Valid Pernyataan 2 0,8338 0,2072 Valid Pernyataan 3 0,8481 0,2072 Valid Keputusan Pembelian (Y) Pernyataan 1 0,74809 0,2072 Valid Pernyataan 2 0,83164 0,2072 Valid Pernyataan 3 0,81922 0,2072 Valid Pernyataan 4 0,53498 0,2072 Valid

Sense Feel Think Act Relate Keputusan Pembelian Valid 90 90 90 90 90 90 Missing 0 0 0 0 0 0 Mean 14.567 11.078 11.089 11.778 10.444 14.067 Std. Deviation 2.618 2.018 2.004 1.883 2.558 2.516 Minimum 4.000 5.000 3.000 5.000 6.000 4.000 Maximum 20.000 15.000 15.000 15.000 15.000 20.000

(6)

www.stie-ibek.ac.id

© 2020, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK mengukur reliabel suatu variabel dengan cara melihat

Cronbach’s Alpha dengan signifikansi yang digunakan lebih besar dari 0,6 dan apabila suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,6 (Ghozali, 2016). Hasil uji reliabilitas yaitu sebagai berikut:

Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel Cronbach’s Alpha Kreteria Keterangan 1 Sense (X1) 0,784 0,60 Reliabel 2 Feel (X2) 0,775 0,60 Reliabel 3 Think (X3) 0,664 0,60 Reliabel 4 Act (X4) 0,643 0,60 Reliabel 5 Relate (X5) 0,811 0,60 Reliabel 6 Keputusan Pembelian (Y) 0,710 0,60 Reliabel

Sumber: Output JAPS 0.9.2.0 Universiteit-van-amsterdam Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat hasil uji reliabilitas yang diatas menunjukkan hasil dari Cronbach’s alpha sebesar 0,784 dimana lebih besar dari Cronbach’s alpha 0,6, sehingga dapat disimpulkan variabel sense sudah reliabel. Hasil uji reliabilitas yang diatas menunjukkan hasil dari Cronbach’s alpha sebesar 0,775 dimana lebih besar dari Cronbach’s alpha 0,6, sehingga dapat disimpulkan variabel feel sudah reliabel. Hasil uji reliabilitas yang diatas menunjukkan hasil dari Cronbach’s alpha sebesar 0,664 dimana lebih besar dari Cronbach’s alpha 0,6, sehingga dapat disimpulkan variabel think sudah reliabel. Hasil uji reliabilitas yang diatas menunjukkan hasil dari Cronbach’s alpha sebesar 0,643 dimana lebih besar dari Cronbach’s alpha 0,6, sehingga dapat disimpulkan variabel act sudah reliabel. Hasil uji reliabilitas yang diatas menunjukkan hasil dari Cronbach’s alpha sebesar 0,811 dimana lebih besar dari Cronbach’s alpha 0,6, sehingga dapat disimpulkan variabel relate sudah reliabel. Hasil uji reliabilitas yang diatas menunjukkan hasil dari Cronbach’s alpha sebesar 0,710 dimana lebih besar dari Cronbach’s alpha 0,6, sehingga dapat disimpulkan variabel keputusan pembelian sudah reliabel.

Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau baik, yaitu dengan cara menggunakan grafik normal probability plots. Berikut ini hasil uji normalitas:

Grafik 1 Hasil Uji Normalitas Q-Q Plot Standardized Residuals

Sumber: Output JAPS 0.9.2.0 Universiteit-van-amsterdam

Grafik 1 diatas hasil dari Q-Q Plot Standardized Residuals dimana memperlibatkan data yang tersebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal dan data tidak menyebar jauh dari garis diagonalnya maka dapat dinyatakan bahwa data ini terdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Dalam penelitian ini teknik untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas didalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance inflation factor (VIF), nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10 menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas diantara variabel bebasnya, sedangkan nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10 menunjukkan adanya multikolinearitas diantara variabel bebasnya.

Tabel 4

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficients Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 0 (Intercept) Sense 0.818 1.222 Feel 0.764 1.309 Think 0.888 1.127 Act 0.844 1.185 Relate 0.921 1.086

Sumber: Output JAPS 0.9.2.0 Universiteit-van-amsterdam

Tabel 4 diatas, maka dapat diketahui nilai tolerance untuk variabel sense (X1) yaitu 0,818 > 0,10 dan nilai VIF

1,222 < 10, nilai tolerance untuk variabel feel (X2) yaitu

0,764 > 0,10 dan nilai VIF 1,309 < 10, nilai tolerance untuk variabel think (X3) yaitu 0,888 > 0,10 dan nilai VIF 1,127 <

10, nilai tolerance untuk variabel act (X4) yaitu 0,844 > 0,10

dan nilai VIF 1,185 < 10, nilai tolerance untuk variabel relate (X5) yaitu 0,921 > 0,10 dan nilai VIF 1,086 < 10,

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel sense, feel, think, act dan relate tidak ada gangguan multikolinearitas atau tidak terjadinya multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini dilakukan untuk menganalisis apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual

(7)

www.stie-ibek.ac.id

© 2020, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK suatu pengamatan ke pengamatan lain. Pengujian

heteroskedastisitas berupa grafik scatter plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan nilai residualnya, berikut ini grafik heteroskedastisitas:

Grafik 2 Hasil Uji Heteroskedatisitas

Sumber: Output JAPS 0.9.2.0 Universiteit-van-amsterdam

Berdasarkan grafik 2 dapat dilihat hasil pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatter plot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas sesuai dengan dasar analisis dari uji heteroskedastisitas tersebut, sehingga model regresi ini layak digunakan untuk memprediksi keputusan pembelian berdasarkan variabel yang mempengaruhinya yaitu sense, feel, think, act dan relate.

Analisis Regresi Linear Berganda a. Persamaan Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh dari dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen. Berdasarkan perhitungan statistik menggunakan JASP 0.9.2.0 Universitiet-van-amsterdam, diperoleh estimasi model regresi linear berganda yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5

Estimasi Model Regresi Linear Berganda

Coefficients

Model Unstandardized Standard

Error Standardized 0 (Intercept) 2.472 1.927 Sense 0.583 0.082 0.606 Feel -0.054 0.110 -0.043 Think 0.145 0.103 0.115 Act 0.369 0.112 0.276 Relate -0.216 0.079 -0.219

Sumber: Output JAPS 0.9.2.0 Universiteit-van-amsterdam Tabel 5 menginformasikan model persamaan regresi yang diperoleh dari koefisien konstanta dan koefisien variabel. Data yang telah disajikan diatas, terbentuk model persamaan regresi sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5

Y = 2,472 + 0,583X1 + (-0,054X2) + 0,145X3 + 0,369X4 +

(-0,216X5)

Penjelasan dari kesimpulan analisis linear berganda sebagai berikut:

1. Intercept yang bernilai sebesar 2,472 yang artinya jika variabel sense (X1), feel (X2), think (X3), act (X4) dan relate (X5) maka keputusan pembelian memiliki

konstanta sebesar 2,472.

2. Persamaan dari analisis regresi diatas, sense (X1)

mempunyai hubungan positif terhadap keputusan pembelian, dilihat dari angka 0,583 yang artinya jika menambah atau meningkat 1 dari sense (X1) dapat

meningkatkan pada keputusan pembelian konsumen motor second sebesar 0,583 kali.

3. Persamaan dari analisis regresi diatas, feel (X2)

mempunyai hubungan negatif terhadap keputusan pembelian, dilihat dari angka -0,054 yang artinya jika menambah atau meningkat 1 dari feel (X2) dapat

mengurangi pada keputusan pembelian konsumen motor second sebesar -0,054 kali.

4. Persamaan dari analisis regresi diatas, think (X3)

mempunyai hubungan positif terhadap keputusan pembelian, dilihat dari angka 0,145 yang artinya jika menambah atau meningkat 1 dari think (X3) dapat

meningkatkan pada keputusan pembelian konsumen motor second sebesar 0,145 kali.

5. Persamaan dari analisis regresi diatas, act (X4)

mempunyai hubungan positif terhadap keputusan pembelian, dilihat dari angka 0,369 yang artinya jika menambah atau meningkat 1 dari act (X4) dapat

meningkatkan pada keputusan pembelian konsumen motor second sebesar 0,369 kali.

6. Persamaan dari analisis regresi diatas, relate (X5)

mempunyai hubungan negatif terhadap keputusan pembelian, dilihat dari angka -0,216 yang artinya jika menambah atau meningkat 1 dari relate (X5) dapat

mengurangi pada keputusan pembelian konsumen motor second sebesar -0,216 kali.

Uji Secara Parsial (Uji t)

Tabel 6 Hasil Uji t Coefficients Model t p 0 (Intercept) 1.283 0.203 Sense 7.113 < .001 Feel -0.491 0.624 Think 1.409 0.163 Act 3.295 0.001 Relate -2.726 0.008 Sumber: Output JAPS 0.9.2.0 Universiteit-van-amsterdam

Menentukan ttabel, maka dilakukan perhitungan dengan

rumus dibawah ini yaitu: Df = (n - k)

Df = (90 - 6)

Df = 84/dilihat dari ttabel = 1,98861

Penjelasan perbandingan dengan setiap hasil variabel sebagai berikut:

1. Variabel sense (X1) dimana thitung (7,113) > ttabel (1,98861)

berarti H0 ditolak H1 diterima, maka dapat disimpulkan

bahwa variabel sense (X1) berpengaruh secara parsial

(8)

www.stie-ibek.ac.id

© 2020, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK 2. Variabel feel (X2) dimana thitung 0,491 < ttabel (1,98861) berarti

H0 diterima H2 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa

variabel feel (X2) tidak berpengaruh secara parsial terhadap

keputusan pembelian konsumen motor second.

3. Variabel think (X3) dimana thitung (1,409) < ttabel (1,98861)

berarti H0 diterima H3 ditolak, maka dapat disimpulkan

bahwa variabel think (X3) tidak berpengaruh secara parsial

terhadap keputusan pembelian konsumen motor second. 4. Variabel act (X4) dimana thitung (3,295) > ttabel (1,98861)

berarti H0 ditolak H4 diterima, maka dapat disimpulkan

bahwa variabel act (X4) berpengaruh secara parsial terhadap

keputusan pembelian konsumen motor second.

5. Variabel relate (X5) dimana thitung 2,726 > ttabel (1,98861)

berarti H0 ditolak H5 diterima, maka dapat disimpulkan

bahwa variabel relate (X5) berpengaruh secara parsial

terhadap keputusan pembelian konsumen motor second. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui setiap perbandingan variabel untuk mencari hasil signifikan:

1. Variabel sense (X1) sebesar 0,001 dimana hasilnya lebih

kecil dari 0,05 dapat dikatakan bahwa variabel sense (X1)

berpengaruh secara signifikan.

2. Variabel feel (X2) sebesar 0,624 dimana hasilnya lebih besar

dari 0,05 dapat dikatakan bahwa variabel feel tidak berpengaruh secara signifikan.

3. Variabel think (X3) sebesar 0,163 dimana hasilnya lebih

besar dari 0,05 dapat dikatakan bahwa variabel think tidak berpengaruh secara signifikan.

4. Variabel act (X4) sebesar 0,001 dimana hasilnya lebih kecil

dari 0,05 dapat dikatakan bahwa variabel act berpengaruh secara signifikan.

5. Variabel relate (X5) sebesar 0,008 dimana hasilnya lebih

kecil dari 0,05 dapat dikatakan bahwa variabel relate berpengaruh secara signifikan.

Dampak yang ditimbulkan dari variabel yang berpengaruh disebabkan karena indikator-indikator yang terdapat dalam pernyataan-pernyataan dalam variabel sehingga membuat variabel X berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.

Uji Secara Simulta (Uji F)

Tabel 7 Hasil Uji F ANOVA Model Sum of Squares df Mean Square F p 0 Regression 282.217 5 56.443 16.850 < .001 Residual 281.383 84 3.350 Total 563.600 89

Sumber: Output JAPS 0.9.2.0 Universiteit-van-amsterdam

Menentukan Ftabel maka pertama dilakukan perhitungan

dengan rumus dibawah ini: Df 1 = (k - 1)

Df 2 = (n - k) Df 1 = (6 - 1) = 5

Df 2 = (90 - 6) = 84/dilihat dari Ftabel = 2,32

Hasil uji F adalah dilakukan perbandingan Fhitung 16,850

> Ftabel 2,32, maka dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh

dari variabel X terhadap variabel Y. Tabel diatas juga diketahui nilai signifikansi 0,001 < 0,05 sehingga dapat dikatakan signifikan.

Uji Koefisiensi Determinasi (R2/R Square)

Koefisiensi determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Variabel dependen yaitu keputusan pembelian dan variabel independen yaitu sense, feel, think, act dan relate.

Tabel 8

Hasil Koefisiensi Determinasi

Tabel 8 diatas dapat dilihat R square sebesar 0,501 sehingga kesimpulannya adalah variabel X secara bersama-sama mempengaruhi variabel Y sebesar 50,1% dan sisanya yaitu 0,499 atau sama dengan 49,9% keputusan Pembelian dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

V. PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan mengenai sense, feel, think, act dan relate terhadap keputusan pembelian konsumen motor second di Kota Pangkalpinang, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Hasil dari setiap uji yang dilakukan diperoleh bahwa variabel sense (X1) mempunyai hubungan positif dan berpengaruh

secara parsial terhadap keputusan pembelian konsumen motor second di Kota Pangkalpinang.

2. Hasil dari setiap uji yang dilakukan diperoleh bahwa variabel feel (X2) mempunyai hubungan negatif dan tidak

berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian konsumen motor second di Kota Pangkalpinang.

3. Hasil dari setiap uji yang dilakukan diperoleh bahwa variabel think (X3) mempunyai hubungan negatif dan tidak

berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian konsumen motor second di Kota Pangkalpinang. Hasil dari setiap uji yang dilakukan diperoleh bahwa variabel act (X4)

mempunyai hubungan positif dan berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian konsumen motor second di Kota Pangkalpinang.

4. Hasil dari setiap uji yang dilakukan diperoleh bahwa variabel relate (X5) mempunyai hubungan positif dan berpengaruh

secara parsial terhadap keputusan pembelian konsumen motor second di Kota Pangkalpinang.

5. Hasil dari setiap uji yang dilakukan diperoleh bahwa variabel sense (X1), feel (X2), think (X3), act (X4) dan relate (X5)

mempunyai pengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian konsumen motor second di Kota Pangkalpinang. 6. Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi (R2)

diketahui bahwa nilai R Square sebesar 0,501, hal ini menunjukkan persentase sumbangan pengaruh sense, feel, think, act, dan Relate terhadap keputusan pembelian konsumen motor second di Kota Pangkalpinang sebesar 50,1 % dan sisanya sebesar 49,9 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan atau tidak dibahas pada penelitian ini. Saran Model Summary Model R Adjusted RMSE Change F Change df1 df2 p 0 0.708 0.501 0.471 1.830 0.501 16.850 5 84 < .001

(9)

www.stie-ibek.ac.id

© 2020, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam

penelitian ini, maka terdapatlah beberapa saran dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel feel tidak menjadi alasan utama dalam menentukan keputusan pembelian konsumen motor second di Kota Pangkalpinang, yang dimana motor second memiliki daya tarik tersendiri karena nilai jual kembali cukup tinggi, setiap motor second dikenali dengan keiritan bahan bakar dan disamping handal dan tangguh mesin, motor second selalu mengutamakan kepuasan konsumen.

2. Variabel think tidak menjadi alasan utama dalam menentukan keputusan pembelian konsumen motor second di Kota Pangkalpinang, yang dimana ketetarikan konsumen melalui desain body yang selalu mengikuti perkembangan zaman, perawatan motor bebek lebih mudah dibandingkan motor automatic dan pada umumnya motor second lebih terjangkau dilihat dari pendapatan konsumen.

3. Saran untuk penelitian selanjutnya agar menambah jumlah variabel independen yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen motor second di Kota Pangkalpinang, seperti brand image, kualitas, persepsi harga dan desain produk.

4. Saran untuk penelitian selanjutnya jika melakukan penelitian di Kota Pangkalpinang sebisa mungkin meminta bantuan kepada rekan maupun siapa saja yang dapat dipercaya untuk membantu dalam pembagian kuesioner, sehingga jika terdapat beberapa responden dalam waktu yang sama rekan kita dapat membantu untuk menghadapi responden lainnya dalam pengisian kuesioner.

5. Peneliti selanjutnya diharapkan sampel yang digunakan hendaknya dapat diperbesar sehingga dapat mewakili jumlah populasi yang ada. Misalnya sebanyak 120-180 kuesioner.

Daftar Pustaka

1. Ajzen, I. (2012). Martin fishbein’s legacy: The reasoned action approach. Annals of the American Academy of

Political and Social Science.

https://doi.org/10.1177/000271621423363.

2. Andreani, Fransisca. (2007). Experiential Marketing (Sebuah Pendekatan Pemasaran) Jurnal Manajemen Pemasaran, volume 2 No 1. Universitas Kristen Petra Surabaya.

3. Buchory, Alma dan Djaslim, Saladin. (2010). Manajemen Pemasaran. Ringkasan Praktis, Teori Aplikasi dan Tanya Jawab. Bandung: CV. Linda Karya.

4. Djatnika, Tjetjep. (2007). Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

5. Fahmi, Irham. (2014). Manajemen Strategis Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

6. Freddy Rangkuti. 2010. Riset Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

7. Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

8. Griffin, Ricky W dan Ronald J.Ebert. (2007). Bisnis jilid 1, Edisi 8. Terjemahan Sita Wardhani. Jakarta: Erlangga. 9. Hair, et al. (2006). Multivariate Data Analysis 6thEd. New

Jersey: Pearson Education.

10. Hidayat, A. (2012). Populasi dan sampel. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.

11. James A.F. Stoner. (2003). Manajemen, Edisi Bahasa Indonesia, Jilid II, Gramedia Grup: Jakarta.

12. Kotler, Philip.2011. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

13. Kotler dan ketler. (2009). Manajemen Pemasaran, edisi tiga belas, jilid satu. Erlangga: Jakarta.

14. Rini, Darmastuti. (2012). Media Relations: Konsep, Strategi & Aplikasi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

15. Schmitt, Bernd H. (2011). Experiential Marketing : How to Get Customers to Sense, Feel, Think, Act, and Relate to Your Company and Brands. New York : The Free Press.

16. Schiffman dan Kanuk, 2010. Consumer Behavior. 10th Edition. Global Edition.

17. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, CV.

Gambar

Gambar 1  Kerangka Berpikir
Tabel 1  Descriptive Statistics
Tabel 3  Hasil Uji Reliabilitas  No  Variabel  Cronbach’s  Alpha  Kreteria  Keterangan  1  Sense  (X 1 )  0,784  0,60  Reliabel  2  Feel  (X 2 )  0,775  0,60  Reliabel  3  Think  (X 3 )  0,664  0,60  Reliabel  4  Act  (X 4 )  0,643  0,60  Reliabel  5  Rela
Grafik 2  Hasil Uji Heteroskedatisitas

Referensi

Dokumen terkait

Pemodelan untuk aliran mode tunak dilakukan dan didapatkan hasil bahwa daerah genangan disekitar Sungai Balong terletak pada jarak lebih dari 1 kilometer dari

Konsentrasi katalis dan suhu optimum pada reaksi esterifikasi menggunakan katalis zeolit alam aktif (ZAH) dalam pembuatan biodiesel dari minyak jelantah. Jurnal Nature

Menjelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk  penyembuhan penyakit 0.003 0.003 0.003 0.001 0.003 S= Pasien mengeluh masih kurang napsu makan O=Makan tidak dihabiskan

Kesimpulan: Faktor yang paling berpengaruh adalah motivasi dengan kelengkapan imunisasi dasar , nilai Odd Ratio sebesar 20,091 berarti bahwa ibu yang mempunyai motivasi

Potensi Ekstrak Karang Lunak (Octocorallia;Alcyonacea) Jenis Lobophytum sp Hasil Fragmentasi Buatan pada Kondisi Lingkungan Perairan yang Berbeda sebagai Anti Mikrobia.

Tujuannya adalah untuk memperoleh data yang diperlukan dengan melihat hasil atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment dalam penerapan penggunaan

Hasil rancang bangun sistem informasi penjualan dengan sistem berbasis objek yang dapat mengolah data untuk kemuda- han bagi bagian penjualan dalam melaku- kan

Perilaku sejumlah masyarakat Desa Pekan Sawah yang masih memanfaatkan sungai sebagai sarana MCK juga disebabkan oleh kesulitan masyarakat untuk membangun sarana