• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KESIMPULAN DAN SARAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

98 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berbagai macam karakter masyarakat di Yogyakarta mampu memecah jaringan sosial yang dimiliki oleh kelompok masyarakat termasuk kelompok pengusaha asal Kuningan yang merantau ke kota tersebut. Oleh karena itu dibentuk sebuah paguyuban bernama PPWK yang bertujuan untuk mejaga keutuhan perantau asal Kuningan di Yogyakarta. Mengikis beragam perbedaan yang ada di Yogyakarta tersebut perlu adanya upaya menjembatani atau memfasilitasi kelompok-kelompok masyarakat tersebut untuk saling bertemu dan saling mengenal dengan baik satu sama lain melalui kegiatan bersama sehingga mempererat persatuan. Hal ini yang berusaha diwujudkan oleh para perantau asal Kuningan di Yogyakarta. Lewat PPWK sebagai wadah bagi pengusaha perantau asal Kuningan untuk berkiprah tidak hanya dalam melakukan kegiatan bisnis mereka namun juga untuk berkontribusi bagi Yogyakarta sebagai tempat mereka mencari nafkah. Perantau asal Kuningan bertekad agar bisa memberikan sesuatu bagi tuan rumah tempat mereka tinggal.

Mereka yang tergabung dalam PPWK merupakan warga Kuningan yang sama-sama memiliki kepedulian sama besarnya terhadap nasib saudara sekampung. Adanya kesamaan ini yang kemudian menjadi cikal bakal tujuan mereka untuk saling membantu memperbaiki kualitas hidup sesama teman senasib dari Kuningan. Kesamaan-kesamaaan lain yang ada pada diri pengusaha asal Kuningan diorganisir secara baik sehingga tercipta kekuatan modal sosial yang besar pada mereka. Dalam hubungan internal yang dijalin sesama anggota PPWK maupun hubungan yang dibangun PPWK dengan pihak eksternal terdapat modal sosial seperti norma, jaringan, kepercayan, partisipasi, gotong royong, dan lainnya.

(2)

99 Dalam PPWK tidak ada aturan atau norma tertulis yang berlaku bagi anggotanya. Berdasarkan fakta dan pembahasan yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa unsur norma sosial dalam modal sosial PPWK masih rendah dan perlu ditingkatkan. Norma yang ada dalam PPWK dikatakan masih rendah karena masih dalam tingkatan cara, bahkan kebiasaan, sehingga sangsi yang diberikan pun tidak jelas dan berdampak pada daya ikat norma tersebut menjadi lemah dan belum sampai pada tingkat kepatuhan moral. Daya ikat norma yang masih lemah menyebabkan belum adanya tingkat kepatuhan moral pada PPWK sehingga sense of belonging pengusaha burjo asal Kuningan terhadap PPWK pun rendah.

Meskipun demikian, sebagai warga perantau yang berpegang teguh pada adat budaya tentu tetap ada etika dan sangsi yang tidak tertulis. Etika tersebut berasal dari kesadaran para anggota PPWK untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lainnya. Sedangkan sangsi tidak tertulis muncul apabila ada warga Kuningan yang tidak mengindahkan norma agama ataupun norma sosial yang berlaku di antara mereka. Para pengurus dan anggota organisasi memiliki acuan bertindak yang sama dan secara bersama-sama pula berusaha mencapai tujuan yang ditetapkan.

Tingkat kepercayaan antar warga terhadap institusi paguyuban masih berbeda antar warga. Hal ini diduga karena pengalaman yang berbeda berbeda dari masing-masing individu. Oleh karena itu perlu upaya yang keras dari pengurus untuk meningkatkan tingkat kepercayaan anggota terhadap PPWK.

Jaringan merupakan unsur modal sosial yang terkuat dalam PPWK. Dalam kurun waktu 3 tahun PPWK telah berhasil membuat jaringan dengan banyak mitra bisnis, dan semua mitra bisnis merasakan manfaatnya bekerjasama dengan PPWK. Selama kurun waktu 3 tahun PPWK telah menjalankan fungsi dan perannya sebagai modal sosial dalan

(3)

100 menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh anggotanya maupun lembaga PPWK sendiri.

Beberapa permasalahan yang dihadapi kelompok perantau Kuningan sebelum terbentuknya PPWK dan berhasil diselesaikan dengan adanya modal sosial dalam PPWK adalah:(a) persaingan usaha, (b) keamanan, (c) keterbatasan modal usaha, (d) hilangnya kepercayaan dari anggota dan pemda asal (Kuningan) terhadap paguyuban, dan (e) kesulitan mengembangkan jaringan kerjasama dengan mitra bisnis.

Warga Kuningan yang aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan PPWK terbiasa berhubungan dengan prinsip-prinsip keterbukaan. Keterbukaan di sini merujuk kepada saling terbukanya sesama anggota PPWK akan informasi-informasi yang mereka miliki. Etika yang tinggi yang dimiliki oleh anggota juga akan mampu memperlebar jaringan-jaringan interaksi guna memperkuat jaringan yang ada dalam PPWK. Wool Cock (1998) mengatakan jika suatu organisasi memiliki dua hal sekaligus yakni kerekatan dan kemandirian yang tinggi akan berpeluang menciptakan organisasi modern yang berkarakter dan juga memiliki integritas yang tinggi. Serupa dengan apa yang dikemukakan oleh Wool Cock tersebut dalam PPWK terdapat kerekatan antar sesama warga Kuningan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbisnis di Yogyakarta sehingga mampu menjadikan PPWK memiliki karakter yang berbeda dengan paguyuban peranau serupa. PPWK juga sebagai paguyuban perantau yang mandiri tidak bergantung pada pemda asal ataupun pemda tuan rumah. PPWK bergerak secara mandiri dalam mendapatkan dana baik itu dalam melakukan kegiatan maupun mencari bantuan.

Dengan adanya modal sosial yang kuat dalam PPWK mempermudah biaya berbagai bentuk transaksi terutama kaitannya dengan rasa saling percaya yang tinggi dan kuatnya

(4)

101 semangat kebersamaan, baik itu kebersamaan dalam PPWK maupun kebersamaan PPWK dengan relasi di luarnya.

PPWK sebagai wadah bagi masyarakat Kuningan berhasil mengatasi berbagai masalah yang dihadapi selama menjalani kehidupan berbisnis di Yogyakarta. Wadah bagi seluruh pedagang burjo Kuningan yang tinggal di Yogyakarta ini memiliki hubungan yang kuat pula dengan masyarakat tuan rumah. PPWK mengupayakan agar antara warga Kuningan sebagai perantau yang tergabung dalam PPWK dengan masyarakat lain di Yogyakarta tidak ada perbedaan karena mereka merupakan satu kesatuan sebagai masyarakat Yogyakarta. Hubungan yang kuat ini yang kemudian juga memudahkan PPWK dalam menjalankan kerjasama dengan berbagai mitra bisnisnya di Yogyakarta. Jaringan sosial yang kuat yang telah dibentuk dan dikembangkan oleh PPWK dengan pihak internal maupun eksternal telah memberikan dampak positif bagi kehidupan bermasyarakat serta kegiatan ekonomi kelompok perantau asal Kuningan di Yogyakarta.

B. Saran

Berdasarkan temuan yang diperoleh dari hasil penelitian ini, guna meningkatkan dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat dengan menggunakan sumberdaya yang ada pada mereka maka dibutuhkan masyarakat yang mampu mandiri dan bersikap partisipatif. Partisispasi aktif masyarakat termasuk di dalamnya yakni adanya bentuk aksi bersama atau adanya group action dalam upaya memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan. Hal tersebut dapat dicapai dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki dengan tujuan memperbaiki kondisi ekonomi untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Dalam penelitian ini, modal sosial yang dimiliki oleh kelompok masyarakat perantau seperti PPWK merupakan sebuah sumberdaya yang dimiliki oleh tiap individu dalam kelompok tersebut.

(5)

102 Setelah mengetahui perkembangan PPWK yang makin pesat dan tantangan yang dihadapi makin kompleks, maka disarankan hal-hal berikut:

1. Pengurus PPWK perlu segera memikirkan dan menyusun aturan dan norma tertulis bagi anggota PPWK. Hal yang paling penting adalah aturan atau norma tertulis yang mengikat dan wajib ditaati oleh seluruh anggotanya. Dalam penyusunan norma dan aturan tersebut pengurus harus mengikutsertakan seluruh anggota sehingga semua anggota merasa merasa memiliki dan bertanggung jawab. Beberapa cara untuk meningkatkannya adalah dengan membuat norma yang disepakati bersama sehingga dapat dipatuhi bersama.

2. Guna meningkatkan kepercayaan anggota terhadap PPWK, pengurus harus secara aktif mensosialisasikan lembaga beserta program-programnya serta manfaat yang akan diperoleh para anggotanya. Selain itu pengurus harus lebih terbuka dan transparan serta adil dan amanah di dalam menjalankan lembaga ini.

3. Jaringan kerja sama yang selama ini sudah berkembang baik perlu terus ditingkatkan dengan mencari peluang-peluang kerjasama baru. Kerjasama yang telah ada perlu diisi dengan kegiatan-kegiatan yang dapat menguntungakan kedua belah pihak. Seluruh kerjasama dengan pihak luar harus mendapat persetujuan seluruh anggota PPWK, dan memberikan keuntungan bagi usaha mereka.

4. Untuk para anggota atau calon anggota yang masih belum percaya sepenuhnya terhadap PPWK, perlu lebih realistis bahwa PPWK yang ada saat ini berbeda dengan yang sebelumnya. Untuk itu para anggota dapat melihat manfaat yang diberikan oleh PPWK.

5. Untuk Pemda Kabupaten Kuningan yang sudah mulai memberikan perhatian, perlu memberikan fasilitas untuk lembaga sosial PPWK. Keberhasilan

(6)

103 PPWKdapat memberikan citra yang baik dan akan menambah pendapatan bagi Kabupaten Kuningan.

6. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian terkait dengan peran agent of change dalam penguatan modal sosial pada sebuah paguyuban. Hal ini disarankan sehubungan dengan ditemukannya hal menarik dalam penelitian ini namun belum tergali secara lebih mendalam oleh peneliti yakni tentang tokoh sentral yang dalam penelitian ini merupakan ketua paguyuban PPWK.Tokoh sentral dalam paguyuban seperti yang ditemukan pada penelitian ini mampu memberi dorongan dan motivasi kepada kelompok pedagang burjo asal Kuningan di Yogyakarta dalam menjalankan usahanya selama di perantauan serta mampu memberikan alternatif solusi bagi pemecahan masalah yang dihadapi kelompok perantau asal Kuningan. Namun karena penelitian ini meneliti peran modal sosial pada paguyuban maka peran aktor atau tokoh sentral yang menjadi agent of change dalam paguyuban tidak terlalu disorot oleh peneliti. Oleh karena itu peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian lanjutan mengenai peran agent of change dalam penguatan kapasitas modal sosial.

Referensi

Dokumen terkait

Fenomena ajang kontes kecantikan dengan beragam jenisnya baik yang bersifat lokal, regional, nasional, bahkan sampai internasional, promosi produk, mulai dari

Sig (2-tailed) pada kelompok eksperimen yaitu sebesar 0,011 atau lebih kecil dari taraf signifikasi 5% (0,05), maka disimpulkan bahwa hipotesis penelitian (H a) yang

Facts test diberikan untuk mengukur ke- mampuan berfikir kreatif mahasiswa dalam menerima materi yang telah dibahas. Kemam- puan berfikir kreatif mahasiswa adalah ke- mampuan

Selain karena faktor kontak langsung antar etnis, stereotype yang lebih positif ini didasarkan pada adanya kesamaan tujuan antara subjek penelitian dengan etnis

 10 naskah tingkat SMA/MA dan 10 naskah tingkat SMK yang masuk nominasi akan dihubungi panitia dan diundang ke UPT Pelayanan dan Pengembangan Bahasa untuk

PLN distribusi Jawa Barat dan Banten, agar pesan yang disampaikan oleh pimpinan Humas mendapatkan respon yang positif dari karyawan sehingga dapat membangun

(4) Bupati dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk menunda pembayaran pajak sampai batas waktu yang ditentukan setelah memenuhi persyaratan yang

Dalam penulisan penelitian ini akan membahas dan menganalisa sebagai berikut : bagaimana cara untuk menekan ripple tegangan pada catu daya Repeater, bagaimana