• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setyaningsih. SD Negeri 2 Genuksuran. Kata Kunci: pendekatan pakem, aktivitas belajar, prestasi belajar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Setyaningsih. SD Negeri 2 Genuksuran. Kata Kunci: pendekatan pakem, aktivitas belajar, prestasi belajar"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENERAPAN PENDEKATAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN

AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PKn

KONSEP PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN PUSAT DAN DAERAH

BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 2 GENUKSURAN

PADA SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Setyaningsih

SD Negeri 2 Genuksuran

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan prestasi belajar PKn konsep peraturan perundang – undangan tingkat pusat dan daerah dengan pendekatan PAKEM. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan membuat kelompok besar pada siklus pertama dan kelompok kecil pada siklus kedua. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas lima SD Negeri 2 Genuksuran sebanyak 24 siswa. Data siklus 1 dan siklus 2 tentang aktifitas belajar siswa dikumpulkan menggunakan teknik observasi. Validasi data tentang aktifitas belajar siswa siklus pertama dan kedua yang diperoleh melalui observasi, supaya datanya benar-benar valid dan dapat dipercaya maka peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat. Validasi data tentang prestasi belajar PKn siswa siklus pertama dan kedua yang diperoleh melalui teknik tes tertulis, peneliti melakukan validasi dengan kontens validity (validitas isi). Melalui penggunaan pendekatan PAKEM yang dilakukan dengan membentuk kelompok besar kemudian kelompok kecil ternyata berhasil. Hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan nilai rata-rata kondisi awal rata-rata 62 meningkat menjadi 68 pada siklus 1 dan mencapai 72 pada siklus 2, atau meningkat 12%. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pendekatan PAKEM dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar PKn konsep peraturan perundang – undangan tingkat pusat dan daerah di kelas V SD Negeri 2 Genuksuran Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019. Kata Kunci: pendekatan pakem, aktivitas belajar, prestasi belajar

PENDAHULUAN

Tujuan dari kegiatan belajar mengajar adalah membuat siswa memahami dan dapat menerapkan suatu materi pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Setiap guru sudah pasti menginginkan proses pembelajaran yang dilaksanakannya menyenangkan dan berpusat pada siswa. Siswa bersemangat mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan atau memberikan pendapat, bersorak merayakan keberhasilan mereka, bertukar informasi dan saling memberikan motivasi belajar. Dan tujuan akhir dari semua proses itu adalah penguasaan konsep dan hasil belajar yang memuaskan. Pendidikan Kewarganegaraan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari siswa. Pada hakikatnya Pendidikan Kewarganegaraan itu merupakan hasil dari sintesis antara civic education, democracy education, serta citizenship yang berlandaskan pada filsafat pancasila serta mengandung Identitas Nasional Indonesia serta materi muatan tentang bela Negara (Erwin, 2010: 8).

Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 menegaskan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum, mengandung pengertian bahwa segala tatanan kehidupan berbangsa,

(2)

2

bermasyarakat dan bernegara adalah didasarkan atas hukum. Masyarakat yang tertib, teratur dan taat hukum merupakan suatu dambaan karena dimana ada masyarakat bersamaan dengan itu pula ada permasalahan hukum. Oleh karena itu baik lembaga dan aparat penegak hukum harus selalu siap menghadapi persoalan-persoalan hukum yang dialami oleh masyarakatnya sesuai dengan tingkat kewenangan atau kapasitas yang dimiliki secara adil dan dapat dipertanggungjawabkan secara hokum. Berdasarkan UU No.20 tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional Pasal 3, menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban Bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan Bangsa. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga mengamanatkan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia yang harus menjiwai semua bidang pembangunan.

Masyarakat Indonesia yang terbiasa santun dalam berperilaku, melaksanakan musyawarah mufakat dalam menyelesaikan masalah, mempunyai kearifan lokal yang kaya dengan pluralitas, serta bersikap toleran dan gotong royong mulai cenderung berubah menjadi hegemoni kelompok-kelompok yang saling mengalahkan dan berperilaku emosional.

Semua itu menegaskan bahwa masyarakat pada umumnya tidak memahami peraturan perundang undangan yang berlaku, khususnya di daerah tempat tinggalnya. Lebih lebih putra putri peserta didik kita yang benar – benar masih polos tidak mengetahui peraturan perundang undangan. Hal ini memicu terjadi ketidak disiplinan diri dan tidak patuh pada hukum yang bermuara pada (1) disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila sebagai filosofi dan ideologi bangsa, (2) keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai esensi Pancasila, (3) bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, (4) memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa, (5) ancaman disintegrasi bangsa, dan (6) melemahnya kemandirian bangsa.

Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan atau disingkat PAKEM merupakan proses pembelajaran dengan teknik guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Dengan demikian melalui penerapan pendakatan PAKEM siswa dididik untuk gemar membaca, belajar dengan sungguh-sungguh, mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan sebaik mungkin, berupaya mendapatkan hasil trerbaik, bekerjasama dengan sesama teman dan hal-hal positip lainnya yang semuanya memiliki keterkaitan dengan indikator nilai-nilai pembangunan karakter bangsa.

Berdasarkan kenyataan di atas penulis mencoba mengadakan penelitian tindakan kelas untuk mengetahui efektivitas penerapan pendekatan PAKEM dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) di SD Negeri 2 Genuksuran kususnya pada mata pelajaran PKn konsep. Peraturan Perundang-Undangan Pusat Dan Daerah.

(3)

3

Rumusan Masalah

1. Apakah melalui menerapkan Pendekatan PAKEM dapat meningkatkan aktifitas belajar PKn konsep Peraturan Perundang-Undangan Pusat Dan Daerah siswa kelas V SD Negeri 2 Genuksuran pada semester I tahun 2018/2019?

2. Apakah melalui menerapkan Pendekatan PAKEM dapat meningkatkan Prestasi belajar PKn konsep Peraturan Perundang-Undangan Pusat Dan Daerah siswa kelas V SD Negeri 2 Genuksuran pada semester I tahun 2018/2019 ?

3. Apakah melalui menerapkan Pendekatan PAKEM dapat meningkatkan aktifitas dan Prestasi belajar PKn konsep Peraturan Perundang-Undangan Pusat Dan Daerah siswa kelas V SD Negeri 2 Genuksuran pada semester I tahun 2018/2019 ?

Tujuan Penelitian

Tujuan secara umum itu adalah:

a. Untuk meningkatkan aktifitas belajar PKn konsep Peraturan Perundang-Undangan Pusat Dan Daerah siswa kelas V SD Negeri 2 Genuksuran pada semester I tahun 2018/2019. b. Untuk meningkatkan prestasi PKn konsep Peraturan Perundang-Undangan Pusat Dan

Daerah siswa kelas V SD Negeri 2 Genuksuran pada semester I tahun 2018/2019

c. Untuk meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar PKn konsep Peraturan Perundang-Undangan Pusat Dan Daerah siswa kelas V SD Negeri 2 Genuksuran pada semester I tahun 2018/2019.

Disamping tujuan secara umum peneliti juga mempunyai tujuan secara khusus yaitu:

a. Dengan menerapkan pendekatan PAKEM dapat meningkatkan aktifitas belajar PKn konsep Peraturan Perundang-Undangan Pusat Dan Daerah siswa kelas V SD Negeri 2 Genuksuran pada semester I tahun pelajaran 2018/2019.

b. Dengan menerapkan pendekatan PAKEM dapat meningkatkan prestasi belajar PKn konsep Peraturan Perundang-Undangan Pusat Dan Daerah siswa kelas V SD Negeri 2 Genuksuran pada semester I tahun pelajaran 2018/2019.

c. Dengan menerapkan pendekatan PAKEM dapat meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar PKn konsep Peraturan Perundang-Undangan Pusat Dan Daerah siswa kelas V SD Negeri 2 Genuksuran pada semester I tahun pelajaran 2018/2019.

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN Aktivitas Belajar Pendidikan Kewarganegaraan

Zamroni (dalam Sutarto Hadi, 2000: 1), orientasi pendidikan di Indonesia pada umumnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) Cenderung memperlakukan siswa berstatus sebagai obyek; (2) Guru berfungsi sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan indoktrinator; (3) Materi bersifat subject-oriented; dan (4) Manajemen bersifat sentralistis. Ciri-ciri tersebut, mengidentifikasikan bahwa belum adanya peran aktif siswa dalam pembelajaran. siswa. berperan sebagai subyek pembelajaran (pembelajaran berpusat pada guru), sedangkan siswa sebagai obyek, serta pembelajaran tidak mengaitkan dengan Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran, guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan

(4)

4

gagasan. Kreatif dimaksudkan adalah siswa mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain yang berkaitan dengan materi pembelajaran khususnya dan kehidupan sehari-hari pada umumnya.

Menurut Lester D. Crow belajar adalah upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap-sikap. Sedangkan Hilgard dan Marquis berpendapat bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran, dan sebagainya sehingga terjadi perubahan dalm diri (Sagala, 2012: 13).

Kondisi malas belajar pendidikan kewarganegaraan telah menjadi hal yang umum dialami peserta didik di seluruh wilayah Indonesia, baik di kota maupun di daerah. Malas adalah kebiasaan yang dipelajari dan dibentuk oleh kondisi lingkungan dan orang-orang sekitarnya (Imam Musbikin, 2009: 98). Berbagai upaya telah dilakukan para pendidikan untuk meningkatkan hasil belajar PKn. Mulai dari upaya membuat kurikulum yang tepat, model belajar, media pembelajaran interaktif, sampai bentuk evaluasi. Tujuan dari upaya tersebut tidak lain yaitu agar dapat menjadikan peserta didik merasa senang belajar PKn yang saat ini masih terkesan membosankan dan kurang menarik.

Prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan

Prestasi belajar berasal dari kata “prestasi“ dan “belajar’ prestasi berarti hasil yang telah dicapai (Depdikbud, 2005: 787). Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau lmu (Depdikbud, 2005: 14). Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar yang dimaksud dalam penilitian ini adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas atau soal ulangan harian di akhir proses pembelajaran satu konpetensi dasar, yang diberikan padanya.

Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Istilah prestasi belajar (achievement) berbeda dengan hasil belajar (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik (Arifin, 2009: 12). Sutratinah Tirtonegoro (2001: 43) mengartikan prestasi belajar sebagai penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Hasil belajar bukan merupakan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan (Hamalik, 2008: 27).

Penerapan Pendekatan PAKEM pada pembelajaran PKn

PAKEM berasal dari konsep bahwa pembelajaran harus berpusat pada anak (student centered learning) dan pembelajaran harus bersifat menyenangkan (learning is fun), agar mereka termotivasi untuk terus belajar sendiri tanpa diperintah dan mereka tidak merasa terbebani atau takut. Rusman (2014:325) mengatakan bahwa: pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru kepada siswa membentuk kompetensi siswa, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal. Hal ini dapat dicapai dengan melibatkan serta mendidik mereka dalam perencanaan,

(5)

5

pelaksanaan, dan penilaian dalam pembelajaran. Seluruh siswa harus dilibatkan secara penuh agar bergairah dalam pembelajaran, sehingga suasanan pembelajaran betul-betul kondusif dan terarah pada tujuan dan pembentukan kompetensi siswa.

PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif danMenyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Efektif adalah dalam proses pembelajaran harus sesuai dengan tujuan pemebelajaran yang ingin dicapai (Mulyono, 2012: 179).

Pembelajaran efektif perlu didukung oleh suasana dan lingkungan belajar yang memadai/kondusif. Oleh karena itu, guru harus mampu mengelola siswa, mengelola kegiatan pembelajaran, mengelola isi/materi pembelajaran, dan mengelola sumber-sumber belajar. Menurut More (Rusman,2014:325) mengatakan bahwa: ada tujuh langkah dalam mengimplementasikan pembelajaran efektif, yaitu: (1) perencanaan, (2) perumusan tujuan/kompetensi, (3) pemaparan perencanaan pembelajaran kepada siswa, (4) proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi (multistrategi), (5) evaluasi, (6) menutup proses pembelajaran, dan (7) follow up/tindak lanjut. Mulyasa (Rusman, 2014:326-327) mengatakan bahwa: pembelajaran menyenangkan (joyfull instruction) merupakan suatu proses pembelajaran yang didalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru dan siswa, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (not under pressure). Dengan kata lain, pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran.

Kerangka Berfikir

Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai apa bila komponen-komponen lainnya tidak terpenuhi. Salah satu komponen yang harus terpenuhi adalah pendekatan pembelajaran yang tepat. Pendekatan adalah jalan atau cara yang akan ditempuh dan digunakan oleh pendidik untuk memungkinkan siswa belajar sesuai dengan tujuan tertentu, guru akan lebih mudah mencapai tujuan pembelajaran. Pendekatan ibarat penunjuk jalan proses pembelajaran menuju tujuan. Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka pendekatan yang digunakan tidak boleh bertolak belakang. Artinya, pendekatan harus mengarahkan jalan tujuan tersebut. Jadi, guru sebaiknya menggunakan pendekatan yang dapat mempermudah jalannya kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.

Untuk dapat mengimplementasikan pendekatan PAKEM, guru dalam pembelajarannya menghubungkan antara materi yang akan diajarkannya dengan dunia nyata siswa dan menumbuhkan rasa nyaman siswa dalam belajar. Mengembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna jika mereka diberi kesempatan untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan merefleksikan sendiri pengetahuan dan pengalamannya dalam suasana yang menyenangkan. Hal ini belum diterapkan di Sekolah Dasar Negeri 2 Genuksuran pada umumnya dan di kelas V khususnya. Guru hanya menggunakan buku teks pelajaran, duduk di kelas sambil berceramah, sehingga anak tidak bersemangat dan mudah bosan.

(6)

6

Dampak dari keadaan itulah motivasi belajar PKn di SD Negeri 2 Genuksuran khususnya kelas V konsep Peraturan Perundang-Undangan Pusat Dan Daerah masih sangat rendah. Hal itu terbukti dari hasil pengamatan terlihat dari 24 siswa hanya 10% yang aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Guru masih mendominasi proses pembelajaran. Kenyataan itu juga berdampak pada rendahnya prestasi belajar PKn konsep Peraturan Perundang-Undangan Pusat Dan Daerah masih sangat rendah. Hal itu terbukti setelah dilaksanakan proses pembelajaran satu kompetensi dasar dan diadakan ulangan menunjukan nilai hasil ulangan rata-rata kelas masih dibawah kriteria ketuntasan minimal.

Menyadari keadaan itu peneliti bermaksud menerapkan pendekatan PAKEM untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar PKn konsep Peraturan Perundang-Undangan Pusat Dan Daerahbagi kelas V SD Negeri 2 Genuksuran pada Semester I 2018/2019. Dalam penelitian ini diterapkan dua cara, Dalam penelitian ini diterapkan pembagian kelompok besar pada langkah pertama dan kelompok kecil pada langkah kedua. Pada langkah kedua mempunyai kelebihan terutama bahwa siswa sudah terbiasa berinteraksi dengan teman, dapat memposisikan dirinya dalam kelompok dan lebih terampil bekerjasama maka diperkirakan akan ada peningkatan prestasi yang diraih.

Hipotesis Tindakan

1. Diduga melalui Pendekatan PAKEM dapat meningkatkan Motivasi Belajar PKn konsep Peraturan Perundang-Undangan tingkat Pusat Dan Daerah bagi kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Genuksuran pada Semester Gasal tahun 2018/2019.

2. Diduga melalui Pendekatan PAKEM dapat meningkatkan Prestasi Belajar PKn konsep Peraturan Perundang-Undangan tingkat Pusat Dan Daerah bagi kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Genuksuran pada Semester Gasal tahun 2018/2019.

3. Diduga melalui Pendekatan PAKEM dapat meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar PKn konsep Peraturan Perundang-Undangan tingkat Pusat Dan Daerahbagi kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Genuksuran pada Semester Gasal tahun 2018/2019

METODOLOGI PENELITIAN Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, peneliti memulai penelitian pada bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2018. Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan untuk melakukan penelitian dan memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di kelas V SD Negeri 2 Genuksuran Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2018/2019. Karena peneliti adalah guru kelas maka peneliti hanya melakukan penelitian di satu kelas saja.

Subjek dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V yang seluruh siswanya berjumlah 24 anak yaitu 12 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Mereka berasal dari keluarga yang beragam, dari keluarga petani sampai keluarga pedagang, sebagian besar tinggal di satu desa. Namun mereka tidaklah membeda-bedakan teman dalam pergaulan di sekolah, sehingga mereka belajar bersama dalam suasana yang seakan-akan satu keluarga.

(7)

7

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data: (a) Data kondisi awal tentang prestasi belajar siswa dikumpulkan menggunakan teknik dokumentasi. (b) Data kondisi awal tentang aktifitas belajar siswa dikumpulkan menggunakan teknik dokumentasi (c) Data siklus 1 tentang prestasi belajar siswa dikumpulkan menggunakan teknik tes tertulis (d) Data siklus 1 tentang aktifitas belajar siswa dikumpulkan menggunakan teknik observasi (e) Data siklus 2 tentang prestasi belajar siswa dikumpulkan menggunakan teknik tes tertulis (f) Data siklus 2 tentang aktifitas belajar siswa dikumpulkan menggunakan teknik observasi

Analisis Data

Analisis data tentang aktifitas belajar PKn siswa yang berupa data kualitatif ada tiga buah data yaitu data motivasi belajar PKn siswa kondisi awal, data aktifitas belajar PKn siswa siklus 1 dan data aktifitas belajar PKn siswa siklus 2. Dianalisis menggunakan diskriptip komparatip dilanjutkan refleksi analisis dilaksanakan duakali. Diskriptif komparatife yaitu membandingkan data aktifitas belajar PKn siswa kondisi awal dengan aktifitas belajar PKn siswa pada siklus 1, kemudian membandingkan aktifitas belajar PKn siklus 1 dengan aktifitas belajar PKn siswa siklus 2, dan yang terakhir membandingkan aktifitas belajar PKn kondisi awal dengan aktifitas belajar PKn siswa siklus 2.

Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan target yang diharapkan atau yang ingin dicapai dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mempunyai dua indikator kinerja yaitu: (1) Untuk meningkatkan aktifitas belajar PKn konsep Peraturan Perundang-Undangan Pusat Dan Daerah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Genuksuran yang masih rendah agar menjadi lebih tinggi. (2) Untuk meningkatkan prestasi belajar PKn konsep Peraturan Perundang-Undangan Pusat Dan Daerah bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Genuksuran yang hanya mencapai rata-rata 62 agar meningkat menjadi 71 atau lebih.

Prosedur Tindakan

Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah menentukan metode penelitian. Dalam hal ini peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran Mukhlis (2000: 5) Adapun tujuan utama dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar PKn konsep Peraturan Perundang-Undangan Pusat Dan Daerah bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Genuksuran.

Langkah berikutnya sebagai kegiatan awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. Peneliti merencanakan pembelajaran dengan pendekatan PAKEM sehingga membuat perencanaan pembelajaran yang memanfaatkan kondisi linkungan sekitar siswa dan merencanakan pembelajaran kelompok besar dan kecil. Kegiatan berikutnya adalah kegiatan pembelajaran dan pengamatan, meliputi tindakan upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati perkembangan aktifitasnya. Setiap siklus, baik siklus 1 maupun siklus 2 melalui 4 tahap yang berurutan dan sistimatik, yaitu tahap planning (perencanaan), action (pelaksanaan

(8)

8

tindakan), observation (pengamatan), dan langkah yang terakhir diskriptif komparatife dan reflection (refleksi).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Diskripsi Kondisi Awal

Demikian juga yang terjadi di kelas V sekolah dasar negeri 2 Genuksuran ini. Hal ini didukung oleh data bahwa selama proses pembelajaran PKn konsep peraturan perundang undangan tingkat pusat dan daerah hanya sekitar 10% siswa yang aktif memperhatikan penjelaan guru dan mengajukan pertanyaan pada guru dengan tunjuk jari. Keadaan yang seperti ini merupakan sesuatu yang tidak diharapkan oleh semua guru. Pencapaian tujuan pendidikan sebagian besar ditentukan oleh keberhasilan proses pembelajaran. Proses pembelajaran juga dipengaruhi oleh berbagai foktor, salah satu faktornya adalah penggunaan pendekatan pembelajaran yang tepat oleh guru. Karena pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang menarik bagi siswa maka prestasi belajar PKn konsep peraturan perundang undangan tingkat pusat dan daerah siswa kelas 5 SD Negeri 2 Genuksuran belum mampu mencapai hasil yang maksimal. Dari segi hasil nilai ulangan harian menunjukkan bahwa: a) 5% siswa mencapai batas tuntas dengan nilai 80 keatas; b) 10% siswa tuntas dengan nilai 75; c) 20% siswa tuntas dengan nilai 70; d) 65% siswa tidak tuntas dengan nilai 60 dan 50. Kondisi yang seperti ini tentunya tidak diharapkan dalam proses belajar mengajar.

Deskripsi Hasil Siklus I

Hasil pengamatan tentang Aktifitas siswa dalam belajar PKn konsep peraturan perundang undangan tingkat pusat dan daerah siswa kelas 5 SD Negeri 2 Genuksuran pada siklus I menunjukkan ada peningkatan. Siswa lebih aktif mengikuti proses pembelajaran, hal itu dibuktikan dari 24 siswa, 5 (20%) diantaranya sudah berani bertanya dan mengeluarkan pendapatnya. Untuk hasil belajar pada siklus I ini ada sedikit peningkatan. Pada kondisi awal rata-rata hanya 62, maka pada siklus I telah mencapai rata-rata 68. Namun hal ini belum mencapai nilai KKM.

Deskripsi Hasil Siklus II

Hasil pengamatan tentang aktivitas belajar PKn konsep peraturan perundang – undangan tingkat pusat dan daerah bagi siswa kelas 5 SD Negeri 2 Genuksuran pada siklus II menunjukkan ada peningkatan. Siswa lebih aktif mengikuti proses pembelajaran, hal itu dibuktikan dari 24 siswa, 11 (40%) diantaranya sudah berani bertanya dan mengeluarkan pendapatnya. Untuk hasil belajar pada siklus II ini menunjukkan sedikit peningkatan. Pada siklus I rata-rata hanya 68, maka pada siklus II telah mencapai rata-rata 72. Dan telah mencapai nilai KKM. Untuk itu pendekatan PAKEM pada pembelajaram PKn, perlu diterapkan pada proses pembelajaran selanjutnya.

PEMBAHASAN

Penggunaan pendekatan PAKEM yang dilakukan dengan menbentuk kelompok besar kemudian kelompok kecil, menjadikan siswa kelihatan lebih aktif dan lebih bersemangat mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian hasil yang diperoleh siswa juga meningkat dibandingkan pada kondisi awal.

(9)

9

Melalui Penggunaan pendekatan PAKEM yang dilakukan cara membentuk kelompok besar kemudian kelompok kecil, meningkatkan Aktifitas dan Prestasi Belajar PKn konsep Peraturan Perundang-Undangan Pusat Dan Daerah bagi kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Genuksuran pada Semester I tahun 2018/2019. Pada kondisi awal aktifitas siswa rendah dan meningkat pada kondisi akhir aktifitas tinggi.

Melalui penggunaan pendekatan PAKEM yang dilakukan dengan membentuk kelompok besar kemudian kelompok kecil. Kondisi awal rata-rata 62 meningkat menjadi 72, atau meningkat 12%. Melalui penggunaan pendekatan PAKEM yang dilakukan dengan membentuk kelompok besar kemudian kelompok kecil, meningkatkan Aktifitas dan Prestasi Belajar PKn konsep Peraturan Perundang-Undangan Pusat Dan Daerahbagi kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Genuksuran pada Semester I tahun 2018/2019.

Dari uraian di atas dapat peneliti paparkan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan PAKEM yang dilakukan dengan membentuk kelompok besar kemudian kelompok kecil, meningkatkan Aktifitas dan Prestasi Belajar PKn konsep Peraturan Perundang-Undangan Pusat Dan Daerah bagi kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Genuksuran pada Semester I tahun pelajaran 2018/2019. Pada kondisi awal aktifitas siswa rendah meningkat pada kondisi akhir aktifitas siswa tinggi.

KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Aktifitas adalah suatu kondisi yang menunjukan seseorang berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertetntu. Siswa yang aktif dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik. Jadi aktifitas dalam pembelajaran PKn adalah suatu kondisi yang menunjukan seseorang ingin berbuat sesuatu dalam mencapai kemampuan kompetensi mata pelajaran PKn. Pada pembelajaran PKn istilah PAKEM dikenal sebagai pendekatan yng membuat siswa senang dalam belajar, seakan tanpa beban sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif.

Kelompok dalam pembelajaran Pkn yang dimaksud peneliti adalah kelompok siswa yang belajar besama mengerjakan tugas bersama saling membantu, saling memberi dan menerima informasi yang berkaitan dengan pelajaran yang telah disampaikan guru untuk meningkatkan penguasaan konsep atau ketrampilan dan sekaligus memberikan pengembangan kreaktivitas siswa.

Pembelajaran menggunakan pendekatan PAKEM yang dilakukan dengan cara pembentukan kelompok besar kemudian kelompok kecil, meningkatkan aktifitas dan Prestasi Belajar PKn konsep Peraturan Perundang-Undangan Pusat Dan Daerah bagi kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Genuksuran pada Semester I tahun 2018/2019. Pada kondisi awal aktifitas siswa rendah, meningkat pada kondisi akhir aktifitas siswa tinggi.

Saran

Berdasarkan temuan peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menyadari bahwa hasil penelitian ini jauh dari kesempurnaan baik dari pelaksanaannya maupun pada penyusunannya. Demi terselenggaranya sistem pengajaran yang dapat tercapai tujuan yang telah ditentukan, maka peneliti mengemukakan:

(10)

10

1. Saran kepada siswa agar (a). Dapat meningkatkan Motivasi Belajar PKn konsep peraturan perundang – undangan tingkat pusat dan daerah (b). Dapat meningkatkan prestasi belajar PKn konsep peraturan perundang – undangan tingkat pusat dan daerah. (c). Dapat meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar PKn konsep peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah

2. Bagi Sekolah disarankan agar memanfaatka penelitian ini karena memiliki guru yang kompetensi yang sesuai dengan harapan sekolah, yang berdampak meningkatnya prosentase lulusan di akhir tahun pelajaran. Disamping itu sekolah juga beriklim lebih sejuk karena para guru melaksanakan tugas secara kerja sama lewat observasi teman sejawat dalam penelitian tindakan kelas.

3. Bagi Rekan Sejawat disarankan dapat memanfatankan penelitian tindakan kelas. Karena Penelitian tindakan kelas merupakan suatu media bagi guru untuk saling mengisi, berbagi pangalaman dan menambah wawasan saat membantu peneliti melakukan observasi pada siswa. Dan disarankan untuk melakukan inovasi pembelajaran terus menerus demi kemajuan pendidikan di Indonesia.

4. Bagi dinas pendidikan disarankan untuk mengambil manfaat penelitian ini karena akan membentuk tenaga pendidik yang berkualitas sehingga pada akhirnya tujuan pendidikan nasional dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas.2005. Panduan Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis. Kompetensi. Jakarta: Direktorat PPTK dan KPT Dirjen Dikti.

Erwin Muhammad. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia. Jakarta: PT. Refika Aditama

Hadi, Sutarto. 2000. Pendidikan Realistik: Menjadikan Pelajaran Matematika Lebih Bermakna bagi Siswa. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Hamalik, Oemar, 2008, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara Imam Musbikin, 2009, Mengapa Anakku Malas Belajar, Yogyakarta: Diva Press.

Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitia Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban

Mulyono, 2012, Strategi Pembelajaran, Malang: Maliki Press

Rusman. 2014. Model-Model pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada Sagala, Syaiful, 2012, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta

Sutratinah Tirtonegoro, 2001, Anak Super Normal dan Program Pendidikannya, Jakarta: Bina Aksara

Referensi

Dokumen terkait

(1) Objek Retribusi Terminal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d adalah pelayanan penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang dan bis umum, tempat

Seluruh pernyataan dalam angket ini tidak mengandung unsur penilaian yang berpengaruh terhadap nama baik, nilai maupun prestasi anda di sekolah, serta apapun yang anda

Dalam hal ini, pengguna akhir end user software akuntansi paroki akan resisten terhadap perubahan pada software yang berbasis Microsoft Access apabila manfaat yang dirasakan

yang digunakan adalah semen portland.. Filler Yang Berbeda Terhadap Nilai Marshall. Adhi Karya Perkasa di Patumbak. 3) Agregat halus pasir dan abu batu yang

pulan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara beban kerja perawat dengan pelaksanaan manajemen nyeri non-farmakologi pada pasien pasca operasi di ruang Cempaka

Hasil penelitian bahwa lingkungan organisasi, komitmen, dan pembagian kerja memiliki pengaruh yang signifikan baik secara simultan maupun parsial terhadap kinerja karyawan

STMIK Tasikmalaya merupakan salah satu kampus yang memiliki Rusunawa. Rusunawa STMIK Tasikmalaya dibangun sebagai tempat tinggal sementara bagi mahasiswa STMIK Tasikmalaya

Penggunaan kata realistic diambil dari bahasa Belanda dari kata zich realiseren yang berarti “untuk dibayangkan”, kata realistic lebih berfokus pada penggunaan situasi yang