PENYELENGGARAAN
PERGURUAN TINGGI
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
TINGGI
• Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan
setelah pendidikan menengah yang mencakup
program diploma, program sarjana, program
magister, program doktor, dan program
profesi, serta program spesialis, yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi
berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia
• Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan
Pendidikan Tinggi berfungsi
• a. mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa;
• b. mengembangkan Sivitas Akademika yang
inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya
saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan
Tridharma; dan
• c. mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi dengan memperhatikan dan
• Dalam hal penyelenggaraan pendidikan tinggi
keagamaan, tanggung jawab, tugas, dan
wewenang dilaksanakan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang agama.
KEBEBASAN AKADEMIK, KEBEBASAN MIMBAR
AKADEMIK DAN OTONOMI KEILMUAN
• Kebebasan akademik merupakan kebebasan
Sivitas Akademika dalam Pendidikan Tinggi
untuk mendalami dan mengembangkan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi secara
bertanggung jawab melalui pelaksanaan
Tridharma.
• Kebebasan mimbar akademik merupakan
wewenang profesor dan/atau Dosen yang
memiliki otoritas dan wibawa ilmiah untuk
menyatakan secara terbuka dan bertanggung
jawab mengenai sesuatu yang berkenaan dengan
rumpun ilmu dan cabang ilmunya.
• (3) Otonomi keilmuan merupakan otonomi Sivitas
Akademika pada suatu cabang Ilmu Pengetahuan
dan/atau Teknologi dalam menemukan,
mengembangkan, mengungkapkan, dan/atau
mempertahankan kebenaran ilmiah menurut
TUGAS DOSEN
• Dosen secara perseorangan atau
berkelompok wajib menulis buku ajar
atau buku teks, yang diterbitkan oleh
Perguruan Tinggi dan/atau publikasi
ilmiah sebagai salah satu sumber belajar
dan untuk pengembangan budaya
akademik serta pembudayaan kegiatan
baca tulis bagi Sivitas Akademika.
JENIS PENDIDIKAN
• Pendidikan akademik merupakan Pendidikan
Tinggi program sarjana dan/atau program
pascasarjana yang diarahkan pada penguasaan
dan pengembangan cabang Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi.
• Pendidikan vokasi merupakan Pendidikan Tinggi
program diploma yang menyiapkan Mahasiswa
untuk pekerjaan dengan keahlian terapan
• Pendidikan profesi merupakan Pendidikan
Tinggi setelah program sarjana yang
menyiapkan Mahasiswa dalam pekerjaan yang
memerlukan persyaratan keahlian khusus.
Permasalahan Operasional Penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi dan Penyelenggaranya (Perg. Tinggi)
Belum adanya bentuk kelembagaan yang memadai untuk mendukung otonomi perguruan tinggi, baik PTN maupun PTS
Belum adanya standar pend. tinggi yang mencakup pengembangan & pemanfaatan
iptek dg nilai humaniora beserta penjaminan kepatuhannya
Belum adanya kerangka tata kelola yang baik bagi semua perg. tinggi dalam mengelola sumberdaya (Keu.,SDM,Aset, ..)
Masih besarnya hambatan memperoleh pendidikan tinggi, baik dari segi ekonomi,
geografi, maupun sosial.
Kurang dianggap pentingnya penelitian, komitmen pendanaan, dan penghargaan
Belum setaranya pendidikan yg
mengutamakan pengetahuan (akademik) dan keterampilan (vokasi), serta profesi
Aturan bentuk kelembagaan perg. tinggi dan prinsip
penye-lenggaraan pendidikan tinggi Aturan Tata Kelola Perguruan Tinggi beserta prinsip otonomi
pengelolaan perguruan tinggi
Aturan penerimaan calon mahasiswa dan pemerataan
pembangunan perg. tinggi
Aturan tentang dana peneliti-an dpeneliti-an penghargapeneliti-an peneliti Kesetaraan jenis dan jenjang
pendidikan tinggi dan kesetaraan hak dosennya
1
2
3
4
6
5
Undan
g
Undan
g
Pend
id
ik
an
Ting
gi
Ketentuan tentang SNPT sebagai perluasan dari SNP dan sistem penjaminan mutu1
2
3
4
6
5
10S O S I A L I S A S I
Undang Undang No 12 Tahun 2012
Tentang
Pendidikan Tinggi
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
PENDIDIKAN TINGGI
Kepemimpinan
Yang
kokoh
(Berbagi)
Sumberdaya
(Sentuhan)
TIK
(Integrasi)
Proses
Efisiensi &Efektivitas
(Mengurangi Input,
Meningkatkan Hasil)
13
• Perluasan dan Jaminan Akses
• Pengembangan Tridharma secara utuh
• Kesetaraan
• Penguatan Pendidikan Vokasi
• Keutuhan jenjang pendidikan
• Otonomi
• Sistem penjaminan mutu
• Memastikan tanggungjawab negara dan
menghindari liberalisasi & komersialisasi PT
• Ketentuan Umum
• Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi
• Penjaminan Mutu
• Perguruan Tinggi
• Pendanaan dan Pembiayaan
• Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Oleh Lembaga Negara Asing
• Peran Masyarakat
• Sanksi Administratif
• Ketentuan Pidana
• Ketentuan Lain-lain
• Ketentuan Peralihan
• Ketentuan Penutup
UU Pendidikan Tinggi
Alasan Perlunya UU Pendidikan Tinggi
Pemerintah mengusahakan dan menyeleng-garakan satu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdas-kan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan UU
Ayat 3:
UU No. 20 Tahun 2003 (Sisdiknas)
Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia.
Ayat 5:
UU No. 14 Tahun 2005 (Guru & Dosen)
UUD 1945 Perubahan ke IV, Pasal 31 Tentang Pendidikan dan Kebudayaan
Perlunya jaminan bahwa pemerintah memajukan iptek dengan memperhatikan dan menerapkan humaniora secara terintegrasi dalam Sisdiknas, sekaligus sbg wadah
bagi dosen menjalankan tugas utamanya
Pendidikan: usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran ....
Pendidikan Tinggi adalah pendidikan sesudah pendidikan menengah...
Dosen ....dengan tugas utama mentransfor-masikan, mengembangkan, dan menyebar-luaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
?
Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola
sendiri lembaganya....
UU No. 20 Th. 2003 (Sisdiknas)
Konstruksi Pendidikan Tinggi
Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi
Prinsip Otonomi Pengelolaan Perguruan Tinggi
Pendidik
an
Penel
iti
an
Peng
abd
ian
K
pd
Mas
yar
ak
at
Berkembangnya SDM dan Iptek
Bangsa yang Berkehidupan Cerdas,
Sejahtera, dan Berbudaya
Sumber Daya (SDM, Keuangan, Aset, Data,...)
St
and
ar
Per
atur
an
Perund
ang
an
Azas Pendidikan Tinggi
Pemeliharaan dan Penyebarluasan
Amar Putusan MK
No: 11-14-12-126-136/PUU-VII/2009 (31 Maret 2010) Tentang UU Badan Hukum Pendidikan
• Tidak boleh terjadi penyeragaman
bentuk lembaga pendidikan
• Pemerintah tidak boleh lepas
tanggung jawab keuangan untuk
penyelenggaraan pendidikan
• Tidak terjadi liberalisasi dan
komersialisasi pendidikan
Menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam
penyusunan UU PT
Prinsip Pengelolaan PT
• Nirlaba
• Akuntabel
• Transparan
• Mutu
HAL PENTING BARU DALAM UU DIKTI
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
19 19
PERPADUAN ANTARA PENDIDIKAN FORMAL,
PROFESIONALISME, PENGALAMAN KERJA DAN KARIR:
Pencapaian Level pada KKNI Melalui Berbagai Jalur
SMP SMA D1 D2 D3 S1 D4 P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 L3 L1 L2
Polit
eknik
Univ
er
sit
as,
Ins
titut
,
Se
kolah
Ting
gi
Program ProfesiAk
ademi
K
omunit
as
Ak
ade
mi
Jenis & Jenjang Pendidikan Tinggi dan Bentuk
Perguruan Tinggi
(Ps 16-32)
Program Sarjana Program D-1 Program D-2 Program D-3 Program D-4 Program Magister Program Doktor Kementerian, Kementerian lain, LPNK, Profesi.1
2
3
4
5
7
8
9
6
PROGRAM PROFESI AHLI TEKNISI/ ANALIS OPERATOR AHLI TEKNISI/ ANALIS OPERATORS2
S1
S3
SMU
PROFESI SPESIALIS 2
DIII
DII
DI
SMK
DIV/ S1T
S3T
S2T
SPESIALIS 1S2
S1
S3
Sekolah Menengah UmumS2(T)
D I
D IV
D III
D II
S3(T)
Profesi
Spesialis
Sekolah Menengah Kejuruan
1
2
3
4
5
7
8
9
6
1
2
3
4
5
7
8
9
6
Hak Penyelenggaraan Program PT
Bentuk PT Jenis Program PT
Akademik Vokasi Profesi/Spesialis
Akademi Komunitas
Akademi
Sekolah Tinggi
Institut
Universitas
Politeknik
S1 S2 S3 S1 S2 S3 S1 S2 S3 D1 D2 D1 D2 D3 D3 D4 MT DR T D3 D4 MT DR T D4 MT DR T D1 D2 D3 PR SP PR SP PR SP MT D3 Pengaturan eksisting Pengaturan baru D3 D4 MT DR T PR SPJenjang Karir Akademik Dosen
DOSEN PADA PT
JABATAN AKADEMIK
Asisten Ahli
Lektor
Lkt Kepala
Profesor
Akademi Komunitas
Akademi
Sekolah Tinggi
Institut
Universitas
Politeknik
Pengaturan eksisting Pengaturan baruPersyaratan Dosen
DOSEN PADA PT
Kualifikasi pendidikan/Pengakuan Tingkat
Kompetensi KKNI
D3+/5
S1/SST/6 S2/MST/8
S3/DRT/9
Akademi Komunitas
Akademi
Sekolah Tinggi
Institut
Universitas
Politeknik
Pengaturan eksisting Pengaturan baruPerijinan dan Akreditasi (Baru)
PT
Institusi
Program Studi
Ijin
Terbit
Terbit
Akreditasi
Minimum
Minimum
Pendirian Prodi baru harus telah memenuhi syarat minimum
akreditasi, sehingga pada saat izin Prodi keluar, otomatis sudah
Standar Nasional PT
Jenjang
Isi Proses Lulusan PTK Sarpras Kelola Biaya Penilaian LingkupPendidikan
Dasar
Delapan
Standar Nasional Pendidikan (SNP)
Pendidikan
Pendidikan
Menengah
PendidikanPendidikan
Tinggi
Delapan
Standar Nasional Pendidikan Tinggi
(SNPT)
Pendidikan, Penelitian, Pengabdian Kpd Masy. BaruPenjaminan Mutu
PT BAN LAM PRO LAM WIL
INST PRODI
Internal
✔Eksternal
✔Bisa
Bisa
Bisa
Catatan:
+ Semua standar mengacu pada SNP dari BSNP yang ditetapkan Menteri
+ Semua didasarkan pada Pangkalan Data Pendidikan Tinggi yang dikelola Menteri
+ LAM PRO: Lembaga Akreditasi Mandiri
+ LAM WIL: Lembaga Akkreditasi Wilayah (BAN)
+
Bisa: Pengaturan baru
Sistem penjaminan mutu internal dan eksternal untuk
mecapai kualifikasi capaian pembelajaran
BSNP menyusun Standar Nasional Pendidikan untuk tercapainya
kualifikasi pada KKNI
Implementasi kurikulum
Sistem Penjaminan Mutu Internal
PERGURUAN TINGG
I Sistem Penjaminan Mutu EksternalMenyusun
capaian
pembelajaran
Program
Studi berbasis
KKNI
• Tercapainya Kualifikasi lulusan sesuai deskriptorPerluasan Akses dan Jaminan Kepastian
•Universitas/Institut Negeri di setiap Provinsi
•Akademi Komunitas di Setiap
Kabupaten/Kota
•Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan
Khusus unt Jenjang Pendidikan Tinggi
•Pengembangan sumber belajar terbuka
(open educational resources)
•Penggunaan teknologi informasi dan
telekomunikasi (INHERENT)
Ketersediaan
Perluasan Akses dan Jaminan Kepastian
•Penetapan standar biaya satuan oleh
Menteri
•Pembatasan pungutan pada mahasiswa
(tidak memberatkan)
•Jaminan akses non diskriminatif
•Jaminan pembiayaan bagi masyarakat
miskin yang memenuhi syarat akademik
•Pengalokasian 20% kapasitas penerimaan
untuk mahasiswa miskin dan prioritas untuk
calon mhs dari daerah 3T
Perluasan Akses dan Jaminan Kepastian
•Larangan penggunaan penerimaan
mahasiswa baru utk tujuan komersial
•Kepastian bagi yang memenuhi syarat
akademik untuk dapat kuliah
•Jaminan bagi yang telah masuk untuk
menyelesaikan kuliah dalam batas waktu
yang ditentukan
•Dukungan beasiswa, bantuan biaya
pendidikan, pembebasan SPP, pinjaman
tanpa bunga bagi yang tidak mampu
Jaminan Kepastian
Lembaga
Penjamin
Mutu
Perguruan
Tinggi
Sistem Penjaminan Mutu
Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
Perguruan
Tinggi
BSNP
BAN-PT
Lembaga
Layanan Pend.
Tinggi
Lembaga
Akreditasi
Mandiri
Lembaga
Akreditasi
Mandiri
Lembaga
Akreditasi
Mandiri
Perguruan
Tinggi
Masyarakat
Pemerintah
Ketentuan Baru Ketentuan Saat IniPendidikan Tinggi Keagamaan
• Pemerintah atau masyarakat dapat
menyelenggarakan PT Keagamaan
• PT Keagamaan dapat berbentuk: Universitas,
Institut, Sekolah Tinggi, Akademi dan Ma’had
Ali, Pasraman, Seminari, dan bentuk lain yang
sejenis
• Ketentuan mengenai PT Keagamaan diatur
dengan Peraturan Pemerintah
Tata Kelola & Otonomi
(Baru)
Aspek I II III
Kelembagaan Satker Satker Badan hukum
Organisasi & Tata kelola
Pola Satker Pola Satker + Mandiri
Aset Negara Negara Dipisahkan
Alokasi APBN Mekanisme APBN melalui Kemdikbud langsung
Mekanisme APBN melalui Kemdikbud langsung
Mekanisme subsidi atas penyediaan pelayanan publik Penetapan tarif Kementerian & PTN Didelegasikan oleh
Menkeu Ke Kementerian & PTN
Organ PTN
PNBP PNBP PNBP digunakan langsung Bukan PNBP
Pelaporan LKPP LKPP Diintegrasi LKPP
Kepegawaian PNS PNS Pegawai PTN + PNS
diperbantukan Akuntabilitas Menteri Menteri + Menkeu Pemangku
Otonomi Perguruan Tinggi & Kelembagaannya
Otonomi
Perguruan Tinggi Negeri
Otonomi Bidang
Akademik
Otonomi Bidang
Non-Akademik
Otonomi Penuh (sesuai perundangan) Badan Hukum (Statuta dg PP) Satker PPK-BLU (Statuta dg Permen) Satker PPK-Negara (Statuta dg Permen) 37 PPK : Pola Pengelolaan KeuanganDengan adanya tiga macam tatakelola tersebut, berarti
tidak ada penyeragaman (amar putusan MK)
Otonomi Perguruan Tinggi & Kelembagaannya
Otonomi
Perguruan Tinggi Swasta
Otonomi Bidang
Akademik
Otonomi Bidang
Non-Akademik
Otonomi Penuh
(sesuai perundangan) Ditentukan oleh Badan
Penyelenggara PTS a.l. yayasan
Bentuk tatakelola ditentukan oleh Badan Penyelenggara PTS
(a.l. Yayasan) masing-masing, berarti tidak ada penyeragaman
Penyelenggaraan Otonomi PTN
POLA PENGELOLAAN
KEUANGAN
BADAN LAYANAN UMUM
BADAN HUKUM
Sesuai dengan
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang
Perbendaharaan Negara dan UU
20 Tahun 1997 tentang PNBP
UU PT
Telah diatur dalam PP 23/2005
Tentang BLU dan PP 66/2010.
-Diatur dlm Statuta PP
(usulan dari PTN-BH)
- Sebagian diatur dengan PP
(bentuk dan mekanisme
Pengelolaan Transisi Perguruan Tinggi BHMN
PTN BH
(SESUAI
RUU
DIKTI)
STATUTA DENGAN PPPT BHMN
&
EX BHMN
SELAMA MASA TRANSISI MAX 2 TAHUN MENGGUNAKAN
PPK BLU
SESUAI PP Bentuk dan Mekanisme Pendanaan PTN-BH
Praktik Pengelolaan Keuangan PT BHMN Kini
1. Pengelolaan Keuangan mirip dengan Pola Pengelolaan BLU:
a. Mendapatkan alokasi APBN yang dikelola sesuai dengan
mekanisme APBN.
b. Mengelola PNBP secara otonom, dipertanggunjawabkan
dan dikonsolidasikan dalam Laporan Keuangan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Aset tidak terpisah, kacuali IPB dan Unair.
3. Program dan Anggaran (khususnya komponen PNBP)
dievaluasi dan ditetapkan oleh Majelis Wali Amanah.
4. Pengelolaan SDM PNS dan Non-PNS
Pendanaan dan Pembiayaan Perguruan Tinggi
• Pemerintah bertanggung jawab dalam
pendanaan pendidikan tinggi (dialokasikan
dalam APBN).
• Sebagian alokasi BOPTN untuk biaya
penelitian.
• Pemerintah daerah dapat memberikan
dukungan pendanaan pendidikan tinggi
(dialokasikan dalam APBD).
• Alokasi untuk calon mahasiswa tidak
mampu
Pemerintah memfasilitasi dunia usaha dan dunia
industri dengan aktif memberikan bantuan dana
kepada Perguruan Tinggi.
Pemerintah memberikan insentif kepada dunia
usaha/ industri atau masyarakat yang
memberikan bantuan penyelenggaraan
pendidikan tinggi.
Pemerintah menetapkan standar satuan biaya
operasional pendidikan tinggi dan dipergunakan
PTN untuk menetapkan biaya yang ditanggung
oleh mahasiswa.
Dana Pendidikan berasal dari APBN
diberikan kepada:
PTN untuk investasi, operasi, dosen dan
tenaga kependidikan, dan pengembangan
PTS untuk tunjangan profesi dosen,
tunjangan kehormatan profesorinvestasi
dan pengembangan
Mahasiswa sebagai dukungan biaya
Perguruan Tinggi Asing
• Perguruan Tinggi Asing (negara lain) yang
sudah terakreditasi dan/atau diakui di
negaranya, dapat menyelenggarakan
pendidikan tinggi di wilayah NKRI.
• Pemerintah
menetapkan daerah, jenis,
dan program studi
yang dapat
diselenggarakan Perguruan Tinggi Asing.
• Penyelenggara pendidikan Asing wajib:
– melakukan kerja sama dengan Perguruan
Tinggi Indonesia atas izin Pemerintah
– berprinsip nirlaba
– mengangkat dosen dan tenaga
kependidikan warga negara Indonesia.
– mendukung kepentingan nasional.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai Perguruan
Tinggi Asing diatur dalam Peraturan Menteri.
Penyelenggaraan PT oleh KL Lain
Pemerintah mengusahakan dan menyeleng-garakan SATU SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL,
yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdas-kan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan UU
Ayat 3:
UU Nomor 20/2003 (Sisdiknas)
UUD 1945 Perubahan ke IV, Pasal 31
Kemdikbud penanggung jawab bidang pendidikan
UU Pendidikan Tinggi
MENGATUR PENGELOLAAN PT
K/L LAIN
BEKERJASAMA DG PT UNTUK
PENDIDIKAN
KEDINASAN/PROFESI
UU Pendidikan Tinggi
MENGATUR PENGELOLAAN PT
PENGELOLAAN PT OLEH K/L
LPNK DIATUR DENGAN PP
Manfaat UU PT
Entitas Manfaat
Masyarakat
Memiliki banyak pilihan jenis pendidikan tinggi yang setara Jaminan dapat kuliah sesuai dengan kemampuan akademiknya Biaya kuliah yang dikendalikan sehingga lebih terjangkau
Jaminan memperoleh layanan pendidikan bermutu
Dunia Usaha Memanfaatkan penelitian di perguruan tinggi untuk inovasinya Memperoleh insentif bagi yang memberikan bantuan ke PT
Perguruan Tinggi
Dijamin otonomi akademiknya
Memiliki fleksibilitas dalam pengelolaan sumber daya untuk meningkatkan mutunya
Memperoleh dukungan pendanaan dari pemerintah melalui bantuan operasional pendidikan tinggi
Pemerintah
Dapat mendorong perguruan tinggi untuk memajukan iptek melalui pelaksanaan tridharma secara komprehensif dan terpadu
Dapat memberikan layanan pendidikan tinggi yang berkesetaraan Dosen Jaminan memperoleh dana penelitian