• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN ENERGI TERPADU DENGAN SOFTWARE LEAP (LONG-RANGE ENERGY ALTERNATIVES PLANNING)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN ENERGI TERPADU DENGAN SOFTWARE LEAP (LONG-RANGE ENERGY ALTERNATIVES PLANNING)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN ENERGI TERPADU DENGAN SOFTWARE LEAP

(LONG-RANGE ENERGY ALTERNATIVES PLANNING)

Oleh : Yusnan Badruzzaman

Staff Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang, Kotak Pos 6199 Semarang

Abstrak

Indonesia adalah sebuah negara dengan sumber energi yang sangat melimpah. Namun sungguh ironis, saat ini hampir diseluruh negara didunia termasuk Indonesia mengalami krisis energi primer, terutama krisis bahan bakar minyak yang menyebabkan krisis energi secara global. Dengan semakin menipisnya cadangan sumber daya energi yang kita miliki dan kemampuan pembiayaan yang sangat terbatas maka diperlukan suatu perencanaan energi terpadu dengan memperhatikan aspek ekonomi, lingkungan hidup dan kesinambungan supplai energi jangka panjang. Salah satu tool yang terkenal dan sering digunakan oleh banyak ahli perencanaan energi adalah perangkat lunak Long-range Energy Alternatives Planning (LEAP) yang di dikembangkan oleh Stockholm Environment Institute di Boston (SEI-Boston), Amerika Serikat. LEAP dapat melakukan analisa secara cepat dari sebuah ide kebijakan energi ke sebuah analisa hasil dari kebijakan.

Kata Kunci : Leap (Long-range Energy Alternatives Planning)

1. Pendahuluan

Dalam menyusun perencanaan dan membuat kebijakan di bidang energi yang baik, perlu dilakukan pengkajian terhadap beberapa parameter energi yaitu : sistem energi, ekonomi makro, pengguna akhir

(demand) dan lingkungan. Sistem energi

merupakan sistem yang kompleks yang terdiri atas hubungan antara aliran energi dan teknologi energi. Aliran energi menggambarkan jaringan sistem energi dari sumber sampai ke konsumen. Dalam kajian tentang ekonomi makro dibahas mengenai struktur ekonomi pada saat ini dan pertumbuhannya, termasuk didalamnya

input-output dari sektor energi dan analisis

keterkaitan sektor energi terhadap perekonomian. Dari Sisi Pengguna akhir (demand side management) akan dibahas pola penggunaan energi berdasarkan kategori pengguna yang terdiri dari rumah tangga, komersial, industri, transportasi, dan lain-lain. Dampak lingkungan merupakan dampak pemakaian energi terhadap udara, tanah dan air serta limbah yang dihasilkan termasuk dalam kajian mengenai dampak energi terhadap lingkungan.

2. LEAP

The Long-range Energy Alternatives

Planning atau kemudian disingkat menjadi LEAP adalah sebuah perangkat lunak yang

dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perencanaan/pemodelan energi lingkungan.

LEAP bekerja berdasarkan asumsi

skenario yang pengguna inginkan, skenario tersebut didasarkan pada perhitungan dari proses pengkonversian bahan bakar menjadi energi hingga proses energi tersebut dikonsumsi oleh masyarakat.

LEAP merupakan model yang mempertimbangkan penggunaan akhir energi (end- use), sehingga memiliki kemampuan untuk memasukkan berbagai macam teknologi dalam penggunaan energi. Keunggulan LEAP dibanding perangkat lunak perencanaan/pemodelan energi-lingkungan yang lain adalah tersedianya sistem antarmuka (interface) yang menarik dan memberikan kemudahan dalam penggunaannya serta tesedia secara cuma-cuma (freeware) bagi masyarakat negara berkembang.

Dengan menggunakan LEAP, pengguna dapat melakukan analisa secara cepat dari sebuah ide kebijakan energi ke sebuah analisa hasil dari kebijakan tersebut, hal ini dikarenakan LEAP mampu berfungsi sebagai database, sebagai sebuah alat peramal (forecasting tool) dan sebagai alat analisa terhadap kebijakan energi. Berfungsi sebuah database, LEAP

menyediakan informasi energi yang lengkap. Sebagai sebuah alat peramal,

(2)

LEAP mampu membuat proyeksi permintaan dan penyediaan energi dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan pengguna. Sebagai alat analisa terhadap kebijakan energi, LEAP memberikan pandangan hasil atas efek dari ide kebijakan energi yang akan diterapkan dari sudut pandang penyediaan dan permintaan energi, ekonomi, dan lingkungan.

LEAP dibuat dan dikembangkan oleh

Stockholm Environment Institute di Boston, Amerika Serikat, atau disebut SEI-Boston. LEAP pertama kali dibuat pada tahun 1980, sedangkan versi terakhir dirilis pada tahun 2008. LEAP hanya mampu dijalankan di komputer yang menggunakan sistem operasi Windows.

Gambar 2.1. Tampilan Antar muka LEAP Tampilan antarmuka LEAP sangat sederhana sehingga mudah dipahami dan digunakan. Area tampilan utama yang digunakan untuk memasukkan data pada

LEAP disebut Analisis. Pada area

Analisis, terdapat empat bagian utama, yakni:

3. Diagram Pohon

Diagram pohon merupakan tempat di mana pengguna dapat mengorganisasi data, baik untuk melakukan analisa di sisi permintaan energi (demand) maupun di sisi penyediaan

energi (supply). Pengguna dapat memodifikasi diagram tersebut, baik merubah nama cabang pada diagram (branch) dengan cara mengeklik cabang yang akan dirubah kemudian mengetik nama yang baru, selain itu pengguna juga dapat membuka maupun menutup isi dari cabang yang diinginkan dengan mengeklik simbol +/-. Untuk pengeditan diagram pohon, klik kanan pada cabang dan gunakan simbol seperti Tambah,

Hapus dan Properti , dll.

Diagram pohon terdiri dari berbagai macam cabang. Setiap tipe cabang bergantung pada modul masing-masing. Di dalam LEAP, terdapat lima modul, yaitu: Asumsi kunci (key asumptions), Permintaan (demand), Transformasi (transformation), sumber-daya (resources) dan dampak Sektor Non-Energi (non energy sector effects).

a. Asumsi kunci (key asumptions) Untuk menampung parameter-parameter umum yang dapat digunakan pada modul

permintaan maupun modul transformasi.

Parameter umum ini misalnya adalah jumlah penduduk, PDB (produk domestik bruto), dan sebagainya. Modul asumsi

kunci ini sifatnya komplemen terhadap

modul lainnya. Pada model yang sederhana, dapat saja modul ini tidak difungsikan.

b. Permintaan (demand)

Untuk menghitung permintaan energi. Pembagian sektor pemakai energi sepenuhnya dapat dilakukan sesuai kebutuhan pengguna. Permintaan energi didefinisikan sebagai perkalian antara aktifitas pemakaian energi (misalnya jumlah penduduk, jumlah kendaraan, volume nilai tambah, dsb.) dan intensitas pemakaian energi kegiatan yang bersangkutan.

c. Transformasi (transformation)

Untuk menghitung pasokan energi, dapat dihitung atas produksi energi primer (gas bumi, minyak bumi, batubara, dsb.) dan

(3)

energi sekunder (listrik, bahan bakar minyak, LPG, briket batubara, arang, dsb.). Susunan cabang dalam modul

transformasi sudah ditentukan strukturnya, yang masing-masing kegiatan transformasi energi terdiri atas proses dan hasil (output).

d. Sumberdaya (resources)

Terdiri atas primer dan sekunder. Kedua cabang ini sudah didesain secara default. Cabang-cabang dalam modul sumberdaya akan muncul dengan sendirinya sesuai dengan jenis-jenis energi yang dimodelkan dalam modul transformasi. Beberapa parameter perlu diisikan, seperti jumlah cadangan (minyak bumi, gas bumi, batubara, dsb.) dan potensi energi (tenaga air, biomasa, dsb.).

e. Dampak Sektor Non-Energi (non

energy sector effects)

Untuk menempatkan variabel-variabel dampak negatif kegiatan sektor energi, seperti tingkat kecelakaan, penurunan kesehatan, terganggunya ekosistem, dsb. Setiap tipe cabang yang berbeda akan dibedakan dengan ikon yang berbeda pula. Ikon-ikon tersebut terdiri dari :

a) Cabang Kategori b) Cabang Teknologi c) Cabang Asumsi Kunci d) Cabang Bahan Bakar e) Cabang Emisi Lingkungan, f) Tabel Data

g) Grafik/Tabel h) Kotak Skenario

Untuk membuat skenario baru/alternatif, dapat dilakukan melalui tombol atur

skenario. Ketika pengguna membuat

skenario baru, secara default LEAP akan menyamakan semua parameter dan asumsi pada skenario baru dengan parameter dan asumsi pada skenario nilai dasar. Oleh karenanya, pengguna harus melakukan perubahan pada parameter dan asumsi di skenario baru.

4. Parameter Dasar

Pengaturan parameter-parameter dasar merupakan salah satu langkah penting sebelum memulai melakukan penelitian ini. Termasuk dalam pengaturan ini adalah standar satuan energi dan satuan mata uang. Penelitian ini akan dimulai dengan membuat sebuah skenario baru sebagai contoh “DIY 2011-2025”, caranya adalah melalui menu Area, kemudian pilih sub-menu Baru. Semua data yang ada pada skenario baru ini berupa data default yang disediakan oleh LEAP, sehingga diperlukan peninjauan ulang pada parameter- parameter yang ada melalui menu Umum, lalu pilih sub-menu Parameter Dasar . Di sini pengguna dapat

menentukan tahun awal hitung (base year) dan tahun terakhir yang dihitung (end

year), kedua parameter tersebut akan

digunakan sebagai periode pemodelan. Pada penelitian ini, digunakan tahun 2008 sebagai base year dan 2025 sebagai end

year.

4.1. Permintaan Energi

Dimulai dari mengatur “Nilai Dasar”, kemudian dilanjutkan dengan membuat sebuah skenario “Reference” yang akan digunakan untuk menguji perubahan pola konsumsi energi pada masa yang akan datang (dalam hal ini tidak ada pelaksanaan terhadap kebijakan energi baru). Pada akhir dari penelitian ini, akan dibuat sebuah kebijakan energi baru

melalui pelaksanaan program pemberdayaan energi terbarukan.

4.2. Struktur Data

Langkah pertama dalam melakukan sebuah analisa energi adalah mendesain struktur data yang akan digunakan. Struktur ini akan membantu menjelaskan alur dan macam teknologi, kebijakan dan pengembangan lebih lanjut dari analisa tersebut. Hal ini akan menuntun pengguna kepada kemudahan dalam pencarian data maupun pembuatan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan data yang akan menjadi input.

(4)

Kemudian aplikasikan struktur diagram yang telah dibuat ke dalam area kerja

LEAP dengan menggunakan Tambah, Hapus dan Properti. Ingat bahwa semua

level cabang yang paling atas selalu merupakan Cabang Kategori, sedangkan level cabang yang paling bawah selalu merupakan Cabang Teknologi, di mana biasanya pengguna dapat memilih tipe bahan bakar dan memasukkan data intensitas energi.

4.3. Nilai Dasar

Secara umum pengguna dapat memasukkan data di atas sebagai nilai-nilai sederhana di kolom Ekspresi dari Nilai Dasar. Pada kolom Skala dan Unit, pilih satuan yang sesuai dengan level aktivitas dan intensitas energi dari setiap cabang. Jika pengguna menentukan bahwa Unit untuk tipe “share”, maka pengguna hanya butuh memasukkan persentase unit tsb di kolom

Ekspresi . Sedangkan untuk fungsi

“Remainder (100)”, secara otomatis

LEAP akan menghitung secara otomatis

sisa prosentase yang tersedia .

Ketika memilih Unit untuk Level Aktivitas, perlu dipertimbang-kan secara hati-hati penggunaan antara “Saturation” dan “Shares”. “Shares” digunakan hanya ketika level aktivitas merupakan kontribusi bersama dengan aktivitas lain, sehingga ketika dijumlah menjadi 100% Sedangkan “Saturation” digunakan ketika level aktivitas tersebut bukan merupakan hasil kontribusi dengan aktivitas yang lain, sehingga tidak butuh dijumlah menjadi 100% untuk menghindari kesalahan (error) yang terjadi.

4.4. Skenario (Reference)

Tahap selanjutnya adalah membuat skenario yang pertama yakni skenario

Reference. Di dalam skenario ini pengguna

akan menganalisa bagaimana permintaan energi dari sektor rumah tangga akan meningkat di sepanjang waktu.

Skenario Pertama Bisnis As Usual (BAU)

Pertama, klik atur scenario dan tambah skenario yang pertama, lalu beri nama skenario tersebut sebagai “Bisnis As

Usual” dengan singkatan “BAU”.

Skenario Kedua Kebijakan Energi Nasional (KEN)

Untuk mengeksploitasi potensi energi konservasi khususnya pada sektor listrik, maka perlu dibuat skenario kedua yakni “Kebijakan energi nasional”. Pertama, klik

atur skenario dan tambah skenario kedua

yang terletak di bawah skenario Reference, lalu beri nama skenario tersebut sebagai “Kebijakan energi nasional” dengan singkatan “KEN”. Ketika skenario baru tersebut terletak di bawah skenario

Reference, maka secara default semua

asumsi dan parameternya akan mengikuti asumsi dan parameter skenario di atasnya.

Skenario Ketiga Kebijakan Energi Daerah (KED)

Untuk mengeksploitasi potensi energi konservasi khususnya pada sektor listrik, maka perlu dibuat skenario ketiga yakni “Kebijakan energi Daerah”. Pertama, klik

atur skenario dan tambah skenario ketiga

yang terletak di bawah skenario Reference, lalu beri nama skenario tersebut sebagai “Kebijakan energi Daerah” dengan singkatan “KED”. Ketika skenario baru tersebut terletak di bawah skenario

Reference, maka secara default semua

asumsi dan parameternya akan mengikuti asumsi dan parameter skenario di atasnya. Sebelum menutup pengaturan skenario, pilih skenario Reference dengan cara mencentang pada kotak pilihan. Kemudian pengguna dapat memasukan parameter-parameter asumsi dan prediksi dari data yang mungkin terjadi di masa depan Provinsi DIY berikut ini:

Catatan :

Untuk memasukkan laju pertumbuhan, klik tombol Ekspresi dan pilih “Growth

(5)

Rate”, atau pengguna dapat juga

mengetikkan “Growth(3%)”secara langsung pada kolom ekspresi.

Pengguna dapat menggunakan beberapa cara untuk mengekspresikan laju perubahan ini, cara yang pertama adalah menggunakan ekspresi “End Year Value” atau Nilai Tahun Akhir, kemudian masukkan nilainya. Cara kedua adalah dengan menggunakan ekspresi “Interpolate”, lalu masukkan nilainya di tahun 2025. Baik menggunakan cara pertama maupun kedua, LEAP akan secara

otomatis memasukkan fungsi Interp(2025;45). Cara ketiga adalah dengan

mengetik “Interp(2025;45)” secara langsung pada kolom ekspresi.

Untuk mengekspresikan sebuah laju pertumbuhan yang menurun, pengguna dapat mengekspresikan sebagai sebuah laju pertumbuhan yang negative.

Hasil Pemodelan Permintaan Energi

Untuk melihat hasil dari pemodelan permintaan energi, pengguna dapat mengeklik tampilan hasil. Akan terdapat proses perhitungan yang dilakukan oleh

LEAP secara otomatis. Hasil pemodelan

dapat berupa grafik atau tabel.

4.5. Transformasi Energi

Modul transformasi adalah untuk meletakkan model pasokan energi, meliputi: produksi energi dan penyalurannya. Pasokan energi terdiri energi primer dan energi sekunder. Pasokan energi dalam modul transformasi ini akan secara otomatis memenuhi permintaan energi, baik permintaan energi dari modul permintaan maupun target ekspor energi. Struktur modul transformasi sederhana sebagai berikut:

Gambar 4.1. Struktur Modul Transformasi Sederhana

Pada penelitian ini, pengguna akan membuat sebuah model sederhana dari pentransmisian dan pendistribusian listrik di Provinsi DIY. Langkah pertama adalah menggunakan menu Umum, lalu pilih sub-menu Parameter Dasar dan centang kotak pilihan Transformasi dan Sumberdaya.

4.5.1. Transmisi dan Distribusi

Untuk membuat sebuah modul, klik cabang Transformasi pada diagram pohon, lalu

Tambah. Kemudian akan muncul jendela

properti, isi nama “Transmission and Distribution”, dan centang kotak yang dapat

mengindikasikan tipe data yang akan digunakan. Jangan lupa untuk mencentang kotak yang diinginkan.

Gambar 4.2. Tampilan Modul Transformasi

(6)

Setelah module ditambahkan, perluas (expand) cabang tersebut, maka akan terdapat cabang baru Proses. Klik cabang tersebut dan tambahkan proses baru yang disebut Listrik, lalu pilih bahan baku pertama yakni Listrik. Kemudian masukkan persentase losses pada variabel

Rugi-rugi.

4.5.2. Pembangkitan Listrik

Selanjutnya, pembangkitan listrik di

Provinsi DIY akan disimulasikan. Tambahkan modul baru dengan nama “Pembangkit Listrik”. Pastikan bahwa modul baru tersebut berada di bawah urutan modul Transmission and Distribution. Jika diperlukan, pengguna dapat mengubah susunan modul; menaikkan dan menurunkan. Urutan dari modul merefleksikan aliran sumber energi dari proses ekstraksi (urutan yang paling bawah) menuju penggunaan energi final (urutan yang paling atas). Oleh karenanya, listrik harus dibangkitkan sebelum ditransmisikan dan didistribusikan. Hal yang sama diaplikasikan untuk modul penambangan batubara yang merupakan bahan bakar untuk pembangkitan listrik, akan diletakkan pada urutan selanjutnya.

Pastikan bahwa properti yang diatur telah sesuai untuk modul Pembangkit Listrik, yakni pengguna perlu memasukkan data tentang biaya, dan efisiensi dari pembangkit listrik.

Dalam penelitian ini, di skenario Reference terdapat sepuluh jenis pembangkit listrik.

4.5.3. Emisi

Sebagaimana dijelaskan pada Bab

Pendahuluan, LEAP dapat digunakan untuk membuat perhitungan emisi yang dihasilkan dari proses pengkonversian dan penggunaan energi. LEAP secara default akan menghitung emisi dari polutan dengan menggunakan emisi faktor yang disarankan oleh Intergovernmental Panel on Climate

Change (IPCC).Untuk melihat hasil

perhitungan emisi yang diproduksi baik dari sektor permintaan maupun transformasi, klik tampilan Hasil dan kemudian klik pada cabang paling atas dari DIY 2008-2025. Pilih kategori Dampak Lingkungan:

Potensi Pemanasan Global. 4.5.4. Sumber daya

Langkah terakhir adalah memasukkan data yang lebih spesifik tentang sumber daya primer manakah yang dapat diproduksi sendiri (domestic) dan yang perlu diimpor, meski demikian LEAP secara otomatis dapat mengidentifikasi bahwa sumberdaya yang tidak tersedia secara domestik merupakan sumberdaya hasil impor. Di

dalam LEAP, pengguna dapat

menyebutkan secara spesifik tahun dasar dari cadangan bahan bakar minyak dan juga produksi maksimum tahunan dari berbagai bentuk energi terbarukan, seperti tenaga air, tenaga matahari dan tenaga angin.

Data pada sumberdaya disimpan di bawah cabang sumberdaya. Cabang- cabang ini akan secara otomatis ter-update ke dalam diagram pohon ketika pengguna mendefinisikan bahan bakar yang akan digunakan baik di modul permintaan maupun modul transformasi.

Diagram Sistem Energi

Sebelum melihat hasil pemodelan, ada baiknya pengguna mengecek diagram sistem energi, pastikan bahwa alur sistem energi yang dibuat seperti berikut ini, jika tidak maka dipastikan bahwa pengguna membuat kesalahan baik di bahan bakar input maupun output.

(7)

Gambar 4.3. Diagram Sistem Energi Lengkap

Gambar 4.4. Diagram Sistem Pembangkit Listrik

Gambar 4.5. Diagram Sistem Kilang Minyak

(8)

5. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

a. LEAP merupakan software aplikasi

yang dapat melakukan analisa secara cepat dari sebuah ide kebijakan energi ke sebuah analisa hasil dari kebijakan tersebut.

b. LEAP berfungsi sebagai database,

sebagai sebuah alat peramal (forecasting tool) dan sebagai alat analisa terhadap kebijakan energi. c. Langkah-langkah strategis terhadap

kebijakan energi ini jika akan diimplementasikan perlu dituangkan dalam sebuah kebijakan yang secara umum terdiri atas pengelolaan di sisi permintaan energi (demand side

management) dan pengelolaan di sisi

penyediaan energi (supply side

management).. DAFTAR PUSTAKA

Stockholm Environment Institute Boston. 2011. User Guide for LEAP version

2011, Boston, USA.

Stockholm Environment Institute Boston. 2007. Greenhouse Gas Mitigation

Screening Exercise For LEAP and Excel, Boston, USA.

Yusnan Badruzzaman. 2012. Penyusunan

Rencana Penyediaan Energi Di Provinsi DIY Dengan Dukungan Energi Terbarukan. Thesis Teknik

Elektro UGM. Yogyakarta

M. Ery Wijaya, M. Kholid Ridwan. 2009.

Modul Pelatihan Perencanaan Energi. Jurusan Teknik Fisika UGM. Yogyakarta

Oetomo Tri Winarno. LEAP Panduan

Perencanaan Energi. Institute

Gambar

Gambar 2.1. Tampilan Antar muka LEAP
Gambar 4.1. Struktur Modul Transformasi  Sederhana
Gambar 4.3. Diagram Sistem Energi  Lengkap

Referensi

Dokumen terkait

Dari analisa yang telah dilakukan didapat bahwa menurut beberapa penelitian terdahulu desain / perubahan desain adalah salah satu penyebab terjadinya waste pada

Untuk variasi putaran 150 rpm dan 200 rpm terutama bagian diameter luar yang relatif memiliki struktur equiaxed halus, meng- hasilkan angka kekerasan yang tidak berbeda jauh

Tipe enumerasi adalah tipe data yang nilainya terbatas pada nilai-nilai yang telah didefinisikan saja. Tipe enumerasi digunakan untuk membentuk tipe data yang

Simpulan dari penelitian ini bahwa terdapat hubungan yang bermakna (p<0,05) yaitu pengetahuan yang kurang yang akan menyebabkan sikap negatif tentang fluor

Dengan adanya banyak hal yang mempengaruhi jenis tanaman untuk suatu lahan tertentu, maka diperlukan suatu sistem yang dapat menampilkan informasi spasial dan

 APBN Supervisi Pembangunan Waduk Supervisi Pembangunan Waduk Bendo (Multiyears) Bendo (Multiyears) Jawa Timur Jawa Timur Inspeksi Teknis/ Inspeksi Teknis/ Prasarana Keairan

Berdasarkan hasil analisis moderasi dengan melakukan serangkaian uji pada bab 5 hasil dari pengujian tersebut menyatakan bahwa faktor eksternal tidak terbukti

Di lihat dari table 3 nilai T-Statistik pengaruh langsung antara estetika dan nilai emosional sebesar 15,739 dengan path coeficient 0,558, lalu nilai