6 BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Gambaran Umum Kantor Kejaksaan Negeri Surakarta
Kejaksaaan Negeri Surakarta adalah jajaran Kejaksaan RI yang melaksanakan
kekuasaan Negara di bidang penuntutan yang dibentuk berdasarkan keputusan Presiden
atas usul Jaksa Agung dalam hal tertentu, dengan wilayah tugas di salah satu Kabupaten
di Provinsi Jawa Tengah tepatnya di Kota Surakarta. Kejaksaan Negeri Surakarta berada
di Jl. Kepatihan Wetan No.1 Telepon 0271 - 646226, Surakarta (57139), dipimpin oleh
Bp. Didik Djoko Ady Poerwoko, SH sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Surakarta (Kajari
Surakarta). Jumlah pegawai di Kejaksaan Negeri Surakarta adalah 71 pegawai yang
terdiri dari 32 Jaksa dan 39 pegawai di bagian Tata Usaha. Terdiri dari 9 satuan kerja
yaitu, satuan kerja bidang pembinaan, bidang Intelijen, bidang kepegawaian, bidang
keuangan, bidang perlengkapan, dan bidang TU, DASKRIMTI, Perpustakaan, tindak
pidana umum (PIDUM), tindak pidana khusus (PIDSUS), dan Data Tata Usaha Negara
(DATUN).
2.2 Sejarah Kejaksaan
2.2.1 Sebelum reformasi
Istilah Kejaksaan sebenarnya sudah ada sejak lama di Indonesia. Pada zaman
dhyaksa, adhyaksa, dan dharmadhyaksa sudah mengacu pada posisi dan
jabatantertentu di kerajaan. Istilah-istilah ini berasal dari bahasa kuno yakni
dari kata-kata yang sama dalam bahasa sanskerta. Seorang peneliti Belanda W.F Stutterheim mengatakan bahwa, “dhyaksa adalah pejabat negara di
zaman Kerajaan Majapahit, tepatnya di saat Prabu Hayam Wuruk tengah
berkuasa (1350-1389 M). Dhyaksa adalah hakim yang diberi tugas untuk
menangani masalah peradilan dalam sidang pengadilan. Para dhyaksa ini
dipimpin oleh seorang adhyaksa, yakni hakim tertinggi yang memimpin dan
mengawasi para. Kesimpulan ini didukung peneliti lainnya yakni
H.H.Juynboll yang mengatakan bahwa adhyaksa adalah pengawas (opzichter)
atau hakim tertinggi (oppenrrechter Krom dan Van Vollenhoven juga seorang
peneliti Belanda, bahkan menyebut bahwa patih terkenal dari Majapahit yakni Gajah Mada, juga adalah seorang adhyaksa.”
Sejak awal eksistensinya, hingga kini Kejaksaan Republik Indonesia
telah mengalami 22 periode kepemimpinan Jaksa Agung. Seiring dengan
perjalanan sejarah ketatanegaraan Indonesia, kedudukan pimpinan,
organisasi, serta tata cara kerja Kejaksaan RI, juga mengalami berbagai
perubahan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat, serta
bentuk negara dan sistem pemerintahan. Menyangkut Undang-Undang
tentang Kejaksaan, perubahan mendasar pertama berawal tanggal 30 Juni
tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kejaksaan RI. Terkait kedudukan, tugas
dan wewenang Kejaksaan dalam rangka sebagai alat revolusi dan penempatan
kejaksaan dalam struktur organisasi departemen, disahkan Undang – Undang
Nomor 16 tahun 1961 tentang Pembentukan Kejaksaan Tinggi.
Pada masa Orde Baru ada perkembangan baru yang menyangkut
Kejaksaan RI sesuai dengan perubahan dari Undang-Undang Nomor 15
Tahun 1961 kepada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991, tentang
Kejaksaan Republik Indonesia. Perkembangan itu juga mencakup perubahan
mendasar pada susunan organisasi serta tata cara institusi Kejaksaan yang
didasarkan pada adanya Keputusan Presiden No. 55 tahun 1991 tertanggal 20
November 1991.
2.2.2 Masa Reformasi
Masa Reformasi hadir di tengah gencarnya berbagai sorotan terhadap
pemerintah serta lembaga penegak hukum yang ada, khususnya dalam
penanganan tindak pidana korupsi. Karena itulah, memasuki masa reformasi
Undang-undang tentang Kejaksaan juga mengalami perubahan, yakni dengan
diundangkannya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 untuk menggantikan
2.3 Visi dan Misi Kejaksaan
2.3.1 Visi Kejaksaan
“Kejaksaan sebagai lembaga penegak hukum yang bersih, efektif,
efisien, transparan, akuntabel, untuk dapat memberikan pelayanan prima
dalam mewujudkan supremasi hukum secara profesional, proporsional dan
bermartabat yang berlandaskan keadilan, kebenaran, serta nilai – nilai kepautan.”
2.3.2 Misi Kejaksaan
1. Mengoptimalkan pelaksanaan fungsi Kejaksaan dalam pelaksanaa tugas
dan wewenang, baik dalam segi kualitas maupun kuantitas penanganan
perkara seluruh tindak pidana, penanganan perkara Perdata dan Tata Usaha
Negara, serta pengoptimalan kegiatan Intelijen Kejaksaan, secara
profesional, proposional dan bermartabat melalui penerapan Standard
Operating Procedure (SOP) yang tepat, cermat, terarah, efektif, dan efisien.
2. Mengoptimalkan peranan bidang Pembinaan dan Pengawasan dalam
rangka mendukung pelaksanaan tugas bidang-bidang lainnya, terutama
3. Mengoptimalkan tugas pelayanan publik di bidang hukum dengan penuh
tanggung jawab, taat azas, efektif dan efisien, serta penghargaan terhadap
hak-hak publik;
4. Melaksanakan pembenahan dan penataan kembali struktur organisasi
Kejaksaan, pembenahan sistem informasi manajemen terutama
pengimplementasian program quickwins agar dapat segera diakses oleh
masyarakat, penyusunan cetak biru (blue print) pembangunan sumber daya
manusia Kejaksaan jangka menengah dan jangka panjang tahun 2025,
menerbitkan dan menata kembali manajemen administrasi keuangan,
peningkatan sarana dan prasarana, serta peningkatan kesejahteraan pegawai
melalui tunjangan kinerja atau remunerasi, agar kinerja Kejaksaan dapat
berjalan lebih efektif, efisien, transparan, akuntabel dan optimal.
5. Membentuk aparat Kejaksaan yang handal, tangguh, profesional, bermoral
dan beretika guna menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pokok, fungsi
dan wewenang, terutama dalam upaya penegakan hukum yang berkeadilan
2.4 Logo Kejaksaan
Gambar 1.1 Logo Kejaksaan
Sumber : Kejaksaan Negeri Surakarta,2015
2.4.1 Makna Logo Kejaksaan
Bintang bersudut tiga
Bintang adalah salah satu benda alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
yang tinggi letaknya dan memancarkan cahaya abadi. Sedangkan jumlah
tiga buah merupakan pantulan dari Trapsila Adhyaksa sebagai landasan
kejiwaan warga Adyaksa yang harus dihayati dan diamalkan.
Pedang
Senjata pedang melabangkan kebenaran, senjata untuk membasmi
Timbangan
Timbangan adalah lambang keadilan, keadilan yang diperoleh melalui
keseimbangan antara suratan dan siratan rasa.
Padi dan Kapas
Padi dan kapas melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran yang
menjadi dambaan masyarakat. Seloka ”Satya Adi Wicaksana”
Merupakan Trapsila Adhyaksa yang menjadi landasan jiwa dan raihan
cita-cita setiap warga Adhyaksa dan mempunyai arti serta makna.
Tri Krama Adhyaksa, adalah doktrin Kejaksaan Indonesia:
1. Satya, yang artinya kesetiaan yang bersumber pada rasa jujur, baik
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, terhadap diri pribadi dan keluarga,
maupun kepada sesama manusia.
2. Adhi, yang artinya kesempurnaan dalam bertugas dan berunsur utama
pemilikan rasa tanggung jawab, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
terhadap keluarga, dan terhadap sesama manusia.
3. Wicaksana, yang artinya bijaksana dalam tutur kata dan tingkah laku,
2.4.2 Makna tata warna
Warna kuning diartikan luhur, keluhuran makna yang dikandung
dalam gambar/lukisan, keluhuran yang dijadikan cita-cita. Warna hijau
diberi arti tekun, ketekunan yang menjadi landasan
pengejaran/pengraihan cita-cita.
2.5 Jabatan Fungsional Kejaksaan Negeri Surakarta
a. Jaksa Muda Bidang Pembinaan
b. Jaksa Muda Bidang Intelijen
c. Jaksa Muda Tindak Pidana Umum
d. Jaksa Muda Tindak Pidana Khusus
e. Jaksa Muda Data Tata Usaha Negara
f. Jaksa Muda Bidang Kepegawaian
g. Jaksa Muda Bidang Keuangan
h. Jaksa Muda Bidang Perlengkapan
i. Jaksa Muda Bidang TU, DASKRIMTI, Perpustakaan
2.6 Struktur Organisasi Kejaksaan Negeri Surakarta
Struktur organisasi merupakan kerangka kerja yang menggambarkan
hubungan wewenang dan tanggung jawab bagi setiap jenjang yang berbeda
Bagan 1.1 Struktur Organisasi Mikro Perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta
Sumber: Kejaksaan Negeri Surakarta, 2015
2.7 Perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta
Perpustakaan merupakan unit satuan kerja yang melaksanakan kegiatan
pengelolaan informasi dan referensi bagi pemustaka lingkungan kantor
Kejaksaan Negeri Surakarta, dibawah urusan Tata Usaha dan DASKRIMTI,
yang di pimpin Tri Setyo Widjajanti S.Sos selaku Kepala Sub Bagian TU,
Perpustakaan dan DASKRIMTI di Kejaksaan Negeri Surakarta. Perpustakaan
merupakan salah satu penunjang tugas-tugas kedinasan yang keberadaannya
Kepala Urusan Perpustakaan Nita Priyudiarni, SH NIP. 19800429 2005 01 2006 Staff Perpustakaan Maigret Lincewati, SH NIP. 19800515 2003 12 2002 Operator SIMKARI DASKRIMTI Adri Swastana NIP. 19670119 1991 03 1002 Operator SIMKARI DASKRIMTI Netti Tatiana, SH NIP. 19821225 2009 1 2002
perlu ditetapkan dengan suatu Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia,
sesuai dengan Peraturan Jaksa Agung RI No:PER-038/A/JA/09/2011 tentang
pengelolaan perpustakaan hukum dan dokumentasi peraturan
perundang-undangan di lingkungan Kejaksaan RI. Perpustakaan Kejaksaan Negeri
Surakarta terletak di lantai 2 sebelah kiri sudut ruangan, berada di sebelah
ruang Kaur Kepegawaian dan Kaur Perlengkapan.
2.8 Sumber Daya Manusia Bidang Perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta
Minimnya sumber daya pengelola perpustakaan khususnya staff ahli
perpustakaan (pustakawan) yang seharusnya bisa mengelola perpustakaan
dengan baik menjadi kendala terbesar bagi perpustakaan Kejaksaan Negeri
Surakarta saat ini. Ibu Nita Priyudiarni, SH membawahi sub bidang yang ada
yaitu bidang perpustakaan dan SIMKARI. Beliau menjadi kepala
perpustakaan di Kantor Kejaksaan Negeri Surakarta serta bertanggung jawab
pada komputer SIMKARI.
Instansi seperti Kejaksaan Negeri Surakarta ini sangat membutuhkan staff
ahli perpustakaan yang mempunyai kompetensi di bidang perpustakaan, yang
berpendidikan minimal D3 perpustakaan dan kemudian bisa menjalankan dan
mengelola perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta dengan baik.
Semua koleksi yang diperoleh Kejaksaan berkaitan dengan tugas
pekerjaan, ditetapkan sebagai koleksi milik perpustakaan. Pegawai kejaksaan
yang jabatannya telah selesai atau pegawai yang akan pindah (mutasi)
berkewajiban memberikan buku-buku khusus tentang bidang hukum untuk
penambahan koleksi di perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta.
Peningkatan dan pengembangan koleksi dapat dilakukan dengan
mengupayakan sumbangan-sumbangan dari lingkungan Kejaksaan itu sendiri,
yaitu dengan menghimpun kepada setiap pegawai Kejaksaan.
2.9.1 Sumber Perolehan Koleksi
Sumber perolehan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan Kejaksaan
Negeri Surakarta adalah :
a. Pembelian
b. Penerimaan atau distribusi dari pemerintah (Penerimaan utama bahan
pustaka berasal dari Kejaksaan Agung RI dan Kejaksaan Tinggi Jawa
Tengah)
c. Sumbangan.
2.9.2 Macam-macam Koleksi Perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta Koleksi perpustakaan terdiri dari 5 (lima) macam, yaitu :
a. Koleksi inti adalah peraturan perundang-undangan
c. Koleksi khusus adalah yang di larang beredar oleh peraturan
perundang-undangan
d. Koleksi langka adalah kumpulan berita acara dari tahun 1950
e. Koleksi pendukung adalah disiplin ilmu lainnya.
2.9.2.1 Koleksi Inti
Koleksi inti yang di maksud adalah peraturan
perundang-undangan. Pengadaan koleksi peraturan perundang-undangan produk
hukum kejaksaan di dapat dari setiap penerbitan peraturan
perundang-undangan yang di keluarkan oleh Kejaksaan, yaitu :
Peraturan Tentang TIPIKOR (Tindak Pidana Korupsi), Peraturan
Menteri, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah, Peraturan Pemerintah,
Peraturan Jaksa, Undang-Undang.
2.9.2.2 Koleksi Dasar
Koleksi dasar yang di maksud adalah buku-buku disiplin ilmu
hukum yang mendukung kinerja serta pengetahuan secara luas tentang
hukum. Koleksi dasar meliputi beberapa disiplin ilmu hukum, yaitu :
a. Hukum Internasional
b. Hukum Tata Negara
c. Hukum Publik
d. Hukum Sosial
f. Hukum Perdata
g. Hukum Acara Perdata dan Pengadilan
h. Hukum Negara Bangsa Tertentu
2.9.2.3 Koleksi Khusus
Koleksi khusus yang dimiliki Perpustakaan Kejaksaan Negeri
Surakarta adalah koleksi yang dilarang beredar secara umum oleh
peraturan perundang-undangan. Pengadaan koleksi khusus didapat
dari Jaksa Agung Muda Intelejen. Penyimpanan koleksi khusus
dilakukan secara khusus di bawah pengawasan Kaur Perpustakaan.
2.9.2.4 Koleksi Langka
Koleksi langka yang dimiliki perpustakaan Kejaksaan Negeri
Surakarta adalah kumpulan berita acara dari tahun 1950. Pengadaan
koleksi langka didapat dari hasil penyelesaian suatu perkara yang
dilakukan oleh para jaksa-jaksa, kemudian ditentukan kelayakannya
oleh pimpinan untuk dijadikan koleksi langka perpustakaan.
2.9.2.5 Koleksi Pendukung adalah disiplin ilmu lainnya
Koleksi pendukung disiplin ilmu lainnya adalah koleksi bahan
pustaka secara umum yang bersifat non hukum dan pengadaan koleksi
Kejaksaan Negeri Surakarta, bahan koleksi yang bersifat non hukum
meliputi :
Kamus, Buku ilmu agama, Buku ilmu sosial, Buku ilmu pengetahuan,
Buku ilmu ekonomi, Buku Ilmu Teknologi Informasi, Buku ilmu
perpustakaan, Majalah, Koran dan Buletin.
Penyusunan koleksi diatur dan dilakukan sebagi berikut :
a. Untuk bahan pustaka buku, awalnya disusun berdasarkan nomor
inventaris lalu kini berdasarkan nomor klasifikasi
b. Untuk bahan pustaka khusus (peraturan perundang-undangan),
disusun berdasarkan nomor inventaris
c. Untuk bahan pustaka langka, disusun berdasarkan tahun.
Tabel 1.1 Daftar Koleksi Buku Perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta
No. Koleksi Perpustakaan Jumlah Eksemplar
1 Peraturan Menteri 4 Eksemplar
2 Peraturan Presiden 10 Eksemplar
3 Peraturan Pemerintahan 2 Eksemplar
4 Peraturan Daerah 6 Eksemplar
6 Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR) 5 Eksemplar
7 Peraturan Jaksa 60 Eksemplar
8 Yurisprodensi 57 Eksemplar
9 Pidato Kenegaraan 60 Eksemplar
10 Laporan Tahunan 10 Eksemplar
11 Koleksi Asing 63 Eksemplar
12 Himpunan Lembaran Daerah 9 Eksemplar
13 Koleksi Dasar (Disiplin Ilmu yang Berkaitan) 421 Eksemplar
14 Koleksi Disiplin Ilmu Lain 240 Eksemplar
Total Jumlah Koleksi 1163 Eksemplar
Sumber: Perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta
2.10 Fasilitas dan Sarana Prasarana a. Komputer SIMKARI
Komputer SIMKARI merupakan alat bantu dalam pengelolaan
administrasi secara komputerisasi yang terintegrasi ke seluruh unit kerja di
Kejaksaan Agung. Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri seluruh
Indonesia di bawah tanggung jawab Pusat Informasi Data Statistik
Kriminal dan Teknologi Informasi. Ruang Komputer SIMKARI terletak
dengan fasilitas pendingin ruangan dan listrik yang cukup memadai.
Aplikasi SIMKARI dibangun berbasiskan web yang tidak membutuhkan
instalasi pada masing-masing computer pengguna (workstation), untuk
mengakses Aplikasi SIMKARI hanya membutuhkan browser, Mozilla
Firefox, Internet Explorer seperti mengakses website di internet.
Aplikasi ini hanya bisa diakses melalui jaringan WAN khusus
Kejaksaan RI (VPN Kejaksaan), sehingga tidak dapat diakses masyarakat
umum, hal ini dimaksudkan untuk menjamin keamanan data SIMKARI,
oleh sebab itu user harus memastikan bahwa komputer yang digunakan
sudah terkoneksi dengan jaringan VPN SIMKARI.
b. Ruang Baca
Di ruang baca para pemustaka dilingkungan Kejaksaan Negeri
Surakarta bisa mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan informasi melalui
mambaca diruang baca yang nyaman dan bersih.
c. Komputer OPAC
Dengan adanya komputer OPAC, maka pemustaka dapat lebih mudan
dan efisien dalam mencari bahan pustaka yang dibutuhkan.
d. Ruang Tamu
Ruang tamu di perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta dapat
khusus dengan para pegawai serta dapat berfungsi sebagai tempat untuk
bersantai bagi para pengunjung dan pegawai Kejaksaan.
Tabel 1.2 Inventaris Barang Perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta
No. Nama Barang Jumlah
1. Lemari/Rak buku 5 buah
2. Meja Petugas 1 buah
3. Meja Baca 3 buah
4. Meja Tamu 1 buah
5. Kursi 5 buah
6. Sofa 2 buah
7. Kotak Penyimpanan Katalog 4 buah
8. Rak Surat Kabar/Koran 1 buah
9. Komputer OPAC 1 buah
10. AC 1 buah
11. Jam Dinding 1 buah
12. Dispenser 1 buah
13. Almari 1 buah
Sumber: Perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta, 2015
2.11 Layanan Perpustakaan
Jasa layanan perpustakaaan kejaksaan dimanfaatkan oleh semua pegawai
perpustakaan memnggunakan system layanan terbuka. Maka petugas
diharuskan untuk melakukan penataan bahan pustaka secara sistematis,
mengawasi secara efektif dan efisien agar kehilangan koleksi dapat diterka
serendah mungkin.
Untuk memenuhi kebutuhan informasi para pemustaka, jasa layanan
perpustakaan dapat dimanfaatkan dengan cara meminjam, membaca,
mendengar dan melihat koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan Kejaksaan
Negeri Surakarta. Namun dilarang untuk meminjam koleksi-koleksi yang
dimiliki seperti
a. koleksi khusus
b. koleksi langka
c. koleksi inti
2.12 Waktu Layanan Perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta
Waktu layanan di perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta adalah setiap
jam kerja, yaitu :
Jam pelayanan :
Senin – Kamis : 08.00 WIB – 16.00 WIB Jum’at : 09.00 WIB – 15.00 WIB
Jam Istirahat :
Senin – Kamis : 12.00 WIB – 13.00 WIB Jum’at : 11.30 WIB – 13.00 WIB
2.13 Tata Tertib Perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta
Adapun tata tertib dan ketentuan peminjaman buku di Perputakaan Kantor
Kejaksaan Negeri Surakarta, yaitu:
A. Tata Tertib
1) Pengunjung diwajibkan mengisi buku tamu yang telah disediakan
2) Pengunjung harus berlaku sopan dan dapat menjaga ketertiban serta
kebersihan
3) Pengunjung harus berpakaian pantas dan rapi
4) Selama berada didalam ruang baca perpustakaan, pengunjung harus
tenang (tidak berisik, membuat gaduh atau sejenisnya)
5) Pengunjung dilarang merokok, makan dan minum didalam ruangan
B. Ketentuan Peminjaman Buku Di Perpustakaan
1) Peminjaman buku maksimal satu minggu
2) Jumlah buku yang dipinjam maksimal tiga judul buku
3) Bila buku yang dipinjam hilang, maka harus mengganti sesuai dengan
buku yang dipinjam
4) Pengunjung yang akan melakukan fotocopy buku harus melapor