• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYELENGGARAAN PERGURUAN TINGGI. Dedi Mulyasana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENYELENGGARAAN PERGURUAN TINGGI. Dedi Mulyasana"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PENYELENGGARAAN

PERGURUAN TINGGI

(2)

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

TINGGI

• Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan

setelah pendidikan menengah yang mencakup

program diploma, program sarjana, program

magister, program doktor, dan program

profesi, serta program spesialis, yang

diselenggarakan oleh perguruan tinggi

berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia

• Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan

(3)

Pendidikan Tinggi berfungsi

• a. mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa;

• b. mengembangkan Sivitas Akademika yang

inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya

saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan

Tridharma; dan

• c. mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi dengan memperhatikan dan

(4)

• Dalam hal penyelenggaraan pendidikan tinggi

keagamaan, tanggung jawab, tugas, dan

wewenang dilaksanakan oleh menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di

bidang agama.

(5)

KEBEBASAN AKADEMIK, KEBEBASAN MIMBAR

AKADEMIK DAN OTONOMI KEILMUAN

• Kebebasan akademik merupakan kebebasan

Sivitas Akademika dalam Pendidikan Tinggi

untuk mendalami dan mengembangkan

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi secara

bertanggung jawab melalui pelaksanaan

Tridharma.

(6)

• Kebebasan mimbar akademik merupakan

wewenang profesor dan/atau Dosen yang

memiliki otoritas dan wibawa ilmiah untuk

menyatakan secara terbuka dan bertanggung

jawab mengenai sesuatu yang berkenaan dengan

rumpun ilmu dan cabang ilmunya.

• (3) Otonomi keilmuan merupakan otonomi Sivitas

Akademika pada suatu cabang Ilmu Pengetahuan

dan/atau Teknologi dalam menemukan,

mengembangkan, mengungkapkan, dan/atau

mempertahankan kebenaran ilmiah menurut

(7)

TUGAS DOSEN

• Dosen secara perseorangan atau

berkelompok wajib menulis buku ajar

atau buku teks, yang diterbitkan oleh

Perguruan Tinggi dan/atau publikasi

ilmiah sebagai salah satu sumber belajar

dan untuk pengembangan budaya

akademik serta pembudayaan kegiatan

baca tulis bagi Sivitas Akademika.

(8)

JENIS PENDIDIKAN

• Pendidikan akademik merupakan Pendidikan

Tinggi program sarjana dan/atau program

pascasarjana yang diarahkan pada penguasaan

dan pengembangan cabang Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi.

• Pendidikan vokasi merupakan Pendidikan Tinggi

program diploma yang menyiapkan Mahasiswa

untuk pekerjaan dengan keahlian terapan

(9)

• Pendidikan profesi merupakan Pendidikan

Tinggi setelah program sarjana yang

menyiapkan Mahasiswa dalam pekerjaan yang

memerlukan persyaratan keahlian khusus.

(10)

Permasalahan Operasional Penyelenggaraan

Pendidikan Tinggi dan Penyelenggaranya (Perg. Tinggi)

Belum adanya bentuk kelembagaan yang memadai untuk mendukung otonomi perguruan tinggi, baik PTN maupun PTS

Belum adanya standar pend. tinggi yang mencakup pengembangan & pemanfaatan

iptek dg nilai humaniora beserta penjaminan kepatuhannya

Belum adanya kerangka tata kelola yang baik bagi semua perg. tinggi dalam mengelola sumberdaya (Keu.,SDM,Aset, ..)

Masih besarnya hambatan memperoleh pendidikan tinggi, baik dari segi ekonomi,

geografi, maupun sosial.

Kurang dianggap pentingnya penelitian, komitmen pendanaan, dan penghargaan

Belum setaranya pendidikan yg

mengutamakan pengetahuan (akademik) dan keterampilan (vokasi), serta profesi

Aturan bentuk kelembagaan perg. tinggi dan prinsip

penye-lenggaraan pendidikan tinggi Aturan Tata Kelola Perguruan Tinggi beserta prinsip otonomi

pengelolaan perguruan tinggi

Aturan penerimaan calon mahasiswa dan pemerataan

pembangunan perg. tinggi

Aturan tentang dana peneliti-an dpeneliti-an penghargapeneliti-an peneliti Kesetaraan jenis dan jenjang

pendidikan tinggi dan kesetaraan hak dosennya

1

2

3

4

6

5

Undan

g

Undan

g

Pend

id

ik

an

Ting

gi

Ketentuan tentang SNPT sebagai perluasan dari SNP dan sistem penjaminan mutu

1

2

3

4

6

5

10

(11)

S O S I A L I S A S I

Undang Undang No 12 Tahun 2012

Tentang

Pendidikan Tinggi

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(12)

PENDIDIKAN TINGGI

Kepemimpinan

Yang

kokoh

(Berbagi)

Sumberdaya

(Sentuhan)

TIK

(Integrasi)

Proses

Efisiensi &Efektivitas

(Mengurangi Input,

Meningkatkan Hasil)

(13)

13

• Perluasan dan Jaminan Akses

• Pengembangan Tridharma secara utuh

• Kesetaraan

• Penguatan Pendidikan Vokasi

• Keutuhan jenjang pendidikan

• Otonomi

• Sistem penjaminan mutu

• Memastikan tanggungjawab negara dan

menghindari liberalisasi & komersialisasi PT

(14)

• Ketentuan Umum

• Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi

• Penjaminan Mutu

• Perguruan Tinggi

• Pendanaan dan Pembiayaan

• Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Oleh Lembaga Negara Asing

• Peran Masyarakat

• Sanksi Administratif

• Ketentuan Pidana

• Ketentuan Lain-lain

• Ketentuan Peralihan

• Ketentuan Penutup

(15)

UU Pendidikan Tinggi

Alasan Perlunya UU Pendidikan Tinggi

Pemerintah mengusahakan dan menyeleng-garakan satu sistem pendidikan nasional yang

meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdas-kan

kehidupan bangsa, yang diatur dengan UU

Ayat 3:

UU No. 20 Tahun 2003 (Sisdiknas)

Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi

nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta

kesejahteraan umat manusia.

Ayat 5:

UU No. 14 Tahun 2005 (Guru & Dosen)

UUD 1945 Perubahan ke IV, Pasal 31 Tentang Pendidikan dan Kebudayaan

Perlunya jaminan bahwa pemerintah memajukan iptek dengan memperhatikan dan menerapkan humaniora secara terintegrasi dalam Sisdiknas, sekaligus sbg wadah

bagi dosen menjalankan tugas utamanya

Pendidikan: usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran ....

Pendidikan Tinggi adalah pendidikan sesudah pendidikan menengah...

Dosen ....dengan tugas utama mentransfor-masikan, mengembangkan, dan menyebar-luaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

?

Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola

sendiri lembaganya....

UU No. 20 Th. 2003 (Sisdiknas)

(16)

Konstruksi Pendidikan Tinggi

Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi

Prinsip Otonomi Pengelolaan Perguruan Tinggi

Pendidik

an

Penel

iti

an

Peng

abd

ian

K

pd

Mas

yar

ak

at

Berkembangnya SDM dan Iptek

Bangsa yang Berkehidupan Cerdas,

Sejahtera, dan Berbudaya

Sumber Daya (SDM, Keuangan, Aset, Data,...)

St

and

ar

Per

atur

an

Perund

ang

an

Azas Pendidikan Tinggi

Pemeliharaan dan Penyebarluasan

(17)

Amar Putusan MK

No: 11-14-12-126-136/PUU-VII/2009 (31 Maret 2010) Tentang UU Badan Hukum Pendidikan

• Tidak boleh terjadi penyeragaman

bentuk lembaga pendidikan

• Pemerintah tidak boleh lepas

tanggung jawab keuangan untuk

penyelenggaraan pendidikan

• Tidak terjadi liberalisasi dan

komersialisasi pendidikan

Menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam

penyusunan UU PT

(18)

Prinsip Pengelolaan PT

• Nirlaba

• Akuntabel

• Transparan

• Mutu

(19)

HAL PENTING BARU DALAM UU DIKTI

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

19 19

(20)

PERPADUAN ANTARA PENDIDIKAN FORMAL,

PROFESIONALISME, PENGALAMAN KERJA DAN KARIR:

Pencapaian Level pada KKNI Melalui Berbagai Jalur

SMP SMA D1 D2 D3 S1 D4 P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 L3 L1 L2

(21)

Polit

eknik

Univ

er

sit

as,

Ins

titut

,

Se

kolah

Ting

gi

Program Profesi

Ak

ademi

K

omunit

as

Ak

ade

mi

Jenis & Jenjang Pendidikan Tinggi dan Bentuk

Perguruan Tinggi

(Ps 16-32)

Program Sarjana Program D-1 Program D-2 Program D-3 Program D-4 Program Magister Program Doktor Kementerian, Kementerian lain, LPNK, Profesi.

(22)

1

2

3

4

5

7

8

9

6

PROGRAM PROFESI AHLI TEKNISI/ ANALIS OPERATOR AHLI TEKNISI/ ANALIS OPERATOR

S2

S1

S3

SMU

PROFESI SPESIALIS 2

DIII

DII

DI

SMK

DIV/ S1T

S3T

S2T

SPESIALIS 1

(23)

S2

S1

S3

Sekolah Menengah Umum

S2(T)

D I

D IV

D III

D II

S3(T)

Profesi

Spesialis

Sekolah Menengah Kejuruan

1

2

3

4

5

7

8

9

6

1

2

3

4

5

7

8

9

6

(24)

Hak Penyelenggaraan Program PT

Bentuk PT Jenis Program PT

Akademik Vokasi Profesi/Spesialis

Akademi Komunitas

Akademi

Sekolah Tinggi

Institut

Universitas

Politeknik

S1 S2 S3 S1 S2 S3 S1 S2 S3 D1 D2 D1 D2 D3 D3 D4 MT DR T D3 D4 MT DR T D4 MT DR T D1 D2 D3 PR SP PR SP PR SP MT D3 Pengaturan eksisting Pengaturan baru D3 D4 MT DR T PR SP

(25)

Jenjang Karir Akademik Dosen

DOSEN PADA PT

JABATAN AKADEMIK

Asisten Ahli

Lektor

Lkt Kepala

Profesor

Akademi Komunitas

Akademi

Sekolah Tinggi

Institut

Universitas

Politeknik

Pengaturan eksisting Pengaturan baru

(26)

Persyaratan Dosen

DOSEN PADA PT

Kualifikasi pendidikan/Pengakuan Tingkat

Kompetensi KKNI

D3+/5

S1/SST/6 S2/MST/8

S3/DRT/9

Akademi Komunitas

Akademi

Sekolah Tinggi

Institut

Universitas

Politeknik

Pengaturan eksisting Pengaturan baru

(27)

Perijinan dan Akreditasi (Baru)

PT

Institusi

Program Studi

Ijin

Terbit

Terbit

Akreditasi

Minimum

Minimum

Pendirian Prodi baru harus telah memenuhi syarat minimum

akreditasi, sehingga pada saat izin Prodi keluar, otomatis sudah

(28)

Standar Nasional PT

Jenjang

Isi Proses Lulusan PTK Sarpras Kelola Biaya Penilaian Lingkup

Pendidikan

Dasar

Delapan

Standar Nasional Pendidikan (SNP)

Pendidikan

Pendidikan

Menengah

Pendidikan

Pendidikan

Tinggi

Delapan

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

(SNPT)

Pendidikan, Penelitian, Pengabdian Kpd Masy. Baru

(29)

Penjaminan Mutu

PT BAN LAM PRO LAM WIL

INST PRODI

Internal

Eksternal

Bisa

Bisa

Bisa

Catatan:

+ Semua standar mengacu pada SNP dari BSNP yang ditetapkan Menteri

+ Semua didasarkan pada Pangkalan Data Pendidikan Tinggi yang dikelola Menteri

+ LAM PRO: Lembaga Akreditasi Mandiri

+ LAM WIL: Lembaga Akkreditasi Wilayah (BAN)

+

Bisa: Pengaturan baru

(30)

Sistem penjaminan mutu internal dan eksternal untuk

mecapai kualifikasi capaian pembelajaran

BSNP menyusun Standar Nasional Pendidikan untuk tercapainya

kualifikasi pada KKNI

Implementasi kurikulum

Sistem Penjaminan Mutu Internal

PERGURUAN TINGG

I Sistem Penjaminan Mutu Eksternal

Menyusun

capaian

pembelajaran

Program

Studi berbasis

KKNI

• Tercapainya Kualifikasi lulusan sesuai deskriptor

(31)

Perluasan Akses dan Jaminan Kepastian

•Universitas/Institut Negeri di setiap Provinsi

•Akademi Komunitas di Setiap

Kabupaten/Kota

•Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan

Khusus unt Jenjang Pendidikan Tinggi

•Pengembangan sumber belajar terbuka

(open educational resources)

•Penggunaan teknologi informasi dan

telekomunikasi (INHERENT)

Ketersediaan

(32)

Perluasan Akses dan Jaminan Kepastian

•Penetapan standar biaya satuan oleh

Menteri

•Pembatasan pungutan pada mahasiswa

(tidak memberatkan)

•Jaminan akses non diskriminatif

•Jaminan pembiayaan bagi masyarakat

miskin yang memenuhi syarat akademik

•Pengalokasian 20% kapasitas penerimaan

untuk mahasiswa miskin dan prioritas untuk

calon mhs dari daerah 3T

(33)

Perluasan Akses dan Jaminan Kepastian

•Larangan penggunaan penerimaan

mahasiswa baru utk tujuan komersial

•Kepastian bagi yang memenuhi syarat

akademik untuk dapat kuliah

•Jaminan bagi yang telah masuk untuk

menyelesaikan kuliah dalam batas waktu

yang ditentukan

•Dukungan beasiswa, bantuan biaya

pendidikan, pembebasan SPP, pinjaman

tanpa bunga bagi yang tidak mampu

Jaminan Kepastian

(34)

Lembaga

Penjamin

Mutu

Perguruan

Tinggi

Sistem Penjaminan Mutu

Pangkalan Data

Pendidikan Tinggi

Perguruan

Tinggi

BSNP

BAN-PT

Lembaga

Layanan Pend.

Tinggi

Lembaga

Akreditasi

Mandiri

Lembaga

Akreditasi

Mandiri

Lembaga

Akreditasi

Mandiri

Perguruan

Tinggi

Masyarakat

Pemerintah

Ketentuan Baru Ketentuan Saat Ini

(35)

Pendidikan Tinggi Keagamaan

• Pemerintah atau masyarakat dapat

menyelenggarakan PT Keagamaan

• PT Keagamaan dapat berbentuk: Universitas,

Institut, Sekolah Tinggi, Akademi dan Ma’had

Ali, Pasraman, Seminari, dan bentuk lain yang

sejenis

• Ketentuan mengenai PT Keagamaan diatur

dengan Peraturan Pemerintah

(36)

Tata Kelola & Otonomi

(Baru)

Aspek I II III

Kelembagaan Satker Satker Badan hukum

Organisasi & Tata kelola

Pola Satker Pola Satker + Mandiri

Aset Negara Negara Dipisahkan

Alokasi APBN Mekanisme APBN melalui Kemdikbud langsung

Mekanisme APBN melalui Kemdikbud langsung

Mekanisme subsidi atas penyediaan pelayanan publik Penetapan tarif Kementerian & PTN Didelegasikan oleh

Menkeu Ke Kementerian & PTN

Organ PTN

PNBP PNBP PNBP digunakan langsung Bukan PNBP

Pelaporan LKPP LKPP Diintegrasi LKPP

Kepegawaian PNS PNS Pegawai PTN + PNS

diperbantukan Akuntabilitas Menteri Menteri + Menkeu Pemangku

(37)

Otonomi Perguruan Tinggi & Kelembagaannya

Otonomi

Perguruan Tinggi Negeri

Otonomi Bidang

Akademik

Otonomi Bidang

Non-Akademik

Otonomi Penuh (sesuai perundangan) Badan Hukum (Statuta dg PP) Satker PPK-BLU (Statuta dg Permen) Satker PPK-Negara (Statuta dg Permen) 37 PPK : Pola Pengelolaan Keuangan

Dengan adanya tiga macam tatakelola tersebut, berarti

tidak ada penyeragaman (amar putusan MK)

(38)

Otonomi Perguruan Tinggi & Kelembagaannya

Otonomi

Perguruan Tinggi Swasta

Otonomi Bidang

Akademik

Otonomi Bidang

Non-Akademik

Otonomi Penuh

(sesuai perundangan) Ditentukan oleh Badan

Penyelenggara PTS a.l. yayasan

Bentuk tatakelola ditentukan oleh Badan Penyelenggara PTS

(a.l. Yayasan) masing-masing, berarti tidak ada penyeragaman

(39)

Penyelenggaraan Otonomi PTN

POLA PENGELOLAAN

KEUANGAN

BADAN LAYANAN UMUM

BADAN HUKUM

Sesuai dengan

UU No. 1 Tahun 2004 Tentang

Perbendaharaan Negara dan UU

20 Tahun 1997 tentang PNBP

UU PT

Telah diatur dalam PP 23/2005

Tentang BLU dan PP 66/2010.

-Diatur dlm Statuta PP

(usulan dari PTN-BH)

- Sebagian diatur dengan PP

(bentuk dan mekanisme

(40)

Pengelolaan Transisi Perguruan Tinggi BHMN

PTN BH

(SESUAI

RUU

DIKTI)

STATUTA DENGAN PP

PT BHMN

&

EX BHMN

SELAMA MASA TRANSISI MAX 2 TAHUN MENGGUNAKAN

PPK BLU

SESUAI PP Bentuk dan Mekanisme Pendanaan PTN-BH

(41)

Praktik Pengelolaan Keuangan PT BHMN Kini

1. Pengelolaan Keuangan mirip dengan Pola Pengelolaan BLU:

a. Mendapatkan alokasi APBN yang dikelola sesuai dengan

mekanisme APBN.

b. Mengelola PNBP secara otonom, dipertanggunjawabkan

dan dikonsolidasikan dalam Laporan Keuangan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Aset tidak terpisah, kacuali IPB dan Unair.

3. Program dan Anggaran (khususnya komponen PNBP)

dievaluasi dan ditetapkan oleh Majelis Wali Amanah.

4. Pengelolaan SDM PNS dan Non-PNS

(42)

Pendanaan dan Pembiayaan Perguruan Tinggi

• Pemerintah bertanggung jawab dalam

pendanaan pendidikan tinggi (dialokasikan

dalam APBN).

• Sebagian alokasi BOPTN untuk biaya

penelitian.

• Pemerintah daerah dapat memberikan

dukungan pendanaan pendidikan tinggi

(dialokasikan dalam APBD).

• Alokasi untuk calon mahasiswa tidak

mampu

(43)

Pemerintah memfasilitasi dunia usaha dan dunia

industri dengan aktif memberikan bantuan dana

kepada Perguruan Tinggi.

Pemerintah memberikan insentif kepada dunia

usaha/ industri atau masyarakat yang

memberikan bantuan penyelenggaraan

pendidikan tinggi.

Pemerintah menetapkan standar satuan biaya

operasional pendidikan tinggi dan dipergunakan

PTN untuk menetapkan biaya yang ditanggung

oleh mahasiswa.

(44)

Dana Pendidikan berasal dari APBN

diberikan kepada:

PTN untuk investasi, operasi, dosen dan

tenaga kependidikan, dan pengembangan

PTS untuk tunjangan profesi dosen,

tunjangan kehormatan profesorinvestasi

dan pengembangan

Mahasiswa sebagai dukungan biaya

(45)

Perguruan Tinggi Asing

• Perguruan Tinggi Asing (negara lain) yang

sudah terakreditasi dan/atau diakui di

negaranya, dapat menyelenggarakan

pendidikan tinggi di wilayah NKRI.

• Pemerintah

menetapkan daerah, jenis,

dan program studi

yang dapat

diselenggarakan Perguruan Tinggi Asing.

(46)

• Penyelenggara pendidikan Asing wajib:

– melakukan kerja sama dengan Perguruan

Tinggi Indonesia atas izin Pemerintah

– berprinsip nirlaba

– mengangkat dosen dan tenaga

kependidikan warga negara Indonesia.

– mendukung kepentingan nasional.

• Ketentuan lebih lanjut mengenai Perguruan

Tinggi Asing diatur dalam Peraturan Menteri.

(47)

Penyelenggaraan PT oleh KL Lain

Pemerintah mengusahakan dan menyeleng-garakan SATU SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL,

yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdas-kan

kehidupan bangsa, yang diatur dengan UU

Ayat 3:

UU Nomor 20/2003 (Sisdiknas)

UUD 1945 Perubahan ke IV, Pasal 31

Kemdikbud penanggung jawab bidang pendidikan

UU Pendidikan Tinggi

MENGATUR PENGELOLAAN PT

K/L LAIN

BEKERJASAMA DG PT UNTUK

PENDIDIKAN

KEDINASAN/PROFESI

UU Pendidikan Tinggi

MENGATUR PENGELOLAAN PT

PENGELOLAAN PT OLEH K/L

LPNK DIATUR DENGAN PP

(48)

Manfaat UU PT

Entitas Manfaat

Masyarakat

Memiliki banyak pilihan jenis pendidikan tinggi yang setara Jaminan dapat kuliah sesuai dengan kemampuan akademiknya Biaya kuliah yang dikendalikan sehingga lebih terjangkau

Jaminan memperoleh layanan pendidikan bermutu

Dunia Usaha Memanfaatkan penelitian di perguruan tinggi untuk inovasinya Memperoleh insentif bagi yang memberikan bantuan ke PT

Perguruan Tinggi

Dijamin otonomi akademiknya

Memiliki fleksibilitas dalam pengelolaan sumber daya untuk meningkatkan mutunya

Memperoleh dukungan pendanaan dari pemerintah melalui bantuan operasional pendidikan tinggi

Pemerintah

Dapat mendorong perguruan tinggi untuk memajukan iptek melalui pelaksanaan tridharma secara komprehensif dan terpadu

Dapat memberikan layanan pendidikan tinggi yang berkesetaraan Dosen Jaminan memperoleh dana penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Seperti halnya pestisida berbahan baku dari tanaman, pestisida nabati dari daun encok juga potensial untuk dikembangkan, mengingat sangat sedikit penelitian yang

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen pengumpulan data utama yaitu kuisioner (angket), dengan skala pengukuran instrumen berbentuk skala likert. Skala

Audit Operasional Proses Produksi dan Keselamatan Kerja Karyawan pada PT Mafahtex untuk Meningkatkan Kinerja Perusahaan.. Stella Florensia

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara interaksi teman sebaya terhadap prestasi belajar siswa pada mata

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 65 Peraturan Daerah Kabupaten Paser Nomor 2 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah,

Berdasarkan data yang diperoleh tentang cara menawarkan sawah, bahwasannya penjual dalam menawarkan sawah bersikap baik, dikarenakan hal tersebut untuk menarik minat

Pada tahap implementasi ini merupakan penerapan aplikasi dari hasil perancangan sistem untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Implementasi

Program Linear dapat digunakan untuk menentukan campuran makanan ternak yang efisien, praktis dan relatif mudah digunakan [1]. Sesuai definisi, program linear