• Tidak ada hasil yang ditemukan

VISI, MISI, DAN PROGRAM PRIORITAS SEANDAINYA MENJADI MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VISI, MISI, DAN PROGRAM PRIORITAS SEANDAINYA MENJADI MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS UAS MATA KULIAH ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN

VISI, MISI, DAN PROGRAM PRIORITAS SEANDAINYA MENJADI

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Aceng Rahmat, M.Pd.

Atikah Solihah NIM 7317167488

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PROGRAM DOKTORAL (S3) PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2016

(2)

VISI, MISI, DAN PROGRAM PRIORITAS SEANDAINYA MENJADI

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Prof.**Dr.* Atikah Solihah, M.Pd.

Prakata

Tidak mudah untuk membayangkan diri menjadi seorang menteri yang bertanggung jawab terhadap kecerdasan anak bangsa serta pemikul beban kemajuan peradaban suatu negara. Tugas menjadi menteri pendidikan pasti merupakan tugas yang berat karena ratusan juta warga negara Indonesia memiliki harapan terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia. Hasil PISA dan survei internasional lain sering menempatkan Indonesia pada peringkat yang tidak menggembirakan dalam bidang pendidikan. Hal itu merupakan tantangan tersendiri bagaimana mengangkat pendidikan di Indonesia agar sejajar dengan bangsa maju di dunia. Sekalipun demikian, kita mengetahui bahwa secara khusus banyak insan Indonesia yang memiliki kapasitas kecerdasan yang luar biasa sehingga mampu pula memenangkan berbagai olimpiade sains. Dengan sebuah perenungan, saya mencobamenyusun visi, misi, dan program prioritas seandainya menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Indonesia.

Visi

Mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun generasi yang terdidik serta berbudaya dalam kerangka Ketuhanan Yang Maha Esa.

Misi

1. Melakukan pemerataan kesempatan dalam bidang pendidikan untuk semua wilayah di Indonesia.

(3)

3. Mengoptimalkan potensi pelaku pendidikan.

4. Meningkatkan kecerdasan anak Indonesia yang diiringi dengan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

5. Mewujudkan generasi emas Indonesia yang berkarakter.

6. Mewujudkan sarana pendidikan yang mudah diakses, bersih, dan manusiawi dengan tata kelola yang melibatkan masyarakat.

Program Prioritas

Terdapat 11 program yang akan diprioritaskan ketika menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

1. Meningkatkan Partisipasi Anak Indonesia dalam Wajib Belajar 12 Tahun

Tuhan Yang Maha Esa telah menganugerahkan bangsa Indonesia berbagai suku bangsa dengan luas wilayah yang tersebar di berbagai pulai. Saat ini masih cukup banyak anak Indonesia, terutama yang berada di kepulauan terpencil atau di pelosok daerah yang belum dapat menikmati pemebelajaran di sekolah sampai 12 tahun atau sampai jenjang SMA. Standar minimal jenjang sekolah selama 12 tahun akan meningkatkan mutu manusia Indonesia secara menyeluruh. Untukitu, perlu juga dilakukan inovasi pembelajaran dalam bentuk alternatif yang tetap bermutu agar makin banyak anak Indonesia yang menuntaskan wajib belajar 12 tahun.

2. Meningkatkan Partisipasi Anak Indonesia yang Berkebutuhan Khusus Pendidik, tenaga kependidikan, dan masyarakat harus dapat mengidentifiksi anak-anak yang berkebutuhan khusus. Anak Indonesia yang memiliki kebutuhan khusus dapat difasilitasi sesuai dengan kebutuhannya. Jika kapasitas kebutuhannya masih dapat ditoleransi oleh sekolah umum, anak tersebut dilayani di sekolah umum. Jika membutuhkan sarana dan penanganan yang khusus, anak tersebut dilayani di sekolah khusus. Anak-anak berkebutuhan khusus, jika berkaitan dengan cacat fisik, dapat diberi bekal keterampilan yang sesuai untuk masa depan mereka.

(4)

3. Melakukan Pemerataan Secara Proporsional Sarana, Prasarana, dan Anggaran dalam Bidang Pendidikan

Masyarakat di daerah tertinggal atau di pedalaman masih banyak yang tidak memiliki sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Bahkan, saat ini terdapat satu desa yang belum memiliki aliran listrik. Oleh karena itu, pemerataan dalam bidang sarana dan prasarana ini sangat penting. Dari segi anggaran, kementerian akan memberikan secara proporsional dana dari pusat serta akan bekerja sama dengan daerah agar memberikan dana yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan di wilayahnya masing-masing. Pemerataan dana pembangunan yang diberikan harus dikontrol sehingga terlihat kemajuan dan perubahan terhadap aliran dana yang diberikan dari pemerintah pusat. Dalam hal ini, pemerintah pusat pun harus dapat bekerja sama dengan pemerintah daerah, sesuai dengan era saat ini yang merupakan era otonomi daerah dengan otonomi pendidikan.

4. Melakukan Program Berkesinambungan dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran

Program yang telah dilakukan dalam meningkatkan mutu pembelajaran selalu dilakukan. Akan tetapi, sering program tersebut tidak berkesinambungan, baik terhadap program sebelumnya maupun program institusi lain. Oleh karena itu, diperlukan suatu usaha sinkronisasi antarwaktu dan sinkronisasi antarlembaga dalam menggagas program selanjutnya. Dengan program yang berkesinambungan, peningkatan mutu dapat dikontrol. Sisi administratif dalam pembelajaran harus dikurangi agar guru dapat berfokus pada peningkatan mutu pembelajaran di kelas.

5. Melakukan Pertukaran Pelajar Antarwilayah

Indonesia terdiri atas beragam suku bangsa yang wilayahnya tersebar dari Sabang sampai Merauke. Kemajuan suatu wilayah seringkali terlihat jauh berbeda dengan wilayah lain. Kesenjangan dalam berbagai sisi terlihat. Sekalipun hal itu merupakan fakta kebinekaan, dalam hal meraih kemajuan pendidikan seharusnya kesenjangan mutu tidak terjadi. Salah satu upaya

(5)

yang dapat dilakukan adalah pertukaran pelajar dan pertukaran guru antardaerah.Dalam masa yang telah ditentukan, misalnya sebulan, guru dan pelajar tertentu dapat menimba pengalaman dan ilmu dari apa yang dilakukan oleh wilayah lain dalam hal kebijakan bidang pendidikan.

6. Membentuk Sinergi Mentor Pendidikan

Dalam mencapai kemajuan bersama, hal yang perlu dilakukan adalah bekerja sama dan berkolaborasi. Kemajuan pendidikan tidak mungkin diraih oleh sebagian pelaku pendidikan. Kemajuan pendidikan akan dapat tercapai jika pelaku pendidikan dapat bekerja sama dan berkolaborasi. Untuk itu, dibutuhkan sinergi mentor pendidikan. Jika selama ini dikenal terminologi pengawas sekolah atau penilai sertifikasi, terminologi tersebut diubah menjadi mentor pendidikan. Mentor pendidikan adalah para pelaku pendidikan yang memiliki kemampuan dan kompetensi yang tinggi yang menjadi mentor bagi pelaku pendidikan dengan kompetensi yang lebih rendah. Mentor pendidikan sifatnya pembinaan untuk kemajuan bersama. Kompetisi dapat dilakukan antarkelompok mentor sehingga masing-masing kelompok akan mengembangkan sumber daya untuk meningkatkan kemajuan pendidikan, mulai dari tahap desa/kelurahan sampai provinsi.

7. Mengembangkan Pendidikan Luar Sekolah yang Berkualitas

Pendidikan luar sekolah seperti pendidikan rumah (home schooling), pendidikan terbuka, dan pendidikan kesetaraan merupakan suatu alternatif dalam bidang pendidikan untuk memperluas jangkauan peserta didik yang terkendala oleh berbagai faktor. Pendidikan luar sekolah, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta, harus dikembangkan dengan baik oleh pemerintah. Keterlibatan masyarakat juga sangat penting, terutama orang tua siswa, agar pendidikan tetatp berlangsung.

8. Meningkatkan mutu generasi Indonesia yang berkarakter

Budaya Indonesia yang beragam harus dibalut dengan karakter yang berbudi. Kecerdasan manusia Indonesia juga harus diiringi dengan karakter yang berbudi. Untuk itu, perlu diterbitkan materi ajar tentang budi pekerti. Selain dalam bentuk materi ajar, pemahaman tentang karakter

(6)

tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan literasi, baik dalam bentuk penyediaan buku literasi maupun kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan interaksi siswa terhadap buku-buku yang mengarahkannya padakarakter yang baik.

9. Melakukan Kesinambungan Program dan Kurikulum

Program yang berkesinambungan merupakan suatu keharusan agar energi dan dana yang telah dikeluarkan untuk suatu program dapat bersesuaian dengan program sebelumnya. Dalam hal kaitannya dengan kurikulum, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menyempurnakan kurikulum yang telah ada. Penyempurnaan akan dilakukan tanpa harus memberikan perubahan yang drastis dari segi sistem agar pelaku pendidikan dapat beradaptasi dengan baik.

10. Memelopori Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Sebagai kementerian yang bergerak dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, Kemendikbud juga harus dapat menjadi pelopor dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekolah tidak hanya tempat peralihan ilmu pengetahuan antara guru dan siswa, tetapi juga tempat proyek-proyek ilmu pengetahuan dilakukan oleh guru dan siswa. Mereka harus dapat mengadaptasi berbagai ilmu yang dipelajari dari buku ajar agar dapat bermanfaat dalam kehidupan. Siswa harus tahu muara dari ilmu-ilmu yang dipelajarinya di sekolah. Hal itu akan dikuatkan kembali ketika mereka memasuki masa kuliah.

11. Menciptakan Administrasi Pendidikan yang Cepat dan Tepat

Sering kali kesempatan untuk menyelesaikan masalah dalam bidang pendidikan terkendala oleh administrasi. Kecepatan dan ketepatan dalam penyelesaian masalah harus dilakukan agar dapat langsung berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan. Penyelesaian masalah atau penanganan kendala yang berlarut-larut dapat memunculkan sikap apatis masyarakat. Oleh karnea itu, menciptakan administrasi birokrasi pendidikan yang cepat dan tepat merupakan suatu kebutuhan terhadap reaksi atas dinamika situasi dan kondisi.

Referensi

Dokumen terkait

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menjadi bagian dari sebuah program prioritas nasional

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menjadi bagian dari sebuah program prioritas nasional

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menjadi bagian dari sebuah program prioritas nasional

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menjadi bagian dari sebuah program prioritas nasional

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menjadi bagian dari sebuah program prioritas nasional

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menjadi bagian dari sebuah program prioritas nasional

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menjadi bagian dari sebuah program prioritas nasional

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menjadi bagian dari sebuah program prioritas nasional