• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Gambaran Umum Kantor Kejaksaan Negeri Surakarta

Kejaksaaan Negeri Surakarta adalah jajaran Kejaksaan RI yang melaksanakan

kekuasaan Negara di bidang penuntutan yang dibentuk berdasarkan keputusan Presiden

atas usul Jaksa Agung dalam hal tertentu, dengan wilayah tugas di salah satu Kabupaten

di Provinsi Jawa Tengah tepatnya di Kota Surakarta. Kejaksaan Negeri Surakarta berada

di Jl. Kepatihan Wetan No.1 Telepon 0271 - 646226, Surakarta (57139), dipimpin oleh

Bp. Didik Djoko Ady Poerwoko, SH sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Surakarta (Kajari

Surakarta). Jumlah pegawai di Kejaksaan Negeri Surakarta adalah 71 pegawai yang

terdiri dari 32 Jaksa dan 39 pegawai di bagian Tata Usaha. Terdiri dari 9 satuan kerja

yaitu, satuan kerja bidang pembinaan, bidang Intelijen, bidang kepegawaian, bidang

keuangan, bidang perlengkapan, dan bidang TU, DASKRIMTI, Perpustakaan, tindak

pidana umum (PIDUM), tindak pidana khusus (PIDSUS), dan Data Tata Usaha Negara

(DATUN).

2.2 Sejarah Kejaksaan

2.2.1 Sebelum reformasi

Istilah Kejaksaan sebenarnya sudah ada sejak lama di Indonesia. Pada zaman

(2)

dhyaksa, adhyaksa, dan dharmadhyaksa sudah mengacu pada posisi dan

jabatantertentu di kerajaan. Istilah-istilah ini berasal dari bahasa kuno yakni

dari kata-kata yang sama dalam bahasa sanskerta. Seorang peneliti Belanda W.F Stutterheim mengatakan bahwa, “dhyaksa adalah pejabat negara di

zaman Kerajaan Majapahit, tepatnya di saat Prabu Hayam Wuruk tengah

berkuasa (1350-1389 M). Dhyaksa adalah hakim yang diberi tugas untuk

menangani masalah peradilan dalam sidang pengadilan. Para dhyaksa ini

dipimpin oleh seorang adhyaksa, yakni hakim tertinggi yang memimpin dan

mengawasi para. Kesimpulan ini didukung peneliti lainnya yakni

H.H.Juynboll yang mengatakan bahwa adhyaksa adalah pengawas (opzichter)

atau hakim tertinggi (oppenrrechter Krom dan Van Vollenhoven juga seorang

peneliti Belanda, bahkan menyebut bahwa patih terkenal dari Majapahit yakni Gajah Mada, juga adalah seorang adhyaksa.”

Sejak awal eksistensinya, hingga kini Kejaksaan Republik Indonesia

telah mengalami 22 periode kepemimpinan Jaksa Agung. Seiring dengan

perjalanan sejarah ketatanegaraan Indonesia, kedudukan pimpinan,

organisasi, serta tata cara kerja Kejaksaan RI, juga mengalami berbagai

perubahan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat, serta

bentuk negara dan sistem pemerintahan. Menyangkut Undang-Undang

tentang Kejaksaan, perubahan mendasar pertama berawal tanggal 30 Juni

(3)

tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kejaksaan RI. Terkait kedudukan, tugas

dan wewenang Kejaksaan dalam rangka sebagai alat revolusi dan penempatan

kejaksaan dalam struktur organisasi departemen, disahkan Undang – Undang

Nomor 16 tahun 1961 tentang Pembentukan Kejaksaan Tinggi.

Pada masa Orde Baru ada perkembangan baru yang menyangkut

Kejaksaan RI sesuai dengan perubahan dari Undang-Undang Nomor 15

Tahun 1961 kepada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991, tentang

Kejaksaan Republik Indonesia. Perkembangan itu juga mencakup perubahan

mendasar pada susunan organisasi serta tata cara institusi Kejaksaan yang

didasarkan pada adanya Keputusan Presiden No. 55 tahun 1991 tertanggal 20

November 1991.

2.2.2 Masa Reformasi

Masa Reformasi hadir di tengah gencarnya berbagai sorotan terhadap

pemerintah serta lembaga penegak hukum yang ada, khususnya dalam

penanganan tindak pidana korupsi. Karena itulah, memasuki masa reformasi

Undang-undang tentang Kejaksaan juga mengalami perubahan, yakni dengan

diundangkannya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 untuk menggantikan

(4)

2.3 Visi dan Misi Kejaksaan

2.3.1 Visi Kejaksaan

“Kejaksaan sebagai lembaga penegak hukum yang bersih, efektif,

efisien, transparan, akuntabel, untuk dapat memberikan pelayanan prima

dalam mewujudkan supremasi hukum secara profesional, proporsional dan

bermartabat yang berlandaskan keadilan, kebenaran, serta nilai – nilai kepautan.”

2.3.2 Misi Kejaksaan

1. Mengoptimalkan pelaksanaan fungsi Kejaksaan dalam pelaksanaa tugas

dan wewenang, baik dalam segi kualitas maupun kuantitas penanganan

perkara seluruh tindak pidana, penanganan perkara Perdata dan Tata Usaha

Negara, serta pengoptimalan kegiatan Intelijen Kejaksaan, secara

profesional, proposional dan bermartabat melalui penerapan Standard

Operating Procedure (SOP) yang tepat, cermat, terarah, efektif, dan efisien.

2. Mengoptimalkan peranan bidang Pembinaan dan Pengawasan dalam

rangka mendukung pelaksanaan tugas bidang-bidang lainnya, terutama

(5)

3. Mengoptimalkan tugas pelayanan publik di bidang hukum dengan penuh

tanggung jawab, taat azas, efektif dan efisien, serta penghargaan terhadap

hak-hak publik;

4. Melaksanakan pembenahan dan penataan kembali struktur organisasi

Kejaksaan, pembenahan sistem informasi manajemen terutama

pengimplementasian program quickwins agar dapat segera diakses oleh

masyarakat, penyusunan cetak biru (blue print) pembangunan sumber daya

manusia Kejaksaan jangka menengah dan jangka panjang tahun 2025,

menerbitkan dan menata kembali manajemen administrasi keuangan,

peningkatan sarana dan prasarana, serta peningkatan kesejahteraan pegawai

melalui tunjangan kinerja atau remunerasi, agar kinerja Kejaksaan dapat

berjalan lebih efektif, efisien, transparan, akuntabel dan optimal.

5. Membentuk aparat Kejaksaan yang handal, tangguh, profesional, bermoral

dan beretika guna menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pokok, fungsi

dan wewenang, terutama dalam upaya penegakan hukum yang berkeadilan

(6)

2.4 Logo Kejaksaan

Gambar 1.1 Logo Kejaksaan

Sumber : Kejaksaan Negeri Surakarta,2015

2.4.1 Makna Logo Kejaksaan

Bintang bersudut tiga

Bintang adalah salah satu benda alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa

yang tinggi letaknya dan memancarkan cahaya abadi. Sedangkan jumlah

tiga buah merupakan pantulan dari Trapsila Adhyaksa sebagai landasan

kejiwaan warga Adyaksa yang harus dihayati dan diamalkan.

Pedang

Senjata pedang melabangkan kebenaran, senjata untuk membasmi

(7)

Timbangan

Timbangan adalah lambang keadilan, keadilan yang diperoleh melalui

keseimbangan antara suratan dan siratan rasa.

Padi dan Kapas

Padi dan kapas melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran yang

menjadi dambaan masyarakat. Seloka ”Satya Adi Wicaksana”

Merupakan Trapsila Adhyaksa yang menjadi landasan jiwa dan raihan

cita-cita setiap warga Adhyaksa dan mempunyai arti serta makna.

Tri Krama Adhyaksa, adalah doktrin Kejaksaan Indonesia:

1. Satya, yang artinya kesetiaan yang bersumber pada rasa jujur, baik

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, terhadap diri pribadi dan keluarga,

maupun kepada sesama manusia.

2. Adhi, yang artinya kesempurnaan dalam bertugas dan berunsur utama

pemilikan rasa tanggung jawab, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

terhadap keluarga, dan terhadap sesama manusia.

3. Wicaksana, yang artinya bijaksana dalam tutur kata dan tingkah laku,

(8)

2.4.2 Makna tata warna

Warna kuning diartikan luhur, keluhuran makna yang dikandung

dalam gambar/lukisan, keluhuran yang dijadikan cita-cita. Warna hijau

diberi arti tekun, ketekunan yang menjadi landasan

pengejaran/pengraihan cita-cita.

2.5 Jabatan Fungsional Kejaksaan Negeri Surakarta

a. Jaksa Muda Bidang Pembinaan

b. Jaksa Muda Bidang Intelijen

c. Jaksa Muda Tindak Pidana Umum

d. Jaksa Muda Tindak Pidana Khusus

e. Jaksa Muda Data Tata Usaha Negara

f. Jaksa Muda Bidang Kepegawaian

g. Jaksa Muda Bidang Keuangan

h. Jaksa Muda Bidang Perlengkapan

i. Jaksa Muda Bidang TU, DASKRIMTI, Perpustakaan

2.6 Struktur Organisasi Kejaksaan Negeri Surakarta

Struktur organisasi merupakan kerangka kerja yang menggambarkan

hubungan wewenang dan tanggung jawab bagi setiap jenjang yang berbeda

(9)

Bagan 1.1 Struktur Organisasi Mikro Perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta

Sumber: Kejaksaan Negeri Surakarta, 2015

2.7 Perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta

Perpustakaan merupakan unit satuan kerja yang melaksanakan kegiatan

pengelolaan informasi dan referensi bagi pemustaka lingkungan kantor

Kejaksaan Negeri Surakarta, dibawah urusan Tata Usaha dan DASKRIMTI,

yang di pimpin Tri Setyo Widjajanti S.Sos selaku Kepala Sub Bagian TU,

Perpustakaan dan DASKRIMTI di Kejaksaan Negeri Surakarta. Perpustakaan

merupakan salah satu penunjang tugas-tugas kedinasan yang keberadaannya

Kepala Urusan Perpustakaan Nita Priyudiarni, SH NIP. 19800429 2005 01 2006 Staff Perpustakaan Maigret Lincewati, SH NIP. 19800515 2003 12 2002 Operator SIMKARI DASKRIMTI Adri Swastana NIP. 19670119 1991 03 1002 Operator SIMKARI DASKRIMTI Netti Tatiana, SH NIP. 19821225 2009 1 2002

(10)

perlu ditetapkan dengan suatu Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia,

sesuai dengan Peraturan Jaksa Agung RI No:PER-038/A/JA/09/2011 tentang

pengelolaan perpustakaan hukum dan dokumentasi peraturan

perundang-undangan di lingkungan Kejaksaan RI. Perpustakaan Kejaksaan Negeri

Surakarta terletak di lantai 2 sebelah kiri sudut ruangan, berada di sebelah

ruang Kaur Kepegawaian dan Kaur Perlengkapan.

2.8 Sumber Daya Manusia Bidang Perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta

Minimnya sumber daya pengelola perpustakaan khususnya staff ahli

perpustakaan (pustakawan) yang seharusnya bisa mengelola perpustakaan

dengan baik menjadi kendala terbesar bagi perpustakaan Kejaksaan Negeri

Surakarta saat ini. Ibu Nita Priyudiarni, SH membawahi sub bidang yang ada

yaitu bidang perpustakaan dan SIMKARI. Beliau menjadi kepala

perpustakaan di Kantor Kejaksaan Negeri Surakarta serta bertanggung jawab

pada komputer SIMKARI.

Instansi seperti Kejaksaan Negeri Surakarta ini sangat membutuhkan staff

ahli perpustakaan yang mempunyai kompetensi di bidang perpustakaan, yang

berpendidikan minimal D3 perpustakaan dan kemudian bisa menjalankan dan

mengelola perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta dengan baik.

(11)

Semua koleksi yang diperoleh Kejaksaan berkaitan dengan tugas

pekerjaan, ditetapkan sebagai koleksi milik perpustakaan. Pegawai kejaksaan

yang jabatannya telah selesai atau pegawai yang akan pindah (mutasi)

berkewajiban memberikan buku-buku khusus tentang bidang hukum untuk

penambahan koleksi di perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta.

Peningkatan dan pengembangan koleksi dapat dilakukan dengan

mengupayakan sumbangan-sumbangan dari lingkungan Kejaksaan itu sendiri,

yaitu dengan menghimpun kepada setiap pegawai Kejaksaan.

2.9.1 Sumber Perolehan Koleksi

Sumber perolehan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan Kejaksaan

Negeri Surakarta adalah :

a. Pembelian

b. Penerimaan atau distribusi dari pemerintah (Penerimaan utama bahan

pustaka berasal dari Kejaksaan Agung RI dan Kejaksaan Tinggi Jawa

Tengah)

c. Sumbangan.

2.9.2 Macam-macam Koleksi Perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta Koleksi perpustakaan terdiri dari 5 (lima) macam, yaitu :

a. Koleksi inti adalah peraturan perundang-undangan

(12)

c. Koleksi khusus adalah yang di larang beredar oleh peraturan

perundang-undangan

d. Koleksi langka adalah kumpulan berita acara dari tahun 1950

e. Koleksi pendukung adalah disiplin ilmu lainnya.

2.9.2.1 Koleksi Inti

Koleksi inti yang di maksud adalah peraturan

perundang-undangan. Pengadaan koleksi peraturan perundang-undangan produk

hukum kejaksaan di dapat dari setiap penerbitan peraturan

perundang-undangan yang di keluarkan oleh Kejaksaan, yaitu :

Peraturan Tentang TIPIKOR (Tindak Pidana Korupsi), Peraturan

Menteri, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah, Peraturan Pemerintah,

Peraturan Jaksa, Undang-Undang.

2.9.2.2 Koleksi Dasar

Koleksi dasar yang di maksud adalah buku-buku disiplin ilmu

hukum yang mendukung kinerja serta pengetahuan secara luas tentang

hukum. Koleksi dasar meliputi beberapa disiplin ilmu hukum, yaitu :

a. Hukum Internasional

b. Hukum Tata Negara

c. Hukum Publik

d. Hukum Sosial

(13)

f. Hukum Perdata

g. Hukum Acara Perdata dan Pengadilan

h. Hukum Negara Bangsa Tertentu

2.9.2.3 Koleksi Khusus

Koleksi khusus yang dimiliki Perpustakaan Kejaksaan Negeri

Surakarta adalah koleksi yang dilarang beredar secara umum oleh

peraturan perundang-undangan. Pengadaan koleksi khusus didapat

dari Jaksa Agung Muda Intelejen. Penyimpanan koleksi khusus

dilakukan secara khusus di bawah pengawasan Kaur Perpustakaan.

2.9.2.4 Koleksi Langka

Koleksi langka yang dimiliki perpustakaan Kejaksaan Negeri

Surakarta adalah kumpulan berita acara dari tahun 1950. Pengadaan

koleksi langka didapat dari hasil penyelesaian suatu perkara yang

dilakukan oleh para jaksa-jaksa, kemudian ditentukan kelayakannya

oleh pimpinan untuk dijadikan koleksi langka perpustakaan.

2.9.2.5 Koleksi Pendukung adalah disiplin ilmu lainnya

Koleksi pendukung disiplin ilmu lainnya adalah koleksi bahan

pustaka secara umum yang bersifat non hukum dan pengadaan koleksi

(14)

Kejaksaan Negeri Surakarta, bahan koleksi yang bersifat non hukum

meliputi :

Kamus, Buku ilmu agama, Buku ilmu sosial, Buku ilmu pengetahuan,

Buku ilmu ekonomi, Buku Ilmu Teknologi Informasi, Buku ilmu

perpustakaan, Majalah, Koran dan Buletin.

Penyusunan koleksi diatur dan dilakukan sebagi berikut :

a. Untuk bahan pustaka buku, awalnya disusun berdasarkan nomor

inventaris lalu kini berdasarkan nomor klasifikasi

b. Untuk bahan pustaka khusus (peraturan perundang-undangan),

disusun berdasarkan nomor inventaris

c. Untuk bahan pustaka langka, disusun berdasarkan tahun.

Tabel 1.1 Daftar Koleksi Buku Perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta

No. Koleksi Perpustakaan Jumlah Eksemplar

1 Peraturan Menteri 4 Eksemplar

2 Peraturan Presiden 10 Eksemplar

3 Peraturan Pemerintahan 2 Eksemplar

4 Peraturan Daerah 6 Eksemplar

(15)

6 Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR) 5 Eksemplar

7 Peraturan Jaksa 60 Eksemplar

8 Yurisprodensi 57 Eksemplar

9 Pidato Kenegaraan 60 Eksemplar

10 Laporan Tahunan 10 Eksemplar

11 Koleksi Asing 63 Eksemplar

12 Himpunan Lembaran Daerah 9 Eksemplar

13 Koleksi Dasar (Disiplin Ilmu yang Berkaitan) 421 Eksemplar

14 Koleksi Disiplin Ilmu Lain 240 Eksemplar

Total Jumlah Koleksi 1163 Eksemplar

Sumber: Perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta

2.10 Fasilitas dan Sarana Prasarana a. Komputer SIMKARI

Komputer SIMKARI merupakan alat bantu dalam pengelolaan

administrasi secara komputerisasi yang terintegrasi ke seluruh unit kerja di

Kejaksaan Agung. Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri seluruh

Indonesia di bawah tanggung jawab Pusat Informasi Data Statistik

Kriminal dan Teknologi Informasi. Ruang Komputer SIMKARI terletak

(16)

dengan fasilitas pendingin ruangan dan listrik yang cukup memadai.

Aplikasi SIMKARI dibangun berbasiskan web yang tidak membutuhkan

instalasi pada masing-masing computer pengguna (workstation), untuk

mengakses Aplikasi SIMKARI hanya membutuhkan browser, Mozilla

Firefox, Internet Explorer seperti mengakses website di internet.

Aplikasi ini hanya bisa diakses melalui jaringan WAN khusus

Kejaksaan RI (VPN Kejaksaan), sehingga tidak dapat diakses masyarakat

umum, hal ini dimaksudkan untuk menjamin keamanan data SIMKARI,

oleh sebab itu user harus memastikan bahwa komputer yang digunakan

sudah terkoneksi dengan jaringan VPN SIMKARI.

b. Ruang Baca

Di ruang baca para pemustaka dilingkungan Kejaksaan Negeri

Surakarta bisa mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan informasi melalui

mambaca diruang baca yang nyaman dan bersih.

c. Komputer OPAC

Dengan adanya komputer OPAC, maka pemustaka dapat lebih mudan

dan efisien dalam mencari bahan pustaka yang dibutuhkan.

d. Ruang Tamu

Ruang tamu di perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta dapat

(17)

khusus dengan para pegawai serta dapat berfungsi sebagai tempat untuk

bersantai bagi para pengunjung dan pegawai Kejaksaan.

Tabel 1.2 Inventaris Barang Perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta

No. Nama Barang Jumlah

1. Lemari/Rak buku 5 buah

2. Meja Petugas 1 buah

3. Meja Baca 3 buah

4. Meja Tamu 1 buah

5. Kursi 5 buah

6. Sofa 2 buah

7. Kotak Penyimpanan Katalog 4 buah

8. Rak Surat Kabar/Koran 1 buah

9. Komputer OPAC 1 buah

10. AC 1 buah

11. Jam Dinding 1 buah

12. Dispenser 1 buah

13. Almari 1 buah

Sumber: Perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta, 2015

2.11 Layanan Perpustakaan

Jasa layanan perpustakaaan kejaksaan dimanfaatkan oleh semua pegawai

(18)

perpustakaan memnggunakan system layanan terbuka. Maka petugas

diharuskan untuk melakukan penataan bahan pustaka secara sistematis,

mengawasi secara efektif dan efisien agar kehilangan koleksi dapat diterka

serendah mungkin.

Untuk memenuhi kebutuhan informasi para pemustaka, jasa layanan

perpustakaan dapat dimanfaatkan dengan cara meminjam, membaca,

mendengar dan melihat koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan Kejaksaan

Negeri Surakarta. Namun dilarang untuk meminjam koleksi-koleksi yang

dimiliki seperti

a. koleksi khusus

b. koleksi langka

c. koleksi inti

2.12 Waktu Layanan Perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta

Waktu layanan di perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta adalah setiap

jam kerja, yaitu :

Jam pelayanan :

Senin – Kamis : 08.00 WIB – 16.00 WIB Jum’at : 09.00 WIB – 15.00 WIB

Jam Istirahat :

Senin – Kamis : 12.00 WIB – 13.00 WIB Jum’at : 11.30 WIB – 13.00 WIB

(19)

2.13 Tata Tertib Perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta

Adapun tata tertib dan ketentuan peminjaman buku di Perputakaan Kantor

Kejaksaan Negeri Surakarta, yaitu:

A. Tata Tertib

1) Pengunjung diwajibkan mengisi buku tamu yang telah disediakan

2) Pengunjung harus berlaku sopan dan dapat menjaga ketertiban serta

kebersihan

3) Pengunjung harus berpakaian pantas dan rapi

4) Selama berada didalam ruang baca perpustakaan, pengunjung harus

tenang (tidak berisik, membuat gaduh atau sejenisnya)

5) Pengunjung dilarang merokok, makan dan minum didalam ruangan

B. Ketentuan Peminjaman Buku Di Perpustakaan

1) Peminjaman buku maksimal satu minggu

2) Jumlah buku yang dipinjam maksimal tiga judul buku

3) Bila buku yang dipinjam hilang, maka harus mengganti sesuai dengan

buku yang dipinjam

4) Pengunjung yang akan melakukan fotocopy buku harus melapor

Gambar

Tabel 1.1  Daftar Koleksi Buku Perpustakaan Kejaksaan Negeri Surakarta
Tabel 1.2  Inventaris  Barang  Perpustakaan  Kejaksaan  Negeri  Surakarta

Referensi

Dokumen terkait

minor uncertainty dibenarkan). Jadi oleh sebab ketiadaan fatwa tentang Altcoin lagi buat masa ini, kita mempunyai dua pilihan. Pilihan yang pertama adalah senang – kita

Orang tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk mengetahui segala sesuatu dan alam semesta, merasa cukup dengan diri sendiri dan menjaga jarak, serta menghindari kesan bodoh atau

Dalam bab ini akan mengungkapkan secara umum mengenai sejarah tarekat di Indonesia yang meliputi, masuknya Tarekat Tijaniyah di Desa Blado Wetan, Banyuanyar,

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia dan kemurahan-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan bidang ilmu psikologi khususnya dalam bidang sosio-industri dan perilaku konsumen khususnya terhadap

Dari hasil tinjauan kritis terhadap model penyuluhan agama, dapat disimpulkan bahwa dalam perencanaan program penyuluhan agama, secara keseluruhan belum membebaskan

Kehadiran sepenuhnya manusia bagi segenap anggota komunitas bumi ini nyata dalam tutur-lakunya dalam berelasi. Kehadiran mereka adalah cerminan akan kehadiran Allah

Namun, jika ada prosedur yang tidak bisa dikerjakan di dalam BSC maka prosedur tersebut dapat dikerjakan di luar BSC dengan melengkapi peralatan pengamanan personal,