• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN AIR TANAH UNTUK ANALISIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMETAAN AIR TANAH UNTUK ANALISIS"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PENELITIAN

"PEMETAAN AIR TANAH UNTUK ANALISIS

CADANGAN DAN POLA PERSEBARAN ALIRAN DI

KECAMATAN MONTERADO, KABUPATEN

BENGKAYANG, PROVINSI KALIMANTAN BARAT"

Oleh:

YANNI NURBAINI

C1051151038

PROGRAM STUDI ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

(2)

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan satu dari sekian banyak negara di dunia yang di karuniai banyak sekali sumber daya alam. Tidak terbatas pada sumber daya terbarukan seperti hutan, satwa, dan hasil laut, tapi juga sumber daya alam yang sifatnya tidak terbarukan, seperti hasil tambang.

Kabupaten Bengkayang yang merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan Barat adalah salah satu daerah penghasil emas di Kalimantan Barat. Kabupaten Bengkayang ini terdiri dari daerah-daerah penghasil emas, salah satunya Desa Monterado. Emas aluvial di Monterado pernah dieksploitasi PT. Monterado Mas Mining, dengan sumber daya terukur 35 juta meter kubik, kadar Au 169 mgr per meter kubik atau 0,005 oz Au per m3. Di Pangkalan Batu, sumber daya diprediksi

6.703.125 m3 (kadar Au 124 miligram tiap m3), Di Bonglitung, sumber daya

terukurnya 72 juta m3.

Pola dan sistem penambangan peti emas yang ada tidak sistimatis dan tidak didasarkan hasil eksplorasi yang baik, memberikan dampak positif dan dampak negatif bagi penduduk. Dampak positif dari kegiatan pertambangan emas yaitu memberikan keuntungan secara finansial dari segi banyaknya lapangan pekerjaan dan meningkatkan penghasilan masyarakat dengan penjualan emas ke seluruh wilayah Indonesia maupun ke luar negeri. Namun, di sisi lain kegiatan pertambangan emas ini memiliki dampak negatif yang menyebabkan berbagai kerusakan terhadap lingkungan, seperti banyak lokasi bukaan tambang yang tidak berhasil dan banyak menyisakan bahan galian tertinggal. Disamping itu, menyebabkan kerusakan lingkungan berupa kerusakan bentang alam, tingginya tingkat pelumpuran sungai dan pencemaran air raksa, penurunan kualitas lahan, penurunan kualitas air dan pencemaran air tanah.

(3)

Sumber air bersih penduduk di desa Monterado terdiri dari air tanah saja. Air tanah merupakan air yang banyak digunakan oleh penduduk dibandingkan dengan air permukaan seperti air sungai di karenakan jeleknya air sungai yang disebabkan oleh lumpur dari pertambangan emas. Air bawah tanah atau yang biasa disebut sebagai air tanah adalah air yang terletak di bawah permukaan tanah pada zona atau lapisan jenuh air. Air bawah tanah sebagai sumber daya air sangat penting karena merupakan salah satu alternatif sumber baku pasokan kebutuhan air untuk berbagai keperluan baik untuk air minum maupun keperluan rumah tangga lainnya, irigasi, industri, dan sebagainya. Sebagai sumber daya air, air bawah tanah memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sumber daya yang lain karena faktor-faktor sebagai berikut (Suharyadi, 1984) :

1. Air bawah tanah lebih baik kualitasnya atau lebih sehat karena telah mengalami proses filtrasi alamiah lebih jauh.

Air tanah di daratan memiliki presentase sebesar 0,76 % dari total air secara global di dunia. Presentase paling besar dimiliki oleh air laut berupa air asin sebesar 96,54 %. (UNEP - Global Environment Outlook 3 - GEO 3 : 2002). Presentase air asin setelah lautan adalah air tanah payau sebesar 0,93 % dan danau air asin sebesar 0,006 %. Walaupun air tanah hanya mempunyai presentase 0,76 %, presentase tersebut merupakan presentase nomer dua terbesar ketersediaan air di daratan setelah glaciers, tutupan salju permanen dengan presentase sebesar 0,74 %. Oleh karena itu ketersediaan air tanah di daratan mampu menjadi alternatif pemenuhan kebutuan hidup selain air permukaan dan dapat diambil untuk mencukupi kebutuhan sehari -hari. (Permonojati, 2013).

(4)

dinamika cadangan air tanah juga perlu dikaji dari faktor-faktor seperti lapisan batuan dan curah hujan.

B. Masalah

Kegiatan penambangan emas menyebabkan penurunan kualitas air sehingga cadangan air bersih menjadi berkurang. Cadangan air bersih yang terbatas menyebabkan pasokan air untuk kebutuhan masyarakat sehari-hari juga semakin terbatas. Cadangan air bersih yang terdapat di Desa Monterado sebagai salah satu kelurahan yang cukup luas akan semakin sulit terutama di musim-musim kemarau. Pada musim kemarau akan terjadi penurunan muka air tanah karena sangat sedikit air hujan yang mengisi muka air tanah sementara air tanah selalu digunakan untuk keperluan sehari-hari sehingga menyebabkan cadangan air tanah juga akan menurun. Penurunan muka air tanah akan berpengaruh terhadap tebal muka air tanah dan diasumsikan bahwa tebal air tanah akan berpengaruh terhadap potensi cadangan air tanah. Untuk mengkaji dinamika perubahan air tanah yang terdapat di Kecamatan Monterado dalam kaitannya dengan potensi cadangan air tanah dan daerah yang berpotensi mempunyai cadangan air tanah yang besar, maka dilakukan penelitian dengan judul :

"Pemetaan Air Tanah untuk Analisis Cadangan dan Pola Persebaran Aliran di Kecamatan Monterado, Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat"

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dari penelitian yang akan dilakukan adalah:

1. Tahap yang dilakukan yaitu tahap analisis sampai tahap pengolahan data. 2. Sistem analisis ini dengan pengambilan sampel di 50 sumur.

(5)

D. Tujuan

1. Mengetahui dinamika perubahan ketinggian air tanah untuk analisis cadangan air tanah di Kecamatan Monterado.

2. Mengkaji pola aliran air tanah untuk mengetahui wilayah yang potensial menyimpan cadangan air tanah di Kecamatan Monterado.

3. Mengkaji hubungan antara dinamika perubahan air tanah dengan faktor-faktor fisik yaitu hujan dan perlapisan batuan (formasi geologi).

(6)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Air Tanah

Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah yang terdapat di dalam ruang-ruang antara butir-butir tanah yang membentuk itu dan didalam retak-retak dari batuan. Yang terdahulu disebut air lapisan dan yang terakhir disebut air celah (fissure water) (Mori dkk., 1999). Keberadaan air tanah sangat tergantung besarnya curah hujan dan besarnya air yang dapat meresap ke dalam tanah. Faktor lain yang mempengaruhi adalah kondisi litologi (batuan) dan geologi setempat. Kondisi tanah yang berpasir lepas atau batuan yang permeabilitasnya tinggi akan mempermudah infiltrasi air hujan kedalam formasi batuan. Dan sebaliknya, batuan dengan sementasi kuat dan kompak memiliki kemampuan untuk meresapkan air kecil. Dalam hal ini hampir semua curah hujan akan mengalir sebagai limpasan (runoff) dan terus ke laut. Faktor lainnya adalah perubahan lahan-lahan terbuka menjadi pemukiman dan industri, serta penebangan hutan tanpa kontrol. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi infiltrasi terutama bila terjadi pada daerah resapan (recharge area) (Usmar dkk., 2006).

2.2. Pergerakan Air Tanah

(7)

Gambar 1 Pergerakan Air Tanah (Linsley dkk., 1989

2.3. Aliran Air Tanah

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap gerakan air bawah permukaan tanah antara lain adalah (Usmar dkk, 2006) :

 Perbedaan kondisi energi di dalam air tanah itu sendiri  Kelulusan lapisan pembawa air (Permeabilty)

 Keterusan (Transmissibility)  Kekentalan (viscosity) air tanah

(8)

Gambar 2 Jaring-jaring Aliran Air Tanah (Linsley dkk, 1989)

2.4. Lapisan Akuifer

Sebagai lapisan kulit bumi, maka akuifer membentang sangat luas, menjadi semacam reservoir bawah tanah. Pengisian akuifer ini dilakukan oleh resapan air hujan kedalam tanah. Sesuai dengan sifat dan lokasinya dalam siklus hidrologi, maka lapisan akuifer mempunyai fungsi ganda sebagai media penampung (storage fungtion) dan media aliran (conduit fungtion). Aliran air tanah dapat dibedakan dalam aliran akuifer bebas (unconfined aquifer) atau akuifer terkekang (confined aquifer) (Kodoatie dan Sjarief, 2005).

 Akuifer tertekan (confined aquifer)

Merupakan lapisan rembesan air yang mengandung kandungan air tanah yang bertekanan lebih besar dari tekanan udara bebas/tekanan atmosfir, karena bagian bawah dan atas dari akuifer ini tersusun dari lapisan kedap air (biasanya tanah liat). Muka air tanah dalam kedudukan ini disebut pisometri, yang dapat berada diatas maupun dibawah muka tanah. Apabila tinggi pisometri ini berada diatas muka tanah, maka air sumur yang menyadap akuifer jenis ini akan mengalir secara bebas. Air tanah dalam kondisi demikian disebut artoisis atau artesis. Dilihat dari kelulusan lapisan pengurunganya akuifer tertekan dapat dibedakan menjadi akuifer setengah tertekan (semi-confined aquifer) atau tertekan penuh (confined aquifer) dan dapat disebut pula dengan akuifer dalam (Kodoatie dan Sjarief, 2005).

Gambar 3 Confined Aquifer dan Unonfined Aquifer (Todd, 1959 dan Kodoatie dan Sjarief, 2005)

 Akuifer bebas/tak tertekan (unconfined aquifer)

(9)

tersebut, sering disebut pula dengan akuifer dangkal. Beberapa macam Unconfined Aquifer (Kodoatie dan Sjarief, 2005) :

1. Akuifer Terangkat ( Perched Aquifer) Merupakan kondisi khusus, dimana air tanah pada akuifer ini terpisah dari air tanah utama oleh lapisan yang relatif kedap air dengan penyebaran tebatas, dan terletak diatas muka air tanah utama.

Gambar 4 Akuifer Terangkat (perched aquifer)

2. Akuifer Lembah (Valley Aaquifer)

Merupakan akuifer yang berada pada suatu lembah dengan sungai sebagai batas (inlet atau outlet). Dapat dibedakan berdasarkan lokasinya yaitu di daerah yang banyak curah hujannya (humid zone), dimana pengisian air sungai yang ada di akuifer ini diisi melalui infiltrasi dari daerah-daerah yang sama tingginya dengan ketinggian sungai. Dan juga di daerah gersang (arid zone), dimana pengisian (infiltrasi) ke akuifer tidak ada akibat dari curah hujan.Pengisian air berasal dari sungai ke akuifer dengan aliran pada akuifer searah aliran sungai.

(10)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Program Penelitian Pemetaan Air Tanah ini yang bertujuan untuk mengetahui arah aliran air tanah guna memenuhi kebutuhan air bersih warga Monterado dilakukan di Taepi. Kelurahan Taepi merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Kabupaten Bengkayang. Pada saat penelitian telah diambil 50 sample sumur di Kelurahan Taepi untuk diukur berbagai parameter seperti kedalaman sumur sampai dasar, kedalaman permukaan air sumur dari bibir sumur, tinggi bibir sumur sampai permukaan tanah, dan jenis sumur serta letak koordinat sumur

3.2. Alat dan Bahan Penelitian  Alat Penelitian

 Data Administrasi Bangka Barat

 Data jalan Bangka Barat,

 Data sungai bangka Barat,

 Data Geologi Bangka Barat,

 Data Curah Hujan Bangka Barat,

 Peta Rupabumi Indonesia Lembar Muntok Skala 1:50.000,

 Citra Satelit Geo Eye Tahun 2014,

 Citra SRTM Bangka,

 Software ArcGIS, Surfer, Global Mapper, dan Map Source.

 2 buah kabel masing-masing sepanjang 20 meter dan 30 meter

 2 buah multimeter

 buah pita ukur (meteran)

 2 buah Global Positioning System (GPS)

 1 buah turbidy meter

 Kabel ties

 Pipa

(11)

 Cutter

 Gunting

 Botol bekas air mineral untuk sampel air

 Buku catatan lapangan dan checklist

 Kamera digital / handphone untuk dokumentasi

 Bahan Penelitian

 Sumur di Kelurahan Tanjung

 Air Sumur warga di Kelurahan Tanjung

3.3. Tahapan Penelitian 3.3.1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahapan paling awal dalam kegiatan penelitian ini. Tahap persiapan ini meliputi kegiatan studi literatur terkait dengan permasalahan ketersediaan air bersih di wilayah Monterado serta data beberapa sumur di Kelurahan Taepi. Selain itu studi literatur juga ditujukan pada langkah-langkah dan persiapan apa saja yang diperlukan selama penelitian. Studi literatur ini lebih mengarah pada lingkup hidrogeologi dimana studi ini berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Selain studi literatur, pada tahap ini dilakukan juga pembuatan alat yaitu pemasangan multimeter pada kabel ukur untuk mengetahui tinggi muka air sumur melalui aliran listrik multimeter tersebut. Pada tahap ini akan ditentukan sumur-sumur yang dapat merepresentasikan kondisi air tanah. Sumur yang ditentukan sebagai sampel penelitian adalah 50 sumur di Kelurahan Taepi yang tersebar di beberapa kampung antara lain Gang Setia, Kampung Singkong, Kampung Bonglitung, Kampung Sansibo, Kampung Benawa, Kampung Bioskop, dan lainnya. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan metode random sampling.

3.3.2. Tahap Pelaksanaan

3.3.3. Tahap pelaksanaan merupakan tahapan yang dilakukan setelah tahap persiapan. Tahap pelaksanaan ini dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:

(12)

 Pengukuran tahap III ( Kondisi sumur bulan Agustus)

Tahap I telah dilakukan pada tanggal 21-25 Juli 2018. Pada tahap ini beberapa mahasiswa melakukan pengukuran pada 50 sumur yang telah dipilih. Pengukuran tersebut meliputi kedalaman sumur sampai dasar, kedalaman permukaan air sumur dari bibir sumur, tinggi bibir sumur sampai permukaan tanah, jenis sumur serta letak koordinat sumur. Tahap II telah dilakukan pada tanggal 31 Juli – 2 Agustus 2018. Tahap ini dilakukan setelah turun hujan lebat dimana adanya hujan ini mempengaruhi kondisi permukaan air sumur. Pada tahap ini hanya dilaku kan pengukuran kedalaman permukaan air sumur dari bibir sumur. Hal ini dikarenakan data-data yang lain adalah data yang bersifat permanen. Tahap III telah dilakukan pada tanggal 20-22 Agustus 2018. Tahap ini dilakukan karena kami ingin mengetahui bagaimana kondisi air sumur setelah 1 bulan. Pada tahap ini parameter yang diukur sama dengan pengukuran pada tahap II yaitu pengukuran kedalaman permukaan air sumur dari bibir sumur. Tahapan pelaksanaan juga meliputi pemantauan sampel air. Pemantauan sampel air ini dilakukan dengan mengambil air sumur sekitar 500 ml pada masing-masing sumur saat pengukuran tahap III. Pemantaun sample air sumur ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kekeruhan pada masing-masing wilayah sumur. Saat pengukuran tahap III, kami ditemani oleh 2 orang dari PDAM yang pada saat itu juga membawa alat untuk mengukur tingkat kekeruhan air sumur. Alat yang digunakan untuk pengukuran tingkat kekeruhan air yaitu turbidity meter. Hasil dari pengukuran ini dapat memeberikan penjelasan dimana wilayah yang mempunyai cadangan air bersih dan dimana wilayah yang airnya masih keruh. Melalui turbidity meter, kita bisa mengetahui bahwa kualitas air yang baik. dan dapat digunakan sebagai air bersih dan air minum memiliki tingkat kekeruhan kurang dari 1 (satu).

3.3.4. Tahap Analisis, Pengolahan Data, dan Pelaporan Akhir

(13)
(14)

Gambar

Gambar 1 Pergerakan Air Tanah (Linsley dkk., 1989

Referensi

Dokumen terkait

Namun sebelum lebih jauh melihat apa dan bagaimana manhaj al-mufassiri>n itu, alangkah baiknya bila kata ini saling diperhadapkan dengan kata manhaj al-tafsi>r atau metodologi

atas segala rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Hukum di Fakultas

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukminah apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan

Kitinase dapat dihasilkan oleh bakteri dan jamur yang diperoleh dari berbagai sumber seperti tanah atau perairan dengan cara menumbuhkan pada media yang mengandung

Stadium lll adalah penyakit nodal abdominal dibawah diafragma dan stadium lV merujuk pada keterlibatan yang tersebar dari satu atau lebih lokasi ekstranodal

Beri air pada wajan, taruh roller plate di bawah stick roller plate, taruh rak di atas wajan, taruh wajan di atas kompor, nyalakan api, setelah pemutar api

Instrumen yang akan digunakan haruslah valid dan reliable sebab benarnya data yang diambil melalui instrument menentukan kualitas suatu penelitian. Oleh karena itu

Alasan lain adalah, mengingat pentingnya cakupan yang diatur, pengadilan HAM yang merupakan mandat lebih lanjut dari ketentuan mengenai HAM (UU No. 39/1999) seharusnya diatur